Anda di halaman 1dari 3

Tugas Ceramah

Nama: Ridzqie Abdillah (XI IPS 4)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

‫ َو َنُعْو ُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُرْو ِر َأْنُفِس َنا َوِم ْن َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا ؛ َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفاَل‬، ‫ِإَّن اْلَحْم َد ِهَّلِل َنْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ُه َو َنُتْو ُب ِإَلْيِه‬
‫ َو َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُه‬، ‫ُمِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفاَل َهاِدَي َلُه‬،
‫ُل‬

Innalhamdalillahi nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu Wana’udzubiillah


minsyurruri ‘anfusinaa waminsayyi’ati ‘amaalinnaa
Manyahdihillah falah mudhillalah Wa man yudhlil falaa haadiyalah Wa asyhadu allaa ilaaha
illallaah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh

Yang terhormat, Bapak Fikri Haekal Anwar, S.Pd selaku guru mata pelajaran PAI di kelas XI
IPS 4. Dan saudara-saudari XI IPS 4 yang saya cintai. Pada kesempatan kali ini, izinkan saya
menyampaikan ceramah mengenai menuntut ilmu sebagai sebuah kewajiban.
Selama ini, kita menganggap ilmu agama adalah sesuatu yang tidak penting, karena
kebanyakan kita tidak mengetahui bahwa menuntut ilmu dalam agama Islam adalah suatu
kewajiban.

Salah satunya saat Rasulullah SAW bersabda:

‫َطَلُب اْلِع ْلِم َفِر ْيَض ٌة َع َلى ُك ِّل ُم ْس ِلٍم‬

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (HR Ibnu Majah)

Hadits ini adalah dalil wajibnya setiap muslim untuk menuntut Ilmu agama.
Yang perlu diperhatikan adalah ilmu agama atau ilmu syar’i bukan Ilmu dunia.
Maknanya kita diwajibkan mempelajari ilmu agama, terutama ilmu yang berkenaan dengan
amalan yang fardhu a’in.
Misalnya, puasa adalah kewajiban bagi setiap muslim. Maka, mempelajari ilmu tentang puasa
adalah sesuatu yang wajib dilakukan.
Dalam hal ibadah misalnya shalat, maka ilmu tentang berwudhu juga harus dipelajari.
Di sini wudhu yang awalnya sunnah bisa menjadi wajib, karena wudhu adalah salah satu
syarat sahnya shalat.
Begitu juga dengan ibadah yang wajib, maka mempelajarinya adalah suatu kewajiban juga,
karena mustahil kita tahu rukun puasa dan pembatal puasa kalau tidak tahu ilmunya.
Sesuatu yang Allah SWT telah wajibkan, maka akan diikuti dengan keutamaan atau fadhilah.
Misalnya seperti dijelaskan dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah RA:

‫ َس َّهَل ُهللا َلُه ِبِه َطِر ْيًقا ِإَلى اْلَج َّنِة‬،‫َم ْن َس َلَك َطِرْيًقا َيْلَتِم ُس ِفْيِه ِع ْلًم ا‬
Artinya: “Barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan dirinya
jalan menuju surga.” (HR Muslim)

Sebagian ulama memandang hadits ini seperti teksnya, yaitu usaha kita dalam mendatangi
majelis ilmu sudah dihitung sebagai pahala yang dengannya akan Allah SWT mudahkan jalan
menuju surga.

Sebagian ulama lagi mengatakan bahwa dengan mendatangi majelis ilmu, maka kita akan
mengetahui berbagai macam hukum Islam.

Dengan itu, maka kita akan berjalan sesuai dengan ilmu syariat.

Sehingga amalan yang dijalankan sesuai dengan ajaran islam atau sesuai dengan sunnah,
maka dengannya Allah akan mudahkan jalan kita menuju surga.

Selama ini, kita hanya berkutat dengan masalah dunia, sehingga punya pemikiran harta
adalah tanda kebaikan yang Allah SWT berikan.

Ternyata hal itu salah besar. Pemahaman akan ilmu agama lah yang menjadi patokan, maka
alangkah meruginya orang yang tidak mau belajar ilmu agama.

Dalam salah satu hadits nabi menyebutkan bahwa Allah SWT murka kepada seseorang yang
mempunyai ilmu dunia bahkan mahir dalam perkara dunia, tapi jahil atau bodoh dalam
perkara agama.
Jika dilihat dalam realita kehidupan saat ini, betapa banyak orang yang mempunyai titel
berderet tapi ketika ditanya perkara dasar terkait rukun shalat misalnya, mereka tidak
mengetahuinya.

Padahal kalau ingin merenung sejenak, kehidupan dunia ini adalah kehidupan yang fana dan
hanya sebentar saja, sedangkan akhirat adalah kehidupan yang abadi dan tidak ada akhirnya.

Apakah pantas kita berusaha sekuat tenaga untuk perkara dunia sedangkan lalai dan santai
untuk perkara akhirat? Sungguh ini adalah perbuatan yang tercela.

Melihat hal tersebut, ada beberapa hal yang harus dilakukan terkait dengan mengembalikan
lagi keutamaan ilmu dan pengetahuan agama untuk umat muslim.

Pertama adalah dengan mengevaluasi diri dengan jujur, di antaranya adalah dengan melihat
amalan wajib apa yang masih sering ditinggalkan.

Lalu tanyakan lagi apakah amalan amalan wajib tersebut sudah benar dengan apa yang
diajarkan oleh nabi dan para sahabatnya?

Kedua dengan bertaubat kepada Allah SWT atas kelalaian kita selama ini terkait tidak
menunaikan kewajiban menuntut ilmu.

Ketiga, kita mulai mendatangi majelis ilmu dan bertanya tentang berbagai permasalahan
agama yang tidak diketahui sebelumnya.

Keempat, berdoa kepada Allah SWT agar kita dijadikan orang yang bertakwa dan istiqomah
dalam menuntut ilmu. Juga berdoa agar diberikan pemahaman akan ilmu agama.

Kelima, amalkan ilmu yang telah didapatkan. Ini merupakan hal penting yang sering tidak
diindahkan oleh para penuntut ilmu.

Wassalamualaiakum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai