Anda di halaman 1dari 13

DIPONEGORO LAW REVIEW

Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

TANGGUNG JAWAB NEGARA SURIAH TERHADAP KONFLIK


ANTARA PEMERINTAHAN BASHAR AL-ASSAD DENGAN
PEMBERONTAK DI SURIAH DARI PERSPEKTIF HUKUM
HUMANITER INTERNASIONAL

Raihan Taqy*, Joko Setiyono, Soekotjo Hardiwinoto


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : raihantaqy@ymail.com

Abstrak
Beberapa tahun yang lalu perang dianggap sebagai sebuah konflik antara negara dengan
negara. Namun pada abad ke-20 ini pihak yang berperang bukan hanya negara melawan negara
saja, tetapi negara melawan pemberontak yang terorganisir seperti yang terjadi di Suriah saat ini.
Konflik antara Pemerintahan Bashar Al-Assad dengan rakyat Suriah yang tergabung dalam
beberepa kelompok terorganisir perlu mendapatkan perhatian dunia khususnya PBB. Ribuan
manusia khususnya warga sipil mati dalam konflik internal tersebut, hal tersebut dikarenakan
kedua belah pihak khususnya Presiden Bashar bersama pasukannya tidak mentaati aturan Hukum
Internasional yang berlaku dalam perang saudara di Suriah. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bagaimana implementasi dan tanggung jawab negara Suriah terhadap konflik
tersebut berdasarkan aturan Hukum Humaniter Internasional.
Kata kunci : Tanggung Jawab Negara, Suriah, Pemerintahan Bashar Al-Assad, Rakyat Suriah,
Hukum Humaniter Internasional

Abstract
Few years ago war regarded is a conflict between state and state. However in the 20th
Century the warring parties is not only state against any states, but also country against organized
insurgent as happened in Syria today. The conflict between the government of Bashar Al-Assad to
the Syrian people who are members of organized groups need to get the attention of the world,
especially the United Nations. Thousand of people especially civilianz died in these conflict, it is
because both parties especially President Bashar with his troops did not obey the rules of
International Law applicable in the civil war in Syria. This research purpose to analyze how the
implementation and responsibilities of the Syrian State to the conflict based on International
Humanitarian Law.
Keywords : State Responsibility, Syria, Government of Bashar Al-Assad, Syrian People,
International Humanitarian Law

I. PENDAHULUAN Daulah Islamiyah pada awalnya lahir


di Iraq, kesepakatan antara suku-
Pada tahun 2013, dunia suku di Irak pada tahun 2006
digemparkan dengan kemunculan kemudian membentuk organisasi ini.
suatu organisasi yang berperang Pada mulanya tujuan pembentukan
mengatasnamakan Islam. Organisasi organisasi ini adalah untuk melawan
ini menamakan diri mereka Daulah pemerintah Irak yang mereka anggap
Islamiyah, namun mereka lebih sebagai Negara Boneka milik
dikenal oleh dunia dengan nama ISIS Amerika serikat. Anggota kelompok
(Islamic State of Iraq and Syria). ini berasal dari suku-suku di Irak itu

1
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

sendiri, tetapi banyak juga yang berganti menjadi Al-Dawla al-


berasal dari tentara militer Irak.1 Islamiya (Daulah Islamiyah) atau
Organisasi yang pada mulanya dalam bahasa Inggris disebut IS
lahir di Irak tersebut, kemudian (Islamic State).3
berkembang sampai ke negara Pada tahun 2011, warga Suriah
terdekatnya yaitu Suriah. Negara menggelar aksi demonstrasi besar-
Suriah saat ini dipimpin oleh Bashar besaran terkait dengan kebijakan-
al-Assad, umat Islam penganut kebijakan yang dilakukan oleh
ajaran Syiah Rafidha. Bashar al- Pemerintahan Bashar al-Assad.
Assad merupakan putra dari Hafez Demonstran menuntut Bashar al-
Al-Assad, yaitu presiden suriah Assad untuk mengundurkan diri dari
sebelum Bashar al-Assad. Dalam jabatannya sebagai presiden. Dalam
pemerintahannya, Bashar melakukan demonstrasi tersebut aparat militer
kekerasan terhadap kaum mayoritas Suriah meminta massa untuk
di Suriah, yaitu Umat Islam Jamaah membubarkan diri, tetapi para
Ahlus Sunnah. Bahkan, dia juga demonstran tetap bersikokoh untuk
memaksa rakyat Suriah untuk melakukan demonstrasi. Sang
mengatakan Laa ilaha illah Bashar Presiden memberikan perintah
Assad yang artinya Tiada Tuhan kepada tentara untuk menembak
selain Bashar al-Assad.2 Karena demonstran yang tidak
perbuatan yang dilakukan sang membubarkan diri, dan apabila
Presiden, rakyat Suriah kaum Sunni tentara tersebut menolak maka
marah dan mulai melawan tentara tersebut akan dieksekusi
Pemimpinnya sendiri. Pada saat aparat militer itu sendiri. Kemudian
itulah organisasi yang pada saat itu terjadi penembakan terhadap salah
hanya berbasis di Irak kemudian satu atau mungkin beberapa
masuk ke Suriah dan membantu demonstran dan kemudian tewas
rakyat Suriah untuk melawan Rezim ditempat. Mulai saat itulah warga
Bashar al-Assad. Lalu mereka Suriah tidak bisa lagi menahan
memberi sebutan kepada kelompok amarahnya dan perang dalam negeri
mereka sendiri sebagai Al-Dawla al- mulai terjadi.4
Islamiya fi al-Iraq wa al-Sham atau Sampai saat ini, perang antara
dalam bahasa Inggris disebut ISIS Rezim Bashar al-Assad melawan
(Islamic State in Irak and in Syria). Daulah Islamiyah masih terus terjadi.
Hingga kini, nama mereka telah Namun bukan hanya Rezim Bashar
saja yang berperang melawan Daulah
1
http://muslimori3.blogspot.com/2015/12/ Islamiyah, tapi juga negara-negara
kronologi-berdirinya-khilafah-di-syam.html, seluruh dunia, yakni Amerika
diakses pada tanggal 10 Februari 2016 pukul Serikat, NATO (Inggris-Jerman-
11.50 WIB, yang dikutip dari
Perancis-Rusia dll) Yordania, Iraq
www.shoutussalam.com (web
shoutussalam sudah tidak bisa diakses
3
dikarenakan diblokir oleh Menkominfo http://www.arrahmah.com/jihad/bagaima
karena dianggap menyebarkan konten na-proses-berdirinya-daulah-islam-irak.html
4
radikal) https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_saud
2
https://www.youtube.com/watch?v=ZoEH ara_Suriahyang diakses pada tanggal 10
g8JQdFw yang diakses pada tanggal 14 Februari 2016 pukul 11.52 WIB
Februari 2016 pada pukul 15.03 WIB

