Anda di halaman 1dari 8

TUGAS/UJIAN TENGAH SEMESETER TA 2022/2023

KIMIA MEDISINAL

NAMA : APRILIO ANDRIO DAMARE

NIM : 2021321002

KELAS : KARYAWAN

Soal & Jawaban !!!

1. Perhatikan struktur molekul klonidin di bawah ini. Jelaskan aktivitas kedua


bentuk klonidin tersebut.

−1
Klonidin (bentuk o,o’-dikloro): ED = 0.01 mg kg
20
−1
Klonidin (bentuk m, p-dikloro): ED = 3.00 mg kg
20

Jawab :

Posisi substitusi merupakan hal yang kritikal. Pada posisi tertentu


gugus baru akan meningkatkan aktivitas, sementara pada posisi lain akan
menurunkan aktivitasnya. Contohnya, antihipertensi klonidin dengan
substitusi o,o’-dikloro lebih potensial daripada analognya m,p-dikloro

2. Diethylstilbestrol ismomer trans mempunyai aktivitas hanya 7% dari isomer cis.

Diethylstilbestrol

Gambarkanlah struktur diethylstilbestrol isomer cis dan isomer trans.


Jawab :
3. Persen terionisasi suatu obat bersifat pada pH dan pKa tertentu digunakan
rumus:
Persen (%) ionisasi = 10 pH-pKa/1+ 10 pH - pKa x 100% (untuk yang bersifat
asam), dan
Persen (%) ionisasi = 10pKa-pH/1 + 10pKa-pH x 100% (untuk yang bersifat
basa)
Dengan menggunakan rumus tersebut di atas hitunglah persen ionisasi untuk
difenhidramin yang mempunyai sifat basa dengan pKa = 9,0 pada pH 7, persen
ionisasi dari ibuprofen yang bersifat asam dengan pKa = 4,4 pada pH 7,0.
Jawab :
 Untuk difenhidramin
Obat mengandung 1 atom N yang bersifat basa. Persentasi ionisasi dapat
dihitung
% ionisasi = 109,0 -7,0/1 + 109,0-7,0 x 100%
= 100/101 x 100%
= 99,0%
Jadi jika difenhidramin yang mempunyai pKa 9 akan terionisasi sebesar
99,0% jika dimasukkan pada pH 7,0.
 Untuk ibuprofen
Obat ini mengandung 1 gugus asam, dan pada pH 7,0 persentase ionisasinya
=
% ionisasi = 107,0-4,4/1+107,0-4,4 x 100%
= 398/399 x 100 %
= 99,8%
Jadi ibuprofen yang bersifat asam dan mempunyai pKa 4,4 akan terionisasi
sebesar 99,8% jika dimasukkan pada pH 7,0
4. Perhatikan molekul turunan 6-deoksitetrasiklin di bawah ini. Gugus Y, X, dan R
disubstiusi sebagaimana pada Tabel 1.

X R

Tabel 1. Potensi penghambatan in vitro beberapa turunan 6-deoksi tetrasiklin


terhadap Staphylococcus aureus

No R X Y Loc
Senyawa 1/C
H CH3 NO2 Cl Br NO2 NH2 NHCOCH2

1 + + + 60

2 + + + 21

3 + + + 15

4 + + + 525

5 + + + 320

6 + + + 275

7 + + + 160

8 + + + 15

9 + + + 140

10 + + + 75

Berikan penjelasan Tabel 1 di atas (ingat hubungan kuantitatif struktur dan


aktivitas/HKSA).

Jawab :

Aktivitas antibakteri ditentukan dengan metode kekeruhan


Aktivitas biologis (log 1/C) di atas dibandingkan dengan aktivitas tetrasiklin
(=100)
Bila perrsaaan 2 dijabarkan sesuai dengankondisi percobaan di atas akan
diperoleh persamaan berikut:
Aktivitas Biologis = (R) + (X) + (Y) + μ .........................................(3)
(R), (X), dan (Y): sumbangan aktivitas dari gugus-gugus yang terdapat pada
posisi R, X, dan Y
Dari hasil percobaan pada Tabel 1
1. (H)R + (NO2)X + (NO2)Y + μ = 60
2. (H)R + (Cl)X + (NO2)Y + μ = 21
3. (H)R + (Br)X + (NO2)Y + μ = 15
4. (H)R + (Cl)X + (NH2)Y + μ = 525
5. (H)R + (Br)X + (NH2)Y + μ = 320
6. (H)R + (NO2)X + (NH2)Y + μ = 275
7. (CH3)R + (NO2)X + (NH2)Y + μ = 160
8. (CH3)R + (NO2)X + (NHCOCH3)Y + μ = 15
9. (CH3)R + (Br)X + (NH2)Y + μ = 140
10. (CH3)R + (Br)X + (NHCOCH3)Y + μ = 75

5. Sebutkan beberapa gugus fungsi yang bersifat hidrofilik dan bersifat lipofilik
Jawab :
1. Gugus Hidrofilik :
 Kuat : -OSO2ONa, -COONa, -SO2Na, -OSO2H
 Sedang : -OH, -SH, -O-, =C=O, -CHO, -NO2, -NH2, -NHR, -NR2, -
CN, -CNS, -COOH, -COOR, -OPO3H2, -OS2O2H
 Ikatan tak jenuh : -C=CH, -CH=CH2
2. Gugus Lipofilik : Rantai hidrokarbon alifatik, alkil, aril, hidrokarbon polisiklik

6. Kelarutan obat dalam cairan tubuh dapat dijelaskan dari banyak aspek.
a. Jelaskan mengapa suatu obat dapat larut dalam pelarut ber-air dan
dapat larut dalam lemak.
Jawab :
Karena suatu obat memiliki gugus hidrofilik/lipofilik dimana senyawa
hidrofilik itu mempunyai sifat larut dalam air sedangkan lipofilik bersifat
larut dalam lemak. Dan juga kelarutan suatu obat dipengaruhi oleh
temperature, pH, polaritas pelarut, ukuran partikel, ukuran molekul, dan
polimorfisme.
b. Sebutkan beberapa gugus fungsi yang berpengaruh pada sifat
hidrofilik dan liofilik.
Jawab :
i. Gugus Hidrofilik :
 Kuat : -OSO2ONa, -COONa, -SO2Na, -OSO2H
 Sedang : -OH, -SH, -O-, =C=O, -CHO, -NO2, -NH2, -
NHR, -NR2, -CN, -CNS, -COOH, -COOR, -OPO3H2,
-OS2O2H
 Ikatan tak jenuh : -C=CH, -CH=CH2
ii. Gugus Lipofilik : Rantai hidrokarbon alifatik, alkil, aril,
hidrokarbon polisiklik
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan partisi atau distribusi zat dalam
dua pelarut tidak tercampurkan.
Jawab :
Jika suatu zat ditambahkan ke dalam dua fase pelarut tidak tercampur,
maka solut akan terdistribusi ke dalam kedua pelarut yang dapat
dinyatakan dengan koefisien distribusi (D) atau koefisien partisi (P).
dimana Koefisien partisi (P) atau Koefisien distribusi (D) adalah
perbandingan konsentrasi senyawa dalam campuran dua fase yang tak larut
pada kesetimbangan.
KD = [A]o/[A]w
KD : koefisien distribusi
[A]o : konsentrasi solut A dalam pelarut organik
[A]w : konsentrasi solut A dalam pelarut berair

Sedangkan koefisien partisi dinyatakan dengan rumus:


P= [Organik]/[Air]
P = koefisien partisi;
[Organik] = konsentrasi senyawa dalam organik (fase lemak);
[Air] = konsentrasi senyawa dalam fase air (fase berair)

7. Jelaskan tentang;
a. Proses absorpsi obat;
Jawab :
 Obat aktif, setelah masuk ke peredaran darah, langsung
berinteraksi dengan reseptor dan menimbulkan respons biologis
 Pro Obat, setelah masuk ke peredaran darah, mengalami
proses metabolisme menjadi obat aktif berinteraksi dengan
reseptor dan menimbulkan respons biologis (bioaktivitas)

b. Cara absorpsi obat


Jawab :
1. Rute Per Oral : memperoleh efek sistemik & absorbsi terjadi
disepanjang saluran Pencernaan
2. Rektal : Menghasilkan efek lokal & sistemik , Dapat dalam
bentuk larutan (enema), padat (supositoria), setengahh padat
(salep)
3. Rute Parenteral : Dapat terhindar dari kerusakan/inaktivasi dlm
saluran Pencernaan, Dapat digunakan bila obat sedikit
diabsorbsi di sal. cerna sehingga responnya kurang, dan
Menghasilkan efek yg cepat
4. Kulit : Menghasilkan efek lokal bukan sistemik
5. Implan : Menghasilkan efek sistemik jangka panjang & hanya
membutuhkan dosis kecil dibandingkan cara oral
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi obat melalui saluran
cerna..
Jawab :
 Bentuk Sediaan obat
 Sifat Fisika Kimia Obat
 Faktor biologis
 Ukuran Partikel
 Rute pemberian obat
 pH lingkungan absorbs
 aliran darah yang mengabsorpsi

8. Jelaskan distribusi obat secara difusi pasif dan difusi aktif.


Jawab:
a) Difusi Pasif
Difusi pasif dapat terjadi melalui:
 Pori (penyaringan)
Pori membaran sel ø ≈ 4Å. Dapat dilewati secara difusi oleh
molekul yang bersifat hidrofil. Molekul dengan ø < 4Å, molekul
dengan jumlah atom C < 3 atau BM < 150 dapat mendifusi.
Kecepatan difusi tergantung dari ukuran pori, ukuran molekul obat,
dan perbedaan kadar antar membrane Mis. Sel glomerulus kapsula
Bowman mempunyai karakteristik dibandingkan pori membrane
biologis lain. Ø ± 40Å dapat dilewati molekul protein dengan BM >
5000.

 Pelarutan dalam lemak penyusun membran


Kelarutan senyawa organik dalam lemak berhubungan terhadap
mudah tidaknya menembus membran sel. Senyawa non-polar
bersifat mudah larut dalam lemak mempunyai harga koefisien
partisi lemak/air besar sehingga mudah menembus membrane sel
secara difusi. Koefisien partisi sangat berperan terhadap absorpsi
obat terutama turunan barbiturate. Makin besar inlai koefisein
partisi kloroform/air dari bentuk tak terionisasi obat semakin besar
persentase obat yang diabsorbsi.

 Fasilitas
Obat yang ø > 4Å dapat melewati membran sel karena ada tekanan
osmosa yang disebabkan oleh perbedaan kadar antar membran.
Gerakan terjadi dari kadar yang lebih tinggi ke yang lebih rendah
hingga mencapai kesetimbangan.
b) Difusi Aktif
Difusi Aktif terdiri dari:
1). Sistem Pengangkutan Aktif
Sistem ini disebut juga transport aktif yang mirip dengan difusi
pasif dengan fasilitas (ada pembawa).
Contoh; Sekresi H+ dari lambung pelepasan Na+ dari sel saraf dan otot
pengangkutan aktif Na+ dan Na+ dari sel darah merah pengangkutan
aktif obat seperti pengangkutan penisilin ke tubulus renalis
2). Pinositosis
Pengangkutan aktif obat yang mempunyai ukuran molekul besar dan
misel-misel seperti lemak, amilum, gliserin, vitamin A, D, E, K.
Prosesnya: molekul obat mendekati membrane sel, membrane
membentuk rongga mengelilingi molekul obat obat bergerak
menembus membran sel

9. Terkait dengan hubungan stuktur dan sifat kimia fisika obat terhadap
metabolism dan eksresi, maka:
a. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme obat;
Jawab :
 Faktor Genetik atau Keturunan. Metabolisme isoniazid suatu obat
antituberklosis orang Jepang dan Ekskimo merupakan asetilator
cepat sedang orang Eropa Timur dan Mesir adalah asetilator
lambat.
 Perbedaan Spesies atau Galur. Fenilasetat pada manusia
terkonyugasi dengan glisin dan glutamin sedang pada kelinci dan
tikus terkonyugasi dengan glisin saja.
 Perbedaan Jenis Kelamin. Nikotin dan asetosal dimetabolisis
secara berbeda pada pria dan wanita.
 Perbedaan Umur. Tolbutamid pada bayi yang baru lahir mempunyai
waktu paroh ± 40 jam, sedang pada orang dewasa ± 8 jam. Hal ini
disebabkan kemampuan bayi untuk metabolisme oksidatif masih
rendah.
 Penghambatan Enzim Metabolisme. Dikumarol, kloramfenikol dan
isoniazid dapat menghambat enzim metabolisme dari fenitoin,
sulfonamida, sikloserin dan para-amino salisilat sehingga kadar
obat dalam serum darah meningkat dan meningkat pula toksisitas.
 Induksi Enzim Metabolisme. Fenilbutazon dapat meningkatkan
kecepatan metabolisme aminopirin dan kortisol

b. Gambarkan eksresi obat dalam tubuh.


Jawab :
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stereokimia. Jelaskan bagaimana
hubungan stereokimia dengan aktivitas obat.
Jawab :
 Stereokimia adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga
dimensi yakni bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata
dalam ruangan satu relative terhadap yang lain.
 Bentuk molekul merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi aktivitas obat. Dengan demikian struktur molekul
merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan ketika
mendesain obat. Beberapa obat mempunyai fitur struktur molekul
dengan tingkat kekakuan yang cukup tinggi sementara yang lain
strukturnya lebih fleksibel. Ada obat memiliki beberapa stereoisomer
dimana akan terlihat potensi yang berbeda baik tipe maupun
aktivitasnya serta efek samping yang ditimbulkannya Untuk itu perlu
dievaluasi rasemat stereisomer setiap isomernya. Stereokimia obat
juga harus mempertimbangkan struktur dan biokimia dari sistem biologi
dari target.

------------------------------ooooo000ooooo------------------------------

Anda mungkin juga menyukai