Anda di halaman 1dari 77

GAMBARAN KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT TASIK MEDIKA CITRATAMA (TMC) KOTA


TASIKMALAYA TAHUN 2023

LAPORAN MAGANG

(Di Bagian Komite Mutu Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC) Kota
Tasikmalaya

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Kegiatan Magang

Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK)

Oleh :

TIA NURMALIA

204101071

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

2024
FORMULIR SIAP UJIAN MAGANG

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Pembimbing Akademik : Andy Muharry, S.K.M., M.P.H

Dengan ini menyatakan bahwa

Nama Mahasiswa : Tia Nurmalia

NPM : 204101071

Peminatan : Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK)

Instansi Tempat Magang : Rumah Sakit Tasik Medika Citratama


(TMC)

Waktu Pelaksanaan Magang : 18 Desember 2024 s/d 18 Januari 2024

Telah menyelesaikan laporan magangnya dan SIAP untuk mengikuti ujian


magang.

Tasikmalaya, 31 Januari 2024

Dosen Pembimbing Akademik

Andy Muharry, S.K.M., M.P.H


NIP. 198509162019031010

i
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama Mahasiswa : Tia Nurmalia

NPM : 204101071

Peminatan : Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK)

Judul Laporan : Gambaran Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC)

Kota Tasikmalaya Tahun 2023

Laporan ini telah diperiksa oleh Pembimbing Akademik dan disetujui untuk
melaksanakan Ujian Magang.

Tasikmalaya, Januari 2024

Telah Disetujui Oleh,


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Andy Muharry, S.K.M., M.P.H Tri Hrtini, S.Kep


NIP. 198509162019031010 NIK. 1000382

ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Tia Nurmalia

NPM : 204101071

Peminatan : Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK)

Judul Laporan : Gambaran Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC)

Kota Tasikmalaya Tahun 2023

Laporan ini telah diseminarkan dalam Ujian Magang yang dilaksanakan pada Hari
Rabu Tanggal 31 Januari Tahun 2024 dihadapan Penguji Magang dan direvisi
sesuai masukan Penguji dan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Tasikmalaya, Januari 2024

Menyetujui,
Pembimbing Akademik Penguji Magang

Andy Muharry, S.K.M., M.PH Andy Muharry, S.K.M., M.P.H


NIP. 198509162019031010 NIP. 198509162019031010

Mengesahkan,
Dekan Pembimbing Lapangan

Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes Tri Hartini, S.Kep


NIP : 196905291994032002 NIK. 1000382

iv
RINGKASAN

Latar Belakang : Keselamatan Pasien (Patien Safety) merupakan suatu


sistem yang memberikan pelayanan kepada pasien dengan tidak menimbulkan
cedera, pengelolaan risiko terhadap pasien, melaporkan dan menganalisa sebuah
insiden, usaha dalam melakukan pembelajaran secara berkelanjutan, serta
penerapan solusi agar tidak menimbulkan risiko atau cedera akibat kelalaian suatu
tindakan maupun karena tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
(Kementerian Kesehatan, 2017). Tujuan : Mengetahui Gambaran Keselamatan
Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC)
Tasikmalaya berdasarkan pada komponen Input,Proses, dan Output. Mengetahui
budaya keselamatan pasien berdasarkan 12 dimensi, menganalisis capaian kendala
masalah, dan memberikan usulan alternatif pemecahan masalah.Manfaat :
Laporan magang mengenai gambaran keselamatan pasien di instalasi rawat inap
Rumah Sakit TMC Kota Tasikmalaya memiliki manfaat bagi mahasiswa, instansi
tempat magang, dan jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas
Siliwangi.Gambaran Umum : Rumah Sakit TMC terletak di Jalan K.H.Z.
Mustofa No. 310, Kelurahan Tuguraja, Kecamatam Cihideung Tasikmalaya- Jawa
Barat. Dengan jenis pelayanan Rumah Sakit Umum serta termasuk kedalam Tipe
Kelas Rumah Sakit C. Gambaran Khusus : Bidang Keselamatan pasien
mempunyai tugas pokok dengan melaksanakan pelaporan insiden keselamatan
pasien (IKP) dan melakukan analisis akar masalah insiden keselamatan pasien/
Root Cause Analysis (RCA). Pembahasan : Sasaran keselamatan pasien
diterapkan dengan input, proses, dan output dengan melakukan identifikasi pasien
dengan benar ; meningkatkan komunikasi yang efektif ; meningkatkan
pengawasan obat yang harus diwaspadai ; menjamin lokasi lokasi pembedahan
yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pasien yang benar ; mengurangi
risiko akibat perawatan kesehatan ; mengurangi cedera pasien akibat jatuh. Dan
melakukan pengukuran budaya keselamatan dengan 12 dimensi.Kesimpulan :

v
keselamatan pasien di RS TMC bisa dikatan sudah cukup baik, hanya saja masih
ditemukan permasalahan terkait pelaporan insiden maupun kegiatan yang belum
dilakukan untuk mengingkatkan keselamatan pasien. Keyword : Keselamatan
Pasien, Sasaran Keselamatan Pasien, Budaya Keselamatan Pasien.

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkanke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan magang
yang berjudul “Gambaran Keselamatan Pasien di Unit Rawat Inap Rumah
Sakit Tasik Medika Citratama (TMC) Kota Tasikmalaya Tahun 2023”.
Laporan magang ini disusun untuk memenuhi kompetensi mahasiswa dalam mata
kuliah magang.

Dalam penyusunan laporan magang ini, penulis banyak mendapat bantuan


dari beberapa bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih atas doa dan bantuan baik moril, materil, dan spiritual kepada :

1. Kedua orang tua penulis yaitu ayah dan ibu tercinta yang telah
membesarkan, menyemangati, menasihati, membimbing, dan mendidik
penulis dari kecil hingga kuliah sampai sekarang ini tanpa meminta balas
jasa.
2. dr. M. Ihsan Ramdani, MARS, MH, AAAK, FISQua, FRSPH, selaku
Direktur RS.TMC
3. dr. Asep Indah Wuddi Arief, Sp.An, Msc, selaku Ketua Komite Mutu
RS.TMC
4. Ibu Ita Rosita, S.Kep, selaku Sekretaris Komite Mutu Rs.TMC
5. Ibu Tri Hartini, S.Kep, selaku Anggota Sub Komite Keselamatan pasien
RS.TMC sekaligus Pembimbing Lapangan.
6. Dr. Ir Nundang Buaeri, MT., IPU ASEAN Eng. Sebagai Rektor
Universitas Siliwangi.
7. Ibu Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan.
8. Ibu Siti Novianti, S.KM., M.KM, selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Masyarakat dan Koordinator Magang
9. Bapak Andy Muharry, S.KM., M.PH selaku Pembimbing Magang

vii
10. Seluruh Staf di RS.TMC
11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan ini.

Laporan ini bukanlah karya yang sempurna, karena masih memiliki


kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan Teknik penulisannya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi memperbaiki kualitas laporan ini. Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Amiin

Tasikmalaya, 31 Januari 2024

Penulis,

viii
DAFTAR ISI

Halaman
FORMULIR SIAP UJIAN MAGANG.................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii

RINGKASAN........................................................................................................iv

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

DAFTAR TABEL..................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii

BAB I.......................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................3
C. Manfaat........................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6

A. Gambaran Umum.........................................................................................6
1. Sejarah Umum Rumah Sakit Tasik Medika Citratama Kota Tasikmalaya..6

2. Data Umum Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC)........................7

3. Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit.................................................................8

4. Makna Logo, Visi, Misi, Motto, dan Struktur Organisasi Rumah Sakit
Tasik Medika Citratama (TMC) Kota Tasikmalaya..................................12

5. Uraian Tugas Komite Mutu.......................................................................16

6. Tata Hubungan Kerja.................................................................................20

7. Pelaporan IKP............................................................................................20

B. Gambaran Khusus......................................................................................21

ix
1. Program Kerja Keselamatan Pasien...........................................................21

2. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)............................................22

3. Analisis Akar Masalah Insiden Keselamatan Pasien/ Root Cause Analysis


(RCA).........................................................................................................30

C. Pembahasan................................................................................................33
1. Gambaran Sasaran Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap...............33

2. Gambaran Budaya Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap...............43

3. Indentifikasi Masalah dan Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan Pasien di


Instalasi Rawat Inap...................................................................................47

4. Usulan alternatif Pemecahan Masalah dalam Pelaksanaan Keselamatan


Pasien di Instalasi Rawat Inap...................................................................49

BAB III..................................................................................................................50

A. Simpulan....................................................................................................50
B. Saran...........................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51

LAMPIRAN..........................................................................................................52

x
DAFTAR TABEL

Halaman
2.1 Ruang Perawatan................................................................................................9

2,2 Unit Perawatan.................................................................................................10

2.3 Penilaian Dampak IKP ....................................................................................23

2.4 Penilaian Probabilitas/Frekuensi IKP..............................................................25

2.5 Matriks Grading Risiko IKP............................................................................27

2.6 Tindakan Sesuai Tingkat & Band Risiko IKP.................................................28

2.7 Target Capaian Indikator Sasaran Keselamatan Pasien Tahun 2023..............40

2.8 Dimensi Budaya Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap........................43

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Gambar Rumah Sakit TMC...............................................................................6
2.2 Gambar Logo RS TMC....................................................................................12
2.3 Gambar Struktur Organisasi RS TMC.............................................................15
2.4 Gambar Struktur Organisasi Komite Mutu RS TMC......................................16
2.5 Gambar Tata Hubungan Kerja.........................................................................20
2.6 Gambar Alur Laporan IKP...............................................................................29
2.7 Gambar Grafik Insiden Keselamatan Pasien Tahun 2023...............................47
2.8 Gambar Fishbone Kendala Masalah Insiden Keselamatan Pasien…………..48

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Foto/Dokumentasi
Kegiatan...............................................................52

Lampiran 2. Absensi Harian


Magang.....................................................................54

Lampiran 3. Kegiatan Harian


Magang....................................................................55

Lampiran 4. Kartu Bimbingan


Magang..................................................................60

Lampiran 5. Formulir Penilaian


Magang................................................................61

Lampiran 6. Formulir Tanggapan


Instansi..............................................................62

Lampiran 7. Surat Penerimaan


Magang.................................................................63

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan Pasien (Patien Safety) merupakan suatu sistem yang


memberikan pelayanan kepada pasien dengan tidak menimbulkan cedera,
pengelolaan risiko terhadap pasien, melaporkan dan menganalisa sebuah
insiden`, usaha dalam melakukan pembelajaran secara berkelanjutan, serta
penerapan solusi agar tidak menimbulkan risiko atau cedera akibat
kelalaian suatu tindakan maupun karena tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan. (Kementerian Kesehatan, 2017).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 11 Tahun
2017, kesadaran terhadap nilai keselamatan pasien, kepemimpinan, dan
dukungan staf dalam menerapkan keselamatan pasien adalah elemen kunci
dalam membentuk budaya keselamatan pasien. Dukungan tersebut
mencakup pasien, serta penyediaan sarana prasarana (Yarnita &
Maswarni, 2019 pembentukan dan implementasi program keselamatan
pasien, pelatihan terkait keselamatan). Dalam implementasi budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, staf harus mempraktikkan keterbukaan
komunikasi, baik dalam pelayanan pasien maupun pelaporan insiden, serta
menjalin kerjasama dan partisipasi yang tinggi antar petugas kesehatan.
Hal ini melibatkan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di
rumah sakit, penerapan budaya tanpa menyalahkan, pencarian akar
masalah untuk melakukan koreksi guna mencegah kesalahan berulang, dan
pelaksanaan monitoring berkelanjutan untuk menghindari kehilangan
informasi perawatan pasien. Implementasi langkah-langkah tersebut
menjadi krusial dalam menciptakan budaya keselamatan pasien yang lebih
aman dan mencegah kejadian tidak diinginkan, sejalan dengan pandangan
Nursetiawan dan Suryawati (2020) yang menyatakan bahwa budaya
keselamatan pasien dapat mengurangi risiko Kejadian Tidak Diinginkan
(KTD).

1
Budaya Keselamatan di Rumah Sakit menciptakan lingkungan
kolaboratif dimana dokter saling mengahargai, pimpinan mendorong kerja
tim yang efektif, dan tercipta rasa aman psikologis. Anggota tim dapat
belajar dari insiden keselamatan pasien, pemberi layanan menyadari
keterbatasan manusia dalam sistem kompleks, dan terdapat proses
pembelajaran serta upaya untuk mendorong perbaikan.( Kemenkes RI,
2022).
Pengukuran Budaya Keselamatan di Rumah Sakit dilaksanakan
melalui survei tahunan, budaya keselamatan pasien, atau budaya aman
merupakan organisasi yang mendorong setiap anggota staf (klinis atau
administratif) untuk melaporkan potensi risiko terkait keselamatan atau
mutu pelayanan tanpa imbal jasa dari rumah sakit.
Pengukuran budaya keselamatan dapat dilakukan menggunakan
Hospital Survey on Patient Safety Culture yang dikeluarkan oleh AHRQ
(Agency for Healthcare Research and Quality). Dalam konteks ini,
evaluasi budaya keselamatan pasien dilakukan melalui pandangan staf
rumah sakit, melibatkan dimensi seperti (1) Kolaborasi terkait program
keselamatan pasien di unit kerja; (2) Harapan dan langkah atasan dalam
mendukung keselamatan pasien; (3) Pembelajaran organisasi dan upaya
perbaikan berkelanjutan; (4) Dukungan manajemen terhadap keselamatan
pasien; (5) Persepsi keseluruhan staf tentang keselamatan pasien; (6)
Umpan balik dan komunikasi mengenai kesalahan; (7) Keterbukaan dalam
komunikasi; (8) Frekuensi pelaporan insiden; (9) Kolaborasi antar unit di
rumah sakit; (10) Susunan kepegawaian (Staffing); (11) Serah terima dan
transisi pasien; (12) Respon non-punitif terhadap kesalahan (Rochmah et
al., 2019).
Rumah Sakit TMC Tasikmalaya Rumah Sakit Tasik Medika
Citratama (TMC) merupakan salah satu rumah sakit swasta kelas C di
Kota Tasikmalaya yang mempunyai misi mengutamakan keselamatan
pasien serta merupakan salah rumah sakit yang telah tersertifikasi secara
paripurna. Dalam Akreditasi Rumah Sakit KARS versi SNARS 1 pada

2
tahun 2019. Sertifikasi ini memberikan sebuah tanggung jawab bagi RS
untuk selalu melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan
melalui metode Plan-Do-Study- Action ( PDSA ) terhadap seluruh aspek
pelayanan berfokus pasien, dengan tujuan utama adalah peningkatan mutu
dan keselamatan pasien. Meskipun kegiatan berfokus pada keselamatan
pasien telah dicanangkan sejak tahun 2008.
Kegiatan magang merupakan pelaksanaan dari salah satu Tri
Darma Perguruan Tinggi yaitu untuk memfasilitasi mahasiswa dalam
mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan
ditempat kerja baik itu di instansi pemerintah, swasta maupun perusahaan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka salah satu upaya yang dilakukan
oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Kota Tasikmalaya
adalah dengan melalui kegiatan magang ini, mahasiswa diharapkan dapat
menerapkan pengetahuannya selama di perkuliahan, dengan harapan dapat
memberikan kontribusi dalam pelaksanaan program dibidang administrasi
kebijakan kesehatan, terutama fokus pada Mutu dan Keselamatan Pasien.
Dalam pertimbangan tersebut, penulis melaksanakan magang di
Komite Mutu Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC) Tasikmalaya,
yang bertujuan untuk memahami situasi di lingkungan kerja.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC) Tasikmalaya
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran input, proses, output sasaran keselamatan
pasien (SKP) di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tasik Medika
Citratama (TMC) Tasikmalaya
b. Mengetahui budaya keselamatan pasien di instalasi rawat inap
Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC) berdasarkan 12

3
dimensi oleh AHRQ (Agency for Healthcare Research and
Quality).
c. Mengidentifikasi dan menganalisis capaian dan kendala
pelaksanaan keselamatan pasien di intalasi rawat inap Tasik
Medika Citratama (TMC) Tasikmalaya
d. Memberikan ususlan alternatif pemecahan masalah dalam
pelaksanaan keselamatan pasien di intalasi rawat inap Tasik
Medika Citratama (TMC) Tasikmalaya

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai budaya
keselamatan pasien di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tasik
Medika Citratama (TMC) Tasikmalaya
b. Mengembangkan kemampuan analisis mahasiswa dalam
menangani permasalahan di bidang kesehatan masyarakat,
memupuk jiwa disiplin, sopan, santun, etika kerja, serta
meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berhubungan
dengan Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC)
Tasikmalaya.
c. memahami sikap bekerja sesuai dengan bidang ilmu kesehatan
masyarakat, khususnya dalam administrasi kebijakan kesehatan
terutama di aspek mutu keselamatan pasien.
d. Mendapatkan wawasan tentang lingkup praktik dan keterampilan
yang diperlukan oleh sarjana kesehatan masyarakat
2. Bagi Instansi Magang
a. Terjalin kerja sama yang positif dan saling menguntungkan antara
lembaga tempat magang dan institusi pendidikan.
b. Sebagai bahan masukan dan informasi untuk perbaikan dan
peningkatan Kinerja Komite Mutu Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit Tasik Medika Citratama (TMC)

4
3. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Siliwangi
a. Terjalin kerja sama yang positif dan saling menguntungkan antara
lembaga Pendidikan dan institusi tempat magang.
b. Sebagai masukan bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Siliwangi dalam perencanaan kegiatan magang di Tahun
berikutnya dan meningkatkan mutu lulusan melalui
pengembangan kegiatan magang.

5
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Umum Rumah Sakit Tasik Medika Citratama Kota


Tasikmalaya

Gambar 2 1 RS TMC

RS. Tasik Media Citratama (TMC) didirikan pada tahun 2007


dengan bangunan rumah sakit terdiri dari 6 lantai. Pada tanggal 11
Oktober 2010 rumah sakit mulai beroperasi dan di resmikan oleh Walikota
Tasikmalaya Drs. H. Syarif Hidayat, M. Si,tetapi bangunan baru
digunakan 3 lantai.
Seiring dengan perubahan waktu dan besarnya harapan serta
tuntutan masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan, RS. Tasik
Medika Citratama (TMC) melakukan pengembangan pada sarana fisik
bangunan rumah sakit yaitu menata gedung menjadi 6 lantai. Perluasan
bangunan rumah sakit ini dengan sendirinya menambah kapasitas tempat
tidur yang tersedia menjadi 185 tempat tidur. Selain bangunan rumah
sakit, sarana penunjang kesehatan lainnya senantiasa terus ditingkatkan
dengan menyediakan alat-alat canggih. Untuk melengkapi pelayanan

6
kesehatan, pada bulan maret 2014, RS Tasik Medika Citratama (TMC)
membuka unit hemodialisa melalui Kerja sama Operasional dengan PT
Sinar Roda Utama. Tujuannya adalah untuk memberikan pelayanan bagi
pasien-pasien gagal ginjal dengan biaya yang lebih murah dengan tetap
memberikan pelayanan terbaik. Selain itu, tepatnya tanggal 10 Maret 2014
ada penambahan Poliklinik Jantung dan Pembuluh Darah. Kedepannya RS
Tasik Medika Citratama akan dijadikan rumah sakit pusat jantung.
Pada tahun 2017, Rumah Sakit TMC kembali melakukan
pengembangan terhadap bangunan baru dengan 8 lantai. Lantai 1 utuk
radiologi dan laboratorium, lantai 2 untuk kateterisasi jantung(cathlab) dan
ICCU, lantai 3 untuk hemodialisa 2 yang bekerjasama dengan PT.
Fresenius Medical Care Indonesia dan rehabilitasi medik, lantai 5 untuk
perkantoran, Nama lantai 4 ditiadakan dikarenakan mitos dan tradisi China

2. Data Umum Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC)

a. Nama Rumah Sakit : RS Tasik Medika Citratama


b. Alamat : Jl. K.H.Z. Mustofa No. 310
Kel. Tuguraja Kec. Cihideung Tasikmalaya- Jawa Barat 46125
c. Telepon : 0265-322333,0265-323555
(IGD)
d. Fax : 0265-326767
e. Email : rumahsakit.tmc@gmail.com
f. Website : www.rstmc.co.id
g. Kepemilikan : PT. Jasamatra Karya Prima
h. Luas Lahan : 17.660 m2
i. Luas Bangunan :19.441,96 m2
j. Batas Lokasi
Sebelah Utara : Rumah Dr. Rom HP
Sebelah Timur : Jalan K.H.Z. Mustofa
Sebelah Selatan : Ruko Henra Mulayana
(Formula)

7
Sebelah Barat : Persawahan
k. Kelas Rumah Sakit : Kelas C
SK Menkes RI : SK Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.03.05/1/2282/11
Tanggal : 13 september 2011
l. Nomor Registrasi RS : 3278014
m. No. & tanggal ijin : 445/14772/RS/DPMPTSP/
V11/2021 operasional RS
n. Status Akreditasi : Lulus Paripurna Akreditasi
Versi Kemenkes

3. Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit

Bagunan Utama
a. Lantai 1 terdiri :
1) Poliklinik
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Radiologi
4) Instalasi Farmasi
5) Laboratorium
6) Pendaftaran
7) Humas
8) Kasir
9) Lobby Utama
10) Area Bermain Anak-anak
11) Kantin
12) Atm : BCA, BRI, Bank Mandiri, BJB
b. Lantai 2 terdiri :
1) Kamar Bersalin
2) Ruang Perinatologi
3) Ruang ICU & HCU
4) Ruang Hemodialisa 1

8
5) Ruang Operasi
6) Ruang Senam Hamil
7) Balcriung
8) Ruang Katerisasi Jantung (Cathlab)

Untuk ruang perawatan Rumah Sakit TMC berasa


dimulai dari lantai 3, Adapun rinciannya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. 1 Ruang Perawatan

Jumlah Tempat Tidur


No Tipe Kamar Bangunan Bangunan
Lama Baru
1 Suite Room 2 -
2 VVIP C 6 -
3 VVIP B 1 -
4 VVIV A 57 8
5 VIP 8 46
6 Deluxe Room (Kelas I) 26 8
Superior Room (Kelas
7 16 4
II)
Standar Room (Kelas
8 28 10
III)
Jumlah 144 76
Total 220

Sumber : Rumah Sakit TMC, 2019

Tabel 2. 2 Unit Perawatan

No Unit Pelayanan Jumlah Tempat

9
Tidur
1 Instalasi Gawat Darurat (IGD) 7
2 ICU 2
3 HCU 4
Perinatologi (Ruang Bayi Baru
4 13
Lahir)
5 Ruang Bersalin 6
6 Ruang Operasi 2
7 Ruang Isolasi 1
8 IICU 9
Jumlah 173
Sumber : Rumah Sakit TMC, 2019
c. Lantai 3 terdiri :
1) Ruang Perawatan 3A dan 3B
2) Ruang Hemodialisa 2
3) Ruang Rehabilitasi Medik
d. Lantai 5 terdiri :
1) Ruang Perawatan Pasien 5A dan 5B
2) Ruang Perkantoran
e. Lantai 6 terdiri :
1) Ruang Perawatan Pasien 6A, 6B dan 6C
f. Lantai 7 terdiri :
1) Auditorium, berkapasitas 200 tempat duduk yang bisa
digunakan untuk acara pertemuan, seminar, ataupun
kegiatan lainnya misalnya pernah digunakan untuk acara
khitanan massal, pelatihan dan lomba mewarnai &
menggambar

2) Ruang Perawatan 7C
g. Lantai 8 terdiri :
1) Ruang Perawatan

10
h. Lantai 9 terdiri :
1) Ruang Perawatan Pasien Isolasi tanpa Tekanan Negatif
tanpa Ventilator

Bangunan 2 Lantai

a. Lantai 1 :
1) Logistik Umum
2) Unit Gizi (Kitchen & Pantry)
3) Workshop UPSRS
4) Kantin
b. Lantai 2 :
1) Rekam Medis
2) Gudang

Laundry

Pemulasaran Jenazah (transit)

Genset

Parkir

Mesjid

4. Makna Logo, Visi, Misi, Motto, dan Struktur Organisasi Rumah


Sakit Tasik Medika Citratama (TMC) Kota Tasikmalaya

a. Makna Logo

11
Gambar 2 2 Logo RS TMC

Gambar Logo Rumah Sakit Tasik Medika Citratama


1) Bentuk “cross” melambangkan citra dari rumah sakit
terdiri dari 4 bagian yang saling berpotongan di tengah.
2) Warna biru yang digunakan melambangkan kepercayaan
serta profesionalisme dan menciptakan kesan yang
modern.
3) Terbentuk sebuah bunga berkelopak 4 melambangkan
sebagai elemen yang bekerja sama dalam mencapai
sebuah keberhasilan.
4) Kesan transparan yang ada pada logo ini menunjukkan
sebuah transparansi atau kejujuran antar tiap pihak terkait.
b. Visi RS TMC
Rumah sakit rujukan di wilayah Priangan Timur dengan
pelayanan prima.
c. Misi RS TMC
1) Memberikan pelayanan cepat, tepat, komprehensif dan
terintegrasi secara profesional, dengan mengutamakan
keselamatan pasien.
2) Melayani dengan hati, ramah, santun dan jujur.
3) Memberikan pelayanan yang optimal dan terjangkau oleh
masyarakat sebelum, saat dan setelah mendapatkan masalah
kesehatan bagi pasien dan keluarga.

12
4) Memberikan pelayanan dengan fasilitas yang
dikembangkan sesuai dengan kemajuan IPTEK dan disertai
pembelajaran yang berkesinambungan.
5) Mensejahterakan karyawan dan kolega untuk kemajuan
bersama.
d. Motto
“ Menyehatkan Anda adalah Kebahagian Kami ”
e. Nilai
Adalah panduan untuk menciptakan budaya yang kondusif,
yang berorientasi pada pelayanan terhadap pasien. Adalah
panduan cara berpikir, berbicara dan bertindak. Adalah standar
perilaku yang berkualitas, yang menjadi tolak ukur dan pedoman
kinerja kita.
1) Compassion/ Kasih
a) Kami melayani seluruh pasien, pelanggan dan para
kolega dengan ramah, hormat dan selalu menjamin
privasi mereka.
b) Kami melayani seperti kami sendiri ingin dilayani
2) Communication
a) Kami mendengar, memahami dan memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh pasien, pelanggan dan
para kolega.
b) Kami menghargai setiap usul/ saran dari pasien, dan
para kolega, dan mengupayakan Tindakan yang cepat
dan tepat untuk merespon usul dan saran mereka.

3) Commitment

13
a) Kami mengantisipasi segala kebutuhan pasien,
pelanggan dan para kolega, dan menawarkan bantuan
terbaik yang kami miliki.
b) Kami menggunakan setiap kesempatan untuk
memenuhi harapan dan kebutuhan pasien, pelanggan
dan para kolega.
4) Collaboration

Kami bekerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan


pasien, pelanggan dan para kolega.

5) Consistency
Kami menjamin pasien, pelanggan dan para kolega
mendapatkan pelayanan prima pada setiap unit pelayanan.
f. Tujuan
1) Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang mengutamakan
kenyamanan peduli pelanggan, professional dengan
mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki sebagai
respon terhadap kebutuhan dan keinginan masyarakat.
2) Mampu memberikan pelayanan yang tepat waktu, tepat
sasaran, tepat pilihan dan tepat biaya.
3) Pelayanan kesehatan rumah sakit Tasik Medika Citratama
terus meningkat dan berkembang.
4) Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi tinggi, memiliki integritas, komitmen yang kuat
terhadap organisasi melalui upaya Pendidikan dan
pelatihan, serta upaya peningkatan kesejahteraan yang adil
dan manusiawi.

g. Struktur Organisasi

14
Sumber :Komite Mutu RS TMC
Gambar 2 3 Struktur Organisasi RS TMC

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Tasik Medika


Citratama Nomor : 120/SK-DIR/TMC/XI/2021 tentang Komite Mutu
Rumah Sakit Tasik Medika Citratama, ditetapkan struktur Komite
Mutu Rumah Sakit Tasik Medika Citratama sebagai berikut :

I. Ketua : Dr. Asep Indah Wuddi Arief, SP.An, Msc


II. Sekretaris : Ita Rosita, S.Kep
III. Anggota :
a. Sub Komite Peningkatan Mutu :
1) Dr. Dewi Andrayani, M.Med, MM
2) Kartiningsih, S.Kep
3) Apt. Dwi Indah Ujianti, S.Farm
4) Nino Marcelino S, SH

b. Sub Komite Keselamatan Pasien :

15
1) Dr. Ayu Adzani Sabila
2) Tri Hartini, S.Kep
3) Esti Octari, Amd. Keb
4) Dewi Yanti Gustiandini, S.KM
c. Sub Komite Manajemen Risiko :
1) Dr. Agrietia
2) Apt. Deagita Puspitasari, S.Farm
3) Sofaa Soffiyyah, S.Kep Ners
4) Ai Andani, SS

5. Uraian Tugas Komite Mutu

Sumber : Komite Mutu RS TMC

Gambar 2 4 Struktur Organisasi Komite Mutu RS TMC

a. Direktur

16
1) Membuat kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien (PMKP) dan Manajemen Risiko
2) Melakukan Pelaksanaan Monitoring Program PMKP dan
Manajemen Risiko
3) Membuat Program Kerja PMKP dan Manajemen Risiko
Melaporkan hasil kegiatan PMKP dan Manajemen Risiko
b. Ketua Komite Mutu
1) Melakukan Koordinasi dengan Direktur Rumah Sakit untuk
mengadakan pertemuan dengan direksi dan pemilik untuk
menentukan topik prioritas kegiatan PMKP dan Manajemen
Risiko tiap tahun.
2) Membuat pedoman PMKP dan Manajemen Risiko RS.TMC
3) Merevisi dan menyetujui panduan-panduan yang dibuat oleh
Sub Komite Peningkatan Mutu, Sub Keselamatan Pasien, dan
Sub Komite Manajemen Risiko yang menunjang keberhasilan
kegiatan PMKP dan Manajemen Risiko
4) Melakukan koordinasi dengan Direktur Rumah Sakit untuk
membuat program PMKP dan Manajemen Risiko
5) Memastikan terlaksananya program Komite Mutu
6) Menjadi narasumber dalam pelatihan-pelatihan internal PMKP
dan Manajemen Risiko
7) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan PMKP dan Manajemen
Risiko di RS.TMC
8) Berkoordinasi dengan Direktur Rumah Sakit dalam
melaporkan hasil kegiatan PMKP dan Manajemen Risiko
kepada Pemilik RS. TMC
9) Melakukan supervisi ke unit kerja terkait dengan koordinasi
dan integrasi kegiatan pengukuran indikator mutu

c. Sekretaris Komite Mutu

17
1) Membuat undangan rapat
2) Memimpin Rapat bila ketua Komite Mutu berhalangan hadir
3) Membuat pedoman PMKP dan Manajemen Risiko RS.TMC
4) Mendokumentasikan notulen rapat
5) Membuat laporan kegiatan PMKP dan Manajemen Risiko
setiap bulan
6) Mengumpulkan hasil indikator mutu setiap unit kerja
7) Mendokumentasikan insiden-insiden Keselamatan Pasien di
RS.TMC
8) Melaporkan insiden Keselamatan Pasien ke KKP-RS
d. Sub Komite Peningkatan Mutu
1. Mengadakan pertemuan dengan para pimpinan klinis,
manajemen, dan staf untuk memilih indikator mutu RS.TMC
2. Membuat panduan pemilihan indikator mutu
3. Membuat panduan pengumpulan dan analisis data indikator
mutu
4. Membuat panduan relaksasi
5. Membuat panduan pemilihan clinical pathway
6. Membuat panduan validasi data
7. Mengumpulkan hasil indikator mutu RS.TMC sebulan sekali
8. Menganalisis hasil indikator mutu setiap 3 bulan sekali
9. Menjadi narasumber dalam pelatihan internal PMKP dan
Manajemen Risiko
10. Mensosialisasikan program peningkatan mutu ke seluruh
Rumah Sakit
11. Melakukan supervisi ke unit kerja terkait dengan koordinasi
dan integrasi kegiatan pengukuran indikator mutu

e. Sub Komite Keselamatan Pasien

18
1) Membuat panduan pelaporan insiden Keselamatan pasien
RS.TMC
2) Membuat panduan RCA
3) Membuat panduan RCA sederhana
4) Menjadi narasumber dalam pelatihan-pelatihan internal
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS)
5) Melaksanakan tujuh langkah Keselamatan pasien yang
diamanatkan Undang-undang
6) Mengadakan pertemuan dengan para koordinator untuk
menganalisis insiden Keselamatan pasien yang terjadi di
RS.TMC
7) Membuat laporan insiden Keselamatan pasien ke KKP-RS
f. Sub Komite Manajemen Risiko
1) Mengadakan pertemuan dengan direksi dan pemilik untuk
menentukan kebijakan manajemen risiko di RS.TMC
2) Membuat strategi dan kebijakan manajemen risiko RS.TMC
3) Membuat panduan FMEA
4) Memastikan terlaksananya program kerja Komite Mutu
5) Menjadi narasumber dalam pelatihan-pelatihan internal PMKP
dan Manajemen Risiko

6. Tata Hubungan Kerja

19
Tata hubungan kerja Komite Mutu dengan Unit lain di RS. TMC
dapat dilihat dibawah ini :

Gambar
Sumber 2 5 Tata
: PERDIR/ tataHubungan
hubunganKerja
kerja Komite Mutu denganUnit RS
2019

7. Pelaporan IKP

a. Laporan bulanan diwajibkan untuk melaporkan indikatornya


setiap bulan sebelum tanggal 5, yang kemudian dikumpulkan oleh
Komite Mutu.
b. Komite mutu akan merangkum dan melaporkan hasil mutu
keseluruhan kepada Direktur dan Pemilik setiap 3 bulan sekali.

20
B. Gambaran Khusus

1. Program Kerja Keselamatan Pasien

Dalam menjalankan Program kerja keselamatan pasien, terdapat


Sub Komite Keselamatan Pasien yang merupakan bagian integral dari
Komite Mutu. Dalam pelaksanaannya, program keselamatan pasien
diperkuat oleh peran ketua dan sekretaris Komite Mutu. RS TMC
mengimplementasikan inisiatif terkait keselamatan pasien, seperti
Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien RS. TMC, Ronde
Keselamatan Pasien, dan Rapat Insidentil yang membahas kejadian
Keselamatan Pasien, RCA (Root Cause Analysis) pada insiden
Keselamatan Pasien dengan grading kuning/merah dilakukan oleh
Komite Mutu, Sub Komite Keselamatan Pasien, berkolaborasi dengan
unit terkait insiden tersebut.
Pada tahun 2023, Komite Mutu melaksanakan suatu kegiatan yang
berkontribusi pada Peningkatan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
TMC yaitu kegiatan Sosialisasi yang disampaikan kepada seluruh
karyawan baru terkait materi Standar Keselamatan Pasien (SKP),
pelaporan insiden maupun peningkatan mutu rumah sakit,
pemeriksaan standar keselamatan pasien, penggunaan standar
keselamatan pasien sebagai indikator kualitas rumah sakit,
penyelenggaraan rapat investigasi sederhana, dan analisis akar
penyebab RCA (Root Cause Analysis) untuk menghasilkan
rekomendasi perbaikan sistem. Sedangkan kegiatan ronde
keselamatan pasien belum dilaksanakan karena hambatannya itu
berbentuk tim, sehingga ada kesulitan Ketika tim umumnya terdiri
dari 3 orang yang melibatkan perwakilan manajemen dan anggota tim
mutu.

21
2. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah pelaporan suatu


sistem yang mendokumentasikan pelaporan insiden keselamatan
pasien, analisis dan solusi untuk pemecahan masalah. Dengan
pelaporan insiden keselamatan pasien akan meningkatkan kesadaran
setiap individu terhadap potensi bahaya atau risiko yang mungkin
terjadi pada pasien. Penggunaan pelaporan juga memiliki peran dalam
memonitor pencegahan terjadinya sebuah kesalahan (error) , dengan
adanya pelaporan insiden akan menjadi langkah awal proses
pembelajaran, yang bertujuan untuk mencegah kejadian serupa
terulang.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.01.07 Tahun 2022 mengenai standar akreditasi rumah sakit,
terjadinya keselamatan pasien bisa terjadi, tetapi tidak selalu
disebabkan oleh kecacatan dalam sistem atau desain proses, kerusakan
sistem, kegagalan alat, atau kesalahan manusia. Hal ini mencakup
kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian tidak
cedera (KTC), dan kejadian nyaris cedera (KNC atau near-miss) serta
Kondisi potensial cedera signifikan (KPCS). Peraturan tersebut juga
mencakup mekanisme pelaporan insiden keselamatan pasien, baik
secara internal maupun eksternal, grading matriks risiko, serta
penyelidikan dan analisis insiden berdasarkan hasil grading tersebut.
RS. TMC menggunakan aplikasi IKP untuk melaporkan insiden
keselamatan pasien. koordinator mentransfer data pasien,waktu
insiden, kronologis, jenis insiden, Tindakan yang diambil, dan grading
insiden melalui aplikasi IKP ini. Setiap bulan, sekretaris komite mutu
merangkum insiden. Jika terjadi insiden KTD atau sentinel, sekretaris
komite mutu melaporkannya terlebih dahulu kepada Komite Nasional
Keselamatan Pasien (KNKP) melaui aplikasi IKP RS. Sebelum

22
pelaporan, insiden KTD dan sentinel dengan grading kuning dan
merah akan dibahas dalam rapat RCA (Root Cause Analysis) untuk
mengidentifikasi akar penyebab dan solusinya.

Tabel 2. 3 Penilaian Dampak IKP

TK Deskripsi Dampak
RIKS
1 Tdk Tidak ada cedera
significant
2 Minor • Cedera ringan , mis luka lecet
• Dapat diatasi dng P3K
3 Moderat • Cedera sedang, mis : luka robek
• Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau intelektual
(reversibel. Tdk berhubungan dng
penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4 Mayor • Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual (ireversibel), tdk
berhubungan dng penyakit
5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan
Penyakit
Sumber : PERDIR Nomor 025/PER-DIR/TMC/V/2022 tentang Panduan
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Tahun 2022

Penilaian dampak/ akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang
dialami pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal

 Tidak Signifikan merupakan suatu kejadian atau kondisi terhadap pasien


dianggap rendah atau tidak mempengaruhi secara signifikan hasil atau
kualitas perawatan mereka.
 Tidak ada cedera maksudnyaadalah tidak ada pasien yang mengalami
cedera atau kerusakan fisik yang disebabkan oleh faktor yang terkait
dengan keselamatan selama periode tertentu.

23
 Minor adalah kejadian atau peristiwa yang memiliki dampak yang relatif
kecil terhadap keselamatan pasien
 Cedera ringan maksudnya adalah kejadian dimana seorang pasien
mengalami kerusakan fisik atau keadaan yang tidak serius sebagai hasil
dari perawatan medis atau prosedur medis.
 Moderat adalah kejadian atau kondisi tingkat keparahan yang menengah
dari peristiwa keselamatan pasien.
 Cedera sedang maksudnya adalah kejadian dimana seorang pasien
mengalami kerusakan fisik atau keadaan yang memiliki tingkat
keparahan yang lebih signifikan dari cedera ringan, tetapi masih belum
mencapai tingkat yang lebih parah.
 Mayor adalah kejadian yang memiliki dampak yang serius terhadap
keselamatan pasien.
 Cedera luas adalah kerusakan fisik yang melibatkan area yang besar dari
tubuh pasien.
 Katatropik adalah peristiwa atau keadaan yang memiliki dampak serius
atau bahkan menghancurkan terhadap keselamatan pasien.
 Kematian adalah kehilangan nyawa seorang pasien yang terjadi dari hasil
perawatan medis atau kondisi di lingkungan perawatan kesehatan.

24
Tabel 2. 4 Penilaian Probabilitas/Frekuensi IKP

TINGKAT DESKRIPSI
RISIKO
1 Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali)
2 Jarang/unlikey (> 2 – 5 tahun/kali)
3 Mungkin/ Posible (1 -2 tahun/kali)
4 Sering/Likely (beberapa kali/tahun)
5 Sangat sering/ almost certain (tiap

minggu/ bulan)

Sumber : PERDIR Nomor 025/PER-DIR/TMC/V/2022 tentang Panduan


Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Tahun 2022

Penilaian tingkat probabilitas / frekuensi risiko adalah seberapa seringnya


insiden tersebut terjadi.

 Tingkat risiko 1 dalam keselamatan pasien mengacu pada risiko yang


diidentifikasi sebagai risiko paling rendah atau memiliki dampak
terendah terhadap keselamatan pasien.
 Sangat jarang / rare dalam keselamatan pasien adalah kejadian yang
terjadi dalam frekuensi yang sangat rendah atau jarang di lingkungan
perawatan kesehatan.
 Tingkat risiko 2 dalam keselamatan pasien memiliki tingkat keparahan
yang sedang termasuk risiko yang lebih umum atau memiliki potensi
yang lebih serius bagi keselamatan pasien jika tidak dikelola dengan
baik.
 Jarang/ unlike adalah peristiwa atau kondisi yang terjadi dalam frekuensi
yang sangat rendah atau tidak biasa di lingkungan perawatan kesehatan.
 Tingkat risiko 3 adalah peristiwa atau kondisi yang memiliki potensi
untuk menyebabkan konsekuensi yang sangat serius.

25
 Mungkin/ posible merujuk pada kemungkinan terjadinya kejadian atau
kondisi yang dapat mempengaruhi keselamatan pasien.
 Tingkat risiko 4 memiliki tingkat keparahan yang sangat tinggi atau
risiko yang paling serius bagi keselamatan pasien.
 Sering/ likely mengacu pada kemungkinan tinggi atau frekuensi dari
kejadian atau kondisi yang dapat mempengaruhi keselamatan pasien.
 Tingkat risiko 5 mengacu pada risiko yang diidentifikasi memiliki tingkat
keparahan yang sangat tinggi yang menyebabkan konsekuensi bagi
keselamatan pasien.
 Sangat sering/ almost certain mengacu pada kemungkinan yang sangat
tinggi atau frekuensi yang hampir selalu terjadi atau memiliki tingkat
kejadian yang sangat tinggi di lingkungan perawatan kesehatan.

26
Tabel 2. 5 Matriks Grading IKP

Probabilitas Tak Minor Modera Mayor Katastropik


Significant 2 t 4 5
1 3
Sangat sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(Tiap minggu/bulan)
5
Sering terjadi/ Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(bbrp/kali/tahun)
4
Mungkin terjadi (1-< Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
2 tahun/kali)
3
Jarang terjadi (>2- Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
<5 th/ kali)
2
Sangat jarang Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
terjadi (> 5 thn/kali)
Sumber : PERDIR Nomor 025/PER-DIR/TMC/V/2022 tentang Panduan
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Tahun 2022

Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa kualitatif untuk


menentukan derajat risiko suatu insiden berdasarkan Dampak dan Probabilitasnya.
Setiap kolom dalam matriks diatas menunjukkan penilaian terhadap insiden
keselamatan pasien berdasarkan tingkat keparahan (moderat, rendah, tinggi,
ekstrim) dan probabilitas ( sangat sering terjadi, sering terjadi, mungkin terjadi,
jarang terjadi, dan sangat jarang terjadi). Matriks grading ini sangat membantu
untuk mengevaluasi dan mempriosritaskan insiden keselamatan pasien
berdasarkan tingkat risiko yang terkait dengan dampak dan seberapa sering
insiden tersebut terjadi.

27
Tabel 2. 6 Tindakan Sesuai Tingkat & Band Risiko IKP

LEVEL/BANDS TINDAKAN

EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA


(SANGAT TINGGI) paling lama 45 hari,
membutuhkan tindakan segera,
perhatian sampai ke Direktur
RS

HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA


(TINGGI) paling lama 45 hari, kaji dng
detail & perlu tindakan segera,
serta membutuhkan tindakan top
manajemen

MODERATE Risiko sedang dilakukan


(SEDANG) investigasi sederhana paling lama
2 minggu. Manajer/pimpinan
klinis sebaiknnya menilai dampak
terhadap bahaya & kelola risiko

LOW Risiko rendah dilakukan investigasi


(RENDAH) sederhana paling lama 1 minggu
diselesaikan dng prosedur rutin

Sumber : PERDIR Nomor 025/PER-DIR/TMC/V/2022 tentang Panduan


Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Tahun 2022

Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna
yaitu : Biru, Hijau, Kuning dan Merah. Warna "bands" akan menentukan
Investigasi yang akan dilakukan: Bands BIRU dan HIJAU : Investigasi sederhana
dan Bands KUNING dan MERAH : Investigasi Komprehensif / RCA

 Ekstrem (sangat tinggi) merujuk pada tingkat risiko yang kemungkinan


dampak yang sangat serius atau bahkan fatal bagi keselamatan pasien
yang memiliki potensi menyebabkan kerusakan, kematian pasien, dan
dampak yang serius pada kualitas hidup pasien.
 Risiko ekstrem merujuk pada situasi dimana terdapat potensi risiko yang
sangat tinggi atau bahkan mengancam jiwa keselamatan pasien.

28
 High (tinggi) merujuk pada tingkat risiko yang memiliki potensi untuk
menyebabkan konsekuensi serius bagi keselamatan pasien.
 Risiko tinggi mengacu pada situasi dimana terdapat potensi risko yang
menyebabkan cedera, kerugian, atau bahaya bagi keselamatan pasien.
 Moderate (sedang) mengacu pada tingkat risiko yang memiliki dampak
yang tidak terlalu serius, tetapi masih memerlukan Tindakan pencegahan
yang tepat.
 Risiko sedang merujuk pada situasi dimana terdapat potensi risiko yang
tidak terlalu serius, namun masih memerlukan Tindakan pencegahan
yang cepat.
 Low (rendah) merujuk pada tingkat risiko yang memiliki dampak
minimal/ risiko rendah dalam menyebabkan cedera bagi pasien.
 Risiko rendah merujuk pada situasi dimana terdapat potensi risiko rendah
dalam menyebabkan cedera atau kerugian bagi pasien.

Gambar 2 6 Alur Pelaporan IKP


Sumber : PERDIR/ tentang panduan RCA Tahun 2022

29
3. Analisis Akar Masalah Insiden Keselamatan Pasien/ Root Cause
Analysis (RCA)

Analysis Root Cause (RCA) merupakan Langkah untuk


mengidentifikasi akar masalah dengan tujuan menemukan solusi yang
sesuai. RCA dilakukan setelah pelaporan insiden menggunakan
matriks grading kuning atau merah. Tim RCA terdiri dari ketua
komite mutu, sekretaris komite mutu, anggota sub komite mutu
keselamatan pasien, serta petugas dan unit terkait. Hasil pelaksanaan
RCA, termasuk proses penyelesaian dilaksanakan sampai 45 hari,
usulan tindak lanjut, dan rekomendasi, dilaporkan kepada direksi.
Apabila evaluasi menunjukkan perlunya perbaikan, langkah perbaikan
akan diambil sesuai kebutuhan.
Jika terjadi insiden KTD atau Kejadian sentinel, sub komite
keselamatan pasien akan melakukan RCA. Adapun langkah-langkah
Root Cause Analisis (RCA), sebagai berikut:
1) Identifikasi Insiden
Dalam proses identifikasi insiden, perlu mencakup pertanyaan
tentang peristiwa itu sendiri, pihak yang terlibat, waktu dan lokasi
kejadian, dampak, jenis insiden, akibat insiden, frekuensi, skor
risiko, dan warna pita ( dipertanyakan dalam kalimat : apa, kapan,
dimana, dampak dan akibat insidennya).
2) Ditentukan Tim Investigasi
Dalam menentukan tim investigasi, pada awalnya diajukan oleh
Komite Mutu kepada Direktur RS yang kemudian mengeluarkan
surat tugas untuk Tim Analisis Akar Penyebab (RCA). Tim RCA
terdiri dari beberapa anggota yaitu : perwakilan manajemen,
anggota komite mutu, dan beberapa orang yang terlibat dalam
insidennya.

30
3) Mengumpulkan Data
Dalam tahap pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,
dokumentasi serta berfokus pada sumber data yang resmi seperti
catatan medis dan rekaman pengamatan.
4) Pemetaan Kronologi Kejadian
Dalam pemetaan kronologi kejadian terbagi menjadi 4 bagian :
a. Kronologi Cerita/ Narasi
Menggambarkan pada kejadian yang berbentuk narasi atau
cerita dan menjelaskan insiden secara rinci serta kontekstual.
b. Timeline
Menunjukkan urutan peristiwa pada sumbu waktu
c. Tabular Timeline
Mencantumkan kejadian, waktu kejadian, dan keterangan.
d. Time Person Grids
Menampilkan kejadian pada saat waktu dan individu atu tim
yang berkembang seiring berjalannya waktu.
5) Identifikasi masalah (Care Management Problem / CMP)
a. pelayanan yang tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan
b. Penyimpangan dapat berdampak secara langsung atau tidak
langsung pada kejadian yang merugikan
6) Alat identifikasi akar masalah
a. 5 Why
b. Fishbone
c. Cause and Effect Analysis
d. Analisis Perubahan
e. Analisis Hambatan
7) Rekomendasi dan Rencana Kerja Perbaikan
a. Temukan faktor-faktor yang berkontribusi
b. Tindakan yang disarankan
c. Tingkat pelaksanaan rekomendasi

31
d. Pelaku pelaksanaan rekomendasi
e. Batas waktu pencapaian rekomendasi
f. Sumber daya yang diperlukan
g. Lampirkan bukti penyelesaian

32
C. Pembahasan

1. Gambaran Sasaran Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap

Sasaran keselamatan pasien adalah target yang ditetapkan oleh


penyedia layanan kesehatan untuk menjamin keselamatan pasien
selama perawatan medis, termasuk langkah-langkah untuk
menghindari kesalahan medis, infeksi rumah sakit, cedera pasien,
serta memastikan penggunaan obat yang benar dan komunikasi yang
efektif antara pasien dan staf medis
a. Input
Input adalah mengambarkan suatu kegiatan untuk
menyediakan data untuk diproses (Leman, 1984:4).
Komponen input dalam keselamatan pasien yaitu : kebijakan,
SPO (Standart Prosedure Operational), tenaga, metode, dana, dan
sarana.
1. Kebijakan
Kebijakan di rumah sakit harus mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) dan Ketentuan
Administrasi Rumah Sakit (KARS). Standar ini mencakup
semua aspek yang berlaku baik untuk staf maupun pasien di
rumah sakit.
2. SPO (Standart Prosedure Operational)
Dengan panduan ini, semua aspek tindakan perawat dan staf
rumah sakit akan lebih terfasilitasi dalam memberikan
layanan, menetapkan tanggung jawab, dan memberikan
wewenang sesuai dengan bidang professional. SPO ini perlu
sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) dan Ketentuan
Administrasi Rumah Sakit (KARS).

33
3. Tenaga
Sumber daya manusia merupakan faktor kunci dalam
menggerakkan suatu organisasi menuju pencapaian tujuan.
Tenaga merujuk kepada petugas atau tenaga professional
yang secara langsung terlibat terlibat dalam pelaksanaan
upaya keselamatan pasien di rumah sakit.
4. Metode
Metode merupakan prosedur yang dirancang untuk
mengoptimalkan pelaksanaan upaya keselamatan pasien.
Metode yang diterapkan harus mematuhi standar yang telah
ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
dan Ketentuan Administrasi Rumah Sakit (KARS). Dalam
penerapan metode ini, penting bagi standar tersebut untuk
diikuti dengan ketat, seperti pemberian gelang identitas
sesuai dengan kebutuhan pasien, dengan warna pink untuk
perempuan dan warna bitu untuk laki-laki.
5. Dana
Pada tahap ini, dana hanya merupakan bagian dari sektor
layanan pendukung. Dana tersebut dapat memfasilitasi
pelaksanaan program keselamatan pasien, terutama dalam
proses pengadaan dan pemeliharaan.
6. Sarana
Sarana harus dapat memenuhi kebutuhan selama periode
yang telah dipresiksi. Tidak boleh terjadi kehabisan sarana
dalam rentang waktu yang telah ditetapkan, seperti barang
medis sekali pakai dan kebutuhan layanan lainnya.

34
b. Proses
Proses adalah menggambarkan bagaimana suatu data
diproses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai
tambah (Leman, 1984:4)
Adapun proses atau langkah kegiatan yang dilakukan pada
sasaran keselamatan pasien di antaranya :
1) Identifikasi pasien dengan benar
Di RS TMC saat melakukan identifikasi pasien dilakukan
dengan 2 lebih identitas untuk di hafal oleh staf medis yaitu
: nama lengkap, tanggal lahir, dan nomor rekam medis.
2) Meningkatkan komunikasi yang efektif
Di RS TMC yang dilakukan dalam komunikasi adalah
dengan berbagai media baik lisan maupun tulisan. Untuk
komunikasi yang dilakukan dalam mengetahui kondisi
pasien dilakukan dengan tenik SBAR (Situation-
Background-Assesment-Recommendation) dan TBAK
(Tulis, Baca, Kembali).
3) Meningkatkan pengawasan obat yang harus diwaspadai
Di RS TMC dalam meningkatkan pengawasan obat dengan
melakukan double check terlebih dahulu oleh petugas
kesehatan sebelum diberikan kepada pasien.
4) menjamin lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang
benar, pembedahan pasien yang benar
Di RS TMC untuk menjamin loasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, dan pembedahan pasien yang benar
dilakukan Teknik penandaan area operasi yang dilakukan
oleh dokter sebelum pasien operasi dengan menggunakan
spidol hitam. Dan menerapkan surgical safety checklist
(daftar periksa untuk memberikan pembedahan yang aman
dan berkualitas pada pasien).

35
5) mengurangi risiko akibat perawatan kesehatan
Di RS TMC menerapkan protocol kebersihan cuci tangan
dalam mengurangi risiko akibat infeksi dengan cara Hand
Rub (dengan hand sanitizer) dan Hand Wash
(menggunakan sabun) dan menerapkan 5 moment cuci
tangan.
6) Mengurangi cedera akibat pasien jatuh
Di RS TMC dilakukan untuk mengurangi cedera pasien
akibat jatuh dengan penilaian yang dilakukan oleh perawat
IGD, perawat poli jalan, dan perawat di bagian rawat inap.

Adapun setelah proses sasaran keselamatan pasien


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas bagian
komite mutu juga perlu memperbaiki ketentuan/kebijakan dalam
meningkatan sasaran keselamatan pasien yang bertujuan untuk
mengetahui setiap kekurangan yang harus diperbaiki dalam
meningkatkan setiap kekurangan para staf medis.

Berdasarkan Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien, Adapun
sasaran keselamatan pasien yang benar :

1) Mengidentifikasi pasien dengan benar


Pada saat pasien diidentifikasi menggunakan dua
identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar
atau lokasi pasien, Pasien diidentifikasi sebelum pemberian
obat, darah, atau produkn darah, Pasien diidentifikasi
sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis Pasien diidentifikasi sebelum pemberian
pengobatan dan tindakan / prosedur, Kebijakan dan
prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi
yangnkonsisten pada semua situasi dan lokasi.

36
2) Meningkatkan komunikasi yang efektif
Dalam meningkatkan komunikasi yang efektif harus
dilakukan Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun
hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut, Perintah lisan dan
melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut, Perintah atau hasil pemeriksaan
dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau
hasil pemeriksaan tersebut, Kebijakan dan prosedur
mendukung praktek yang konsisten dalam melakukan
verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui
telepon.
3) Meningkatkan pengawasan obat yang harus diwaspadai
Dalam meningkatkan Kebijakan dan/atau prosedur
dikembangkan agar memuat proses identifikasi, lokasi,
pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu
diwaspadai, Kebijakan dan prosedur diimplementasikan,
Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien
kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil
untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area
tersebut, bila diperkenankan kebijakan, Elektrolit
konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus
diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang
dibatasi ketat (restricted).
4) Menjamin lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang
benar, pembedahan pasien yang benar
Dalam menjamin lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, dan pembedahan pasien yang benar

37
maka Fasilitas pelayanan kesehatan menggunakan suatu
checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat
preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan
semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,
tepat, dan fungsional, Tim operasi yang lengkap
menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum insisi/time-
out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan, Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk
mendukung keseragaman proses untuk memastikan tepat
lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur
medis dan tindakan pengobatan gigi/dental yang
dilaksanakan di luar kamar operasi.
5) Mengurangi risiko akibat perawatan kesehatan
Dalam mengurangi risiko cedera akibat perawatan
maka Fasilitas pelayanan Kesehatan mengadopsi atau
mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang
diterbitkan dan sudah diterima secara umum Fasilitas
pelayanan Kesehatan menerapkan program hand hygiene
yang efektif, Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan
untuk mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan
risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan
6) Mengurangi cedera pasien akibat jatuh
Dalam mengurangi cedera pasien akibat jatuh maka
Fasilitas pelayanan kesehatan menerapkan proses asesmen
awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang
terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi
atau pengobatan, Langkah-langkah diterapkan untuk
mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
asesmen dianggap berisiko
Rumah sakit TMC sebagai penyedia layanan
kesehatan memiliki tanggung jawab besar dalam

38
memastikan keselamatan dan kualitas perawatan pasien.
untuk mencapai standar yang disesuaikan dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017.

c. Output
Output adalah suatu kegiatan yang menghasilkan laporan
dari proses (Leman, 1984:4).
Berikut data target capaian indikator keselamatan pasien di
RS TMC tahun 2023 yang sudah dilaksanakan

39
Tabel 2. 7 Target Capaian Indikator Sasaran Keselamatan Pasien Tahun 2023

NILA
I JA FE MA AP ME JU JU AG SE OK NO DE
INDIKATOR SKP 2023
STAN N B R R I N L U P T V S
DAR
1 Ketepatan Identifikasi Pasien
79, 75, 82, 85, 85, 84, 83, 72, 71, 80, 79, 79,
100% 87 79 51 20 09 80 00 91 26 97 22 08
Kepatuhan identifikasi pasien % % % % % % % % % % % %
56, 76, 98, 88, 93, 85, 87, 85, 85, 83, 96,
Kepatuhan pemasangan gelang
100% 00 00 75 100 00 00 00 00 00 00 00 00
identifikasi pasien rawat inap
% % % % % % % % % % % %
2 Peningkatan Komunikasi Efektif
83, 81, 58, 83, 71, 60, 71, 75, 53, 82,
Kelengkapan pengisian TBAK di
100% 40 00 25 60 00 00 00 00 00 00 00 00
Formulir CPPT
% % % % % % % % % % % %
3 Peningkatan Keamanan Obat Yang perlu diwaspadai
Kepatuhan perawat dalam melakukan 36, 86, 90, 82, 23, 52, 43, 30, 60, 61, 10, 37,
double check pada pemberian obat high 100% 00 00 00 50 00 00 00 00 00 00 00 00
alert % % % % % % % % % % % %
4 Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, dan Tepat Pasien Operasi
22, 88, 88, 88, 79, 75, 78, 86,
Kepatuhan DPJP terhadap penandaan
100% 5,5 3,3 22 64 79 100 24 82 34 21 46
lokasi operasi
0% 6% 3% % % % % % % % % %

40
5 Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
79, 75, 82, 85, 85, 84, 83, 72, 71, 80, 79, 79,
Kepatuhan Petugas dalam Kebersihan 85% 87 79 51 20 09 80 00 91 26 97 22 08
Tangan % % % % % % % % % % % %
76, 96, 89, 94, 89, 70, 81, 81, 75, 71, 75, 67,
100% 00 77 47 87 74 37 48 82 00 43 00 57
Kelengkapan Fasilitas Hand Hygiene % % % % % % % % % % % %
6 Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Insiden Pasien Jatuh Selama Masa 0,1 0,1 0,1 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1
0%
Perawatan Di Rumah Sakit 0% 0% 0% 2% 0% 3% 8% 6% 6% 0% 7% 5%
91, 86, 81, 57, 76, 68, 73, 85, 86, 60, 80,
Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko 100% 60 00 25 25 00 00 00 00 00 00 00 00
Pasien Jatuh Pada Pasien Rawat Inap % % % % % % % % % % % %
Kepatuhan perawat dalam pemasangan 80, 70, 80, 70, 80, 80, 80, 50, 80,
pita kuning terhadap pasien poliklinik 100% 30 00 00 80 60 00 00 00 00 00 00 00
dengan risiko jatuh % % % % % % % % % % % %
Sumber : Komite Mutu RS TMC
Berdasarkan hasil data diatas menunjukkan bahwa sasaran keselamatan pasien belum mencapai standar atau target yang
diharapkan oleh Rumah Sakit. Rata-rata capaian sasaran keselamatan pasien yaitu
a) Pada SKP 1 Ketepatan identifikasi Pasien 79,80% belum mencapai standar terget rumah sakit yaitu 100% dan kendalanya
adalah Pasien saat masuk ruang perawatan ada pasien belum terpasang gelang identitas pasien, Petugas belum melakukan
cara identifikasi pasien secara benar karena masih dilakukan dengan menyampaikan pertanyaan tertutup (perawat
memanggil nama pasien) dan seharusnya perawat menyampaikan dengan pertanyaan terbuka (perawat menanyakan
kepada pasien nama dan tanggal lahir kemudian mencocokkan dengan gelang identitas pasien).

41
b) Pada SKP 2 Peningkatan Komunikasi Efektif 68,11% belum mencapai standar target rumah sakit yaitu 100% dan
kendalannya adalah Petugas belum melakukan cara pelaporan pasien kepada DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)
secara benar, Kelengkapan penulisan TBAK di rekam medis belum lengkap
c) Pada SKP 3 Peningkatan Keamanan Obat Yang perlu diwaspadai 50,87 % belum mencapai standar target rumah sakit
yaitu 100% dan kendalannya adalah Masih menemukan belum semua perawat melakukan tehnik double check pada saat
pemberian obat-obatan high alert pada pasien
d) Pada SKP 4 Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, dan Tepat Pasien Operasi 59,71 % belum mencapai standar terget
rumah sakit yaitu 100% dan kendalannya adalah sebagian dokter operator belum melakukan penandaan daerah operasi
(site marking) secara benar.
e) SKP 6 Pengurangan Resiko Pasien Jatuh 0,059 % belum mencapai standar terget rumah sakit yaitu 100%. Jika di rata-
ratakan dari 5 standar tersebut adalah 51,71 % , di mana standar yang ditetapkan RS 100 % dan kendalannya adalah Belum
semua petugas patuh terhadap kebersihan cuci tangan terutama pada five moment sebelum kontak dengan pasien.
f) Pada SKP 5 Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan 79,98 sudah cukup baik, namun belum cukup
optimal karena di mana standar yang ditetapkan RS 85% dan kendalannya adalah Belum semua perawat melakukan
asesmen risiko jatuh pada pasien dan belum semua perawat melakukan penandaan pada pasien yang berisiko jatuh sedang
dan tinggi.

42
2. Gambaran Budaya Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap

Budaya keselamatan pasien adalah suatu pola yang disusun secara


terpadu menurut keyakinan dannilai-nilai yang terdapat dalam suatu
organisasi yang bertujuan untuk mengurangi tindakan yang dapat
membahayakan pasien. Pengukuran budaya keselamatan pasien di RS
TMC dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara online dan diukur
setiap satu tahun sekali dengan kuesioner yang digunakan dari Agency for
Healthcare Recearch and Quality (AHRQ) dengan alat yang digunakan
Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSoPSC) yang dimana
mengukur 12 dimensi budaya keselamatan pasien, berikut tabel dan
penjelasnnya,

Tabel 2. 8 Dimensi Budaya Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap

No. Dimensi Keselamatan Pasien n %

A Keterbukaan Komunikasi 1.010 91,49%

B Umpan Balik dan Komunikasi tentang kesalahan (error) 1.088 98,55%

C Frekuensi Pelaporan Kejadian 1.428 97,01%

D Pergantian Shift (Hands Offs) dan Transfer/Perpindahan 1.330 90,35%


Posisi
E Dukungan Manajemen terhadap Keselamatan Pasien 1.099 99,55%

F Respon Non Punitive (Tidak Menghukum) terhadap 897 81,25%


Kesalahan (Error)
G Pembelajaran Organisasi dan Perbaikan Berkelanjutan 1.085 98,28%

H Keseluruhan Persepsi tentang Keselamatan Pasien 1.302 88,45%

I Penempatan Staf dan Kepegawaian 1.057 71,81%

J Ekspektasi dan Tindakan Atasan dalam Meningkatkan 1.160 78,80%


Keselamatan pasien
K Kerjasama Antar Unit 1.451 98,57%

43
L Kerjasama Dalam Unit 1.464 99,46%

Total 14.371 90,82%

Sumber : Komite Mutu RS TMC

Pada tabel di atas menyatakan bahwa 12 dimensi budaya keselamatan


pasien dijelaskan sebagai berikut :

1) Keterbukaan Komunikasi adalah prinsip yang menekan pentingnya


berkomunikasi secara terbuka, jujur, dan transparan antara penyedia
layanan kesehatan, pasien dan keluarganya.
2) Umpan Balik dan Komunikasi tentang kesalahan (error) adalah proses
yang melibatkan memberikan informasi kepada penyedia layanan
kesehatan tentang kesalahan atau insiden yang terjadi selama
perawatan pasien.
3) Frekuensi pelaporan dan kejadian adalah proses mengumpulkan dan
menganalisis data tentang insiden atau kejadian yang berkaitan dengan
keselamatan pasien di lingkungan pelayanan kesehatan.
4) Pergantian Shift (Hands Offs) dan Transfer/Perpindahan adalah proses
transfer tanggung jawab perawatan pasien dari satu tim atau petugas
ke tim atau petugas lainnya saat pergantian waktu kerjaatau shift,
5) Dukungan Manajemen terhadap keselamatan pasien adalah
komitemen dan upaya yang dilakukan oleh manajemen atau pimpinan
organisasi kesehatan untuk memprioritaskan, mendorong, dan
mendukung praktik-praktik yang melibatkan keselamatan pasien.
6) Respon Non Punitive (Tidak Menghukum) terhadap kesalahan (Error)
adalah pendekatan yang menekan pembelajaran dan perbaikan sistem
daripada hukuman atau sanksi terhadap individu yang melakukan
kesalahan.
7) Pembelajaran Organisasi dan Perbaikan Berkelanjutan adalah proses
di mana sebuah organisasi kesehatan mengumpulkan, menganalisis,
dan mengambil tindakan berdasarkan informasi yang diperoleh oleh

44
insiden, kesalahan, atau kejadian yang berkaitan dengan keselamatan
pasien.
8) Keseluruhan Persepsi tentang Keselamatan Pasien adalah pemahaman
yang dimiliki oleh pasien, keluarga, dan staf kesehatan tentang sejauh
mana lingkungan pelayanan kesehatan memprioritaskan dan
mempromosikan keselamatan pasien.
9) Penempatan Staf dan Kepegawaian adalah proses pengaturan,
penempatan, dan manajemen sumber daya manusia di lingkungan
pelayanan kesehatan dengan tujuan meningkatakan keselamatan
pasien.
10) Ekspetasi dan Tindakan Atasan dalam Meningkatkan Keselamatan
pasien adalah harapan atau target yang diinginkan untuk dicapai
dengan langkah-langkah yang diambil pimpinan dalam organisasi
kesehatan untuk memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang
aman dan berkualitas.
11) Kerjasama Antar Unit adalah kolaborasi dan koordinasi antara
berbagai unit atau bagian di sebuah organisasi kesehatan untuk
meningkatkan keselamatan pasien secara keseluruhan yang mencakup
berbagai informasi, komunikasi yang efektif, kerjasama tim dan
menanggapi masalah.
12) Kerjasama Dalam Unit adalah koordinasi dan kolaborasi antara
anggota tim dalam satu unit atau departemen untuk meningkatkan
keselamatan pasien.

Perolehan nilai rata-rata 12 dimensi budaya keselamatan pasien di RS


TMC Sebanyak 90,82%. Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan pasien
adalah prioritas utama di RS TMC, selain itu ada 5 dimensi yang
mendapat nilai diatas 95% yaitu :

1. Dimensi Umpan Balik dan Komunikasi tentang kesalahan (error)


sebesar 98,55%, hal ini menunjukkan bahwa staf RS TMC telah
diinformasikan tentang kesalahan yang terjadi dan diberikan umpan

45
balik tentang implementasi perubahan, serta mendiskusikan cara
untuk mencegah kesalahan.
2. Dimensi Frekuensi pelaporan kejadian sebesar 97,01%, hal ini
menunjukkan bahwa para responden merasa sudah terbiasa dalam
melaporkan insiden keselamatan pasien dan merasakan adanya
kemudahan dalam melakukan pelaporan insiden keselamatan
pasien.
3. Dimensi Pembelajaran organisasi dan perbaikan berkelanjutan
sebesar 98,28%, hal ini menunjukkan bahwa para responden
merasa di RS TMC terdapat budaya belajar dimana kesalahan
membawa perubahan positif dan dilakukan evaluasi terhadap
evektifitas perubahan tersebut.
4. Dimensi Kerjasama Antar Unit sebesar 98,57%, hal ini
menunjukkan bahwa unit-unit di RS TMC dapat bekerja sama dan
berkoordinasi satu sama lain untuk menghasilkan pelayanan terbaik
bagi pasien.
5. Dimensi Kejasama Dalam Unit sebesar 99,46%, hal ini
menunjukkan bahwa staf RS TMC saling mendukung, saling
menghargai dan bekerja sama sebagai sebuah tim.

46
Dengan banyaknya dimensi keselamatan pasien yang memiliki nilai
lebih dari 75% hal ini menunjukkan bahwa di RS TMC telah
menerapkan budaya keselamatan pasien dengan cukup baik dan asumsi
ini diperkuat oleh beberapa indikator diantaranya :

INSIDEN KESELAMATAN PASIEN


TAHUN 2023
1000
800
600
400
200
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES TOTAL

KTC KNC KTD


KPCS KS Total

Gambar 2 7 Grafik Insiden Keselamatan Pasien Tahun 2023

Berdasarkan insiden keselamatan pasien di atas meningkat selama


triwulan 1 tahun 2023 dibandingkan triwulan 4 tahun 2022, pada
jumlah persentase partisipasi dalam pelaporan insiden keselamatan
pasien meningkat , hal inin menunjukkan bahwa tiap unit sudah mulai
rajin untuk melaporkan insiden keselamatan pasien.

3. Indentifikasi Masalah dan Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan


Pasien di Instalasi Rawat Inap

Berdasarkan pada pemabahasan di atas beberapa kendala yang


mengakibatkan terhambatnya keselamatan pasien di RS TMC antara
lain :
1. Sistem pelaporan
a. Pemahaman petugas terkait pelaporan insiden keselamatan
pasien pada setiap unit masih kurang
b. Dalam pelaporan insiden kurangnya motivasi kepada setiap
petugas dalam melakukan pelaporan
2. Kultur Organisasi
a. Stigma negatif akan pelaporan insiden keselamatan takut
akan disalahkan/ hukuman.

47
3. Kesadaran Individu
a. Petugas yang kurang tau tentang batasan pelaporan
insiden
4. Pelatihan dan Edukasi
a. Kurangnya sosialisasi terkait insiden keselamatan
pasien kepada seluruh staf dan pegawai.

FISHBONE KENDALA MASALAH TERKAIT KESELAMATAN PASIEN

KESADARAN INDIVIDU SISTEM PELAPORAN

Petugas kurang Pemahaman petugas terhadap Motivasi petugas


tau Batasan dalam insiden keselamatan pasien di harus sering di dorong
pelaporan setiap unit masih kurang dalam melakukan
pelaporan

Sosialisasi terkait
insiden keselamatan
pasien belum stigma negatif dari
dilakukan menyeluruh petugas terkait
pelaporan insiden

Pelatihan dan Edukasi KULTUR ORGANISASI

Gambar 2 8 Fishbone Kendala Masalah Insiden Keselamatan Pasien

48
4. Usulan alternatif Pemecahan Masalah dalam Pelaksanaan
Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap

Alternatif pemecahan masalah dari hambatan keselamatan pasien


di RS TMC, antara lain :
1. Diadakan pelatihan pengembangan kepada staf medis
terhadap pentingnya pelaporan insiden yang dapat
mempengaruhi dalam meningkatkan nilai rumah sakit.
2. Diadakan jadwal kegiatan untuk meningkatkan keselamatan
pasien secara rutin dengan agenda serta evaluasi terhadap
seluruh staf kepegawaian.

49
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Keselamatan pasien (Patient Sfety) adalah sistem pelayanan yang


menjaga pasien dari cedera, mengelola risiko, melporkan insiden,
belajar dari kesalahan, dan menerapkan solusi untuk mencegah
cedera akibat kelalaian atau tindakan yang tidak dilakukan.
2. Keselamatan pasien di RS TMC dilakukan dengan menerapkan
sasaran keselamatan pasien dan budaya keselamatan, dengan
melakukan kegiatan iput, proses, dan output seperti : identifikasi
pasien dengan benar ; meningkatkan komunikasi yang efektif ;
meningkatkan pengawasan obat yang harus diwaspadai ; menjamin
lokasi lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pasien yang benar ; mengurangi risiko akibat
perawatan kesehatan ; mengurangi cedera pasien akibat jatuh.
3. Hasil identifikasi masalah dalam keselamatan pasien adalah
sebagai berikut :
a. Banyaknya insiden yang belum dilaporkan
b. Kegiatan meningkatkan keselamatan pasien belum
dilakukan

B. Saran

1. Diadakannya pelatihan pengembangan kepada staf medis terhadap


pentingnya pelaporan insiden yang dapat mempengaruhi dalam
meningkatkan nilai rumah sakit.

2. Diadakan jadwal kegiatan untuk meningkatkan keselamatan pasien


secara rutin dengan agenda serta evaluasi terhadap seluruh staf
kepegawaian.

50
DAFTAR PUSTAKA

Profil TMC. Rstmc.co.id. Retrieved January 15, 2024 from


http://www.rstmc.co.id/rstmc/index.php/profil/profil-rs

Profil Komite PMKP. Rstmc.co.id.


http://www.rstmc.co.id/rstmc/index.php/103-akreditasi/150-profil-komite-pmkp

Permenkes, R. I. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
Permenkes, R. I. (2020). Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, (3), 12-5.
Diakses pada tanggal 15 januari 2024

Kermenkes, R.I. (2022). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No


HK. 01.07/MENKES/1128/2022 Tentang Standar Akreditasi Rumah
Sakit.

Yarnita Y, Maswarni. Budaya Keselamatan Pasien Pada Perawat Di Instalasi


Perawatan Intensive Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal
Keperawatan Priority. 2019;2(2):109.

Nursetiawan, W., & Suryawati, C. (2020). Analisis Budaya Keselamatan Pasien


oleh Bidan dan Perawat dalam Pelayanan Rawat Inap di RS X Semarang.
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Volume, 8 (April).

Rochmah, T. N., Santi, M. W., Endaryanto, A., & Prakoeswa, C. R. S. (2019).


Budaya Keselamatan Pasien Berdasarkan Indikator Agency for Healthcare
Research and Quality di RSUD Dr. Soetomo. Jurnal Penelitian Kesehatan
Suara Forikes, 10(2), 112-118.

RS.TMC. Panduan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Tasikmalaya.


RS.TMC; 2018

51
LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto/ Dokumentasi Kegiatan

Membuat rekapan Membuat grafik Membuat laporan rekapan


insiden keselamatan rekapan insiden insiden berdasarkan bulan
pasien berdasarkan keselamatan pasien &
bulan mencari data profil
Rumah Sakit

Mempelajari tentang Observasi dokumen pelaporan


Melanjutkan
pelaporan insiden & insiden & RCA
membuat laporan
insiden & mencari panduan keselamatan
data gambaran pasien
umum

Menyusun Laporan Menyusun Laporan Merekap data insiden di bagian

52
rawat inap
Magang Magang

Menyusun Laporan Menyusun Laporan Menyusun Laporan Magang


Magang Magang

Mengikuti pelatihan Menyusun Laporan


Kunjungan dosen ke instansi
dengan materi Magang & membuat
untuk melakukan supervisi
terkait PPI & K3RS grafik SKP tahun 2023

Selesai magang diakhiri sesi foto dengan para staf


pegawai RS TMC
Menyusun Laporan
Magang

53
Lampiran 2. Absensi Harian Magang

54
Lampiran 3. Kegiatan Harian Magang

55
56
57
58
59
Lampiran 4. Kartu Bimbingan Magang

KARTU BIMBINGAN MAGANG

Nama Mahasiswa : Tia Nurmalia

NPM : 204101071

Peminatan : Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK)

Instansi Magang : Komite Mutu RS.TMC

Pembimbing Akademik : Andy Muharry, S.K.M., M.PH

Paraf
No. Hari/Tanggal Follow Up
Pembimbing

60
Lampiran 5. Formulir Penilaian Magang

61
Lampiran 6. Formulir Tanggapan Instansi

62
Lampiran 7. Surat Penerimaan Magang

63

Anda mungkin juga menyukai