2
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dll. Mereka sepakat untuk Bersenjata yang Bersifat


menghancurkan Daulah Islamiyah Internasional (International Armed
karena dianggap membahayakan Conflict) dan Sengketa Bersenjata
dunia internasional. Ideologi dari yang Bersifat non-Internasional”
Daulah Islamiyah dianggap (non-International Armed Conflict).
bertentangan dengan hukum yang Peristiwa yang terjadi di Suriah pada
ada pada zaman sekarang, termasuk dasarnya dapat dikategorikan sebagai
cara perang yang dilakukan tidak Sengketa Bersenjata yang bersifat
sesuai dengan Hukum Humaniter non-Internasional (non-International
Internasional (HHI) Armed Conflict) atau biasa disebut
Pada abad ke-18 Jean Jacques dengan Konflik Internal. Namun
Rousseau dalam bukunya The Social pada saat ini, keadaan di Suriah
Contract kemudian mengajarkan mungkin dapat dikategorikan sebagai
bahwa perang harus berdasarkan Konflik Bersenjata yang Bersifat
pada moral yang kemudian menjadi Internasional (International Armed
landasan bagi HHI. Pada abad ke-19 Conflict). Mengenai hal tersebut
landasan moral ini dibangun oleh akan dibahas lebih lanjut dalam Bab
Henry Dunant yang merupakan Pembahasan.
inisiator ICRC (International Hingga saat sekarang persolaan
Committee of the Red Cross), yang pelanggaran konstituisonal warga
berhasil menyusun Konvensi Jenewa negara seringkali terbengkalai alias
1 tahun 1864, yaitu Konvensi bagi tidak terurus. Hal ini bukan berarti
Perbaikan Keadaan Tentara yang Mahkamah Konstitusi tidak mau
Terluka di Medan Perang Darat. menerima dan menyelesaikan
Konvensi ini merupakan perintis bagi persoalan tersebut, melainkan karena
lahirnya konvensi-konvensi Jenewa belum tegasnya aturan yang
berikutnya misalnya, Konvensi menyebut terkait problem
Jenewa 1949 yang mengatur pelanggaran konstitusional yang lahir
mengenai Perlindungan Korban dari kebijakan pemerintah yang
Perang. Konvensi ini kemudian kurang responsif. Bukan hanya
dilengkapi dengan Protokol produk pemrintah yang berpotensi
Tambahan 1977. Selain itu, atau telah melanggar hak asasi
perkembangan HHI juga melalui manusia (HAM), melainkan juga
Traktat-Traktat yang ditandatangani putusan pengadilan dan produk
oleh negara-negara yang administratif seringkali bertolak
menginginkan perdamaian dunia, belakang dengan konsepsi Undang-
misalnya Konvensi Den Haag 1899 undang Dasar (UUD) 1945 ataupun
dan 1907 yang mengatur mengenai filosofis Pancasila.
alat dan cara berperang.5 Pada dasarnya, dalam konflik
Secara garis besar hanya ada dua internal tersebut Penguasa Suriah
tipe konflik saja yang diatur dalam telah melanggar aturan Hukum
Hukum Humaniter Internasional, Humaniter Internasional terkait
yaitu Sengketa atau Konflik dengan penggunaan senjata kimia,
bom cluster, dan blokade bahan
5
Arlina Permatasari et al, 1999, Pengantar makanan yang menyebabkan
Hukum Humaniter, (Jakarta: International kematian karena kelaparan. Aturan
Commite of The Red Cross, 1996), hal.1-2

3
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

yang dilanggar diantaranya yaitu negeri bila ditinjau dari perspektif


Konvensi Den Haag 1899 dan 1907, Hukum Humaniter Internasional?
Protokol Jenewa 1925, Piagam PBB,
Statuta Roma 1998, serta juga telah II. METODE
melakukan pelanggaran terhadap Metode pendekatan yang
hukum kebiasaan internasional digunakan dalam penelitian ini
berkaitan dengan kebiasaan dalam adalah yuridis normatif. Penelitian
berperang. Berkaitan dengan hal Yuridis Normatif adalah penelitian
tersebut pemerintah Suriah atau hukum yang dilakukan dengan cara
khususnya Presiden Suriah Bashar meneliti bahan pustaka atau data
al-Assad harus bertanggung jawab sekunder belaka seperti konvensi,
atas apa yang telah terjadi di Suriah. traktat, protokol, dan perjanjian
Namun dalam kesempatan kali ini internasional lainnya serta hasil
akan dilihat dari perspektif Hukum penelitian dan hasil karya dari ahli
Humaniter Internasional .Oleh hukum internasional.
karena itu, berdasarkan permasalahan
tersebut penulis ingin meneliti Spesifikasi penelitian dalam
efisiensi dari aturan Hukum penulisan hukum ini adalah dekriptif-
Humaniter Internasional dalam analitis, yaitu menggambarkan
praktiknya. Dan yang akan menjadi Hukum Internasional yang berlaku
fokus penulisan dalam kesempatan dikaitkan dengan kebiasaan
ini adalah mengenai Tanggung internasional dan kenyataan yang
Jawab Negara Suriah terhadap terjadi dalam konflik internal Suriah
Konflik antara Pemerintahan Bashar untuk mengetahui sejauh mana
al-Assad dengan Pemberontak di Hukum Humaniter Internasional
Suriah dari Perspektif Hukum dapat berlaku dalam konflik tersebut.
Humaniter Internasional.
Berdasarkan latar belakang yang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
telah diuraikan di atas, maka ditarik
permasalahan yang dapat diteliti dan A. Implementasi aturan Hukum
dirumuskan sebagai berikut: Humaniter Internasional
khususnya Konvensi Den
1. Bagaimana implementasi aturan Haag 1907 dan Konvensi
Hukum Humaniter Internasional Jenewa 1949 beserta
khususnya Konvensi Den Haag 1907 Protokol Tambahan 1977
dan Konvensi Jenewa 1949 beserta terhadap konflik internal
Protokol Tambahan 1977 terhadap bersenjata antara pemerinta
konflik internal bersenjata antara Suriah melawan
pemerintah Suriah melawan Pemberontak
pemberontak?
1. Implementasi Konvensi Den
2. Bagaimana bentuk tanggung Haag 1907
jawab Negara Suriah atas
pelanggaran-pelanggaran Konflik Dalam Pasal 22-23 Konvensi
Den Haag IV mengenai Hukum dan
Bersenjata yang terjadi di dalam

4
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Kebiasaan Perang di Darat penyitaan tersebut diperlukan


disebutkan bahwa :6 bagi kepentingan militer;
h. menyatakan penghapusan,
• Pasal 22 : penundaan atau tidak dapat
Hak para pihak yang berperang dilaksanakannya hak-hak
untuk menggunakan alat-alat untuk pembelaan warga negara pihak
melukai musuh adalah tidak tak musuh dalam suatu pengadilan.
terbatas. Suatu Pihak Belijeren
sebaliknya, dilarang menghasut
• Pasal 23 warga negara pihak lawan
Sebagai tambahan atas larangan- untuk ikut serta dalam operasi
larangan yang ditentukan oleh peperangan yang ditujukan
Konvensi-konvensi khusus, maka kepada negara mereka,
secara khusus dilarang untuk: meskipun mereka telah bekerja
pada Belijeren sebelum
a. menggunakan racun atau dimulainya peperangan.
senjata beracun;
b. membunuh atau melukai secara Berdasarkan isi dari Pasal 22
kejam orang-orang atau tentara diatas, maka baik pihak Pemerintah
dari pihak musuh; Suriah maupun Pihak Oposisi atau
c. membunuh atau melukai lawan Pemberontak dapat menggunakan
yang telah meletakkan segala kekuatan yang mereka miliki
senjatanya, atau yang tidak lagi untuk saling mengalahkan. Tetapi
memiliki alat pertahanan, atau pada pasal 23 terdapat pengecualian
yang telah menyerah; dari Pasal 22. Pada huruf (a) dan (b)
d. menyatakan bahwa melarang penggunaan senjata
perlindungan tidak akan beracun dan dilarang untuk
diberikan ; membunuh atau menganiaya secara
e. menggunakan senjata, kejam baik kepada warga sipil
proyektil, atau bahan-bahan maupun tentara musuh. Agar lebih
yang mengakibatkan spesifik akan dijelaskan secara detail
penderitaan yang tidak perlu; pada paragraf dibawah.
f. menyalahgunakan bendera Dalam Konflik Bersenjata antara
perdamaian, bendera nasional, Pemerintah Suriah melawan Oposisi,
atau tanda militer dan seragam Pihak Pemerintah menggunakan
musuh, dan juga atribut-atribut senjata beracun, yaitu senjata kimia.
pembeda dari Konvensi Penggunaan senjata kimia di Suriah
Jenewa; mendapat perhatian sejak terjadinya
g. menghancurkan atau menyita Ghouta Chemical Attack pada
harta benda milik musuh, tanggal 21 Agustus 2013. Ghouta
kecuali jika penghancuran atau Chemical Attack merupakan suatu
penyerangan yang terjadi pada 21
Agustus 2013 atas wilayah-
6
Ahmad Baharuddin Naim, Hukum wilayahyang dikuasai oleh Pihak
Humaniter Internasional, (Bandar Lampung: Oposisi dengan menggunakan roket
Universitas Lampung, 2010) hal.2
yangmengandung senjata kimia,

