NIM: 21.E1.0090
Kelas: Psikologi 02
Kelompok 6
B. Transfer
Transfer adalah Fenomena di mana sesuatu yang telah dipelajari siswa memengaruhi
cara siswa belajar atau melakukan sesuatu di kemudian hari. Transfer Positif berarti fenomena
di mana sesuatu yang dipelajari akan memfasilitasi pembelajaran atau performa di kemudian
hari. Transfer Negatif berarti fenomena di mana sesuatu yang dipelajari akan mengganggu
pembelajaran atau performa di kemudian hari. Transfer Spesifik berarti tugas belajar yang asli
dan tugas transfer tumpeng tindih dalam hal isi. Transfer Umum berarti tugas belajar asli dan
tugas transfer berbeda dalam hal isi.
a. Faktor-faktor yang memengaruhi Transfer
Belajar yang bermakna mendorong transfer yang lebih baik daripada belajar
dengan menghafal.
Semakin menyeluruh sesuatu dipelajari, semakin besar kemungkinannya
ditransfer ke situasi ya baru.
Baik transfer positif maupun transfer negatif lebih umum menjadi ketika suatu
situasi yang baru itu sama atau paling tidak tampak mirip dengan situasi
sebelumnya.
Prinsip dan teori lebih mudah ditransfer daripada fakta-fakta yang terpisah-pisah.
Contoh yang banyak dan bervariasi dan kesempatan latihan meningkatkan
probilitas transfer.
Transfer lebih umum terjadi ketika informasi dan keterampilan disadari sebagai
bebas konteks (context-free) daripada terikat konteks.
Transfer mengikat lingkungan budaya mendorong dan mengharapkan transfer.
C. Pemecahan Masalah
a. Strategi Pemecahan Masalah: Algoritma dan Heuristik
Algoritma adalah beberapa soal yang diselesaikan secara berhasil dengan
mengikuti instruksi yang spesifik dan tahap demi tahap. Heuristik adalah strategi
umum yang memfasilitasi pemecahan masalah tetapi tidak selalu menghasilkan suatu
pemecahan masalah.
b. Faktor-faktor Kognitif yang Memengaruhi Pemecahan Masalah
Memori kerja menempatkan batas atas mengenai seberapa banyak siswa dapat
berpikir pada saat mereka mengerjakan suatu soal.
Siswa biasanya memecahkan soal secara lebih efektif bila mereka mempunyai
basis pengetahuan yang menyeluruh dan terintegrasi baik yang relevan dengan
topik itu.
Pemecahan masalah yang sukses tergantung pada kesuksesan pemanggilan
kembali (retrieval) pengetahuan yang relevan.
E. Kreativitas
Kreativitas, adalah bentuk transfer, karena melibatkan penerapan sebelumnya yaitu
pengetahuan atau keterampilan yang dipelajari ke situasi baru. Psikolog telah menawarkan
berbagai pendapat tentang sifatnya, tetapi secara umum kreativitas memiliki dua komponen:
Perilaku baru (orisinal): Perilaku yang tidak dipelajari khusus dari orang lain.
Hasil yang produktif: Hasil yang berguna dan tidak melanggar budaya.
Kreativitas bukanlah entitas tunggal yang orang miliki atau tidak miliki, tetapi
kreativitas merupakan kombinasi dari beberapa proses berpikir, motivasi, dan perilaku yang
spesifik. Individu yang kreatif cenderung memiliki karakteristik:
1. Menafsirkan masalah dan situasi secara fleksibel
2. Memiliki pengetahuan pada suatu tugas
3. Mengombinasikan informasi dan ide-ide yang ada dengan cara baru
4. Mengevaluasi pencapaian mereka
5. Memiliki gairah dalam hal yang dilakukannya
Beberapa aspek kreativitas mungkin berakar faktor keturunan, tetapi faktor
lingkungan juga memiliki peranan yang besar. Faktanya semakin orang bertambah tua maka
semakin kreatif juga orang itu, karena kreativitas membutuhkan pemikiran yang luas,
terstruktur, dan berpengalaman.
a. Mendorong Berkembangnya Kreativitas
1. Tunjukkan kepada siswa bahwa kreativitas itu dihargai: memberi respons baik
atau hadiah Ketika siswa menyelesaikan tugas dengan unik atau kreatif.
2. Fokuskan perhatian siswa pada penghargaan internal: menjelaskan pada siswa
bahwa nilai bukanlah segalanya, dan pencarian serta pengembangan potensi diri
itu sangat penting.
3. Dorong siswa menguasai suatu mata pelajaran: kreativitas berkemungkinan besar
untuk muncul dalam bidang yang benar-benar dikuasai.
4. Berikan pertanyaan yang mengasah pikiran: pertanyaan yang sulit dapat
mendorong pemikiran divergent.
5. Berikan kebebasan dan rasa aman untuk mengambil risiko: untuk
mengembangkan kreativitas siswa perlu memiliki rasa ketidaktakutan akan gagal.
6. Sediakan waktu yang memadai untuk mendorong tumbuh kembangnya
kreativitas.
F. Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah mengevaluasi akurasi, kredibilitas, kepentingan, dan alasan dari
suatu pernyataan. Bentuk-bentuk pemikiran kritis:
1. Penalaran verbal: Memahami dan mengevaluasi teknik persuasif dalam perkataan verbal
ataupun tertulis
2. Analisis argument: Menganalisis alasan yang tidak sesuai dengan konklusi yang ada
3. Penalaran probabilistic: Menentukan kemungkinan terjadinya sesuatu
4. Uji hipotesis: Menilai data dan hasil riset yang ada dari metode penelitian yang digunakan
a. Mendorong Berkembangnya Kemampuan Berpikir Kritis
1. Ajarkan sedikit topik namun secara mendalam.
2. Dorong skeptisisme intelektual.
3. Beri contoh pemikiran kritis.
4. Berikan siswa kesempatan untuk berlatih.
5. Berikan pertanyaan yang mendorong pemikiran kritis.
6. Mintalah siswa mendebatkan isu kontroversial.
7. Bantu siswa memahami manfaat berpikir kritis.
8. Tanamkan keterampilan berpikir kritis dalam konteks aktivitas.