Anda di halaman 1dari 38

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

BAB III

TINJAUAN KOTA PEKALONGAN DAN PELABUHAN PERIKANAN


NUSANTARA PEKALONGAN

A. Tinjauan Kota Pekalongan

A.1. Nama Dan Logo Kota

Nama Pekalongan disebutkan pertama kali secara resmi pada dokumen

Keputusan Pemerintah Hindia Belanda (Gouvernements Besluit) Nomer 40

tahun 1931:nama Pekalongan diambil dari kata “Halong” (dapat banyak) dan

dibawah simbul kota tertulis “Pek-Alongan”. Kemudian berdasarkan keputusan

DPRD Kota Besar Pekalongan tanggal 29 januari 1957 dan Tambahan

Lembaran daerah Swatantra Tingkat I Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1958,

Serta persetujuan Pepekupeda Teritorium 4 dengan SK Nomer KTPS-

PPD/00351/II/1958:nama Pekalongan berasal dari kata “A-Pek-Halong-An”

yang berarti pengangsalan (Pendapatan).

Gambar III.1. Logo Kota Pekalongan

Sumber: Pekalongankota.go.id

commit to user

III‐1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Secara ringkas, keterangan gambar yang terdapat dalam Logo Kota Pekalongan

adalah sebagai berikut:

1. Perisai : Dasar bentuknya adalah dua tameng (perisai) bulat ialah bentuk

tameng Jawa asli.

2. Beteng: Daerah Kota Pekalongan dilambangkan dengan beteng Mataram,

sebab Kota timbul dari beteng dan Pekalongan menurut sejarahnya semula

termasuk wilayah Mataram. Warna hitam = batu, yang menggambarkan

kekuatan.

3. Ikan Di Dalam Jaring : menggambarkan laut berisi 3 ( trias politica ) ikan

berwarna putih perak di dalam jaring berwarna hitam yang berarti sejarah

pertumbuhan asal mulanya Kota Pekalongan tumbuh karena tempat

penangkapan ikan laut ( A- Pek- ALONG- AN). Warna ikan putih = Perak,

yang menggambarkan hasil yang berfaedah. Jaring berwarna hitam.

4. Dasar Ikan Dan Jaring ; Warna Bitu, yang berarti samudera yang makmur.

5. Canting : Lambang Kota Batik. Warna Canting ; Merah melambangkan

perdagangan batik yang hidup.

6. Dasar Canting Kuning: Warna padi lambang kesejahteraan.

7. Tangkai Canting : Motif batik Jlamprang berwarna hijau daun padi yang

sedang tumbuh yang melambangkan senantiasa tumbuh ke arah

kesejahteraan.

commit to user

III‐2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

A.2. Kondisi Geografis

Kota Pekalongan, adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah

dengan orbitasi antara 6°50’44’’-6°55’44’’ Lintang Selatan dan 109°37’55’’-

109°42’19’’ Bujur Timur. Kota ini berbatasan dengan Laut Jawa di

utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah

selatan dan barat. Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Barat,

Pekalongan Utara, Pekalongan Timur, dan Pekalongan Selatan.

Topografis Pekalongan terletak di dataran rendah pantai Utara Pulau

Jawa, dengan ketinggian lahan antara 0 - 6 meter dpl. Kota Pekalongan

termasuk kota dengan temperatur sedang, yaitu suhu rata-rata antara 26 – 28

derajat celcius, suhu terendah adalah 22 derajat celcius dan suhu tertinggi 32

derajat celcius.

Terdapat Terdapat 8 sungai utama yang melewati wilayah Kota

Pekalongan dengan panjang aliran antara 2 – 7 Km, Sungai Banger, Sungai

Bremi, Sungai Sebulan, Sungai Widuri, Sungai Kuripan, Sungai Gamer dan

Sungai Simbang.

Kota ini terletak di jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Semarang-

Surabaya. Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat Semarang, atau 384

sebelah timur Jakarta. Lokasi Kota Pekalongan berada di jalur utama Pantai

Utara Jawa yang menghubungkan berbagai kota dari Jawa Timur sampai

dengan Propinsi Banten, kendaraan banyak yang transit atau singgah di Kota

commit to user

III‐3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Pekalongan sehingga sangat berpotensi menjadikan Kota Pekalongan sebagai

kota bisnis dan wisata. Dengan banyaknya kendaraan yang transit di Kota

Pekalongan, secara otomatis banyak pengunjung yang menikmati produk dan

jasa yang ada di Kota Pekalongan.

A.3. Kondisi Demografi

Masyarakat Kota Pekalongan yang majemuk, terdiri atas bebarapa suku

yaitu : Suku Jawa, Suku Arab, Suku Tionghoa dan beberapa pendatang dari

Suku Madura, Padang dan Batak. Mata pencaharian masyarakat Pekalongan

adalah Tani, Dagang dan Industri khususnya Batik, nelayan dan usaha di bidang

jasa. Sedangkan agama yang dianut adalah mayoritas beragama Islam, sebagian

lainnya beragama Katholik, Kristen, Hindu dan Budha.

Jumlah penduduk Kota Pekalongan pada tahun 2005 tercatat 267.574

jiwa, terdiri dari 132.278 jiwa (49,44%) penduduk laki-laki dan 135.221 jiwa

(50,56%) penduduk perempuan. Perbandingan sex rasio penduduk laki-laki

dengan perempuan adalah sebesar 98% (Pekalongan dalam Angka Tahun 2005).

Dilihat dari persebaran penduduk per kecamatan, jumlah penduduk

terbanyak berada di Kecamatan Pekalongan Barat dengan jumlah mencapai

83.628 jiwa, Kecamatan Pekalongan Utara (71.499 jiwa), Kecamatan

Pekalongan Timur (62.137 jiwa), dan Kecamatan Pekalongan Selatan (50.130

commit to user

III‐4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

jiwa). Kepadatan terendah adalah kecamatan Pekalongan Utara (4.642 jiwa

Km²).

A.4. Kondisi Perekonomian

Kota Pekalongan dikenal sebagai kota batik. Produksi batik, baik batik

tulis atau batik cap dan printing sangat mewarnai kegiatan ekonomi masyarakat

Kota Pekalongan. Dilihat dari sisi sektor, selaras dengan citra sebagai kota

batik, sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran

berperan amat dominan bagi PDRB Kota ini.

Dilihat dari sisi industri, berdasarkan data BPS Tahun 2004, mayoritas

industri di Kota Pekalongan merupakan industri kecil. Industri-industri tersebut

terbagi ke dalam tiga kelompok industri. Pertama, Industri logam, mesin dan

kimia (ILMK) di mana terdapat 8 buah perusahaan menengah dengan 318

karyawan, dan 313 perusahaan kecil dengan 1.159 karyawan.

Pada kelompok Aneka industri terdapat industri besar sebanyak 3 buah

dengan 1.561 karyawan. Industri besar ini terdapat di Kecamatan Pekalongan

Selatan 2 buah dengan jumlah tenaga kerja 1.232 orang, dan di Pekalongan

Timur 1 buah perusahaan dengan 287 karyawan. Selain itu, pada kelompok

industri ini juga terdapat industri menengah 30 buah dengan jumlah tenaga kerja

4.210 orang, dan industri kecil 1.720 buah dengan jumlah tenaga kerja 9.724

orang.

commit to user

III‐5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

kelompok industri hasil pertanian (IHP). Pada kelompok industri ini

terdapat 11 industri menengah dengan jumlah tenaga kerja 2.271 orang, dan

1.528 industri kecil dengan jumlah tenaga kerja 7.127 orang.

Pada kegiatan perdagangan lokal, setidaknya terdapat 5.769 pengusaha

golongan ekonomi lemah di Kota Pekalongan. Jumlah pengusaha terbesar

adalah pada jenis usaha konfeksi, yaitu 509 pengusaha. Pengusaha konfeksi ini

terkonsentrasi di Kecamatan Pekalongan Timur. Karena itu, dalam strategi

pembangunan kota ini, sentra pengusaha konvensi sebaiknya dibangun di

kecamatan ini. Sedangkan jenis usaha lain yang banyak ditekuni masyarakat

Kota Pekalongan adalah kuliner, pengusaha ikan asin di sekitar PPNP, dan

kerajinan tangan.

A.5. Kondisi Sosial Budaya

Kota Pekalongan terkenal dengan nuansa religiusnya karena mayoritas

penduduknya memeluk agama Islam, namun tidah hanya islam, kemajemukan

kota ini memberi ruang untuk golongan lain dalam melaksanakan tradisinya

masing-masing sehingga membentuk keragaman tradisi kota pekalongan.

Adapun beberapa adat tradisi di Pekalongan yang tidak dijumpai di daerah lain

misalnya ;

commit to user

III‐6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

A.5.a. Syawalan

Syawalan merupakan tradisi masyarakat Kota Pekalongan khususnya

masyarakat Daerah Krapyak di bagian utara Kota Pekalongan, yang

dilaksanakan pada setiap hari ketujuh sesudah Hari Raya Idul Fitri.

Hal menarik dalam pelaksanaan tradisi ini adalah dibuatnya kue Lopis

Raksasa yang ukurannya mencapai tinggi 2 meter diameter 1,5 meter dan

berat mencapai 225 Kg. Pembuatan Lopis dimaksudkan untuk mempererat

tali silahturahmi antar masyarakat Krapyak dan dengan masyarakat daerah

sekitarnya, hal ini diidentikkan dengan sifat Lopis yang lengket.

Gambar III.2. Tradisi Syawalan

Sumber: Sumber: Urip S.R.

A.5.b. Sedekah Bumi

Tradisi sedekah bumi ini, merupakan salah satu bentuk ritual

tradisional masyarakat di pulau jawa dan pekalongan yang sudah

berlangsung secara turun-temurun dari nenek moyang orang jawa. Ritual

sedekah bumi ini biasanya dilakukan oleh mereka pada masyarakat jawa

commit to user

III‐7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

yang berprofesi sebagai petani, nelayan yang menggantunggkan hidup dari

memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi.