5
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dalam hal ini adalah gas sarin. disebutkan bahwa laporan disiapkan
Ratusan orangmeninggal pada saat dengan melibatkan 621 orang warga
penyerangan dalam waktu singkat Suriah yang memberikan kesaksian
yang terjadi pada pagi hari tersebut. tentang penyiksaan dan pembunuhan
Perkiraan total kematian berkisar 281 tawanan selama periode 10 Maret
hingga 1729 korban jiwa.Berkenaan 2011 sampai 30 November 2015.8
dengan hal ini, banyak saksi yang
melaporkan bahwa tida adasatupun Perihal dengan perlakuan kejam
korban terlihat menunjukkan luka Pemerintahan Bashar kepada warga
fisik.7 Suriah yang mendukung Pihak
Berdasarkan kategori mengenai Pemberontak dan Tentara Pihak
racun, maka senjata kimia yang Pemberontak Insha Allah benar
dipakai Pemerintah Suriah untuk adanya apabila dilihat dari bukti
menyerang pihak oposisi dapat bukti yang dilaporkan oleh PBB dan
dikategorikan sebagai senjata juga yang penulis lihat langung dari
beracun. Oleh karena itu jelas video-video di www.youtube.com.9
perbuatan tersebut melanggar aturan Namun untuk detail dari jumlah
Konvensi Den Haag 1907 khususnya korban memang masih sulit untuk
Pasal 23 poin (a). diklarifikasi, terkadang atau bahkan
sering media membesar-
Dalam Pasal 23 poin (b) terdapat besarkannya. Namun begitu, apa
larangan untuk membunuh atau yang dilakukan oleh Pemerintah
melukai secara kejam orang-orang Suriah telah melanggar ketentuan
atau tentara dari pihak musuh. Dalam Pasal 23 poin (b) Konvensi Den
konvensi tersebut, tidak dijelaskan Haag 1907. Selanjutnya, Tim Pencari
batasan mengenai kata “kejam” yang Fakta PBB merekomendasikan
digunakan dalam pasal tersebut. adanya langkah-langkah hukum
Apabila ditafsirkan secara harfiah, terhadap pihak-pihak yang
maka yang dimaksud kejam adalah melakukan kejahatan kemanusiaan
pembunuhan atau penganiayaan itu untuk diadili dan dimintai
secara sadis yang mengakibatkan pertanggungjawabannya.10
penderitaan hebat, kematian secara
perlahan, ataupun perlakuan lainnya 2.Implementasi Konvensi Jenewa
yang bertentangan dengan Hak Asasi 1949
Manusia. Namun pada kenyataannya, Pada prinsipnya Kondisi yang
berdasarkan laporan dari Tim terjadi di Suriah mulai pada tahun
Independen Pencari Faktadi Suriah
(International Independent Fact-
finding mission on the conflict in 8
http://www.dakwatuna.com/2016/02/09/
Syria) yang dibentuk PBB, 78891/laporan-pbb-tunjukkan-rezim-al-
asad-dan-isis-lakukan-kejahatan-perang-di-
suriah/13.32
7
Syria’s Allegedly Worst Chemical Weapons 9
https://www.youtube.com/watch?v=IuPie
Attack Described by Witnesses, UcgfAk&oref=https%3A%2F%2Fwww.youtu
http://www.huffingtonpost.com/2013/08/2 be.com%2Fwatch%3Fv%3DIuPieUcgfAk&ha
1/syria-worst-chemical- s_verified=1 yang diakses pada tanggal 14
weaponsattack_n_3790755.html Februari 2016 pukul 16.07 WIB
10
Ibid

6
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

2011 hingga tahun 2014 adalah pengudungan, perlakuan


Konflik Bersenjata non- kejam dan penganiayaan
Internasional. Karena termasuk b. Penyanderaan
dalam kategori Pasal 3 Konvensi c. Perkosaan atas kehormatan
Jenewa 1949. Berikut adalah isi dari pribadi, terutama
pasal tersebut :11 perlakuan yang menghina
dan merendakan martabat
“Dalam hal sengketa bersenjata d. Menghukum dan
yang tidak bersifat internasional yang menjalankan hukuman
berlangsung dalam wilayah salah mati tanpa didahului
satu dari Pihak Peserta Agung, tiap keputusan yang dijatuhkan
Pihak dalam sengketa itu akan oleh suatu pengadilan yang
diwajibkan untuk melaksanakan dibentuk secara teratur,
sekurang-kurangnya ketentuan- yang memberikan segenap
ketentuan berikut : jaminan peradilan yang
1. Orang-orang yang tidak turut diakui sebagai keharusan
serta aktif dalam sengketa itu, oleh bangsa-bangsa
termasuk anggota angkatan beradab
perang yang telah meletakkan 2. Yang luka dan sakit harus
senjata-senjata mereka serta dikumpulkan dan dirawat
mereka yang tidak lagi turut Sebuah badan humaniter
serta (hord de combat) karena tidak berpihak, seperti
sakit, luka-luka penahanan Komite Palang Merah
atau sebab lain apapun, dalam Internasional, dapat
keadaan bagaimanapun harus menawarkan jasa-jasanya
diperlakukan dengan kepada Pihak-pihak dalam
kemanusiaan, tanpa sengketa. Pihak-pihak dalam
perbedaan merugikan apapun sengketa, selanjutnya harus
juga yang didasarkan atas berusaha untuk menjalankan
suku, warna kulit, agama atau dengan jalan persetujuan-
kepercayaan, kelamin, persetujuan khusus, semua
keturunan atau kekayaan, atau atau sebagian dari ketentuan
setiap kriteria lainnya serupa lainnya dari Konvensi ini.
itu. Untuk maksud ini, maka Pelaksanaan ketentuan-
tindakan-tindakan berikut ketentuan tersebut diatas
dilarang dan tetap akan tidak akan mempengaruhi
dilarang untuk dilakukan kedudukan hukum Pihak-
terhadap orang-orang tersebut pihak dalam sengketa
diatas pada waktu dan
ditempat apapun juga : Setelah dijelaskan mengenai
a. Tindakan kekerasan atas tinjauan hukum tersebut, mari kita
jiwa dan raga, terutama lihat bagaimana realita yang ada.
setiap macam Berdasarkan laporan dari Tim
pembunuhan, Independen Pencari Fakta di Suriah
yang merilis laporannya pada Senin
11
kemarin (8/2/2016) menyatakan
Arlina Permatasari, op.cit., hal.11

7
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

bahwa rezim Bashar al-Asad, benar. Karena pengeksekusian


kelompok ISIS (Daulah Islamiyah), kepada pihak musuh yang tertangkap
dan Jabhah An-Nushrah telah memang diperbolehkan dalam Islam,
melakukan kejahatan perang dan namun terdapat banyak syarat untuk
penyiksaan tawanan.12 Berita melakukan hal tersebut. Tetapi
tersebut masih sulit diketahui apabila ditinjau dari Hukum
kebenarannya. Namun apabila Humaniter Internasional, maka
dipelajari dari kasus-kasus perbuatan yang dilakukan oleh
sebelumnya dimana Pemerintah Daulah Islamiyah tersebut terbukti
Suriah terbukti menggunakan senjata bersalah. Sedangkan Jabhah Nusrah
kimia dalam penyerangan mereka ke yang juga dikabarkan melakukan
Pihak Pemberontak yang juga kekerasan dan penyiksaan terhadap
dibuktikan dengan investigasi PBB tawanan, penulis belum berani
ke Suriah, maka kemungkinan besar membuat asumsi dikarenakan
bahwa pelanggaran penyiksaan kelompok mereka tidak terlalu
tawanan perang seperti yang telah dipandang dalam dunia internasional
disebutkan di dalam Sub-Bab dan juga media. Tidak banyak berita
Pembahasan mengenai Implementasi yang mengatakan bahwa mereka
Konvensi Den Haag di Suriah diatas melakukan pelanggaran-pelanggaran
adalah benar. Hukum Humaniter Internasional.

Hal yang serupa juga terjadi


terhadap Daulah Islamiyah yang juga Berdasarkan analisa dari
dianggap telah melakukan kejahatan paragaraf diatas, maka jelas bahwa
perang dan dianggap menyiksa konflik yang terjadi di Suriah dapat
tawanan. Hal tersebut juga sangat dikategorikan sebagai International
dimungkinkan mengingat pada tahun Armed Conflict atau Konflik
2014 lalu mereka mengeksekusi Internal. Dan telah terjadi
tentara-tentara musuh yang jatuh ke pelanggaran-pelanggaran terhadap
tangan mereka seperti dilansir oleh Pasal 3 ayat (1) huruf (a), (b) dan (c)
www.youtube.com dimana mereka Konvensi Jenewa 1949 yang
mengupload sendiri video dilakukan oleh Pihak Pemerintah.
pengeksekusian terhadap tentara Dan pelanggaran terhadap Pasal 3
musuh yang tertangkap.13 Apabila ayat (1) huruf (d) yang dilakukan
dilihat dari persepektif Hukum Islam, oleh Pihak Pemberontak (Daulah
maka sulit dikatakan bahwa tindakan Islamiyah).
yang mereka lakukan salah atau 3.Implementasi Protokol
Tambahan 1977
12
http://www.dakwatuna.com/2016/02/09/
Dalam Konflik Internal di
78891/laporan-pbb-tunjukkan-rezim-al-
asad-dan-isis-lakukan-kejahatan-perang-di- Suriah, Konvensi Jenewa 1949 jelas
suriah/ yang diakses pada tanggal 10 berlaku karena negara tersebut telah
Februari 2016 pada pukul 19.33 meratifikasinya. Akan tetapi hal
13
https://www.youtube.com/watch?v=KHX5 serupa tidak terjadi pada Protokol
Y7q2ku0 yang diakses pada tanggal 14 Tambahan 1977. Dikarenakan
Februari 2016 pukul 16.11 WIB mereka tidak meratifikasi perjanjian

8
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

tersebut. Karena dalam Perjanjian Dasar hukum diatas dipandang


Internasional, syarat berlakunya dari perspektif Hukum Humaniter
Perjanjian Internasional dalam suatu Internasional. Apabila dilihat dari
negara adalah telah ditandatangani sudut pandang Hukum Internasional
lalu kemudian diratifikasi oleh secara umum, maka dasar hukumnya
negara yang bersangkutan. Tidak ada adalah Statuta Roma 1998. Statuta
pembedaan syarat berlaku terhadap tersebut mengatur mengenai
bentuk-bentuk Perjanjian kewenangan Mahkamah Pidana
Internasional, baik itu Protokol Internasional untuk
ataupun Konvensi, apabila belum menyelenggarakan sidang guna
diratifikasi oleh suatu negara maka menyelesaikan tindak pidana
negara tersebut tidak dapat internasional yang menjadi
menerapkannya dalam Hukum kewenangan Mahkamah dan yang
Nasional nya. Jadi dalam Konflik dilakukan di wilayah yurisdiksi
Bersenjata Internasional maupun Negara Peserta Statuta Roma 1998.
non-Internasional di Suriah, Protokol Selain itu, yang menjadi dasar
Tambahan 1977 tidak dapat berlaku hukum secara tidak langsung
sebagai Hukum Humaniter terhadap tanggung jawab negara
Internasional. Suriah adalah Konvensi Wina 1969.
Penjelasan kedua dasar hukum diatas
B. Bentuk Tanggung Jawab (Statuta Roma 1998 dan Konvensi
Suriah terhadap pelanggaran- Wina 1969) akan dibahas lebih lanjut
pelanggaran Hukum dalam Sub-bab Pembahasan.
Humaniter Internasional
dalam Konflik Bersenjata di 2. Jenis Pelanggaran yang
Suriah dilakukan oleh Negara
Suriah
1. Dasar Hukum Tanggung
Jawab Negara Suriah Pelanggaran terhadap Hukum
Humaniter Internasional merupakan
Dasar hukum yang menjadi terjemahan langsung dari “Violation
landasan untuk membebani tanggung on International Humanitarian
jawab kepada Negara Suriah yang Law.” Dalam berbagai Perjanjian
pertama adalah Konvensi Den Haag Internasional baik Konvensi, Statuta
1907 tentang Hukum dan Kebiasaan maupun Protokol memberikan istilah
Perang di Darat. Kemudian dasar pelanggaran untuk tindakan-tindakan
hukum yang kedua adalah Konvensi yang bertentangan HHI. Pakar
Jenewa I 1949 mengenai Perbaikan Hukum Humaniter, Haryomataram
Keadaan Anggota Angkatan menggunakan istilah “kejahatan
Bersenjata yang Terluka dan Sakit di perang.” Hal ini dimaksudkan bahwa
Darat, Konvensi Jenewa III 1949 penggunaan istilah “pelanggaran
mengenai Perlakuan terhadap terhadap Hukum Humaniter
Tawanan Perang, dan Konvensi Internasional” dapat dipahami
Jenewa IV mengenai Perlindungan sebagai kejahatan perang. Kejahatan
Orang Sipil di Masa Perang. perang sendiri dirumuskan
sebagaikejahatan yang melanggar
hukum dan kebiasaan perang yang

9
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dilakukan dalam waktu perang baik Jenewa 1949 ataudalam Protokol I


oleh warga negara dari negara musuh Konvensi Jenewa 1949. Dalam Pasal
maupunorang asing yang bertugas 50 Konvensi Jenewa I tentang
pada musuh.14 Perbaikan Keadaan Anggota
Angkatan Bersenjata yang Terluka
Menurut Konvensi Den Haag dan Sakit di Darat (Convention of the
1907 tentang Hukum dan Kebiasaan Wounded and Sick in Armed Forces
Perang di Darat istilah kejahatan in the Field) disebutkan bahwa
perang disebut dengan “serious Pelanggaran-pelanggaran berat yang
violation.” Hal itu disebutkan dalam dimaksudkan oleh Pasal yang
Article 40 Den Haag Conventions terdahulu ialah pelanggaran-
mengenai Hukum dan Kebiasaan pelanggaran yang meliputi perbuatan
Perang di Darat bahwa “Any serious berikut, apabila dilakukan terhadap
violation of the armistice by one of orang-orang atau milik yang
the parties gives the other party the dilindungi oleh Konvensi :
right of denouncing it, and even, in pembunuhan disengaja,
cases of urgency, of recommencing penganiayaan atau perlakuan tak
hostilities immediately.” Menurut berperikemanusiaan, termasuk
pasal tersebut, setiap kejahatan percobaan-percobaan biologis,
perang yang dilakukan Negara menyebabkan dengan sengaja
Peserta Agung, maka Negara Peserta penderitaan besar atau luka berat atas
Agung lainnya memiliki hak untuk badan atau kesehatan, serta
mengadukan atau melaporkan, atau penghancuran yang luas dan tindakan
bahkan jika dalam keadaan perampasan atas harta benda yang
mendesak dapat memulai tidak dibenarkan oleh kepentingan
permusuhan dengan negara yang militer dan yang dilaksanakan
melakukan kejahatan perang dengan melawan hukum serta dengan
tersebut. Berdasarkan penjelasan semena-mena
diatas, maka tindakan yang
dilakukan Negara Suriah yang telah Terlepas dari perbedaan istilah
dibahas dalam sub-bab pembahasan yang dipakai oleh Konvensi Den
mengenai Implementasi Konvensi Haag 1907 maupun Konvensi
Den Haag 1907 termasuk dalam Jenewa 1949 yang diberikan bagi
serious violation. pelanggar Hukum Humaniter
Internasional, pada intinya istilah
Dalam Konvesi Jenewa 1949, tersebut merujuk pada tindakan-
kejahatan perang disebutkan sebagai tindakan kejahatan yang dilakukan
pelanggaran berat (grave breaches). pada saat terjadi perang dan
Grave breaches terjadi karena menuntut pertanggungjawaban bagi
tindakantersebut termasuk tindakan para pelaku. Perbedaan istilah
yang ditentukan dalam Konvensi tersebut tidak dapat dipandang secara
14
harfiah, melainkan harus dilihat
Haryomataram, Masalah Kejahatan dalam konteks bahwa substansi dari
Perang, Penjahat Perang, dan Penanganan
Penjahat Perang, Jurnal Hukum Humaniter
tindakan-tindakan tersebut
Vol.1 dan 2 (Jakarta : Pusat Studi Hukum merupakan kejahatan yang sangat
Humaniter FH Universitas Trisakti, 2006) kejam terhadap pihak-pihak yang
hal. 213. dilindungi dalam Hukum Humaniter

10
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Internasional. Oleh karena itu pelaku


kejahatan perang haruslah mendapat IV. KESIMPULAN
pertanggungjawaban pidana.
3. Bentuk Tanggung Jawab Terhadap permasalahan pertama
Negara Suriah atas yang terkait dengan implementasi
Pelanggaran Hukum Hukum Humaniter Internasional
Humaniter Internasional khususnya Konvensi Den Haag
1907, Konvensi Jenewa 1949 dan
Berdasarkan hasil analisa diatas, Protokol Tambahan 1977, dapat
Suriah telah melakukan pelanggaran disimpulkan bahwa negara Suriah
terhadap Pasal 23 Konvensi Den telah melanggar Pasal 23 huruf (a)
Haag mengenai Hukum dan dan (b) Konvensi Den Haag IV
Kebiasaan Perang di Darat dan Pasal mengenai Hukum dan Kebiasaan
2 dan 3 Konvensi Jenewa mengenai Perang di Darat, yaitu menggunakan
Perbaikan Keadaan Anggota racun atau senjata beracun dan
Angkatan Perang yang Sakit dan membunuh atau melukai secara
Terluka di Medan Pertempuran kejam orang-orang atau tentara dari
Darat. Pelanggaran terhadap aturan pihak musuh. Juga telah melanggar
Hukum Humaniter Internasional telah melanggar Pasal 3 ayat (1)
tersebut dikategorikan sebagai huruf (a) (b) dan (c) Konvensi
kejahatan perang ataupun Jenewa I mengenai Perbaikan
pelanggaran berat (serious violation Keadaan Anggota Angkatan
or grave breaches). Dalam HHI Bersenjata yang Terluka dan Sakit di
pelanggaran tersebut menuntut Darat, yaitu melakukan kekerasan,
terhadap pertanggungjawaban penganiayaan, penyanderaan, kepada
pidana. Sementara pihak-pihak yang tidak boleh
pertanggungjawaban pidana sendiri diserang menurut Hukum Humaniter
berarti menuntut untuk mengadili Internasional. Selain itu Pihak
individu pelaku kejahatan, dalam hal Pemberontak dalam hal ini Daulah
ini individu sebagai organ Islamiyah, telah melanggar Pasal 3
Pemerintah Suriah yang bertindak ayat (1) huruf (d) Konvensi tersebut
atas nama negara. Pelaku kejahatan yaitu Menghukum dan menjalankan
perang dapat diadili oleh ICC hukuman mati terhadap tawanan
ataupun Pengadilan Nasional Suriah perang tanpa didahului keputusan
dengan catatan ada intervensi dari yang dijatuhkan oleh suatu
Negara Peserta Statuta Roma lainnya pengadilan yang dibentuk diakui oleh
agar berjalan dengan adil. Oleh Internasional. Protokol Tambahan
karena itu, bentuk Tanggung Jawab 1977 tidak dapat diimplementasikan
Negara Suriah terhadap Konflik dalam Konflik Bersenjata
antara Pemerintahan Bashar al-Assad Internasional maupun non-
dengan Pemberontak di Suriah dari Internasional di Suriah dikarenakan
Perspektif Hukum Humaniter Negara tersebut tidak meratifikasi
Internasional adalah mengadili Protokol tersebut.
pelaku kejahatan perang, baik dari
Pihak Pemerintah maupun Pihak Selanjutnya terhadap
Pemberontak. permasalahan kedua yang terkait

