Anda di halaman 1dari 44

Modul Ajar Informatika Unplugged

Tidak Perlu Perangkat Keras Maupun Perangkat Lunak

Septiaji Eko Nugroho, ST., M.Sc


Heni Mulyati, S.Pd., M.Pd
Khoirunnisa, S.Sos

Dampak Sosial Informatika (DSI)


Kelas VII
Pendahuluan
Perkembangan informatika memiliki dampak sosial dalam aktivitas kehidupan. Hal inilah
yang mendasari adanya sub bab Dampak Sosial Informatika (DSI). DSI diajarkan
kepada peserta didik sebagai upaya optimalisasi potensi yang dapat dikembangkan
secara digital. Selain itu, DSI merupakan salah satu upaya mencegah dampak negatif
yang timbul dari pemanfaatan produk informatika.
Modul ajar yang saat ini di tangan bapak atau ibu guru, merupakan pengembangan dari
implementasi Kurikulum Merdeka yang termasuk dalam capaian pembelajaran fase D.
Capaian pembelajaran fase D yaitu peserta didik mampu memahami ketersediaan data
dan informasi lewat aplikasi media sosial, memahami keterbukaan informasi, memilih
informasi yang bersifat publik atau privat, menerapkan etika, dan menjaga keamanan
dirinya dalam masyarakat digital.
Capaian pembelajaran fase D dalam untuk kelas VII dibagi menjadi tiga aktivitas yaitu:

No Tema Kode JP

1. Mengenali Data dan Informasi DSI-K07-1 2

2. Informasi: Publik atau Privat? DSI-K07-2 2

3. Etika di Dunia Digital DSI-K07-3 4

Pendekatan yang digunakan dalam modul ajar ini adalah unplugged yang berarti dalam
proses pembelajaran guru tidak memerlukan perangkat seperti internet atau komputer.
Alat dan bahan menggunakan sumber daya yang ada di sekitar.
Sebelum proses pembelajaran, guru dapat mencetak bahan-bahan yang telah
disediakan di modul ajar (artikel, contoh kasus, permainan ular tangga, dan
sebagainya). Guru diberi keleluasaan untuk mengembangkan proses sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan tetap mengacu pada capaian pembelajaran.
DSI-K07-1
Tema 1: Mengenali Data dan Informasi

Sub Tema -

Nama Septiaji Eko N Jenjang / Kelas SMP / VIII

Asal Sekolah SMPN 1 Wonosobo Pelajaran Informatika

Alokasi Waktu 2 x 40 menit Jumlah Siswa 32

Profil Pelajar • Bernalar kritis Model Tatap Muka


Pancasila • Gotong-royong Pembelajaran

Fase D Elemen Mata Dampak Sosial


Pelajaran / Informatika /
Aktivitas Unplugged

Capaian Peserta didik mampu memahami ketersediaan data dan informasi lewat
Pembelajaran aplikasi media sosial, memahami keterbukaan informasi, memilih
Fase D informasi yang bersifat publik atau privat, menerapkan etika, dan
menjaga keamanan dirinya dalam masyarakat digital.

Tujuan • Peserta didik mampu memahami ketersediaan data dan


Pembelajaran informasi lewat situs web, aplikasi media sosial, dan aplikasi
percakapan.
• Peserta didik mampu membedakan antara fakta dan opini.
Metode Kategorisasi Data dan Informasi

Pengalaman
Belajar
Bermakna, Pengalaman Berpikir Praktik Inti
Berpikir Belajar Bermakna Komputasional
Komputasional,
dan Praktik Inti Peserta didik Mengenali dan
memberikan mendefinisikan
pengalamannya masalah,
dalam mendapatkan Abstraksi, mengembangkan
berita dan informasi. algoritma, abstraksi,
pengenalan pola mengungkapkan
Peserta didik gagasan atau ide,
mengkaji jenis dan menghargai pendapat
sumber informasi dari orang lain
internet.

Peserta didik
membedakan antara
fakta dan opini.

Materi ajar, Materi Ajar


alat, dan bahan
- Buku Informatika Dampak Sosial Informatika Kelas VII
- Hasil tangkapan layar dari media sosial, situs web, maupun aplikasi
percakapan

Alat

Bahan

Lembar kerja, pulpen, spidol warna warni

Sarana dan Tidak dibutuhkan sarana dan prasarana khusus pada pertemuan ini.
Prasarana

Asesmen dan Asesmen


Rubrik
Asesmen dilakukan dengan penilaian formatif melalui diskusi dan
Penilaian
menjawab pertanyaan pada aktivitas. Asesmen juga dilakukan secara
sumatif dengan menggunakan contoh-contoh soal pada uji kompetensi.
Guru diharapkan membuat soal yang setara dengan contoh soal
tersebut.

Soal uji kompetensi:

1. Sebutkan minimal 3 sumber informasi di internet!


2. Sebutkan contoh kalimat yang merupakan fakta!
3. Sebutkan contoh kalimat yang merupakan opini!

Refleksi peserta didik


Peserta didik merangkum dari proses pembelajaran yang sudah
dilakukan.
Isi rangkuman:
1. Apa yang telah dipelajari?
2. Bagaimana pendapat kamu terhadap proses belajar ini?
3. Hal baru apa yang diperoleh?
4. Apa kesimpulan dari proses belajar?

Rubrik Penilaian

Penilaian Keaktifan Individu dalam kelompok

Komponen A=Baik B= Baik C=Cukup D=Kurang


Penilaian Sekali

Keaktifan Peserta Peserta Peserta Peserta


sebagai didik sangat didik aktif didik cukup didik
partisipan aktif ketika ketika aktif ketika kurang aktif
bekerja bekerja bekerja ketika
dalam tim. dalam tim. dalam tim. bekerja
dalam tim.

