LAPORAN MAGANG
(Di Bagian Komite Mutu Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC) Kota
Tasikmalaya
Oleh :
TIA NURMALIA
204101071
UNIVERSITAS SILIWANGI
2024
FORMULIR SIAP UJIAN MAGANG
NPM : 204101071
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama Mahasiswa : Tia Nurmalia
NPM : 204101071
Laporan ini telah diperiksa oleh Pembimbing Akademik dan disetujui untuk
melaksanakan Ujian Magang.
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Tia Nurmalia
NPM : 204101071
Laporan ini telah diseminarkan dalam Ujian Magang yang dilaksanakan pada Hari
Rabu Tanggal 31 Januari Tahun 2024 dihadapan Penguji Magang dan direvisi
sesuai masukan Penguji dan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Menyetujui,
Pembimbing Akademik Penguji Magang
Mengesahkan,
Dekan Pembimbing Lapangan
iv
RINGKASAN
v
keselamatan pasien di RS TMC bisa dikatan sudah cukup baik, hanya saja masih
ditemukan permasalahan terkait pelaporan insiden maupun kegiatan yang belum
dilakukan untuk mengingkatkan keselamatan pasien. Keyword : Keselamatan
Pasien, Sasaran Keselamatan Pasien, Budaya Keselamatan Pasien.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkanke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan magang
yang berjudul “Gambaran Keselamatan Pasien di Unit Rawat Inap Rumah
Sakit Tasik Medika Citratama (TMC) Kota Tasikmalaya Tahun 2023”.
Laporan magang ini disusun untuk memenuhi kompetensi mahasiswa dalam mata
kuliah magang.
1. Kedua orang tua penulis yaitu ayah dan ibu tercinta yang telah
membesarkan, menyemangati, menasihati, membimbing, dan mendidik
penulis dari kecil hingga kuliah sampai sekarang ini tanpa meminta balas
jasa.
2. dr. M. Ihsan Ramdani, MARS, MH, AAAK, FISQua, FRSPH, selaku
Direktur RS.TMC
3. dr. Asep Indah Wuddi Arief, Sp.An, Msc, selaku Ketua Komite Mutu
RS.TMC
4. Ibu Ita Rosita, S.Kep, selaku Sekretaris Komite Mutu Rs.TMC
5. Ibu Tri Hartini, S.Kep, selaku Anggota Sub Komite Keselamatan pasien
RS.TMC sekaligus Pembimbing Lapangan.
6. Dr. Ir Nundang Buaeri, MT., IPU ASEAN Eng. Sebagai Rektor
Universitas Siliwangi.
7. Ibu Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan.
8. Ibu Siti Novianti, S.KM., M.KM, selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Masyarakat dan Koordinator Magang
9. Bapak Andy Muharry, S.KM., M.PH selaku Pembimbing Magang
vii
10. Seluruh Staf di RS.TMC
11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis,
viii
DAFTAR ISI
Halaman
FORMULIR SIAP UJIAN MAGANG.................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
RINGKASAN........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................3
C. Manfaat........................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6
A. Gambaran Umum.........................................................................................6
1. Sejarah Umum Rumah Sakit Tasik Medika Citratama Kota Tasikmalaya..6
4. Makna Logo, Visi, Misi, Motto, dan Struktur Organisasi Rumah Sakit
Tasik Medika Citratama (TMC) Kota Tasikmalaya..................................12
7. Pelaporan IKP............................................................................................20
B. Gambaran Khusus......................................................................................21
ix
1. Program Kerja Keselamatan Pasien...........................................................21
C. Pembahasan................................................................................................33
1. Gambaran Sasaran Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap...............33
BAB III..................................................................................................................50
A. Simpulan....................................................................................................50
B. Saran...........................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51
LAMPIRAN..........................................................................................................52
x
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Ruang Perawatan................................................................................................9
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Gambar Rumah Sakit TMC...............................................................................6
2.2 Gambar Logo RS TMC....................................................................................12
2.3 Gambar Struktur Organisasi RS TMC.............................................................15
2.4 Gambar Struktur Organisasi Komite Mutu RS TMC......................................16
2.5 Gambar Tata Hubungan Kerja.........................................................................20
2.6 Gambar Alur Laporan IKP...............................................................................29
2.7 Gambar Grafik Insiden Keselamatan Pasien Tahun 2023...............................47
2.8 Gambar Fishbone Kendala Masalah Insiden Keselamatan Pasien…………..48
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Foto/Dokumentasi
Kegiatan...............................................................52
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Budaya Keselamatan di Rumah Sakit menciptakan lingkungan
kolaboratif dimana dokter saling mengahargai, pimpinan mendorong kerja
tim yang efektif, dan tercipta rasa aman psikologis. Anggota tim dapat
belajar dari insiden keselamatan pasien, pemberi layanan menyadari
keterbatasan manusia dalam sistem kompleks, dan terdapat proses
pembelajaran serta upaya untuk mendorong perbaikan.( Kemenkes RI,
2022).
Pengukuran Budaya Keselamatan di Rumah Sakit dilaksanakan
melalui survei tahunan, budaya keselamatan pasien, atau budaya aman
merupakan organisasi yang mendorong setiap anggota staf (klinis atau
administratif) untuk melaporkan potensi risiko terkait keselamatan atau
mutu pelayanan tanpa imbal jasa dari rumah sakit.
Pengukuran budaya keselamatan dapat dilakukan menggunakan
Hospital Survey on Patient Safety Culture yang dikeluarkan oleh AHRQ
(Agency for Healthcare Research and Quality). Dalam konteks ini,
evaluasi budaya keselamatan pasien dilakukan melalui pandangan staf
rumah sakit, melibatkan dimensi seperti (1) Kolaborasi terkait program
keselamatan pasien di unit kerja; (2) Harapan dan langkah atasan dalam
mendukung keselamatan pasien; (3) Pembelajaran organisasi dan upaya
perbaikan berkelanjutan; (4) Dukungan manajemen terhadap keselamatan
pasien; (5) Persepsi keseluruhan staf tentang keselamatan pasien; (6)
Umpan balik dan komunikasi mengenai kesalahan; (7) Keterbukaan dalam
komunikasi; (8) Frekuensi pelaporan insiden; (9) Kolaborasi antar unit di
rumah sakit; (10) Susunan kepegawaian (Staffing); (11) Serah terima dan
transisi pasien; (12) Respon non-punitif terhadap kesalahan (Rochmah et
al., 2019).
Rumah Sakit TMC Tasikmalaya Rumah Sakit Tasik Medika
Citratama (TMC) merupakan salah satu rumah sakit swasta kelas C di
Kota Tasikmalaya yang mempunyai misi mengutamakan keselamatan
pasien serta merupakan salah rumah sakit yang telah tersertifikasi secara
paripurna. Dalam Akreditasi Rumah Sakit KARS versi SNARS 1 pada
2
tahun 2019. Sertifikasi ini memberikan sebuah tanggung jawab bagi RS
untuk selalu melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan
melalui metode Plan-Do-Study- Action ( PDSA ) terhadap seluruh aspek
pelayanan berfokus pasien, dengan tujuan utama adalah peningkatan mutu
dan keselamatan pasien. Meskipun kegiatan berfokus pada keselamatan
pasien telah dicanangkan sejak tahun 2008.
Kegiatan magang merupakan pelaksanaan dari salah satu Tri
Darma Perguruan Tinggi yaitu untuk memfasilitasi mahasiswa dalam
mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan
ditempat kerja baik itu di instansi pemerintah, swasta maupun perusahaan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka salah satu upaya yang dilakukan
oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Kota Tasikmalaya
adalah dengan melalui kegiatan magang ini, mahasiswa diharapkan dapat
menerapkan pengetahuannya selama di perkuliahan, dengan harapan dapat
memberikan kontribusi dalam pelaksanaan program dibidang administrasi
kebijakan kesehatan, terutama fokus pada Mutu dan Keselamatan Pasien.
Dalam pertimbangan tersebut, penulis melaksanakan magang di
Komite Mutu Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC) Tasikmalaya,
yang bertujuan untuk memahami situasi di lingkungan kerja.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC) Tasikmalaya
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran input, proses, output sasaran keselamatan
pasien (SKP) di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tasik Medika
Citratama (TMC) Tasikmalaya
b. Mengetahui budaya keselamatan pasien di instalasi rawat inap
Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC) berdasarkan 12
3
dimensi oleh AHRQ (Agency for Healthcare Research and
Quality).
c. Mengidentifikasi dan menganalisis capaian dan kendala
pelaksanaan keselamatan pasien di intalasi rawat inap Tasik
Medika Citratama (TMC) Tasikmalaya
d. Memberikan ususlan alternatif pemecahan masalah dalam
pelaksanaan keselamatan pasien di intalasi rawat inap Tasik
Medika Citratama (TMC) Tasikmalaya
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai budaya
keselamatan pasien di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tasik
Medika Citratama (TMC) Tasikmalaya
b. Mengembangkan kemampuan analisis mahasiswa dalam
menangani permasalahan di bidang kesehatan masyarakat,
memupuk jiwa disiplin, sopan, santun, etika kerja, serta
meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berhubungan
dengan Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (TMC)
Tasikmalaya.
c. memahami sikap bekerja sesuai dengan bidang ilmu kesehatan
masyarakat, khususnya dalam administrasi kebijakan kesehatan
terutama di aspek mutu keselamatan pasien.
d. Mendapatkan wawasan tentang lingkup praktik dan keterampilan
yang diperlukan oleh sarjana kesehatan masyarakat
2. Bagi Instansi Magang
a. Terjalin kerja sama yang positif dan saling menguntungkan antara
lembaga tempat magang dan institusi pendidikan.
b. Sebagai bahan masukan dan informasi untuk perbaikan dan
peningkatan Kinerja Komite Mutu Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit Tasik Medika Citratama (TMC)
4
3. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Siliwangi
a. Terjalin kerja sama yang positif dan saling menguntungkan antara
lembaga Pendidikan dan institusi tempat magang.
b. Sebagai masukan bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Siliwangi dalam perencanaan kegiatan magang di Tahun
berikutnya dan meningkatkan mutu lulusan melalui
pengembangan kegiatan magang.
5
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Gambar 2 1 RS TMC
6
kesehatan, pada bulan maret 2014, RS Tasik Medika Citratama (TMC)
membuka unit hemodialisa melalui Kerja sama Operasional dengan PT
Sinar Roda Utama. Tujuannya adalah untuk memberikan pelayanan bagi
pasien-pasien gagal ginjal dengan biaya yang lebih murah dengan tetap
memberikan pelayanan terbaik. Selain itu, tepatnya tanggal 10 Maret 2014
ada penambahan Poliklinik Jantung dan Pembuluh Darah. Kedepannya RS
Tasik Medika Citratama akan dijadikan rumah sakit pusat jantung.
Pada tahun 2017, Rumah Sakit TMC kembali melakukan
pengembangan terhadap bangunan baru dengan 8 lantai. Lantai 1 utuk
radiologi dan laboratorium, lantai 2 untuk kateterisasi jantung(cathlab) dan
ICCU, lantai 3 untuk hemodialisa 2 yang bekerjasama dengan PT.
Fresenius Medical Care Indonesia dan rehabilitasi medik, lantai 5 untuk
perkantoran, Nama lantai 4 ditiadakan dikarenakan mitos dan tradisi China
7
Sebelah Barat : Persawahan
k. Kelas Rumah Sakit : Kelas C
SK Menkes RI : SK Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.03.05/1/2282/11
Tanggal : 13 september 2011
l. Nomor Registrasi RS : 3278014
m. No. & tanggal ijin : 445/14772/RS/DPMPTSP/
V11/2021 operasional RS
n. Status Akreditasi : Lulus Paripurna Akreditasi
Versi Kemenkes
Bagunan Utama
a. Lantai 1 terdiri :
1) Poliklinik
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Radiologi
4) Instalasi Farmasi
5) Laboratorium
6) Pendaftaran
7) Humas
8) Kasir
9) Lobby Utama
10) Area Bermain Anak-anak
11) Kantin
12) Atm : BCA, BRI, Bank Mandiri, BJB
b. Lantai 2 terdiri :
1) Kamar Bersalin
2) Ruang Perinatologi
3) Ruang ICU & HCU
4) Ruang Hemodialisa 1
8
5) Ruang Operasi
6) Ruang Senam Hamil
7) Balcriung
8) Ruang Katerisasi Jantung (Cathlab)
9
Tidur
1 Instalasi Gawat Darurat (IGD) 7
2 ICU 2
3 HCU 4
Perinatologi (Ruang Bayi Baru
4 13
Lahir)
5 Ruang Bersalin 6
6 Ruang Operasi 2
7 Ruang Isolasi 1
8 IICU 9
Jumlah 173
Sumber : Rumah Sakit TMC, 2019
c. Lantai 3 terdiri :
1) Ruang Perawatan 3A dan 3B
2) Ruang Hemodialisa 2
3) Ruang Rehabilitasi Medik
d. Lantai 5 terdiri :
1) Ruang Perawatan Pasien 5A dan 5B
2) Ruang Perkantoran
e. Lantai 6 terdiri :
1) Ruang Perawatan Pasien 6A, 6B dan 6C
f. Lantai 7 terdiri :
1) Auditorium, berkapasitas 200 tempat duduk yang bisa
digunakan untuk acara pertemuan, seminar, ataupun
kegiatan lainnya misalnya pernah digunakan untuk acara
khitanan massal, pelatihan dan lomba mewarnai &
menggambar
2) Ruang Perawatan 7C
g. Lantai 8 terdiri :
1) Ruang Perawatan
10
h. Lantai 9 terdiri :
1) Ruang Perawatan Pasien Isolasi tanpa Tekanan Negatif
tanpa Ventilator
Bangunan 2 Lantai
a. Lantai 1 :
1) Logistik Umum
2) Unit Gizi (Kitchen & Pantry)
3) Workshop UPSRS
4) Kantin
b. Lantai 2 :
1) Rekam Medis
2) Gudang
Laundry
Genset
Parkir
Mesjid
a. Makna Logo
11
Gambar 2 2 Logo RS TMC
12
4) Memberikan pelayanan dengan fasilitas yang
dikembangkan sesuai dengan kemajuan IPTEK dan disertai
pembelajaran yang berkesinambungan.
5) Mensejahterakan karyawan dan kolega untuk kemajuan
bersama.
d. Motto
“ Menyehatkan Anda adalah Kebahagian Kami ”
e. Nilai
Adalah panduan untuk menciptakan budaya yang kondusif,
yang berorientasi pada pelayanan terhadap pasien. Adalah
panduan cara berpikir, berbicara dan bertindak. Adalah standar
perilaku yang berkualitas, yang menjadi tolak ukur dan pedoman
kinerja kita.
1) Compassion/ Kasih
a) Kami melayani seluruh pasien, pelanggan dan para
kolega dengan ramah, hormat dan selalu menjamin
privasi mereka.
b) Kami melayani seperti kami sendiri ingin dilayani
2) Communication
a) Kami mendengar, memahami dan memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh pasien, pelanggan dan
para kolega.
b) Kami menghargai setiap usul/ saran dari pasien, dan
para kolega, dan mengupayakan Tindakan yang cepat
dan tepat untuk merespon usul dan saran mereka.
3) Commitment
13
a) Kami mengantisipasi segala kebutuhan pasien,
pelanggan dan para kolega, dan menawarkan bantuan
terbaik yang kami miliki.
b) Kami menggunakan setiap kesempatan untuk
memenuhi harapan dan kebutuhan pasien, pelanggan
dan para kolega.
4) Collaboration
5) Consistency
Kami menjamin pasien, pelanggan dan para kolega
mendapatkan pelayanan prima pada setiap unit pelayanan.
f. Tujuan
1) Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang mengutamakan
kenyamanan peduli pelanggan, professional dengan
mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki sebagai
respon terhadap kebutuhan dan keinginan masyarakat.
2) Mampu memberikan pelayanan yang tepat waktu, tepat
sasaran, tepat pilihan dan tepat biaya.
3) Pelayanan kesehatan rumah sakit Tasik Medika Citratama
terus meningkat dan berkembang.
4) Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi tinggi, memiliki integritas, komitmen yang kuat
terhadap organisasi melalui upaya Pendidikan dan
pelatihan, serta upaya peningkatan kesejahteraan yang adil
dan manusiawi.
g. Struktur Organisasi
14
Sumber :Komite Mutu RS TMC
Gambar 2 3 Struktur Organisasi RS TMC
15
1) Dr. Ayu Adzani Sabila
2) Tri Hartini, S.Kep
3) Esti Octari, Amd. Keb
4) Dewi Yanti Gustiandini, S.KM
c. Sub Komite Manajemen Risiko :
1) Dr. Agrietia
2) Apt. Deagita Puspitasari, S.Farm
3) Sofaa Soffiyyah, S.Kep Ners
4) Ai Andani, SS
a. Direktur
16
1) Membuat kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien (PMKP) dan Manajemen Risiko
2) Melakukan Pelaksanaan Monitoring Program PMKP dan
Manajemen Risiko
3) Membuat Program Kerja PMKP dan Manajemen Risiko
Melaporkan hasil kegiatan PMKP dan Manajemen Risiko
b. Ketua Komite Mutu
1) Melakukan Koordinasi dengan Direktur Rumah Sakit untuk
mengadakan pertemuan dengan direksi dan pemilik untuk
menentukan topik prioritas kegiatan PMKP dan Manajemen
Risiko tiap tahun.
2) Membuat pedoman PMKP dan Manajemen Risiko RS.TMC
3) Merevisi dan menyetujui panduan-panduan yang dibuat oleh
Sub Komite Peningkatan Mutu, Sub Keselamatan Pasien, dan
Sub Komite Manajemen Risiko yang menunjang keberhasilan
kegiatan PMKP dan Manajemen Risiko
4) Melakukan koordinasi dengan Direktur Rumah Sakit untuk
membuat program PMKP dan Manajemen Risiko
5) Memastikan terlaksananya program Komite Mutu
6) Menjadi narasumber dalam pelatihan-pelatihan internal PMKP
dan Manajemen Risiko
7) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan PMKP dan Manajemen
Risiko di RS.TMC
8) Berkoordinasi dengan Direktur Rumah Sakit dalam
melaporkan hasil kegiatan PMKP dan Manajemen Risiko
kepada Pemilik RS. TMC
9) Melakukan supervisi ke unit kerja terkait dengan koordinasi
dan integrasi kegiatan pengukuran indikator mutu
17
1) Membuat undangan rapat
2) Memimpin Rapat bila ketua Komite Mutu berhalangan hadir
3) Membuat pedoman PMKP dan Manajemen Risiko RS.TMC
4) Mendokumentasikan notulen rapat
5) Membuat laporan kegiatan PMKP dan Manajemen Risiko
setiap bulan
6) Mengumpulkan hasil indikator mutu setiap unit kerja
7) Mendokumentasikan insiden-insiden Keselamatan Pasien di
RS.TMC
8) Melaporkan insiden Keselamatan Pasien ke KKP-RS
d. Sub Komite Peningkatan Mutu
1. Mengadakan pertemuan dengan para pimpinan klinis,
manajemen, dan staf untuk memilih indikator mutu RS.TMC
2. Membuat panduan pemilihan indikator mutu
3. Membuat panduan pengumpulan dan analisis data indikator
mutu
4. Membuat panduan relaksasi
5. Membuat panduan pemilihan clinical pathway
6. Membuat panduan validasi data
7. Mengumpulkan hasil indikator mutu RS.TMC sebulan sekali
8. Menganalisis hasil indikator mutu setiap 3 bulan sekali
9. Menjadi narasumber dalam pelatihan internal PMKP dan
Manajemen Risiko
10. Mensosialisasikan program peningkatan mutu ke seluruh
Rumah Sakit
11. Melakukan supervisi ke unit kerja terkait dengan koordinasi
dan integrasi kegiatan pengukuran indikator mutu
18
1) Membuat panduan pelaporan insiden Keselamatan pasien
RS.TMC
2) Membuat panduan RCA
3) Membuat panduan RCA sederhana
4) Menjadi narasumber dalam pelatihan-pelatihan internal
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS)
5) Melaksanakan tujuh langkah Keselamatan pasien yang
diamanatkan Undang-undang
6) Mengadakan pertemuan dengan para koordinator untuk
menganalisis insiden Keselamatan pasien yang terjadi di
RS.TMC
7) Membuat laporan insiden Keselamatan pasien ke KKP-RS
f. Sub Komite Manajemen Risiko
1) Mengadakan pertemuan dengan direksi dan pemilik untuk
menentukan kebijakan manajemen risiko di RS.TMC
2) Membuat strategi dan kebijakan manajemen risiko RS.TMC
3) Membuat panduan FMEA
4) Memastikan terlaksananya program kerja Komite Mutu
5) Menjadi narasumber dalam pelatihan-pelatihan internal PMKP
dan Manajemen Risiko
19
Tata hubungan kerja Komite Mutu dengan Unit lain di RS. TMC
dapat dilihat dibawah ini :
Gambar
Sumber 2 5 Tata
: PERDIR/ tataHubungan
hubunganKerja
kerja Komite Mutu denganUnit RS
2019
7. Pelaporan IKP
20
B. Gambaran Khusus
21
2. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
22
pelaporan, insiden KTD dan sentinel dengan grading kuning dan
merah akan dibahas dalam rapat RCA (Root Cause Analysis) untuk
mengidentifikasi akar penyebab dan solusinya.
TK Deskripsi Dampak
RIKS
1 Tdk Tidak ada cedera
significant
2 Minor • Cedera ringan , mis luka lecet
• Dapat diatasi dng P3K
3 Moderat • Cedera sedang, mis : luka robek
• Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau intelektual
(reversibel. Tdk berhubungan dng
penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4 Mayor • Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual (ireversibel), tdk
berhubungan dng penyakit
5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan
Penyakit
Sumber : PERDIR Nomor 025/PER-DIR/TMC/V/2022 tentang Panduan
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Tahun 2022
Penilaian dampak/ akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang
dialami pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal
23
Minor adalah kejadian atau peristiwa yang memiliki dampak yang relatif
kecil terhadap keselamatan pasien
Cedera ringan maksudnya adalah kejadian dimana seorang pasien
mengalami kerusakan fisik atau keadaan yang tidak serius sebagai hasil
dari perawatan medis atau prosedur medis.
Moderat adalah kejadian atau kondisi tingkat keparahan yang menengah
dari peristiwa keselamatan pasien.
Cedera sedang maksudnya adalah kejadian dimana seorang pasien
mengalami kerusakan fisik atau keadaan yang memiliki tingkat
keparahan yang lebih signifikan dari cedera ringan, tetapi masih belum
mencapai tingkat yang lebih parah.
Mayor adalah kejadian yang memiliki dampak yang serius terhadap
keselamatan pasien.
Cedera luas adalah kerusakan fisik yang melibatkan area yang besar dari
tubuh pasien.
Katatropik adalah peristiwa atau keadaan yang memiliki dampak serius
atau bahkan menghancurkan terhadap keselamatan pasien.
Kematian adalah kehilangan nyawa seorang pasien yang terjadi dari hasil
perawatan medis atau kondisi di lingkungan perawatan kesehatan.
24
Tabel 2. 4 Penilaian Probabilitas/Frekuensi IKP
TINGKAT DESKRIPSI
RISIKO
1 Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali)
2 Jarang/unlikey (> 2 – 5 tahun/kali)
3 Mungkin/ Posible (1 -2 tahun/kali)
4 Sering/Likely (beberapa kali/tahun)
5 Sangat sering/ almost certain (tiap
minggu/ bulan)
25
Mungkin/ posible merujuk pada kemungkinan terjadinya kejadian atau
kondisi yang dapat mempengaruhi keselamatan pasien.
Tingkat risiko 4 memiliki tingkat keparahan yang sangat tinggi atau
risiko yang paling serius bagi keselamatan pasien.
Sering/ likely mengacu pada kemungkinan tinggi atau frekuensi dari
kejadian atau kondisi yang dapat mempengaruhi keselamatan pasien.
Tingkat risiko 5 mengacu pada risiko yang diidentifikasi memiliki tingkat
keparahan yang sangat tinggi yang menyebabkan konsekuensi bagi
keselamatan pasien.
Sangat sering/ almost certain mengacu pada kemungkinan yang sangat
tinggi atau frekuensi yang hampir selalu terjadi atau memiliki tingkat
kejadian yang sangat tinggi di lingkungan perawatan kesehatan.
26
Tabel 2. 5 Matriks Grading IKP
27
Tabel 2. 6 Tindakan Sesuai Tingkat & Band Risiko IKP
LEVEL/BANDS TINDAKAN
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna
yaitu : Biru, Hijau, Kuning dan Merah. Warna "bands" akan menentukan
Investigasi yang akan dilakukan: Bands BIRU dan HIJAU : Investigasi sederhana
dan Bands KUNING dan MERAH : Investigasi Komprehensif / RCA
28
High (tinggi) merujuk pada tingkat risiko yang memiliki potensi untuk
menyebabkan konsekuensi serius bagi keselamatan pasien.
Risiko tinggi mengacu pada situasi dimana terdapat potensi risko yang
menyebabkan cedera, kerugian, atau bahaya bagi keselamatan pasien.
Moderate (sedang) mengacu pada tingkat risiko yang memiliki dampak
yang tidak terlalu serius, tetapi masih memerlukan Tindakan pencegahan
yang tepat.
Risiko sedang merujuk pada situasi dimana terdapat potensi risiko yang
tidak terlalu serius, namun masih memerlukan Tindakan pencegahan
yang cepat.
Low (rendah) merujuk pada tingkat risiko yang memiliki dampak
minimal/ risiko rendah dalam menyebabkan cedera bagi pasien.
Risiko rendah merujuk pada situasi dimana terdapat potensi risiko rendah
dalam menyebabkan cedera atau kerugian bagi pasien.
29
3. Analisis Akar Masalah Insiden Keselamatan Pasien/ Root Cause
Analysis (RCA)
30
3) Mengumpulkan Data
Dalam tahap pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,
dokumentasi serta berfokus pada sumber data yang resmi seperti
catatan medis dan rekaman pengamatan.
4) Pemetaan Kronologi Kejadian
Dalam pemetaan kronologi kejadian terbagi menjadi 4 bagian :
a. Kronologi Cerita/ Narasi
Menggambarkan pada kejadian yang berbentuk narasi atau
cerita dan menjelaskan insiden secara rinci serta kontekstual.
b. Timeline
Menunjukkan urutan peristiwa pada sumbu waktu
c. Tabular Timeline
Mencantumkan kejadian, waktu kejadian, dan keterangan.
d. Time Person Grids
Menampilkan kejadian pada saat waktu dan individu atu tim
yang berkembang seiring berjalannya waktu.
5) Identifikasi masalah (Care Management Problem / CMP)
a. pelayanan yang tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan
b. Penyimpangan dapat berdampak secara langsung atau tidak
langsung pada kejadian yang merugikan
6) Alat identifikasi akar masalah
a. 5 Why
b. Fishbone
c. Cause and Effect Analysis
d. Analisis Perubahan
e. Analisis Hambatan
7) Rekomendasi dan Rencana Kerja Perbaikan
a. Temukan faktor-faktor yang berkontribusi
b. Tindakan yang disarankan
c. Tingkat pelaksanaan rekomendasi
31
d. Pelaku pelaksanaan rekomendasi
e. Batas waktu pencapaian rekomendasi
f. Sumber daya yang diperlukan
g. Lampirkan bukti penyelesaian
32
C. Pembahasan
33
3. Tenaga
Sumber daya manusia merupakan faktor kunci dalam
menggerakkan suatu organisasi menuju pencapaian tujuan.
Tenaga merujuk kepada petugas atau tenaga professional
yang secara langsung terlibat terlibat dalam pelaksanaan
upaya keselamatan pasien di rumah sakit.
4. Metode
Metode merupakan prosedur yang dirancang untuk
mengoptimalkan pelaksanaan upaya keselamatan pasien.
Metode yang diterapkan harus mematuhi standar yang telah
ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
dan Ketentuan Administrasi Rumah Sakit (KARS). Dalam
penerapan metode ini, penting bagi standar tersebut untuk
diikuti dengan ketat, seperti pemberian gelang identitas
sesuai dengan kebutuhan pasien, dengan warna pink untuk
perempuan dan warna bitu untuk laki-laki.
5. Dana
Pada tahap ini, dana hanya merupakan bagian dari sektor
layanan pendukung. Dana tersebut dapat memfasilitasi
pelaksanaan program keselamatan pasien, terutama dalam
proses pengadaan dan pemeliharaan.
6. Sarana
Sarana harus dapat memenuhi kebutuhan selama periode
yang telah dipresiksi. Tidak boleh terjadi kehabisan sarana
dalam rentang waktu yang telah ditetapkan, seperti barang
medis sekali pakai dan kebutuhan layanan lainnya.
34
b. Proses
Proses adalah menggambarkan bagaimana suatu data
diproses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai
tambah (Leman, 1984:4)
Adapun proses atau langkah kegiatan yang dilakukan pada
sasaran keselamatan pasien di antaranya :
1) Identifikasi pasien dengan benar
Di RS TMC saat melakukan identifikasi pasien dilakukan
dengan 2 lebih identitas untuk di hafal oleh staf medis yaitu
: nama lengkap, tanggal lahir, dan nomor rekam medis.
2) Meningkatkan komunikasi yang efektif
Di RS TMC yang dilakukan dalam komunikasi adalah
dengan berbagai media baik lisan maupun tulisan. Untuk
komunikasi yang dilakukan dalam mengetahui kondisi
pasien dilakukan dengan tenik SBAR (Situation-
Background-Assesment-Recommendation) dan TBAK
(Tulis, Baca, Kembali).
3) Meningkatkan pengawasan obat yang harus diwaspadai
Di RS TMC dalam meningkatkan pengawasan obat dengan
melakukan double check terlebih dahulu oleh petugas
kesehatan sebelum diberikan kepada pasien.
4) menjamin lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang
benar, pembedahan pasien yang benar
Di RS TMC untuk menjamin loasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, dan pembedahan pasien yang benar
dilakukan Teknik penandaan area operasi yang dilakukan
oleh dokter sebelum pasien operasi dengan menggunakan
spidol hitam. Dan menerapkan surgical safety checklist
(daftar periksa untuk memberikan pembedahan yang aman
dan berkualitas pada pasien).
35
5) mengurangi risiko akibat perawatan kesehatan
Di RS TMC menerapkan protocol kebersihan cuci tangan
dalam mengurangi risiko akibat infeksi dengan cara Hand
Rub (dengan hand sanitizer) dan Hand Wash
(menggunakan sabun) dan menerapkan 5 moment cuci
tangan.
6) Mengurangi cedera akibat pasien jatuh
Di RS TMC dilakukan untuk mengurangi cedera pasien
akibat jatuh dengan penilaian yang dilakukan oleh perawat
IGD, perawat poli jalan, dan perawat di bagian rawat inap.
36
2) Meningkatkan komunikasi yang efektif
Dalam meningkatkan komunikasi yang efektif harus
dilakukan Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun
hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut, Perintah lisan dan
melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut, Perintah atau hasil pemeriksaan
dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau
hasil pemeriksaan tersebut, Kebijakan dan prosedur
mendukung praktek yang konsisten dalam melakukan
verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui
telepon.
3) Meningkatkan pengawasan obat yang harus diwaspadai
Dalam meningkatkan Kebijakan dan/atau prosedur
dikembangkan agar memuat proses identifikasi, lokasi,
pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu
diwaspadai, Kebijakan dan prosedur diimplementasikan,
Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien
kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil
untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area
tersebut, bila diperkenankan kebijakan, Elektrolit
konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus
diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang
dibatasi ketat (restricted).
4) Menjamin lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang
benar, pembedahan pasien yang benar
Dalam menjamin lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, dan pembedahan pasien yang benar
37
maka Fasilitas pelayanan kesehatan menggunakan suatu
checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat
preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan
semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,
tepat, dan fungsional, Tim operasi yang lengkap
menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum insisi/time-
out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan, Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk
mendukung keseragaman proses untuk memastikan tepat
lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur
medis dan tindakan pengobatan gigi/dental yang
dilaksanakan di luar kamar operasi.
5) Mengurangi risiko akibat perawatan kesehatan
Dalam mengurangi risiko cedera akibat perawatan
maka Fasilitas pelayanan Kesehatan mengadopsi atau
mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang
diterbitkan dan sudah diterima secara umum Fasilitas
pelayanan Kesehatan menerapkan program hand hygiene
yang efektif, Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan
untuk mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan
risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan
6) Mengurangi cedera pasien akibat jatuh
Dalam mengurangi cedera pasien akibat jatuh maka
Fasilitas pelayanan kesehatan menerapkan proses asesmen
awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang
terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi
atau pengobatan, Langkah-langkah diterapkan untuk
mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
asesmen dianggap berisiko
Rumah sakit TMC sebagai penyedia layanan
kesehatan memiliki tanggung jawab besar dalam
38
memastikan keselamatan dan kualitas perawatan pasien.
untuk mencapai standar yang disesuaikan dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017.
c. Output
Output adalah suatu kegiatan yang menghasilkan laporan
dari proses (Leman, 1984:4).
Berikut data target capaian indikator keselamatan pasien di
RS TMC tahun 2023 yang sudah dilaksanakan
39
Tabel 2. 7 Target Capaian Indikator Sasaran Keselamatan Pasien Tahun 2023
NILA
I JA FE MA AP ME JU JU AG SE OK NO DE
INDIKATOR SKP 2023
STAN N B R R I N L U P T V S
DAR
1 Ketepatan Identifikasi Pasien
79, 75, 82, 85, 85, 84, 83, 72, 71, 80, 79, 79,
100% 87 79 51 20 09 80 00 91 26 97 22 08
Kepatuhan identifikasi pasien % % % % % % % % % % % %
56, 76, 98, 88, 93, 85, 87, 85, 85, 83, 96,
Kepatuhan pemasangan gelang
100% 00 00 75 100 00 00 00 00 00 00 00 00
identifikasi pasien rawat inap
% % % % % % % % % % % %
2 Peningkatan Komunikasi Efektif
83, 81, 58, 83, 71, 60, 71, 75, 53, 82,
Kelengkapan pengisian TBAK di
100% 40 00 25 60 00 00 00 00 00 00 00 00
Formulir CPPT
% % % % % % % % % % % %
3 Peningkatan Keamanan Obat Yang perlu diwaspadai
Kepatuhan perawat dalam melakukan 36, 86, 90, 82, 23, 52, 43, 30, 60, 61, 10, 37,
double check pada pemberian obat high 100% 00 00 00 50 00 00 00 00 00 00 00 00
alert % % % % % % % % % % % %
4 Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, dan Tepat Pasien Operasi
22, 88, 88, 88, 79, 75, 78, 86,
Kepatuhan DPJP terhadap penandaan
100% 5,5 3,3 22 64 79 100 24 82 34 21 46
lokasi operasi
0% 6% 3% % % % % % % % % %
40
5 Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
79, 75, 82, 85, 85, 84, 83, 72, 71, 80, 79, 79,
Kepatuhan Petugas dalam Kebersihan 85% 87 79 51 20 09 80 00 91 26 97 22 08
Tangan % % % % % % % % % % % %
76, 96, 89, 94, 89, 70, 81, 81, 75, 71, 75, 67,
100% 00 77 47 87 74 37 48 82 00 43 00 57
Kelengkapan Fasilitas Hand Hygiene % % % % % % % % % % % %
6 Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Insiden Pasien Jatuh Selama Masa 0,1 0,1 0,1 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1
0%
Perawatan Di Rumah Sakit 0% 0% 0% 2% 0% 3% 8% 6% 6% 0% 7% 5%
91, 86, 81, 57, 76, 68, 73, 85, 86, 60, 80,
Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko 100% 60 00 25 25 00 00 00 00 00 00 00 00
Pasien Jatuh Pada Pasien Rawat Inap % % % % % % % % % % % %
Kepatuhan perawat dalam pemasangan 80, 70, 80, 70, 80, 80, 80, 50, 80,
pita kuning terhadap pasien poliklinik 100% 30 00 00 80 60 00 00 00 00 00 00 00
dengan risiko jatuh % % % % % % % % % % % %
Sumber : Komite Mutu RS TMC
Berdasarkan hasil data diatas menunjukkan bahwa sasaran keselamatan pasien belum mencapai standar atau target yang
diharapkan oleh Rumah Sakit. Rata-rata capaian sasaran keselamatan pasien yaitu
a) Pada SKP 1 Ketepatan identifikasi Pasien 79,80% belum mencapai standar terget rumah sakit yaitu 100% dan kendalanya
adalah Pasien saat masuk ruang perawatan ada pasien belum terpasang gelang identitas pasien, Petugas belum melakukan
cara identifikasi pasien secara benar karena masih dilakukan dengan menyampaikan pertanyaan tertutup (perawat
memanggil nama pasien) dan seharusnya perawat menyampaikan dengan pertanyaan terbuka (perawat menanyakan
kepada pasien nama dan tanggal lahir kemudian mencocokkan dengan gelang identitas pasien).
41
b) Pada SKP 2 Peningkatan Komunikasi Efektif 68,11% belum mencapai standar target rumah sakit yaitu 100% dan
kendalannya adalah Petugas belum melakukan cara pelaporan pasien kepada DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)
secara benar, Kelengkapan penulisan TBAK di rekam medis belum lengkap
c) Pada SKP 3 Peningkatan Keamanan Obat Yang perlu diwaspadai 50,87 % belum mencapai standar target rumah sakit
yaitu 100% dan kendalannya adalah Masih menemukan belum semua perawat melakukan tehnik double check pada saat
pemberian obat-obatan high alert pada pasien
d) Pada SKP 4 Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, dan Tepat Pasien Operasi 59,71 % belum mencapai standar terget
rumah sakit yaitu 100% dan kendalannya adalah sebagian dokter operator belum melakukan penandaan daerah operasi
(site marking) secara benar.
e) SKP 6 Pengurangan Resiko Pasien Jatuh 0,059 % belum mencapai standar terget rumah sakit yaitu 100%. Jika di rata-
ratakan dari 5 standar tersebut adalah 51,71 % , di mana standar yang ditetapkan RS 100 % dan kendalannya adalah Belum
semua petugas patuh terhadap kebersihan cuci tangan terutama pada five moment sebelum kontak dengan pasien.
f) Pada SKP 5 Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan 79,98 sudah cukup baik, namun belum cukup
optimal karena di mana standar yang ditetapkan RS 85% dan kendalannya adalah Belum semua perawat melakukan
asesmen risiko jatuh pada pasien dan belum semua perawat melakukan penandaan pada pasien yang berisiko jatuh sedang
dan tinggi.
42
2. Gambaran Budaya Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap
43
L Kerjasama Dalam Unit 1.464 99,46%
44
insiden, kesalahan, atau kejadian yang berkaitan dengan keselamatan
pasien.
8) Keseluruhan Persepsi tentang Keselamatan Pasien adalah pemahaman
yang dimiliki oleh pasien, keluarga, dan staf kesehatan tentang sejauh
mana lingkungan pelayanan kesehatan memprioritaskan dan
mempromosikan keselamatan pasien.
9) Penempatan Staf dan Kepegawaian adalah proses pengaturan,
penempatan, dan manajemen sumber daya manusia di lingkungan
pelayanan kesehatan dengan tujuan meningkatakan keselamatan
pasien.
10) Ekspetasi dan Tindakan Atasan dalam Meningkatkan Keselamatan
pasien adalah harapan atau target yang diinginkan untuk dicapai
dengan langkah-langkah yang diambil pimpinan dalam organisasi
kesehatan untuk memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang
aman dan berkualitas.
11) Kerjasama Antar Unit adalah kolaborasi dan koordinasi antara
berbagai unit atau bagian di sebuah organisasi kesehatan untuk
meningkatkan keselamatan pasien secara keseluruhan yang mencakup
berbagai informasi, komunikasi yang efektif, kerjasama tim dan
menanggapi masalah.
12) Kerjasama Dalam Unit adalah koordinasi dan kolaborasi antara
anggota tim dalam satu unit atau departemen untuk meningkatkan
keselamatan pasien.
45
balik tentang implementasi perubahan, serta mendiskusikan cara
untuk mencegah kesalahan.
2. Dimensi Frekuensi pelaporan kejadian sebesar 97,01%, hal ini
menunjukkan bahwa para responden merasa sudah terbiasa dalam
melaporkan insiden keselamatan pasien dan merasakan adanya
kemudahan dalam melakukan pelaporan insiden keselamatan
pasien.
3. Dimensi Pembelajaran organisasi dan perbaikan berkelanjutan
sebesar 98,28%, hal ini menunjukkan bahwa para responden
merasa di RS TMC terdapat budaya belajar dimana kesalahan
membawa perubahan positif dan dilakukan evaluasi terhadap
evektifitas perubahan tersebut.
4. Dimensi Kerjasama Antar Unit sebesar 98,57%, hal ini
menunjukkan bahwa unit-unit di RS TMC dapat bekerja sama dan
berkoordinasi satu sama lain untuk menghasilkan pelayanan terbaik
bagi pasien.
5. Dimensi Kejasama Dalam Unit sebesar 99,46%, hal ini
menunjukkan bahwa staf RS TMC saling mendukung, saling
menghargai dan bekerja sama sebagai sebuah tim.
46
Dengan banyaknya dimensi keselamatan pasien yang memiliki nilai
lebih dari 75% hal ini menunjukkan bahwa di RS TMC telah
menerapkan budaya keselamatan pasien dengan cukup baik dan asumsi
ini diperkuat oleh beberapa indikator diantaranya :
47
3. Kesadaran Individu
a. Petugas yang kurang tau tentang batasan pelaporan
insiden
4. Pelatihan dan Edukasi
a. Kurangnya sosialisasi terkait insiden keselamatan
pasien kepada seluruh staf dan pegawai.
Sosialisasi terkait
insiden keselamatan
pasien belum stigma negatif dari
dilakukan menyeluruh petugas terkait
pelaporan insiden
48
4. Usulan alternatif Pemecahan Masalah dalam Pelaksanaan
Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap
49
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
50
DAFTAR PUSTAKA
51
LAMPIRAN
52
rawat inap
Magang Magang
53
Lampiran 2. Absensi Harian Magang
54
Lampiran 3. Kegiatan Harian Magang
55
56
57
58
59
Lampiran 4. Kartu Bimbingan Magang
NPM : 204101071
Paraf
No. Hari/Tanggal Follow Up
Pembimbing
60
Lampiran 5. Formulir Penilaian Magang
61
Lampiran 6. Formulir Tanggapan Instansi
62
Lampiran 7. Surat Penerimaan Magang
63