Anda di halaman 1dari 2

Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Desa: Program Gibran Rakabuming Raka Untuk

Menjamin Kesejahteraan Masyarakat Desa

Pembangunan perdesaan di Indonesia, yang telah dilaksanakan sejak dahulu hingga saat ini, belum
sepenuhnya memberikan hasil yang memuaskan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
perdesaan. Pandangan ini tercermin dalam penelitian Muta'ali pada tahun 2016. Dalam kerangka
sosial, ekonomi, dan lingkungan, desa memiliki hubungan yang dinamis dengan wilayah lainnya,
terutama kota. Namun, pola kebijakan yang lebih cenderung menguntungkan perkotaan
menyebabkan ketidakseimbangan dalam hubungan tersebut

Salah satu dampak yang signifikan dari ketidakseimbangan ini terlihat dalam perbandingan
persentase penduduk miskin antara perdesaan dan perkotaan. Menurut Laporan Bulanan Data Sosial
Ekonomi (2018) dari BPS per September 2017, persentase penduduk miskin di perdesaan lebih tinggi,
mencapai 13,47%, dibandingkan dengan perkotaan yang hanya sebesar 7,26%. Permasalahan ini
semakin diperparah oleh fakta bahwa penduduk perdesaan seringkali memiliki tingkat pendidikan
yang lebih rendah, yang mempengaruhi daya saing dan peluang ekonomi mereka.

Berdasarkan analisis data, dominasi lulusan SD sebanyak 57% di wilayah perdesaan menunjukkan
adanya tantangan serius dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Tingkat pendidikan
yang terbatas menjadi kendala utama dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja di perdesaan.
Keterbatasan akses terhadap pendidikan yang berkualitas, pelatihan, dan pengembangan
keterampilan dapat menghambat potensi pembangunan ekonomi dan sosial di tingkat lokal.

Permasalahan yang melibatkan perdesaan memang memerlukan pendekatan yang komprehensif


dan strategi pembangunan yang efektif. Menurut Zhu, et al (2019), keseimbangan dalam hubungan
antara desa dan kota dapat tercapai melalui fasilitasi kebijakan pemerintah yang terkait. Ini
menunjukkan bahwa peran pemerintah sangat krusial dalam membentuk landasan pembangunan
yang seimbang dan berkelanjutan.

Selain itu, peran masyarakat lokal juga menjadi elemen penting dalam pembangunan desa.
Sebagaimana dikemukakan oleh Dinis (2019), partisipasi aktif dan kesadaran masyarakat terhadap
kebutuhan dan potensi lokal mereka memegang peran yang signifikan dalam membentuk destinasi
pembangunan desa. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan harus memperhitungkan dan
memfasilitasi keterlibatan aktif masyarakat lokal untuk mencapai hasil yang optimal.

Dalam merancang strategi pembangunan desa, penting untuk mempertimbangkan aspek-aspek


seperti penyediaan infrastruktur, akses pendidikan, dan perbaikan kualitas hidup. Melibatkan
masyarakat sebagai mitra aktif dan memanfaatkan potensi lokal adalah langkah kunci menuju
pembangunan desa yang berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Oleh karena itu, program-program terkait pembangunan desa yang sudah
dilaksanakan harus terus ditingkatkan dan diperluas untuk memastikan dampak positif yang
berkelanjutan.

Namun yang penting untuk mengoptimalkan Pembangunan infrastuktur desa yaitu membangun
rumah murah dengan sanitasi baik menjadi langkah nyata dalam mengatasi permasalahan
perumahan di tingkat desa. Keberadaan rumah yang layak akan meningkatkan kualitas hidup
penduduk desa, menciptakan lingkungan yang sehat, dan memberikan rasa aman serta kepastian
tempat tinggal. Pembangunan rumah yang mencakup aspek sanitasi juga berkontribusi pada
peningkatan kesehatan masyarakat, karena sanitasi yang baik merupakan faktor kunci dalam
pencegahan penyakit.

Selain itu pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) menjadi instrumen penting dalam mendukung
kelangsungan hidup dan pemulihan ekonomi masyarakat desa yang terdampak. Dalam situasi
ekonomi yang sulit, terutama di tengah pandemi atau bencana alam, BLT dapat memberikan bantuan
langsung kepada keluarga yang membutuhkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Maun (2020) yang meneliti efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana
Desa (BLTDD) di Desa Talaitad sebagai respons terhadap dampak pandemi COVID-19 membawa bukti
konkrit bahwa program tersebut efektif dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat. Selain
dari segi efektivitas, penting untuk mencermati manfaat yang dirasakan langsung oleh Masyarakat.
Bantuan ini tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga menciptakan dampak nyata pada kondisi
kehidupan mereka, termasuk pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, kesehatan, dan
pendidikan.

Pemberian dana desa secara langsung juga menjadi strategi yang efektif dalam memberdayakan
masyarakat setempat. Dana desa yang dikelola secara transparan dan akuntabel dapat digunakan
untuk mendukung proyek-proyek lokal, termasuk infrastruktur dasar, pendidikan, dan kesehatan.
Melalui pemberian dana desa, masyarakat desa memiliki kendali langsung atas penggunaan
anggaran, yang dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam pembangunan lokal.

Penting untuk mencatat bahwa pembangunan desa bukan hanya sekadar proyek konstruksi fisik.
Pembangunan desa yang berkelanjutan harus melibatkan pemberdayaan masyarakat, peningkatan
kapasitas lokal, dan pengembangan potensi ekonomi yang ada. Oleh karena itu, diperlukan
pendekatan holistik yang tidak hanya memperhatikan aspek fisik, tetapi juga memperkuat kapasitas
manusia dan memastikan keberlanjutan program.

Dengan melihat efektifnya program tersebt dalam pemerataan pembangunan dan kesejahteraan
Masyarakat, Gibran Rakabuming Raka terus melanjutkan dan meningkatkan program-program
pembangunan desa, termasuk pembangunan rumah murah, pemberian BLT, dan dana desa, agar
Indonesia dapat mencapai perkembangan yang berkelanjutan dan merata di seluruh wilayah.

Anda mungkin juga menyukai