Anda di halaman 1dari 1

PERPULUHAN

(Kej 14:17-24)

Pada tahun 1860, kapal Lady Elgin bertabrakan dengan sebuah perahu pengangkut kayu. Saat itu
malam sedang penuh badai. Lady Elgin pun karam. Sebanyak 393 orang penumpangnya terapung-
apung di perairan Danau Michigan, dan 279 orang di antaranya tewas tenggelam.
Di kala panik, seorang mahasiswa bernama Edward Spencer terjun ke dalam air berulang kali untuk
menyelamatkan sesama penumpang. Ia pun berhasil menghela 17 orang dari air yang sedingin es.
Akhirnya ia mengalami kelelahan yang luar biasa. Ia pun pingsan. Ketika sadar, ia sudah tidak bisa
berdiri lagi. Selama hidupnya, Spencer terkurung dalam sebuah kursi roda.
Bertahun-tahun kemudian, seseorang bertanya tentang apa yang paling diingatnya pada malam yang
naas itu. Menurut laporan wartawan dari surat kabar Chicago, Edward menjawab, "Yang jelas, tidak
seorang pun dari 17 orang itu yang datang untuk mengucapkan termakasih padaku." (dari beberapa
sumber).

Abram dengan mengerahkan pasukannya sebanyak 318 orang maju berperang untuk menyelamatkan
keponakan Abram, yaitu Lot yang ditawan Kedorlaomer cs ketika menyerang kota Sodom. Abram
berhasil mengalahkannya dan membebaskan Lot, dan lebih dari itu Abram membawa kembali apa
yang telah dirampas Kedorlaomer cs. dari Sodom dan Gomora.

Kepulangan Abram disambut dan ia diberkati oleh Melkisedek Raja Sodom. Melkisedek bukan Raja
biasa. Melkisedek juga seorang imam Allah Yang Mahatinggi,
Setelah diberkati, Abram memberikan kepada Melkisedek sepersepuluh dari barang rampasan yang
diperolehnya sebagai ungkapan syukur atas pertolongan dan kasih karunia Allah. Inilah untuk pertama
kalinya persepuluhan disebut dalam Alkitab. (bd. Kej 14:17-24, Ibr 7:4)
Melkisedek menawarkan kepada Abram seluruh rampasan perang untuk menjadi miliknya. Namun
Abram menolak. Abram tidak mau disebut menjadi kaya karena Melkisedek. Bahkan ia bersumpah
untuk tidak mengambil apapun. Abram hanya mau bergantung pada pemberian Allah. Hanya mau
menerima berkat-berkat yang berasal dari Allah saja.

Berkat Allah senantiasa menyertai hidup umatnya.


Yesus Kristus telah menyerahkan nyawanya dengan cara yang ‘mengerikan’ untuk menyelamatkan
manusia dari kematian kekal kepada kehidupan kekal.
Ia menjalaninya dengan rela tanpa paksaan. Sekalipun berat, pedih, dan ngeri.
Semua dilakukannya karena taat kepada Allah Bapa. Allah Bapa menghendaki hal itu terjadi karena
kasih-Nya kepada buatan tangan-Nya, kepada kita - manusia.

Berkat Tuhan tiada henti. Dari hal-hal yang nampaknya biasa-biasa dan rutin, seperti menghirup udara
segar dengan bebas, atau hal-hal yang membawa suka cita, bahkan peristiwa yang membuat kita
mencucurkan air mata, semuanya adalah berkat Tuhan. Semua yang terjadi pada kita – semua yang
Tuhan ijinkan terjadi pada kita – sekalipun pedih, adalah baik semata, karena rancangan Tuhan adalah
rancangan yang membawa damai sejahtera. Sepatutnya umat Tuhan bersyukur kepada Allah. (Pnt
RS)

Anda mungkin juga menyukai