KHUTBAH PERTAMA
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Perlu kita syukuri karena Rajab termasuk bulan yang mulia. Kata Rajab berasal dari kata
“tarjib” yang bermakna agung dan mulia. Allah SWT memberikan keistimewaan terhadap
Rajab di antara bulan-bulan lain yang juga menyandang predikat mulia, yaitu Muharram,
Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab. Bulan Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah,
dan kebaikan dari Allah SWT.Telah maklum bahwa kita semua telah memasuki bulan Rajab,
bulan yang mulia. Nabi Muhammad dalam memperhatikan bulan Rajab sampai
memanjatkan doa yang sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik dalam Musnad
Ahmad:
“Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, semoga Engkau
pertemukan kami dengan bulan Ramadlan.”
Sebagaimana kisah yang telah masyhur, pada bulan Rajab juga terdapat peristiwa
monumental isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad SAW dari dari Masjidil Haram Makkah
menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil
Muntaha untuk menghadap Allah SWT Sang Pencipta alam semesta. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam surat al Isra’ ayat 1.
Peristiwa tersebut juga mendapat penjelasan dalam Shahih Bukhari, juz 5 halaman 52. Nabi
Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT. Allah SWT memerintahkan Nabi SAW untuk
melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima dan
kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi
Musa AS, Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu
dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah
membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah SWT,
mohonlah keringanan untuk umatmu. Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan
diringankan menjadi shalat sepuluh kali. kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi
Musa, dan Nabi Musa mengingatkan sebagiamana yang pertama. Kembali Nabi menghadap
Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu. Nabi Muhammad
kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat
wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap
pada Allah SWT. Saya ridho dan pasrah kepada Allah SWT.
Selain amalan kesunahan berpuasa, pada Bulan Rajab ini juga merupakan momentum yang
tepat untuk bertobat dari segala maksiat. Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif juz 1
halaman 122 menganjurkan umat manusia untuk bertobat di bulan Rajab yang mulia ini.
Beliau mengatakan: “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal baik yang
menyelamatkanmu dari api yang melalap.”
Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab al-Ghuniyah menjelaskan ada tiga syarat agar tobat
kita diterima oleh Allah SWT. Pertama, menyesali kesalahan dan kemaksiatan yang telah kita
perbuat. Kedua, meninggalkan setiap kesalahan di mana pun dan kapan pun. Ketiga, berjanji
untuk tidak mengulang dosa dan kesalahan. Ketiga syarat tersebut harus kita laksanakan
agar tobat kita benar-benar diterima oleh Allah SWT.
Barokallohu li walakum
KHUTBAH KEDUA