Anda di halaman 1dari 74

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

BAB II

TINJAUAN PERIKANAN, LINGKUNGAN LAUT, PELABUHAN, TEMPAT


PELELANGAN IKAN, MUSEUM PERIKANAN, DAN ARSITEKTUR
BERWAWASAN LINGKUNGAN

A. Tinjauan Perikanan

A.1. Pengertian Ikan

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang

hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok

vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari

27,000 di seluruh dunia.

Kementrian kelautan dan perikanan Indonesia, dalam kep. Men. no.

01/MEN/2007 menjelaskan secara ringkas bahwa Ikan adalah segala jenis

organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam

lingkungan perairan.

A.2. Pengertian Perikanan

Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan

pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumber daya

hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya

mencakup ikan, amfibi dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan

wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Di Indonesia, menurut UU

commit to user

II‐1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam

perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan

pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan

demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis.

Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan

penyediaan pangan bagi manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan

meliputi olahraga, rekreasi (pemancingan ikan), dan mungkin juga untuk

tujuan membuat perhiasan atau mengambil minyak ikan.

A.3 Pelaku Kegiatan Perikanan

Pelaku dalam kegiatan perikanan menurut Menteri kelautan dan

Perikanan republic Indonesia nomor KEP.14/MEN/2012 adalah :

 Nelayan tangkap, yaitu orang yang mata pencahariannya melakukan

penangkapan ikan, nelayan tangkap dibedakan lagi menjadi nelayan

penggarap dan nelayan pemilik.

 Nelayan budidaya, yaitu orang yang mata pencahariannya melakukan

pembudidayaan ikan.

 Pengolah ikan, adalah orang yang mata pencahariannya melakukan

pengolahan ikan.

 Pemasar hasil perikanan, adalah orang yang mata pencahariannya

melakukan kegiatan pemasaran ikan dan produk ikan.


commit to user

II‐2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

A.4. Jenis Usaha Perikanan

Jenis usaha perikanan dibedakan menjadi 2 berdasarkan cara

memperoleh sumber daya ikan, yakni perikanan tangkap dan perikanan

budidaya.

A.4.a Perikanan Tangkap

Usaha perikanan tangkap adalah sebuah kegiatan usaha

yang berfokus untuk memproduksi ikan dengan cara

menangkap ikan yang berasal dari perairan darat (sungai,

muara sungai, danau, waduk dan rawa) atau dari perairan laut

(pantai dan laut lepas).

Penurunan produksi perikanan akibat overfishing

merubah paradigma pengelolaan perikanan tangkap dari ”akses

terbuka – siapa saja dan kapan saja setiap orang boleh

menangkap ikan di laut (open access free entry)” menjadi

“perikanan tangkap secara terkendali (controlled access right-

based fisheries)” yang sudah diinisiasi oleh Dinas Kelautan dan

Perikanan sejak akhir 2001.

a. Sumber Daya Perikanan Tangkap

a.1. Ikan Pelagis Kecil

Ikan pelagis adalah ikan yang umumnya berenang

mendekati permukaan perairan hingga kedalaman

200m. Ikan pelagis pada umumnya berenang

berkelompok dalam jumlah yang sangat besar. Sumber


commit to user

II‐3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

daya ikan pelagis dibagi berdasarkan ukuran, yaitu ikan

pelagis kecil seperti ikan selar, sunglir, Klupeid Teri,

Japuh, Tembang, Lemuru dan Siro, ikan kembung,

Bandeng, Bangkok, Banyar, Bawal hitam, bawal putih,

dan Belanak.

a.2. Ikan Pelagis Besar

Jenis ikan permukaan yang berukuran besar seperti

Tuna/Cakalang, Tongkol dan Ikan Padang merupakan

kelompok ikan pelagis besar. Ikan-ikan tersebut

memiliki sifat migrasi sangat jauh.

a.3. Ikan Demersal

Ikan Demersal adalah jenis ikan yang habitatnya

berada di bagian dasar perairan, adalah ikan yang

tertangkap dengan alat tangkap ikan dasar seperti trawl

dasar (bottom trawl), jaring insang dasar (bottom

gillnet), rawai dasar (bottom long line), bubu dan lain

sebagainya. Ikan tersebut antara lain : kakap

merah/bambangan, peperek, manyung, kurisi, kuniran ,

tiga waja dan bawal

a.4. Ikan Karang

Ikan karang merupakan sekumpulan ikan yang

berada di daerah tropis dan kehidupannya berkaitan erat

dengan terumbu karang. Ikan-ikan tersebut


commit to user

II‐4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

memanfaatkan terumbu karang secara langsung

maupun tidak langsung untuk kepentingan hidupnya.

Ikan karang merupakan organisme yang sering

dijumpai di ekosistem terumbu karang. Keberadaan

mereka telah menjadikan ekosistem terumbu karang

sebagai ekosistem paling banyak dihuni biota air

(Sadewo, 2006)

a.5. Udang dan Lobster

Udang adalah binatang yang hidup di perairan,

khususnya sungai, laut, atau danau. Udang dapat

ditemukan di hampir semua "genangan" air yang

berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air

asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan

hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan.

Lobster adalah salah satu hewan yang berbentuk

unik seolah gabungan udang dan kepiting karena mirip

udang berukuran besar dengan capit mirip kepiting

yang besarnya hampir menyamai badannya.

b. Peralatan Perikanan Tangkap

Jenis peralatan ikan tangkap yang telah disetujui

pemerintah dan dianggap aman terhadap ekosistem laut

antara lain :
commit to user

II‐5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Pukat kantong (seine net) : pukat ikan,pukat udang

(shrimp trawler),dogol, pukat pantai, pukat cincin

(purse seine)

 Jaring insang (gill nets) : jaring insang hanyut,jaring

insang lingkar, jaring insang tetap, jaring klitik,

trammel net.

 jaring angkat (lift net) : bagan perahu,bagan

tancap,serok pancing (hook & lines) : rawai tuna (tuna

long line), rawai hanyut, rawai tetap, huhate (pole &

line), pancing tonda.

 perangkap (traps) : sero, jermal, bubu,

 lain – lain alat : muroami, alat pengumpul kerang, alat

pengumpul, tombak

Gambar II.1 Jaring Purse Seine

Sumber: google search

commit to user

II‐6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

b. Kapal Penangkapan Ikan

Kapal Penangkap ikan adalah kapal yang dikonstruksi

khusus untuk menangkap ikan sesuai alat penangkapan dan

teknik penangkapan ikan yang digunakan termasuk

menampung, menyimpan dan mengawetkan (Supardi

Ardidja, 2007). Jenis kapal penangkapan ikan dibedakan

berdasarkan jenis alat tangkap yang digunakan, yakni :

 Kapal Pukat ( Pukat Cincin, Pukat Cincin tuna,

Pukat kantong)

Gambar II.2 Kapal Purse Seine Tuna

Sumber: Supardi Ardidja 2007

 Kapal Jaring (Jaring Ingsang, Jaring Angkat)

Gambar II.3 Kapal Jaring Angkat

Sumber: Supardi Ardidja 2007

commit to user

II‐7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Kapal Pancing Joran

Gambar II.4 Kapal Pancing Joran Jepang

Sumber: Supardi Ardidja 2007

 Kapal Rawai

Gambar II.5 Kapal Rawai

Sumber: Supardi Ardidja 2007

A.4.b. Perikanan Budidaya

Usaha perikanan budidaya atau akuakultur adalah sebuah

kegiatan usaha yang bertujuan untuk memproduksi ikan dalam

sebuah wadah pemeliharaan yang terkontrol serta berorientasikan

kepada keuntungan. Contoh : budidaya ikan lele, ikan gurami, ikan

nila, ikan patin dan lain. (www.infoagrobisnis.com 2012)

commit to user

II‐8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

1. Potensi Perikanan budidaya di kawasan pesisir

a. Keramba Jaring Apung

Keramba jaring apung adalah sarana budidaya

perikanan dengan system keramba yang mengapung. System

konstruksi sederhana menggunakan material seperti kayu yang

disusun untuk mengikat jarring sebagai tempat berkembang

biak ikan. Sebagai media pelampung, dapat menggunakan drum

berisi udara untuk menjaga dek kayu tetap terapung.

Ikan yang dapat dibudidayakan dalam keramba jarring

apung antara lain ikan kerapu, nila merah, dan kakap.

Dalam pengaplikasian keramba jarring apung, perairan

harus merupakan perairan yang cenderung tenang, dan tidak

tercemar oleh limbah industry maupun rumah tangga. Beberapa

syarat pemilihan lokasi yang harus dipenuhi untuk

menempatkan KJA ini adalah:

 Lokasi penempatan diusahakan mempunyai kedalaman

cukup, namun terlindung dari penyebab bencana dan

kemungkinan-2 penyebab gagal panen, baik karena

faktor alam maupun faktor manusia.

commit to user

II‐9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 lokasi KJA tidak berada di daerah lalu lintas kapal, di

muara sungai yang memungkinkan terjadi banjir dari

sungai.

 Perbedaan spesifikasi parameter air laut tidak terlalu

ekstrim, suhu, cuaca, kadar garam.

 Berada diwilayah yang secara keamanan dan kelancaran

suply bahan terjangkau.

perbedaan ikan liar yang tumbuh dilaut bebas dengan ikan

yang dibudidayakan adalah, ikan yang dibudidayakan lebih

cepat tumbuh besar, karena faktor pertumbuhannya bisa kita

kendalikan, diantaranya adalah dengan memberi makan. pakan

yang diberikan biasanya berupa rucah, ikan yang tidak laku

dijual dipasar, ikan busuk. Ikan kerapu macan, mempunyai

umur budidaya sekitar 8 - 9 bulan. Kerapu tikus, lebih singkat,

sekitar 6 - 7 bulan sudah bisa dipanen.

Gambar II.6 Keramba Jaring Apung

Sumber: www.trobos.com
commit to user

II‐10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

b. Budidaya Kepiting Bakau

Kepiting yang mulanya dianggap sebagai hama ini mulai

dibudidayakan semenjak permintaan eksport untuk komoditas

ini tinggi.

Wadah untuk memelihara kepiting diberbagai daerah

dikembangkan sendiri oleh para petani dan nelayan tradisional

secara sederhana, disesuaikan dengan kemampuan dan lokasi

yang memungkinkan, diantaranya (Cholik & Hanafi, 1991) :

 Kotak dari bamboo

 Kotak plastic

 Kotak dari jaring (Jaring apung)

 Kotak berpagar tanpa caren

 Pagar dari jaring dengan pintu air.

c. Budidaya Udang

Udang Vannamei (litopenaeus vannamei) merupakan

salah satu jenis udang yang diminati, karena memiliki

keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhannya cepat

(masa pemeliharaan 100-110 hari), sintasan selama

pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakan rendah. apabila

menggunakan pakan tambahan pada bulan ke dua pemeliharaan,

padat tebar adalah 8-10 ekor/m². Dengan pola tradisional,


commit to user

II‐11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

produksi udang vannamei mencapai 835-1050 kg/ha/musim

tanam dengan sintasan 60-96%, ukuran panen antara 55-65

ekor/kg. (www.KKP.go.id, 2012)

A.5. Dampak Lingkungan oleh Kegiatan Perikanan.

Dampak kegiatan perikanan digolongkan berdasarkan jenis usaha

perikanan.

Dampak oleh perikanan tangkap :

 Perikanan tangkap memenuhi kebutuhan konsumsi ikan

masyarakat dalam jumlah banyak

 Penangkapan ikan dengan peralatan yang tidak ramah

lingkungan akan merusak lingkungan (bom ikan, pukat

harimau)

 Penangkapan ikan secara berlebihan dan terus menerus (over

fishing) akan mengganggu fase berkembang biak ikan,

sehingga membuat ikan langka.

Dampak oleh perikanan budidaya :

 Aktivitas budidaya menjadi alternative kegiatan nelayan guna

mengurangi aktivitas penangkapan ikan berlebih (overfishing)

 Aktivitas budidaya menutupi penurunan produksi penangkapan

ikan yang kini menurun

 Aktivitas perikanan meninggalkan residu limbah berupa sisa

pakan yang dapat merusak tanah dan perairan, sehingga perlu

commit to user

II‐12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

diintegrasikan dengan bio-filter berupa tanaman bakau untuk

mengurai limbah. (Stacy Cheang jinwei, FAprize-2012)

B. Tinjauan Lingkungan Laut

B.1. Pengertian Lingkungan Laut

Lingkungan laut merupakan lingkungan perairan salin atau marine

waters yang menyimpan kekayaan ekosistem dan biodiversitas.

Lingkungan yang dinamakan lingkungan laut (marine environment)

dimulai dari bagian pantai (pesisir) dan daerah muara hingga ke tengah

samudera. (Romimihtarto, Kasijan, dan Juwana. 2009)

Seperti yang diuraikan dalam pengertian di atas, komponen

lingkungan laut terdiri dari :

B.1.a. Muara

Muara adalah wilayah badan air yang menjadi pertemuan antara satu

atau lebih sungai pada wilayah pesisir dengan wilayah laut. Muara

sangat terpengaruh oleh kondisi air daratan seperti aliran air tawar dan

sedimen, serta air lautan seperti pasang-surut, gelombang, dan masuknya

air asin.

Muara-muara sungai biasanya terjadi pasang surut sungai (dalam

bahasa ilmiah aestus), dan sering dicirikan oleh sedimentasi atau

endapan lumpur dari darat yang terbawa air hujan. Kondisi air di muara

terdiri dari air payau.

commit to user

II‐13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Sebagai ekosistem, banyak muara-muara sungai di bawah ancaman

dari aktivitas manusia seperti polusi dan penangkapan ikan secara

berlebihan. Muara biasanya menjadi titik berat tempat tinggal manusia,

dari 32 kota terbesar di dunia, 22 diantaranya terletak di muara.

Gambar II.7 Muara sungai

Sumber: google search

B.1.b. Samudra

Samudra atau lautan (dari bahasa Sanskerta) adalah laut yang luas

dan merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi

permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang

besar.

B.1.c. Pesisir Pantai

Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah

darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang

masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan

perembesan air asin (intrusi); sedangkan ke arah laut meliputi bagian

laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di

commit to user

II‐14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan

oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan

pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri, 2001).

Ekosistem perairan pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan

mempunyai kekayaan habitat beragam, di darat maupun di laut serta

saling berinteraksi. Selain mempunyai potensi besar wilayah pesisir juga

merupakan ekosistem yang mudah terkena dampak kegiatan manusia.

Umumnya kegiatan pembangunan secara langsung maupun tidak

langsung berdampak merugikan ekosistem perairan pesisir (Dahuri

,1996).

c.1. Karakteristik Lingkungan Pesisir

- Wilayah yang sangat dinamis dengan perubahan-perubahan

biologis,kimiawi dan geologis yang sangat cepat.

- Tempat dimana terdapat ekosistem yang produktif dan

beragam dan merupakan tempat bertelur, tempat asuhan dan

berlindung berbagai jenis spesies organisme perairan.

- Ekosistemnya yang terdiri dari terumbu karang, hutan bakau,

pantai dan pasir, muara sungai, lamun dan sebagainya yang

merupakan pelindung alam yang penting dari erosi, banjir dan badai

serta dapat berperan dalam mengurangi dampak polusi dari daratan

ke laut.

commit to user

II‐15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

- Mengalami angin darat dan angin laut.

a. Angin Laut

Angin laut (sea breeze) adalah angin yang bertiup dari

arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang

hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00 di daerah

pesisir pantai. Angin ini biasa dimanfaatkan

para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut. Angin

laut ini terjadi pada siang hari.

Dikarenakan kapasitas panas yang lebih besar pada air

daripada daratan, sinar matahari memanasi darat lebih cepat

daripada laut. Ketika suhu permukaan daratan meningkat pada

siang hari, udara di atas permukaan darat meningkat pula

akibat konduksi. Tekanan udara di atas daratan menjadi lebih

rendah karena panas, sedangkan tekanan udara di lautan

cenderung masih lebih tinggi. Akibatnya terjadi gradien

tekanan dari lautan yang lebih tinggi ke daratan yang lebih

rendah. Hal ini menyebabkan terjadinya angin laut, dimana

kekuatannya sebanding dengan perbedaan suhu antara daratan

dan lautan. Namun, jika ada angin lepas pantai yang lebih

kencang dari 8 km/jam, maka angin laut tidak terjadi.

b. Angin Darat

commit to user

II‐16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Angin darat (land breeze) adalah angin yang bertiup

dari arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat

malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00 di daerah

pesisir pantai. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan

untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin

sederhana. Pada malam hari daratan menjadi dingin lebih cepat

daripada lautan, karena kapasitas panas tanah lebih rendah

daripada air. Akibatnya perbedaan suhu yang menyebabkan

terjadinya angin laut lambat laun hilang dan sebaliknya muncul

perbedaan tekanan yang berlawanan karena tekanan udara di

atas lautan yang lebih panas itu menjadi lebih rendah daripada

daratan, sehingga terjadilah angin darat, khususnya bila angin

pantai tidak cukup kuat untuk melawannya.

Gambar II.8 Ilustrasi angin darat dan laut

Pemanfaatan angin laut dan angit darat:


commit to user

II‐17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

o aktivitas perikanan di PPNP dilakukan pada siang hari,

angin yang bertiup dari arah laut, dapat dioptimalkan

dengan system ventilator atau cerobong udara sebagai

system penghawaan alami.

o dalam ruang pelelangan, pergerakan udara amat

diperlukan untuk mengeluarkan bau amis oleh ikan,

o penggerak turbin angin pembangkit listrik, yang aktif

siang dan malam hari.

- Mengalami pasang surut air laut, intrusi air laut, dan

sedimentasi air tawar.

a. Pasang surut air laut

Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi

permukaan perairan atau samudera yang disebabkan oleh

pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber

gaya yang saling berinteraksi: laut, Matahari, dan bulan.

Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan

mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang,

sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam

navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang

naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat

pasang.

commit to user

II‐18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Perairan laut memberikan respon yang berbeda

terhadap gaya pembangkit pasang surut,sehingga terjadi tipe

pasut yang berlainan di sepanjang pesisir. Menurut Dronkers

(1964), ada tiga tipe pasut yang dapat diketahui, yaitu :

 Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu

satu kali pasang dan satu kali surut. Biasanya terjadi di

laut sekitar katulistiwa.

 pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi

dua kali pasang dan dua kali surut yang hampir sama

tingginya.

 pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan

tipe 2, bila bulan melintasi khatulistiwa (deklinasi kecil),

pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika deklinasi bulan

mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.

Sedangkan pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4

yaitu :

 Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide),

 Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide),

 Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed

Tide, Prevailing Diurnal), Merupakan pasut yang tiap

harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi

commit to user

II‐19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang

sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini terdapat di

Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa.

 Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed

Tide, Prevailing Semi Diurnal),

Pemanfaatan energy pasang surut :

 Sebagai pembangkit energy listrik dengan membendung

air, dan membiarkan tekanan air menggerakkan turbin di

dalam dam.

 Menangkap sampah dan minyak di permukaan air.

Tekanan air saat pasang akan mendorong permukaan air

ke segala arah, maka dalam dinding dermaga dapat diberi

perangkap untuk menangkap minyak yang ada di

perairan.

b. Intrusi air laut

Intrusi air laut merupakan peristiwa masuknya air asin

ke dalam aquifer dalam air tanah, peristiwa ini bisa terjadi

oleh beberapa hal, antara lain penggunaan air tanah yang

berlebihan, perubahan fungsi lahan, dan penebangan hutan

bakau. Salah satu dampak negative dari terjadinya instrusi

commit to user

II‐20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

air laut adalah menimbulkan perubahan kualitas air atanah

sehingga air tanah tidak dapat digunakan sebagai air baku.

c. Sedimentasi

Sedimentasi merupakan proses pembentukan sedimen

atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan

dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat

yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa

sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai

laut dalam. (Pettijohn, 1975)

c.2 Komponen Lingkungan Pesisir

 Hutan Bakau (Mangrove)

Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan

yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak

pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut.

Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana

terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik

di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun

di sekitar muara sungai di mana air melambat dan

mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.

commit to user

II‐21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Gambar II.9 Hutan bakau

Sumber: Google search

 Terumbu Karang

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang

bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga. Koloni karang

dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam

bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang

mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang

terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Terumbu

karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut,

hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum

diketahui. Terumbu karang tergolong organism purba, hanya

tumbuh 1 cm tiap satu tahun, artinya 1 meter terumbu karang

berusia 100 tahun.

commit to user

II‐22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Gambar II.10 Terumbu Karang

Sumber: Google search

 Padang Lamun

Padang lamun adalah ekosistem khas laut dangkal di

perairan hangat dengan dasar pasir dan didominasi

tumbuhan lamun, sekelompok tumbuhan anggota

bangsa Alismatales yang beradaptasi di air asin.

Padang lamun hanya dapat terbentuk pada perairan laut

dangkal (kurang dari tiga meter) namun dasarnya tidak pernah

terbuka dari perairan (selalu tergenang). Ia dapat dianggap

sebagai bagian dari ekosistem mangrove, walaupun padang

lamun dapat berdiri sendiri. Padang lamun juga dapat dilihat

sebagai ekosistem antara ekosostem mangrove dan terumbu

karang.

 Estuaria

Estuaria adalah perairan muara sungai semi tertutup yang

berhubungan bebas dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas


commit to user

II‐23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

tinggi dapat bercampur dengan air tawar. Estuaria dapat terjadi

pada lembah-lembah sungai yang tergenang air laut, baik karena

permukaan laut yang naik (misalnya pada zaman es mencair) atau

pun karena turunnya sebagian daratan oleh sebab-sebab tektonis.

Estuaria juga dapat terbentuk pada muara-muara sungai yang

sebagian terlindungi oleh beting pasir atau lumpur. (Rahardjo

adisasmita, 2010)

Gambar II.11 Estuaria

Sumber: Google search

C.3. proses pembentukan ekosistem asli lingkungan pesisir

Lingkungan pesisir semula berupa dataran yang

berbatasan dengan laut oleh pasir dan tanaman semak di darat.

Angin laut terus menerus menggulung pasir sehingga membentuk

bukit. Setelah bukit pertama terbentuk, sisa pasir di tepi air

terbentuk kembali membentuk bukit primer. Bukit pertama

(sekunder) menjadi struktur yang stabil. Kadar garam terpecah

oleh kedua bukit yang terbentuk, tanaman pohon dapat tumbuh


commit to user

II‐24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

setelah bukit sekunder, diantara bukit primer dan sekunder

ditumbuhi oleh semak pantai.

Gambar II.12 proses pembentukan ekosistem lingkungan pesisir

Skema oleh Ian McHarg- 2001

B.2. Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Laut

Pencemaran adalah proses masuknya zat-zat atau energi ke

dalam lingkungan oleh aktifitas manusia secara langsung yang

mengakibatkan terjadinya pengaruh yang merugikan sedemikian

rupa sehingga pada akhirnya akan membahayakan manusia, merusak

lingkungan hayati (sumberdaya hayati) dan ekosistem serta

mengurangi atau menghalangi kenyamanan dan penggunaan lain

yang semestinya dari suatu sistem lingkungan (Romimohtarto,

1991).

Kegiatan di laut yang merupakan sumber pencemaran, yaitu :

- Pencemaran yang bersumber dari kegiatan pelayaran kapal

- Pencemaran laut yang bersumber dari kegiatan penambangan

commit to user

II‐25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

- Pencemaran yang bersumber dari kegiatan dumping di laut.

(Rahim, 1998).

Manusia dalam rangka mencukupi kebutuhannya terus

menguras kuantitas lingkungan dan ekosistem laut. Perusakan

lingkungan laut yang dilakukan manusia antara lain over-

exploitation, perusakan dan pencemaran ekosistem dengan material

polutan rumah tangga maupun industri.

Tingkat pencemaran lingkungan laut Indonesia masih tinggi,

ditandai antar lain dengan terjadinya eutrofikasi atau meningkatnya

jumlah nutrisi disebabkan oleh polutan. Pencemaran di laut bisa

pula ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan fitoplankton atau

algae yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk. Kasus-kasus

pencemaran di lingkungan laut, yang disebut red tide itu, antara lain

terjadi di muara-muara sungai, seperti di Teluk Jakarta.

Secara umum, kerugian secara ekonomi akibat dari red tide ini,

adalah tangkapan nelayan yang menurun drastis, gagal panen para

pembudidaya perikanan pantai, serta berkurangnya pengunjung

karena pantai menjadi kotor dan bau oleh bangkai ikan. Efek

terjadinya red tide juga ditunjukkan penurunan kadar oksigen serta

meningkatnya kadar toksin yang menyebabkan matinya biota laut,

penurunan kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan

populasi organisme laut.

commit to user

II‐26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Gambar II.13 Sampah dan tumpahan oli di perairan pelabuhan

Sumber: data lokasi oleh penulis 2012

Dalam rangka memperbaiki system perikanan, maka harus diikuti

dengan pemeliharaan lingkungan laut. Di negara-negara maju, termasuk

RRC, pendekatan penanggulangan pencemaran membuat sektor

perikanan tangkap dan budidaya dapat tumbuh kembang berdampingan

dengan sektor industri, kawasan permukiman dan perkotaan.

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan

lingkungan laut antara lain :

 Meningkatkan Pendayagunaan Potensi Laut Dan Dasar Laut

Peningkatan pendayagunaan potensi yang ada di lingkungan

laut, baik luar maupun dalam laut. Misalnya dalam pendayagunaan

lingkungan laut sebagai objek rekreasi, budidaya rumput laut,

maupun budidaya ikan. Dimana dalam peningkatan ini peran

pemerintah juga harus diikut sertakan dalam proses pendayagunan


commit to user

II‐27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

laut ini, seperti yang sudah diatur dalam Undang-Undang Repubik

Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

yaitu dalam BAB IV Pasal 8 Ayat 1 dan Pasal 9 Ayat 1 dan Ayat 2.

 Meningkatkan Harkat Dan Taraf Hidup Nelayan

Penangkapan ikan sebagai cara mencari nafkah para nelayan

ataupun untuk indutri perikanan dapat diperbolehkan. Asal cadangan

ikan yang mereka tangkap tidak dalam keadaan punah, sedangkan

untuk ikan yang belum mencapai besar tertentu, harus dilepaskan

kembali ke dalam laut, yang telah diatur dalam Undang-Undang

Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan yaitu dalam BAB III Pasal 5 dan Pasal 6.

Terlebih dalam kondisi penurunan kuantitas tangkapan ikan

seperti sekarang, nelayan tidak punya pilihan lain selain menangkap

seadanya, sebanyak-banyaknya kapan pun. Untuk hal ini nelayan

perlu diberi wadah agar penangkapan ikan bukan satu-satunya mata

pencaharian mereka.

 Mengembangkan Potensi Industri Kelautan Yang Ramah

Lingkungan

Pengendalian pencemaran oleh indutri, hendaknya bersifat

bahwa jumlah bahan yang mengakibatkan polusi tidak harus

commit to user

II‐28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

berbahaya dan tidak mengganggu keberadaan biota laut. Oleh karena

itu, buangan limbah sebelum dialirkanke sungai ataupun perairan

perlu teknik pengolahan imbah sesuai batas yang ditentukan. Hasil

sampah yang berasal dari kegiatan manusia harus dikurangi dan

didorong untuk mendaur ulang kotoran maupun limbah lain. Bahkan

perlu pelarangan pembuangan limbah ke lingkungan laut.

 Mempertahankan Daya Dukung Dan Kelestarian Fungsi

Lingkungan Laut.

Menyadari akan kepentingan laut dan ekosistemnya sebagai

sumber hayati, meletarikan kemampuan alam untuk menjadikan

sumber mata pencaharian masyarakat adalah pemahaman yang perlu

ditanamkan. Menjaga lingkungan, menyeimbangkan ekosistem perlu

dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan laut. Dalam hal ini,

sarana edukasi menjadi penting guna meningkatkan pemahaman

masyarakat.

C. Tinjauan Pelabuhan

C.1. Pengertian Pelabuhan

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di

sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan

dam kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,

berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi
commit to user

II‐29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penumpang pelabuhan

serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (PP.69/2001

tentang kepelabuhan).

C.2. Klasifikasi Teknis dan Fungsi Pelabuhan

Pelabuhan adalah tempat kegiatan berlabuhnya kapal-kapal yang

berlindung dari gelombang laut, sehingga bongkar muat dapat dilakukan demi

mrnjamin keamanan barang. Berdasarkan segi teknis dan fungsi operasionalnya,

terdapat beberapa klasifikasi pelabuhan, yakni

Berdasarkan segi Teknis:

 Pelabuhan Alam
 Pelabuhan Buatan
 Pelabuhan semi alam
Berdasarkan jenis Perdagangan :

 Pelabuhan sungai (local)


 Pelabuhan pantai (intersuler)
 Pelabuhan laut (Internasional)
Berdasarkan jenis pungutan jasa :

 Pelabuhan yang diusahakan


 Pelabuhan yang tidak diusahakan
 Pelabuhan Otonom
 Pelabuhan bebas
Berdasarkan jenis kegiatan Khusus :

 Pelabuhan Umum
 Pelabuhan Industri
commit to user

II‐30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Pelabuhan Minyak/Tambang
 Pelabuhan Militer
 Pelabuhan Perikanan
(Ir. Aji Suraji,Msc. 2012)

C.3. Pelabuhan Perikanan

C.3.a. Pengertian Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan

perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai

tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang

dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang

perikanan. (Kep.Men. nomor PER.08/MEN/2012 tentang kepelabuhan

perikanan)

C.3.b. Fungsi Pelabuhan Perikanan

 Pelabuhan perikanan merupakan pendukung kegiatan pengelolaan dan

pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari

praproduksi, produksi, pengolahan, dan pemasaran.

 Pelabuhan perikanan mempunyai fungsi sebagai pemerintahan dan

pengusahaan.

 Fungsi pemerintahan pada pelabuhan perikanan sebagaimana dimaksud

merupakan fungsi untuk melaksanakan pengaturan, pembinaan,

commit to user

II‐31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

pengendalian, pengawasan, serta keamanan dan keselamatan

operasional kapal perikanan di pelabuhan perikanan.

 Fungsi pengusahaan pada pelabuhan perikanan sebagaimana dimaksud

merupakan fungsi untuk melaksanakan pengusahaan berupa penyediaan

dan/atau pelayanan jasa kapal perikanan dan jasa terkait di pelabuhan

perikanan.

 Fungsi pemerintahan sebagaimana dimaksud meliputi:

o pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan;

o pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan;

o tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat

nelayan;

o pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;

o tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumberdaya

ikan;

o pelaksanaan kesyahbandaran;

o tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;

o publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan

kapal pengawas kapal perikanan;

o tempat publikasi hasil penelitian kelautan dan perikanan;

o pemantauan wilayah pesisir;

o pengendalian lingkungan;

o kepabeanan; dan/atau keimigrasian.

commit to user

II‐32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Selain memiliki fungsi pemerintahan, pelabuhan perikanan dapat

melaksanakan fungsi pemerintahan lainnya yang terkait dengan

pengelolaan perikanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

 Fungsi pengusahaan sebagaimana dimaksud di atas, meliputi:

o Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;

o Pelayanan bongkar muat ikan;

o Pelayanan pengolahan hasil perikanan;

o Pemasaran dan distribusi ikan;

o Pemanfaatan fasilitas dan lahan di pelabuhan perikanan;

o Pelayanan perbaikan dan pemeliharaan kapal perikanan;

o Pelayanan logistik dan perbekalan kapal perikanan;

o Rekreasi bahari; dan/atau

o Penyediaan dan/atau pelayanan jasa lainnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

C.3.c. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

1. Pelabuhan Perikanan kelas A, yang selanjutnya disebut Pelabuhan

Perikanan Samudera (PPS).

PPS ditetapkan berdasarkan kriteria teknis dan operasional, yang meliputi:

a. Kriteria teknis terdiri dari:

commit to user

II‐33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan

perikanan di perairan Indonesia, Zona Ekonomi Eksklusif

Indonesia (ZEEI), dan laut lepas;

 Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurangkurangnya 60 GT;

 Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman

kolam sekurang-kurangnya minus 3 m;

 Mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 100 unit

atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT; dan

 Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 20 ha.

b. Kriteria operasional terdiri dari:

 Ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor;

 Terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil

perikanan rata-rata 50 ton per hari; dan

 Terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.

2. Pelabuhan Perikanan kelas B, yang selanjutnya disebut Pelabuhan

Perikanan Nusantara (PPN). PPN sebagaimana ditetapkan berdasarkan

kriteria teknis dan operasional, yang meliputi:

a. Kriteria teknis terdiri dari:

 Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan

perikanan di perairan Indonesia dan ZEEI;

commit to user

II‐34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurangkurangnya 30 GT;

 Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman

kolam sekurang-kurangnya minus 3 m;

 Mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 75 unit

atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT; dan

 Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 10 ha.

b. Kriteria operasional terdiri dari:

 Terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil

perikanan rata-rata 30 ton per hari; dan

 Terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.

3. Pelabuhan Perikanan kelas C, yang selanjutnya disebut Pelabuhan

Perikanan Pantai (PPP); dan

PPP sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan kriteria teknis dan

operasional, yang meliputi:

a. Kriteria teknis terdiri dari:

 Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan

perikanan di perairan Indonesia;

 Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurangkurangnya 10 GT;

commit to user

II‐35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman

kolam sekurang-kurangnya minus 2 m;

 Mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 30 unit

atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT; dan

 Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 5 ha.

b. Kriteria operasional terdiri dari:

 Terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil

perikanan rata-rata 5 ton per hari; dan

 Terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.

4. Pelabuhan Perikanan kelas D, yang selanjutnya disebut Pangkalan

Pendaratan Ikan (PPI). PPI sebagaimana ditetapkan berdasarkan kriteria

teknis dan operasional, yang meliputi:

a. Kriteria teknis terdiri dari:

 Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan

perikanan di perairan Indonesia;

 Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurangkurangnya 5 GT;

 Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman

kolam sekurang-kurangnya minus 1 m;

 Mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 15 unit

atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 75 GT; dan

commit to user

II‐36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 1 ha.

b. Kriteria operasional yaitu terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan

pemasaran hasil perikanan rata-rata 2 ton per hari.

C.4. Fasilitas Pelabuhan

Pelabuhan memiliki kriteria fasilitas standar yang harus dipenuhi, fasilitas

dibedakan antara fasilitas di perairan dan fasilitas darat.

Fasilitas fungsi di sisi perairan (sea side) antara lain :

 Dermaga, dilengkapi dengan fender, retaining wall dan revetment

Gambar II.14 Revetment Gambar II.15 Rubber fender

Sumber: www. snh.org.uk Sumber: www. zjeasea.com

 Fasilitas bongkar muat

 Kolam pelabuhan

Gambar II.16 Kaust Harbor Jeddah

Sumber: www. Topboxdesign.com

commit to user

II‐37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Break water

Gambar II.17 Break water

Sumber: my. opera.com

 Area putar (turning basin)

 Fasilitas tambat

 Rambu navigasi

Sedangkan fasilitas fungsi di sisi darat antara lain :

 Gedung terminal/pendaratan

 Kantor pengelola

 Fasilitas penunjang ( parkir, akses sirkulasi, tempat ibadah, lavatory )

 Fasilitas servis ( utilitas komunikasi, kelistrikan, air, bahan bakar).