A.5.c. Sadranan

Sadranan adalah upacara pelarungan sesaji sedekah laut berupa

miniature kapal yang dilaksanakan setiap bulan Syuro. Kepala kerbau dan

sesaji lainnya seperti jajanan pasar, buah-buahan, dan mainan anak

dijatuhkan ke laut dari pesisir pantai pekalongan saat jaraknya telah

mencapai 3 mill dari garis pantai.

Sadranan adalah bentuk syukur atas limpahan rejeki dari Tuhan, dan

permohonan keselamatan selama melaut. Kepala kerbau dimaksudkan

untuk melambangkan kebodohan, berisi harapan semoga nelayan dijauhkan

dan dihilangkan dari kebodohan. Sedangkan jajanan pasar yang ikut

dilarungkan menyimbolkan keramaian, sehingga diharapkan laut ramai

layaknya pasar. Sementara buah-buahan yang terdiri dari polo gumatung

dan polo kependem menyiratkan rejaki yang ada di bawah bumi agar

dikeluarkan, da yang ada di atas agar diturunkan Tuhan untuk

kesejahteraan hidup nelayan. Sedangkan bunga setaman dimaksudkan agar

nelayan mempunyai sifat seperti bunga, harum baunya dan indah

perilakunya.

commit to user

III‐8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Gambar III.3 Tradisi Kelautan (Sadranan) Nelayan Pekalongan

Sumber: RKB.net

A.5.d. Pek Chun

Tradisi Pek Chun pada hakekatnya hampir sama dengan tradisi

sedekah laut atau Nyadran hanya saja, tradisi ini diselenggarakan oleh

warga Tionghoa di Kota Pekalongan. Pada prinsipnya acaranya sama,

hanya penyelenggara, isi perahu dan waktunya yang berbeda. Tradisi Pek

Chun dilaksanakan oleh masyarakat Tionghoa menurut kalender China

pada perayaan tahun baru china atau imlek. Acara yang mengiringi tradisi

Pek Chun adalah Pentas seni Barongsai dan kesenian masyarakat china

lainnya serta makan bersama dan pelaksanaan berbagai lomba.

A.5.e. Samproh

Merupakan kesenian tradisional yang bernafaskan Islam dengan

menggunakan Rebana dan Jidor sebagai alat musiknya. Kesenian ini biasa

digunakan pada saat pembukaan acara hajatan atau selamatan yang


commit to user

III‐9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

diselenggarakan oleh warga masyarakat Kota Pekalongan yang terkenal

dengan ketaatannya dalam menjalankan perintah agama. Sedangkan dalam

kelompok Samproh, seluruh pesertanya adalah perempuan dengan jumlah

yang sama

A.5.f. Sintren

Sintren adalah kesenian tardisional masyarakat Pekalongan dan

sekitarnya, Sintren, adalah sebuah tarian yang berbau mistis/magis yang

bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dan Sulandono. Tersebut dalam

kisah bahwa Sulandono adalah putra Ki Baurekso hasil perkawinannya

dengan Dewi Rantamsari.

Didalam permainan kesenian ini Dewi Lanjar berpengaruh dalam

permainan Sintren ini, Si pawang (dalang) sering mengundang roh Dewi

Lanjar untuk masuk ke dalam permainan Sintren. Bilamana hal itu dapat

berhasil maka pemain Sintren akan kelihatan lebih cantik dan dalam

membawakan tarian lebih lincah.

Gambar III.4 Tari Sintren Pekalongan

commit to user
Sumber: Antaranews.com

III‐10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Kebudayaan masyarakat pekalongan tidak hanya dalam tradisi dan

kesenian, dalam kuliner pun Pekalongan memiliki makanan khas yakni megono,

megono adalah irisan nangka dicampur dengan sambal bumbu kelapa. Makanan

ini umumnya dihidangkan saat masih panas dan dicampur dengan petai dan ikan

bakar sebagai menu tambahan.

A.6. Potensi Wisata dan Rekreasi Kota Pekalongan

Sesuai kondisi alam dan budayanya, Kota Pekalongan memiliki beragam

potensi wisata dan rekreasi. Potensi yang dapat ditemukan adalah :

1. Wisata Alam : Pantai Pasir Kencana PPNP, Pantai Slamaran Indah dan

Pemandian Air Panas Tirta Bumi.

2. Rekreasi Seni Budaya : Museum Batik Nasional, Seni Sintren, Kuntulan,

Simthudduror, Barongsay, Budaya Pekchun dan Budaya Nyadran oleh

nelayan Pekalongan.

3. Rekreasi Belanja : Mall atau Pusat Perbelanjaan, Pasar Grosor Setono, Pasar

Grosir Gamer, Showroom Batik, Pasar Tradisional, Kampung Batik

Kauman, Pusat Kerajinan Tangan RIDAKA, serta Pelabuhan Perikanan

Nusantara Pekalongan.

