Oleh
NI KETUT AYU DEWANTI R.P
NIM 2113411055
Oleh
NI KETUT AYU DEWANTI R.P
NIM 2113411055
TUGAS AKHIR
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG PRODI D III GIZI
JURUSAN GIZI
2024
ii Poltekes TanjungKarang
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 2113411055
Tugas Akhir
Penulis
Ni Ketut Ayu Dewanti R.P / NIM : 2113411055
Telah diperiksa dan di setujui Tim Pembimbing Tugas Akhir Program Diploma III Gizi
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Tajung karang
Pembimbing Utama
Mindo Lupiana,SKM,MKM
NIP. 198005142005011008
Pembimbing Pendamping
iv Poltekes TanjungKarang
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
berkat dan rahmatnya, serta memberikan kemudahan dalam menyusun dan dapat
menyelesaikan penyusunan “GAMBARAN POLA KONSUMSI MAKANAN
CEPAT SAJI, PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA DI
SMPN 4 METRO“ yang dapat diselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari kata
sempurna, yang terdapat kekurangan baik kesalahan maupun penulisan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak yang kami harapkan untuk lebih baik lagi ke depannya. Dalam
penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada
1. Ibu Dewi Purwaningsih,S.SiT.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang.
2. Bapak Arie Nugroho, S.Gz.,M.Gizi Selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang.
3. Ibu Mindo Lupiana,SKM,MKM selaku dosen Pembimbing I yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan , pemahaman dan segala
perhatian, waktu serta dorongan yang di berikan kepada penulis.
4. Ibu Yulia Novika.J.,SP.,M.KM selaku dosen pembimbing II yang telah
membantu dan membimbing proses penyelesaian proposal Tugas Akhir.
5. Kedua orang tua ku tercinta, Bapak I Wayan Suwiyarsa, Ibu Sherlly
Pollin serta kakak dan adik serta kembaran saya tercinta yang selalu
memberikan do’a dan dukungan baik secara moral maupun materi selama
menempuh pendidikan ini.
6. Sahabat ku dan Temen – teman seperjuangan GIZI 2021.
7. Kepada sahabat saya Cika, Putri Mega, Olak, Jakia, Nisa, Ardiesta,
Nabila terimakasih telah memberikan saya dukungan yang tulus selama
masa perkuliahan. Terima kasih telat menjadi rumah yang tidak hanya
v Poltekes TanjungKarang
berupa tanah dan bangunan.
8. Terakhir, terima kasih untuk diri sendiri, yang telah mampu berusaha
keras dan berjuang sampai sejauh ini. Mampu mengendalikan diri dari
berbagai tekanan di luar keadaan dan tak pernah memutuskan menyerah
sesulit apa pun proses penyusunan laporan tugas akhir ini dengan
menyelesaikan sebaik dan semaksimal mungkin, ini merupakan
pencapaian yang patut dibanggakan untuk diri sendiri.
Akhir kata penulis Berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini membawa
manfaat bagi penulis
vi Poltekes TanjungKarang
BIODATA PENULIS
Riwayat Pendidikan
1. TK (2007 – 2009 ) : TK Pertiwi Kota Metro
2. SD (2009 – 2015) : SD 5 Metro Barat
3. SMP (2015 – 2018) : SMP 4 Metro
4. SMA (2018 – 2021) : SMA N 4 Metro Timur
5. DIII (2021 – 2024) : DIII Gizi Jurusan Gizi Poltekkes TanjungKarang
Gambaran Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji, Pengetahuan Dan Status Gizi
Pada siswa Di Smp 4 Metro.
ABSTRAK
Fast food mengandung banyak garam, gula, kalori dan lemak jika tidak
diimbangi dengan makanan yang sehat akan merusak tubuh kita. Kalori yang
tinggi pada fast food jika tidak diimbangi dengan kegiatan aktif atau olahraga
akan membahayakan kesehatan karena dapat memicu obesitas. Obesitas sendiri
merupakan ciri dari berkembanganya berbagai penyakit seperti kanker dan
penyakit kardiovaskuler. Secara umum makanan cepat saji mengandung kalori
kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A,
asam akrobat. kalsium dan folat. Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat
multifaktorial. Peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya
aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial
ekonomi, program diet, usia, dan jenis kelamin merupakan faktor-faktor yang
berkontribusi pada perubahan keseimbangan energi dan berujung pada kejadian
obesitas (Kurdanti, Suryani 2015).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Gambaran pola konsumsi makanan siap saji (fast food) pengetahuan
dan status gizi pada siswa di SMPN 4 Metro tahun 2024.
jenis penelitian ini adalah Penelitian deskriptif untuk mengetahui
gambaran pola konsumsi makanan siap saji (Fast food), pengetahuan, dan status
gizi pada remaja di SMP N 22 Bandar Lampung 2022. Penelitian ini dilakukan di
SMPN 4 Metro pada bulan Maret Tahun 2024 dengan total populasi sebanyak dan
sampel sebanyakresponden. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara
dan angket. analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat.
ABSTRACT
Fast food contains a lot of salt, sugar, calories and fat. If it is not balanced
with healthy food, it will damage our bodies. The high calories in fast food, if not
balanced with active activities or exercise, will endanger health because it can
trigger obesity. Obesity itself is a characteristic of the development of various
diseases such as cancer and cardiovascular disease. In general, fast food contains
high levels of fat, sugar and sodium (Na) calories but is low in fiber, vitamin A
and acrobatic acid. calcium and folate. The factors causing obesity in adolescents
are multifactorial. Increased consumption of fast food, low physical activity,
genetic factors, the influence of advertising, psychological factors, socio-
economic status, diet programs, age and gender are factors that contribute to
changes in energy balance and lead to obesity. (Kurdanti, Suryani 2015). The aim
of this research is to determine the description of fast food consumption patterns,
knowledge and nutritional status of students at SMPN 4 Metro in 2024.
This type of research is descriptive research to describe patterns of fast
food consumption, knowledge, and nutritional status of adolescents at SMP N 22
Bandar Lampung 2022. This research was conducted at SMP N 22 Bandar
Lampung on 9- 15 May 2023 with a total population of 316 and a sample of 55
respondents. Data analysis performed was univariate analysis.
ix Poltekes TanjungKarang
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUANi
LEMBAR PENGESAHANiv
KATA PENGANTARv
LEMBAR BIODATAvi
ABSTRAKi
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABELxi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
E. Ruang Lingkup 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Status Gizi 7
B. Pengetahuan 9
C. Pola Konsumsi 12
D. Fast Food 16
E. Anak Remaja 19
F. Kerangka Teori 22
G. Kerangka Konsep 23
H. Definisi Oprasional 24
BAB III METODE PENELITIAN 26
A. Rancangan Penelitian 26
B. Subjek Penelitian 26
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 28
D. Pengumpulan Data 28
E. Pengolahan dan Analisis Data 29
DAFTAR PUSTAKA 31
x Poltekes TanjungKarang
DAFTAR TABEL
Halaman
xi Poltekes TanjungKarang
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Teori 33
Gamvar 2. Kerangka Konsep 34
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Indonesia mempunyai tiga beban masalah gizi yaitu stunting,
wasting dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro seperti anemia. Data
Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 25,7% remaja usia 13-15 tahun dan 26,9%
remaja usia 16-18 tahun dengan status gizi pendek dan sangat pendek. Selain itu
terdapat 8,7% remaja usia 13-15 tahun dan 8,1% remaja usia 16-18 tahun dengan
kondisi kurus dan sangat kurus. Sedangkan prevalensi berat badan lebih dan
obesitas sebesar 16,0% pada remaja usia 13-15 tahun dan 13,5% pada remaja usia
16-18 tahun. Data tersebut merepresentasikan kondisi gizi pada remaja di
Indonesia yang perlu diperbaiki. Berdasarkan baseline survey UNICEF pada
tahun 2017, ditemukan adanya perubahan pola makan dan aktivitas fisik pada
remaja.
1
Poltekes Tanjungkarang
tingkat konsumsi makanan yang padat energi, makanan tinggi gula, lemak jenuh,
garam, makanan
2
Poltekes Tanjungkarang
2
cepat saji (fast food) dan konsumsi buah dan sayuran yang kurang memadai
(Mokoginta, Budiarso, & Manampiring, 2016).
Fast food mengandung banyak garam, gula, kalori dan lemak jika tidak
diimbangi dengan makanan yang sehat akan merusak tubuh kita. Kalori yang
tinggi pada fast food jika tidak diimbangi dengan kegiatan aktif atau olahraga
akan membahayakan kesehatan karena dapat memicu obesitas. Obesitas sendiri
merupakan ciri dari berkembanganya berbagai penyakit seperti kanker dan
penyakit kardiovaskuler. Secara umum makanan cepat saji mengandung kalori
kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A,
asam akrobat. kalsium dan folat. Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat
multifaktorial. Peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya
aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial
ekonomi, program diet, usia, dan jenis kelamin merupakan faktor-faktor yang
berkontribusi pada perubahan keseimbangan energi dan berujung pada kejadian
obesitas (Kurdanti, Suryani 2015).
Makanan cepat saji maupun junk food menjadi populer karena penyajian
yang cepat, tersedia secara luas, mudah diperoleh, dan memiliki rasa yang enak.
Namun, kebiasaan makan dengan mengonsumsi makanan cepat saji ataupun junk
food berlebih akan berdampak buruk bagi kesehatan, baik pada anak, remaja,
maupun dewasa. Makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko beberapa
penyakit, seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan gangguan lemak darah atau
dislipidemia. Selain itu, makanan cepat saji dalam waktu yang lama juga akan
mempengaruhi kesehatan gigi. Makanan cepat saji yang memiliki kandungan gula
yang tinggi dapat menyebabkan karies gigi atau gigi berlubang (Pamelia, Icha
2018).
Poltekes TanjungKarang
3
contoh produk fast food modern diantaranya hamburger, kentang goreng, ayam
goreng, pizza, sandwich dan minuman ringan. Traditional fast food juga makanan
yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. Contoh produk traditional
fast food misalnya nasi goreng, bakso, mie ayam, soto, dan sate ayam (Bonita, I.
A, & Fitranti, D. Y. 2017).
Poltekes TanjungKarang
4
Poltekes TanjungKarang
5
konsumsi makanan siap saji (fast food), pengetahuan dan status gizi pada remaja
di SMPN 4 Metro. Penulis memilih SMPN 4 Metro sebagai tempat lokasi
penelitian karena SMP N4 Metro merupakan salah satu SMP Negeri yang terletak
di tengah kota, dan dekat dengan restaurant siap saji seperti KFC, MCD, Hokben,
Pizza Hut dan jajanan lain seperti seblak, donat, bakso aci, mie ayam dan
gorengan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah "Bagaimana gambaran pola konsumsi makanan siap saji (fast food).
pengetahuan dan status gizi pada remaja di SMPN 4 Metro tahun 2023.
C. Tujuan Penelitian
1. tujuan umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola
konsumsi makanan siap saji (fast food). Pengetahuan dan status gizi pada
remaja di SMP N4 Metro tahun 2023.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui status gizi remaja di SMPN 4 Metro tahun 2023.
b. Mengetahui pengetahuan tentang makanan siap saji (fast food) pada
remaja di SMPN 4 Metro 2023.
c. Mengetahui pola konsumsi makanan siap saji (fast food) pada remaja di
SMPN 4 Metro tahun 2023
d. Mengetahui jenis makanan siap saji (fast food) pada remaja remaja di
SMPN 4 Metro tahun 2023.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya mahasiswa sebagai tambahan pengetahuan dan sebagai referensi
dalam memahami gambaran pola konsumsi fast food, pengetahuan dan status
gizi pada remaja di SMPN 4 Metro.
Poltekes TanjungKarang
6
2. Manfaat Aplikatif
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk sekolah dalam
upaya pencegahan masalah gizi pada remaja di SMPN 4 Metro.
E. Ruang Lingkup
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriftif,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola konsumsi makanan siap
saji (fast food), pengetahuan dan status gizi pada remaja di SMPN 4 Metro.
Penelitian ini dilakukan di SMPN 4 Metro, yang dilaksanakan pada Maret 2024.
Pemilihan sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas VII SMPN
4 Metro. Variabel yang peneliti ambil untuk dilakukan penelitian adalah pola
konsumsi makanan siap saji (fast food), pengetahuan dan status gizi. Instrument
yang digunakan yaitu kuisioner, dan FFQ
Poltekes TanjungKarang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Gizi
7 Poltekes TanjungKarang
menurut umur (BB/U dan TB/U), berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB),
8 Poltekes TanjungKarang
8
Poltekes TanjungKarang
9
3. Indikator Antropometri
Indeks massa tubuh menurut umur merupakan salah satu indikator untuk
melihat status gizi pada anak sekolah dasar. Berdasarkan Permenkes Nomor 2
Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak untuk
anak umur 5-18 tahun, status gizi ditentukan berdasarkan nilai z-score
IMT/U. Kategori status gizi IMT/U meliputi gizi buruk, gizi kurang. gizi
baik, gizi lebih dan obesitas
Table 1.
Kategori dan ambang batas status gizi anak
Berdasarkan indeks IMT/U Anak umur 5-18 Tahun
Indeks Kategori status gizi Ambang batas (z-
score)
Indeks masa tubuh Gizi buruk (severely thinness) <-3 SD
menurut umur
(IMT/U) Anak usia Gizi kurang (thinness) -3 SD sd <-2 SD
5-18 Tahun
Gizi baik (normal) -2 SD sd + 1 SD
Gizi lebih (overweight) +1 SD sd +2 SD
Obesitas (obese) >+ 2 SD
Sumber : Pemenkes Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak
Cara penilaian status gizi pada anak sekolah dilaukan dengan melakukan
pengukuran antropometri terlebih dahulu yaitu dengan melakukan
pengukuran berat badan dan tinggi badan, kemudian dilihat dan dihitung
melalui z-score pada baku standar antropometri di indeks masa tubuh
menururt umur (IMT/U).
B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil kegiatan ingin tahu manusia tentang apa saja
melalui cara-cara dan dengan alat-alat tertentu. Pengetahuan ini bermacam-
macam jenis dan sifatnya, ada yang langsung dan ada yg tak langsung, ada yg
Poltekes TanjungKarang
10
bersifat tidak tetap (berubah-ubah), subyektif, dan khusus, dan ada pula yang
bersifat tetap. obyektif dan umum. Jenis dan sifat pengetahuan ini
pengetahuan tergantung kepada sumbernya dan dengan cara alat apa
pengetahuan itu diperoleh, serta ada pengetahuan yang benar dan ada
pengetahuan yang salah, tentu saja yang dikehendaki adalah pengetahuan
yang benar (Suwanti dan Aprilin, 2017)
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2014) Pengetahuan atau kognitif adalah domain
yg sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Tingkat
pengetahuan didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatannya:
a. Tahu (Know)
Tahu merupakan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Seperti mengingat kembali suatu spesifik dari seluruh bahan yang telah
dipelajari. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang
paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang telah diketahui dan menyimpulkan
objek yang telah dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya, seperti penggunaan
rumas, metode, dan sebagainya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan meletakkan atau
menghubungkan suatu bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru, seperti menyusun, merencanakan, meringkat dan
sebagainya.
Poltekes TanjungKarang
11
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu meteri atau objek. Penilaian
penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut (Notoadmodjo, 2014). faktor yang mempengaruhi pengetahuan
antara lain:
a. Faktor Pendidikan
Tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan semakin mudah
untuk menerima informasi tentang obyek atau yang berkaitan dengan
pengetahuan, Pengetahuan umumnya dapat diperoleh dari informasi yang
disampaikan oleh orang tua, guru, dan media masa. Pendidikan besar
kaitannya dengan pengetahuan, Pendidikan merupakan salah satu dasar
manusia yang sangat diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin
tinggi tingkat Pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk
menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi.
b. Faktor pekerjaan
Pekerjaan seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin
banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal, maka akan semakin
bertambah pula pengetahuan seseorang akan hal tersebut. Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden.
c. Keyakinan
Keyakinan yang diperoleh oleh seseorang biasanya bisa didapat
secara turun temurun dan tidak dapat dibuktikan terlebih dahulu,
keyakinan positif dan keyakinan negative dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
d. Sosial Budaya
Kebudayaan beserta kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap seseorang terhadap
Poltekes TanjungKarang
12
sesuatu.
4. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau
angket menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas
(Subarkah, & Nursalam 2016).
Tingkat pengetahuan pola konsumsi makanan cepat saji pada remaja di
SMP N 4 Metro. pola konsumsi terkait dengan prilaku khas remaja yang
waktu makannya sering atau masih tidak teratur dan lebih menyukai makan
makanan cepat saji diluar rumah Bersama teman-temannya.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang pola konsumsi makanan
siap saji (fast food) pada remaja di SMPN 4 Metro, dapat menggunakan
pengukuran skala Guttman. Skala dalam penelitian ini, akan didapat jawaban
benar dan skor 0 jika jawaban salah, pada penelitian ini peneliti memberikan
20 pertanyaan pada setiap responden. Rumus yang digunakan untuk
mengukur presentase dari jawaban yang didapat dari kuesioner menurut
Budiman dan Riyanto (2013).
Presentase pengetahuan - Jumlah nilai yang benar X 100% =
Jumlah soal
Kategori tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yang
didasarkan pada nilai presentase yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika skornya ≥75%
b. Tingkat pengetahuan kategori cukup jika skorya 57-74%
c. Tingkat pengetahuan kategori kurang jika <55%
C. Pola Konsumsi
1. Definisi pola konsumsi
Pola konsumsi pangan atau kebiasaan makan adalah berbagai informasi
yang dapat memberikan informasi, gambaran mengenai frekeunsi, jenis, dan
jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang dan
merupakan ciri khas untuk satu kelompok masyarakat tertentu. Sebenarnya
pola konsumsi tidak dapat menentukan status gizi seseorang atau masyarakat
Poltekes TanjungKarang
13
secara langsung, namun hanya dapat digunakan sebagai bukti awal akan
kemungkinan terjadinya kekurangan gizi seseorang atau masyarakat
(supariasa 2002).
Adapun pola konsumsi yang baik adalah ketika seseorang melakukan
konsumsi yang tepat, yaitu yang memenuhi kriteria jumlah, jenis, dan
frekuensi bahan makanan. Sedangkan pola konsumsi yang kurang baik
apabila seseorang tidak melakukan salah satu atau lebih pola konsumsi yang
tepat (frekuensi, jenis, dan jumlah).
Pola konsumsi terdiri dari:
a. Frekuensi Bahan Makanan
Frekuensi bahan makanan adalah jumlah makan dalam sehari-hari
baik kualitatif dan kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam
tubuh melaluialat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama
makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika
dirata-rata, umumnya lambung kosong antara 3-4 jam. Adapun tolak
ukur frekuensi makanan menurut Kemenkes, 2011 yang dimodifikasi,
tepat apabila seseorang tidak mengkonsumsi makanan yang
mengandung Natrium, dan lemak yang tinggi seperti, daging-dagingan
yang diawetkan, makanan kaleng, jeroan kurang dari 1 kali per minggu.
Sedangkan tidak tepat apabila seseorang mengkonsumsi makanan yang
mengandung Natrium, dan lemak yang tinggi seperti, daging-dagingan
yang diawetkan, makanan kaleng, jeroan lebih dari 3 kali per minggu.
b. Jenis Bahan Makanan
Jenis bahan makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau
dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit
susunan menu sehat dan seimbang. Menyediakan variasi makanan
merupakan salah satucara untuk menghilangkan rasa bosan. Seseorang
akan merasa bosan apabila dihidangkan menu yang itu-itu saja,
sehingga mengurangi selera makan. Menyusun hidangan sehat
memerlukan keterampilan dan pengetahuan gizi dengan berorientasi
pada pedoman Gizi Seimbang sesuai dengan kebutuhan. Variasi menu
yang tersusun oleh kombinasi bahan makanan yang diperhitungkan
Poltekes TanjungKarang
14
2) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi berupa senyawa organik yang
terdiri atom karbon, hidrogen, dan oksigen yang digunakan sebagai
Poltekes TanjungKarang
15
3) Natrium
Natrium adalah ion positif utama dalam cairan ekstraseluler yang
menimbulkan tekanan osmotik untuk menjaga agar air tidak keluar
dari darah dan masuk kedalam sel. American Heart Association
(AHA) merekomendasikan konsumsi Na bagi orang dewasa tidak
lebih dari 2.400 mg/hari, yaitu setara dengan 1 sendok teh garam
dapur sehari.
Banyak penelitian epidemiologis terdahulu menunjukkan bahwa
asupan garam diet brperan meningkatkan tekanan darah dan
meningkatkan prevalensi hipertensi. Pembatasan asupan Natrium
hingga 2 gram per hari dapat menurunkan tekanan sistolik rata-rata
sekitar 3,7-4,8 mmHg dan mengurangi tekanan diastol rata-rata
sekitar 0,9-2,5 mmHg, meskipun penurunan ini bervariasi antar
individu di luar rentang ini.
Poltekes TanjungKarang
16
D. Fast Food
1. Pengertian Fast Food
Fast food merupakan makanan siap saji yang mengandung tinggi kalori
dan lemak namun rendah serat. Konsumsi yang tinggi terhadap fast food
dapat menyebabkan terjadinya kegemukan karena kandungan dari fast food
tersebut. Fast food atau junk food adalah istilah yang mendeskripsikan
makanan yang tidak sehat atau memiliki sedikit kandungan nutrisi.
Umumnya, Junk food menawarkan sedikit protein, vitamin, dan mineral dan
tinggi kalori yang berasal dari gula atau lemak. Konsumsi fast food
merupakan salah satu penyebab obesitas (Widyastuti, 2018).
Istilah fast food pertama kali dipernalkan di Amerika Serikat pada
tahun1950-an dan pelajar merupakan konsumen terbanyak yang memilih fast
food. Fast food dipilih karena keterbatasan waktu maupun fasilitas untuk
menyiapkan makanannya sendiri. Makanan cepat saji (fast food) adalah
makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan siap disantap, seperti fried
chiken, hamburger atau pizza. Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih
mudah dan cepat, cocok bagi mereka yang selalu sibuk. Menurut Wikipedia,
makanan cepat saji (fast food) adalah istilah untuk makanan yang disiapkan
dan dilayankan dengan cepat. Sementara makanan apapun yang dapat
disiapkan dengan segera dapat disebut makanan siap saji. Biasanya istilah ini
merujuk kepada makanan yang dijual di sebuah restoran atau toko dengan
persiapan baik dan dilayankan kepada pelanggan dalam sebuah bentuk paket
untuk dibawa pergi.
Contoh produk western fast food diantaranya hamburger, dan French
fries potato, fried chicken, pizza, sandwich soft drink. Traditional fast food
juga makanan yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. Contoh
Poltekes TanjungKarang
17
produk traditional fast food misalnya nasi goreng, bakso, mie ayam, soto, dan
sate ayam (Bonita,& Fitranti, (2017).
Poltekes TanjungKarang
18
Poltekes TanjungKarang
19
E. Anak Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 Remaja,
adalah sebagian dari kelompok penduduk masyarakat yang berusia sekitar 10-
19 tahun (World Health Organization,2018). Masa remaja merupakan masa
perpindahan dari anak-anak menuju dewasa. Proses untuk mencapai
kedewasaan biasanya ditandai dengan pubertas yang berhubungan erat dengan
perubahan aspek fisik dan psikis. Perubahan aspek fisik adalah yang paling
penting karena berlangsung dengan cepat, drastis dan berada pada organ
reproduksi. Organ reproduksi memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan
perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam menjaga kesehatan
Poltekes TanjungKarang
20
reproduksi
Menurut Asrori dan Ali (2016), remaja adalah suatu usia diman individu
menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak
tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua
melainkan merasa sama , atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat
dewasa ini mengandung banyak aspek afektif , lebih atau kurang dari usia
pubertas. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa. Masa tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Menurut Wibowo (2021), remaja merupakan masa transisi anak-anak
hingga dewasa, fase remaja tersebut mencerminkan cara berfikir remaja masih
dalam koridor berfikir konkret, kondisi ini disebabkan pada masa ini terjadi
suatu proses pendewasaan pada diri remaja. Masa tersebut berlangsung dari
usia 12 sampai 21 tahun.
2. Tahap-tahap perkembangan dan Batasan remaja
Berdasarkan proses penyesuaian menuju kedewasaan, ada 3 tahap
perkembangan yaitu : Soetjiningsih (2010).
a. Masa remaja awal (Early adoles cent) umur 12-15 tahun.
Seorang remaja untuk tahap ini akan terjadi perubahan terjadi pada
tubuhnya sendiri dan yang akan menyertai perubahan itu, mereka
mengembangkan pikiran-pikiran baru sehingga, cepat tertarik pada lawan
jenis, mudah terangsang secara teoritis, dengan dipegang bahunya saja oleh
lawan jenis ia sudah akan berfantasi erotic.
b. Masa remaja pertengahan (middle adolescent) umur 15-18 tahun
Tahap ini remaja membutuhkan teman-teman, remaja senang jika
banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan mencintai pada diri
sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu
ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana
peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis,
idealitas atau materialitas, dan sebagainya.
c. Remaja terakhir (late adolescent) 12-21 tahun
Tahap ini merupakan tahap dimana masa konsulidasi menuju periode
dewasa dan ditandai dengan pencapaian fungsi intelek.
Poltekes TanjungKarang
21
Poltekes TanjungKarang
22
F. Kerangka Teori
Dasar penelitian ini adalah bahwa konsumsi makan siap saji (fast food)
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu pengaruh teman sebaya,
tempat nyaman untuk berkumpul, cepat dan praktis, rasa yang enak, uang
saku, harga yang murah, brand makanan cepat saji, kandungan gizi fast food.
Dan pengetahuan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu Pendidikan,
pekerjaan, keyakinan, sosial budaya.
Anak remaja
Gambar 1.
Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Pamelia, & Notoadmojo 2018
Poltekes TanjungKarang
23
G. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang di kembangkan dalam penelitian ini, didasarkan
pada kerangka teori yang dikumpulkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.
Kerangka Konsep
Poltekes TanjungKarang
24
H. Definisi Operasional
Tabel 2.
Definisi Operasional
Poltekes TanjungKarang
25
dalam Questionai gu
waktu 1 re) “1” jarang
bulan =
terakhir <2x/ming
gu
Sumber;
Bonita, Ika
(2017).
4. Jenis fast Macam- Wawancar Kuisioner “0” jika = Ordin
food macam a jenis fast al
fast food food
yang western
dikonsums “1” jika =
i dalam 1 jenis fast
bulan food local
terakhir “2” jika =
jenis fast
food
keduanya
Sumber:
Riadi,
Muchlisin
(2021).
Poltekes TanjungKarang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi
dari penelitian ini adalah seluruh remaja kelas 7 dan 8 di SMPN 4 Metro yang
berjumlah 494 orang remaja.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi penelitian (Notoamodjo 2018). Jumlah
sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
rumus (Lemeshow 1997). sebagai berikut:
Keterangan :
n : Jumlah Sampel yang akan diteliti
-N : Jumlah populasi
z² 1-a² : Nilai kepercayaan ditetapkan sebesar 95% (1.96)
P : proporsi kejadian dalam populasi 78,5% (0,78)
d : derajat penyimpanan terhadap populasi yang diinginkan 10%
(0,1), 5% (0,05) atau 1% (0.1 ).
2
z 1−a . 2 p (1− p)
n=
2 2 a
d ( N−1 )+ z 1− (1− p)
2p
26
Poltekes TanjungKarang
(1 , 96 )2 . 0 ,78. ( 1−0 ,78 ) . 494
n= 2 2
0 ,1 . ( 494−1 ) + ( 1 ,96 ) . ( 0 , 78 ) .(1−0 ,78)
27
Poltekes TanjungKarang
27
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi merupakan subjek penelitian yang tidak memenuhi syarat
sebagai sampel penelitian.
1) Memiliki Riwayat penyakit kronis dan penyakit infeksi
2) Responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian
nl = nxxNl
Keterangan:
n1 = banyaknya sampel yang diambil tiap kelas
N1 = jumlah sampel dalam tingkatan kelas
n = jumlah sampel yang digunakan
N = Jumlah seluruh populasi
Poltekes TanjungKarang
28
a. Menulis nomor absen siswa dari nomor 1-32 (sesuai jumlah siswa perkelas)
dengan menggunakan kertas kecil
b. Kemudian digulung kertas menjadi kecil, lalu masukan kedalam wadah (botol
plastik)
c. Lakukan Teknik simple random sampling (Teknik acak sederhana) Dengan cara
diundi
d. Kertas yang keluar pertama itulah yg terpilih
e. Lakukan berulang kali sesuai dengan banyaknya jumlah sampel yg diambil.
D. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden setelah
melakukan kunjungan ke lokasi penelitian, responden diwawancarai
sesuai dengan yang ada di kuisioner, kuisioner berupa pertanyaan untuk
mengetahui frekuensi makan siap saji (fast food) status gizi dan
pengetahuan remaja.
Poltekes TanjungKarang
29
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yg diambil dengan cara observasi
langsung dan wawancara dengan guru-guru dan kepala sekolah. Data
tersebut meliputi profil sekolah, dan jumlah semua siswa-siswi di SMPN
4 Metro tahun 2023.
Poltekes TanjungKarang
30
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
analisis univariat atau analisis deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan
atau mendeskripsikan karakteristik setiap variable penelitian
(Notoatmodjo, 2018). Analisis univariat ini digunakan untuk melihat
frekuensi konsumsi makan siap saji (fast food) pada remaja di SMPN 4
Metro.
Poltekes TanjungKarang
31
DAFTAR PUSTAKA
Budiman & Riyanto A. (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Bonita, I. A., & Fitranti, D. Y. (2017). Konsumsi fast food dan aktivitas fisik
sebagai faktor risiko kejadian overweight pada remaja stunting SMP.
Journal of Nutrition College, 6(1), 52-60.
Lemesshow, S., David, WH, Janelle, K., Stephen K.L. (1997) Besar sampel da
Penelitian kesehatan. Pramono, D. (alih Bahasa). Yogyakarta Gajah
mad University press
Mokoginta, Farah. S., Budiarso, F., & Manampiring. A. E. (2016), Gambaran pols
asupan makanan pada remaja di Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara, e Biomedik, 4(2).
Nurlela, Jihan. (2015). Hubungan pola konsumsi fast food dan soft drink dengan
status gizi pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis universitas
lampung. Skripsi. Bandar Lampung: universitas Lampung.
Poltekes TanjungKarang
32
Pamelia, 1. (2018). Perilaku konsumsi makanan cepat saji pada remaja dan
dampaknya bagi kesehatan. IKESMA, 14(2), 144-153.
Pratiwi, H., Sety, L., & Tina, L. (2018). Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit
Fibroadenoma Mammae (FAM) di Rumah Sakit Umum Daerah
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017, Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 3(2).
Riadi, Muchlisin. (2021). Makanan Cepat Saji (Fast Food) Pengertian, Jenis,
Kandungan dan Dampaknya. Diakses dari
https://www.kajianpustaka.com/2011/09/makanan-cepat-all-fast
food.html
Ratnaningrum, Denny Putri S Y. (2015). Hubungan Asupan Serat Dan Status Gizi
Dengan Tekanan Darah Pada Wanita Menopause Di Desa Kuwiran
Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Skripsi. Surakarta
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Available at:
Setyawati, V. A., & Rimawati, E. (2016). Pola Konsumsi fast food dan serat
sebagai faktor gizi lebih pada remaja. Unnes Journal of public Health.
Suwanti, 1., & Aprilin, H. (2017). Studi Korelasi Pengetahuan Keluarga Pasien
Tentang Penularan Hepatitis Dengan Perilaku Cuci Tangan. Jurnal
Keperawatan, 10(2), 13-13.
Poltekes TanjungKarang
33
LAMPIRAN
Poltekes TanjungKarang
34
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Menyatakan bersedia untuk menjadi subyek penelitian dari :
Nama : Ni Ketut Ayu Dewanti R.P
NIM : 2113411055
Jurusan : D-III Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
Setelah saya membaca penelitian yang terlampir, saya mengerti dan memahami
dengan benar prosedur penelitian dengan judul “GAMBARAN POLA
KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI, PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI
PADA SISWA DI SMPN 4 METRO” saya menyatakan sanggup menjadi subyek
penelitian beserta segala resikonya dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan dari
pihak manapun.
Peneliti
Poltekes TanjungKarang
35
(………)
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama responden :
2. Jenis kelamin :
3. Tempat tanggal lahir :
4. Usia responden :
5. Berat badan :
6. Tinggi badan :
7. Status gizi :
8. Alamat :
9. Nomor telepon :
B. DATA ANTROPOMETRI
1. TB (tinggi badan ) :
2. BB (berat badan) :
3. Status Gizi :
4. Z-score IMT/U :
Poltekes TanjungKarang
36
Poltekes TanjungKarang
37
Nama :
Umur :
Tanggal lahir : JAWABAN
Pewawancara :
Tgl wawancara :
1.berikut ini adalah kelompok zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh kita?
a. makanan siap saji
b. zat gizi
c. makanan dan minuman
d. karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral
2. apakah guna makan bagi tubuh kita?
a. Sebagai zat tenaga, zat pembangun, zat
pengatur
b. Sebagai zat natrium
c. Sebagai zat gizi
d. Untuk mengenyangkan perut
Poltekes TanjungKarang
38
Poltekes TanjungKarang
39
karena kelebihan?
a. Protein dan vitamin
b. Karbohidrat dan lemak
c. Vitamin dan mineral
d. Serat (sayuran dan buah-buahan)
Poltekes TanjungKarang
40
d. Semua benar
Poltekes TanjungKarang