Anda di halaman 1dari 14

NAMA PENYAKIT : LETAK SUNGSANG

1. PENGERTIAN Kehamilan dengan anak letak memanjang dengan bokong/kaki


(DEFINISI) sebagai bagian terendah
Faktor Predisposisi : anensefal, bayi kembar, hidramnion,
hidrosefal, letak sungsang pada kehamilan sebelumnya,
multiparitas, oligohidramnion, tumor-tumor dalam panggul
-
2. ANAMNESIS
Status Generalis, Status Obstetri
3. PEMERIKSAAN FISIK
USG dilakukan pada usia kehamilan 32-34 minggu untuk
4. PEMERIKSAAN
mengetahui : kelainan janin yang menyebabkan sungsang.
PENUNJANG Kelainan diluar janin yang menyebabkan letak sungsang
1. Letak bokong murni
5. KRITERIA DIAGNOSIS
2. Letak bokong kaki
3. Letak kaki
6. DIAGNOSA KERJA Letak Sungsang

-
7. DIAGNOSA BANDING
Dalam Kehamilan :
8. TERAPI Dilakukan versi pada usia kehamilan >37 minggu (lihat bab versi luar)
Dalam Persalinan
 Bila syarat memenuhi dilakukan VL (lihat bab VL)
 Section sesarea dilakukan pada keadaan : anak mahal,
panggul sempit, primi tua, TBJ >3500 gram, usia
kehamilan kurang dari 37 mg (menghubungi bagian
perinatology untuk persalinan preterm), bila keadaan
diats tidak ada dilakukan persalinan pervaginam, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Awasi kemungkinan tali pusat menumbung pada
ketuban yang sudah pecah
2. Dilakukan penilaian skor Zatuchi (lihat bab Zatuchi)
3. Persalinan harus lanccar
4. Tetes oksitosin dibatasi hanya satu labu
Pada kala II
Cara persalinan dapat dilakukan dengan
 Persalinan spontan (Bracht)
 Manual aid (Teknik lihat obstetric operatif)

Cara dan luaran persalinan


9. Edukasi

10. PROGNOSIS dubia

11. KEPUTUSAN
KEHAMILAN DAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG
USG
Versi luar

Berhasil Tidak berhasil

Parturien

Versi luar

Berhasil Tidak berhasil

Perhatikan keadaan di
bawah ini : anak mahal,
panggul sempit, presentasi
bokong >37 mg dengan
atau TBBJ >1800,
primitua, TBBJ >3500 gr

Salah satu keadaan (+) Keadaan di atas tidak


ada

Lakukan sc Observasi jalannya


persalinan

Lancar Penyulit

Lakukan sc
spontan Manual aid
Ketua Komite Medik
Penyusun
Ketua Kelompok Staf Medik Obgyn

drg. Sutarto, Sp.BM dr. Vivi Sylvia, Sp.OG

Ditetapkan : di Bogor
Pada tanggal :
Rumah Sakit
PALANG MERAH INDONESIA
Direktur utama

dr. Djoko Setionegoro, Sp.A

NAMA PENYAKIT : LETAK MUKA


1. PENGERTIAN Letak muka adalah letak kepala dengan defleksi maksimal
(DEFINISI) Etiologi :
 Anensefal
 Bayi besar
 Lilitan tali pusat dileher
 Multiparitas
 Panggul sempit
 Pembesaran leher
-
2. ANAMNESIS
Pemeriksaan luar
3. PEMERIKSAAN
 Tonjolan kepala sepihak dengan bokong
FISIK  Ditemukan sudut febre
 Bjj sepihak dengan bagian kecil
Pemeriksaan dalam
Teraba pinggir orbita, hidung, tulang pipi, mulut dan dagu
-
4. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
a. Dagu di depan
5. KRITERIA
b. Dagu dibelakang
DIAGNOSIS