4. Rekreasi Ziarah : Makam Sayid bin Abdullah bin Tholib Al Atas.

5. Rekreasi Olahraga : Kolam Renang Tirta Sari, Stadion Kraton, Memancing,

Billyard, Gedung Olahraga (GOR) Jetayu.

commit to user

III‐11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Gambar III.5 Warga berekreasi di pantai dekat PPNP

Sumber: data lokasi oleh penulis 2012

A.7. Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah Kota Pekalongan

Pada dasarnya kebijakan spasial jangka panjang yang ditetapkan oleh

pemerintah bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi regional yang

berkelanjutan. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)

Pekalongan Tahun 2003, kebijakan pengembangan Kota Pekalongan dibagi

menurut Bagian Wilayah Kota (BWK) yang masingmasing BWK memiliki

pusat kegiatan sesuai dengan besaran satuan lingkungannya.

Dalam RUTRK Pekalongan, struktur Kota Pekalongan dikembangkan sebagai

berikut:

1. Bagian Wilayah Kota Pusat Kota (BWK-PK)

BWK-PK merupakan pusat kota yang mencakup wilayah sebagian

Kecamatan Pekalongan Utara, sebagian Kecamatan Pekalongan Timur.

Wilayah ini dijadikan wilayah pusat perdagangan dan rekreasi

commit to user

III‐12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

2. Bagian Wilayah Kota A (BWK-A)

BWK-A mencakup wilayah sebagian Kecamatan Pekalongan Utara,

sebagian Kecamatan Pekalongan Timur. Wilayah ini dijadikan wilayah

pengembangan: rekreasi pantai, konservasi pantai, dan pengembangan

pelabuhan perikanan .

Gambar III.6 Wilayah kota A sebagai pengembangan PPNP

Sumber: dokumentasi PPNP

3. Bagian Wilayah Kota B (BWK-B)

BWK-B mencakup wilayah sebagian Kecamatan Pekalongan Timur,

sebagian Kecamatan Pekalongan Selatan. Wilayah ini dijadikan wilayah

pengembangan simpul-simpul transportasi, sentra pemasaran batik dan

komoditas unggulan Kota Pekalongan, pengembangan perhotelan, dan

pengembangan Islamic centre.

commit to user

III‐13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

4. Bagian Wilayah Kota C (BWK-C)

BWK-C mencakup wilayah sebagian Kecamatan Pekalongan Selatan,

sebagian Kecamatan Pekalongan Barat. Wilayah ini dijadikan wilayah

pengembangan pendidikan, sentra industri kerajinan, perhotelan, pusat

pemerintahan/ perkantoran, dan pusat gelanggang olah raga

5. Bagian Wilayah Kota D (BWK-D)

BWK-D mencakup wilayah sebagian besar Kecamatan Pekalongan

Utara, sebagian Kecamatan Pekalongan Barat. Wilayah ini dijadikan

wilayah pengembangan pelabuhan perikanan, gelanggang olah raga,

kawasan industri, pusat pelayanan kesehatan, rekreasi pantai, konservasi

pantai, perhotelan, dan simpul kereta api.

A.8. Pencemaran Lingkungan di Pekalongan

Pencemaran perairan mendominasi pencemaran yang ada di

pekalongan, pencemaran yang ada antara lain :

1. Pencemaran perairan sungai pekalongan oleh limbah pewarna batik.

Gambar III.7 Hitam kemerahan air


sungai Pekalongan

Sumber: Persip.blogspot.com
commit to user

III‐14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Perairan sungai pekalongan berubah warna semenjak industry

batik mendominasi kegiatan perekonomian masyarakat. Sungai

pekalongan berubah warna setiap harinya sesuai warna limbah

pewarna batik yang dialirkan.

2. Pencemaran limbah minyak dan oli di daerah muara sungai

pekalongan akibat aktivitas pelabuhan perikanan. Terakumulasinya

aktivitas kapal, mengumpulkan juga limbah kebocoran oli dan bahan

bakar di area pelabuhan. Muara sungai pekalongan menjadi kehitaman

oleh oli dan solar yang terbuang ke perairan.

B. Tinjauan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan

B.1. Pengertian Pelabuhan Perikanan

Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

Per.16/Men/2006 tentang Pelabuhan Perikanan, pelabuhan perikanan

adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan

batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan

sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan

bersandar, berlabuh dan/atau bongkar-muat ikan yang dilengkapi dengan

fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta

sebagai tempat perpindahan intra- dan antarmoda transportasi.

Sedangkan menurut Kep.Men. nomor PER.08/MEN/2012 tentang

kepelabuhan perikanan, Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri


commit to user

III‐15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai

tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang

digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau

bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran

dan kegiatan penunjang perikanan.

B.2. Pengertian Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan

Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan merupakan pelabuhan

perikanan yang dikelola oleh Perum Prasarana Perikanan Samudera cabang

Pekalongan. Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan adalah Unit

Pelaksana Teknis Departemen Kelautan dan Perikanan dibidang prasarana

pelabuhan perikanan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap.