Penilaian Diskusi

Komponen A=Baik B=Baik C=Cukup D=Kurang


Penilaian Sekali

Ketepatan >=80% 60% - 79% 40% - 59% <40% betul


jawaban betul betul betul
diskusi

Pertanyaan 1. Dari mana biasanya mendapatkan berita atau informasi?


Pemantik 2. Apa aplikasi media sosial yang digunakan?
3. Apa saja pemanfaatan media sosial dalam kehidupan sehari-hari?

Referensi https://literasidigital.id/books/modul-cakap-bermedia-digital/
Buku Informatika Kelas VII dan Kelas VIII
Proses Aktivitas Pembelajaran DSI-K-07-1
Tema: Mengenali Data dan Informasi

Pembukaan

- Orientasi
1. Salam pembuka
2. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik:
• Dari mana biasanya mendapatkan berita? Apakah dari TV, radio, koran?
• Apa aplikasi yang paling sering digunakan? Youtube, Instagram? Atau lainnya?
• Apakah ada yang punya akun di media sosial?

- Apersepsi
Di era digital ini banyak informasi atau berita yang beredar sekitar kita. Terdapat
beragam unggahan seperti foto, video, atau narasi. Selain jenis unggahan, hal lain
yang penting diketahui adalah isi informasinya. Kita harus kenali apakah isinya
termasuk dalam fakta atau opini.

- Motivasi
Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik dapat mengenali perbedaan jenis
unggahan di media sosial atau situs web. Selain itu, dengan mengetahui perbedaan
fakta dan opini, peserta didik memahami bahwa perbedaan opini adalah hal yang
boleh dan wajar. Setiap orang boleh memberikan opini atau pendapatnya masing-
masing. Hal yang tidak boleh adalah memaksakan opini yang kita miliki kepada
orang lain. Dengan demikian, muncul toleransi dan saling menghargai atas
keberagaman yang ada.

- Pemberian Acuan
Materi yang dibahas mengenai jenis-jenis data dan informasi serta perbedaan antara
fakta dan opini.

Inti
- Guru menjelaskan jenis unggahan dari media sosial atau situs web yang berupa
narasi (tulisan), foto, dan video.
- Dilihat dari isinya, ada yang berupa fakta dan opini. Guru menjelaskan perbedaan
antara fakta dan opini.
- Guru memberikan kuis singkat dan peserta didik menebak, mana yang termasuk
fakta dan opini. Contoh kalimat (bisa dipilih dan diacak):
1) “Sejak tahun 2022, Indonesia memiliki 37 provinsi”
2) “Kasus Covid-19 kemungkinan akan bertahan hingga 3 tahun mendatang”
3) “Dengan kualitas pemain sekarang ini, tidak mungkin Indonesia lolos Piala Dunia
2026”
4) “Beberapa daerah di Indonesia rawan gempa karena tersambung ring of fire”
5) “Tanpa adanya upaya perbaikan di bidang pertanian, Indonesia sulit
swasembada pangan”
6) “Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2022 adalah 275,77 juta jiwa”
7) “Diproyeksikan Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi 5
besar dunia pada tahun 2045”
8) “Indonesia saat ini adalah penghasil tambang nikel terbesar di dunia”

- Guru membagikan lembar kerja 1 yang berisi konten-konten dari media sosial (FB,
IG, Twitter, Youtube), situs berita, dan aplikasi percakapan.
- Peserta didik dibagi dalam kelompok beranggotakan 3-4 orang.
- Peserta didik memilah hasil cetakan tersebut dan menentukan sumber informasinya
termasuk dalam kategori foto, data, narasi, atau video.
- Peserta didik mengisi kategorisasi dalam lembar kerja 1.
- Perwakilan peserta didik (sekitar 4-5 orang) menyampaikan hasil kerja kelompok.
Guru menambahkan jika terdapat jawaban peserta didik yang perlu dilengkapi.
- Guru membagikan lembar kerja 2.
- Peserta didik kategorisasikan berdasarkan isi informasinya: opini atau fakta 2.
Peserta didik memberikan garis bawah di bagian kalimat yang termasuk opini atau
fakta dengan spidol berwarna. Contoh: opini (kuning) dan fakta (biru).
- Perwakilan peserta didik (sekitar 4-5 orang) mempresentasikan hasil pengerjaan
tugasnya.
Penutup
- Guru menanyakan ke beberapa peserta didik secara langsung tanggapannya
terhadap proses yang sudah dilakukan. Kesannya setelah mengikuti pembelajaran
dan kesimpulan yang dapat diambil.
- Guru memberikan penekanan bahwa terdapat banyak jenis data dan informasi yang
diterima melalui media digital kita. Selain mengenali jenisnya, penting juga paham
bahwa akan ada kemungkinan terjadinya perbedaan pendapat atau opini. Berbeda
pendapat adalah biasa dan sampaikan pendapat kita dengan cara yang baik dan
santun.
-

Lembar Kerja 1 Peserta Didik DSI-K07-1


Kelompok : ……………
Ketua : …………………………….
Anggota : …………………………….
…………………………….
…………………………….

Kategorisasi konten dari jenis (narasi/tulisan, data, foto, atau video) dan sumber (situs
web, media sosial Twitter/Facebook/Youtube, aplikasi percakapan Whatsapp/Telegram)
Petunjuk: Isilah jenis dan sumber informasi pada setiap konten di bawah ini!

Jenis : narasi Jenis : ………………….

Sumber : Twitter Sumber : …………………..


Jenis : …………………. Jenis : ………………….

Sumber : ………………….. Sumber : …………………..

Jenis : …………………. Jenis : ………………….

Sumber : ………………….. Sumber : …………………..


Jenis : …………………. Jenis : ………………….
Sumber : …………………..
Sumber : …………………..

Jenis : …………………. Jenis : ………………….

Sumber : ………………….. Sumber : …………………..


Lembar Kerja 2 Peserta Didik DSI-K07-1
Kelompok : ……………
Ketua : …………………………….
Anggota : …………………………….
…………………………….
…………………………….

Kategorisasi Opini atau Fakta


Petunjuk: Berilah garis bawah dengan warna biru untuk kalimat yang merupakan fakta
dan warna merah untuk kalimat yang merupakan opini!
Contoh:

Indonesia Raih Emas dalam Olimpiade Tokyo 2020

Pasangan ganda putri Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berhasil meraih
medali emas setelah mengalahkan pasangan Tiongkok Chen Qingchen dan Jia Yifan
pada pergelaran Olympiade Tokyo 2020. Jika pasangan Indonesia ini selalu prima,
sangat mungkin panen juara akan terus berlanjut hingga tiga tahun ke depan.

Soal:

Artikel 1:

Samsung Yakin Ponsel Layar Lipat Adalah Masa Depan

Samsung sudah merilis 3 generasi smartphone lipat dan akan menyusul yang
keempat. Bagi Samsung, ponsel layar lipat adalah masa depan.

TM Roh mengatakan Samsung melihat smartphone bar tunggal atau non lipat sudah
terlalu umum dengan pengalaman yang mirip satu sama lain.

"Kita meluncurkan ponsel lipat itu tahun 2019, tapi kita mulai bikin konsep itu tahun
2012," ungkap TM Roh, Senin (4/7/2022).

Selama 7 tahun itu Samsung mengembangkan ponsel layar lipat.

TM Roh optimistis ponsel layar lipat adalah masa depan.


"Ini adalah masa depan dan Samsung harus mewujudkannya," kata TM Roh.

Sumber: https://inet.detik.com/consumer/d-6162149/samsung-yakin-ponsel-layar-
lipat-adalah-masa-depan

Artikel 2:

2022 Diprediksi Akan Jadi Tahun Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi


Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com – Tahun 2022 dinilai akan menjadi momentum akselerasi


pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia. Hal ini karena kondisi market sedang berada
menuju fase normalisasi, dan Indonesia justru dinilai akan berada pada fase
akselerasi di tahun 2022 mendatang. Chief Economist & Investment Strategist PT
Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan menyampaikan,
pandemi di tahun 2020 menyebabkan kontraksi pertumbuhan PDB global sebesar 3,5
persen. Setelah mengalami penurunan ekstrem di tahun 2020, PDB global mengalami
kenaikan masif dan tumbuh sebesar 5,9 persen di tahun 2021.

“Kami memperkirakan ke depannya pertumbuhan ekonomi global akan mulai


bergerak ke arah normal. Ini artinya pertumbuhan ekonomi global di tahun 2022 akan
lebih rendah dari 2021, namun masih lebih tinggi dari rerata jangka panjangnya,”
kata Katarina secara virtual, Selasa (7/12/2021). Katarina menyebutkan, setelah
menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi di 2021, aktivitas perdagangan global
di tahun 2022 diperkirakan akan tumbuh di atas rerata jangka panjang, namun
pertumbuhannya tidak setinggi di 2021.

Sumber : https://money.kompas.com/read/2021/12/07/164907426/2022-diprediksi-
akan-jadi-tahun-akselerasi-pertumbuhan-ekonomi-indonesia?page=all
Kunci Jawaban
Lembar Kerja 1 Guru DSI-K07-1

Jenis : narasi Jenis : foto

Sumber : Twitter Sumber : Facebook

Jenis : video Jenis : video

Sumber : Youtube Sumber : Facebook


Jenis : narasi/percakapan Jenis : gambar

Sumber : Whatsapp Sumber : Instagram

Jenis : narasi Jenis : data


Sumber : situs web berita
Sumber : situs web otoritas
kompas.com
bps.go.id
Jenis : video Jenis : video

Sumber : Instagram Sumber : Tiktok

Kunci Jawaban
Lembar Kerja 2 Guru DSI-K07-1

Hasil kategorisasi opini atau fakta 1:


Garis bawah biru : fakta
Garis bawah merah : opini

Samsung Yakin Ponsel Layar Lipat Adalah Masa Depan

Samsung sudah merilis 3 generasi smartphone lipat dan akan menyusul yang keempat.
Bagi Samsung, ponsel layar lipat adalah masa depan.
TM Roh mengatakan Samsung melihat smartphone bar tunggal atau non lipat sudah
terlalu umum dengan pengalaman yang mirip satu sama lain.

"Kita meluncurkan ponsel lipat itu tahun 2019, tapi kita mulai bikin konsep itu tahun
2012," ungkap TM Roh, Senin (4/7/2022).

Selama 7 tahun itu Samsung mengembangkan ponsel layar lipat. TM Roh optimistis
ponsel layar lipat adalah masa depan.

"Ini adalah masa depan dan Samsung harus mewujudkannya," kata TM Roh.

Hasil kategorisasi opini atau fakta 2:

2022 Diprediksi Akan Jadi Tahun Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com – Tahun 2022 dinilai akan menjadi momentum akselerasi


pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia. Hal ini karena kondisi market sedang berada
menuju fase normalisasi, dan Indonesia justru dinilai akan berada pada fase akselerasi
di tahun 2022 mendatang. Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset
Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan menyampaikan, pandemi di tahun
2020 menyebabkan kontraksi pertumbuhan PDB global sebesar 3,5 persen. Setelah
mengalami penurunan ekstrem di tahun 2020, PDB global mengalami kenaikan masif
dan tumbuh sebesar 5,9 persen di tahun 2021.