11
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dengan bentuk tanggung jawab Haryomataram. 2007. Pengantar


negara Suriah terhadap konflik Hukum Humaniter. Jakarta : PT.
internal dari perspektif Hukum Raja Grafindo Persada
Humaniter Internasional, dapat
disimpulkan bahwa bentuk tanggung Hasan, Iqbal. 2007. Pokok-pokok
jawab negara Suriah atas kejahatan Metodologi Penelitian dan
perang yang terjadi di wilayahnya Aplikasinya. Bogor : Ghalia
adalah dengan mengadili pelaku Istanto, Sugeng. 1998. Hukum
kejahatan di hadapan ICC atau Internasional. Yogyakarta :
dengan mengadili pelaku kejahatan Universitas Atma Jaya
dengan Hukum Nasional. Selain itu Yogyakarta
bentuk tanggung jawab Suriah dapat
dilakukan dengan memberikan Lubis, M. Solly. 1998. Ilmu Negara.
dukungan kepada Dewan Keamanan Bandung : Bandar Maju
PBB untuk dapat memulai sidang Marzuki, Peter Mahmud. 2005.
terhadap pelaku kejahatan perang Penelitian Hukum. Jakarta :
yang terjadi di Suriah dan membawa Prenadamedia Group
kasus ini ke hadapan Mahkamah
Pidana Internasional (ICC) dengan Muthalib, Abdul. 2007. Metode
berlandaskan Pasal 13 huruf (b) Penelitian Pendidikan Islam.
Statuta Roma 1998. Banjarmasin : Antasari
V. DAFTAR PUSTAKA M. Hadjon, Philipus. 1990.
Penalaran Hukum. Surabaya : FH
Buku-Buku Universitas Airlangga
Bassioni, M. Cherif. 1996. Naim, Baharuddin Ahmad. 2010.
International Crimes: ‘Jus Hukum Humaniter Internasional.
Cogens’ and ‘Obligato Erga Bandar Lampung : Universitas
Omnes’.”Law and Contemporary Lampung
Problems. Autumn
Ochtorina, Dyah dan Aan Efendi.
Farida, Any. 2015. Konteks dan 2004. Penelitian Hukum. Jakarta :
Perspektif Politik Terkait Hukum Sinar Grafika
Humaniter Internasional
Permatasari, Arlina. 1999. Pengantar
Kontemporer. Jakarta : Rajawali
Hukum Humaniter. Jakarta :
Pers
International Commite of the Red
Haryomataram. 1984. Hukum Cross
Humaniter. Jakarta : Rajawali
Putra, Ida Bagus. 2001. Tanggung
Haryomataram. 2006. Masalah Jawab Negara terhadap Dampak
Kejahatan Perang, Penjahat Komersial Ruang Angkasa.
Perang, dan Penanganan Bandung : PT. Refika Aditama
Penjahat Perang. Jakarta : FH
Samekto, Adji. 2009. Negara dalam
Universitas Trisakti
Dimensi Hukum Internasional.
Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

12
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Sefriani. 2014. Hukum Internasional Kamus


Suatu Pengantar. Jakarta :
Rajawali Pers Kamus Besar Bahasa Indonesia

Sujatmoko, Andrey. 2005. Tanggung


Jawab Negara atas Pelanggaran Website
Berat HAM. Jakarta : Gramedia
http://muslimori3.blogspot.com/2015
Surachmad, Winarno. 1973. Dasar /12/kronologi-berdirinya-
dan Tehnik Research : Pengertian khilafah-di-syam.html
Ilmiah. Bandung : CV Tarsito
https://www.youtube.com/
Tsani, Mohamad Burhan. 1990.
Hukum dan Hubungan http://www.arrahmah.com/jihad/baga
Internasional. Yogyakarta : imana-proses-berdirinya-daulah-
Liberty islam-irak.html

Williams, Sharon. 1984. Public https://id.wikipedia.org


International Governing Trans- Sendy Nugraha dalam Catatan
boundary Pollution. London : Kampus Online
College of Queensland
Syria’s Allegedly Worst Chemical
Weapons Attack Described by
Peraturan perundang-undangan Witnesses,
http://www.huffingtonpost.com/
Konvensi Den Haag 1907 2013/08/21/syria-worst-
Konvensi Jenewa 1949 chemical-
weaponsattack_n_3790755.html
Konvensi Wina 1969
http://www.dakwatuna.com/2016/02/
Statuta Roma 1998 09/78891/laporan-pbb-
tunjukkan-rezim-al-asad-dan-
isis-lakukan-kejahatan-perang-
Jurnal di-suriah/13.32

http://www.academia.edu/7230224/H http://blogs.icrc.org/indonesia/protok
UKUM_INTERNASIONAL_- ol-tambahan-i-dan-ii-tahun-1977
_Tanggung_Jawab_Negara_State_Re http://www.hukumonline.com/berita/
sponsibility_ baca/hol6775/icc-suatu-tinjauan-
http://repository.unhas.ac.id/ politik-dan-hukum

Steffy. 2014. Tinjauan Hukum http://syrianperspective.com/id/2014/


Internasional terhadap Kasus 05/international-criminal-court-
Penggunaan Senjata Kimia oleh a-tool-for-regime-change-in-
Suriah. Sumatera Utara : syria.html
Universitas Sumatera Utara

13

Anda mungkin juga menyukai