B.3. Sejarah Singkat Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan

Pelabuhan Pekalongan dibangun tahun 1852, dan diresmikan tahun

1859, merupakan bagian dari kebijakan kolonial. Kemudian tahun 1873

pelabuhan ini ditetapkan sebagai pelabuhan impor terbatas. Tahun 1882

berstatus ekspor-impor. Pada awal abad 20 bersatatus sebagai pelabuhan

menengah, dan kemudian tahun 1924 sebagai pelabuhan kecil. Sebelum

ditetapkan sebagai pelabuhan khusus perikanan tahun 1974, pelabuhan

Pekalongan digunakan oleh perahu tongkang. Perkembangannya terus

commit to user

III‐16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

berlangsung sejalan dengan ditetapkannya sebagai Pelabuhan Perikanan

Nusantara Pekalongan sejak tahun 1978.

Perubahan mendasar sektor perikanan mulai berlangsung sejak

ditetapkannya politik berdikari dan penghapusan monopoli garam. Sejak

itu usaha penangkapan di pantai utara Jawa memberi keuntungan. Maka

terjadi eksodus nelayan Cina dari Bagansiapi-api ke Jawa. Pekalongan

mempu menangkap perubahan besar sector perikanan tersebut, Beberapa

factor yang memungkinkan berkembangnya perikanan di Pelabuhan

Pekalongan diantaranya, di tempat tersebut sudah lama berlangsung

kegiatan perikanan, eksodan nelayan asal Bagansiapi-api diterima oleh

nelayan dan penguasa setempat, bahkan usaha penagkapan yang sangat

menguntungkan tersebut segera diikuti oleh para pengusaha tenun yang

sedang terdesak oleh mekanisasi oleh PMA. Nelayan Pekalongan juga

berhasil mengembangkan mini purse seine, sehingga pada waktu

dihapusnya trawl, dengan segera purse seine mampu menggaantikan trawl.

(Dr. Sutejo K. Widodo, M,Si, 2009).

B.4. Fungsi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan

Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Th. 2004 fungsi Pelabuhan

Perikanan Nusantara Pekalongan adalah sebagai sarana penunjang kegiatan

perikanan, selanjutnya dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan

commit to user

III‐17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

No. PER.06/MEN/2007 disebutkan fungsi pelabuhan perikanan sebagai

berikut :

 Perencanaan, pembangunan, pengembangan, pemeliharaan

pengawasan dan pengendalian serta pendayagunaan sarana dan

prasarana pelabuhan perikanan.

 Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran di

pelabuhan perikanan;

 Pelayanan jasa dan fasilitasi usaha perikanan;

 Pengembangan dan fasilitasi penyuluhan serta pemberdayaan

masyarakat perikanan;

 Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi di wilayahnya untuk

peningkatan produksi, distribusi, dan pemasaran hasil perikanan;

 Pelaksanaan fasilitasi publikasi hasil riset, produksi, dan

pemasaran hasil perikanan di wilayahnya;

 Pelaksanaan fasilitasi pemantauan wilayah pesisir dan rekreasi

bahari;

 Pelaksanaan pengawasan penangkapan sumber daya ikan, dan

penanganan, pengolahan, pemasaran, serta pengendalian mutu

hasil perikanan;

 Pelaksanaan pengumpulan,pengolahan,dan penyajian data

perikanan serta pengelolaan sistem informasi;

commit to user

III‐18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban, dan pelaksanaan

kebersihan kawasan pelabuhan perikanan;

 Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

B.5. Landasan Hukum Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan

 Undang-undang R.I. No. 31 Th. 2004 tentang Perikanan

 Peraturan Pemerintah R.I. No. 11 Tahun 1983 tentang pembinaan

Kepelabuhanan;

 SK. Menhub R.I. No.KM.35/AL.106/Phb.85 tentang : Pelabuhan

Perikanan;

 SK. Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.l0/MEN/2004 tentang

Pelabuhan Perikanan;

 SK. Menteri Pertanian No. 1082/Kpts/OT-210/10/99 tentang : Tata

Hubungan Kerja UPT Pelabuhan Perikanan dengan instansi terkait

dalam pengelolaan Pelabuhan Perikanan;

 Peraturan Pemerintah R.I. No. 19 Tahun 2006 tentang Tarip PNBP;

 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

No.PER.06/MEN/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan

Perikanan;

 Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2003 tentang:

Tempat Pelelangan Ikan.

commit to user

III‐19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

B.6. Visi dan Misi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan

Visi PPN Pekalongan adalah “terwujudnya PPN Pekalongan sebagai

pusat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi perikanan terpadu”,

Misi yang diemban dalam mencapai Visi tersebut adalah :

 Meningkatkan kualitas pelayanan kepada penggunajasa pelabuhan;

 Menciptakan system usaha yang kondusif;

 Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di pelabuhan

perikanan;

 Meningkatkan mutu, jaminan keamanan pangan hasil perikanan;

 Meningkatkan pengendalian, pemantauan dan pengawasan

sumberdaya kelautan perikanan;

 Meningkatkan Ketertiban, Keamanan dan Kebersihan (K3) di

lingkungan pelabuhan perikanan;

 Meningkatkan PendapatanNegaraBukan Pajak (PNBP)

B. 7. Jenis Alat Tangkap Nelayan

Jenis alat tangkap yang paling umum digunakan oleh nelayan

pekalongan adalah :

a. Purse Seine

commit to user

III‐20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Gambar III.8 Jaring purse seine

Sumber: google search

b. Gill net

c. Jarring klitik

d. Trammel net

e. Pancing

Dari semua jenis alat tangkap, mini purse seine adalah yang paling

banyak digunakan.

B.8. Jenis Kapal

Berdasarkan jenis tonase kapal ikan yang merapat ke PPNP adalah

sebagai berikut :

a. Perahu 31-50, 50-71 GT

b. Kapal Purse Seine 71-100 GT

c. Kapal Purse Seine 101-130 GT

commit to user

III‐21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Tabel III.1 Jenis Kapal

a.

b.

c.

Gambar III.9 Kapal purse seine 100 GT

Sumber: google search


commit to user

III‐22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

B.9. Sistem Penangkapan Ikan

Sistem operasi satu kapal (one-boat system) banyak diterapkan di

perairan Pekalongan, dan model ini menggunakan line hauler sebagai

alat bantu operasi penangkapan. Dalam melakukan penangkapan,

kebanyakan nelayan menggunakan metode pengumpul ikan (fish luring),

yaitu dengan menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan.

Penangkapan dilakukan pada malam hari, tiap kapal memasang lampu

dengan jumlah yang bervariasi antara 10 – 40 buah lampu dengan daya

yang berbeda 400 watt s/d 1000 watt. Lampu-lampu tersebut dipasang

berderet, biasanya dua baris disekitar pagar anjungan (ruang kemudi)

dengan jarak + 1 meter antara satu dengan lainnya. Teknik operasi

penangkapan yang digunakan adalah dengan mengikuti pola arah angin,

arah arus, panjang jaring dan kecepatan kapal saat melingkar. Hal ini

dimaksudkan agar pada saat jaring diturunkan tidak terdorong angin dan

ketika jaring terbenam tidak terbawa arus, dan dengan kecepatan kapal

yang maksimum dapat mencegah terjadinya jaring membelit pada

baling-baling (propeller) dan memperkecil ikan yang lari untuk

meloloskan diri.

B.10. Fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan.

Dalam rangka mengakomodasi kegiatan perikanan, PPNP dilengkapi

dengan berbagai fasilitas, yang dapat digolongkan menjadi 3 antara lain :

commit to user

III‐23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

a. Fasilitas dasar

Terdiri dari :

 2 buah pier penahan gelombang, sebelah timur sepanjang

275 m, dan sebelah barat sepanjang 320 m.

 Alur pelayaran

 Dermaga (Quay) barat 345 m2 dan timur 220 m2

 Slipway, yaitu tempat peluncuran, tempat docking kapal

 Rambu navigasi (Lampu suar dan Lampu pintu pier timur

dan barat)

 Slip way (docking) 1 unit

b. Fasilitas fungsional

Terdiri dari :

 Kantor pengelola

o Kantor otorita pelabuhan 376 m2

o kantor syahbandar

o Pos pemeriksaan terpadu 132 m2

o Pos keamanan seluas 18 m2

o Kantor perum prasarana perikanan samudera cabang

pekalongan.

 Perbekalan

o depot solar 342 m2

o depot air tawar dan menara air

commit to user

III‐24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

o depot oli

o gudang garam

o gudang es

 Tempat pelelangan ikan (TPI)

TPI PPNP memiliki fasilitas :

1. sanitasi, Servis distribusi air cuci ikan

2. Kantor administrasi

3. Tempat cuci ikan dan penimbangan

5. tempat pengepakan

6. Parkir kendaraan angkut.

7.Gudang es dan basket ikan.

8. Pasar pengecer ikan 135 m2

9. TPI higienis 400 m2

 Tempat peristirahatan nelayan 131 m2

 Balai pertemuan 214 m2

 Laboratorium mini

 Unit pengolahan limbah 2 unit

 Gudang keranjang ikan 243 m2

 Gudang perlengkapan 180 m2

 perbengkelan, dan

 tempat perbaikan dan penjemuran jarring

 tanah pengembangan 30 Ha di timur sungai

commit to user

III‐25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 tanah pengembangan 5 Ha sebelah barat sungai

c. Fasilitas pendukung kegiatan perikanan, antara lain :

 KUD Makaryo Mino

 Organisasi pedagang ikan

 Organisasi pemilik kapal

 Rumah dinas 60 m2

 Musholla

 Aquarium

 Gedung pertemuan

 kantin

 Taman rekreasi bahari PPNP

Luas daerah kerja Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan

seluruhnya (236.176,13 m2) ± 23 hektar, sedangkan tanah yang telah

digunakan (40.572 m2) ± 4 hektar, yang terletak di barat muara sungai,

sedangkan di sisi timur masih belum banyak dimanfaatkan.

B.11. Pelaku kegiatan PPNP

Pelaku kegiatan di PPNP adalah masyarakat perikanan pekalongan yang

terdiri dari :

a. Nelayan

commit to user

III‐26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Nelayan didominasi oleh nelayan asli Pekalongan dan sekitarnya.

Para Nelayan mencari ikan di perairan dalam laut jawa selama

antara 25-30 hari. Nelayan sendiri dibedakan menjadi nelayan

juragan (pemilik kapal), dan nelayan buruh. Terkadang nelayan

juragan juga tetap ikut melaut.

b. Pedagang Ikan.

Pedagang ikan atau biasa disebut “bakul iwak”, adalah pembeli

ikan yang nantinya untuk dijual kembali ke konsumen.

c. Pengusaha ikan

Adalah pengusaha pengelolaan ikan, meliputi pengasinan,

pemindangan, pengalengan, dan kerupuk ikan.

d. Ikan ( sebagai objek kegiatan ), dan

e. Pengelola PPNP.

f. Masyarakat umum yang membeli ikan dalam jumlah kecil, dan

pengunjung.

commit to user

III‐27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

B.12. Struktur organisasi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan

Bagan III.1 Bagan struktur organisasi

Sumber: studi wawancara

B.13. Lingkup kerja dan Pelayanan PPNP

Dalam rangka mengkoordinasi kegiatan perikanan dan kelautan, PPNP

senantiasa melakukan kerja sama dan keterpautan kerja dengan pihak lain,

diantaranya :

a. Kementrian perikanan dan kelautan Republik Indonesia

commit to user

III‐28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

b. Badan usaha KUD. Makaryo Mino

c. Departemen perhubungan laut.

d. Departemen keuangan, Direktur Jenderal Bea dan Cukai sebagai

pengawas, pemeriksa &legalisasi jenis muatan.

e. Departemen Kepolisian, POLAIRUT, dan Kesatuan Polisi

Pengawas Pelabuhan (KP3).

Jenis pelayanan yang diberikan oleh PPN Pekalongan bagi pengguna

jasa atau masyarakat antara lain :

a. Pelayanan Kapal Perikanan

Dilaksanakan oleh Perum :

 Tambat dan labuh kapal perikanan

 Pembongkaran hasil tangkapan.

 Perbaikan kapal / docking dan alat tangkap

 Pengisian bahan perbekalan (BBM, air, es, garam)

Dilaksanakan oleh PPNP.

 Informasi peta fishing ground dari data satelit.

 Pelayanan perijinan kapal.

- Ijin layak laut beserta inventarisasi personil kapal dari

syahbandar.

- Legalisasi muatan oleh petugas Bea Cukai.

commit to user

III‐29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

- Pemeriksaan perlengkapan dasar dan alat penyelamatan

oleh Polairut.

 Kegiatan keluar masuk kapal perikanan.

 Penerbitan SIB.

 Implementasi LogBook perikanan.

b. Pelayanan Pemasaran dan distribusi ikan

Dilaksanakan oleh Perum :

 Pengadaan sewa Tempat Pelelangan Ikan

Dilaksanakan oleh PPNP :

 Sanitasi dan higienis lingkungan.

 Distribusi air cuci ikan.

 Penyediaan air cuci ikan.

 Penyediaan TPI Higienis.

 Penyajian data-data statistic

 Pengendalian mutu ikan

c. Pelayanan Masyarakat dan Industri Perikanan

Dilaksanakan oleh Perum ;

commit to user

III‐30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Penyediaan areal industri perikanan dengan fasilitas penunjang

(air, listrik, jalan lingkungan)

Dilaksanakan oleh PPNP :

 Fasilitas rekreasi Bahari.

 Kios Iptek dan informasi hasil riset.

 Koordinasi pembinaan nelayan.

 Fasilitasi riset perikanan.

 Keamanan, Ketertiban dan Kebersihan.

 Penyediaan Depo Logistik.

 Penyediaan alat berat.

 Informasi kondisi Perikanan Tangkap

commit to user

III‐31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

B. 14. Kondisi Eksisting PPNP

Adapun situasi PPNP yang telah ada digambarkan sebagai berikut :

Gambar III.10 Pemetaan eksisting PPNP

Sumber: data lokasi

Legenda :

1. Pier penahan gelombang barat 10. Gedung pelelangan ikan


2. Akuarium PPNP 11. Pabrik es
3. Pier penahan gelombang timur 12. Rekreasi pantai PPNP
4. Kantor pengelola PPNP 13. Pemukiman nelayan Panjang baru
5. Dermaga pemeriksaan 14. komplek perumahan pegawai
6. Dermaga tambat labuh 15. industry rumah tangga
7. Kantor PPNP lama (Non aktiv) 16. area pengembangan PPNP
8. Gudang
9. Gedung pertemuan nelayan (non aktiv)

commit to user

III‐32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

B.15. Tinjauan Tempat Pelelangan ikan ( TPI ) PPNP

B.15.a. Pengertian TPI PPNP

Tempat pelalangan Ikan adalah Pusat kegiatan dari pelabuhan

perikanan, yaitu tempat melelang ikan hasil tangkapan dan menjadi tempat

pertemuan antara penjual (nelayan atau pemodal) dengan pembeli (konsumen

umum, pedagang, agen pabrik pengolah ikan, dan lain-lain)

(WWW.PIPP.KKP.go.id pusat informasi pelabuhan perikanan,kementrian

kelautan dan perikanan RI). Tempat pelelangan ikan PPNP adalah Tempat

pelelangan ikan yang berada dalam lokasi dan satuan fungsi PPNP.