“Kami memperkirakan ke depannya pertumbuhan ekonomi global akan mulai bergerak


ke arah normal. Ini artinya pertumbuhan ekonomi global di tahun 2022 akan lebih
rendah dari 2021, namun masih lebih tinggi dari rerata jangka panjangnya,” kata
Katarina secara virtual, Selasa (7/12/2021). Katarina menyebutkan, setelah
menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi di 2021, aktivitas perdagangan global di
tahun 2022 diperkirakan akan tumbuh di atas rerata jangka panjang, namun
pertumbuhannya tidak setinggi di 2021.

Sumber : https://money.kompas.com/read/2021/12/07/164907426/2022-diprediksi-
akan-jadi-tahun-akselerasi-pertumbuhan-ekonomi-indonesia?page=all
Lembar Bacaan DSI-K07-1
Mengenali Data dan Informasi

Teknologi digital membuat data dan informasi tidak lagi hanya disajikan melalui medium
konvensional seperti buku, koran, majalah, televisi, dan radio. Namun saat ini orang
bisa dengan mudah mendapatkan data dan informasi dari Internet baik melalui mesin
pencari, situs web, aplikasi media sosial, dan aplikasi percakapan.

Guru bisa menceritakan betapa mudahnya orang sekarang mencari sebuah informasi
menggunakan mesin pencari melalui Google, Bing, atau Yandex. Selain itu manusia bisa
mendapatkan berita dengan cepat yang tersaji melalui Internet baik yang berupa
tulisan, foto, audio, maupun video. Perkembangan teknologi media sosial juga
membuat orang sangat mudah berbagi dan mendapatkan informasi melalui aplikasi
seperti Facebook, Youtube, Instagram, Tiktok, dan juga aplikasi percakapan seperti
Whatsapp.

Dalam menyikapi derasnya informasi yang muncul dari berbagai jalur informasi, maka
penting bagi peserta didik untuk mengenali jenis dan sumber informasi. Peserta didik
juga belajar untuk membedakan antara fakta dan opini.

Fakta merupakan pernyataan yang tak terbantah lagi kebenarannya. Kalimat yang berisi
fakta merupakan kalimat yang ditulis berdasarkan kenyataan, peristiwa, suasana yang
benar-benar terjadi, dan bersifat objektif.

Hal ini berbeda dengan opini atau pendapat yang kemungkinan kebenarannya sangat
relatif karena dipengaruhi unsur pribadi yang bersifat subjektif. Pendapat memiliki ciri-
ciri fisik yang biasanya ditandai kata-kata seperti: mungkin, bisa jadi, sangat, tidak
mungkin, sebaiknya, dan lain-lain yang merujuk kepada subjektivitas seseorang.
DSI-K07-2
Tema 2: Informasi Publik dan Privat

Sub Tema -

Nama Septiaji Eko N Jenjang / Kelas SMP / VIII

Asal Sekolah SMPN 1 Wonosobo Pelajaran Informatika

Alokasi Waktu 2 x 40 menit Jumlah Siswa 32

Profil Pelajar • Bernalar kritis Model Tatap Muka


Pancasila • Gotong-royong Pembelajaran

Fase D Elemen Mata Dampak Sosial


Pelajaran / Informatika /
Aktivitas Unplugged

Capaian Peserta didik mampu memahami ketersediaan data dan informasi lewat
Pembelajaran aplikasi media sosial, memahami keterbukaan informasi, memilih
Fase D informasi yang bersifat publik atau privat, menerapkan etika, dan
menjaga keamanan dirinya dalam masyarakat digital.

Tujuan • Peserta didik mampu mengetahui informasi yang bersifat publik


Pembelajaran atau privat.
• Peserta didik memahami bagaimana menjaga informasi privat.
• Peserta didik memahami dampak tersebarnya informasi privat ke
ruang publik.

Metode Menyortir kartu

Pengalaman
Belajar
Bermakna, Pengalaman Berpikir Praktik Inti
Berpikir Belajar Bermakna Komputasional
Komputasional,
dan Praktik Inti Peserta didik Mengenali dan
memberikan mendefinisikan
pendapatnya tentang Abstraksi, masalah,
informasi publik dan pengenalan pola mengembangkan
privat. abstraksi,
mengungkapkan
Peserta didik gagasan atau ide,
mengkaji kategori menghargai pendapat
informasi publik dan orang lain
privat.

Peserta didik
mengetahui dampak
penyebaran informasi
privat di ruang publik.

Materi ajar, Materi Ajar


alat, dan bahan
- Buku Informatika Dampak Sosial Informatika Kelas VII
- Kartu jenis informasi

Alat

Gunting

Bahan

Kertas, selotip, spidol

Sarana dan Tidak dibutuhkan sarana dan prasarana khusus pada pertemuan ini.
Prasarana

Asesmen dan Asesmen


Rubrik
Asesmen dilakukan dengan penilaian formatif melalui diskusi dan
Penilaian
menjawab pertanyaan pada aktivitas. Asesmen juga dilakukan secara
sumatif dengan menggunakan contoh-contoh soal pada uji kompetensi.
Guru diharapkan membuat soal yang setara dengan contoh soal
tersebut.

