Anda di halaman 1dari 8

PERBANDINGAN PENGGUNAAN ADITIF

PADA SISTEM PENDINGIN AIR TERHADAP


TINGKAT PANAS MESIN MOBIL TOYOTA
AVANZA 1,3 G M/T
Dwi Randa Ariga1, Martias2, Toto Sugiarto3
1,2,3
Jurusan Teknik Otomotif FT UNP
Jln. Prof. Dr. Hamka Air Tawar 25131 INDONESIA
Dwi.randa88@yahoo.com

Intisari --- Teknologi pada bidang otomotif khususnya motor pembakaran dalam, sirkulasi air pada
radiator berperan sebagai pendingin. Sistem pendingin merupakan hal yang sangat penting dalam
kendaraan bermotor, dimana sistem pendingin berfungsi untuk menjaga temperatur kerja dari
kendaraan bermotor, agar temperaturnya tidak melebihi ambang batasnya (over heating), salah
satu penyebab terjadinya panas yang berlebihan adalah penggunaan air pendingin dalam
radiator.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental, dimana tujuannya untuk
mengetahui seberapa besar perbandingan temperatur kerja mesin dari penggunaan beberapa jenis
aditif coolant dan air biasa. Air pendingin yang digunakan adalah Toyota Long Life Coolant, Dex
Coolcoolant, Top 1 Coolant, dan Air biasa. Pengujian ini dilakukan pada putaran 800 RPM, 1500
RPM dan 2500 RPM. Objek dari penelitian ini adalah mobil Toyota avanza 1,3 G M/T. Data hasil
penelitian akan diolah menggunakan rumus perbandingan persentase. Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa, tingkat tertinggi setelah diambil rata-rata dari setiap putaran mesinnya adalah
terletak pada penggunaan air biasa, dimana air biasa memiliki rata-rata temperatur sebesar 96,1OC
atau mengalami kenaikan sebesar 1,131% pada setiap putaran mesinnya. Kemudian disusul
coolant dengan merek Top 1 Coolant, yaitu memiliki temperatur rata-rata sebesar 93,6OC atau
mengalami kenaikan sebesar 1,101% pada setiap putaran mesinnya. Kemudian diikuti dengan
coolant merek Dex Coolcoolant, dimana memiliki temperatur rata-rata sebesar 91,3OC atau
mengalami kenaikan sebesar 1,074% pada setiap putaran mesinnya. Kemudian yang memiliki
kenaikan temperatur paling rendah adalah coolant merek Toyota Super Long Life Coolant (SLLC)
dengan temperatur rata-rata sebesar 91OC atau mengalami kenaikan sebesar 1,070% pada setiap
putaran mesinnya.

Kata kunci --- Aditif, Sistem Pendingin, Panas mesin.

Abstract --- Technology in the automotive field, especially internal combustion engine, the
circulation of water in the radiator acts as a coolant. The cooling system is very important in a
motor vehicle, wherein the cooling system serves to keep the working temperature of the motor
vehicle, so that the temperature does not exceed the threshold limit (over-heating), one of the
causes of excessive heat is the use of cooling water in the research radiator.Metode used is an
experimental method, where the goal is to find out how big the engine working temperature
comparison of the use of some type of coolant additives and water. Cooling water used is the
Toyota Long Life Coolant, Dex Coolcoolant, Top 1 Coolant, and plain water. The test is
performed on lap 800 RPM, 1500 RPM and 2500 RPM. The object of this study is Toyota Avanza
1.3 GM / T. Research data will be processed using the formula percentage comparisons. The
result showed that the highest level after an average taken from each round of the engine is

1
located on the use of plain water, in which ordinary water has an average temperature of 96,1 o C
or an increase of 1,131% in each round of the engine. Then followed the coolant with the Top 1
Coolant brand, which has an average temperature of 93,6 o C or an increase of 1,101% in each
round of the engine. This was followed by the coolant brand Dex Coolcoolant, which has an
average temperature of 91,3o C or an increase of 1,074% in each round the engine. Then who has
the lowest temperature rise is coolant brand Toyota Super Long Life Coolant (SLLC) with an
average temperature of 91o C or an increase of 1,070% in each round of the engine.

Key Note - Additives, Cooling System, Heat engines.

1. Pendahuluan melakukan pengamatan pemakaian water


Meningkatnya jumlah penduduk coolant, sehingga karakteristik motor bakar
perkotaan di Indonesia saat ini, mengakibatkan dapat di ketahui. Untuk meningkatkan efesiensi
terjadinya peningkatan taraf hidup kerja maka dalam pelaksanaan pengujian
kesejahteraan masyarakat, yang menuntut menggunakan engine sebagai motor penggerak,
terjadinya peningkatan sarana transportasi dimana daya yang dihasilkan tidak selalu stabil,
sebagai mobilitas masyarakat dalam dengan mempergunakan cara ini maka dapat
beraktifitas sehari-hari. Dalam hal ini diperoleh data-data mengenai efektif
permintaan barang khususnya kendaraan roda pemakaian water coolant tersebut.
empat yang terus meningkat dikarenakan oleh Pembakaran yang terjadi di dalam silinder
permintaan konsumen, dimana kendaraan dapat mencapai temperatur sekitar 2500 OC dan
sebagai pendukung kegiatan sehari-hari. terjadi berulang-ulang. Pada motor bakar
Konsumen khususnya masyarakat kelas seperti telah diketahui bahwa hasil pembakaran
menengah saat ini lebih menginginkan yang diubah menjadi energi mekanis hanya
kendaraan yang bisa mengangkut penumpang sekitar 26 % sampai dengan 40% (Fathun
lebih banyak dengan harga yang terjangkau. Muharto dan Mahdi,2008: 15). Sebagian panas
Toyota Avanza adalah sebuah mobil yang keluar menjadi gas bekas dan sebagian lagi
diproduksi di Indonesia oleh Toyota. Mobil ini hilang melalui pendinginan, apabila sebagian
diluncurkan saat Gaikindo Auto Expo pada panas yang dihasilkan dari pembakaran tidak
2004 dan terjual 100.000 unit pada tahun dibuang, maka komponen mesin yang
tersebut (www.wikipedia.co.id). Nama berhubungan dengan panas pembakaran tadi
“Avanza” berasal dari bahasa Italia Avancato, akan mengalami kenaikan temperatur yang
yang berarti “Peningkatan”. Pada akhir tahun berlebihan dan cenderung merubah sifat-sifat
2006 diluncurkan New Avanza dengan serta bentuk dari komponen mesin yang
perubahan tampilan, aksesoris, peningkatan diakibatkan oleh kenaikan temperatur yang
performa serta mesin baru berteknologi VVTi tinggi, maka pada mesin perlu dibuatkan suatu
yang melengkapi semua versi. system pendinginan.
Teknologi pada bidang otomotif Pendinginan yang tidak seimbang akan
khususnya motor pembakaran dalam,sirkulasi mengakibatkan temperatur pembakaran yang
air pada radiator berperan sebagai pendingin. tinggi, dan akan mempengaruhi suhu kerja
Sistem pendingin merupakan hal yang sangat mesin secara keseluruhan. Menetralisasi suhu
penting dalam kendaraan bermotor, dimana pembakaran didalam silinder itu perlu dibantu
sistem pendingin berfungsi untuk menjaga oleh suatu sistem pendinginan sehingga
temperatur kerja dari kendaraan bermotor, agar temperature dapat dipertahankan pada
0 0
temperaturnya tidak melebihi ambang batasnya temperatur kerja mesin yaitu 80 -90 C. Bila
(over heating). Pada prinsipnya sistem tidak, suhu mesin bisa mencapai 25000C. Suhu
pendingin banyak mempengaruhi kerja mesin ini sudah mampu membakar sendiri gas
yang akan menghasilkan usaha. Pengujian ini (campuran udara dan bensin) yang masuk

