Anda di halaman 1dari 9

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP DIUPLOAD PMM

UNTUK DIOBSERVASI KEPALA SEKOLAH


Dirangkum dari berbagai sumber oleh Rustanto
SAJA FOKUS PERILAKU KETERATURAN SUASANA KELAS
Apa saja fokus perilaku keteraturan suasana kelas yang akan diobservasi oleh kepala
sekolah?
1. Guru melakukan komunikasi positif untuk membangun suasana kelas yang
kondusif.
Pada saat pembelajaran berlangsung guru hendaknya membangun komunikasi
positif dengan Siswa untuk membangun suasana kelas yang kondusif sehingga
Siswa senang dan nyaman dalam belajar.
Perilaku yang dianjurkan dalam membangun keteraturan suasana kelas ini antara
lain: guru hendaknya memanggil murid dengan menyebut Namanya. Inilah salah
satu ciri guru mengenal karakteristik peserta didik. Selain itu guru dapat
menyampaikan harapan positif terhadap kelas.
Terkait kekompakan atau prestasi yang bisa dibangun oleh anggota kelas. Guru juga
harus memiliki kemampuan untuk mencairkan suasana kelas. Saat kelas sudah
mulai mengalami kejenuhan, di sinilah peran guru amat penting untuk
mengembalikan suasana kelas menjadi kondusif.
Perilaku yang harus dihindari guru pada saat pembelajaran antara lain: Guru tidak
boleh memanggil Siswa dengan sebutan yang merendahkan. Guru juga tidak
diperkenankan menceritakan keluhan atau persoalan sekolah, hendaknya Siswa
hanya belajar tanpa tahu persoalan sekolah. Guru tidak boleh langsung mengajar
tanpa mengkondisikan suasana kelas terlebih dahulu sampai teratur.
2. Guru melakukan strategi pengelompokkan untuk mengaktifkan keterlibatan Siswa.
Perilaku yang dianjurkan antara lain: untuk mengaktifkan keterlibatan Siswa guru
harus melakukan strategi pengelompokan dengan menyampaikan terlebih dahulu
tujuan yang harus dicapai oleh Siswa.
Guru harus menyediakan beragam peran dalam kelompok agar semua anggota
kelompok ikut aktif terlibat. Guru juga harus mengajak Siswa untuk berinteraksi
dan berperan aktif dalam kelompok.
Perilaku yang harus dihindari guru antara lain: guru tidak boleh mengabaikan
dinamika yang terjadi dalam kelompok. Guru tidak boleh melakukan
pengelompokan dengan anggota yang sama secara terus menerus. Ini dimaksudkan
agar semua Siswa dapat berinteraksi dengan temannya.
3. Guru membuat dan mengingatkan aturan atau kesepakatan kelas.
Prilaku yang dianjurkan saat membuat kesepakatan kelas, antara lain: kesepakatan
kelas harus disetujui oleh semua Siswa dan ditempel di kelas. Selain itu guru juga
mengajak Siswa untuk mengingat aturan atau kesepakatan kelas yang telah
disepakati.
Guru juga harus mengajak Siswa menilai seberapa efektif pelaksanaan aturan atau
kesepakatan kelas yang telah disusun.
Perilaku yang harus dihindari oleh guru, ketika membuat kesepakatan kelas, antara
lain: guru menetapkan aturan kelas tanpa mendiskusikan dengan Siswa.
Selain itu ketika guru menegur siswa, maka guru harus menyebutkan aturan atau
kesepakatan kelas yang telah disusun bersama. Guru juga tidak boleh melanggar
aturan kelas, guru harus jujur mengakui jika guru sendiri melanggarnya.
Inilah 3 fokus perilaku yang akan diobservasi oleh kepala sekolah berdasarkan indikator keteraturan suasana kelas yang dipilih pada
tahap perencanaan. Pentingnya tahapan perencanaan ini, guna mendapatkan hasil yang maksimal pada tahap
pelaksanaan observasi kelas, diskusi tindak lanjut, refleksi, penilaian dan penentuan predikat kinerja guru.
Focus pada perilaku yang akan diobservasi oleh kepala sekolah, membuat guru akan lebih mudah membuat suasana kelas menjadi
teratur dan kondusif.
Keteraturan Suasana Kelas, Bagaimana Cara
Menerapkannya di Kelas
Situasi yang kondusif dan kelas yang teratur bisa terwujud dengan berbagai cara
misalnya dengan:
1. Melakukan komunikasi positif
Komunikasi yang positif bisa dibangun guru untuk meningkatkan hubungan yang
menyenangkan dengan murid, dan membuat murid lebih merasa dihargai dan
bermakna.
Dalam rubrik observasi pembelajaran praktek kinerja guru, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan guru untuk mewujudkan komunikasi positif:
 Memanggil siswa dengan menyebut namanya
Untuk menerapkannya penting bagi guru mengenal dan mengetahui nama murid,
sehingga memanggil nama membuat siswa merasa berarti dan diakui
 Menyampaikan harapan positif
Guru bisa menyampaikan harapan positif kepada siswa dengan menyampaikan kata
kata motivasi bahwa mereka bisa mencapai kesuskesan dalam belajar.
Hal ini untuk menumbuhkan motivasi dalam diri anak dan kepercayaan diri untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
 Melakukan aktivitas yang mencairkan suasana kelas,
Dalam hal ini guru bisa melakukan ice breaking berupa permainan, atau game atau
tebak kata, bertepuk tangan, yel yel atau aktivitas lain yang menyenangkan dan
mencairkan suasana atau membuat siswa semangat dalam belajar
2. Pengelompokan yang lebih fleksibel,
Pembentukan kelompok sangat penting dalam pembelajaran apalagi di abad 21 karena
dalam kelompok akan terjadi kolaborasi antar siswa yang merupakan salah satu
kecakapan abad 21.
Dalam rubrik observasi kinerja guru, berikut ada 3 hal yang menjadi penilaian:
 Mengelompokkan murid dengan menyampaikan tujuan
 Membagi peran dalam kelompok
 Mengajak murid berperan aktif dalam kelompok
3. Membuat Kesepakatan Kelas
Kesepakatan kelas merupakan langkah penting dalam menerapkan disiplin positif yang
bisa mewujudkan pada keteraturan suasana kelas.
 Guru membuat kesepakatan/aturan kelas yang akan disetujui oleh seluruh murid-muridnya
dan ditempelkan di kelas.
 Guru mengajak murid-muridnya untuk mengingat kesepakatan/aturan kelas yang telah
disepakati
 Guru mengajak murid-muridnya menilai seberapa efektif pelaksanaan kesepakatan/aturan
kelas
Cara Penerapan Disiplin Positif Dalam
Observasi Pembelajaran
Berikut fokus perilaku yang diobservasi terkait indikator disiplin positif:
1. Guru melakukan refleksi dinamika kelas untuk menerapkan kesepakatan kelas
Perilaku yang perlu ditunjukkan guru pada saat observasi yaitu:
A. Guru mengajak peserta didik melakukan refleksi dinamika kelas mengacu pada
kesepakatan kelas
B. Guru menunjukkan kesediaan mendengarkan pandangan peserta didik tentang
dinamika kelas
C. Guru bersikap adaptif sehingga bersedia mengubah kesepakatan kelas bila
diperlukan
2. Guru melakukan penguatan positif terhadap perilaku yang sesuai atau mendukung
kesepakatan kelas
Perilaku yang perlu ditunjukkan guru pada saat observasi yaitu:
A. Guru memberi pujian terhadap perilaku peserta didik yang sesuai kesepakatan
kelas
B. Guru memberi penguatan positif dengan beragam cara
C. Guru mengakui suatu perilaku positit secara spesifik dan menjelaskan alasannya
3. Guru memfasilitasi peserta didik menyadari konsekuensi dan memperbaiki perilaku
melanggarnya (restitusi)
Perilaku yang perlu ditunjukkan guru pada saat observasi yaitu:
A. Guru membantu peserta didik menyadari konsekuensi dari perilaku
melanggarnya
B. Guru mendengarkan sudut pandang peserta didik terhadap perilaku
melanggarnya
C. Guru memberikan dukungan pada peserta didik dalam melakukan perbaikan
perilakunya
Instruksi yang Adaptif, Indikator Observasi
Pembelajaran pada Praktik Kinerja PMM
Instruksi yang adaptif adalah praktik kinerja yang berfokus pada penyesuaian praktik pembelajaran sesuai
kebutuhan belajar siswa (pembelajaran berdiferensiasi).
Ada 3 poin perilaku yang penting dipraktekkan guru dalam observasi pembelajaran yang bisa dikategorikan
dalam pembelajaran yang adaptif yaitu:
1. Melaksanakan pembelajaran yang responsif berdasarkan respon siswa.
Artinya dalam hal ini guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman
awal siswa, dari kegiatan ini guru melakukan penyesuaian pembelajaran berdasarkan respon
siswa .
Guru juga perlu menyesuaikan penjelasan materi pembelajaran sesuai kemampuan awal siswa
sehingga lebih relevan dan mudah dipahami siswa.
Untuk menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan pemahaman awal siswa, maka guru perlu
menghindari hal -hal sebagai berikut;
- Memulai pembelajaran langsung dengan menjelaskan materi tanpa melakukan apersepsi untuk
mengetahui pemahaman awal siswa
Menyampaikan materi pembelajaran tanpa menyesuaikan dengan respon siswa
- Mengabaikan respon siswa dan meminta siswa diam mendengarkan penjelasan guru
2. Menyesuaikan desain pembelajaran sesuai kebutuhan belajar siswa yaitu dengan menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi
Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi maka guru perlu melakukan asesmen awal baik
kognitif maupun non kognitif dan menggunakan hasil asesmen ini untuk melaksanakan
pembelajaran berdiferensiasi dengan minimal dua metode pembelajaran yang berbeda.
Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan baik, maka guru perlu menyediakan
dukungan belajar bagi siswa yang membutuhkan.
Hal yang dihindari jika ingin menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan baik antara lain :
- Mengabaikan perbedaan karakteristik, kebutuhan dan kondisi awal siswa
- Menggunakan hanya satu strategi pembelajaran yang dikuasai
- Menerapkan strategi pembelajaran yang kaku sebatas menerapkan perangkat ajar saja
3. Melakukan refleksi pembelajaran yang melibatkan siswa misalnya dengan mengkomunikasikan
hasil asesmen formatif
Dalam melaksanakan refleksi, guru dituntut meminta umpan balik pembelajaran kepada siswa
baik menggunakan survei umpan balik maupun secara langsung melalui diskusi refleksi terkait
praktik pembelajaran yang guru lakukan.
Setelah itu guru bisa mengkomunikasikan analisis terhadap hasil asesmen formatif bersama siswa,
mengkomunikasikan hasil survey umpan balik, ataupun berdiskusi langsung dengan siswa.
Hal tersebut penting dilakukan untuk mendapatkan umpan balik siswa secara tepat sehingga guru
bisa memperbaiki proses pembelajaran sesuai respon dan kebutuhan siswa
Dalam melaksanakan refleksi pembelajaran guru perlu menghindari hal- hal berikut:
Menyangkal umpan balik dari siswa
- Melakukan asesmen formatif tanpa mengkomunikasikan hasilnya bersama siswa
- Membagikan tugas yang sudah dinilai tanpa ada catatan umpan balik.
Intinya ketika guru menerapkan instruksi yang adaptif, berarti guru harus menyesuaikan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, bersikap fleksibel dan adaptif terhadap proses
pembelajaran dengan aktif mengkomunikasikan hasil asesmen formatif dan melakukan refleksi
bersama siswa.
Guru juga perlu menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi dan meningkatkan kompetensi
terkait strategi pembelajaran dan metode pembelajaran yang lebih beragam untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan belajar siswa
Rubrik Observasi Kelas pada Fokus Perilaku
Yang Diobservasi Pada Indikator Instruksi
Pembelajaran
Fokus Perilaku yang Diobservasi oleh atasan yang terbagi dalam perilaku yang
dianjarkan dan perilaku yang tidak boleh dilakukan saat observasi kelas berlangsung.

1. Guru memberikan penjelasan yang mudah sesuai pemahaman awal peserta didik
PERILAKU YANG DIANJURKAN
Guru menampilkan visualisasi atau ilustrasi yang memudahkan pemahaman peserta
didik
Guru menjelaskan konsep yang sulit dengan bahasa yang mudah dipahami
Guru menjelaskan konsep disesuaikan hasil asesmen awal
PERILAKU YANG DIHINDARI
Guru menampilkan visualisasi atau ilustrasi menarik tapi tidak terkait
penjelasannya
Guru menjelaskan konsep yang sulit dengan istilah-istilah baru yang sulit dipahami
Guru menjelaskan konsep hanya mengacu pada buku/perangkat ajar

2. Guru memberikan contoh yang kontekstual dan relevan dengan keseharian peserta
didik
PERILAKU YANG DIANJURKAN
Guru menjelaskan konsep disertai dengan contoh yang familiar dengan kehidupan
peserta didik
Guru menjelaskan konsep dikaitkan dengan isu atau topik sehari-hari yang relevan
bagi peserta didik
Guru memberi kesempatan pada peserta didik berbagi pengalaman yang relevan
PERILAKU YANG DIHINDARI
Guru menjelaskan konsep disertai contoh yang hanya dipahami oleh guru atau
orang dewasa
Guru menjelaskan konsep tanpa dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
Guru menggunakan contoh yang sama berulang-ulang

3. Guru menyampaikan penjelasan secara terstruktur dan logis


PERILAKU YANG DIANJURKAN
Guru menjelaskan konsep secara runtut dari tujuan, konsep inti dan kesimpulan
Guru menjelaskan materi baru dihubungkan dengan materi sebelumnya
Guru memberi penjelasan dan bimbingan langkah demi langkah disertai dengan
demonstrasi

PERILAKU YANG DIHINDARI


Guru memberi instruksi yang terlalu umum sehingga peserta didik kesulitan
mengikuti langkah-langkahnya
Guru menjelaskan konsep tidak runtut, melompat-lompat antar topik tanpa
menjelaskan keterkaitannya
Guru tidak mengulang bagian penting dari penjelasannya
Aktivitas Interaktif, Rubrik Observasi dan
Rekomendasi Belajar
Ada 3 kriteria penting pembelajaraan yang menunjukkan aktivitas
pembelajaran yang interaktif:
1. Pembagian peran siswa dalam belajar
Pembagian peran siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk memastikan
semua dan setiap siswa berperan aktif dan dilibatkan dalam pembelajaran.
Pembagian peran misalnya bisa dilakukan dengan tehnik pengelompokan yang
fleksibel, dan pembagian peran akan memastikan inklusivitas dalam proses
pembelajaran.
Dalam rubrik observasi guru di pengelolaan kinerja, berikut hal yang perlu
dilakukan guru :
 memberikan motivasi kepada semua siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran
 menyediakan peran dalam kelompok untuk memastikan semua anggota terlibat dalam
pembelajaran
 memberi dukungan dan kesempatan siswa yang pasif untuk berperan

2. Mengajukan pertanyaan yang menstimulasi proses diskusi dan berpikir kritis


Berikut perilaku yang dianjurkan dilakukaan saat menerapkan kriteria ini:
 mengajukan pertanyaan terbuka untuk memancing proses diskusi dan berpikir kritis
 mengajukan pertanyaan yang mengaitkan konsep yang dipelajari dengan konsep sebelumnya
 mengajukan dan meminta siswa membandingkan dua konsep yang berbeda

3. Memfasilitasi terjadinya diskusi kelompok yang interaktif, kritis dan inklusif


Dalam observasi, berikut perilaku yang bisa dilakukan :
 memotivasi siswa untuk menyampaikan pendapat secara terbuka
 mengajukan pertanyaan yang memicu terjadinya diskusi kelompok
 berkeliling kelas untuk memberikan bimbingan pada kelompok dalam berdiskusi
 Dalam pembagian peran dalam kelompok, guru hendaknya mengetahui
karakteristik setiap siswa dan keahliannya masing masing, sehingga tidak keliru
dalam memberikan peran bagi siswa saat dalam kelompok.
 Tapi guru juga bisa menyerahkan ke siswa sendiri untuk membagi peran kepada
rekan dalam kelompok sesuai kemampuan dan kemauannya. Guru bisa ikut
terlibat jika memang dibutuhkan.
Pembagian peran dalam kelompok diskusi misalnya ada yang sebagai notulen atau
penulis hasil diskusi, moderator atau juru bicara, pemeriksa, perangkum dan peran
lainnya yang relevan.
Berdasarkan video pembelajaran pelatihan topik di PMM dengan tema tools online,
guru dapat membuat strategi pembagian peran dalam kelompok. Dengan cara
menyiapkan name tag peran kelompok dengan menggunakan kertas manila atu
sejenisnya.
Name tag peran dapat diberikan ke setiap kelompok, dan menyerahkan ke kelompok
untuk menentukan dan membagi peran rekan dalam kelompoknya.
Contoh peran yang dilakukan guru dalam pembelajaran misalnya:
 navigator, berperan dalam mengarahkan atau yang menjelaskan
 driver, berperan mengetik atau menulis hasil diskusi
 notulis, berperan, berperan menulis atau braistrorming hasil diskusi
Umpan Balik Konstruktif. Rubrik Observasi
Kelas
Umpan balik konstruktif yang dimaksud adalah upaya penyampaian informasi tentang
kemajuan proses dan capaian pembelajaran kepada Siswa untuk menumbuhkan
motivasi belajar intrinsik.
Pada saat proses pembelajaran ataupun setelahnya, guru harus memberikan umpan
balik kepada Siswa terkait capaian pembelajaran dan perkembangan belajarnya.
Tujuannya adalah untuk menumbuhkan motivasi belajar dari dalam diri terkait
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dan aspek yang akan terus dikembangkan.
fokus perilaku umpan balik konstruktif yang akan diobservasi oleh kepala sekolah?
1. Guru memberikan umpan balik spesifik dan berorientasi pada tujuan.
Perilaku yang harus dilakukan oleh guru antara lain: guru harus memberi umpan
balik dengan menyebut secara spesifik bagian tugas yang dinilai bagus atau yang
memerlukan perbaikan.
Selain itu guru menghubungkan umpan balik dengan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai. Guru juga harus menggunakan pertanyaan untuk membantu Siswa.
Guru tidak diperkenankan untu memberikan umpan balik dengan kata-kata yang
terlalu umum, menyebabkan Siswa tidak memahami maksud dari umpan balik yang
diberikan.
Guru juga tidak boleh memberikan umpan balik negative tanpa membantu Siswa
menemukan ide perbaikan.
Guru juga dilarang memberikan umpan balik dengan Bahasa yang terlalu sulit
sehingga tidak dimengerti oleh Siswa.
2. Guru memberikan umpan balik yang fokus pada proses atau usaha Siswa.
Perilaku yang dianjurkan dalam hal ini antara lain: guru memberikan umpan balik
focus pada Siswa untuk refleksi dan perbaikan.
Guru hendaknya menjelaskan keterkaitan usaha dengan hasil yang mungkin dicapai
Siswa. Guru juga harus membantu Siswa melakukan refleksi terhadap usaha yang
telah dilakukan tanpa harus mematahkan semangat.
Guru tidak diperkenankan untuk menyampaikan umpan balik yang hanya focus
pada hasil akhir. Guru hendaknya menyediakan kesempatan untuk Siswa
melakukan perbaikan.
3. Guru menunjukkan kesediaan mendiskusikan umpan balik dengan Siswa.
Perilaku yang dianjurkan untuk guru antara lain: guru membuka komunikasi untuk
pertanyaan dan klarifikasi lebih lanjut.
Selain itu guru harus mendengarkan secara aktif tanggapan Siswa terhadap umpan
balik yang diterimanya.
Guru juga harus menyediakan waktu khusu untuk mendiskusikan umpan balik saat
pembelajaran atau setelah pembelajaran.
Guru tidak boleh menolak untuk berdiskusi dengan Siswa tentang umpan balik
yang diberikan. Guru tidak boleh mengabaikan pertanyaan atau kekhawatiran
Siswa.
Guru dilarang terburu-buru menjelaskan umpan balik sehingga guru dan Siswa
tidak sempat berdiskusi.
Inilah 3 fokus perilaku yang akan diobservasi oleh kepala sekolah berdasarkan indikator umpan balik
konstruktif yang dipilih pada tahap perencanaan.
Pentingnya tahapan perencanaan ini, guna mendapatkan hasil yang maksimal pada tahap
pelaksanaan observasi kelas, diskusi tindak lanjut, refleksi, penilaian dan penentuan predikat kinerja guru.
Focus pada perilaku yang akan diobservasi oleh kepala sekolah, membuat guru akan lebih mudah merancang
pembelajaran di kelas. Semoga bisa bermanfaat.
Rubrik Observasi Kelas.: Perhatian dan
Kepedulian
Perhatian dan kepedulian yang dimaksud di sini adalah pemberian perhatian dan dukungan
sesuai kebutuhan belajar setiap siswa untuk menumbuhkan motivasi belajar intrinsik.
Pada saat proses pembelajaran ataupun saat di luar kelas, guru harus memberikan perhatian
dan kepedulian kepada siswa.
Tujuannya adalah untuk menumbuhkan motivasi belajar dari dalam diri sebagai bentuk
empati, pemahaman, pengakuan dan penghargaan pada siswa.
Ini penting dilakukan agar Siswa memiliki kepercayaan diri untuk mengaktualisasi
kompetensi mereka.
Apa saja fokus perilaku umpan balik konstruktif yang akan diobservasi oleh kepala sekolah?
1. Guru menunjukkan empati untuk mendapatkan pemahaman utuh tentang siswa.
Perilaku yang harus ditunjukkan guru saat dikelas antara lain: guru memberikan perhatian
penuh ketika Siswa berbicara.
Selain itu, guru juga harus mengajukan pertanyaan lanjutan untuk mendapatkan
pemahaman. Guru juga harus menunjukkan pengertian terhadap sudut pandang Siswa.
Guru tidak diperkenankan mengabaikan pendapat atau perasaan Siswa. Guru tidak boleh
memberikan penilaian negative terhadap pendapat Siswa.
Guru harus memberikan kesempatan pada Siswa untuk menyampaikan pendapatnya.
Untuk bisa berjalan aktif diskusi penyampaian pendapat, maka guru harus memberikan
pertanyaan pemantik.
2. Guru menunjukkan pemahaman terhadap kebutuhan, kondisi dan karakteristik Siswa.
Perilaku guru yang harus guru ditunjukkan saat di kelas antara lain: guru harus
melakukan pengamatan terhadap dinamika kelas untuk memahami Siswa.
Selain itu guru juga harus melakukan interaksi positif yang menghargai keunikan Siswa.
Guru juga meminta pendapat dan umpan balik dari Siswa lain.
Guru tidak diperkenankan bertindak berdasarkan asumsi tanpa menggali fakta terkait
Siswa.
Guru hendaknya tidak bersikap kaku dalam pembelajaran yang dapat mengabaikan
kebutuhan Siswa. Guru tidak boleh menghindari adanya masukan dan umpan balik dari
Siswa lain.
3. Guru mengakui dan menghargai usaha yang ditunjukkan Siswa.
Perilaku yang harus ditunjukkan guru saat dilakukan observasi antara lain: guru harus
menunjukkan minat atau keingintahuan terhadap aktivitas yang dilakukan murid.
Guru juga harus memberikan pujian atas usaha yang dilakukan Siswa, bukan hanya hasil
akhir dan pujian itu harus ditunjukkan langsung dihadapan Siswa.
Guru juga harus menyampaikan dukungan terhadap usaha Siswa di depan kelas.
Guru tidak diperbolehkan meremehkan usaha-usaha yang dilakuakn Siswa. Guru tidak
boleh memberikan pujian yang terlalu umum atau berlebihan, pujian yang diberikan guru
harus spesifik terkait capaian yang didapatkan Siswa.
Guru tidak diperkenankan bersikap terlalu kritis terhadap usaha yang dilakukan Siswa.
Inilah 3 fokus perilaku yang akan diobservasi oleh kepala sekolah berdasarkan indicator
perhatian dan kepedulian yang dipilih pada tahap perencanaan.
Pentingnya tahapan perencanaan ini, guna mendapatkan hasil yang maksimal pada tahap
pelaksanaan observasi kelas, diskusi tindak lanjut, refleksi, penilaian dan penentuan predikat kinerja
guru.
Focus pada perilaku yang akan diobservasi oleh kepala sekolah, membuat guru akan lebih mudah
merancang pembelajaran di kelas. Semoga bisa bermanfaat.
Ekspektasi Terhadap Siswa pada Rubrik
Observasi Kelas
Ekspektasi pada siswa yang dimaksud di sini adalah upaya mengkomunikasikan ekspektasi
yang tinggi kepada semua dan setiap siswa untuk menumbuhkan motivasi belajar intrinsik.
Pada saat proses pembelajaran ataupun saat di luar kelas, guru harus mampu
mengkomunikasikan segenap ekspektasinya atau keinginan, harapan dan cita-cita kepada
siswa setinggi mungkin.
Tujuannya adalah untuk menumbuhkan motivasi belajar dari dalam diri untuk meraih
harapan masa depan dan cita-citanya.
Apa saja fokus perilaku umpan balik konstruktif yang akan diobservasi oleh kepala sekolah?
1. Guru mengkomunikasikan harapannya yang tinggi terhadap masa depan seluruh
siswanya.
Perilaku yang dianjurkan saat guru melaksanakan pembelajaran di kelas ataupun di luar
kelas antara lain: guru harus mengenal nama setiap siswanya beserta karakteristiknya.
Selain itu guru harus menyampaikan cita-cita masa depan yang bermakna bagi Siswa.
Guru hendaknya mendiskusikan harapan positif Siswa terkait masa depannya.
Guru hendaknya tidak menyebutkan perilaku-perilaku negative siswanya. Guru juga tidak
diperkenankan menjelaskan harapan-harapan yang tidak relevan dengan siswanya.
Guru tidak boleh mengabaikan potensi siswanya karena lebih focus pada kelemahannya.
2. Guru mengkomunikasikan harapan positif terjhadap semua Siswa secara setara dan tanpa
diskriminasi.
Perilaku yang dianjurkan agar dilaksanakan oleh guru antara lain: guru menyampaikan
harapan positifnya secara terbuka dan berlaku bagi semua Siswa.
Guru juga harus menyebutkan potensi siswanya meski Siswanya sendiri tidak
menyadarinya.
Guru tidak boleh menyampaikan harapan positif hanya pada Siswa tertentu saja, namun
harus menyeluruh.
Guru tidak diperkenankan mengulang harapan-harapan positif tertentu yang hanya
relevan pada sebagian Siswa.
Guru dilarang menyebutkan potensi Siswa yang terlihat menonjol saja, namun harus
diberlakukan untuk semua siswanya.
3. Guru memberikan tantangan yang bermakna disertai motivasi untuk mencapainya.
Perilaku yang dianjurkan pada guru antara lain: guru hendaknya sering meluangkan
waktu untuk diskusi dengan Siswa tentang tujuan hidup dan cita-cita mereka.
Guru juga harus menyediakan tantangan belajar yang relevan dengan pembelajaran dan
bermakna bagi Siswa.
Guru hendaknya menunjukkan keyakinan berulang kali bahwa siswanya mampu
mengatasi tantangan belajarnya.
Guru tidak diperkenankan, memberikan tantangan belajar tapi tidak memberikan motivasi
kepada siswa.
Guru tidak boleh menggunakan hadiah dan hukuman untuk memotivasi Siswa.
Guru tidak diperkenankan mengkomunikasikan kompetisi dalam kelas secara berlebihan.
Siswa diharapkan dapat menerima tantangan yang diberikan oleh guru dengan masing-
masing motivasi yang terbangun untuk mencapai masa depan dan cita-citanya.
Inilah 3 fokus perilaku yang akan diobservasi oleh kepala sekolah berdasarkan indicator
ekspektasi pada siswa yang dipilih pada tahap perencanaan.
Pentingnya tahapan perencanaan ini, guna mendapatkan hasil yang maksimal pada tahap
pelaksanaan observasi kelas, diskusi tindak lanjut, refleksi, penilaian dan penentuan predikat
kinerja guru.

Anda mungkin juga menyukai