Anda di halaman 1dari 3

Cinta yang Terpendam

Di sebuah sekolah menengah, ada seorang siswa bernama Yoga. Dia adalah seorang pemuda yang
pendiam dan pemalu. Yoga memiliki perasaan khusus terhadap seorang siswi bernama Zahra. Mereka
berada di sekolah yang sama, tetapi berbeda kelas. Yoga mengagumi Zahra sejak pertama kali mereka
bertemu saat MPLS di SMK.

Suatu hari, saat istirahat di kantin sekolah, Yoga duduk sendirian di sudut ruangan. Zahra, yang sedang
bersama teman-temannya, melintas di depannya. Yoga tak bisa berkata-kata saat melihatnya. Dia
terpesona oleh keindahan Zahra, senyumannya yang mempesona, dan keanggunannya yang tak
terhingga.

Yoga (dalam hati): "Zahra, betapa indahnya dirimu. Aku tak bisa berbicara saat melihatmu. Aku hanya
bisa mengagumimu dari kejauhan."

Namun, Yoga tak pernah berani mengungkapkan perasaannya kepada Zahra. Dia takut akan penolakan
dan kehilangan. Yoga menganggap Zahra seperti ibunya yang sempurna, dan dia tak ingin merusak
hubungan mereka dengan perasaannya yang terpendam.

Hingga mereka berdua sudah menginjak kelas 3 SMK, Yoga masih terus mengagumi Zahra dari kejauhan.
Dia berharap suatu hari bisa mengungkapkan cintanya, tetapi keberanian selalu terhalang oleh keraguan
dan ketakutan.

Suatu hari, saat acara perpisahan sekolah, Yoga dan Zahra berada dalam satu kelompok untuk
menyiapkan pertunjukan. Mereka duduk bersebelahan, tetapi Yoga masih tak berani mengungkapkan
perasaannya.

Zahra: "Yoga, apa kamu baik-baik saja? Aku melihat kamu selalu terlihat sedih."

Yoga (tersenyum tipis): "Aku baik-baik saja, Zahra. Hanya sedikit lelah karena persiapan acara
perpisahan ini."
Zahra: "Aku ingin tahu, apa yang kamu pikirkan selama ini? Kamu selalu terlihat seperti ada yang
mengganggu pikiranmu."

Yoga terdiam sejenak, berusaha mencari keberanian untuk mengungkapkan perasaannya. Namun, kata-
kata terasa terjebak di tenggorokannya.

Yoga: "Zahra, sebenarnya ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu..."

Zahra (menatap Yoga dengan penuh perhatian): "Apa itu, Yoga? Aku ingin tahu."

Yoga (berdebar-debar): "Aku... Aku mengagumimu, Zahra. Sejak pertama kali kita bertemu, aku tak bisa
berhenti memikirkanmu. Kamu begitu indah dan anggun. Bagiku, kamu seperti bidadari yang turun dari
surga."

Zahra terkejut mendengar pengakuan Yoga. Dia tersenyum lembut.

Zahra: "Yoga, aku tidak pernah menyangka bahwa kamu memiliki perasaan seperti itu. Aku terharu
dengan kata-katamu. Namun, aku harus jujur padamu. Aku juga memiliki perasaan khusus terhadapmu.
Aku senang bisa menjadi temanmu."

Yoga terkejut dan bahagia mendengar kata-kata Zahra. Dia merasa lega bahwa perasaannya tidak sia-sia.

Yoga: "Zahra, aku tidak pernah berani berharap lebih dari ini. Aku bahagia bisa menjadi temanmu."

Dari hari itu, Yoga dan Zahra semakin dekat. Mereka menghabiskan waktu bersama, saling mendukung
dan mengenal satu sama lain dengan lebih baik. Meskipun cinta mereka belum berubah menjadi
hubungan romantis, mereka menemukan kebahagiaan dalam persahabatan mereka yang tumbuh.
---

Akhir cerpen.

Semoga cerpen ini menggambarkan perjalanan cinta yang terpendam antara Yoga dan Zahra. Meskipun
mereka belum menjadi sepasang kekasih, mereka menemukan kebahagiaan dalam persahabatan
mereka yang tumbuh.

Anda mungkin juga menyukai