B.15.b. Aktivitas TPI PPNP

Aktivitas pelelangan ikan adalah aktivitas utama di PPNP, pelelangan

secara resmi dimulai pada pukul 06.00 sampai 17.00 WIB. ada pun skema

aktivitas dari proses pendermagaan kapal hingga pelelangan adalah sebagai

berikut :

commit to user

III‐33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

KAPAL DATANG

REGISTRASI
SYAHBANDAR

PEMBONGKARAN IKAN PENATAAN DI BASKET PENIMBANGAN PRODUKSI


IKAN

LELANG DI RUANGAN

ADIMINISTRASI PROSES PELELANGAN


KEUANGAN

UPBI PROSES PENGESAHAN

KASIR TPI PENGANGKUTAN

Bagan III.2 Bagan aktivitas TPI PPNP

Sumber: Analisa penulis

Gambar III.11 Aktivitas pelelangan di TPI PPNP

Sumber: data lokasi oleh penulis 2012

B.14.c. Pelaku kegiatan TPI PPNP

Pelaku kegiatan di TPI PPNP antara lain :

commit to user

III‐34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Nelayan / nelayan juragan,

 Pengusaha / pengolah ikan, pembeli ikan untuk diolah menjadi ikan

asin, pindang, krupuk, atau produk olahan ikan lainnya.

 Pedagang ikan/ bakul

 Pengelola TPI PPNP, (juru lelang, juru timbang, juru tawar, kasir, dan

pengelola administrasi)

 Pekerja, kuli

B.14.d. Struktur organisasi pengelolaan TPI PPNP

DINAS PERIKANAN PUSKUD PPNP


PROPINSI JATENG

KUD. MAKARYO MINO

DINAS PERIKANAN

ADMINISTRATOR TPI

KETUA TATA USAHA KETUA TATA LAKSANA

KETUA KEUANGAN

KASIR BAYAR KASIR TERIMA

JURU BUKU KAS


JURU TULIS JURU TIMBANG
ADMINISTRASI UMUM

PEMBUKUAN JURU TAWAR

STATISTIK JURU TULIS KERETA


LELANG

JURU BUKU NELAYAN JURU TULIS BUKU BAKUL

PESURUH

KEBERSIHAN

SECURITY

Bagan III.3 Bagan struktur organisasi TPI


commit to user
Sumber: analisa penulis

III‐35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

B.14.e. jenis ikan yang dilelangkan di TPI PPNP

jenis ikan yang mendominasi komoditas perdagangan di TPI PPNP saat

ini antara lain:

 Banyar  Selar

 Bentong  Tongkol

 Bawal  Tengiri

 Juri/tanjan  Cucut

 Layang  Nganyung

 Lemuru  Campuran

Gambar III.12 Ikan tongkol dalam basket di TPI PPNP

Sumber: data lokasi oleh penulis 2012

B.14.f. Wadah kegiatan pelelangan

Fasilitas yang dimiliki oleh TPI pekalongan antara lain :

 Sanitasi, Servis distribusi air cuci ikan

 Kantor administrasi

commit to user

III‐36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

 Tempat cuci ikan dan penimbangan

 Tempat pengepakan

 Parkir kendaraan angkut

 Gudang es dan basket ikan

 Pasar pengecer ikan

 TPI higienis

B.16. Pencemaran Lingkungan di Area PPNP

PPNP terletak dalam sebuah ekosistem pesisir. Ekosistem perairan pesisir

merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat beragam,

di darat maupun di laut serta saling berinteraksi. Selain mempunyai potensi

besar wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang mudah terkena dampak

kegiatan manusia. Umumnya kegiatan pembangunan secara langsung maupun

tidak langsung berdampak merugikan ekosistem perairan pesisir (Dahuri et al.,

1996).

Terakumulasinya aktivitas kapal, mengumpulkan juga limbah kebocoran oli

dan bahan bakar di area pelabuhan. Muara sungai pekalongan menjadi

kehitaman oleh oli dan solar yang terbuang ke perairan.

commit to user

III‐37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Berwawasan Lingkungan

Gambar III.13 Pencemaran perairan di PPNP

Sumber: data lokasi oleh penulis 2012

Pencemaran tidak hanya berasal dari aspek teknis kapal, namun dari

aktivitas Anak Buah Kapal (ABK) yang membuang limbah ke perairan, mereka

mandi dan memasak di atas kapal, akibat ketidak tersediaan sarana di PPNP

yang memadahi. Akibatnya limbah sabun dan sampah padat pun banyak

terkumpul di muara sungai pekalongan dan merusak lingkungan.

Gambar III.14 ABK sedang mandi di atas kapal

Sumber: data lokasi oleh penulis 2012

commit to user

III‐38

Anda mungkin juga menyukai