Anda di halaman 1dari 6

Analisis Nilai Tambah Biji Kakao Grade CPB (Wet Bean) Menjadi Grade

Kepeng (Dry Bean) Guna Meningkatkan Pendapatan

Alas Sukses Factory Di Kecamatan Glenmore

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh:

YOLA SEPTIA WULANDARI

NIM. 362041311094

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AGRIBISNIS

POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kakao (Theobroma cacao L) merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon
yang dikenal di Indonesia sejak tahun 1560, namun menjadi komoditi yang penting
setelah tahun 1951. Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ketiga setelah Pantai
Gading dan Ghana, luas perkebunan kakao di Indonesia pada tahun 2017 mencapai
1.649.827 Ha dan memiliki produksi mencapai 13.477 Ton per tahunnya. Di Indonesia
buah kakao banyak ditemukan di daerah Sulawesi, Sumatera, Jawa, Flores, serta Nusa
Tenggara Timur (Ditjenbun, 2013). Kakao ini termasuk salah satu tanaman yang
memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga tak jarang komoditas ini menjadi komoditas
perkebunan yang banyak dibudidayakan petani. Kakao juga merupakan salah satu
komoditas perkebunan terkemuka yang perannya cukup penting dalam perekonomian
regional, terutama dalam penciptaan lapangan kerja, sumber pendapatan, dan
pengembangan kawasan dan agroindustri (Baka dkk., 2015). Potensi pengembangan
Industri kakao masih sangat besar jika dilihat Selain itu tanaman kakao ini merupakan
salah satu komoditas ekspor Indonesia yang memiliki potensi strategis membangun
perekonomian nasional lewat devisa yang dihasilkan. Negara-negara seperti Pantai
gading, ghana, Nigeria termasuk Indonesia memiliki ekonomi yang sangat bergantung
pada produksi dan ekspor kakao. Yang dimana kakao ini adalah komoditas utama yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan ekspor negara-negara tersebut.
Salah satunya pendapatan petani diseluruh negar-negara penghasil kakao. Namun,
keberhasilan petani kakao ini juga sangat bergantung dengan harga pasar, serta faktor-
faktor lain seperti kondisi pengolahan pasca panen dan cuaca.
Pengolahan pasca panen merupakan hal yang sangat penting diperhatikan pada
tanaman kakao untuk meningkatkan kualitas dari hasil panen kakao yang dimiliki oleh
petani. Biji yang telah melalui fermentasi akan meningkatkan cita rasa ketika biji kakao
diolah (arya bima senna, 2020). Penanganan pasca panen sangat menentukan mutu hasil
produksi biji kakao. Mutu biji kakao merupakan hal yang sangat penting dalam produksi
kakao dan olahannya. Jika biji kakao bermutu rendah, produk olahannya akan buruk.
Pengawasan mutu menjadi hal yang perlu diperhatikan. Salah satu yaitu pada proses
produksi yang harus diprioritaskan pada saat pasca panen, mulai dari penerimaan biji
kakao basah, pemisahan biji kakao dari kulitnya, proses fermentasi, pengeringan dengan
menggunakan sinar matahari, yang dilanjutkan dengan pengeringan mekanik, proses
sortasi, pengemasan, dan pengiriman. Selain itu cuaca buruk dapat memiliki berbagai
dampak negative pada pertumbuhan dan produksi buah kakao. Salah satunya cuaca hujan
yang berlebihan menyebabkan buah kakao cepat membusuk dan terkena penyakit jamur
dan hal ini dapat mengurangi produksi dan kualitas buah. Cuaca hujan yang berlebihan
juga menyebabkan kondisi tanah dan tanaman kakao memiliki kelembaban tinggi yang
dimana kondisi ini dapat menciptakan pertumbuhan jamur dan lainnya yang dapat
merusak tanaman kakao. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi kualitas biji kakao,
seperti warna,aroma dan rasa.Salah satu penyakit yang disebabkan oleh jamur/hama pada
buah kakao yaitu penyakit CPB (cocoa pod borer). Penyakit CPB merupakan penyakit
yang disebabkan oleh hama conomorpha cramerella yaitu hama yang sulit dideteksi
keberadaanya dan sulit untuk dikendalikan selama hama ini ada dalam buah kakao.
Hampir di seluruh kebun coklat di Indonesia banyak yang terserang penyakit CPB
ini, yang disebabkan oleh insect dengan cuaca yang kurang mendukung. Yang Dimana
kondisi ini terjadi pada salah satu Perusahaan yang ada di Indonesia,yaitu PT. PP.
London Sumatra Indonesia, Tbk Alas Sukses Factory yang merupakan anak perusahaan
London Sumatra yang bergerak di bidang produksi biji kakao kering. PT London
Sumatra, Tbk berdiri di London. Pada tahun 1884 dan mulai beroperasi di Indonesia
pada tahun 1906. PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Alas Sukses Factory berlokasi
di Treblasala 1, Dsn. Karangharjo,Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa
Timur. PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang riset, perkebunan dan pengolahan tanaman hasil perkebunan. Komoditas
perkebunan yang dibudidayakan oleh Lonsum antara lain yaitu kelapa sawit, karet,
kakao, dan teh. Selain perkebunan dan pabrik pengolahan hasil perkebunan.