2
dalam silinder tanpa perlu menunggu percikan operasi sangat tinggi, oleh karena itu
bunga api pada busi yang diatur oleh distributor dibutuhkan sistem pendinginan untuk menjaga
sebelumnya. Bila hal ini dibiarkan terus terjadi temperatur ideal saat mesin beroperasi.
maka akan terjadi knocking. Mesin memang
mmbutuhkan panas, tetapi panas yang 2.2 Media Pendingin
diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan. Pendingin dalam kamus besar bahasa
Oleh sebab itu diperlukan sistem pendinginan indonesia adalah alat untuk mendinginkan
yang mampu menjaga kesetabilan temperatur sesuatu. Dalam hal ini mempunyai pengertian,
kerja mesin dengan baik. yaitu media atau alat pendingin untuk
menurunkan temperatur bahan yang
2. Kajian teoritis temperaturnya tinggi (Anton Maulana,
2.1 Defenisi Temperatur Kerja Mesin 1983:207).
Daryanto (1997 :143) dalam bukunya H.N. Gupta (2006: 444) dalam bukunya
mengatakan “Temperatur adalah suatu mengatakan “in liquid-cooled system, water is
penunjukan nilai panas atau nilai dingin yang generally used as a cooling medium. however,
dapat diperoleh/diketahui dengan other liquid or a mixture of water and other
menggunakan suatu alat yang dinamakan liquids may also be used in the system to
termometer. Termometer adalah suatu alat prevent freezing of the coolant at lower
yang digunakan untuk mengukur dan temperatures”
menunjukkan besaran temperatur. Tujuan Made Ricki Murti (Jurnal Ilmiah teknik
pengukuran temperatur adalah untuk : Mesin Cakra.M Vol.3 No.2.Oktober 2009)
mencegah kerusakan pada alat-alat tersebut, mengatakan “Radiator coolant merupakan zat
mendapatkan mutu produksi/kondisi operasi additive untuk fluida radiator. Fungsinya
yang diinginkan, dan pengontrolan jalannya adalah untuk memperbesar koefisien
proses. perpindahan panas konveksi pada fluida kerja
Hugh D Young (2002:457) dalam bukunya radiator sehingga laju pembuangan panas
mengatakan : meningkat (penyerapan panas oleh fluida di
“Konsep suhu (temperature) berakar dari ide water jacket lebih besar). Disamping itu untuk
kualitatif ‘panas’ dan ‘dingin’ yang memperbesar laju perpindahan panas konveksi
berdasarkan pada indera sentuhan kita. Suatu dari fluida ke permukaan luar radiator,
benda yang terasa panas umumnya mimiliki kemudian meningkatnya konveksi ke udara
suhu yang lebih tinggi daripada benda serupa luar sehingga panas yang terbuang menjadi
yang dingin. Hal ini tidak cukup jelas, dan lebih besar. Cairan pendingin umumnya berupa
indera dapat dikelabui. Tetapi banyak sifat air atau oli. Antifreeze yang dicampurkan
benda yang dapat diukur tergantung pada suhu. dalam coolant bertujuan untuk menurunkan
Panjang batang logam, tekanan uap dalam titik beku. Sehingga coolant terkadang
boiler, kemampuan suatu kawat mengalirkan diartikan sebagai antifreeze, karena pada titik
arus listrik, dan warna suatu benda panas yang didih 100OC air dianggap mudah menguap.
berpendar, semua tergantung suhu”. Sebaliknya pada titik beku 0OC, air mudah
Dari beberapa kutipan diatas dapat membeku selain itu air membuat logam
disimpulkan bahwa Temperatur adalah ukuran berkarat, dan meniggalkan bekas mineral yang
panas-dinginnya dari suatu benda. Panas- yang mengurangi kemampuan pendinginannya.
dinginnya suatu benda berkaitan dengan energi Untuk itulah beberapa bahan kimia
termis yang terkandung dalam benda tersebut. ditambahkan pada coolant”.
Makin besar energi termisnya, makin besar Menurut James D. Halderman (2005:81)
temperaturnya., yang pada pembahsan ini di mengatakan bahwa :
arahkan pada sistem pendinginan mesin. “coolant adalah gabungan antara bahan anti
Temperatur yang terjadi pada mesin saat beku dan air, coolant bisa digunakan untuk

3
menyerap panas per liter lebih dari cairan recommended for use in automobile engines.
pendingin lain. Dibawah kondisi standar, air Less antifreeze and the boiling point would be
yang dipanaskan pada suhu 212 F dan yang too low. In certain climates where the
dibekukan pada suhu 32 F. ketika air temperatures can go well below zero, it is
dibekukan, maka volume air itu bertambah permissible to have as much as 75% antifreeze
sekitar 9%. Perluasan dari pembekuan air bisa and 25% water, but no more than that. Pure
dengan mudah memecahkan/membuat antifreeze will not work properly and can cause
keretakan pada bagian mesin, bagian atas a boil over”.(International Journal of
selinder, dan radiator, semua Engineering and Advanced Technology
perusahaan/produsen menyarankan untuk (IJEAT) ISSN: 2249 – 8958, Volume-2, Issue-4,
menggunakan ethylene glycol berbasis bahan April 2013).
anti beku yang digabungkan untuk Dari beberapa kutipan diatas dapat
perlindungan melawan masalah ini”. disimpulkan bahwa kandungan pada radiator
Dari beberapa kutipan diatas, dapat coolant sangat berpengaruh terhadap
disimpulkan dalam hal ini media pada sistem temperatur kerja mesin. Karena viskositas
pendingin merupakan suatu zat fluida yang antara air dan coolant berbeda pada struktur
mengalir dan memiliki fungsi untuk menjaga kimianya, oleh karena itu terdapat perbedaan
temperatur kerja mesin pada saat beroperasi. kemampuan dalam mendingan temperatur kerja
mesin pada saat mesin panas.
2.3 Hubungan Watercoolant dengan
Temperatur Kerja Mesin 3. Metode penelitian
Subroto, Sartono Putro (2004) mengatakan 3.1 Desain Penelitian
“Kemampuan sistem pendingin mesi dengan Penelitian ini digolongkan pada penelitian
fluida cair (coolant) sangat tergantung pada pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen
kemampuan coolant menyerap sejumlah kalor sering digunakan untuk mencari pengaruh
dari mesin dan melepaskannya ke udara diantara variabel-veriabel yang ada serta untuk
melalui radiator. Jumlah kalor yang pengujian hipotesis. Penelitian eksperimen ini
dipindahkan meningkat sejalan dengan menggunakan treatment atau perlakuan
peningkatan perbedaan temperatur masuk terhadap kelompok tertentu, dan setelah
dengan keluar radiator, panas jenis dan perlakuan yang dilakukan diadakan evaluasi
kapasitas coolant yang dialirkan. Pendinginan untuk melihat pengaruhnya. Sugiyono
coolant dilakukan dengan mengalirkan udara (2007:76) mengatakan “penelitian ini
diantara pipa-pipa aliran coolant pada menggunakan model eksperimen The Posttest
radiator”. Only Control Design, penelitian model ini
Gogineni. Prudhvi, Gada.Vinay, G.Suresh memeliki dua grup, namun kedua grupnya
Babu,2013 mengatakan: tidak ada yang memberikan pretest, namun
“The coolant that courses through the keduanya diberikan treatment dan posttest”.
engine and associated plumbing must be able Penelitian ini dimaksud untuk mengungkapkan
to withstand temperatures well below zero perbandingan penggunaan antara beberapa
without freezing. It must also be able to handle merk watercoolant terhadap tingkat panas
engine temperatures in excess of 250 degrees engine pada mobil Toyota avanza 1,3 G M/T.
without boiling. A tall order for any fluid, but
that is not all. The fluid must also contain rust 3.2 Objek Penelitian
inhibiters and a lubricant. The coolant in Menurut Suharsimi (2006:101 )
today's vehicles is a mixture of ethylene glycol mengatakan “objek penelitian merupakan
(antifreeze) and water. The recommended ratio sasaran atau objek yang dijadikan pokok
is fifty-fifty. In other words, one part antifreeze pembicaraan dalam penelitian” adapun yang
and one part water. This is the minimum menjadi objek penelitiannya ini adalah air biasa

4
dan beberapa aditif watercoolant. Dalam hal beberapa merek watercoolant yang
ini, data yang akan diambil yaitu seberapa menjadi objek penelitian, kemudian
besar tingkat panas engine pada masing-masing panaskan kendaraan sampai suhu kerja
watercoolant ketika engine dinyalakan. mesin 80OC.
Spesifikasinya dapat dilihat dalam tabel 3.2 Melakukan pengukuran tingkat panas
berikut. mesin dengan menggunakan watercoolant
Tabel 1. Spesifikasi mobil Toyota Avanza pabrikan kendaraan.
1,3 G M/T 2011 3.3 Melakukan pengukuran tingkat panas
No Spesifikasi Keterangan mesin dengan menggunakan beberapa
1 Tipe Mesin IL,4 Cyl,16V, merk watercoolant yang menjadi objek
DOHC,VVT-i penelitian.
2 Isi Silinder 1,298 cc
3.4 Melakukan analisis data untuk
3 Daya 92/6,000
mengungkapkan watercoolant mana yang
Maksimum
4 Torsi 11,9/4,400 efektif dalam mendinginkan panas mesin
Maksimum mobil.
5 Kapasitas 45 Liter 3.4 Teknik Analisis Data
Tangki ntuk menganalisa keseluruhan data yang
diperoleh dan mengungkapkan hasil
6 Panjang 4.140 meter pengukuran pada masing-masing watercoolant
7 Lebar 1.660 meter terhadap tingkat panas mesin maka dilakukan
8 Tinggi 1.695 meter
analisa sebagai berikut :
9 Jarak Poros 2.655 meter
Roda 3.4.1 Data temperatur mesin yang diperoleh
dari alat pengukur suhu thermometer
10 Jarak Pijak 1.425 meter
digital.
Depan
3.4.2 Kemudian data hasil pengujian
11 Jarak Pijak 1.435 meter
dibandingkan antara pengujian pertama
belakang
dengan pengujian kedua, denga rumus :
12 Berat Kosong -
13 Tipe 5 speed M/T
14 Sistem kemudi With (Electric
Power Steering) Keterangan:
M = Mean (Rata-rata)
15 Suspensi Macpherson Strut ∑x= Jumlah data
Depan with coil spring N = Banyak Spesimen
16 Suspensi 4 Link w / lateral
Belakang rod with coil 3.4.3 Membandingkan nilai rata-rata dari
spring masing-masing pengujian statistik
17 Rem Depan Disc berkorelasi, adapun rumus yang
18 Rem Belakang Drum digunakan adalah rumus persentase.

19 Ukuran Ban 185/65 R14


Depan
20 Ukuran Ban 185/65 R14 Keterangan :
Belakang P = Angka persentase yang ingin
Sumber: www.toyota.co.id didapatkan.
n = Rata-rata temperatur mesin pada
3.3 Prosedur Penelitian rasio putaran idle.
Adapun prosedur dalam pelaksanaan N = Rata-rata temperatur mesin pada
eksperimen ini adalah sebagai berikut: rasio putaran yang ditingkatkan
3.1 Tahap persiapan mesin dan alat,
menyediakan bahan dan alat yang
diperlukan seperti thermometer digital dan

5
3.4.4 Kemudian untuk melihat hasil 1 Coolant, temperatur kerja mesin bervariasi
perbandingan suhu pada masing-masing pada setiap putarannya. Dimana pada putaran
watercoolant dapat menggunakan grafik 800 RPM suhu kerja mesin meningkat 1,035%
hubungan perputaran mesin dengan menjadi di 87OC, kemudian pada putaran 1500
tingkat temperatur suhu. RPM suhu kerja mesin meningkat sebesar
1,105% menjadi 94OC, dan pada putaran 2500
4. Hasil dan pembahasan RPM suhu kerja mesin tetap mengalami
4.1 Perbedaan temperatur dari masing- peninggkatan sebesar 1,176% menjadi 100OC.
masing air pendingin Sedangkan dengan menggunakan air biasa
Adapun perbedaan kenaikan temperatur untuk pendinginan didapatkan hasil yaitu pada
dari masing - masing air pendingin dapat putaran 800 RPM suhu kerja mesin meningkat
diuraikan kedalam tabel dan grafik sebagai sebesar 1,035% berada pada 88OC, kemudian
berikut : pada putaran 1500 RPM suhu kerja mesin
meningkat sebesar 1,164% menjadi 99OC, dan
pada putaran 2500 RPM suhu kerja mesin
meningkat sebesar 1,194% menjadi 101,5OC.
Hal ini sejalan dengan yang
diutarakan oleh
Gatot Soebiyakto (Widya Teknika Vol.20
No.1; Maret 2012) mengatakan,
“sebetulnya kunci dari keiritan mesin bensin,
disamping driving style dari driver, juga
dipengaruhi oleh engine effeciency yang
berkorelasi positive dengan kebersihan ruang
bakar dan mutu bahan bakar serta Water
Gambar 1. Grafik Perbedaan kenaikan
Coolant. Salah satu merk water coolant adalah
temperatur dari masing-masing air pendingin.
prestone yang mana didalam water coolant
tersebut mengandung zat aditif ethelyn glycol
Berdasarkan tabel dan grafik yang diuraikan
dan silicate yang membantu memperpanjang
diatas, dapat diketahui bahwa menggunakan air
daripada umur komponen sistim pendingin”.
pendingin dengan merk Dex Coolcoolant
terjadi perubahan temperatur pada setiap
5. Penutup
putaran mesinnya. Dimana pada putaran 800
5.1 Kesimpulan
RPM suhu kerja mesin berada pada 85OC,
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari
kemudian pada putaran 1500 RPM suhu
penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
meningkat sebesar 1,123% menjadi 95,5OC,
kesimpulan sebagai berikut :
dan pada putaran 2500 RPM suhu kerja mesin
Tingkat panas tertinggi setelah diambil
mengalami penurunan sebesar 1,1% menjadi
rata-rata dari setiap putaran mesinnya adalah
93,5OC. Kemudian menggunakan air pendingin
terletak pada penggunaan air biasa, dimana air
dengan merk Toyota Super Long Life Coolant
biasa memiliki rata-rata temperatur sebesar
(SLLC) temperatur kerja mesin bervariasi
96OC atau mengalami kenaikan sebesar 1,131%
setiap putaran mesinnya, dimana pada putaran
pada setiap putaran mesinnya. Kemudian
800 RPM suhu kerja mesin meningkat sebesar
disusul coolant dengan merek Top 1 Coolant,
1,011% pada posisi 86OC, kemudian pada
yaitu memiliki temperatur rata-rata sebesar
putaran 1500OC suhu kerja mesin meningkat
93,6OC atau mengalami kenaikan sebesar
sebesar 1,076% menjadi 91,5OC, dan pada
1,101% pada setiap putaran mesinnya.
putaran 2500 RPM suhu kerja mesin tetap
Kemudian diikuti dengan coolant merek Dex
meningkat sebesar 1,123% menjadi 95,5OC.
Coolcoolant, dimana memiliki temperatur rata-
Menggunakan air pendingin dengan merk Top

6
rata sebesar 91,3OC atau mengalami kenaikan Gatot Soebiyakto, Widya teknika Vol.20 No. 1;
sebesar 1,074% pada setiap putaran mesinnya. Maret 2012 ISSN 1411-0660 : 44 –
Kemudian yang memiliki kenaikan temperatur 48
paling rendah adalah coolant merek Toyota Gogineni. Prudhvi, Gada.Vinay, G.Suresh
Super Long Life Coolant (SLLC) dengan Babu,2013. International Journal of
temperatur rata-rata sebesar 91OC atau Engineering and Advanced
mengalami kenaikan sebesar 1,070% pada Technology (IJEAT) ISSN: 2249 –
setiap putaran mesinnya.Hal ini terjadi karena 8958, Volume-2, Issue-4, April 2013
peningkatan perbandingan kompresi menjadi H.N. Gupta.2006. Fundamental Of Internal
CR 10,2:1 akan meningkatkan tekanan lebih Combustion Engines.
besar dari total volume mesin, sehingga proses Jalius Jama dan Wagino. (2008). Teknik
pembakaran menjadi kurang sempurna. Selain Sepeda Motor Jilid 3. Jakarta:
itu, penggunaan oktan bahan bakar yang rendah Direktorat Pembinaan SMK.
yakni RON 88 menjadikan hidrokarbon tidak Made Ricki Murti (Jurnal Ilmiah teknik Mesin
terbakar lengkap. Cakra.M Vol.3 No.2.Oktober 2009)
5.2 Saran Maman Suratman, dkk. (2001). Servis dan
Berdasarkan simpulan diatas, maka dapat Reparasi Auto Mobil. Bandung:
Sehubungan dengan hasil penelitian diatas, Pustaka Grafika.
beberapa saran yang dapat disampaikan Marthur, Sharma. (1980). A Course In Internal
diantaranya; (1) Bagi masyarakat pengguna Combustion Engine. Delhi: Rai &
kendaraan roda empat diharapkan untuk Sons.
menggunakan aditif coolant yang sesuai Pawan S. Amrutkar, Sangram R. Patil. (2003).
dengan rekomendasi pabrik, dan tidak Automotive Radiator Performance –
menggunakan air biasa secara terus-menerus Review. International Journal of
sebagai air pendingin radiator untuk Engineering and Advanced
mendinginkan mesin. Hal ini dikarenakan Technology (IJEAT) ISSN: 2249 –
kemampuan air biasa dalam penyerapan panas 8958, Volume-2, Issue-3, February
mesin hanya mencapai titik didih 100OC, 2013.
sementara panas mesin jauh lebih besar dari Permendiknas. (2009). Ejaan Bahasa
titik didih air. (2) Bagi peneliti lainnya Indonesia yang Disempurnakan.
diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut, Yogyakarta: Pustaka Timur.
untuk mengetahui efek-efek lain yang dapat Pulkrabek, Willard W. (2004). Engineering
ditimbulkan dari penggunaan air pendingin dan Fundamentals of the Internal
coolant yang bervariasi. Combustion Engine. Upper Saddle
River, New Jersey 07458
DAFTAR PUSTAKA Reid, Robert C, Dkk. (1990). Sifat Gas Dan
Anonim.1995,New Step I ,Training manual Zat Cair edisi ketiga. Jakarta : PT.
Jakarta: Toyota Astra Motor Gramedia Pustaka Utama.
Anonim.1995,New Step II,Training manual Sears dan Zemansky. (2002)., Fisika
Jakarta : Toyota Astra Motor Universitas. Edisi Kesepuluh Jilid
Daryanto. (2003). Motor Bakar untuk Mobil. I. Jakarta : PT. Erlangga
Jakarta: Rineka Cipta dan Bina Sugihastuti, M.S. (2000). Bahasa Laporan
Adiaksara. Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Fathun Muharto, dkk. (2008). Pemeliharaan Pelajar Offset.
Sistem Pendinginan dan Komponen- Sugiyono. (2007). Stastistika untuk Penelitian.
Komponennya. Sukamaju Depok: Bandung: Alfabeta.
Arya Duta.

7
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2006).Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Universitas Negeri Padang. (2010). Buku
Panduan Penulisan Tugas
Akhir/Skripsi Universitas Negeri
Padang. Padang: UNP Press.
V,Ganesan. (2004). Internal Combustion
Engines,Second Edition
Wahyu Hidayat. (2012). Motor Bensin Modern.
Jakarta: Rineka Cipta.
Wardan Suyanto. (1989). Teori Motor Bensin.
Jakarta: P2LPTK.
http://www.toyota.co.id/product/avanza/#
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pendingina
n

Anda mungkin juga menyukai