TRADISIONAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan
Agama Islam. Diajar oleh :
Oleh :
Tika Rostiawati
Amelia Khairunnisa
Andi Yudaraharja
2020
ANALISA TERHADAP PENYEMBELIHAN AYAM DI RUMAH POTONG
TRADISIONAL
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan meninjau hasil pemotongan ayam dirumah potong ayam
(RPA) pasar ciroyom. Sesuai dari penelitian, data yang didapatdilihat dari cara
penyembelihannya telah memenuhi kriteria menurut syariat Islam. Namun, dilihat
dari kebersihan tempat pemotongan tidak memenuhi kriteria baik dalam sanitasi dan
higienis yang menjamin kehalalan dan kesuciannya. Dengan cara penanganan dan
pengolahan yang baik, ayam akan tetap terjaga kebersihan dan keamanan untuk
dimakan.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pemenuhan kebutuhan masyarakat pada daging ayam perlu dilakukan dengan
cara peningkatan produksi dan kualitas hasil ternak secara optimal yang menjamin
kualias daging yang aman sampai ke konsumen. Data dari Badan Pusat Statistik
(2017), menyatakan rata-rata konsumsi daging ayam per kapita di Indonesia sebesar
5.68 kg/kapita/tahun. Meningkat sebanyak 11.2% dari tahun sebelumnya.
Kualitas dan keamanan daging yang dihasilkan salah satunya dihasilkan oleh
penyedia daging di Rumah Potong Ayam (RPA). Menurut Damayanti et al., 2012,
disadari atau tidak, peranan RPA sebagai penyedia daging ayam yang akan
dikonsumsi manusia sangat besar. Proses penanganan ternak dan daging di RPA yang
kurang baik dan tidak memperhatikan faktor-faktor sanitasi dan hygine, tidak
menerapkan prosedur pemotongan ternak yang sesuai akan berdampak pada mutu,
kehalalan, keamanan daging yang di hasilkan. Good slaughtering practices (GSP)
merupakan praktik di RPA yang berkaitan dengan kondisi dan tidakan yang
dibtuhkan untuk menjamin keamanan dan kelayakan pangan.
Menurut Delfita (2013), kehalalan dan keamanan produk asal ternak harus
diperhatikan. Proses pemotongan harus mengikuti tata cara penyembelihan ayam
sesuai dengan syariat huku Islam sehingga daging yang dihasilkan benar-benar
menjamin kehalalannya. Permasalahan halal dan haram dalam agama islam diatur
dalam Al-Quran dan hadist. Selai menjelaskan hewan yang halal haram untuk
dikonsumsi, Islam juga menetapkan ketentuan personal yang sah hasil
penyembelihannya, alat yang digunakan, serta tata cara pelaksanaa penyembelihan
agar hasil penyembeluhan tersebut halal dan baik.
Islam merupakan agama yang mengatur semua aspek kehidupan di muka bumi,
termasuk mengenai bagaimana manusia menjaga kebersihan lingkungan. Dalam
sumber ajaran Islam yaitu al-Qur‟an dan al-Sunnahditerangkan bagaimana ajaran
Islam menyoroti masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan. Hal ini menunjukkan
bahwa anjuran-anjuran untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan
bukanlah hal baru dalam Islam,karena sebagai agama yang menjadi rahmat bagi
sekalian alam, Islam tidak akan membiarkan manusia merusak atau mengotori
lingkungan sekitarnya.
Dalam pandangan Hujjah al-Islâm Mu hammad ibn Abû Hâmid al-Ghazâlî (w.
550H), bahwa segala sesuatu yang diharamkan adalah jelek atau kotor, hanya saja
derajat kejelekan dan kekotorannya itu satu sama lain berbeda. Segala sesuatu yang
halal itu baik, hanya saja derajat kebaikannya satu sama lain nya berbeda.
Berdasarkan pada pandangan ini menurut al- Ghazalî seorang Mukmin dalam
menyikapi hal yang dihalalkanpun diperlukan kearifan. Sejauhmana dampak
makanan atau minuman yang dihalalkan bagi kualitas ketakwaan seseorang.
Dari Muhammad bin Abdillah ibn Numair al-Hamdani, dari ayahku dari
Zakariyya dari Sya’bi dari al-Nu’man bin Basyir telah berkata saya telah men dengar
Rasulullah Saw. dan dia bahwa dengan telunjuk nya ke arah telinganya,
“Sesungguhnya yang halal itu jelas, yang haram jelas. Dan di antara keduanya ada
masalah syubhat, kebanyakan manusia/orang tidak mengetahuinya. Karena itu maka
barang siapa menjaganya/bertakwa terjerumus dalam syubhat, berarti dia telah
membebaskan agama dan kehormatannya. Dan barang siapa terjerumus pada sesuatu
di dalam syubhat, berarti hampir terjerumus ke dalam yang haram. Sebagaimana jika
seseorang menggembala ternaknya di sekitar Hima (tempat/area milik raja yang
dijaga/dilindungi dan terlarang dimasuki orang lain dan siapa yang memasukinya
maka akan dijatuhi saksi hukuman). Ketahuilah bahwa sesungguhnya setiap raja
memiliki hima, ketahuilah bahwa hima Allah adalah larangan-larangan-Nya”.26 (H.r.
Muslim).
Seperti hadist diatas menyebutkan syubhat yang berarti sesuatu yang tidak jelas
kehalalan dan keharamannya karena banyak manusia yang tidak mengetahui
hukumnya. Adapun ulama mereka dapat mengetahui hukum dari nas atau qiyâs atau
sebagai nya, apabila seseorang meragukan sesuatu apakah halal atau haram sementara
tidak ada nas dan ijmak sebagai hasil ijtihad mujtahid lalu mendapatkan dalil syar’i-
nya lalu dijumpainya halal maka ia menjadi halal, tetapi terkadang ada dalilnya,
namun tidak tertutup kemungkinan keraguanyang jelas maka lebih utama bersikap
wara’ dengan meninggalkannya.
Makanan yang halal adalah makanan yang dibolehkan oleh agama (tidak
diharamkan). sedangkan makanan yang baik adalah makanan yang memenuhi syarat-
syarat kesehatan, termasuk makanan yang bersih.Sasaran higiene sanitasi makanan
dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga "Bahwasanya Allah itu indah
menyukai keindahan" (H.R. At-Tarmidzi]. Kebersihan Makanan Ajaran Islam tentang
kebersihan makanan menyatukan aspek kebersihan dari segi kesehatan dan
kebersihan dalam arti makanan yang halal.
Rumusan masalah
Tujuan Analisa
Hipotesis Analisa
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu Rumah Potong Ayam (RPA) pasar
Ciroyom, Kota Bandung pada bulan Maret 2020
Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rumah Potong Ayam di
Pasar Ciroyom
Instrumen Wawancara
Transkrip Wawancara
Nama : Bapa Apih
Keterangan :Penyembelih Ayam
Tanggal : 3 Maret 2020
Tempat Wawancara : Pasar Ciroyom
Materi Wawancara
Peneliti Bagaimana cara menyembelih ayam di tempat anda?
Pertama-tama berdoa dulu, minimal membaca basmallah. Lalu
disembelih lehernya. Setelah ayamnya mati, dicelupkan ke air
Informan panas supaya bulunya mudah rontok. Setelah itu dimasukkan ke
mesin untuk merontokkan bulunya. Terakhir dibersihkan
jeroannya.
Peneliti Berapa ekor ayam yang anda sembelih setiap harinya?
Tergantung datengnya berapa, kadang satu truk itu 700 ekor, ya
Informan
semuanya disembelih.
Peneliti Kemana anda mendistribusikan ayam yang anda sembelih?
Yang jelas ke pasar-pasar, ke penjual ayam, lalu ke pabrik.
Informan
Kadang juga ke hotel
Peneliti Berapa jenis ayam yang anda sembelih? Serta berapa beratnya?
Ada yang kecil dan yang besar. Beratnya kira-kira 8 ons sampai
Informan
2,5 kg. Paling besar 3 kg.
Table 2.hasil wawancara
Transkrip Wawancara
Nama : Bapa Dadan
Keterangan :Penyembelih Ayam
Tanggal : 6 Maret 2020
Tempat Wawancara : Pasar Ciroyom
Materi Wawancara
Peneliti Bagaimana cara menyembelih ayam di tempat anda?
Informan Pertama-tama membaca Basmallah dibarengi dengan niat karna
Allah menghadap kiblat. Lalu disembelih lehernya pakai pisau
tajam sampe terputus 3 saluran. Nunggu darahnya ngalir dulu.
Setelah ayamnya mati, dicelupkan ke air panas supaya bulunya
mudah rontok. Setelah itu dicabut bulunya secara semi-manual.
Terakhir dibersihkan jeroannya.
Peneliti Berapa ekor ayam yang anda sembelih setiap harinya?
Tergantung datengnya berapa, kadang satu truk itu 600 ekor, ya
Informan
semuanya disembelih.
Peneliti Kemana anda mendistribusikan ayam yang anda sembelih?
Informan Ke konsumen yang udah kerjasama sih kebanyakanya
Peneliti Berapa jenis ayam yang anda sembelih? Serta berapa beratnya?
Sore kita sembelih ayam kecil yang untuk daging sate dll yang
Informan beratnya sekitar 1.5kg.kalo malem potong ayam ras buat di
distribusiin ke pasar biar seger.
Table 3.hasil wawancara
Transkrip Wawancara
Nama :
Keterangan : Dosen Ahli Pangan
Tanggal : 3 Maret 2020
Tempat Wawancara :
Materi Wawancara
Bagaimana cara mengolah ayam dengan benar pasca
Peneliti
penyembelihan?
Pertama-tama, mulai dari tangan hingga alat alat yang akan
digunakan harus bersih dan tersanitasi dengan benar lalu setelah
ayam disembelih rendam dengan air mendidih selama 3 menit
Informan
lalu dibului, rendam potongan daging ayam dengan larutan air
jeruk nipis atau cuka untuk mengurangi lemak dan aroma yang
kurang sedap.
Cara memilih ayam yang baik untuk diolah pasca
Peneliti
penyembelihan?
Pertama, warna dagingnya kemerahan , tidak pucat, dan
kebiruan, lalu tekstur dari dagingnya kenyal (apabila ditekan
daging akan kembali ke bentuk semula), kulit tidak berlendir dan
Informan
tidak mudah sobek bila di cubit, aroma harus aroma khas daging
ayam, karna jika tidak bisa saja si penjual menggunakan bahan
kimia untuk mengawetkan daging ayam
Dimana penyimpanan daging ayam yang baik pasca
Peneliti
penyembelihan?
Sebaiknya disimpan di freezeryang terjaga kebersihannya dan
tidak tercampur dengan bahan pangan yang lain apabila tidak
Informan
akan langsung diolah, atau lebih baiknya lagi langsung saja
dimasak dan dibumbui selagi daging ayam masih fresh
Hasil dari pengamatan dan analisa data sesuai dengan kedua table, kedua RPA itu
menyembeli sesuai dengan syariat Islam. Keduanya menyembelih dengan menyebut
nama Alla SWT, sebagai mana dalam firmannya
َو اَل َتْأُك ُلو۟ا ِمَّم ا َلْم ُي ْذ َك ِر ٱْس ُم ٱِهَّلل َع َلْي ِه َو ِإَّن ۥُه َلِفْس ٌق ۗ َو ِإَّن ٱلَّش َٰي ِط يَن َلُيوُح وَن ِإَلٰٓى َأْو ِلَي ٓاِئِه ْم ِلُيَٰج ِد ُلوُك ْم ۖ َو ِإْن
َأَطْع ُتُم وُهْم ِإَّنُك ْم َلُم ْش ِر ُك وَن
Artinya: “ Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama
Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah
suatu kefasijan. Sesungguhnya syaitan itu membisikan kepada kawan-kawannya agar
mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu
tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (Q.S. Al- An’am ; 121)
Adapun mengenai tata cara penyembelihannya sudah sesuai syariat pula karena
mengalirkan darah ayam sebelum dimasukkan ke air panas, serta menunggu ayam
tersebut dan memastikannya benar-benar mati sebelum dimasukkan ke air panas.
Jadi, ayam disana bukan mati karena air panas atau hal yang lainnya. Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW :
َو َأَّم ا الِّس ُّن َفَع ْظٌم، َلْيَس الُّظُفَر َو الِّس َّن َأَّم ا الُّظُفُر َفُم َدى اْلَحَبَش ِة، َم ا َأْنَهَر الَّد َم َو ُذ ِكَر اْس ُم ِهللا َفُك ْل.
“(Alat) apa saja yang dapat mengalihkan darah dan disebut Nama Allah (pada saat
menyembelih) maka makanlah (sembelihan itu), asalkan tidak menggunakan kuku
dan gigi. Adapun kuku adalah pisaunya orang Habasyah sedangkan gigi merupakan
tulang.” (HR Bukhari)
Dilihat dari Gambar 1, ayam di letakan begitu saja tanpa ada perantara semisal
plastic untuk mengalasi ayam. Pecemaran awal dari mikroorganisme harus dikurangi
agar daya tahan daging ayam dapat dicapai secara maksimum karena daging akan di
distribusikan lagi ke pasar dalam ke adaan segar.
Sumber pencemaran dapat diawasi secara terkendali terus menerus antara lain
Dapat dikatakan RPA di pasar ciroyom yang masih tergolong tradisional, tidak
mementingkan kebersihan tempat maupun personal. Jika berbicara kebersihan,kata
bersih sering digunakan untuk menyatakan keadaan lahiriah suatu benda, seperti air
itu bersih, lingkungan bersih, tangan bersih dan sebagainya. Terkadang, kata bersih
memberikan pengertian suci, seperti air itu suci, tetapi biasanya kata bersih
digunakan untuk ungkapan sifat lahiriah sedangkan kata suci untuk ungkapan sifat
batiniah, seperti jiwanya suci. Tidak semuanya yang bersih adalah suci.1
“wahai manusia sekalian, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena
sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.” (QS. Al-Baqarah:168)
Berdasarkan ayat diatas, Allah memberikan catatan bahwa yang boleh dikonsumsi
hanyalah yang halal lagi baik (halalan thayyiban). Perlu digaris bawahi bahwa kata-
kata “halalan thayyiban” terdapat perbedaan diantara keduanya. Setiap yang halal
belum tentu baik (thayyib), meskipun setiap yang baik (thayyib) hampir dipastikan
halal. Kata baik (thayyib) disini termasuk di dalamnya adalah dari segi kebersihan,
kesehatan, gizi, dan lain sebagainya.
Salah satu carayang dianjurkan oleh Islam dalam memelihara kesehatan adalah
menjaga kebersihan. Sikap Islam terhadapkebersihan sangat jelas dan didalamnya
terkandung nilai ibadah kepada Allah swt.Islam mengajarkan pula tentang kesucian.
Bersih dan suci adalah dua hal yang tidak dapat di pisahkan, keduannya sangat erat
berhubungan dengan kesehatan, meskipun arti katanya tak persis sama. Bersih
merupakan kata sifat yang menunjukkan keadaan bebas dari kotoran.
Dari literasi diatas, kita tahu bahwa RPA yang ada di Ciroyom masih kurang
memperhatikan kebersihan dalam aspek tempat dan personal. Seperti yang kita tahu
makanan harus halal dan baik (baik dalam arti kebersihan, kesehatan, gizi dll), jadi
daging ayam yang ada di pasar Ciroyom masih dalam perkara syubhat. Daging ayam
sudah masuk dalam kriteria halal dalam penyembelihan namun belum tentu baik
dalam mengkonsumsi.
Dari tabel 3 diatas kita dapat mengetahui metode pengolahan ayam yang baik dan
benar pasca penyembelihan, yaitu :
a. Merendam daging ayam dengan air mendidih selama 3 menit agar bulu bulu
ayam mudah untuk dicabuti
b. Rendam potongan daging ayam dengan air jeruk nipis/cuka untuk
menghilangkan aroma yang kurang sedap dan juga untuk mengurangi lemak
yang masih menempel di daging ayam
Lalu cara memilih daging ayam yang baik untuk di konsumsi/diolah pasca
penyembelihan yaitu meliputi :
a. freezer dengan kebersihan yang baik, dan juga tidak tercampur dengan daging
atau bahan pangan yang lain
Gambar 5.Daging ayam yang telah dibersihkan dan siap untuk diolah
Gambar 6. Daging ayam yang telah dibersihkan dan untuk siap diolah
Dilihat dari Gambar 5 dan 6, ayam yang baru disembelih dan telah dibersihkan
dari bulu, kotoran, jeroan, dan juga telah direndam dengan jeruk nipis untuk
menghilangkan bau dan menghilangkan lemak disekitaran daging ayam yang tidak
diperlukan lalu siap untuk diolah.
KESIMPULAN
Muhammad ibn Muhammad Abû Hâmid al-Ghazalî, Mukhtashar Ihyâ’ ‘Ulûm al-Dîn,
(Bayrût: Dâr al-Fikr, 1406H-1986M), h. 102.
Tim Lembaga Penelitian Universitas Islam Jakarta, Konsep Agama Islam tentang
Bersih dan Implikasinya dalam Kehidupan Masyarakat,(Jakarta: Universitas Islam
Jakarta 1993), hlm. 12
https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/mimbar-penyuluhan/808-penanganan-
daging-unggas-yang-hygiene