Anda di halaman 1dari 8

‫األربعون األصولية من الورقات‬

‫األمر املطلق يفيد الوجوب‬

‫‪m i a n . c i s a u k‬‬
MATAN
َ‫أ أ أ‬ َ َ ‫أ‬ ُ ُ ‫أ‬ َ َ ُ َّ ‫أ‬ َ ‫أ أ أ‬ َ‫َ أ‬
‫اْلطَلق‬
ِ ‫وصيغته اف ّعل و َ ِهي أ ِعند‬ ‫واْلمراستدعاء ال ِفعل بالقول ِممن هو دونه على س ِبيل الوج َوب‬
َ َ ُ ‫َُ أ‬ َّ ّ َ َّ ‫َ َ أ‬ َ َ‫َ أ‬
‫اْلباحة‬
ِ ‫والتجرد عن الق ِرينة تحمل علي ِه ِإَّل ما دل الد ِليل على أن املراد ِمنه الندب أو‬
“Perintah adalah tuntutan perbuatan yang wajib dilakukan oleh orang yang
berkedudukan lebih rendah, yang disampaikan melalui perkataan. Redaksi perintah
adalah if’al. Redaksi perintah itu bermakna wajib ketika disampaikan secara mutlak
dan terbebas dari indikasi, kecuali terdapat dalil yang menunjukkan bahwa makna
yang diinginkan adalah anjuran (nadb) atau boleh (ibahah).”

m i a n . c i s a u k
Pembahasan Pertama
Makna Kaidah

❑ Redaksi perintah bisa diiringi suatu indikator (qarinah) atau terbebas dari suatu
indikator. Jika redaksi perintah diiringi suatu indikator dan indikator tersebut
menunjukkan makna yang diinginkan adalah wajib, anjuran, atau boleh; maka
redaksi perintah diartikan dengan makna tersebut [Ahkam al-Fushul hal. 195; al-
Bahr al-Muhith 2/364]. Pembahasan kita berkaitan dengan redaksi perintah yang
tidak diiringi suatu indikator apa pun atau redaksi perintah yang disampaikan
secara mutlak.

❑ Al-Imam al-Juwaini berikut jumhur ulama berpendapat bahwa perintah yang


disebutkan secara mutlak mengandung konsekuensi wajib [al-Ihkam 1/171; al-
Fushul fi al-Fushul 2/87; Badi’ an-Nizham 1/401; Ushul Ibn Muflih 2/660-661].

m i a n . c i s a u k
Pembahasan Kedua
Redaksi Perintah

Redaksi Perintah yang Tegas Redaksi Perintah yang Tidak Tegas

▪ Redaksi perintah yang mengikuti wazan “‫”افعل‬ Redaksi perintah yang tidak tegas adalah redaksi
yang disampaikan dalam bentuk informasi (khabar).
atau turunannya yang ditujukan kepada orang
Para pakar ushul fikih mengungkapkan redaksi
kedua (persona yang sedang diajak bicara); perintah ini dengan istilah “al-khabar bi ma’na al-
▪ Redaksi perintah yang ditunjukkan dengan fiíl amr”, informasi yang bermakna atau mengandung
mudhari’ yang diiringi dengan huruf lam ámr; perintah. Ada 3 uslub untuk redaksi perintah yang
ditujukan kepada orang ketiga (persona yang tidak tegas, yaitu:
sedang dibicarakan); ▪ Redaksi perintah itu disampaikan dengan adanya
▪ Redaksi perintah yang ditunjukkan dalam bentuk penetapan hukum dengan lafadz “‫;”كتب“ ;”فرض‬
isim fiíl amr, yaitu lafadz yang menggantikan fiíl
amr dalam pemaknaan dan pengamalannya. “‫ى“ ;”أمر‬ ‫;”وص ى“ ;”قض‬
▪ Redaksi perintah yang ditunjukkan dalam bentuk ▪ Redaksi perintah itu disampaikan dengan
mashdar naib án fiíl amr, yaitu mashdar yang menyebut karakteristik khas dari suatu kewajiban.
berfungsi menggantikan fiíl amr.

m i a n . c i s a u k
Pembahasan Ketiga
Penerapan Kaidah

▪ Kewajiban melaksanakan shalat lima waktu


Allah taála berfirman, َ
َ َ َّ
‫أ ِق ِ ِم الصَل ِة‬
“Dirikanlah shalat…” [QS.Al-Isra:78]

Allah taála berfirman,


ْ‫َف ْل َت ُق ِْم َطا ِئ َفةِ م ْن ُِه ِم‬
ِ
“…, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat)…” [QS. An-Nisa’:102]

Allah taála berfirman,


َ َ َّ ُ ُ َ َ َ َ ُ َ ُ َ َ ْ ُ َ َّ ُ ُ ْ َ َّ ‫َ َ ُ ُ و‬
‫اء وي ِقيموا الص َِل ِة‬ِ ‫ين حنف‬ ِ ‫الد‬
ِ ‫ين ل ِه‬
ِ ‫ّللا مخ ِل ِص‬
ِ ‫وما أ ِمر ا ِإ ِّل ِليعبدوا‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat …” [QS.Al-
Bayyinah:5]

m i a n . c i s a u k
Pembahasan Ketiga
Penerapan Kaidah

▪ Kewajiban berpuasa Ramadhan


Allah taála berfirman,
ِ‫الص َي ُام‬ ِ
‫م‬ ُ ‫ب َع َل ْي ُك‬
ِ َ ‫ُك ِت‬
ِ
“…, diwajibkan atas kamu berpuasa …” [QS.Al-Baqarah:183]

Allah taála berfirman,


ُ ‫الش ْه َِر َف ْل َي‬
ُ‫ص ْم ِه‬ َّ ُ ُ ‫َف َ ْ َش َ م ْن‬
‫ن ِه ِد ِ ك ِم‬
ِ‫م‬
“…, karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka
hendaklah ia berpuasa pada bulan itu …” [QS.Al-Baqarah:185]

▪ Kewajiban untuk menjaga diri


Allah taála berfirman,
ْ‫ين َآم ُنوا َع َل ْي ُك ِْم َأ ْن ُف َس ُك ِم‬
َِ ‫َيا َأ ُّي َها َّالذ‬
ِ
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, …” [QS.Al-Maidah:105]

m i a n . c i s a u k
Pembahasan Ketiga
Penerapan Kaidah

▪ Kewajiban membebaskan budak sebagai bentuk kaffarah membunuh tanpa sengaja


Allah taála berfirman, َ َ َّ ْ َ َ َ ُ َ َ َ ْ ُ َ َ ُ ْ َ َ ًَ َ ً ْ ُ َ َ َ ْ َ َ
‫ير رقبةِ مؤ ِمنةِ و ِديةِ مسلمةِ ِإلىِ أ ِه ِل ِ ِه‬
ِ ‫ن قت ِل مؤ ِمنا خط ِأ فتح ِر‬
ِ ‫وم‬
“…, dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan
seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si
terbunuh itu) …” [QS.An-Nisa:92]

▪ Kewajiban melawan orang kafir dalam peperangan


Allah taála berfirman, َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ َّ ُ ُ َ َ َ
ِ‫اب‬
ِ ‫الر‬
‫ق‬ ِ ‫ين كفروا فضر‬
ِ ‫ب‬ ِ ‫ف ِإذا ل ِقيت ِم ال ِذ‬
“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher
mereka” [QS.Muhammad:4]

m i a n . c i s a u k
m i a n . c i s a u k

Anda mungkin juga menyukai