KANKER SERVIKS DI INSTALASI ONKOLOGI RADIASI RSUD. Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Dibuat oleh Khoirun Nisa (2101018015) Radioterapi Radioterapi atau terapi radiasi adalah pengobatan yang menggunakan radiasi dosis tinggi untuk mematikan sel kanker. Prinsip utama radioterapi adalah menggunakan dosis radiasi yang optimal dengan memperhitungkan efek samping pada jaringan sehat seminimal mungkin. Kanker serviks adalah Serviks atau leher rahim adalah pertumbuhan sel-sel abnormal bagian rahim yang terhubung pada serviks dimana sel-sel ke vagina. Fungsinya adalah normal berubah menjadi sel untuk memproduksi lendir yang kanker. Terdapat Banyak faktor membantu menyalurkan risiko yang mendukung sperma dari vagina ke rahim timbulnya penyakit kanker saat berhubungan seksual. serviks uteri antara lain Riwayat Serviks juga berfungsi Kanker Serviks dalam Keluarga, melindungi rahim dari bakteri multiparitas, merokok, dan dan benda asing dari luar. riwayat usia pertama (Kemenkes, 2022) melakukan intercourse. ( Rita Kirana, 2022) Anatomi Serviks memiliki panjang sekitar 3 cm dan diameter 2,5 cm, tetapi dimensi ini dapat bervariasi tergantung banyak faktor, termasuk paritas wanita. Pada wanita multipara, bentuknya memanjang (silindris). (Robert A. Soslow, 2020) anatomi sistem reproduksi pada wanita (Selva, 2023) Patofisiologi Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) Endometriosis
Mioma Uteri Kanker Serviks
Kanker Serviks Faktor Resiko Kanker Serviks 1. Wanita yang berasal dari golongan Kanker serviks merupakan suatu sosial ekonomi bawah penyakit keganasan pada leher 2. Alat Kontrasepsi Oral rahim atau serviks uteri, Kejadian 3. Obesitas kanker serviks dipengaruhi oleh 4. Penggunaan Antiseptik berbagai faktor, antara lain faktor aktivitas seksual yang meliputi usia 5. Usia Pertama Kali Hubungan Seksual pertama kali melakukan hubungan 6. Riwayat terpapar Infeksi Menular seksual, paritas, obesitas. (Ns. Ulfah Seksual (IMS) Nuraini Karim, Skep, Mkep, 2021) 7. Merokok 8. Paritas Radioterapi Secara garis besar teknik penyampaian radiasi digolongkan dalam2 golongan, yaitu: 1) Radiasi Eksterna (Teletherapy) Radiasi eksterna adalah cara penyampaian radiasi di mana terdapat jarak antara sumber radiasi dan target radiasi. Dengan teknik ini ditempatkan suatu pesawatyang memancarkan radiasi pada organ target. Teknik ini umumnya digunakan pada saat radiasi pertama kali diberikan. 2) Radiasi Interna (Brachytherapy) Brakhiterapi adalah pengobatan radiasi dengan mendekatkan sumber radiasi ke tumor primer. Penempatan sumber radiasi ini umumnya tidak bersifat permanen, dimana bila dosis radiasi yang direncanakan telah tercapai maka sumber radiasi ini diangkat kembali Macam-Macam Teknik Terapi Eksterna -2D -3DCRT -IMRT D.l.l. 1. Pendaftaran 2. Konsultasi Prosedur 3. Proses Simulasi Penyinaran 4. Planning 5. Verifikasi 6. Penyinaran Persiapan pasien Setiap akan melakukan sinar pasien harus melakukan cek a)HB (harus stabil: 11,7-15,5) b) Trombosit (harus stabil :150.000-440.000) c) Leukosit (harus stabil: 3.600-11.000). Alat & bahan
1. Pesawat Linac 3. Bestplat
2. Komputer
4. Masker 5. Handpenden Teknik pemberian radiasi eksterna
1. Posisi pasien : Pasien diposisikan supine di atas meja
pemeriksaan dengan tangan memegang handpenden, memakai masker abdomen, dan belt. 2. Posisi objek : Posisikan titik origin pada saat CT-Simulator sesuai dengan iso center pada saat akan dilakukan penyinaran. 3. Plan Prescription : 2 Gy / fraksi sebanyak 25x fraksi penyinaran, dengan total dosis 50 Gy (menggunakan 5 lapangan penyinaran) 4.Organ At Risk (OAR) : Blader & Femora head. Dari penelitian yang telah dilakukan didapat Teknik penyinaran terapi radiasi eksterna pada secara jelas prosedur penyinaran terapi radiasi kasus kanker serviks menggunakan teknik 3DCRT eksterna dengan Klinis kanker serviks di Instalasi dengan persiapan sebelum melakukan sinar onkologi radiasi RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi pasien harus melakukan cek HB, trombosit, dan Lampung. leukosit (harus stabil). Dan mempersiapkan alat Pasien datang ke onkologi biasa dengan diagnosa dan bahan berupa pesawat linac, best plat, hand kanker, kemudian pasien ke onkologi terpadu penden, belt, dan masker abdomen. Kemudian dengan membawa hasil rontgen, USG, CT-Scan, pasien diposisikan supine di atas meja dan hasil patologi anatomi (PA). Kemudian pasien pemeriksaan dengan tangan memegang konsultasi dengan dokter radiasi untuk handpenden, dipakaikan masker abdomen, dan dianamnesa guna menentukan rencana dan teknik belt. Kemudian posisikan titik origin pada saat CT- penyinaran yang akan dilakukan. Lalu pasien Simulator sesuai dengan iso center pada saat melakukan proses simulasi dengan menggunakan akan dilakukan penyinaran. Teknik penyinaran CT-Simulator, kemudian hasil scanning / data CT- terapi radiasi ini dilakukan dengan Plan Simulator akan dikirim ke TPS (Treatment Planning System) dan dokter akan membuat kontur organ Prescription 2 Gy / fraksi sebanyak 25x fraksi yang akan di sinar berupa GTV, CTV, PTV dan organ penyinaran, dengan total dosis 50 Gy. Dan Organ at risk yang dilindungi. Setelah dokter selesai At Risk (OAR) : Bladder dan femora head. membuat kontur organ, data akan dikirim ke fisikawan medis untuk membuat perencanaan penyinaran menggunakan Sistem TPS. Setelah itu pasien dijadwalkan untuk melakukan terapi radiasi. Setelah melakukan penyinaran terapi radiasi eksterna di Instalasi onkologi radiasi RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, jika diperlukan, pasien akan diberikan terapi interna berupa Brachiterapi, sesuai dengan permintaan dokter. Kesimpulan 1. Pada penyinaran terapi radiasi eksterna pada pasien dengan klinis kanker serviks di Instalasi Onkologi Radiasi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek dengan menggunakan teknik 3DCRT tidak ada Persiapan khusus, hanya saja sebelum melakukan penyinaran pasien melakukan cek HB, trombosit, dan leukosit (harus stabil). Dalam teknik penyinaran ini membutuhkan persiapan alat dan bahan berupa pesawat Linac, best plat, hand penden, belt, dan masker abdomen. 2. Pada teknik penyinaran terapi radiasi ini dilakukan dengan Plan Prescription 2 Gy / fraksi sebanyak 25x fraksi penyinaran, dengan total dosis 50 Gy. Dengan pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan tangan memegang handpenden, dipakaikan masker abdomen dan belt. Kemudian posisikan titik origin pada saat CT-Simulator sesuai dengan iso center pada saat akan dilakukan penyinaran. Dan Organ At Risk (OAR) : Bladder dan femora head. Terima Kasih Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat!