Anda di halaman 1dari 2

Nama: Adom Javas Pragata

MatKul: Kewarganegaraan
Hak Asasi Manusia

Artikel ini merupakan review yang membahas tentang Hak Asasi Manusia (HAM).
Terdapat beberapa point pentig yang dibahas dalam artikel ini yaitu Definisi, sejarah dan
bentuk Hak Asasi Manusia. Dengan adanya artikel ini diharapkan pembaca dapat memahami
lebih dalam tentang HAM secara umum. Di akhir artikel juga akan diberikan kesimpulan
untuk pembaca.

Definisi Hak Asasi Manusia

Menurut Frans Magnis, HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena
diberikankepadanya oleh masyarakat, jadi bukan karena hukumpositif yang berlaku,
melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia1. Manusia memilikinya karena ia
manusia. Dari pengertian tersebut bisa di artikan bahwasannya setiap manusia yang terlahir di
dunia ini memiliki haknya masing masing. Hak paling dasar bagi setiap manusia adalah hak
hidup, dimana hak bisa didapatkan sesuai dengan porsinya masing masing. Dengan demikian
bahwa pengertian hak asasi manusia itu sendiri adalah hak dasar yang melekat pada individu
sejak ia laahir secara kodrati yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa yang
tidak dapat dirampas dan dicabut keberadaannya.

Oleh karena itu, HAM bersifat universal yang artinya berlaku dimana saja,untuk siapa
saja, dan tidak dapat diambil siapapun. Hak-hak tersebut dibutuhkan individu untuk
melindungi diri dan martabat kemanusiaan, juga sebagai landasan moral dalam bergaul
dengan sesama manusia. Meskipun demikian bukan berarti manusia dengan hak-haknya
dapat berbuat sesuka hatinya ataupun seenaknya.

Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia

Gerakan teori hak kodrati mengilhami kemunculan gagasan hak asasi manusia di
panggung internasional. Pengalaman buruk dunia internasional dengan peristiwa Holocaust
Nazi, membuat dunia berpaling kembali kepada gagasan John Locke tentang hak-hak kodrati.
Setelah kebiadaban luar biasa terjadi menjelang maupun selama Perang Dunia II, gerakan
untuk menghidupkan kembali hak kodrati menghasilkan dirancangnya instrumen
internasional yang utama mengenai hak asasi manusia. Hal ini dimungkinkan dengan
terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1945, segera setelah berakhirnya
perang yang mengorbankan banyak jiwa umat manusia. Dengan mendirikan PBB,

1
Atqiya Naimatul, “HAM Dalam Perspektif islam”, Jurnal Studi Islam, 01, No. 02 (Desember 2014): 172
masyarakat internasional tidak ingin mengulang terjadinya kembali Holocaust di masa depan,
dan karena itu menegaskan kembali kepercayaan terhadap hak asasi manusia, terhadap
martabat dan kemuliaan manusia, terhadap kesetaraan hak-hak laki-laki dan perempuan, dan
kesetaraan negara besar dan kecil2.

Bentuk Bentuk Hak Asasi Manusia

Dilihat dari tingkatannya ada tiga bentuk hak asasi manusia dalam Islam, pertama, hak
darury(hak dasar).Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan
hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga hilang eksistensinya, bahkan hilang
harkat kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup seseorang dilanggar, maka berarti
orang itu mati. Kedua,hak sekunder (hajy), yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan
berakibat pada hilangnya hak-hak elementer, misalnya, hak seseorang untuk
memperoleh sandang pangan yang layak, maka akan meng-akibatkan hilangnya hak
hidup. Ketiga,hak tersier (tahsiny), yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak
primer dan sekunder3.

Kesimpulan

Hak paling dasar bagi setiap manusia adalah hak hidup, dimana hak bisa didapatkan
sesuai dengan porsinya masing masing. Dengan demikian bahwa pengertian hak asasi
manusia itu sendiri adalah hak dasar yang melekat pada individu sejak ia laahir secara kodrati
yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa Yang tidak dapat dirampas dan dicabut
keberadaannya. Kedua,hak sekunder (hajy), yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan
berakibat pada hilangnya hak-hak elementer, misalnya, hak seseorang untuk memperoleh
sandang pangan yang layak, maka akan meng-akibatkan hilangnya hak hidup.

Referensi

Atqiya Naimatul, “HAM Dalam Perspektif islam”, Jurnal Studi Islam, 01, No. 02 (Desember
2014)

Sorata I Nyoman, “Sejarah Perkembangan Konsep Hak Asasi Manusia”, Jurnal Fakultas
Hukum, 02, No. 01 (Agustus 2014)

2
Sorata I Nyoman, “Sejarah Perkembangan Konsep Hak Asasi Manusia”, Jurnal Fakultas Hukum, 02, No. 01
(Agustus 2014): 115
3
Atqiya Naimatul, “HAM Dalam Perspektif islam”, Jurnal Studi Islam, 01, No. 02 (Desember 2014): 174

Anda mungkin juga menyukai