Anda di halaman 1dari 14

jelaskan definisi al quran sebagaimana yang disampaikan oleh mayoritas ulama

jelaskan pengertian hadist dan sunnah

jelaskan pengertian ijtihad

coba beri pendapat anda tentang islam dan modernisasi

5. Jelaskan pengertian dan pentingnya studi Islam di perguruan tinggi ?

6. Jelaskan sejarah Islam di masa Nabi Muhammad SAW ?

7. Jelaskan pengertian Syari'ah dan bentuknya ?

8. Jelaskan perkembangan Islam di Masa Khulafaur Rosyidin ?

9. Jelaskan pengertian Akhlak dan ruang lingkupnya ? 10. Bagaimana menurut pendapat anda tentang
hasil kajian insider dan outsider tentang Islam ?

1. Merujuk pada buku Al-Qur'an Hadits karya H. Aminudin dan Harjan Syuhada, pengertian Al-Quran
menurut istilah adalah kalamullah (firman Allah SWT) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
dengan perantara malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang sampai kepada kita dengan
jalan mutawatir dan membacanya menjadi ibadah.

Syekh Muhammad Khudari Beik mengatakan dalam Tarikh At-Tasyri Al-Islami, definisi Al-Quran adalah
lafaz berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipahami isinya dan selalu
diingat, disampaikan dengan cara mutawatir, tertulis dalam mushaf yang dimulai dengan surah Al
Fatihah dan diakhiri surah An Nas.
Definisi Al-Qur'an juga dijelaskan oleh Syekh Muhammad Abduh. Ia mengatakan, Al-Qur'an adalah
bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang dipelihara dalam hafalan-hafalan kaum muslimin yang
berminat untuk memeliharanya.

Jadi, al quran menurut saya ialah Al-Quran sebagai kitab suci agama Islam yang dianggap sebagai wahyu
atau firman Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril.
Al-Quran dianggap sebagai pedoman utama bagi umat Islam dalam hal ajaran agama, moralitas, etika,
dan panduan hidup.

Definisi ini mencakup beberapa poin penting:

1. Kitab Suci: Al-Quran dianggap sebagai kitab suci yang memiliki otoritas tertinggi dalam agama Islam.
Ini berarti bahwa isinya dianggap sebagai wahyu langsung dari Allah SWT.

2. Wahyu: Al-Quran diyakini sebagai wahyu ilahi yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad
SAW. Wahyu ini disampaikan melalui perantaraan Malaikat Jibril kepada Nabi selama periode hidupnya.

3. Pedoman: Al-Quran dianggap sebagai pedoman hidup yang komprehensif, yang mencakup ajaran
agama, hukum, etika, dan moralitas yang harus diikuti oleh umat Islam.

4. Panduan: Al-Quran berfungsi sebagai panduan untuk umat Islam dalam segala aspek kehidupan,
termasuk ibadah, kehidupan sehari-hari, keadilan sosial, dan lainnya.

5. Sumber Ajaran: Al-Quran adalah salah satu dari dua sumber utama ajaran Islam, yang lainnya adalah
Hadis (tradisi atau perkataan Nabi Muhammad SAW).

Definisi Al-Quran ini diterima secara luas dalam dunia Islam dan merupakan bagian dari keyakinan umat
Islam di seluruh dunia.
2. Secara bahasa, hadis memiliki arti berbicara, perkataan, dan percakapan. Hadis secara istilah memiliki
arti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan, serta persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang
dijadikan landasan syariat Islam.

Hadis dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu hadis shahih, hadits hasan, dan hadis dhaif. Fungsi hadis
untuk menjelaskan lebih detail apa yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur'an. Dengan kata lain, hadis
memiliki fungsi utama sebagai menegaskan, memperjelas, dan menguatkan hukum-hukum dan hal lain
yang ada diAl-Qur'an.

Secara etimologi, sunnah berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti “kebiasaan” atau “biasa
dilakukan”. Sementara itu, secara terminologi sunnah dapat diartikan hal-hal yang datang dari
Rasulullah SAW, baik ucapan, tindakan, atau pengakuan (Taqrir).

Kata sunnah dalam Alquran dipakai dalam arti kebiasaan atau berlaku, jalan yang diikuti. Macam-macam
sunnah merupakan sikap, tindakan, ucapan, serta cara Rasulullah menjalani hidupnya.

Jadi, menurut pendapat saya hadis dan sunnah adalah dua konsep penting yang membantu umat Islam
memahami dan mengikuti ajaran agama Islam dengan lebih baik. Hadis memberikan informasi tertulis
tentang tindakan dan perkataan Nabi, sementara Sunnah adalah penerapan praktis dari ajaran-ajaran
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

3. Dari sisi etimologi, ijtihad berasal dari bahasa Arab yaitu kata jahada-yajhadu-jahd yang
berarti kemampuan, potensi, kapasitas. Sedangkan secara terminologi, ijtihad berarti mengerahkan
kekuatan maksimal untuk sampai pada kesimpulan suatu hukum syar’i yang aplikatif dari dalilnya yang
rinci dengan cara menggali hukum dari sumbernya. Berdasarkan pengertian tersebut, kita dapat
mengartikan bahwa ijtihad adalah pengerahan segala kemampuan kita dengan bekerja keras untuk
mencapai sesuatu.

4. Islam dan modernisasi adalah dua konsep yang sering kali dibahas dalam konteks perubahan sosial,
budaya, dan politik di dunia Muslim. Pendapat tentang hubungan antara Islam dan modernisasi dapat
bervariasi tergantung pada sudut pandang individu atau kelompok, dan ini adalah isu yang kompleks. Di
bawah ini, saya akan memberikan beberapa pandangan yang berbeda tentang topik ini:
1. **Harmoni antara Islam dan Modernisasi**:

- Beberapa orang berpendapat bahwa Islam dan modernisasi dapat berjalan seiringan. Mereka
berargumen bahwa Islam adalah agama yang memiliki prinsip-prinsip universal dan dapat
diinterpretasikan dan diterapkan secara relevan dalam konteks modern. Dalam pandangan ini,
modernisasi dapat memperkaya pemahaman agama dan membantu mencapai tujuan kemanusiaan
yang lebih besar.

2. **Tantangan dan Konflik**:

- Orang lain mungkin melihat modernisasi sebagai tantangan terhadap tradisi Islam. Mereka mungkin
khawatir bahwa modernisasi membawa perubahan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam atau
mengarah pada sekularisasi. Ini dapat memicu konflik dan ketegangan antara kelompok konservatif dan
kelompok yang menganut pemikiran yang lebih modern.

3. **Keragaman Pendekatan**:

- Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu pandangan tunggal tentang hubungan antara Islam dan
modernisasi. Dalam dunia Muslim, ada berbagai pandangan dan pendekatan terhadap topik ini.
Beberapa masyarakat dan negara mungkin memilih untuk menggabungkan elemen-elemen modernitas
dengan nilai-nilai Islam mereka secara harmonis, sementara yang lain mungkin lebih skeptis atau
menentang modernisasi.

4. **Pentingnya Pendidikan dan Interpretasi**:

- Beberapa ulama dan pemikir Islam menekankan pentingnya pendidikan dan interpretasi yang tepat
terhadap Islam dalam menghadapi modernisasi. Mereka berpendapat bahwa dengan pemahaman yang
benar tentang agama, umat Islam dapat memanfaatkan aspek positif dari modernisasi sambil tetap setia
pada nilai-nilai Islam.

Kesimpulannya, pandangan tentang hubungan antara Islam dan modernisasi sangat kompleks dan
beragam. Banyak faktor seperti budaya, konteks regional, dan interpretasi agama memainkan peran
dalam bagaimana individu dan masyarakat Muslim berhubungan dengan modernisasi. Yang penting
adalah memahami bahwa tidak ada satu pendekatan yang tepat untuk semua, dan berbagai pendapat
dan strategi dapat ada dalam berbagai komunitas Muslim di seluruh dunia.
5. Studi islam secara etimologis merupakan terjemahan dari bahasa Arab , yaitu dirasah islamiyah ,
sedangkan di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies . Secara harfiah studi islam adalah kajian
mengenai hal - hal yang berkaitan dengan islam . Adapun pengertian studi Islam secara sederhana dapat
dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal - hal yang berhubungan dengan agama islam , yang
dilakukan dengan usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui , memahami , dan membahas secara
mendalam seluk beluk atau hal - hal yang berhubungan dengan agama islam , baik ajaran , sejarah ,
maupun praktik - praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari - hari , sepanjang
sejarahnya .

**Pengertian Studi Islam di Perguruan Tinggi**:

Studi Islam di perguruan tinggi mengacu pada pengkajian dan pemahaman mendalam tentang agama
Islam, termasuk aspek sejarah, teologi, filsafat, hukum Islam, budaya Islam, dan isu-isu sosial yang
berkaitan dengan Islam. Ini adalah disiplin ilmu yang melibatkan analisis kritis terhadap ajaran dan
praktik Islam serta dampaknya pada masyarakat dan dunia. Studi Islam di perguruan tinggi mencakup
berbagai topik yang mencerminkan keragaman dan kompleksitas agama Islam.

**Pentingnya Studi Islam di Perguruan Tinggi**:

1. **Pemahaman yang Mendalam**: Studi Islam di perguruan tinggi memungkinkan mahasiswa untuk
memahami agama Islam dengan lebih mendalam. Ini termasuk pemahaman tentang ajaran-ajaran
agama, sejarah perkembangannya, dan keragaman budaya Islam di seluruh dunia.

2. **Konteks Global**: Dalam era globalisasi, pemahaman tentang Islam sangat penting. Studi Islam
membantu dalam memahami peran Islam dalam konteks global, termasuk isu-isu seperti hubungan
antarbudaya, konflik, dan perdamaian.

3. **Dialog Antaragama**: Studi Islam juga mendukung dialog antaragama. Melalui pemahaman yang
lebih baik tentang agama Islam, mahasiswa dapat berpartisipasi dalam dialog antaragama yang
konstruktif dan saling menghormati.

4. **Pemecahan Masalah Sosial**: Banyak masalah sosial dan politik di dunia saat ini terkait dengan
Islam. Studi Islam membantu dalam merumuskan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu ini dan
mencari solusi yang lebih efektif.
5. **Kemampuan Analitis**: Studi Islam mengembangkan kemampuan analitis dan kritis mahasiswa.
Mereka belajar untuk menganalisis teks-teks agama, mengidentifikasi konteks sejarah, dan memahami
argumen teologis.

6. **Perspektif Karier**: Pemahaman yang mendalam tentang Islam juga dapat membantu mahasiswa
mempertimbangkan berbagai karier di berbagai bidang, termasuk pendidikan, jurnalisme, diplomasi,
dan pekerjaan di organisasi non-pemerintah.

7. **Menghargai Keragaman**: Studi Islam membantu memahami keragaman dalam komunitas Muslim
dan di seluruh dunia. Ini mempromosikan toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan budaya dan
agama.

8. **Pemahaman Diri**: Untuk siswa Muslim, studi Islam dapat membantu mereka memahami ajaran
agama mereka dengan lebih baik dan menguatkan identitas keagamaan mereka.

Kesimpulannya, studi Islam di perguruan tinggi memiliki nilai yang besar dalam membentuk pemahaman
mendalam tentang agama Islam dan dampaknya pada masyarakat dan dunia. Ini juga mendukung dialog
antarbudaya, pemecahan masalah sosial, dan pengembangan kemampuan analitis dan kritis yang
penting untuk karier dan kehidupan pribadi yang sukses.

6. Kondisi bangsa Arab sebelum kedatangan Islam, terutama di sekitar Makkah yang masih diwarnai
dengan penyembahan berhala sebagai Tuhan, dikenal dengan istilah paganisme. Selain penyembahan
berhala, di kalangan bangsa Arab ada pula yang menyembah agama Masehi (Nasrani). agama ini dipeluk
oleh penduduk Yaman, Najran, dan Syam.di samping itu juga agama Yahudi yang dipeluk oleh penduduk
Yahudi imigran di Yaman dan Madinah, serta agama Majusi yaitu agama orang-orang Persia.

Seperti itulah keadaan bangsa arab saat menjelang kelahiran Nabi Muhammad saw. yang membawa
Islam di tengah-tengah bangsa Arab. Masa itu biasa disebut dengan zaman jahiliyah, yaitu masa
kegelapan dan kebodohan dalam hal agama, bukan dalam hal lain seperti ekonomi dan sastra karena
dalam dua hal yang terakhir ini bangsa arab mengalami perkembangan yang sangat pesat. Makkah pada
saat itu bukan hanya merupakan pusat perdagangan lokal, tetapi juga sebagai jalur perdagangan dunia
yang penting saat itu, yang menghubungkan antara utara Syam, dan selatan Yaman, antara timur Persia
dan barat Abesinia dan Mesir.

Peperangan antar suku tidak pernah berhenti. Saling berebut kekuasaan dan pengaruh merupakan
kepahlawanan yang dibanggakan. Namun di balik semua itu, bangsa Arab sejak dahulu memiliki sifat
ksatria, setia kepada kawan dan menepati janji. mereka juga memberi makan dan minum kepada kafilah
padang pasir dan menghargai padang pasir dan menghargai kepahlawanan.

Di lingkungan inilah Nabi Muhammad saw. dilahirkan, dan di sinilah ia memulai untuk menegakan
tonggak ajaran agama Islam. di tengah-tengah lingkungan yang sudah bobrok dan penuh kemaksiatan.
Meskipun diwarnai dengan berbagai rintangan yang terus mendera. Namun, ia tetap teguh dalam
menyebarkan agama baru, yakni agama Islam kepada masyarakat arab ketika itu.

Pada saat periode mekah, Nabi Muhammad saw. Menyebarkan agama Islam yang baru diterimanya itu
dengan dua cara, yakni secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.

Dakwah secara sembunyi-sembunyi ditempuh karena Nabi Muhammad saw. Begitu yakin bahwa
masyarakat Arab jahiliyah masih sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi warisan leluhur,
yakni menyembah berhala. Mereka bersedia berperang dan rela mati demi menjaga tradisi leluhur
tersebut.

Setelah Nabi Muhammad saw. Menerima risalah kenabian pada usia 40 tahun, mulailah ia
mendakwahkan ajaran Islam di tengah-tengah ketersesatan masyarakat Makkah jahiliyah. Ajaran
dakwah beliau yang paling pokok adalah keyakinan kepada Allah Yang Maha Esa. Dia-lah yang memberi
kehidupan dan tempat kembali setelah kematian. Bahkan, tidak ada satu pun yang menyerupai-Nya.
Maka, masyarakat Makah harus meninggalkan penyembahan berhala.

Nabi Muhammad saw. tidak mengajak mereka, kecuali dalam hal kebaikan dan keshalihan. Awalnya,
Rasulullah saw. melaksanakan dakwah ini di lingkungan keluarganya sendiri yaitu istrinya sendiri, yaitu
Siti Khadijah, yang menerima dakwah darinya, kemudian Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar (sahabat beliau),
lalu Zaid, bekas budak mereka.
Selain itu ada pula banyak orang yang masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar, yang terkenal
dengan julukan assabiqunal awwalun (orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam). Mereka bertemu
Nabi Muhammad saw. Secara rahasia, apabila salah seorang di antara mereka ingin melaksanakan salah
satu ibadah, ia pergi ke lorong-lorong Makah seraya bersembunyi dari pandangan orang-orang Quraisy.
Pengikut Rasulllah saw. semakin bertambah jumlahnya.dalam waktu kurang lebih 3 tahun, tercatat
pengikut besudah berjumlah 40 orang.

Dalam dakwah secara terang-terangan, Nabi Muhammad saw. Menggunakan strategi dengan
mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak
mereka masuk Islam.Mengumpulkan para penduduk Makkah, terutama yang bertempat tinggal di
sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Shafa.Menyampaikan seruan dakwah kepada para penduduk di luar
kota Makah.Sayangnya, dakwah nabi muhammad Saw. Secara terang-terangan ditentang dan ditolak
oleh bangsa Quraisy, dengan alasan bahwa mereka tidak dapat meninggalkan agama yang telah mereka
warisi dari nenek moyang mereka, dan sudah menjadi bagian dari tradisi kehidupan mereka.

Saat itulah Nabi Muhammad saw. mengingatkan mereka mengenai perlunya membebaskan pikiran dan
akal dari belenggu taklid buta. Rasulullah tidak membenarkan tuhan-tuhan mereka dan membodohkan
mimpi-mimpi mereka, serta mengencam tindakan taklid buta kepada nenek moyang mereka dalam
menyembah berhala, mereka menentang dan sepakat memusuhi ia, kecuali sang paman, Abu Thalib,
yang membela Nabi Muhammad saw.

Demikianlah terjadinya periode Makkah. Dalam periode ini Nabi Muhammad saw. Mengalami hambatan
dan kesulitan dalam da’wah islamiyah. Dalam periode ini nabi Muhammad belum terpikir untuk
menyusun suatu masyarakat Islam yang teratur, karena perhatian Nabi saw. lebih terfokus pada
penanaman teologi atau keimanan masyarakat.

7. Dalam pandangan umum , Shari'ah mencakup semua spek kehidupan , baik publik maupun
perorangan , bahkan kesopanan dan akhlak . Menganggap ada bagian dalam Shari'ah yang tidak
memadai akan dituduh bid'ah oleh mayoritas umay Islam yang menyakini bahwa keseluruhan Shari'ah
bersifat Ilahiyyat Perlu kiranya difahami bahwa Shari'ah bukanlah hukum yang semua prinsip khusus dan
aturan rincinya langsung diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad , tetapi ada proses ijtihad dan
interpretasi al - Qur'an dan al - Hadits yang dilakukan oleh para sahabat Nabi dan ulama setelah
wafatnya rasulullah.2⁹ Kata Shari'ah bermakna jalan tempat keluarnya air untuk minum ( murid al -
ma ) . Dalam kajian hukum Islam , Shari'ah diartikan sebagai segala sesuatu yang disyari'atkan oleh Allah
kepada seluruh manusia , agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat . Abdullah
Yusuf Ali , sebagaimana dikutip oleh Rifyal Ka'bah , memaknai Shari'ah sebagai ' the right Way of Religion
' yang lebih luas maknanya dari sekedar ibadah - ibadah formal dan ayat - ayat hukum yang diwahyukan
kepada nabi Muhammad . Shari'ah merupakan an - Din itu sendiri yang meliputi kekuasaan ,
pemerintahan , hukum , dan peradilan . Shari'ah dalam konteks kajian hukum Islam lebih
menggambarkan kumpulan norma - norma hukum yang merupakan hasil dari proses tasyn . Maka dalam
membahas Shari'ah diawali dengan membahas tasyri . Tasyri adalah menciptakan dan menerapkan
Shari'ah . Dalam kajian hukum Islam , tasy sering didefinisikan sebagai penetapan norma - norma hukum
untuk menata kehidupan manusia , baik dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dengan umat
manusia lainnya . " Sesuai dengan obyek penerapannya , maka para ulama membagi tasyri ke dalam dua
bentuk ; tasyr ' samawi dan tasyn wadl'i .

Tasyri samani adalah penetapan hukum yang dilakukan langsung oleh Allah dan RasulNya dalam al -
Qur'an dan Sunnah . Ketentuan - ketentuan tersebut bersifat abadi dan tidak berubah karena tidak ada
yang kompeten untuk mengubahnya selain Allah sendiri . Sedangkan tarsyri wadl'i adalah penentuan
hukum yang dilakukan para mujtahid . Ketentuan - ketentuan hukum hasil kajian mereka ini tidak
memiliki sifat mutlak , tetapi bisa berubah - ubah karena merupakan hasil kajian nalar para ulama yang
tidak lepas dari salah karena dipengaruhi oleh pengalaman keilmuan mereka serta kondisi lingkungan
dan dinamika sosial budaya masyarakat di sekitarnya . Aspek hukum yang masuk dalam kategori Shari'ah
itu mencakup aturan tentang hubungan antara manusia dengan Allah , yang disebut dengan ' ubidiyab ,
dan mencakup aturan tentang hubungan antara manusia dengan sesama manusia , yang disebut dengan
mu'amalab / ijtima'iyyah .Lebih jauh lagi , al - Khudhari sebagaimana dikutip oleh Rifyal Ka'bah ,
membagi perkembangan hukum Islam ke dalam enam fase tasyri ' yang memiliki ciri dan karekter
tersendiri ; 1. Fase kerasulan nabi Muhammad dimana segala sesuatu tentang hukum Islam dirujuk ke
Nabi sendiri , Fase para sahabat Nabi yang senior , mulai sejak kematian nabi hingga akhir masa Khulafa '
rasyidin ; 3. Fase sahabat nabi junior , mulai dari masa dinasti Umayyah hingga lebih kurang 1 abad
setelah hijrah ; 2 . 4. Fase fiqh menjadi ilmu tersendiri , mulai dari awal abad kedua Hijrah hingga akhir
abad ketiga ; 5. Fase perdebatan dalam berbagai permasalahan di antara pada fuqaha ' , mulai dari awal
abad keempat Hijrah hingga akhir masa dinasti ' Abbasiyyah dan penaklukan Tartar pada abad ketujuh ;
6. Fase taqlid , dari kejatuhan dinasti ' Abbasiyyah hingga sekarang . Disamping enam fase di atas ,
perkembangan legislasi di dunia Islam dewasa ini telah sampai ke fase kodifikasi / kompilsi di beberapa
negara Muslim , terutama Indonesia . Hal ini sebagai upaya memperkaya hukum positif nasional .

8. Khulafaur Rasyidin berasal dari kata al-Khulafa (pegganti) ar-rasyidin (mendapat petunjuk). Jika
menurut bahasa pengertian khulafaur Rasyidin adalah seseorang yang ditunjuk sebagai pengganti,
pemimpin Rasulullah SAW atau seorang penguasa yang selalu mendapat petunjuk dari allah SWT yang
bertujuan untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah SAW dalam berdakwah dan penyiarkan agama
islam.
Khulafaur Rasyidin ialah kekhalifahan islam yang mulai berdiri sepeninggalan Rasulallah SAW. Dan
kepemimpinannya dimulai sejak tahun 632 Masehi atau 11 Hijriyah. Dalam kekhalifahan tersebut
terdapat empat orang sahabat yang melanjuktan kepemimpinan, mereka diantaranya adalah Abu Bakar
As Siddiq, Umar Bin Khattab, Usman Bin 'Affan dan Ali Bin Abi Thalib. Mereka berhasil menerapkan
sistem demokratis pada masa pemerintahannya.

Sepeninggalan Rasulullah SAW ke empat khalifahlah yang menjadi pemimpin yang sangat adil. Ke empat
khalifah tersebut sangat menjaga dan melestarikan dasar-dasar, tradisi yang telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW dengan tujuan untuk memajukan, mengembangkan islam dan umat.

Khulafaur rasyidin bertugas menggantikan Rasulullah SAW untuk menata dn mengatur kehidupan umat
islam. Dalam hal ini khulafaur rasyidin menggantikan tugas Rasulullah dalam bidang kepemimpinan.

Khalifah pertama yang menggantikan rasulullah SAW adalah khalifah Abu Bakar As Siddiq. Khalifah Abu
Bakar adalah orang pertama yang masuk islam dan termasuk salah satu sahabat yang dekat dengan
Rasulullah SAW. Abdullah Bin Abi kuhafah Al Tamimi adalah nama lengkap dari Abu bakar.

Kemudian Rasulullah SAW menggati namanya dengan Abdullah, gelar tersebut diberikan rasulullah pada
abu bakar karena abu bakar termasuk orang pertama yang masuk islam. Sedangkan gelar As Siddiq
mengartikan bahwa amat membenarkan.

Abu Bakar termasuk sebagai tokoh pembesar islam, dimana setelah meninggalnya Rasulullah SAW, Abu
Bakar dihadapkan pada keadaan masyarakat. Abu Bakar lahir dari keturunan Bani Ta'im Quraisy dari
keturunan pedang yang besar dan seorang hakim dengan berkedudukan paling tinggi di Makkah.

Kepemimpinan Abu Bakar dimulai pada tahun 632 Masehi sampai 634 Masehi. Sebenarnya Sebelum
meninggal Rasulullah tidak pernah meninggalkan wasiat mengenai kepemimpinan. Lalu umat islam dan
para sahabat nabi dengan penuh semangat mengadakan musyawarah dalam mencalonkan beberapa
nama. Dan akhirnya Abu Bakar yang terpilih.

Abu Bakar mampu mewujudkan kepemimpinannya sebagaimana kekuasaan tersebut bersifat sentral,
kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif, semua itu terpusat pada tangan khalifah. Kepemimpinan
Abu Bakar juga mengembangkan pada bidang hukum, dimana Abu Bakar selalu mengajak para
sahabatnya untuk bermusyawarah.

Abu Bakar meninggal pada tahun 634 M. Dalam kemepimpinannya Abu Bakar mampu menyelesaikan
masalah masalah yang sedang terjadi dalam tubuh umat islam. Abu Bakar juga sudah mampu
mengembangkan islam hingga luar arab. Wasiat yang Abu Bakar tinggalkan ialah menunjuk Umar Bin
Khattab sebagai penggati dalam kursi kepemimpinannya.

Nama lengkap dari Umar Bin Khattab adalah Umar Bin Khattab Bin Nufail keturunan dari Abdul Uzza Al-
Quraisy yang berasal dari suku Adi. Suku Adi adalah salah satu suku yang terpandang sangat mulia. Umar
dilahirkan di kota makkah empat tahun sebelum Rasulullah lahir.

Umar mulai masuk islam pada tahun kelima setelah kenabian, umar pun menjadi salah satu sahabat
terdekat nabi. Lalu Rasulullah menjadikan Umar sebagai tempat rujukan mengenai hal hal penting.

Abu Bakar menunjuk Umar sebagai pengganti, rupanya dua tahun masa kepemimpinannya sangat
kurang untuk menjamin stabilitas keamanan terkendali, dari sinilah ditunjuknya pemimpin selanjutnya
agar dapat mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan antar umat.

Umar mendapat gelar Amir Al Mukminin yakni komandan orang orang beriman. Hal ini berhubungan
dengan terjadinya penaklukan penaklukan yang sedang berlangsung saat itu. Khalifah Umar juga
menegakkan prinsip demokrasi dalam kepemimpinannya, hal ini diwujudkan dalam pembangunan
pemerinatahan sipil yang sempurna.

Umar Bin Khattab memerintah selama 10 tahun. Umar meninggal dengan sangat tragis, dimana ada
seorang budak yang bernama Abu Luluah yang secara tiba tiba menyerang Umar dengan tikaman pisau
tajam ke arah Umar yang sedang melaksanakan shalat subuh. Umar terluka parah dan hanya bisa
terbaring.

Sebelum meninggal Umar mengangkat Syura (komisi pemilih) yang akan memilih siapa penerus tongkat
kekhalifahan. Setelah 3 hari kejadian penikaman tersebut, Khalifah Umar wafat, tepatnya 1 muharam 23
H/644 M.
Utsman Bin Affan adalah khalifah ketiga, nama lengkapnya adalah Ustman Bin Affan, Bin Abil Ash Bin
Umayyah yang berasal dari suku Quraisy. Utsman memeluk islam karena mendapat ajakan dari Abu
Bakar dan utsman juga menjadi salah satu sahabat terdekat Rasulullah.

Utsman mendapat julukan Zun Nurain yang artinya ialah yang mendapat dua cahaya, karena Utsman
menikahi dua putri Rasulullah secara beruntun setelah salah satunya meninggal. Sama halnya dengan
Umar, Utsman diangkat menjadi khalifah dengan melalui proses pemilihan. Namun perbedaannya Umar
dipilih atas penunjukan langsung sedangkan Utsman diangkat atas penunjukan secara tidak langsung.

Khalifah Utsman dalam kepemimpinannya berhasil membuat karya momental yakni menyusun kitab
suci Al Quran. Pesusunan Al Quran ini dilakukan oleh Utsman dengan tujuan untuk mengakhiri
perbedaan perbedaan yang sangat serius dalam bacaan Al Quran. Khalifah Utsman wafat pada tahun 35
H/7 Juni 656 M, Utsman Terbunuh saat membaca AL Quran.

Ali Bin Abi Thalib adalah khalifah keempat. Ali adalah keponakan menantu Rasulullah. Khalifah Ali adalah
anak dari Abi Thalib Bin Abdul Muthalib. Ia merupakan sepupu dari Rasulullah yang telah ikut dengannya
sejak terjadinya bahaya kelaparan yang mengacam kota makkah.

Khalifah Ali adalah khalifah yang memiliki banyak kelebihan, ia juga termasuk pemegang kekuasaan.
Tugas pertama yang dilakukan Ali adalah mewujudkan cita-cita Abu Bakar dan Umar, yakni dengan
menarik kembali semua tanah hibah yang telah dibagikan Utsman kepada kaum kerabatnya ke dalam
kepemilikan negara.

Khalifah ali juga merombak struktur dewan pemerintahan pada bagian gubenur, ia menurunkan
gubernur yang tidak disukai oleh rakyat. Kepemimpinan Ali berakhir pada tanggal 10 ramadhan 40H (660
M). Khalifah Ali wafat saat 17 Ramadhan 40 H (661 M), Khalifah Ali dibunuh oleh Ibnu Muljam seorang
anggota Khawarij yang sangat munafik.

9. Secara etimologis , akhlak berarti budi pekerti , tingkah laku atau tabiat . Hal ini senada dengan apa
yang didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia . Sedangkan moral dimaknai sebagai ajaran
tentang baik buruk diterima oleh masyarakat umum mengenai perbuatan , sikap , kewajiban , dan
sebagainya . Sementara itu secara terminologis , akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinginan se cara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik . Akhlak juga diartikan
sebagai kondisi mental yang membuat orang tetap berani , bersemangat , bergairah , berdisiplin , dan
difahami juga dalam arti isi hati atau keadaan perasaan yang tergambar dalam perbuatan .

Ruang lingkup akhlak adalah sebagai berikut : 1 ) Akhlak dalam berhubungan dengan Allah swt .
Bentuknya adalah dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya .
Mencintai Allah dan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah . Mengakui keagungan
Allah sehingga memiliki rasa malu untuk berbuat maksiat . Mengakui Rahmat Allah dalam segala hal ,
sehingga memiliki kemauan keras untuk berdoa kepadaNya dan mencari ridloNya , serta tidak memiliki
sifat putus asa . Menerima segala keputusan Allah dengan sikap sabar , sehingga tidak akan memiliki
prasangka buruk kepada Allah . Beberapa hal di atas sangat penting bagi kehidupan manusia karena
hidup manusia sangat ditentukan oleh Allah . Jika manusia ingin dapat hidup bahagia , baik di dunia
maupun di akhirat , maka ia harus dapat menjalin hubungan baik dengan Allah . Sebab , jika Allah
murka , maka sengsaralah manusia yang mendapatkan murkaNya .

2 ) Akhlak dalam berhubungan dengan sesama manusia . Bentuknya adalah dengan saling menjalin sikap
silaturrahmi , saling menghormati dan menghargai , saling tolong menolong , saling menasihati . Tidak
menyakiti orang lain , baik dalam bentuk perkataan , perbuatan maupun sikap . Tidak bersikap sombong
di hadapan orang lain . Mengedepankan sikap maaf jika terjadi perselisihan . Hubungan baik antar
sesama manusia menjadi penting karena manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain .
Manusia adalah makhluk sosial , yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya . Manusia
harus hidup bermasyarakat untuk dapat menunjang kelangsungan hidupnya . Agar kehidupan
bermasyarakat dapat berjalan harmonis , maka seseorang harus menjaga sikapnya dalam menjaling
hubungan dengan yang lainnya . 3 ) Akhlak dalam berhubungan dengan alam . Bentuknya adalah dengan
menjaga kelestarian alam , karena alam juga makhluk Allah yang berhak hidup seperti manusia . Hal itu
dapat dilakukan dengan cara menyadari bahwa diri manusia diciptakan dari unsur alam , yaitu tanah .
Dengan demikian , alam adalah bagian dari diri manusia . Alam harus dilindungi karena alam atau
lingkungan hidup yang ditempati manusia telah memberi banyak manfaat kepada manusia . Dari mulai
air , udara , api , tumbuh - tumbuhan , binatang , sinar matahari , semuanya menjadi bagian penting bagi
kelangsungan hidup manusia . Tanpa mereka , manusia tidak dapat hidup .

10. Pendapat saya tentang hasil kajian insider dan outsider tentang Islam adalah bahwa keduanya
memiliki nilai dan pandangan yang berbeda, dan keduanya dapat memberikan kontribusi penting dalam
pemahaman yang lebih baik tentang agama ini. Berikut beberapa pertimbangan lebih lanjut:

1. Nilai Kajian Insider :


- Kajian insider sering kali memiliki kedalaman pemahaman yang lebih besar tentang ajaran, praktik,
dan pengalaman keagamaan dalam Islam.

- Penelitian dari dalam komunitas dapat memberikan wawasan yang lebih akurat tentang bagaimana
budaya dan agama Islam berinteraksi dalam konteks lokal.

- Penelitian insider dapat lebih memahami konteks sosial dan sejarah yang mempengaruhi
pemahaman dan praktik agama Islam dalam masyarakat tertentu.

2. Nilai Kajian Outsider :

- Penelitian outsider dapat menghindari bias atau prasangka yang mungkin ada dalam kajian insider,
karena peneliti tidak memiliki keterlibatan emosional dalam agama yang sedang dikaji.

- Penelitian outsider dapat membandingkan Islam dengan agama-agama lain atau aspek-aspek sosial,
politik, dan budaya lainnya dalam kerangka yang lebih luas.

- Kajian outsider dapat mempromosikan dialog dan pemahaman antarbudaya yang lebih besar, karena
peneliti dapat berfungsi sebagai perantara antara komunitas Muslim dan non-Muslim.

baik penelitian insider maupun outsider memiliki potensi untuk memberikan wawasan berharga.
Keduanya harus dihargai dan digunakan secara bijak dalam upaya untuk memahami agama dan
masyarakat Muslim. Idealnya, pendekatan yang menggabungkan hasil penelitian dari kedua perspektif
dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang Islam.

Selain itu, penting untuk menjalankan penelitian dengan etika dan rasa hormat terhadap keyakinan dan
budaya komunitas yang diteliti, serta menghindari stereotip atau prasangka yang dapat merusak
pemahaman yang benar tentang Islam.

Anda mungkin juga menyukai