6. DIAGNOSA KERJA Letak Sungsang

-
7. DIAGNOSA
BANDING
Kala 1 : Observasi sampai pembukaan lengkap
8. TERAPI kala II : setelah dipimpin meneran
bila dagu di depan: persalinan pervaginam (lahir spontan atau ekstaksi
forsep)
 Bila dagu tetap dibelakang : section sesarea

Cara dan luaran persalinan


12. Edukasi

13. PROGNOSIS dubia ad bonam

14. KEPUTUSAN

Ketua Komite Medik Penyusun


Ketua Kelompok Staf Medik Obgyn
drg. Sutarto, Sp.BM dr. Vivi Sylvia, Sp.OG

Ditetapkan : di Bogor
Pada tanggal :
Rumah Sakit
PALANG MERAH INDONESIA
Direktur utama

dr. Djoko Setionegoro, Sp.A

NAMA PENYAKIT : KEHAMILAN LEWAT WAKTU


1. PENGERTIAN Kehamilan yang berlangsung lebih dari 280 hari (40 minggu)
(DEFINISI) dihitung dari hari pertama haid yang terakhir pada siklus 28 hari
dari terjadinya konsepsi.
Saat ini dipercaya bahwa hasil persalinan yang buruk sudah
meningkat pada usia diatas 40 minggu.
Penentuan usia kehamilan yang akurat sangat penting. Keadaan
ini akan menghindarkan intervensi yang tidak di perlukan atau
bahkan berbahaya apabila kehamilan ini tidak lewat waktu.
Anamnesis ulang, evaluasi status dan pemeriksaan usg pada
trimester 1 kehamilan dapat membantu akurasi diagnosis
Hpht
2. ANAMNESIS
Status generalisasi dan status obstetric
3. PEMERIKSAAN
FISIK
KTG
4. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
a. penentuan usia kehamilan
5. KRITERIA b. penilaian janin
DIAGNOSIS 1. pemeriksaan usg trimester 1
 Pemeriksaan biometri
 Diagnosis PJT (pertumbuhan janin terhambat)
2. pemeriksaan KTG dimulai dari umur kehamilan 40 minggu
a. uji kontraksi (NST)
bila hasil uji NST tidak reaktif memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut, seperti uji dengan kontraksi (OCT) atau
profil biofisik.
b. uji dengan kontraksi (OCT)
 Dilakukan apabila hasil NST non reaktif
 Hasil uji positif merupakan indikasiuntuk
melahirkan janin
 Apabila hasil tidak memuaskan atau mencurigakan
uji diulang 24 jam kemudian
c. menilai kematangan serviks
menilai derajat kematangan serviks dengan mempergunakan
skor bishop. Serviks belum matengapabila skor bishop <6.

6. DIAGNOSA KERJA Kehamilan lewat waktu

-
7. DIAGNOSA
BANDING
Pengelolaan kehamilan lewat waktu dimulai dari umur 40 minggu
8. TERAPI A. pengelolaan antepartum
1. bila sudah dipastikan umur kehamilan lebih dari 40 minggu
pengelolaan tergantung dari derajat kematangan serviks
a. bila serviks matang (Bishop skor >6)
 Dilakukan induksi persalinan (bila tidak ada kontra
indikasi pengelolaan tergantung dari derajat
kematangan serviks)
 Seksio sesarea hendaknya diputuskan bila berat
janin ditaksir >4000 gr
b. pada serviks belum matang (Bishop skor <6) kita perlu
menilai keadaan janin lebih lanjutapabila kehamilan
tidak akan diakhiri.
 Pemeriksaan profil biofisk
Bila profil biofisik 0-2 atau di temukan
oligohidramnion (<2 cm pada kantong terbesar
atau indeks cairan amnion <5) atau dijumpai
deselerasi variable pada (NST) maka dilakukan
induksi persalinan dengan pemantauan KTG
kontinyu
 Bila volume cairan amnion normal dan NST tidak
reaktif, uji dengan kontraksi OCT harus dilakukan.
Bila hasil OCT positif janin perlu dilahirkan .
sedangkan bila oct negative kehamilan dibiarkan
berlangsung dan penilaian janin dilakukan lagi 3
hari kemudian.
 Keadaan janin (skor bishop) harus dinilai ulang
setiap kunjungan pasien, dan kehamilan harus
diakhiri bila serviks matang.
 Semua pasien harus diakhiri kehamilannya bila
telah mencapai 287 hari (41 mg) tanpa melihat
keaadaan serviks
2. pasien kehamilan lewat waktu dengan komplikasi seperti
diabetes melitus, preklampsi, PJT, kehamilannya harus
diakhiri tanpa memandang serviks
B. Pengelolaan Intrapartum
1. pasien tidur miring kesebelah kiri
2. pemantauan dengan KTG kontinyu
3. bila perlu, lakukan resusitasi intrauterine
4. pemantauan intrapartum dengan mempergunakan KTG dan
kehadiran dokter spesialis anak mutlak diperlukan
5. segera setelah lahir, anak harus diperiksa akan
Kemungkinan hipoglikemi, hipovolemi, hipotermi dan
Polisitemi
Mencegah aspirasi mekonium
Apabila ditemukan cairan ketuban yang terwarnai meconium harus
segera dilakukan resusitasi

Resiko uji kontraksi, gawat janin


9. Edukasi

10. PROGNOSIS dubia ad bonam

11. KEPUTUSAN

Ketua Komite Medik Penyusun


Ketua Kelompok Staf Medik Obgyn
drg. Sutarto, Sp.BM dr. Vivi Sylvia, Sp.OG

Ditetapkan : di Bogor
Pada tanggal :
Rumah Sakit
PALANG MERAH INDONESIA
Direktur utama

dr. Djoko Setionegoro, Sp.A

NAMA PENYAKIT : PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

1. PENGERTIAN Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan janin dalam


(DEFINISI) rahimsehingga beberapa parameter janin dibawah 10 persentil
(<2 SD) dari umur kehamilan yang seharusnya
Faktor resiko yang mempengaruhi kejadian pertumbuhan janin
2. ANAMNESIS terhambat (PJT) dibedakan atas :
1. Faktor palsenta :
 infark plasenta
 solusio plasenta
 plasenta previa
 kelainan pembuluh darah plasenta
 insersi velamentosa
 korioangioma
 plasenta sirkumvalata
2. factor ibu :
- factor nutrisi
- kondisi hipoksia
- problem vaskuler :
 hipertensi kronis
 preklamsia
 anti phospholipid syndrome
 insulin dependent diabetes melitus
 penyakit kolagen
- penyakit ginjal
- factor lingkingan
 merokok
 penggunaan obat-obatan
 dataran tinggi
- riwayat obstetric buruk
 riwayat PJT
 riwayat lahir mati
 riwayat premature
3. factor janin
- kelainan kromosom
 trisomy 13,18,21
 sindroma turner
- malfomasi janin
 anensefal
 kelainan jantung
 hernia diafragmatika
 kelainan ginjal
- kehamilan multifetus
- infeksi janin
 Rubela
 Cytomegalo virus
 Varicella zoster
Status gemelly, status obstetric : Fundus <
3. PEMERIKSAAN
FISIK
Evaluasi kesejahteraan janin untuk mediagnosis keadaan hipoksia
4. PEMERIKSAAN
janin, dengan melakukan pemeriksaan :
PENUNJANG  Pemantauan Gerakan janin (Fetal kick count) setiap hari
 Usg dopler setiap minggu
 NST (Uji tanpa kontraksi) setiap minggu
 OCT (Uji dengan kontraksi) bila NST non reaktif
 Cairan amnion untuk mendiagnosis oligohidramnion (diameter
kantong terdalam <2 cm atau AFI <5)
 Profil biostik (BPP) setiap minggu
Usia kehamilan harus diketahui dengan pasti :
5. KRITERIA 1. Anamnesis : ada riwayat/factor resiko
DIAGNOSIS  Hipertensi
 Penyakit paru kronis
 Penyakit jantung sianotik
 Pemakaian obat-obatan
 Merokok
 Infeksi jantung
 Riwayat PJT sebelumnya
2. pemeriksaan untuk mencari factor risiko
3. pemeriksaan klinis
Pengukuran tinggi fundus uteri dan lingkar perut, kecurigaan
PJT ditegakan apabila TFU ditemukan menetap pada 2 kali
Pemeriksaan dengan selang 1-2 mg atau menurun di bawah
10 persentil
4. USG : untuk menentukan biometri dan keadaan fungsi organ lain :
 Diameter biparietal
 Panjang femur
 Lingkaran kepala
 Lingkaran perut
 Tbbj
 Dopler
 Cairan amnion

6. DIAGNOSA KERJA Pertumbuhan janin terhambat

-
7. DIAGNOSA
BANDING
1. terapi kausalterhadap penyebab atau penyakit yang
8. Terapi Mendasari
2. konservatif
 Tirah baring (tidur miring)
 Pemberian kalori >2600 kal/per oral atau parenteral
 Pemberian kortikosteroid (lihat bab prematuritas)
3. terminasi kehamilan
Tergantung pada perkembangan hasil terapi (lihat
Pengelolaan kehamilan lewat waktu
Terminasi kehamilan dilakukan apabila ditemukan satu dari hal-hal
dibawah ini:
 Hamil aterm >37 mg
 Sudah mendapat terapi kortikosteroid (kehamilan 24-34
mg yang disertai tanda-tanda dibawah ini :
 Skor biofisik <2 (terutama bila ditemukan
oligohidramnion)
 Deselarasi lambat, variable yang berulang (lihat bab
resusitasi intrauterine)
 Dopler a umbilikalis: REDF (reserved offend diastalic
flow atau AEDF
Efek jangka Panjang bayi dengan PJT
9. Edukasi

10. PROGNOSIS dubia ad bonam

11. KEPUTUSAN

Ketua Komite Medik Penyusun


Ketua Kelompok Staf Medik Obgyn

drg. Sutarto, Sp.BM dr. Vivi Sylvia, Sp.OG

Ditetapkan : di Bogor
Pada tanggal :
Rumah Sakit
PALANG MERAH INDONESIA
Direktur utama

dr. Djoko Setionegoro, Sp.A

NAMA PENYAKIT : PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN

1. PENGERTIAN Sindroma klinis komplek yang dapat disebabkan kelainan fungsi


(DEFINISI) dan atau struktur jantung yang mengganggu fungsipompa
ventrikel

2. ANAMNESIS  Riwayat demam rematik


 Dipneu waktu melakukan kegiatan dan atau waktu
istirahat
 Paroksismal nocturnal dipneu
 Angina atau syncope waktu melakukan kegiatan
 Hemoptysis
 Mudah lelah
3. PEMERIKSAAN  Murmur sistolik Dan diastolic
 Kelainan irama jantung
FISIK  Precordialthrill
 Cardiomegaly
 Sianosis dan atau clubbing
 Edema tungkai bawah
 Peningkatan tekanan vena jugularis
Pemeriksaan penunjang
4. PEMERIKSAAN
 Foto thorax
PENUNJANG
 Elektrocardiografi
 Ekhokardiografi
 Laboratorium : pemeriksaan darah lengkap, elektronik dan
fungsi renal
Diagnosis berdasarkan kelas fungsional jantung (NYHA)
5. KRITERIA
 Pasien sama sekali tidak membatasi kegiatan fisik
DIAGNOSIS  Pasien perlu membatasi kegiatan fisik sedikit jika
melakukan pekerjaan sehari-hari terasa jantung
berdebar dan terjadi pektoris
 Pasien sangat mudah merasa capek disertai
timbulnyagejala lainjika mengerjakan pekerjaan ringan
sekalipun
 Pasien memperlihatkan gejala dekompensasi jantung
dalam istirahat sekalipun
6. DIAGNOSA KERJA Penyakit jantung dalam kehamilan

7. DIAGNOSA  Asma bronchiale


 Pneumonia
BANDING
 Edema paru
 Emboli air ketuban
 Emboli paru
 Desakan mekanik karena kehamilan
Pemberian furosemide 40 mg iv pada kelas fungsional III dan IV
8. Terapi selanjutnya penangan dilanjutkan dengan kondisi dibawah ini
A. perawatan antenatal
 Konsultasi dan rawat Bersama dengan penyakit
dalamdan kardiologi
 Bila dirawat jalan control setiap minggu, tiap
kunjungan sekaligus memeriksakan diri ke obstetric
dan kardiologi
 Usg skrining pada trimester 1 2 dan 3
 Setelah umur kehamilan 32 mgdilakukan pemeriksaan
NST dan rencana persalinan
 Pengobatan yang berhubungan dengan penyakit
jantungdisesuaikan dan berkolaborasi dengan
departemen penyakit dalam dan kardiologi
 Pemberian aspirin 80 mg+kalsium 1 grsejak 13 mg
kehamilan untuk pencegahan preklampsi
B. persalinan
Dilakukan Bersama departemen anastesi penyakit dalam dan
kardiologi
1. induksi persalinan dilakukan hanya atas indikasi obstetric, tetes
oksitosin akan meningkatkan volume darah yang dapat menyebabkan
edema paru. Untuk mencegah hal tersebut bila perlu diuretiks
2. kala II
Perlu pemantauan ketat terhadap ibu maupun janin
Bila diperlukan dapat diberikan profilaksis digitalis dan antibiotic
(dilakukan atas atas konsultasi dengan bagian kardiologi)
3. kala II tergantung klasifikasinya
 I : persalinan dapat spontan
 II=VI : cegah ibu mengedan dan selesaikan persalinan
dengan porcep
 Selama kala II harus didampingi bagian kardiologi
4. kal III
Ioksitosin 10 iu setelah bayi lahir
Tidak diberikan ergometrin
Berikan prc bila diperlukan transfuse darah
Pergunakan bantal pasir yang di tempatkan di perutbawah ibu setelah
plasenta lahir
5. masa nifas
Dalam 24 jam pertama post partum pemantauanadanya tanda
dekompensasi tetap dilakukan secara ketat
Bila keadaan kompensasi dan stbilpasien dipulangkan atas persetujuan
Bersama, yakinkan pasien harus control setelah keluar dari RS
Penanganan gagal jantung Selma persalinan
 Baringkan ibu dalam posisi miring ke kiri untuk menjamin
aliran darah ke uterus
 Batasi cairan iv untuk mencegah overload cairan
 Beri analgesi yang sesuai
 Jika perlu oksitosin berikan dalam konsentrrasi tinggi
dengan tetesan rendah dan pengawasan keseimbangan
cairan
 Tidak di perkenankan memberikan ergometrin
 Persalinan pervaginam dengan mempercepat kala 2
 Sedapat mungkin hindarimengedan, lakukan episiotomy
dan akhiri persalinan dengan porcep
Gagal jantung masa nifas
 Hal yang dapat menimbulkan gagal jantung masa nifas
adalah perdarahan anemia infeksi dan thromboemboli
 Pada masa nifas kontrasepsi harus diberikan pada kondisi
yang stabil tubektomi dapat dilakukan.

9. Edukasi  Control ke poli obstetric


 Control ke poli penyakit dalam
 Control poli kardiologi
 Tanda tanda kegawatdaruratan
10. PROGNOSIS Sesuai dengan etiologi dan klasifikasi diagnostik
Pengakhiran kehamilan yang bukan atas indikasi obstetric dapat
11. Catatan khusus
dilakukan dengan persetujuan komite medik rs
Ketua Komite Medik Penyusun
Ketua Kelompok Staf Medik Obgyn

drg. Sutarto, Sp.BM dr. Vivi Sylvia, Sp.OG

Ditetapkan : di Bogor
Pada tanggal :
Rumah Sakit
PALANG MERAH INDONESIA
Direktur utama

dr. Djoko Setionegoro, Sp.A

Anda mungkin juga menyukai