1 SKENARIO 1
“BAYI TIDAK KUNJUNG LAHIR”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 13
Muhammad Mufaiduddin 22010117120024
Cahya Novenita 22010117120025
Indi Rafi Mahardika 22010117120026
Aditya Paelo R.S 22010117120034
Khairun Nisak 22010117120035
Ainaul Mardliyah 22010117122036
Rohadatul Aisy 22010117120029
Shonia Syvafiftyan 22010117120030
Hanifah Bipasha 22010117120039
Rani Rahayu 22010117120040
Datang seorang bidan ke IGD membawa pasien perempuan usia 18 tahun hamil 42
minggu dengan G1P0A0 yang tampak letargis dan mata terlihat cekung. Pasien merasakan
kenceng-kenceng teratur dan makin sering sejak 26 jam yang lalu. Pasien mengatakan
taksiran berat janin dari hasil USG terakhir 4100 gram.
TERMINOLOGI
1. G1P0A0
G = Gravida , yaitu jumlah seluruh kehamilan, G1 Jumlah kehamilan sebanyak 1
P = Para, jumlah bayi yang dilahirkan belum pernah melahirkan
A = Abortus, Bayi yang dilahirkan kurang dari 20 minggu Belum pernah
2. Letargi
Pasien tampak ngantuk tetapi tetap bangun
Pasien dengan kesadaran tidak penuh
GCS = 13 - 14
3. Bidan
Seorang yang telah mengikuti Pendidikan kebidanan yang diakui pemerintah dan telah
lulus ujian sesuai persyaratan dan telah diberikan ijin pemerintah untuk melakukan praktek
4. Kencang-kencang
Suatu kondisi yang ditandai dengan perut yang keras dan seperti yang ditarik ke bawah
disebabkan oleh uterus mengalami pengerasan dan kontraksi.
Pada ibu hamil ada 2, yaitu
Asli tidak singkat dan ganti posisi tidak hilang
Palsu singkat dan ganti posisi hilang
5. USG
Alat pemeriksaan yang menggunakan ultrasound yang merupakan gelombang suara yang
dipancarkan tranduser utk memproduksi gambar tubuh bagian dalam dan menggunakan
gelombang suara frekuensi tinggi.
Aman
Gambaran hitam putih utk membedakan hiper-hipokoik
6. Taksiran Berat Janin
Perkiraan berat janin saat persalinan. Ada 2 cara
Menggunakan USG
Menggunakan tinggi fundus uteri
RUMUSAN MASALAH
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Ya, termasuk KRT. Dikarenakan si Ibu hamil muda pada umur 18 tahun dmn rahim
belum siap. Serta pertumbuhan tulang si Ibu masih bisa bertumbuh, spt tulang panggul.
Mulut rahim juga belum berkembang sempurna terutama pada sel epitelnya.
2. Mata cekung mengindikasi dehidrasi karena ibu harus membagi dengan janin dan asupan
kurang.
Letargi bisa juga disebabkan hormon progesterone tinggi shg si Ibu kurang tidur.
Terlalu lama pasien kontraksi , si Ibu mengalami letargi.
3. Indikasi :
Partus lama
Ketuban pecah dini
Adanya pendarahan
4. Bila BB Bayi lebih dari 4 kg, dikatakan makrosomia.
Bisa disebabkan genetik dan si Ibu memiliki BB berlebihan.
Berdampak resiko pendarahan lebih tinggi pada saat persalinan
5. Status Obstetrik menunjukan kehamilan pertama dan usia menunjukkan primigavida
muda. Sebagai factor resiko pendarahan
6. Lebih dari 18 jam .
Faktor :
Janin nya besar
Kekurangan oksigen
Jalan lahir sempit
7. Melakukan pemeriksaan serviks ibu utk melihat kematangan utk persalinan
Dengan melihat skor Bishop.
Skor Bishop > 5, diinduksi persalinan, jk BB Janin > 4 kg SC
Skor Bishop < 5, nilai keadaan janin
Berdasarkan scenario, sudah memasuki Kala I. Maka dilakukan manajemen Kala I.
8. Penyebab : (Nomor 6)
Kecemasan Ibu
Preeklampsia Berat
Riwayat kehamilan postterm sebelumnya
Hormonal Sintesis CRH meningkat
SKEMA
DEFINISI,
ETIOLOGI,
FAKTOR RISIKO
PROGNOSIS PATOFISIOLOGI
PERSALINAN
LAMA
TANDA DAN
KOMPLIKASI
GEJALA
EDUKASI TATALAKSANA
SASARAN BELAJAR
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih dari
18 jam pada multi (Rustam ochtar, 1998)
Menurut Winkjosastro, 2002. Persalinan (partus) lama ditandai dengan fase laten lebih dari
8 jam, persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih tanpa kelahiran bayi, dan dilatasi
serviks di kanan garis waspada pada partograf.
Partus lama disebut juga distosia, di definisikan sebagai persalinan abnormal/ sulit
(Sarwono, 2010)
Menurut WHO, persalinan lama adalah sejak terjadinya kontraksi inpartu
sampaipembukaan servik lengkap lebih dari 24 jam. Atau dapat dibedakan menjadi fase
laten lama, sejak kontraksi inpartu sampai pembukaan servik empat sentimeter lebih dari
delapan jam. Fase aktif lama, yaitu sejak pembukaan servik empat sampai pembukaan
lengkap lebih dari dua belas jam.
Menurut Sarwono (2010) sebab-sebab persalinan lama dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:
1. Kelainan Tenaga (Kelainan His)
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan
lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan
mengalami hambatan atau kemacetan. Jenis-jenis kelainan his yaitu:
a. Inersia Uteri
Disini his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih
dahulu pada bagian lainnya. Selama ketuban masih utuh umumnya tidak berbahaya
bagi ibu maupun janin kecuali jika persalinan berlangsung terlalu lama.
b. Incoordinate Uterine Action
Disini sifat his berubah, tonus otot uterus meningkat, juga di luar his dan
kontraksinya berlansung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi antara kontraksi.
Tidak adanya koordinasi antara bagian atas, tengah dan bagian bawah menyebabkan
his tidak efisien dalam mengadakan pembukaan. Tonus otot yang menaik
menyebabkan nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan
hipoksia janin.
2. Kelainan Janin
Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam letak atau
bentuk janin (Janin besar atau ada kelainan konginetal janin)
3. Kelainan Jalan Lahir
Kelainan dalam bentuk atau ukuran jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau
menyebabkan kemacetan.
Bayi
kepala janin besar, hidrosefalus, presentasi wajah-bahu-alis, malposisi persisten, kembar
yang terkunci, kembar siam.
Jalan lahir
panggul kecil karena malnutrisi; deformitas panggul karena trauma atau polio; tumor
daerah panggul; infeksi virus di perut atau uterus; jaringan parut.
Faktor yang berhubungan dengan persalinan lama
aktifitas fisik rumah tangga; aktifitas fisik olahraga; kekuatan ibu (power); passanger;
posisi janin; psikologi (dominan); pendidikan ibu; umur ibu; paritas ibu (Soviyati, 2016;
Ardhiyanti, 2016).
PATOFISIOLOGI PERSALINAN LAMA
a. Passanger
- Presentasi muka
Pada janin aterm dengan presentasi muka mento-posterior, proses persalinan terganggu akibat
bregma (dahi) tertahan oleh bagian belakang simfisis pubis > gerakan fleksi kepala agar
persalinan pervaginam dapat berlangsung terhalang.
- Presentasi dahi
Diagnosis ditegakkan melalui palpasi abdomen dimana punggung janin teraba > DJJ keras.
Pemeriksaan VT > teraba occipt dan ubun-ubun besar.
- Letak sungsang
Presentasi bokong.
- Letak lintang
Unstale lie, bahu biasanya terletak di pintu atas panggul, dengan kepala dan bokong berada
pada fossa iliaca.
b. Pelvis / Passage
Bentuk atau jalur pelvis terlalu kecil untuk dilewati oleh janin. Dalam obstetri yang terpenting
panggul sempit secara fungsional > perbandingan kepala dan panggul.
Diameter transversa dan diameter sagitalis posterior < 15 cm, sudut arkus pubis < 80 0 >
kemacetan pada kelahiran janin.
c. Power
- Inersia uteri
Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat dan teratur dalam waktu lama.
TANDA DAN GEJALA PARTUS LAMA
a. Bila kemacetan tersebut terjadi pada saat janin sudah terlanjur keluar badannya,
biasanya digunakan manual aid
b. Bila terdiagnosis penyebab distosia adalah power/his, maka dapat diberi obat, diinfus
atau dipecahkan ketubannya. Bila his terlalu kuat & sering maka diberi obat untuk
mengurangi/mengatur his nya agar kembali normal.
c. Pada kasus CPD / cephalo pelvic disproporsi karena panggul sempit dilakukan partus
percobaan. Dengan mulas bagus akan dinilai setelah 2 jam. Jika pembukaan
bertambah, ada putaran posisi kepala janin (baik berputar sendiri atau dengan bantuan)
serta penurunan kepala janin maka dinilai partus maju. Jika tidak, maka partus
percobaan gagal.
d. Jika kemacetan terjadi pada saat kala 2, maka dilakukan ekstraksi dengan vakum atau
forceps.
Pada kasus persalinan lama oleh sebab apapun, keadaan ibu harus selalu diawasi :
- Tekanan darah diukur tiap 4 jam (pada kasus preeklampsia dilakukan lebih sering)
- Detak jantung janin dihitung tiap 30 menit (Kala I) & lebih sering pada kala II
- Kemungkinan dehidrasi & asidosis harus mendapat perhatian sepenuhnya
- Pada persalinan lama selalu ada kemungkinan tindakan pembedahan, sehingga diberi
larutan infus NaCl isotonis intravena
- Pemberian petidin 50 mg sebagai antinyeri
- Bila persalinan berlangsung 24 jam tanpa ada kemajuan perlu diadakan penilaian
keadaan umum. Dilihat apakah ketuban sudah pecah/belum, bila sudah maka
persalinan tidak boleh ditunda terlalu lama karena ada bahaya infeksi. Setidaknya
dalam 24 jam setelah pecahnya ketuban sudah dapat diambil keputusan untuk
dilakukan section cesar atau tidak
Pada Kala I
Pada Kala II
- Bila perabaan kepala < 1/5 jari (seluruh kepala sudah masuk pintu atas panggul) ->
Vakum / forceps
- Bila percobaan kepala 1/5 (teraba 1 jari dari 5 jari, kepala sudah masuk 4 bagian)– 2/5
jari -> vakum dan simfisiotomi
- Bila perabaan kepala 3/5 – 5/5 jari (seluruh bagian jari masih meraba kepala, kepala
belum masuk pintu atas panggul) -> SC
EDUKASI PERSALINAN LAMA
Preventif :
Memperhatikan status gizi saat hamil. Status gizi harus baik, dengan demikian tenaga
saat persalinan pun adekuat
Membiasakan senam hamil untuk melemaskan otot-otot, belajar melatih pernapasan
saat persalinan, memperkenalkan posisi, persiapan mental menjelang persalinan
Mempersiapkan kelahiran bayi dan perawatan prenatal yang baik akan mengurangi
insidensi partus lama
Promotif :
Memberitahukan kepada pasien dan keluarga untuk datang ke dokter / bidan ketika
mulai merasakan tanda-tanda persalinan
Kuratif :
Mengedukasi keluarga yang mendampingi persalinan untuk menyemangati dan
mendukung pasien serta menghindari perkataan yang dapat menimbulkan
kekhawatiran pasien
Mengedukasi pasien untuk tidak mengejan sebelum diberi perintah oleh bidan/dokter
yang membantu persalinan karena jika tidak teratur akan mengurangi tenaga dan jalan
lahir dapat mengalami pembengkakan
Menjaga hidrasi pasien
Rehabilitatif :
Rutin kontrol kehamilan agar dapat mendeteksi sedini mungkin bila terjadi kelainan
KOMPLIKASI PERSALINAN LAMA
Bagi ibu: atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu, shock, persalinan dengan
tindakan.
Bagi janin: asfiksia, trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin,
cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit, pecahnya ketuban lama
sebelum kelahiran, kematian janin.
Persalinan lama dapat menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi, dan perdarahan
post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu.
Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi
Prognosis partus lama sampai sejauh ini belum banyak ditemukan datanya. Penelitian
menunjukkan adanya risiko partus lama berulang pada kehamilan berikutnya. Komplikasi
partus lama dapat terjadi pada ibu dan janin, yang paling ditakutkan adalah kematian.
Pasien yang mengalami partus lama berisiko untuk kembali mengalami perlambatan
kemajuan persalinan pada persalinan berikutnya. Hal ini akan semakin meningkat jika pada
persalinan pertama dilakukan persalinan pervaginam menggunakan instrumen atau sectio
caesarea. Faktor eksternal lain yang juga dapat meningkatkan terjadinya partus lama berulang
adalah jarak kehamilan ≥ 7 tahun, usia saat bersalin ≥ 35 tahun, indeks massa tubuh ≥ 35
kg/m2, dan tinggi badan ibu antara 130 – 154 cm.
Partus lama meningkatkan risiko kematian ibu dan janin. Di Indonesia, partus lama
dilaporkan sebagai penyebab 1-1,8% kematian ibu pada tahun 2010-2013.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhiyanti, Y. 2016. Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Lama di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru. Jurnal. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 3, No. 2, Mei 2016 . P
83-87.
Manuaba, IBG. 2010 . Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC.
Hlm: 384-386.
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan . Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina. Pustaka Sarwono. WHO.
2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI. Hlm: 137-139.