tabel 1.1 produksi biji Ex-CPB ASF (2023)


No Bulan Qty (kg) Harga/ kg (Rp) Total Harga (Rp)
1 Januari 7000 11000 77.000.000,00
2 Februari 0 0 -
3 Maret 0 0 -
4 April 0 0 -
5 Mei 10000 12500 125.000.000,00
6 Juni 4000 14000 56.000.000,00
7 Juli 0 0 -
8 Agustus 14000 16500 231.000.000,00
9 September 5000 17500 87.500.000,00
10 Oktober 35000 19500 682.500.000,00
11 November 0 0 -
12 Desember 0 0 -

Sumber : Alas Sukses Factory

tabel 1.2 Grafik Penadapatan ASF (2023)

Sumber: Alas Sukses Factory

Di atas merupakan harga rupiah per Kg dan total pendapatan biji CPB selama tahun
2023 (januari-desember), yang dimana untuk coast produksinya adalah Rp.21.000/Kg,
Hal ini menunjukan bahwa harga per Kg CPB belum dapat mengimbangi (masih
dibawah) dari coast produksinya. Apabila hal ini terjadi secara terus-menerus maka
pabrik akan mengalami penurunan pendapatan. Maka diperlukan improvement untuk
menunjang pendapatan pabrik diangka wet bad bean yang tidak bisa dikontrol oleh
pabrik.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa penting peningkatan nilai tambah
mengingat dengan peningkatan ini tentunya dapat menciptakan peluang Perusahaan
dalam meningkatkan pendapatan/keuntungannya. Berdasarkan permasalahan diatas,
peneliti tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul “Analisis Nilai Tambah Biji
Kakao Grade CPB (Wet Bean) Menjadi Grade Kepeng (Dry Bean) Guna Meningkatkan
Pendapatan Alas Sukses Factory Desa Treblasala Kecamatan Glenmore”

1.2. Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Langkah untuk mendapatkan nilai tambah dari biji kakao yang
berasal dari buah CPB ?
2. Berapa besarnya nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan biji kakao dari
buah CPB menjadi grade kepeng ?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaiamana Langkah untuk mendapatkan nilai tambah dari buah
kakao grade CPB
2. Mengetahi berapa besar nilai tambah yang diperoleh dari pengelohan biji
kakao grade CPB menjadi grade kepeng ?
1.4. Manfaat
1. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini dapat dijadikan refrensi peneliti selanjutnya terkait Analisis
Nilai Tambah guna meningkatkan pendapatan Perusahaan
2. Bagi Mahasiswa
a. Membantu mahasiswa untuk mendapatkan informasi terkait sumber daya
manusia
b. Sebagai bahan referensi tugas akhir
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam pengambilan
kebijakan Perusahaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Nilai Tambah
Nilai tambah (value-added) adalah konsep yang merujuk pada peningkatan
atau manfaat ekstra yang ditambahkan ke suatu produk, layanan, atau proses,
sehingga membuatnya lebih berharga atau meiliki keuntungan yang lebih . Nilai
tambah bisa berasal dari berbagai aspek, dan penting dalam konteks bisnis karena
dapat membedakan suatu produk atau layanan dari yang lain dan menciptakan
keunggulan kompetitif. Nilai tambah adalah pertambahan nilaidari suatu
komoditas karena adanya input fungsional yang diberlakukan pada
komoditi yang bersangkutan. Input fungsional tersebut merupakan proses
pembentuk (form utility), pemindahan tempat (place utility), maupun proses
penyimpanan (time utility) (aprizalmi, et al.,2020).

Anda mungkin juga menyukai