Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 2

NAMA : KODAM KUSWARA SILONDAE


NIM : 2303100004
MATA KULIAH : PERENCANAAN DAN INOVASI PEMBELAJARAN IPS

1. Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan dalam


pendidikan untuk menggambarkan tingkatan berpikir dan pemahaman siswa. Ini
membantu guru dan pendidik untuk merencanakan pembelajaran, mengembangkan
tujuan pembelajaran yang jelas, dan mengukur kemajuan siswa. Taksonomi Bloom
pertama kali dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956, dan sejak itu telah
mengalami beberapa revisi. Versi yang paling terkenal adalah Taksonomi Bloom yang
direvisi oleh Anderson dan Krathwohl pada tahun 2001. Berikut adalah rinciannya:

Taksonomi Bloom Versi Asli: Taksonomi ini terdiri dari enam tingkat berpikir, mulai
dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Berikut adalah penjelasan singkat
tentang masing-masing tingkat:

1. Pengetahuan (Knowledge): Ini adalah tingkat dasar di mana siswa hanya


mengingat informasi tanpa memahaminya.

2. Pemahaman (Comprehension): Siswa pada tingkat ini dapat menguraikan


informasi dan menjelaskan kembali dengan pemahaman.

3. Aplikasi (Application): Siswa dapat menggunakannya dalam situasi nyata atau


mengaplikasikan pengetahuan mereka untuk memecahkan masalah.

4. Analisis (Analysis): Siswa dapat memecah informasi menjadi bagian-bagian yang


lebih kecil dan memahami hubungan antara komponen-komponennya.

5. Sintesis (Synthesis): Ini melibatkan menggabungkan ide-ide yang berbeda untuk


membuat sesuatu yang baru, baik berupa konsep atau produk.

6. Evaluasi (Evaluation): Siswa pada tingkat ini dapat mengevaluasi informasi,


argumen, atau situasi untuk membuat keputusan atau penilaian.
Taksonomi Bloom Revisi oleh Anderson dan Krathwohl: Versi revisi ini menambahkan
dimensi baru dalam taksonomi, yaitu "Mengingat Kembali" (Remembering) sebagai
tingkat dasar, dan mengubah urutan tingkat berpikir menjadi sesuatu yang lebih dinamis.
Berikut adalah tingkat berpikir dalam Taksonomi Bloom yang direvisi:

1. Mengingat Kembali (Remembering): Ini adalah tingkat dasar di mana siswa hanya
mengingat fakta-fakta atau informasi.

2. Memahami (Understanding): Siswa dapat menguraikan, menjelaskan, atau


memberi contoh tentang konsep atau informasi.

3. Menerapkan (Applying): Siswa dapat menggunakan pengetahuan mereka dalam


konteks yang berbeda atau untuk memecahkan masalah.

4. Menganalisis (Analyzing): Ini melibatkan kemampuan siswa untuk memecah


informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami hubungan
antara komponen-komponennya.

5. Menilai (Evaluating): Siswa dapat menilai atau membuat penilaian terhadap


informasi, argumen, atau situasi.

6. Mencipta (Creating): Ini adalah tingkat tertinggi di mana siswa dapat


menggabungkan informasi atau ide-ide yang berbeda untuk membuat sesuatu
yang baru, seperti solusi yang inovatif atau produk kreatif.

Taksonomi Bloom yang direvisi ini memberikan panduan yang lebih


komprehensif untuk merancang kurikulum, mengembangkan asesmen, dan
merencanakan pembelajaran yang berfokus pada berbagai aspek pemahaman dan berpikir
siswa. Itu juga memungkinkan pendidik untuk menyesuaikan pembelajaran dengan
tingkat perkembangan kognitif siswa.
2. Taksonomi Tighe dan Wiggins

Taksonomi Tighe dan Wiggins, juga dikenal sebagai "UbD" atau "Understanding
by Design," adalah sebuah model desain kurikulum yang dikembangkan oleh Grant
Wiggins dan Jay McTighe. Model ini membalik proses tradisional dalam perencanaan
pembelajaran dengan memulai dari tujuan pembelajaran yang diinginkan dan kemudian
merancang pengajaran dan asesmen yang sesuai. Taksonomi Tighe dan Wiggins
memusatkan perhatian pada pemahaman mendalam siswa daripada sekadar menghafal
fakta. Berikut adalah deskripsi rinci tentang model Taksonomi Tighe dan Wiggins:

1. Tujuan Pembelajaran yang Dipahami (Understanding Goals):

Model UbD dimulai dengan menentukan tujuan pembelajaran yang jelas


dan dipahami. Tujuan-tujuan ini seharusnya mencerminkan pemahaman
mendalam siswa tentang materi, konsep, dan ide-ide inti.

2. Pengajaran untuk Pemahaman (Teaching for Understanding):

Setelah tujuan pembelajaran yang dipahami ditetapkan, pendidik merancang


pengajaran yang mendukung pencapaian tujuan tersebut. Ini termasuk memilih
metode pengajaran, bahan pembelajaran, dan aktivitas yang relevan dengan
tujuan.

3. Evaluasi yang Autentik (Authentic Assessment):

Taksonomi Tighe dan Wiggins menekankan penggunaan asesmen autentik


yang mencerminkan pemahaman mendalam siswa daripada asesmen yang hanya
mengukur pengetahuan faktual. Asesmen ini biasanya melibatkan proyek, tugas
berbasis kinerja, atau penyelesaian masalah yang mirip dengan situasi dunia
nyata.

4. Tiga Tahap Desain (Three Stages of Design):

Model UbD dibagi menjadi tiga tahap desain: a. Identifikasi Sasaran


Pembelajaran: Pendidik mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang spesifik dan
pemahaman yang diinginkan oleh siswa. b. Penyusunan Pengajaran: Ini
melibatkan merancang bahan pembelajaran, aktivitas, dan pengalaman
pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran. c. Penyusunan Asesmen:
Pendidik merancang instrumen asesmen yang akan digunakan untuk
mengevaluasi pemahaman siswa.

5. Backward Design (Desain Mundur):

Salah satu konsep utama dalam model ini adalah desain mundur, yang
berarti mulai dengan tujuan akhir dalam pikiran dan bekerja mundur untuk
merancang pengajaran dan asesmen yang sesuai. Hal ini memastikan bahwa
semua elemen pembelajaran berkaitan dengan tujuan akhir.

6. Pemahaman Mendalam (Deep Understanding):

Model UbD mendorong pemahaman mendalam daripada sekadar


penghafalan. Siswa diharapkan untuk mengembangkan pemahaman yang
mendalam tentang materi, menghubungkan konsep, dan menerapkan pengetahuan
mereka dalam konteks nyata.

7. Kepentingan Kontekstual (Contextual Relevance):

Model ini menekankan pentingnya menjadikan pembelajaran relevan


dengan dunia nyata dan konteks siswa. Ini membantu siswa melihat relevansi dan
aplikasi materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

Taksonomi Tighe dan Wiggins, atau Understanding by Design, adalah pendekatan


yang kuat untuk merancang pembelajaran yang fokus pada pemahaman siswa dan
aplikasi pengetahuan dalam konteks nyata. Ini memungkinkan guru untuk lebih efektif
mengajar siswa dengan mengarahkan perencanaan pembelajaran dari tujuan yang
dipahami.
3. Taksonomi Marzano

Taksonomi Marzano adalah kerangka kerja yang digunakan dalam pendidikan


untuk menggambarkan tingkatan berpikir siswa dan menyusun tujuan pembelajaran yang
berbeda berdasarkan tingkat kompleksitasnya. Taksonomi ini dikembangkan oleh Robert
J. Marzano, seorang ahli pendidikan terkenal. Ini memberikan pendekatan sistematis
untuk merancang tujuan pembelajaran yang lebih spesifik dan menyeluruh. Taksonomi
Marzano terdiri dari enam level, mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi,
yang membantu guru merencanakan pembelajaran yang mendalam dan sesuai dengan
kemampuan siswa. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai setiap level dalam
Taksonomi Marzano:

1. Ingat (Remembering):

• Level ini mencakup kemampuan siswa untuk mengingat fakta, konsep,


atau informasi secara harfiah. Ini termasuk mengingat definisi, fakta,
rumus matematika, atau kenyataan yang sederhana.

