Anda di halaman 1dari 6

Jawaban no 1

a. Secara sederhana, studi Islam didefinisikan sebagai "kajian islam". Definisi ini memiliki
makna dan definisi yang luas. Ini wajar karena setiap istilah akan berbeda menurut orang
yang menafsirkannya.Rumusan dan pemaknaan yang dihasilkan oleh masing-masing
penafsir akan berbeda karena latar belakang mereka berbeda, termasuk pendidikan,
bidang keilmuan, pengalaman, dan variabel lainnya.Selain itu, istilah "Study Islam"
berasal dari gabungan kata "Study" dan "Islam", yang masing-masing memiliki
pengertian yang berbeda.studi adalah aktivitas yang dilakukan dengan niat untuk
mendapatkan informasi, memperoleh pemahaman yang lebih baik, atau meningkatkan
keterampilan. Studi Islam telah menunjukkan kepada dunia bahwa ajaran Islam dapat
membantu seseorang untuk menjalani kehidupan yang lebih baik tanpa mengorbankan
keyakinan agamanya. Pikiran yang terbuka serta menghilangkan kesalahpahaman tentang
ajaran Islam ialah dua manfaat tambahan dari mempelajari Islam. Secara sederhana, studi
Islam dapat didefinisikan sebagai upaya untuk mengetahui, memahami, dan membahas
secara mendalam aspek-aspek agama Islam, termasuk ajarannya, sejarahnya, dan aspek
lainnya. Tujuan utama dari program studi Islam di perguruan tinggi ialah untuk
membantu para mahasiswa berkembang menjadi individu yang utuh yang beriman dan
bertakwa kepada Sang Pencipta, memiliki sifat-sifat luhur, terlibat pada pemikiran yang
filosofis, dinamis, serta rasional, memiliki pandangan yang luas, dan bekerja sama
dengan pemeluk agama lain dalam memajukan usaha-usaha artistik, ilmiah, serta
teknologi.
b. Kajian tentang Islam oleh Muslim (insider) dan Orientalisme Barat (outsider) berbeda dalam
metode, perspektif, dan fokus penelitian. Berikut ini adalah beberapa perbedaan yang signifikan:
1. Metode dan sudut pandang: Kajian Islam di Barat menggunakan metode dan sudut pandang
yang berbeda dengan kajian Islam di belahan Timur, seperti Arab. Edward Said, yang
mempromosikan orientalisme, menyatakan bahwa kajian Islam di Barat mengikuti
kecenderungan, konteks intelektual, ekonomi, dan kecenderungan historis tertentu .
2. Fokus utama: Studi tentang Islam di Barat biasanya berpusat pada konteks historis, sosial, dan
politik, sementara studi tentang Islam di belahan Timur lebih berfokus pada aspek teologis,
agama, dan budaya.
3. Perspektif dan Latar Belakang: Pandangan kajian Islam tentang Orientalisme dipengaruhi oleh
keprihatinan, pemahaman agama, dan budaya akademik[2]. Studi yang dilakukan oleh orang-
orang Muslim dan orang-orang dari Orientalisme Barat mungkin memiliki pandangan yang
berbeda tentang peran dan persepsi agama Islam.
4. Pandangan tentang Al-Quran: Studi tentang Muslim dan orientalisme Barat meneliti perbedaan
dalam cara orang Islam dan orientalis memandang Al-Quran, mulai dari cara mereka
mengajarkannya hingga cara mereka menginterpretasikannya.
5. Reaksi terhadap Orientalisme: Berbagai reaksi terhadap penelitian Muslim tentang Islam dan
Orientalisme muncul. Beberapa penganut agama Islam menyambut teori-teori yang dibuat oleh
para orientalis, tetapi banyak orang lain menyatakan pandangan negatif terhadap agama
c. Beberapa metode pendekatan yang digunakan untuk mempelajari Islam antara lain:
1. Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial: Memahami studi Islam dengan menggunakan sosiologi,
antropologi, ilmu politik, dan psikologi.