(Ida bagus Putu adnyana, 2012)

commit to user

II‐38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

C.5. Sistem Penempatan Kolam Pelabuhan

Tipe pelabuhan berdasarkan system penempatan kolam pelabuhan dan

dermaga :

1. Pelabuhan dengan dermaga yang menyatu dengan laut dan teluk buatan

Gambar II.18 Pelabuhan dengan dermaga yang menyatu dengan laut dan
teluk buatan

Sumber: Data Arsitek- Neufert

2. Pelabuhan dengan kanal, dan menyatu dengan daratan

Gambar II.19 Pelabuhan dengan kanal, dan menyatu dengan


daratan

Sumber: Data Arsitek‐ Neufert


3. Pelabuhan yang diakses melalui kanal

Gambar II.20 Pelabuhan yang diakses melalui kanal

Sumber: Data Arsitek- Neufert

commit to user

II‐39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

4. Pelabuhan yang diakses melalui sungai

Gambar II.21 Pelabuhan yang diakses melalui sungai

Sumber: Data Arsitek- Neufert

C.6. Dampak Lingkungan oleh Pembangunan Pelabuhan

Adanya peningkatan aktivitas manusia di sekitar pesisir memberi dampak

pada lingkungan asli yang telah ada, dampak yang terjadi meliputi pada fase

konstruksi dan fase pasca konstruksi. Dampak terhadap lingkungan yang terjadi

antara lain :

 Menurunnya kualitas udara

 Meningkatnya kebisingan

 Meningkatkan arus lalu lintas sekitar lingkungan

 Menurunnya sifat fisik dan kimia tanah

 Perubahan pola arus dan gelombang air

 Terjadinya erosi dan sedimentasi

 Menurunnya kualitas air, akibat sampah, limbah oli dan bahan bakar

minyak,

 Terganggunya flora dan fauna darat, akibat rusaknya ekosistem pesisir

seperti semak, pohon kelapa, dan cemara laut,

commit to user

II‐40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Terganggunya flora dan fauna air, dampak langsung akibat penurusan

kualitas air lingkungan

 Kerusakan terumbu karang

(Ida bagus Putu Adnyana, 2012).

D. Tinjauan Tempat Pelelangan Ikan

D.1. Pengertian Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Tempat pelalangan Ikan adalah Pusat kegiatan dari pelabuhan perikanan

Nusantara Pekalongan, yaitu tempat melelang ikan hasil tangkapan dan menjadi

tempat pertemuan antara penjual (nelayan atau pemodal) dengan pembeli

(konsumen umum, pedagang, agen pabrik pengolah ikan, dan lain-lain)

(WWW.PIPP.KKP.go.id pusat informasi pelabuhan perikanan,kementrian

kelautan dan perikanan RI).

D.2. Syarat Teknis TPI

Persyaratan Tempat Pelelangan Ikan menurut Kep.Men No. KEP.01/MEN/2007 :

 Bangunan fasilitas pelelangan ikan harus memenuhi persyaratan :

o terlindung dan mempunyai dinding yang mudah untuk dibersihkan;

o mempunyai lantai yang kedap air yang mudah dibersihkan dan

disanitasi, dilengkapi dengan saluran pembuangan air dan mempunyai

sistem pembuangan limbah cair yang higienis;

commit to user

II‐41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

o dilengkapi dengan fasilitas sanitasi seperti tempat cuci tangan dan

toilet dalam jumlah yang mencukupi. Tempat cuci tangan harus

dilengkapi dengan bahan pencuci tangan dan pengering sekali pakai;

o mempunyai penerangan yang cukup untuk memudahkan dalam

pengawasan hasil perikanan;

o kendaraan yang mengeluarkan asap dan binatang yang dapat

mempengaruhi mutu hasil perikanan tidak diperbolehkan berada dalam

Tempat Pelelangan Ikan/pasar grosir;

o dibersihkan secara teratur minimal setiap selesai penjualan; wadah

harus dibersihkan dan dibilas dengan air bersih atau air laut bersih;

o dilengkapi dengan tanda peringatan dilarang merokok, meludah,

makan dan minum, dan diletakkan di tempat yang mudah dilihat

dengan jelas;

o mempunyai fasilitas pasokan air bersih dan atau air laut bersih yang

cukup;

o mempunyai wadah khusus yang tahan karat dan kedap air untuk

menampung hasil perikanan yang tidak layak untuk dimakan;

 Tempat pelelangan ikan harus memenuhi persyaratan higienis dan

penerapan sistem rantai dingin;

 Pelaku usaha perikanan yang bertanggungjawab pada pelelangan dan

pasar induk atau pasar lainnya yang memaparkan produk, harus memenuhi

persyaratan berikut:

commit to user

II‐42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

o Harus mempunyai fasilitas penyimpanan dingin yang dapat dikunci

untuk menyimpan produk perikanan dan mempunyai fasilitas wadah

untuk produk yang tidak layak konsumsi pada tempat yang diberi

tanda;

o Mempunyai tempat khusus untuk unit pengendalian kemanan hasil

perikanan.

 Pada saat memaparkan atau menyimpan hasil perikanan :

o Peralatan harus tidak digunakan untuk tujuan lain;

o Kendaraan yang mengeluarkan asap yang dapat mempengaruhi produk

tidak boleh mengkontaminasi ruangan peralatan tersebut;

o Personil yang mempunyai akses ke ruang peralatan tidak

diperbolehkan memasukkan binatang lain, dan

o Peralatan harus memungkinkan dilakukan pengendalian oleh Otoritas

Kompeten.

 Jika pendinginan tidak memungkinkan dilakukan di atas kapal, ikan segar

harus didinginkan sesegera mungkin dan disimpan dengan suhu mendekati

suhu beku es;

 Pelaku usaha perikanan harus bekerjasama dengan otoritas kompeten

sehingga memungkinkan petugas pengawas mutu dapat melakukan

pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku;

 Tempat Pelelangan Ikan harus:

o Membuktikan kepada otoritas kompeten atas pemenuhan persyaratan

commit to user

II‐43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

o Tempat Pelelangan Ikan harus menerapkan dan mendokumentasikan

GHdP.

o Menjamin bahwa dokumen yang dikembangkan selalu dijaga tetap

terkini;

o Memelihara dokumen lainnya dan rekaman hingga periode waktu

tertentu.

D.3. Preseden Tempat Pelelangan Ikan

Gabar II.22 Tsukiji Fish Market Jepang Gambar II.23 Cold storage Tsukiji fish Market

Sumber: Archdaily Sumber: Archdaily

Tsukiji adalah tempat pemasaran ikan terbesar di jepang. Tempat

yang sekaligus sebagai kunjungan rekreasi para wisatawan yang berkunjung

ke Jepang. System pengendalian udara yang baik, membuat pasar ikan ini

tidak menimbulkan bau amis. Cold storage mempertahankan kesegaran ikan

segar sebagai bahan konsumsi masyarakat.

commit to user

II‐44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Gambar II.24 Fisterra fish market Spain Gambar II.25 Fisterra fishing port Spain
Sumber: Archdaily Sumber: Archdaily

Pasar ikan (pelelangan) yang didesain oleh tim arsitek dari Creu

SeCARRASCO Arquitectos Spanyol ini selesai dibangun pada tahun 2006.

Merupakan konsep pioneer untuk sebuah pasar ikan yang mencoba menarik

minat kunjungan wisatawan dengan disain yang indah, sehingga

meningkatkan aktivitas (perdagangan ikan). Desain menggabungkan antara

fungsi aktivitas umum sebuah pasar pelelangan ikan dengan fungsi aktivitas

rekreasi wisata, seperti area informasi, dan ruang pameran.

C.4. Dampak Lingkungan oleh Tempat Pelelangan Ikan

Dampak yang dapat ditimbulkan dari aktivitas perdagangan ikan

antara lain :

 Penurunan Kualitas Air

Dampak pada tahap pasca konstruksi disbabkan oleh pelaksanaan

oprasional dan pemeliharaan TPI, oprasional mesin-mesin genset, sarana dan

commit to user

II‐45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

prasarana lainnya yang terdapat di lokasi yang memungkinkan

terdapatnya rembesan limbah yang akan memasuki badan air. Hal tersebut

dapat menimbulkan peningkatan minyak dan lemak, kepadatan tersuspensi

dan kekeruhan air yang akhirnya menyebabkan penurunan kualitas air laut

sekitar lokasi TPI dan menyebar ke lingkungan sekitarnya.

 Penurunan Kualitas Udara, Peningkatan Kebauan Dan Kebisingan

Dampak data pasca konstruksi disebabkan oleh kegiatan trasportasi lalu

lintas kendaraan di lokasi rencana usaha yang menimbulkan peningkatan

kadar debu dan gas buang yang terdispersi ke udara disepanjang jalan. Ikan

juga mengeluarkan bau amis yang mengurangi kenyamanan aroma sekitar

TPI.

 Gangguan terhadap biota perairan

Rangkaian penurunan kualitas air laut menyebabkan peningkatan

kekeruhan, muatan padatan tersuspensi, residu terlarut dan peningkatan pH

yang menyebabkan terganggunya habitat biota perairan seperti penurunan

kelimpahan, penurunan indeks keanekaragaman plankton, bentos, dan nekton

di perairan sekitar TPI.

commit to user

II‐46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

E. Tinjauan Museum sebagai Sarana Penelitian, Publikasi Informasi Perikanan

E.1. Definisi Museum

Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari

keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk

umum, yang mengumpulkan, merawat, mengkomunikasikan dan

memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan,

bukti-bukti material manusia dan lingkunganya. (ICOM (International

Council of Museum))

Museum maritime (kelautan) adalah museum yang menyajikan koleksi

informasi mengenai dunia kelautan dan perikanan.

E.2. Fungsi dan Peran Museum

Fungsi-fungsi museum adalah:

 Tempat pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya

 Tempat dokumentasi dan penelitian ilmiah

 Konservasi dan preservasi

 Penyebaran dan perataan informasi keilmuan untuk umum

 Pengenalan dan penghayatan kesenian

 Pengenalan kebudayaan antar daerah dan bangsa

 Visualisasi warisan alam dan budaya

 Cermin sejarah manusia, alam dan budaya

 Objek rekreasi

commit to user

II‐47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

E.3. Pelaku dan Kegiatan

a. Pengguna Museum

- Pengelola

- Bagian administrasi

- Bagian teknis

- Tenaga konservasi

- Tenaga preparasi

- Tenaga bimbingan dan humas

- Pengunjung

b. Kegiatan

Aktivitas Museum meliputi pameran, bimbingan kepada

pengunjung, konservasi/preparasi koleksi, sosialisasi, diskusi,

penelitian, dan rekreasi. Kegiatan pelayanan museum kepada

pengunjung museum meliputi kegiatan pameran tetap dan

temporer, bimbingan dan pemanduan keliling museum, ceramah,

bimbingan karya tulis, pemutaran film dan slide.

1) Pengumpulan koleksi, kegiatan ini antara lain jual beli

koleksi, peminjaman koleksi, pembuatan film dokumenter,

dan kegiatan lainya.

2) Penyimpanan dan pengelolaan koleksi, kegiatan ini antara lain

penampungan, penyimpanan, penelitian, dan penggandaan

(reproduksi).

3) Preservasi, kegiatan ini antara lain meliputi :


commit to user

II‐48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

- Reproduksi, sebagai cadangan koleksi untuk

menyelamatkan koleksi aslinya.

- Penyimpanan, untuk menyelamatkan koleksi asli dari

faktor merugikan.

- Registrasi, pemberian dan penyusunan keterangan

menyangkut benda koleksi.

- Observasi, penyeleksian koleksi untuk disesuaikan

dengan persyaratan koleksi museum.

4) Apresiasi, kegiatan ini antara lain meliputi :

- Pendidikan, menunjang fungsi museum sebagai sarana

pendidikan bagi masyarakat yang sifatnya non formal.

- Rekreatif, museum sebagai obyek rekreasi yang

menyajikan acara yang menghibur.

- Komunikasi, kegiatan ini antara lain meliputi :

- Pameran, ruang pamer merupakan sarana komunikasi

antara masyarakat / pengunjung dengan materi koleksi,

yang dibantu dengan guide.

- Pertemuan, antara pengelola dengan masyarakat sebagai

penunjang kegiatan.

commit to user

II‐49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

E.4. Preseden Museum Kelautan dan Perikanan

Gambar II.26 Danish Maritime Museum

Sumber: courtesy Bjarke Ingels Group Architect

BIG, sebuah konsultan arsitek dari Denmark merencanakan museum

kelautan dengan mempertimbangkan faktor sejarah dan kebudayaan setempat.

Gambar II.27 Palamos fishing Museum Spain

Sumber: Jdombstravels.com

Palamos fishing museum merupakan Museum yang terintegrasi

dengan pelabuhan perikanan Palamos, menyajikan pameran alat perikanan


commit to user

II‐50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

yang digunakan masyarakat spanyol. Pengunjung memiliki akses untuk

menyaksikan aktivitas pelelangan ikan yang dilakukan di tempat pelelangan

ikan, dan mampu membeli ikan di sana. Aktivitas rekreasi, pendermagaan,

dan penjualan produk perikanan terintegrasi dan saling mendukung.

F. Tinjauan Arsitektur Wawasan Lingkungan

F.1. Pengertian Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Lingkungan atau lingkungan hidup ialah semua benda yang hidup atau

tidak hidup serta kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati. Antara

manusia dan lingkungan hidupnya terdapat hubungan timbal balik. Manusia

mempengaruhi lingkungan hidupnya, dan sebaliknya manusia juga dapat

dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Manusia dan lingkungan hidup tidak

dapat dipisahkan. (A. Tresna Sastrawijaya, 2009)

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan

berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber

daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan

kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya.

Pembangunan berwawasan lingkungan laut dapat diartikan sebagai

pembangunan lingkungan binaan di dalam lingkup lingkungan laut yang

berkelanjutan, mengoptimalkan manfaat sumber daya laut dan sumber daya

manusia.

commit to user

II‐51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

F.2. Komponen Lingkungan

Lingkungan yang ditempati oleh manusia terdiri dari ( Jon

Lang, 1987):

 Terrestrial : alami, bumi-proses dan struktur

 Animate : organisme hidup yang menempati

 Social : hubungan antar manusia dan makhluk lain

 Cultural : norma perilaku dan artefak

Hubungan manusia dan kebutuhannya (sosial,cultural),

lingkungan terbangun (terrestrial), dan lingkungan alam (animate),

menghasilkan satu pola hubungan yang menentukan kualitas

lingkungan.

Seimbang dengan alam, seimbang dengan manusia dan

kemanusiaan, seimbang dengan lingkungan terbangun. Jika semuanya

harmonis, maka lingkungan manusia memuaskan.

Gambar II.28 hubungan komponen lingkungan

Sumber: Heinz-frick 1996

commit to user

II‐52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

F.3. Tujuan Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah

tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia yang layak, cukup

sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan yang baik, lapangan kerja

yang diperlukan. Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan

menjaga kelestarian lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber daya

yang diperlukan.

F.4. Arsitektur Berwawasan Lingkungan

Beberapa konsep-konsep yang pernah dikemukakan para pakar dalam

melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah ;

pelestarian ekologi, teknologi hijau dan pencemaran lingkungan

(Budihardjo,1993). Arsitektur berwawasan lingkungan dapat diartikan

sebagai arsitektur ekologis, arsitektur hijau, dan arsitektur ramah lingkungan.

a. Prinsip Arsitektur Berwawasan Lingkungan

Prinsip dasar pembangunan yang berkelanjutan terdiri atas

aspek-aspek (Budihardjo,Sutarto;1999) :

- Ekonomi (kesejahteraan)

- Ekologi (Lingkungan)

- Equity (pemerataan)

- Engagement (peranserta)

- Energi.

commit to user

II‐53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Dua aspek yang berkaitan erat dengan fisik adalah Ekologi dan

Energy.

Sedangkan prinsip dasar dalam perencanaan arsitektur

berwawasan lingkungan (arsitektur hijau), adalah (Brenda,

Robert;1991) :

 Conserving energy

 Working with climate

 Minimizing new resources

 Respect for users

 Respect for site

 Holism

b. Strategi Desain Arsitektur Berwawasan Lingkungan

Konsep perancangan yang berwawasan lingkungan lebih kepada

komponen teknologi hijau dan pemanfaatan sumber-sumber alam

yang tersedia (Budihardjo,1993).

6 strategi utama yang bisa diterapkan dalam desain berteknologi

hijau yaitu (Alison G.Kwok, AIA dan Walter T. Grondzik,2007) :

 Envelope

Aplikasi yang bisa dilakukan antara lain :

1) Insulation Material

commit to user

II‐54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

2) Structural Insulated Panels (SIPs)

3) Double envelopes (Secondary skin)

4) Green Roofing

 Lighting

Aplikasi yang bisa dilakukan antara lain :

1) Daylight Factor (DF)

Adalah perbandingan intensitas di dalam ruangan dengan di

luar ruangan. Faktor yang mempengaruhi DF antara lain :

o Ukuran lubang pemasuk cahaya

o Lokasi lubang pemasuk cahaya (sidelighting,

toplighting )

o Akses untuk cahaya matahari (seperti pertimbangan

site, bangunan, furniture)

o Geometri ruang ( seperti tinggi, lebar dan kedalaman)

o Lokasi daerah yang menarik dari lubang pemasuk

cahaya.

o Pantulan permukaan ruang dan isinya.

o Pantulan benda-benda diluar ruang

2) Daylight zoning

Pengelompokan ruangan dengan kebutuhan penerangan yang

sama

commit to user

II‐55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

3) Toplighting

Adalah strategi pencahayaan alami dengan lubang masuk

cahaya berada di atas / atap.

4) Sidelighting

Adalah strategi pencahayaan alami dengan lubang masuk

cahaya berada di samping.

5) Light shelves

Adalah permukaan yang digunakan untuk mendistribusikan

dan mengurangi penerangan berlebih cahaya matahari yang

masuk dari sidelighting

6) Internal reflectances

Adalah permukaan yang digunakan untuk memantulkan

cahaya yang ada atau masuk dalam ruang. Permukaan ini

akan mempengaruhi kualitas pencahayaan dalam ruang,

dipengaruhi faktor warna dan sifat material.

7) Shading devices

Adalah permukaan yang digunakan untuk menghalangi sinar

matahari.

commit to user

II‐56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

8) Electric lighting

Pencahayaan dengan tenaga listrik, menggunakan teknologi

lampu hemat energy seperti LED.

 Cooling (pendinginan bangunan)

Aplikasi yang bisa dilakukan antara lain :

1) Cross ventilation

Adalah aliran udara dingin dari luar ruangan ke dalam ruang

dan membawa udara panas keluar ruangan.

2) Stack ventilation

Adalah sistem ventilasi yang bekerja berdasarkan sifat udara

terhadap temperature.

3) Earth cooling tubes

Adalah pendinginan ruangan menggunakan udara yang

dilewatkan dibawah tanah. Selama perjalanan dibawah tanah

udara didinginkan sesuai suhu tanah.

4) Earth sheltering

Pendinginan ruangan menggunakan suhu tanah karena

sebagian pelingkup ruang langsung berbatasan dengan tanah.

 Energy Production

commit to user

II‐57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Aplikasi yang bisa dilakukan antara lain :

1) Photovoltaics / solar panel

Adalah sel untuk mengkonversi energi sinar matahari

menjadi energi listrik.

2) Wind turbines

Adalah alat untuk mengkonversi energi angin menjadi energi

listrik.

3) Microhydro turbines

Adalah alat untuk mengkonversi energi aliran air menjadi

energi listrik.

 Waste Water threatment (pengolahan air limbah)

Aplikasi yang bisa dilakukan antara lain :

1) Water reuse / recycling

2) Threatment air dengan Living machines

Adalah sistem pengolahan limbah dengan melalui

serangkaian tangki anaerobik dan aerobik sebagai rumah

bakteri yang menkonsumsi patogen, karbon, dan nutrisi

lainnya dalam air limbah.

commit to user

II‐58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Gambar II.29 Waste water garden ®

Tahapan proses yang dapat dilakukan (Srikandi Fardiaz-

1992) adalah :

o Penyaringan, bahan bahan buangan yang mengapung

dan berukuran besar dihilangkan dari air buangan

dengan cara mengalirkan ke penyaringan

o Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil

o Pemisahan endapan

o Aerasi

3) Rainwater harvesting

Adalah mengumpulkan air hujan sebagai pemenuhan

kebutuhan air.

o Sistem kecil : mengumpulkan air hujan pada atap untuk

penggunaan domestik.
commit to user

II‐59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

o Sistem besar : menggunakan penyaring besar untuk

keperluan pengairan tanaman.

4) Pervious surfaces

Adalah penutup permukaan tanah yang memungkinkan

air masuk dan mengalir ke lapisan yang lebih bawah.

5) Bioswales

Adalah penanaman tumbuhan pada aliran air dangkal

terbuka yang berguna sebagai penyaring dan memperlambat

aliran air permukaan.

6) Retention ponds

Adalah kolam yang digunakan untuk mengontrol dan

menghilangkan polutan dari air dalam site.

Gambar II.30 Retention Ponds

The Green Studio Handbook, Environmental strategies for schematic design

F.5. Arsitektur Lingkungan Tepian Air

commit to user

II‐60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Wrenn (1983) mendefinisikan pengembangan lingkungan tepian

air / water front sebagai “interface between land and water”. Di sini kata

“Interface” mengandung pengertian adanya kegiatan aktif yang

memanfaatkan pertemuan antara daratan dan perairan.

a. Aspek Dasar Perancangan

Dalam perencanaan lingkungan tepi air, terdapat dua aspek

penting yang mendasari keputusan-keputusan serta solusai rancangan

yang dihasilkan. Kedua aspek tersebut adalah faktor geografis serta

konteks perkotaan (Wren, 1983 dan Toree, 1989)

 Faktor Geografis

Merupakan hal-hal yang menyangkut geografis kawasan dan

akan menentukan jenis serta pola penggunaannya. Termasuk

dalam aspek ini adalah :

o Kondisi perairan, yaitu jenis (laut, sungai, dst), dimensi dan

konfigurasu, pasang-surut, serta kualitas airnya.

o Kondisi lahan, yaitu ukuran, konfigurasi, daya dukung tanah,

serta kepemilikannya.

o Iklim, yaitu menyangkut jenis musim, temperatur, angin, serta

curah hujan.

 Konteks Perkotaan (Urban Context)

commit to user

II‐61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Merupakan faktor yang akan memberikan identitas bagi kota

yang bersangkutan serta menentukan hubungan antara lingkungan

tepian air yang dikembangkan dengan bagian kota yang terkait.

Termasuk dalam aspek ini adalah :

o Pemakai, yaitu mereka yang tinggal, bekerja atau berekreasi di

kawasan lingkungan tepian air, atau sekedar merasa

“memiliki” kawasan tersebut sebagai sarana publik.

o Khasanah sejarah dan budaya,

o Pencapaian dan sirkulasi,

o Karakter visual,

b. Klasifikasi dan Tipologi Pengembangan Lingkungan Tepian Air

Area lingkungan tepian air (pantai) memiliki ciri-ciri umum

antara lain:

 Umumnya sebagai daerah transportasi air (pelabuhan), perikanan,

dan aset rekreasi wisata.

 Kecenderungan polusi tinggi dan tempat pembuangan sampah.

 Sangat tergantung pada kondisi lingkungan sekitar dan musim.

commit to user

II‐62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

c. Motivasi Pengembangan lingkungan tepian air

Motivasi pengembangan lingkungan tepian air dipengaruhi

oleh beberapa hal, antara lain:

 Kepedulian terhadap lingkungan dan nilai ruang kota

 Preservasi sejarah dan identitas kota

 Kepariwisataan

 Eksploitasi ruang kota

 Rekreasi dan kebugaran

 Penyelesaian masalah perkotaan

d. Kegiatan yang dikembangkan pada lingkungan pesisir air

Berdasarkan aktivitas yang ditampung di dalamnya,

pengembangan lingkungan tepian air dapat dibagi sebagai berikut :

 Cultural

merupakan fasilitas pada lingkungan tepian air binaan yang

mewadahi aktivitas budaya, pendidikan, dan ilmu pengetahuan.

Fasilitas yang dibangun misalnya: aquarium dan hutan buatan,

riverfront plaza dengan sculpture.

commit to user

II‐63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Environment

merupakan lingkungan tepian air binaan yang memanfaatkan

keaslian dan potensi lingkungan alam di sekelilingnya.

 Historic

 Mixed Used

lingkungan tepian air ini bisa menggabungkan fungsi perdagangan,

perumahan, rekreasi, perkantoran, transportasi, dan olahraga.

 Recreational

Merupakan lingkungan tepian air dengan dominasi aktivitas

rekreasi di dalamnya. Fasilitas yang ditampung antara lain: taman

bermain, taman air, taman duduk, taman hiburan, taman sclupture,

area pemancingan, river walk, amphiteater, dam, penyelaman,

pelabuhan, gardu atau menara pandang, fasilitas perkapalan,

pavling performansi, fasilitas air, ring skate, marina, sarana

edukasi, museum, hotel, plaza, restaurant, dan akuarium.

 Residential

 Working

Merupakan lingkungan tepian air yang menampilkan aktivitas

pekerjaan di dalamnya. Aktivitas yang ditampilkan antara lain

yang berhubungan dengan kegiatan perikanan, seperti

penangkapan, penyimpanan, dan pengolahan. Selain itu aktivitas

commit to user

II‐64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

pembuatan kapal dan terminal angkutan air menjadi ciri suatu

lingkungan tepian air binaan.

e. Aspek-Aspek Pengembangan Lingkungan Tepian Air

Beberapa kajian aspek yang dapat membantu keberhasilan

penataan lingkungan tepian air adalah sebagai berikut :

 Tema

Hal terpenting dalam proses pengembangan untuk masa depan

ialah dengan penelusuran sejarah lingkungan, yang nantinya akan

menjadi tema. Dengan tema suatu pembangunan daerah tepian air

akan mempunyai kekhasan yang spesifik yang akan membedakan

satu lokasi dengan lokasi lainnya. Tema yang mantap dan sesuai

akan mengontrol analisis kebutuhan ruang di masa depan, material

yang dipergunakan, skala dan meaning.

 Citra

Menciptakan image/ citra terhadap daerah-daerah tepian air

memang sangat penting, dengan demikian berbagai fasilitas dan

pelayanan kegiatan seperti rekreasi, sarana olahraga, maupun

restaurant, akan turut serta memberikan keindahan visual yang

khas, sehingga daerah tersebut akan dapat membentuk image/ citra

lingkungan yang baik dan menarik.

 Fungsi
commit to user

II‐65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Aspek ini menggambarkan tuntutan bahwa pembangunan

daerah tepian air haruslah dapat memberikan dan menjalankan

tungsinya secara baik, seperti menjamin adanya aksesibilitas

pencapaian, sirkulasi dalam parkir yang memenuhi kebutuhan pada

saat puncak keramaian sekalipun. Kemudahan dan kenyamanan

pergerakan pejalan kaki, memberi pengalaman bagi pengunjung,

menciptakan lingkungan ekologis yang memenuhi syarat, serta

menyediakan fasilitas yang memadai dan menarik (rekreasi,

edukasi, perikanan dan perdagangan).

 Teknologi

Penggunaan/ penerapan teknologi serta pemilihan bahan-bahan

yang akan dipergunakan, khususnya yang berkenaan dengan

penyelesaian tepian/ pertemuan daratan dengan perairan,

pematangan lahan, penanggulanangan buangan/ limbah,

pengaturan tata air dan sebagainya, perlu disesuaikan dengan

karakter air dan lokasinya (di daerah air tawar/ air laut).

f. Elemen Perancangan

Element perancangan lingkungan tepian air, memiliki karakter

tersendiri dengan perencanaan landscape pada lingkungan daratan,

namun secara umum, element perancangan landscape dapat

diaplikasikan. Berikut adalah komponen Landscape (J.O Simond;

2006) :

a. Periphery
commit to user

II‐66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

b. Boundaries
c. Gateways
d. Ceremonial Open Space
e. Passive Recreation Open Space
f. Garden
g. Bulding setting
h. Circulation routes
i. Pedestrian
j. Cross road
k. Sculpture
l. Outdoor Furniture
m. Lighting
n. Signs
o. Plantings.
Dalam mengolah lingkungan tepi air, beberapa elemen dapat

diberikan penekanan dengan memberikan solusi desain yang spesifik,

yang membedakan dengan olahan lingkungan lainnnya. Di antara

elemen penting dalam lingkungan tepian air develompment adalah:

 Pesisir

Tanah atau pesisir yang landai/ datar dan langsung berbatasan

dengan air. Merupakan tempat berjemur atau duduk-duduk di

bawah keteduhan pohon (kelapa atau jenis pohon pantai lainnya)

sambil menikmati pemandangan perairan.

 Promeneade/ Esplanade, sebagai akses sirkulasi

commit to user

II‐67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Perkerasan di lingkungan tepi air untuk berjalan-jalan atau

berkendara (sepeda atau kendaraan tidak bermotor lainnya) sambil

menikmati pemandangan perairan. Bila permukaan perkerasan

hanya sedikit di atas permukaan air disebut promenade, sedangkan

perkerasan yang diangkat jauh lebih tinggi dari permukaan (seperti

balkon) disebut esplanade.

Penataan system sirkulasi yang dapat dilakukan pun

bermacam, sesuai karakter yang diinginkan. Berikut adalah system

penataan sirkulasi yang dapat diterapkan dengan

promenade/esplanade.

Tabel II.1 Tinjauan sistem sirkulasi dalam site (F.D.K.Ching ;2000)

Sirkulasi Linier Sirkulasi Grid Sirkulasi Radial Sirkulasi Melingkar

 Garis gerak yang  Gerak bebas dalam  Berpusat pada satu  Gerak melingkar

sinambung pada banyak arah yang titik pusat yang sesuai dengan

satu arah / lebih. berbeda. fungsional. kondisi tapak.

 Karakter: formal,  Karakter : formal,  Karakter: mudah,  Karakter: kaku

kaku,& monoton, halus dan terkoordinir, mudah &

informatif tidak rekreatif. informatif dan rekreatif.

commit to user

II‐68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

rekreatif.

 Dermaga

Tempat bersandar kapal/ perahu yang sekaligus berfungsi

sebagai jalan di atas air untuk menghubungkan daratan dengan

kapal atau perahu.

 Jembatan

Penghubung antara dua bagian daratan yang terpotong oleh

sungai atau kanal.

 Pulau buatan/ bangunan air

Bangunan atau pulau yang dibuat/ dibangun di atas air di

sekitar daratan, untuk menguatkan kehadiran unsur air di

lingkungan tersebut. Bangunan atau pulau ini bisa terpisah sama

sekali dari daratan, bisa juga dihubungkan dengan jembatan yang

merupakan satu kesatuan perancangan.

 Ruang Terbuka

Berupa taman atau plaza yang dirangkaikan pada satu jalinan

ruang dengan lingkungan tepian air. Contoh klasik dari rangkaian

urban space di lingkungan tepian air adalah Piazza de La Signoria

yang dihubungkan dengan Ponte Veccino, di Firenze serta Piazza

San Maroco dengan Grand Canal, di Venezia.

commit to user

II‐69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Ruang terbuka termasuk di dalamnya terdapat unsur vegetasi

sebagai komponen penataan lingkungan tepian air. Tepi vegetasi

yang dapat digunakan antara lain :

1) Vegetasi untuk penciptaan bayangan / sun shading

Penempatan pohon ini pada area parkir, sirkulasi pedestrian.

(a) (b) (c)


Gambar.II.31 (a) Pohon ketapang,(b) pohon bougenville, (c)pohon Flamboyan

Sumber : http://plants.swtexture.com/2009

2) Vegetasi untuk estetika dan pengarah angin

Contoh : palem, pinus, akasia, bunga terompet

(a) (b)
Gambar II.32 (a)Pohon palem,(b) pohon pinus

Sumber : http://sabrina_flora.indonetwork.co.id
3) Vegetasi hias (bunga-bungaan)

commit to user

II‐70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Penempatan pada taman di sekitar ruang-ruang terapi.

Vegetasi hias ini antara lain : bunga melati, kenanga, sedap

malam, mawar, dan cempaka.

4) Vegetasi pengarah sirkulasi

Penempatan pada pedestrian, plasa, jalur sirkulasi, pengarah

jalan. Contoh : palem raja, cemara kipas, bambu hias, pakis

haji dan tanaman rambat pada medium rambatnya seperti

thunbergia.

5) Vegetasi groundcover

Sebagai tanaman alas dan pereduksi panas, seperti : rumput

gajah, mirton, rumput jepang.

6) Vegetasi pengikat massa

Penempatan pada taman. Contoh : suplir buaya, palem botol,

palem merah.

7) Vegetasi peneduh

Contoh : kiara payung, Tanjung, Bungur

(a) (b)
Gambar II.33 Vegetasi Peneduh (a) pohon Tanjung,(b) pohon Bungur

Sumber : http://www.sabrinaflora.com

commit to user

II‐71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

8) Vegetasi penyerap polusi (Angsana, akasia daun lebar, teh-tehan

pangkas).

Gambar II.34 Vegetasi Penyerap Polusi, pohon Angsana

Sumber : http://teakinmalaysia.blogspot.com

9) Vegetasi peredam kebisingan

Contoh : Tanjung, kiara payung, teh-tehan pangkas, bougenvile,

oleander, bunga sepatu.

10) Vegetasi pencegah abrasi tepian air ; mangrove, avicinnea, nipah

Gambar II.35 (a) mangrove (b) avicinnea (c) nipah


Sumber : http://teakinmalaysia.blogspot.com

11) Vegetasi penyerap partikel limbah ; dammar, mahoni daun lebar,

jamuju, asam landi, Johar, keben, tanjung

commit to user

II‐72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

12) Vegetasi untuk pelestarian air tanah ; cemara laut, kelapa

13) Vegetasi penepis bau ; cempaka, pandan, kemuning, tanjung

14) Vegetasi untuk roof garden sesuai Per Men 05-2008 RTH

Lantana ungu Rumput kawat Nusa indah mangkokan Puring

Azalea Soka daun lebar Bakung Sikas Kembang merak

Gambar II.36 Vegetasi Roof Garden

Sumber : Per Men05-2008 RTH

 Aktivitas

Guna mendukung penataan fisik yang ada, perlu dirancang

kegiatan untuk meramaikan atau memberi ciri khas pada

lingkungan pertemuan antara daratan dan perairan. “Floating

keramba” misalnya, adalah kegiatan yang dapat ditampilkan untuk

menambah daya tarik suatu lingkungan lingkungan tepian air.

Penataan program antar aktivitas dan fasilitas perlu juga

dipertimbangkan dengan baik, guna mendukung tema, citra, dan

fungsi yang direncanakan. Berikut adalah beberapa pola penataan

aktivitas dan fasilitas :

commit to user

II‐73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Tabel II.2 Pola penataan

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

 Mengikuti alur  Simetris  Berorientasi pd view


gerak sirkulasi  Formal, disiplin  Mengikuti bentuk tapak
 Rekreatif  Monoton atau kontur
 Menarik, dan tidak  Menarik
monoton  Antar kegiatan
dihubungkan dgn sumbu
axis biasa berupa open
space

Sumber: Francis D.K. Ching, 2000

commit to user

II‐74

Anda mungkin juga menyukai