• Contoh: Mengingat nama-nama benua atau mengingat rumus sederhana


seperti rumus luas persegi.

2. Memahami (Understanding):

• Pada level ini, siswa tidak hanya mengingat informasi tetapi juga mengerti
makna di baliknya. Mereka dapat menjelaskan, merinci, dan
menggambarkan konsep atau informasi dengan kata-kata mereka sendiri.

• Contoh: Menguraikan prinsip dasar ekologi atau menjelaskan sebab-


akibat dalam sejarah.

3. Menerapkan (Applying):

• Siswa pada level ini dapat menggunakan pengetahuan dan pemahaman


mereka dalam situasi yang berbeda atau untuk memecahkan masalah.
Mereka menerapkan konsep atau prinsip dalam konteks praktis.
• Contoh: Menggunakan hukum fisika untuk merancang alat, atau
menerapkan strategi matematika untuk menyelesaikan masalah dunia
nyata.

4. Menganalisis (Analyzing):

• Pada level ini, siswa dapat memecah informasi menjadi bagian-bagian


yang lebih kecil, mengidentifikasi pola, hubungan, atau perbedaan, serta
mengklasifikasikan informasi.

• Contoh: Menganalisis unsur-unsur tema dalam sebuah cerita,


mengidentifikasi pola statistik dalam data, atau membedakan karakteristik
berbagai bentuk seni.

5. Mengevaluasi (Evaluating):

• Siswa pada level ini dapat membuat penilaian terhadap informasi,


argumen, atau situasi. Mereka dapat mengambil keputusan berdasarkan
kriteria tertentu, memberikan justifikasi untuk pendapat mereka, dan
mengevaluasi validitas atau kualitas informasi.

• Contoh: Mengevaluasi keberlanjutan solusi permasalahan lingkungan,


atau menilai argumen dalam sebuah esai.

6. Mencipta (Creating):

• Ini adalah level tertinggi dalam Taksonomi Marzano. Siswa dapat


menggabungkan informasi, ide, atau elemen-elemen yang berbeda untuk
menciptakan sesuatu yang baru. Mereka dapat merancang produk, konsep, atau
solusi yang orisinal.

• Contoh: Menciptakan karya seni asli, merancang proyek inovatif, atau

mengembangkan teori baru dalam ilmu pengetahuan.

Taksonomi Marzano membantu guru merencanakan tujuan pembelajaran yang


lebih terperinci dan relevan dengan kemampuan siswa. Ini juga memungkinkan
pengajaran yang lebih terfokus pada pengembangan kemampuan berpikir yang lebih
tinggi dan memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam
konteks yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Tulasi, D. 2010. Merunut Pemahaman Taksonomi Bloom: Suatu Kontemplasi Filosofis.


Humaniora, 359-371. https://media.neliti.com/media/publications/167113-ID-
merunut-pemahaman-taksonomi-bloom-suatu.pdf
Winarti & Edi Istiyono. 2020. Taksonomi Higher Order Thinking Skill Untuk Penilaian
Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Widya Sari Press Salatiga. Diunduh pada
tanggal 1 September 2023 di https://digilib.uin-
suka.ac.id/id/eprint/52039/1/Taksonomi%20Higher%20Order%20Thinking%20
Skill%20%28HOTS.pdf
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Menengah. 2022. Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia
Diunduh pada tanggal 1 September 2023 di
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-
Pembelajarn-dan-Asesmen.pdf
Taksonomi Marzano. Diunduh pada tanggal 2 September 2023 di
https://scribd.vdownloaders.com/download/614722155/TAKSONOMI-
MARZANO?hash=HVZ39OfhBChP%2FZ3d5LWKGHm%2FlVuVTyzxJBydg
L4m6wCqXkC%2FeGydXchdZxKc9kFx

Anda mungkin juga menyukai