2. Pendekatan Historis: Menegaskan betapa pentingnya studi Islam mempelajari hubungan antara
peristiwa dan perubahan.
3. Pendekatan Metodologi Studi Islam (MSI): menerapkan aspek metodologisnya dalam studi
Islam, dengan penekanan kuat pada metodologi penelitian.
4. Pendekatan Psikologi Agama: Menggunakan metode psikologi untuk menentukan tingkat
ajaran Islam dan bagaimana perbedaan berdampak pada proses dan emosi.
5. Pendekatan Antropologi: Mempelajari budaya dan sastra Islam untuk menentukan pesan Islam
penting dalam konteks ketakutan dan masyarakat.
6. Pendekatan Filsafat Ilmu: Mempelajari ide-ide dalam ilmu agama melalui filsafat untuk
memahami ajaran Islam dan bagaimana mereka berfungsi di dalam kehipupan manusia.
7. Pendekatan Hermeneutik dan Kritis: Mempelajari teks Al-Quran dan Hadits serta
mengeksplorasi cara-cara pelanggaran dalam penelitian Islam.
Memahami ajaran Islam secara menyeluruh, universal, dan komprehensif, menjelaskan
solusi untuk masalah yang terjadi dalam Islam, mengidentifikasi tingkat dan tingkat
ajaran Islam, memahami konsep filsafat dalam ilmu agama, mengkaji interpretasi dan
pergaulan kajahatan dalam studi Islam, dan memahami dampak dari berbagai pendekatan
studi Islam terhadap masyarakat.

Jawaban no 2
a. Umat Islam pertama kali berkumpul pada tahun 601-622 Masehi, saat Al Qur'an diwahyukan
kepada Nabi Muhammad. Ada suatu masa ketika suku Quraisy mungkin menargetkan kelas
menengah ke bawah, yang mencakup mayoritas pendukung Nabi Muhammad. Namun, posisi
Nabi Muhammad cukup aman, karena beliau adalah keponakan Abu Thalib dan kepala suku
Quraisy. Oleh karena itu, suku Quraisy melarangnya pergi ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
Dari tahun 622 hingga 632 Masehi, sebuah masa yang dikenal sebagai Periode Madinah. Pasar,
masjid, Piagam Madinah, dan rekonsiliasi kaum Anshar dan Muhajirin adalah beberapa proyek
yang ia mulai selama masa pemerintahannya. Ketika berkonflik dengan pemerintahan Ghazwu,
beliau menggunakan serangan mendadak untuk meminimalisir kerugian. Tidak ada pertumpahan
darah atau korban luka selama Fathul Makkah yang terjadi pada tahun 630 Masehi. Pada tahun
632 M, masa kenabian Muhammad telah berakhir.
Baik kemampuan kenabiannya, seperti yang terlihat dalam tablignya, maupun ketajaman
politiknya, seperti yang ditunjukkan dalam pemecahan masalahnya yang luar biasa, ditampilkan
sepenuhnya dalam khotbah-khotbah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Sebagai contoh,
ada dua jenis khotbah terbuka dengan sembunyi-sembunyi di Mekah. Dalam hal ini, kita melihat
metode yang digunakan Nabi untuk mendorong para pengikutnya untuk menghormati Allah
SWT. Meskipun Nabi menghadapi beberapa rintangan yang berat dalam menjalankan amanat
Allah, semuanya berjalan tanpa hambatan karena karunia Allah. Seiring dengan bertambahnya
jumlah orang yang mengikuti Nabi, semakin sulit pula untuk mencegah tindakan kekerasan kaum
Quraisy untuk memadamkan ajarannya. Nabi harus menggunakan metode diplomatis serta
persuasif. Bagaimanapun, Nabi terus mendakwahkan Islam.
b. Islam mengalami perkembangan pesat selama pemerintahan Khulafa' al-Rasyidun.
Berikut adalah beberapa poin penting yang berkaitan dengan perkembangan Islam selama periode
tersebut:
1. Kepemimpinan Khulafa' al-Rasyidun: Islam membuat langkah besar selama pemerintahan
empat khalifah: Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, serta Abu Bakar Ash-
Shiddiq.
2. Pengembangan Pola Negara: Rasulullah diganti oleh Khulafa' al-Rasyidun sebagai pemimpin
agama dan kepala negara atau pemerintahan.
3. Pertumbuhan Peradaban Islam: Pada periode ini, terjadi berkembangnya wilayah Islam,
pembangunan infrastruktur, dan penerbitan ulang Al-Quran.
4. Kontribusi Khalifah: Banyak kontribusi yang dibuat oleh setiap khalifah dalam kemajuan
Islam. Misalnya, sahabat Rasulullah yang paling setia dan orang pertama yang memeluk agama
Islam adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Perluasan kekuasaan Islam Umar bin Khattab mencakup
Suriah, Palestina, Mesir, dan Persia, serta penerapan prinsip demokratis dalam pemerintahannya.
Infrastruktur seperti bendungan, jalan, dan jembatan dibangun di Madinah oleh Utsman bin
Affan.
5. Penggantian Wakil Islam: Salah satu bagian dari perjuangan Islam untuk memperluas wilayah
kekuasaan adalah penggantian wakil Islam dari Mekkah ke Suriah selama masa Khulafa' al-
Rasyidun Karena banyak perkembangan dan kebangkitan dalam berbagai bidang kehidupan
Muslim, masa Khulafa' al-Rasyidun dianggap sebagai periode kemajuan dalam sejarah

c. Dalam beberapa hal, Islam di masa Umayyah dan Abbasiyah berbeda. Sementara pemerintahan
Umayyah menggunakan monarki, pemerintahan Abbasiyah menggunakan intikhab. Baik Daulah
Umayyah maupun Daulah Abbasiyah lebih menekankan aspek militer dan ekspansi wilayah,
tetapi Daulah Umayyah dan Abbasiyah lebih toleran terhadap kaum mawali dan syi'ah. Pada
masa Umayyah, wilayah Islam di Mesir, Mengistir, dan Jazirah menjadi lebih besar. Pada masa
Abbasiyah, wilayah Islam di Mesir, Mengistir, dan Jazirah menjadi lebih besar, dan Eropa dan
Baghdad menjadi lebih lemah.
Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara Islam Umayyah dan Abbasiyah, termasuk
struktur pemerintahan, kebijakan ekonomi, dan kebudayaan:
1. Sistem Administrasi:
- Daulah Umayyah menggunakan monarki, yang memungkinkan pergantian khalifah berdasarkan
keturunan .
- Daulah Abbasiyah menggunakan sistem intikhab, di mana dewan penasehat memilih khalifah.
2. Kebijakan Bisnis:
- Daulah Umayyah memprioritaskan aspek militer dan pengembangan wilayah .
- Daulah Abbasiyah lebih menekankan aspek budaya dan ilmu pengetahuan .
3. Budaya:
- Daulah Umayyah melakukan diskriminasi yang lebih besar terhadap kaum mawali, yang
merupakan kelompok muslim non-Arab, dan syi'ah.
- Daulah Abbasiyah lebih menerima kaum mawali dan syi'ah .
4. Kantor Pemerintah:
- Daulah Umayyah memindahkan Damaskus sebagai ibu kota pemerintahan Islam dari Kufah.
- Ibu kota kekuasaan Islam dipindah ke Baghdad oleh Daulah Abbasiyah.
5. Perluasan Wilayah Islam: Daulah Umayyah berkonsentrasi untuk memperluas wilayahnya di
Mengistir, Mesir, dan Jazirah .
- Daulah Abbasiyah mencakup peningkatan wilayah di Mengistir, Mesir, dan Jazirah, dan
kekhiripan di Eropa dan Baghdad.