Soal uji kompetensi:

1. Sebutkan 3 contoh informasi yang bersifat publik!


2. Sebutkan 3 contoh informasi yang bersifat privat!
3. Sebutkan dampak penyebaran informasi privat di ruang publik!
Rubrik Penilaian

Penilaian Keaktifan Individu dalam kelompok

Komponen A=Baik B= Baik C=Cukup D=Kurang


Penilaian Sekali

Keaktifan Peserta Peserta Peserta Peserta


sebagai didik sangat didik aktif didik cukup didik
partisipan aktif ketika ketika aktif ketika kurang aktif
bekerja bekerja bekerja ketika
dalam tim. dalam tim. dalam tim. bekerja
dalam tim

Penilaian Diskusi

Komponen A=Baik B=Baik C=Cukup D=Kurang


Penilaian Sekali

Ketepatan >=80% 60% - 79% 40% - 59% <40% betul


jawaban betul betul betul
diskusi

Pertanyaan 1. Apa pentingnya melindungi identitas digital kita?


Pemantik 2. Apa saja contoh informasi privat yang harus kita jaga?
3. Apa risiko kalau informasi privat menyebar di ruang publik?

Referensi
https://literasidigital.id/books/modul-aman-bermedia-digital/

-
Proses Aktivitas Pembelajaran DSI-K-07-2
Tema: Informasi Publik dan Privat

Pembukaan
- Orientasi
1. Salam pembuka
2. Guru menanyakan ke peserta didik, informasi apa saja yang biasanya dibagikan
di media sosial yang dimiliki.

- Apersepsi
Banyak hal yang dibagikan di media sosial: pendapat, perasaan, data, informasi, dan
sebagainya. Apa yang diunggah, dibagikan, dan reaksi yang diberikan menjadi jejak
digital. Tidak semua orang paham bahwa informasi yang dibagikan tersebut memiliki
konsekuensi atau dampak. Dampaknya bisa menjadi hal positif atau negatif.
Pembelajaran hari ini akan membantu peserta didik memahami informasi yang
bersifat publik atau privat.

- Motivasi
Terdapat kasus-kasus muncul sebagai akibat seseorang tidak menjaga informasi
publik dan privat. Akun yang diretas, akun diambil alih orang lain, penipuan online,
dan sebagainya merupakan beberapa kasus yang dapat terjadi. Melalui
pembelajaran ini diharapkan peserta didik tahu jenis-jenis informasi publik dan
privat. Selain itu, peserta didik dapat mengamankan akun yang dimiliki sehingga
tidak menjadi korban kejahatan digital.
- Pemberian Acuan
Peserta didik mempelajari informasi yang bersifat publik, informasi yang bersifat
privat, dan dampak penyebaran informasi privat di ruang publik.

Inti
- Guru menanyakan ke peserta didik pertanyaan sebagai berikut:
1) Apa pentingnya melindungi identitas digital kita?
2) Apa saja contoh informasi privat yang harus kita jaga?
3) Apa risiko kalau informasi privat menyebar di ruang publik?
- Guru membuat di papan tulis dua kolom besar: informasi publik dan informasi privat.
- Guru menyediakan kartu-kartu yang bertuliskan jenis informasi (nama, alamat,
sekolah, jenis kelamin, dan sebagainya).
- Guru meminta peserta didik secara bergiliran untuk menempelkan kartu informasi
dan memilih ke papan tulis beserta penjelasannya mengapa ada di kolom publik
atau privat.
- Guru mengecek jawaban peserta didik dan koreksi jawaban yang dianggap belum
tepat.
- Guru menjelaskan jenis-jenis informasi yang termasuk publik dan privat.
- Guru menjelaskan mengapa informasi privat tidak boleh dibuka ke ruang publik dan
apa dampaknya.
Penutup

- Guru menanyakan ke peserta didik apa kesimpulan dari pembelajaran hari ini.
- Guru menekankan pentingnya peserta didik untuk menjaga jangan sampai informasi
privat masuk ke ruang publik dan terdapat bahaya yang menanti.

Lembar Aktivitas DSI-K07-2


● Guru membuat di papan tulis dua kolom berikut:

Informasi Publik Informasi Privat


Kartu informasi untuk digunting guru
Lembar Bacaan DSI-K07-2
Informasi Publik dan Privat
(Perlindungan Identitas Digital dan Data Pribadi di Platform
Digital)

Identitas digital pada dasarnya adalah identitas seseorang sebagai pengguna platform
media digital (Monggilo, Kurnia, & Banyumurti, 2020). Terdapat dua jenis identitas
digital baik yang terlihat maupun tidak terlihat.

Identitas yang Terlihat Identitas yang Tidak Terlihat

nama akun nomor PIN


nama profil pengguna sandi
deskripsi pengguna Two Factor Authentication
identitas lain yang tercantum di akun OTP
identitas lain

Identitas digital yang terlihat tidak selalu identik dengan identitas kita dalam kehidupan
nyata yang merupakan rangkuman karakteristik kita baik yang bersifat tetap maupun
tidak tetap (Monggilo, Kurnia, & Banyumurti, 2020). Identitas tetap berupa nama,
tempat lahir, tanggal lahir, jenis kelamin, dan nama orangtua dan biasanya tercatat di
berbagai kartu identitas seperti Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Sedangkan identitas tidak tetap misalnya pekerjaan, alamat tinggal, maupun
penampilan fisik seperti warna rambut yang bisa berubah dengan cepat dan biasanya
jarang tercatat di kartu identitas kecuali alamat tempat tinggal.

Langkah-langkah lindungi identitas digital:


Jika identitas digital adalah karakter kita di platform digital baik yang terlihat maupun
tidak terlihat, maka data pribadi merupakan konsep yang lebih luas. Data pribadi adalah
data yang berupa identitas, kode, simbol, huruf, atau angka penanda personal
seseorang yang bersifat pribadi (Latumahina, 2014). Data pribadi bisa juga diartikan
sebagai data atau informasi perseorangan yang disimpan, dikelola, dan dilindungi
kerahasiaannya karena bersifat privat.

Jenis data pribadi:

Dalam penggunaan dan pengelolaan data pribadi di platform digital, privasi bisa
dianggap sebagai hak kita sebagai pengguna media digital untuk memilih apakah data
pribadi kita akan diinformasikan pada pihak lain atau tidak (Monggilo, Kurnia, &
Banyumurti, 2020). Oleh karena itu, platform digital seperti media sosial, aplikasi
percakapan, lokapasar, maupun platform digital lainnya mempunyai tanggung jawab
untuk melindungi data diri penggunanya. Sebab tanpa persetujuan kita, data pribadi
kita di platform digital yang bocor adalah bukti sistem perlindungan data pribadi
penggunanya masih belum maksimal.
DSI-K07-3
Tema 3: Etika di Ruang Digital

Sub Tema -

Nama Septiaji Eko N Jenjang / Kelas SMP / VIII

Asal Sekolah SMPN 1 Wonosobo Pelajaran Informatika

Alokasi Waktu 4 x 40 menit Jumlah Siswa 32

Profil Pelajar • Bernalar kritis Model Tatap Muka


Pancasila Pembelajaran

Fase D Elemen Mata Dampak Sosial


Pelajaran / Informatika /
Aktivitas Unplugged

Capaian Peserta didik mampu memahami ketersediaan data dan informasi lewat
Pembelajaran aplikasi media sosial, memahami keterbukaan informasi, memilih
Fase D informasi yang bersifat publik atau privat, menerapkan etika, dan
menjaga keamanan dirinya dalam masyarakat digital.

Tujuan • Peserta didik mampu memahami dan menerapkan etika di dunia


Pembelajaran digital.
• Peserta didik mampu mengidentifikasi unggahan positif atau negatif
di media sosial atau aplikasi percakapan.
• Peserta didik mengetahui dampak dari unggahan konten negatif di
dunia digital.

Metode Studi kasus dan diskusi

Pengalaman
Belajar
Bermakna, Pengalaman Berpikir Praktik Inti
Berpikir Belajar Bermakna Komputasional
Komputasional,
dan Praktik Inti Peserta didik Abstraksi, Mengenali dan
memberikan pengenalan pola mendefinisikan
pendapatnya tentang masalah,
pentingnya etis mengembangkan
bermedia digital. abstraksi,
mengungkapkan
Peserta didik gagasan atau ide,
memberikan penilaian menghargai pendapat
etika terhadap konten orang lain
media sosial.

Peserta didik
mengetahui dampak
konten niretika (tidak
beretika) di media
digital.

Materi ajar, Materi Ajar


alat, dan bahan
- Buku Informatika Dampak Sosial Informatika Kelas VII
- Hasil tangkapan layar dari media sosial

Alat

Bahan

Kertas, pulpen atau pensil, lembar kerja

Sarana dan Tidak dibutuhkan sarana dan prasarana khusus pada pertemuan ini.
Prasarana

Asesmen dan Asesmen


Rubrik
Asesmen dilakukan dengan penilaian formatif melalui diskusi dan
Penilaian
menjawab pertanyaan pada aktivitas. Asesmen juga dilakukan secara
sumatif dengan menggunakan contoh-contoh soal pada uji kompetensi.
Guru diharapkan membuat soal yang setara dengan contoh soal
tersebut.

Soal uji kompetensi:

1. Sebutkan apa saja etika berinternet!


2. Sebutkan 3 contoh isi konten yang tidak beretika!
3. Sebutkan 2 dampak seseorang yang mengunggah konten tidak
beretika!
Lembar kerja yang dikerjakan peserta didik dikumpulkan dan dilihat
jawaban yang diberikan. Ketepatan jawaban peserta didik menjadi dasar
penilaian guru.

Rubrik Penilaian

Penilaian Keaktifan Individu dalam kelompok

Komponen A=Baik B= Baik C=Cukup D=Kurang


Penilaian Sekali

Keaktifan Peserta Peserta Peserta Peserta


sebagai didik sangat didik aktif didik cukup didik
partisipan aktif ketika ketika aktif ketika kurang aktif
bekerja bekerja bekerja ketika
dalam tim. dalam tim. dalam tim. bekerja
dalam tim

Penilaian Diskusi

Komponen A=Baik B=Baik C=Cukup D=Kurang


Penilaian Sekali

Ketepatan >=80% 60% - 79% 40% - 59% <40% betul


jawaban betul betul betul
diskusi

Pertanyaan 1. Pernahkah mendapati konten yang tidak nyaman?


Pemantik 2. Apa dampak dari konten yang tidak etis?
3. Apa saja seharusnya yang menjadi etika bermedia digital?

Referensi Buku “Etis Media Digital”, Kemkominfo Japelidi Siberkreasi, 2021


https://literasidigital.id/books/modul-etis-bermedia-digital/
https://lenteralitera.mafindo.or.id/belajar-literasi-media/
Proses Aktivitas Pembelajaran DSI-K-07-3
Tema: Etika di Ruang Digital

Pembukaan
- Orientasi
1. Salam pembuka
2. Guru menanyakan ke peserta didik apakah pernah mendapatkan unggahan atau
berita yang membuatnya tidak nyaman? Tentang apa? Mengapa hal tersebut
membuatnya tidak nyaman?

- Apersepsi
Sopan santun adalah perilaku yang dilakukan ketika berinteraksi dengan orang lain
sehingga menimbulkan kenyamanan antar sesama. Sopan santun ini hendaknya
tidak hanya di dunia nyata, tapi juga di ruang digital.

- Motivasi
Peserta didik perlu untuk mengetahui bentuk perilaku etis di ruang digital. Setelah
tahu hal tersebut, peserta didik dapat terhindar dari dampak buruk yang timbul dari
perilaku tidak etis. Pada beberapa kasus, perilaku tidak etis yang terjadi di dunia
digital memengaruhi kehidupan di dunia nyata.

- Pemberian Acuan
Peserta didik mempelajari bentuk etis di ruang digital, contoh konten tidak etis, dan
dampak perilaku tidak etis di ruang digital.

Inti
- Guru menanyakan hal-hal berikut kepada peserta didik:
1) Pernahkah mendapati konten yang tidak nyaman?
2) Apa dampak dari konten yang tidak etis?
3) Apa saja seharusnya yang menjadi etika bermedia digital?
- Guru memberikan lembar kerja yang berisi contoh-contoh unggahan dari media
sosial. Peserta didik diminta menjawab apakah unggahan tersebut termasuk etis
atau tidak beserta alasannya. Lembar kerja terlampir.
- Perwakilan peserta didik (4-5 orang) mempresentasikan hasil lembar kerjanya.
- Guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan etika di ruang digital dan mengapa
hal tersebut penting.
- Guru menjelaskan dampak seseorang jika berperilaku tidak etis di ruang digital.
- Guru menyampaikan tips-tips netiket (tata krama di internet).
Penutup
- Peserta didik menyerahkan lembar kerja kepada guru.
- Guru menanyakan apa kesimpulan dari sesi yang telah dipelajari.
- Guru menekankan bahwa di ruang digital ada sopan santun yang hendaknya diikuti
bersama. Terdapat konsekuensi atau dampak dari perilaku kita yang tidak sopan.
Jika sikap kita sopan dan baik di ruang digital, maka akan datang peluang-peluang
atau kesempatan yang baik pula.
Lembar Kerja Peserta Didik
DSI-K07-3

Nama peserta didik : …………………………


Kelas : ……………………
Tanggal : ……………………..

Tugas: Tuliskan pendapatmu tentang unggahan di dunia digital berikut ini!

Unggahan 1

Seseorang mengirimkan sebuah pesan kepada orang lain melalui aplikasi percakapan.

Poin diskusi: Apakah pesan yang dibuat ini sesuai etika atau tidak? Kalau tidak, mengapa?
Unggahan 2

Beredar di media sosial, sebuah foto seorang petugas kebersihan yang membersihkan kotoran yang m

Poin diskusi: Bagaimana tanggapanmu tentang hal ini? Apa etika yang dilanggar?
Unggahan 3

Sumber: https://twitter.com/n_izzah/status/1068754763934707712

Beredar sebuah unggahan di media sosial, seorang ibu hamil berdiri di kereta,
sedangkan beberapa pemuda duduk seolah tidak menghiraukan si ibu hamil. Banyak
yang menyebut sikap pemuda tersebut tidak pantas, karena seharusnya mereka
memberikan tempat duduknya kepada ibu hamil tersebut.

Poin diskusi: Bagaimana tanggapanmu tentang hal ini? Apakah narasi dan foto yang
ada di atas sudah mencerminkan situasi sebenarnya? Siapa yang melanggar dan etika
apa yang dilanggar?
Unggahan 4

Pada bulan Mei 2020, sebagian masyarakat Indonesia protes terhadap Dewan
Perwakilan Rakyat yang mengesahkan UU Cipta Kerja. Akun dprlive, seorang rapper
Korea, kemudian dibanjiri oleh komentar kemarahan dari warganet Indonesia yang
menolak UU Cipta Kerja.

Poin diskusi: Apa yang tidak etis dalam hal ini?


Unggahan 5

Seorang remaja tewas terlindas truk di Banten ketika sedang membuat konten
menghentikan tiba-tiba sebuah truk yang sedang melaju.

Poin diskusi: Mengapa ada remaja yang membuat konten semacam ini? Apa dampak
kalau perbuatan seperti ini tidak dihentikan?
Unggahan 6

Sumber: https://twitter.com/CandraMalik/status/802129299738238976

Dua orang warganet mengunggah penghinaan terhadap seorang tokoh masyarakat


yang menimbulkan polemik di media sosial. Keduanya mendapatkan peringatan dari
tempat mereka bekerja dan beberapa hari kemudian mereka mendatangi rumah
tokoh tersebut untuk meminta maaf.

Poin diskusi: Apa yang bisa kita pelajari dari kasus ini?
Lembar Jawaban
Panduan Guru DSI-K07-3

Berisi penjelasan dan konteks atas unggahan konten media digital yang ada dalam
Lembar Kerja Peserta Didik.

Unggahan 1

Konteks: Pesan dengan huruf kapital semua tidak sesuai dengan etika bermedia digital

Unggahan 2

Beredar di media sosial, sebuah foto seorang petugas kebersihan yang membersihkan
kotoran yang menempel pada sepatu seorang remaja perempuan. Banyak komentar
hujatan terhadap remaja perempuan dalam foto ini.

Konteks:
Remaja perempuan ini menginjak kotoran ketika memasuki mal dan bertanya kepada
petugas kebersihan di mana letak keran air. Namun petugas kebersihan meminta
supaya ia saja yang membersihkan dan petugas kebersihan meminta supaya
sepatunya tidak perlu dilepas.

Jadi jangan terburu-buru mengambil kesimpulan dari informasi yang tidak utuh.
Jangan menghakimi dari sebuah gambar yang bisa jadi berbeda dengan fakta
sebenarnya.

Sumber: https://kalbar.suara.com/read/2022/06/13/122613/viral-petugas-kebersihan-
mall-bersihkan-sepatu-pengunjung-sambil-jongkok-wanda-ponika-beri-klarifikasi

Unggahan 3

Sumber: https://twitter.com/n_izzah/status/1068754763934707712

Beredar sebuah unggahan di media sosial, seorang ibu hamil berdiri di kereta dan
beberapa pemuda duduk seolah tidak menghiraukan si ibu. Banyak yang menyebut
sikap pemuda tersebut tidak pantas karena seharusnya mereka memberikan tempat
duduknya kepada ibu hamil tersebut.

Konteks: Foto ini diambil ketika awal ibu hamil berdiri di dekat pintu kereta dan para
pemuda itu belum menyadari kehadiran ibu hamil. Begitu pemuda itu tahu ada ibu
hamil yang berdiri mereka langsung memberikan tempat duduknya kepada ibu hamil.
Jadi yang tidak beretika adalah yang mengambil foto dan menyebarkannya ke media
sosial, dan hanya mengirimkan foto ketika ibu hamil masih berdiri, sedangkan foto
ketika ibu hamil sudah duduk tidak ikut disebarkan.

https://batam.tribunnews.com/2018/12/03/viral-foto-wanita-hamil-tak-diberi-tempat-
duduk-di-kereta-ternyata-ini-faktanya-pelaku-minta-maaf

Unggahan 4

Pada bulan Mei 2020, sebagian masyarakat Indonesia protes terhadap Dewan
Perwakilan Rakyat yang mengesahkan UU Cipta Kerja. Akun dprlive, seorang rapper
Korea, kemudian dibanjiri oleh komentar kemarahan dari warganet Indonesia yang
menolak UU Cipta Kerja.

Konteks: Akun dprlive yang merupakan rapper dari Korea Selatan tidak ada kaitannya
sama sekali dengan Dewan Perwakilan Rakyat, sehingga tidak pantas kalau
ketidakpuasan terhadap DPR dilampiaskan dengan mengirimkan komentar pedas atau
kasar terkait UU Cipta Kerja. Hal ini selain tidak etis, juga mempermalukan nama baik
masyarakat Indonesia.

Unggahan 5

Seorang remaja tewas terlindas truk di Banten ketika sedang membuat konten
menghentikan tiba-tiba sebuah truk yang sedang melaju.

Konteks: Remaja seringkali mencari cara supaya kontennya viral di media sosial.
Salah satunya adalah dengan mengikuti tantangan atau challenge, salah satunya yang
sangat berbahaya adalah tantangan menghentikan truk yang sedang melaju. Hal ini
sangat membahayakan si remaja sendiri maupun pengemudi truk. Dan terjadi
beberapa kecelakaan yang mengakibatkan meninggal dan luka-luka. Remaja perlu
memahami bahwa konten digital harus dibuat dengan niat dan cara yang baik, tidak
boleh dengan cara yang merugikan dan membahayakan orang lain dan diri sendiri.

Unggahan 6

Sumber: https://twitter.com/CandraMalik/status/802129299738238976

Dua orang warganet mengunggah penghinaan terhadap seorang tokoh masyarakat,


yang kemudian menimbulkan polemik di media sosial. Keduanya kemudian
mendapatkan peringatan dari tempat mereka bekerja dan selang beberapa hari
mereka mendatangi rumah tokoh tersebut dan meminta maaf.
Konteks: Ketika seseorang melakukan tindakan yang tidak etis terhadap orang lain,
baik seperti bully, menghina, maka ia wajib untuk meminta maaf terhadapnya.
Apalagi jika menyebarkan ujaran kebencian dan fitnah, maka ia harus tahu dampak
perbuatannya bisa merugikan nama baik orang lain. Karenanya seorang pengguna
media sosial, harus berhati-hati dalam membuat status atau tulisan. Jangan mudah
terpancing emosi ketika membaca informasi yang berseliweran di media sosial.
Lembar Bacaan DSI-K07-3
Etika di Dunia Digital

Siberkreasi dan Deloitte (2020) merumuskan etika digital (digital ethics) adalah
kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.

Ruang lingkup etika adalah menyangkut pertimbangan perilaku yang dipenuhi


kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan nilai kebajikan dalam hal tata
kelola, berinteraksi, berpartisipasi, berkolaborasi, dan bertransaksi elektronik.
Kesadaran adalah melakukan sesuatu dengan sadar atau memiliki tujuan. Integritas
yang dimaksud dalam hal ini adalah kejujuran. Tanggung jawab berkaitan dengan
dampak atau akibat yang ditimbulkan dari suatu tindakan. Kebajikan menyangkut hal-
hal yang bernilai kemanfaatan, kemanusiaan, dan kebaikan.

Terdapat etika dan etiket yang perlu diikuti pengguna internet. Menurut K. Bertens
(2014) etika adalah sistem nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya. Etiket didefinisikan
sebagai tata cara individu berinteraksi dengan individu lain atau dalam masyarakat
(Pratama, 2014). Jadi, etiket berlaku jika individu berinteraksi atau berkomunikasi
dengan orang lain. Sementara etika berlaku meskipun individu sendirian (Kusumastuti
dkk, 2021). Hal lain yang membedakan etika dan etiket adalah bentuk. Etika pasti
tertulis, misal kode etik Jurnalistik, sedangkan etiket tidak tertulis (konvensi).

Diungkapkan oleh Pane (2016) dalam Kusumastuti (2021) bahwa forum digital juga
mempunyai aturan dan tata tertib tertentu yang menyangkut batasan dan cara yang
terbaik dalam memanfaatkan fasilitas internet. Di dunia digital dikenal dengan Netiket
(Network Etiquette) yaitu tata krama dalam menggunakan Internet. Hal paling
mendasar dari netiket adalah kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi
dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekadar dengan deretan karakter
huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya (Ibid, 2016).

Anda mungkin juga menyukai