Dokumen : SUEK-SOP-K3-003
PROSEDUR Revisi :0
1. TUJUAN.
1.1 Perlindungan karyawan dan orang lain yang berada di tempat kerja terhadap
kecelakaan kerja.
1.2 Kedisiplinan penggunaan alat pelindung diri pada daerah – daerah yang telah
ditentukan.
1.3 Kesesuaian pemakaian alat pelindung diri yang tepat dan memenuhi standar
keselamatan kerja.
2. RUANG LINGKUP.
2.1 Prosedur ini berlaku untuk seluruh Operasional di Wilayah PT SRI ULINA ERSADA
KARINA.
2.2 Bagian-bagian tubuh yang biasanya dilindungi :
a. Kepala : Otak, Mata, Telinga, Hidung, Wajah.
b. Badan : Dada, Perut.
2.3 Anggota Tubuh : Kaki & Tangan.
2.4 Tubuh secara keseluruhan.
3. PENANGGUNGJAWAB.
Penanggung jawab prosedur ini adalah Pimpinan Unit, seluruh Head Departemen dan
Ahli K3.
4. REFERENSI.
4.1 Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Nomor : Per.05/MEN/1996 Tanggal 12 Desember
1996, Pedoman Teknis Audit Sistem Managemen Keselamatandan Kesehatan Kerja
Lampiran II.
4.3 Permenaker No.08 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri.
Approved By,
Kedok Las : Alat Pelindung Mata dan Wajah terhadap sinar las.
Safety Belt : Alat Pelindung Diri dari kejatuhan bilamana seseorang berada di
suatu ketinggian tertentu.
Face Shield : Alat Pelindung Wajah dari debu-debu ataupun bahan berbahaya
lainnya yang membahayakan wajah.
Respirator : Alat Pelindung Hidung yang dilengkapi dengan penetralisir terhadap
bahan yang membahayakan pemakai (biasanya bahan kimia).
Arc Welding : Las Listrik.
Acytilene Welding : Pengelasan yang menggunakan bahan acytilene.
Coz Welding : Pengelasan yang menggunakan Coz.
Safety Shoes : Sepatu keselamatan yang berguna untuk melindungi telapak, jari
dan tumit kaki sampai betis dari kemungkinan kecelakaan kerja.
5. PROSEDUR KERJA.
5.1 Alat Pelindung Diri diberikan kepada karyawan ataupun orang lain yang berada di
tempat kerja sesuai dengan kemampuan perusahaan.
5.2 Alat Pelindung Diri hanya dipinjamkan perusahaan kepada karyawan dan/atau orang
lain yang kebetulan berada ditempat kerja, dan statusnya adalah milik perusahaan.
5.3 Alat Pelindung Diri yagn rusak atau habis masa pakainya dengan ketentuan yang
diputuskan oleh para Pimpinan Unit Operasional.
5.4 Karyawan yang diberi alat pelindung diri adalah karyawan yang tugas kerjanya sesuai
dengan hasil Odentifikasi Penggunaan Alat Pelindung Diri pada prosedur ini, dan
diusulkan oleh Pimpinan Unit atau aas pertimbangan dari P2K3, dan telah
mendapatkan persetujuan dari Managemen.
5.5 Alat Pelindung Diri yang tidak dipakai setiap hari (misalnya ear muff, helmet, masker
untuk bahan kimia, dll) pengaturan dan penyimpanannya diatur oleh Pimpinan Unit.
5.6 Frekuensi PenggantianAlat Pelindung Diri diatur oleh Pimpinan Unit atau atas usulan
dari P2K3 dalam suatu ketentuan operasional, dengan persetujuan dari Managemen.
5.7 Pemeliharaan alat pelindung diri wajib dilakukan oleh para pemakai (tenaga kerja)
yang bersangkutan. Monitoring (pengecekan) untuk alat pelindung diri dapat
dilakukan oleh atasan langsung karyawan atau Pimpinan Unit Operasionalnya.
Ketentuan Pemeliharaan dan Monitoring dibuat oleh Pimpinan Unit atau atas usulan
dari P2K3.
5.8 Bagi karyawan yang telah diberi dan diharuskan memakai alat pelindung diri, tetapi
tidak mau memakainya saat melakukan pekerjaan ditempat kerja, maka ia dapat
dikenakan Sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan.
5.9 Kedisiplinan ”Bagi siapa saja yang melanggar bagian manapun dari Prosedur ini akan
dikenai Tindak Disipliner yang berat. Atasan terkait harus mempertimbangkan
minimal Surat Peringatan”.
Approved By,
6. FLOWCHART.
Selesai
Approved By,
7. LAMPIRAN.
Approved By,