Masa Umayyah dan Abbasiyah adalah periode penting dalam sejarah Islam karena keduanya
memberikan kontribusi yang berbeda kepada berbagai aspek kehidupan Muslim
d. Islam mengalami evolusi yang panjang dan rumit selama Abad Pertengahan dan Abad Modern.
Pada masa Pertengahan (1258–1800 M), Islam mengalami kemunduran dan pecahnya. Kekuatan
khalifah menurun, dan perpecahan terjadi antara Sunni dan Syi'ah, serta Arab dan Persia. Namun,
saat ini juga ada beberapa kerajaan Islam yang berdiri, seperti Kerajaan Aceh Darussalam,
Kerajaan Demak, dan Kerajaan Mataram, yang sangat membantu mempertahankan eksistensi
Islam dan identitasnya di Indonesia [3]. Umat Islam di masa modern, dari tahun 1800 hingga
sekarang, berusaha untuk mengetahui apa yang menyebabkan Islam jatuh dan mundur, serta
mencari cara untuk meningkatkan kualitas dan kekuatan mereka. Reformasi, nasionalisme,
sosialisme, fundamentalisme, dan liberalisme adalah beberapa ide dan gerakan yang muncul saat
ini.
Jawaban no 3
a. Quraish Shihab berpendapat bahwa ada dua corak penafsiran al-Qur'an, yaitu: corak sastra
bahasa, yang menekankan analisis bahasa dan gaya bahasa dalam al-Qur'an; dan corak penafsiran
ilmiah, yang menekankan analisis ilmiah dan pengetahuan umum dalam al-Qur'an.
-corak teologi dan filsafat, yang menekankan pada analisis konsep teologis dan filosofis yang
ditemukan dalam al-Qur'an.
-Corak fikih atau hukum, yang menekankan analisis hukum dan peraturan yang ditemukan dalam
al-Qur'an.
-corak tasawuf, yang menekankan pemeriksaan aspek rohani dan mystical al-Qur'an.
-corak sastra yang berfokus pada aspek budaya dan sosial Al-Qur'an.
Setiap metode penafsiran memiliki cara yang unik untuk menafsirkan Qur'an.
b. Terhadap hadis serta ayat-ayat yang terdapat dalam Al Qur'an ialah:
1. Pemahaman organisasi keagamaan: Muhammadiyah serta NU merupakan dua kelompok yang
berbeda pendapat dalam menafsirkan ayat-ayat tertentu dari Al Qur'an maupun hadis.
2. Pemahaman golongan-golongan dalam Islam: Dalam komunitas Muhammadiyah dan NU, ada
perbedaan dalam pemahaman mereka tentang aspek tersebut. Hal itu normal karena sumber
ajaran Islam terbuka untuk pemahaman
3. Perbedaan dalam pemahaman as-Sunnah: Memahami posisi masing-masing hadits dan cara
penggunaan ar-ra’yu (penalaran) berbeda, yang berdampak pada pendekatan yang digunakan.
4. Perbedaan pendapat tentang niat kebaikan dan syariat: Kondisi sosial, pengetahuan, dan
lingkungan masyarakat dapat menyebabkan perbedaan ini.
5. Perbedaan pemahaman tentang syariat Islam: Karena ketergantungan pada penelitian yang
mendalam tentang batas dan bagian-bagian syariat, pemahaman orang-orang yang menganut
agama Islam berbeda.
Meskipun ada perbedaan pendapat tentang terkait hal tersebut, umat Islam harus menghargai dan
mempercayai cara para ulama dan pemimpin keagamaan memahaminya. Oleh karena itu,
perbedaan pendapat ini menyebabkan konflik dan menghasilkan persatuan dan kerukunan umat
Islam.
c. Pemahaman seseorang tentang isi Al-Qur'an dipengaruhi oleh membaca Al-Qur'an. Ada efek
langsung dan tidak langsung. Efek langsung dapat membuat Anda tenang, dan efek tidak
langsung dapat membuat Anda lebih mudah menjalani hidup. Selain itu, berinteraksi dengan Al-
Qur'an juga dapat menghasilkan berkah atau mubarak, seperti pengampunan dosa, rahmat,
keberhasilan, dan perlindungan dari keburukan. Terdapat banyak gerakan dan pemikiran di era
modern yang berusaha memahami Al-Qur'an, seperti reformasi, nasionalisme, sosialisme,
fundamentalisme, dan liberalisme. Namun, penafsiran Al-Qur'an secara liberal juga memiliki efek
negatif yang dapat memengaruhi pemahaman seseorang tentang isi Al-Qur'an.
