Anda di halaman 1dari 3

Di Bulan Rajab, Mari Kita Maksimalkan untuk Beribadah

Bulan Rajab merupakan bulan yang istimewa, karena Allah swt memuliakan bulan
Rajab ke dalam salah satu bulan yang haram (mulia). Sebagai bulan yang mulia,
sudah sepantasnya kita semua untuk bersyukur kepada Allah swt, karena telah
menghadirkan bulan itu kepada kita.
Dengan hadirnya bulan Rajab dalam kehidupan kita, jangan sampai kita sia-siakan,
apalagi sampai menodai kesuciannya. Salah satu bentuk kita tidak menyia-nyiakan
bulan Rajab yakni dengan memperbanyak ibadah dan aktivitas baik lainnya.

Hadirin rahimakumullah.

Khatib berwasiat kepada jamaah Jumat sekalian, khususnya kepada diri khatib
pribadi yakni untuk selalu meningkatkan takwa kita kepada Allah swt, dengan cara
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebab tidak
ada bekal yang baik, yang akan kita bawa kepada Allah swt di akhirat kecuali
dengan takwa.

Alhamdulillah, segala puji milik Allah swt. Tuhan yang selalu memberikan kita
kekuatan jasmani maupun rohani. Secara jasad yakni kita bisa hadir di masjid yang
mulia dan berkah ini untuk beribadah shalat Jumat bersama dengan yang lainnya
tanpa halangan sakit maupun halangan yang lainnya.

Sedangkan secara rohani kita semua tetap diberikan keimanan untuk meyakini Allah
swt sebagai Tuhan kita dan Nabi Muhammad saw sebagai utusan-Nya. Serta kita
sadar bahwa salah satu bukti keimanan yang ada di dalam hati kita yakni kita tetap
menjalankan ibadah shalat Jumat di masjid yang mulia ini.

Shalawat beserta salam tetap kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
saw, Nabi yang menjadi suri tauladan (uswatun hasanah) bagi umatnya dan bagi
makhluk di seluruh alam semesta.

Hadirin rahimakumullah.

Beribadah kepada Allah swt merupakan bentuk penghambaan kita kepada-Nya,


karena sesungguhnya kita semua diciptakan oleh Allah swt, yakni untuk
menyembah-Nya. Hal ini dikuatkan oleh firman Allah swt dalam Al-Qur'an surat Adz-
Dzariyat ayat 56:
Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku (QS Adz-Dzariyat [51]: 56).

Dari ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa sesungguhnya semua makhluk
Allah yang diciptakan oleh-Nya merupakan seorang hamba yang harus patuh untuk
menghamba atau menyembah kepada-Nya.

Hadirin rahimakumullah.
Karena kita semua diciptakan untuk menyembah Allah swt, maka sudah
sepantasnya pada bulan Rajab yang mulia ini, kita harus memperbanyak ibadah
kepada-Nya, karena sesungguhnya ibadah di bulan Rajab, Allah swt akan
melipatgandakan amal perbuatan kita.

Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw ketika menyampaikan khutbah
Jumat di bulan Rajab pada masanya. Dalam khutbahnya beliau bersabda:

Artinya: Wahai manusia! Sungguh telah menaungi kepada kalian semua, bulan yang
agung, yaitu bulan Rajab yang merupakan bulan Allah, setiap kebaikan akan
dilipatgandakan di dalamnya dan doa-doa akan diterima, kegelisahan akan
dihilangkan, doa-doa orang mukmin tidak ditolak. Barangsiapa yang melakukan
kebaikan di dalamnya, maka akan dilipatgandakan menjadi berlipat ganda, dan Allah
bisa melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang Dia kehendaki (HR Anas bin
Malik).

Dengan memahami redaksi dalil di atas maka sudah pasti semua amal perbuatan
baik yang kita lakukan di bulan Rajab ini dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt
dan juga sebaliknya dengan perbuatan yang buruk.

Hadirin rahimakumullah.
Amaliah ibadah dan kebaikan yang bisa kita lakukan di bulan Rajab ini sangatlah
banyak, sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab
Tabyinu al-‘Ajb bi Ma Warada fi Syahr Rajab, halaman 20, di antaranya
(1) puasa;
(2) bersedekah;
(3) silaturahim;
(4) memberi makan orang yang lapar;
(5) menjenguk orang sakit;
(6) menyenangkan anak yatim;
(7) serta semua ibadah dan kebaikan lainnya.

Sedangkan anjuran dasar ibadah puasa dari empat bulan yang dimuliakan
(termasuk di dalamnya bulan Rajab), telah ditegaskan oleh Imam Fakhruddin al-Razi
dalam Mafâtîh al-Ghaib, juz 16, halaman 54, yang merupakan sabda Rasulullah
saw:
Artinya: Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan
(Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala
puasa 30 hari.

Sementara Sayyid Abu Bakar Syattha’ dalam kitab I’ânah at-Thâlibîn mengutip
hadits berikut:

Artinya: Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada


bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan
tinggalkanlah! (HR Abu Dawud dan yang lainnya).

Maka dari itu, marilah kita semua untuk memperbanyak ibadah kepada Allah swt,
baik tetap istikamah menjalankan ibadah wajib, dan menambah ibadah sunnah yang
lainnya. Karena salah satu nikmat seorang hamba yang hidup di dunia adalah
dengan bersujud (menghamba) kepada Allah swt.

Hadirin rahimakumullah
Demikianlah khutbah kita kali ini mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua baik
yang membaca maupun yang mendengarkannya.
Dan semoga Allah swt tetap memberkahi umur kita semua dengan dijumpakan
kepada bulan mulia yang lainnya yakni Sya'ban dan Ramadhan.

KHUTBAH 2

Anda mungkin juga menyukai