Anda di halaman 1dari 3

Sebelum membahas mengenai Konflik perebutan Kuil Preah Vihear yang diperebutkan

oleh Kamboja dan Thailand. Kita akan membahas letak kedua negara ini terlebih
dahulu. Karena pembahasan ini akan menyangkut batas wilayah, jadi kita akan
membahas terlebih dahulu mengenai letak kedua negara yang bersitegang tersebut, yaitu
negara Thailand dan Negara Kamboja.

Negara Kamboja sendiri berbatasan dengan Thailand di Sebelah Utara, dan kemudian di
sebelah Barat yang berbatasan dengan Laos. Selain di bagian Utara Kamboja juga
berbatasan lagi dengan Thailand di sebelah barat, setelah itu untuk sebelah Timur
Kamboja berbatasan dengan Vietnam, dan untuk sebelah Selatan Kamboja berbatasan
langsung dengan Laut China Selatan dalam (Budiana, 2013). Sedangkan Negara
Thailand, sebagai negara yang berkonflik dengan Kamboja ini berbatasan dengan
Kamboja pada wilayah sebelah Timur dari wilayah Thailand. Kemudian untuk sebelah
Utara berbatasan dengan Laos dan Myanmar, sebelah selatan berbatasan dengan
Malaysia dan Teluk Siam, serta sebelah Barat berbatasan dengan Myanmar dan Laut
Andaman dalam (Pratama, 2019).

konflik antara Thailand dan Kamboja dalam masalah perbatasan juga terkait dengan
letak masing-masing perbatasan negara kamboja dan Thailand ini sehingga dengan
letak antara Kamboja dengan Thailand yang saling berbatasan tidak memungkiri jika
kedua negara mengalami konflik perbatasan.

Hal ini terjadi setelah Kamboja berhasil mendeklarasikan kemerdekaannya dari Perancis
pada 1953 tepatnya pada 1954. Pernyataan Thailand terkait pengeklaiman wilayah di
sekitar Kuil Preah Vihear ini didasarkan pada hasil pemetaan ahli Amerika menyatakan
jika wilayah sekitar Kuil Preah Vihear masuk kedalam wilayah Thailand. Selain itu
wilayah ini sangat diinginkan karena di wilayah ini terdapat banyak kekayaan alam
yang tersimpan dan melimpah, seperti barang tambang yang berharga. Namun, pihak
Kamboja menyatakan jika wilayah sekitar Kuil Preah Vihear ini merupakan bagian dari
wilayah Kamboja yang didasarkan pada hasil pemetaan Perancis dalam Mixed
Commission menyatakan bahwa wilayah Kuil Preah Vihear ini merupakan bagian dari
Kamboja yang juga merupakan bagian sejarah dari Kamboja itu sendiri juga. Dalam
konflik perebutan wilayah Kuil Preah Vihear ini ditindak lanjuti oleh Thailand dengan
mengirimkan pasukan ke Kuil Preah Vihear. Hal ini membuat Kamboja yang merasa
bahwa wilayah Kuil Preah Vihear adalah milik Kamboja berdasarkan pemetaan dari
Perancis dalam Mixed Commission. Sehingga dengan ketidaknyamanan yang dirasakan
oleh Kamboja, Kamboja pun melaporkan Tindakan Thailand ini ke Pengadilan
Internasional pada 1959. Kemudian kedua negara ini pun sepakat untuk menyerahkan
permasalahan sengketa wilayah ini ke Mahkamah Internasional.

Kemudian dengan adanya keputusan dan perintah dari Mahkamah Internasional tersebut
membuat konflik antara Kamboja dengan Thailand sedikit mereda. Namun, pada 2007
perselisihan antara Kamboja dan Thailand terkait Wilayah Kuil Preah Vihear kembali
tersulut. Hal ini karena Kamboja mendaftarakan Kuil Preah Vihear sebagai situs
peninggalan bersejarah dunia kepada UNESCO, dan resmi ditetapkan UNESCO sebagai
warisan dunia atau World Heretige List pada 7 Juli 2008.

Pada 7 oktober 2008 dari penetapan Kuil Preah Vihear sebagai warisan dunia terjadi kericuhan
yang terjadi di sekitar Kuil Preah Vihear dengan terlukanya 2 tentara Thailand akibat menginjak
alat peledak yang ditanam dibawah tanah di wilayah sekitar Kuil Preah Vihear. Hal ini,
membuat pemerintahan Thailand merasa bahwa kejadian ini disengaja oleh Kamboja. Namun,
dari pihak Kamboja tidak terima akan tuduhan tersebut. Sehingga Kamboja yang tidak terima
dengan tuduhan tersebut dan langsung mengeluarkan pernyataan bahwa alat peledak tersebut
merupakan bekas dari senjata yang digunakan dalam konflik 3 fraksi di Kamboja. Dengan
serangan yang dilakukan oleh pihak Thailand di sekitar Kuil Preah Vihear yang dilakukan pada
15 Oktober 2008. Serangan ini menewaskan 2 anggota militer Kamboja dan mencederai 5
anggota militer Thailand

Selain itu protes dan serangan juga semakin banyak dikerahkan dari kelompok aktivis militer
Thailand pada 21 Juli untuk memasuki area Keo Sikha Kiri Syara Pagoda. Mereka para kelompok
aktivis juga mencurigai apabila pemerintah perdana menteri Samak Sudrajev sengaja menjual
Kuil Preah Vihear kepada pemerintah Kamboja untuk kepentingan bisnis mantan perdana
menteri Thailand Thaksin Shinawarta. Kecurigaan atau bahkan tuduhan ini dilayangkan akibat
dari sikap perdana menteri Samak sendiri yang berusaha untuk ikut menandatangani dan
mendukung usaha pemerintah Kamboja untuk membantu Kamboja mendaftarkan Kuil yang
dipesengketakan tersebut kedalam salah satu situs warisan dunia
Upaya penyelsaian konflik 2008: Negosiasi, pertemuan kedua negara, Organisasi regional
ASEAN

Pada Februari 2011, situasi memanas ketika terjadi pertempuran sengit antara pasukan
Thailand dan Kamboja di sekitar Kuil Preah Vihear, yang merupakan situs bersejarah dan
religius yang menjadi pusat sengketa. Bentrokan ini melibatkan penggunaan senjata ringan,
artileri, dan mortir, dan menyebabkan korban jiwa di kedua pihak. Bentrokan pada tahun 2011
terjadi setelah Kamboja melaporkan bahwa pasukan Thailand telah melintasi perbatasan dan
menyerang pos-pos militer Kamboja. Thailand membantah tuduhan tersebut dan mengklaim
bahwa mereka hanya bertindak sebagai tanggapan atas tembakan dari pihak Kamboja.

Upaya penyelesaian konflik 2011: Mediasi dan dialog diplomatic, Mekanisme bilateral,
Mahkamah Internasional, Gencatan senjata dan penarikan pasukan:

Perkembangan hubungan bilateral Thailand dan Kamboja pasca penyelesaian sengketa semakin
membaik karena kedua negara selalu melakukan kontak dan melakukan pertukaran kunjungan
khususnya dalam kerangka kerjasama sub regional, perdagangan perbatasan yang dapat
meningkatkan arus lalu lintas wisatawan ketiga negara khususnya Thailand dan Kamboja,
termasuk destinasi wisata bersama yang berhasil menaikan jumlah wisatawan yang berkunjung
Kerjasama yang dilakukan Thailand dan kamboja dapat membantu meningkatkan
perekonomian kedua negara dan secara cepat memperbaiki hubungan bilateral Thailand dan
Kamboja yang sempat menegang akibat sengketa Kuil Preah Vihear, serta kedepannya sengketa
antara kedua negara ini tidak kembali diangkat

Anda mungkin juga menyukai