Jawaban no 4
a. Untuk tujuan menganalisis perubahan perspektif tentang modernitas di kalangan Muslim, ada
empat arus ideologi yang menonjol:
1. Tradisionalis-konservatif: Mereka menentang westernisasi di wilayah tertentu yang terjadi
beberapa abad yang lalu dengan kedok Islam. Mereka percaya bahwa gagasan tradisional
memiliki kelemahan ketika datang ke modernisasi [1].
2. Radikal-puritan (fundamentalis): Mereka tidak setuju dengan upaya-upaya modernis untuk
mengubah ajaran Islam sehingga mendasarkan penafsiran mereka pada sumber-sumber asli yang
otoritatif serta mempertimbangkan kebutuhan saat ini. [1].
3. Reformis-modernis: Mereka berusaha untuk meningkatkan pemahaman tentang Islam dengan
menafsirkan kembali ajarannya sesuai dengan tuntutan zaman. Mereka percaya bahwa Islam
harus ditafsirkan secara kontekstual.
4. Sekuler-liberal: Jenis orang ini menafsirkan Islam secara liberal dan menghindari aspek agama
dalam kehidupan mereka. Mereka percaya bahwa Islam harus terpisah dari politik dan kehidupan
publik[1].
Kelompok-kelompok tersebut berbeda dalam orientasi ideologis mereka tentang bagaimana
mereka menafsirkan dan memahami ajaran Islam dalam menghadapi modernisasi. Kelompok
tradisionalis-konservatif dan radikal-puritan cenderung menolak modernisasi dan
mempertahankan konsep Islam yang konservatif, sementara kelompok reformis-modernis dan
sekuler-liberal cenderung membuka diri terhadap modernisasi dan memperbarui pemahaman
Islam mereka sesuai dengan perkembangan zaman.
b. Umat Islam menghadapi banyak masalah kontemporer di berbagai bidang kehidupan, termasuk
teknologi, politik, ekonomi, sosial, serta budaya. Beberapa isu terkini yang dihadapi umat Islam
antara lain globalisasi, kapitalisme, sekularisme, liberalisme, dan ilmu pengetahuan sekuler. Umat
Islam memiliki perspektif yang berbeda-beda tentang tantangan modernitas. Ada yang menerima
modernitas tanpa memberikan kritik, ada yang menolaknya sepenuhnya, dan ada juga yang
mencoba memadukan ajaran Islam dengan modernitas Selain ideologi tradisionalis-konservatif,
radikal-puritan (fundamentalis), reformis-modernis, serta sekuler-liberal, cara pandang umat
Islam terhadap modernisasi juga dipengaruhi oleh orientasi ideologi mereka. Akibatnya, umat
Islam harus memahami tantangan modernitas dan mengambil sikap yang tepat untuk
menghadapinya sambil mempertahankan nilai-nilai mereka.
Tantangan modernitas yang dihadapi oleh umat Islam meliputi berbagai hal – hal mengenai
kehidupan. Beberapa tantangan modernitas dihadapi oleh umat Islam antara lain adalah
liberalisme, sekularisme, kapitalisme, dan globalisasi. Dalam menghadapi tantangan modernitas,
umat Islam memiliki sikap yang berbeda-beda. Ada yang menerima modernitas tanpa kritisisme,
ada yang menolak modernitas secara total, dan ada juga yang mencoba untuk memadukan antara
ajaran Islam dengan modernitas. Orientasi ideologis, mempengaruhi pandangan umat Islam
terhadap modernisasi. Karenanya, umat Islam harus menyadari kesulitan-kesulitan yang
ditimbulkan oleh modernitas dan bertindak sesuai dengan itu, sambil tetap memegang teguh
prinsip-prinsip Islam.
c. Dalam konteks zaman yang terus berubah. Islam modern cenderung terbuka terhadap perubahan
dari berbagai bidang, dan berusaha untuk memadukan ajaran Islam dengan nilai dan prinsip yang
relevan dengan zaman sekarang.
Salah satu perbedaan utama antara Islam tradisional dan modern adalah cara mereka melihat
perubahan dan inovasi. Islam tradisional cenderung mempertahankan apa yang ada dan menolak
perubahan yang dianggap bertentangan dengan ajaran agama mereka. Sebaliknya, Islam modern
cenderung lebih terbuka terhadap perubahan dan mencoba menafsirkan kembali ajaran agama
sesuai dengan keadaan saat ini.
Namun, penting untuk diingat bahwa pemahaman dan praktik Islam tradisional dan modern dapat
berbeda di berbagai konteks dan masyarakat. Tidak semua orang Islam yang mengidentifikasi diri
sebagai "tradisional" atau "modern" akan memiliki perspektif dan praktik yang sama.
d. Dua organisasi Islam terkenal di Indonesia ialah NU serta Muhammadiyah, keduanya memiliki
pandangan filosofis yang berbeda-beda. NU Didirikan pada tahun 1926 dan terkenal dengan
toleransi terhadap tradisi dan pendekatan Islam yang lebih tradisional. Muhammadiyah didirikan
pada tahun 1912 dan terkenal dengan pendidikan Islam dan penekanan pada pendidikan dan
kesejahteraan sosial. Di antara kedua organisasi ini, ada perbedaan besar dalam pendekatan
mereka terhadap praktik keagamaan. Ini dikarenakan kisah asal usul serta individu-individu
pendirinya sangat berbeda. Meskipun mereka berbeda satu sama lain, tujuan kedua organisasi
tersebut sama: untuk menyebarkan Islam dan ajarannya kepada masyarakat. Mereka telah
memainkan peran penting dalam pembangunan politik dan sosial Indonesia.
Perbedaan antara NU dan Muhammadiyah dapat dilihat dari sejarah mereka dan tokoh-tokoh
yang membangun mereka. Diberdirikannya NU oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagai menyambut
pencapaian gerakan Islam modernis dengan menampung pemikiran keagamaan para ulama
tradisional. Dikenal karena toleransinya terhadap tradisi dan pendekatannya yang lebih tradisional
terhadap Islam, Sementara KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, dikenal karena
pemusatan Islam dan penekanannya pada pendidikan dan kesejahteraan sosial. Muhammadiyah
memiliki pendekatan yang lebih puritan terhadap Islam dan sering dianggap lebih progresif dan
reformis dibandingkan dengan Nahdlatul Ulama.
Terlepas dari perbedaan mereka, NU dan Muhammadiyah memiliki tujuan dan karakteristik yang
sama. Kedua organisasi tersebut bertujuan untuk memberi tahu orang tentang Islam dan
ajarannya. Mereka memiliki banyak pengikut dan memainkan peran penting dalam kemajuan
politik dan sosial Indonesia . Selain itu, mereka menganggap Al-Qur'an dan Hadits menjadi
acuan dan terlibat aktif dalam kancah politik Indonesia, seringkali dengan ide-ide inovatif mereka
mempengaruhi politik negara.
Meskipun latar belakang sejarah dan pendekatan mereka berbeda terhadap Islam, NU dan
Muhammadiyah mempunyai peranan yang krusial dalam tumbuh kembangnya islam di Indonesia
dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan politik dan sosial negara. Namun,
mereka memiliki tujuan yang sama dan menimbulkan dampak yang sama tethadap masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai