pengurus osis. Dengan terpaksa Anhy meninggalkan sahabat-sahabatnya menuju ruang rapat. Anhy
merasa tak enak hati dengan sahabat-sahabatnya. Semenjak dirinya menjadi pengurus osis ia jarang lagi
nongkrong bersama sahabart-sahabatnya. Walau terkadang Anhy masih ingin berbagi cerita dengan
sahabatnya.
“tuh kan, belum lima menit Anhy bersama kita tapi udah pergi mengurus organisasinya lagi!” ketus Ila.
“Akhir-akhir ini Anhy sangat cuek sama kita. Dia terlalu sibuk dengan organisasinya. Kalau dia ada
bersama kita paling hanya lima menit, trus dah pergi lagi” ucap Fhya Eka dengan nada kesal.
“Akh.. sudahlah kawan. Cobalah pahami posisi Anhy sekarang. Mana mungkin dia mengerjakan sesuatu
sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Lagipula kita ini sahabatnya. Kita harus mengerti dia” ucap Fhya
berusaha menenangkan sahabatnya.
Bagi Ila, Eka, Dirga, dan Fia, Anhy adalah sahabat yang sangat baik. Anhy selalu membagi
pengetahuannya kepada mereka. Anhy adalah sosok yang periang dan humoris. Mereka menjalin
persahabatan sejak SMA. Persahabatan mereka tumbuh secara alami. Setiap hari mereka selalu
bersama-sama. Ke perpustakaan bersama, ke kantin bersama, dan mereka sangat kompak di sekolah.
Hingga akhirnya mereka dijuluki sahabat 5 serangkai. Akan tetapi, semenjak Anhy menjadi pengurus
osis, mereka jarang lagi nongkrong bersama.
“Aku merasa serba salah. Kenapa sahabat-sahabatku tak pernah berfikir kalau aku selalu menyempatkan
waktuku walau hanya sedikit? Ah.. andai saja mereka mau mengerti aku.” Pikir Anhy saat mengikuti
rapat osis.
Esok harinya, Anhy bertemu dengan Eka di kantin.masih dengan wajah ceria Anhy menghampiri Eka.
Namun, kedatangan Anhy tak direspon oleh Eka.
“Untuk apa kamu mencari mereka? Bukankah kamu sibuk mengurus organisasimu Anhy?”
“Heh Anhy, temen-temen sudah kecewa sama kamu.kamu sudah berubah Anhy. Kamu bukan lagi Anhy
yang kami kenal. Sekarang kamu cuek sama kami dan hanya mementingkan organisasimu!”
Eka memalingkan wajahnya ia berusaha menyembunyikan kekesalannya. Dengan sekilas ia
meninggalkan Anhy di kantin. Kata-kata Eka membuat Anhy semakin serba salah. Anhy menunduk sedih
dihadapkan oleh dua pilihan.
“Asal kalian tahu, dimana pun aku berada aku selalu ingat kalian. Bahkan aku berusaha menyempatkan
waktuku untuk kalian. Kenapa kalian tak juga memahami aku sahabat-sahabatku?” ucap Anhy dalam
hati.
Tak ada lagi kekompakan. Anhy enggan menyapa sahabat-sahabatnya lagi. Ia tahu kalau sahabat-
sahabatnya sedang kesal padanya. Kini mereka berada dalam kelas. Ila, Fhya, Dirga dan Eka saling
mengobrol tanpa melihat Anhy. Kini Anhy duduk memisahkan diri dari mereka. Suasana menjadi keruh.
Anhy sangat sedih. Walaupun ia berusaha untuk tersenyum.
Kedatangan Bu Seruni memecah suasana ketegangan di kelas. Bu Seruni yang merupakan guru akidah
sangat fasih dan akrab dengan siswa saat mengajar. Hari ini, Bu Seruni bercerita panjang lebar tentang
bagaimana menghargai orang lain. Sementara itu, Anhy tak begitu memperhatikan pelajaran. Ia masih
memikirkan persahabatannya. Begitupun dengan Ila, Eka, Dirga, dan Fhya.
Belum sempat selesai bertanya, tiba-tiba Anhy menutup wajahnya. Ternyata, ia berusaha menahan air
matanya. Tanpa pamit, Anhy berlari meninggalkan kelas. Suasana kelas menjadi hening. Bu Seruni
tampak kebingungan. Akan tetapi Bu Seruni mengalihkan perhatian siswa.
Sambil menangis, Anhy berjalan tergesa-gesa ke suatu tempat. Ia tak lagi menghiraukan siswa yang
memandanginya dengan keheranan. Anhy menuju mesjid. Setelah berwudhu Anhy melangkahkan
kakinya masuk mesjid. Ia melihat di sekeliling masjid. Ia merasakan kedamaian di hatinya. Bagi Anhy
Allah-lah satu-satunya tempat untuk mencurahkan segala isi hatinya. Dengan langkah pelan, Anhy
mengambil mukenah lalu memakainya. Anhy shalat sangat khusyuk sampai menangis seolah-olah
menumpahkan semua kesedihannya. Ia merasa tak berdaya di hadapan Rabb. Selesai salam Anhy
berdoa, ”Ya Allah aku sangat smenyayangi sahabat-sahabatku. Aku ingin tetap bersama mereka walau
dalam keadaan apapun. Tanpa mereka, duniaku tak lengkap. Ya Allah aku tak ingin mereka membenciku.
Ya Allah berilah berilah persahabatn kami petunjuk agar bisa bersatu kembali…”
Usai shalat, Anhy menyimpan kembali mukenah. Ia merasa lebih tegar setelah shalat. Anhy melangkah
menuju keluar masjid. Saat menghampiri pintu mesjid, tiba-tiba Anhy dikejutkan oleh Fhya. Fhya
langsung memeluk Anhy sambil menangis.
“Anhy, maafkan aku dan teman-teman, kami tak bermaksud menyakitimu Anhy. Kami hanya tak ingin
kehilangan kamu” ucap Fhya dengan suara tersedu-sedu.
Tiba-tiba Ila, Dirga, dan Eka muncul di balik pintu mesjid dan memeluk Anhy. Mereka semua menangis
dalam keharuandan meminta maaf pada Anhy.
“Kalian tak salah, justru aku yang meminta maaf pada kalian. Maafkan aku yah teman-teman. Aku ingin
kita tetap sahabat walau dalam keadaan apa pun” ucap Anhy sambil menangis.
“maafkan keegoisan kami Anhy. Kami sadar kalau persahabatan tak mengenal jarak dan waktu. Mulai
sekarang kami akan mengerti kamu Anhy” ucap Dirga.
Suasana menjadi haru. Meski mereka menangis, namun mereka merasa bahagia. Mereka kembali ceria
dan saling bercanda. Sahabat 5 serangkai kini kembali kompak. Kejadian di masjid tak akan mereka
lupakan. Anhy, Dirga, Ila, Fhia, dan Eka kembali menuju ke kelas. Anhy menoleh ke belakang.
Pandangannya tertuju pada masjid.
Setelah kenal ajeng saya pun akhirnya menjadi akrab dengannya dan dia adalah sahabat yang baik
kemana-mana saya selalu selalu bersama dia sudah seperti prangko yang tidak dapat di pisahkan lagi
meski badai yang mencoba memisahkan kita tak akan ada yang bisa memisahkan kita sekalipun, karena
kami mencoba untuk saling memahami, menghargai, memotifasi dan dan terutama selalu dia saat susah
maupun senang ada di saat mau untuk berbagi dan di saat sedih. Berbagi kebahagian dan kesedihan.
dan ternyata dia gemar melukis.
Sehingga suatu hari saya dan ajeng kena hukuman Karena kita berdua tidak mengerjakan PR Karena saya
lupa tidak mengerjakan PR dan hal serupa dengan ajeng, dia juga lupa untuk mengerjakan tugas,
ha.ha.ha. kita sehati………….
“ ihhhh kok bisa sama sih, saya juga lupa ngerjain tugas “ kata saya
“ iya ini yang namanya sahabat apapun selalu sama” kata saya
Setelah pulang sekolah saya pun berencana untuk jalan-jalan dengan ajeng ke taman dan saya pun
berbincang-bincang dengan ajeng
“ ehhhh aku mau tahu pandangan kamu ke aku kaya gimana sih ?” kata saya
“ kamu tuh orangnya asyikkkkk, baik, ferfeck deh pokoknya” kata ajeng
“ ya kamu juga baik, selalu ada di saat susah maupun senang “ kata saya
Tak terasa hari pun mulai malam saking asyiknya berbincang, indah melihat bintang jatuh
Ehhhh ada bintang jatuh tuh, kamu harapannya mau apa?” kata indah
“ ohhhh ha.ha.ha. sambil bergurau, suatu saat kamu pasti bisa menggapai keinginan kamu “ kata indah
Tak terasa mereka sudah kelas 3 smk dan mereka pun sibuk mempersiapkan UN , setelah beberapa
bulan kemudian, UN sudah tinggal 2 hari lagi, dan ajeng mengajak saya untuk bermain sebelum
menghadapi ujian, dan saya pun menolak untuk jalan-jalan karena saya harus belajar untuk ujian,
Tak lama kemudian UJian pun tiba dan hari itu pun saya baru ingat bahwa hari itu juga adalah hari ulang
tahunnya ajeng saya pun berusaha untuk memberikan kejutan meski hari itu sedang ujian dan saya pun
berencana untuk memberikan ujian pada pulang sekolah…..
Tak beberapa lama kemudian ujian berlangsung tiba ajeng pingsan, dan pengawas pun segera
membawanya keUKs, setelah 1 jam ajeng pun belum sadarkan diri dan pihak sekolah segera
membawanya ke rumah ajeng atas permintaan orang tua ajeng, ternyata ajeng pun sampai sore belum
saja siuman dan akhirnya di putuskan untuk di bawa ke rumah sakit, berbagai alat di pasang oleh dokter,
dan ternyata ajeng terkena penyakit paru-paru dan tumor otak saya pun tahu dari orang tuanya ajeng,
setelah mendapat informasi seperti itu saya pun tak dapat membendung air mata, tak lama kemudian
dokter pun keluar dari ruang UGD yang di mana tempat ajeng di rawat
“ maaf nyawa indah sudah tidak dapat di tolong lagi “ kata dokter
“ apa? Kata saya
Saya pun segera masuk ke ruang UGD dan langsung memeluk indah….
“ndah knp sihh kamu ngga pernah cerita ke aku kalau kamu itu sakit separah ini, saya pun sambil
mengeluarkan air mata, oh iya ndah HAPPY BRITHDAY yah sahabat ku tersayang, andaikan kamu tidak
seperti ini ndah padahal saya sudah mempersiapkan kejutan untuk ulang tahun mu ndah yaitu sebuah
pameran yang kau ingin kan, saya pun tak dapat menahan kesedihan semua ini.
Ke esokan harinya pemakaman indah pun di mulai, terpaksa UN di tunda dulu, setelah pemakaman
selesai saya pun masih ada di pemakamannya ajeng, tinggal saya sendiri yang masih ada di situ
“ndah kenapa sihhhh kamu harus kaya gini, aku nyesel ndah waktu kamu ngajak aku untuk jalan-jalan
kenapa aku ngga langsung nemenin kamu aja untuk jalan-jalan jika itu terakhir kita untuk bersama-sama
tapi semuanya telah terlambat ndah dan aku pun telah mempersiapkan kejutan untuk ulang tahun mu
ndah……..” sambil mengeluarkan air mata
Aku pun lihat papan nisan “Selamat jalan sahabat ku semoga kamu tenang di sisi ALLAh SWT.” Dan aku
pun setiap sebulan sekali ke pemakaman nya ajeng untuk mengenang sebuah persahabatan yang indah .
TAMAT
Jangan pernah menyesali apa yang telah terjadi, karena semua itu kehendak allah SWT. Kenang lah
seorang sahabat di dalam hidupmu yang selalu memberi warna di hidupmu…….