Anda di halaman 1dari 56

GAMBARAN POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI,

PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA DI SMPN


4 METRO
TAHUN 2024

Oleh
NI KETUT AYU DEWANTI R.P
NIM 2113411055

PROPOSAL TUGAS AKHIR


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG PRODI
DIII GIZI JURUSAN GIZI
2024
GAMBARAN POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI,
PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA DI SMPN
4 METRO
TAHUN 2024

Tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan


pendidikan pada Program Diploma III Gizi Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang

Oleh
NI KETUT AYU DEWANTI R.P
NIM 2113411055

TUGAS AKHIR
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG PRODI D III GIZI
JURUSAN GIZI
2024

ii Poltekes TanjungKarang
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ni Ketut Ayu Dewanti R.P

NIM : 2113411055

Program Studi/Jurusan : DIII - Gizi

Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir saya yang berjudul :


“GAMBARAN POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI,
PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA DI SMPN 4 METRO”
adalah hasil karya saya sendiri, tidak plagiat, dan semua sumber baik dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Bilamana di kemudian hari
ditemukan ke tidak sesuaian dengan pernyataan ini maka saya bersedia dituntut
dan diproses dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan
sebenar- benarnya.

Bandar Lampung, 25 November 2023

NI KETUT AYU DEWANTI


NIM 2113411055

iii Poltekes TanjungKarang


LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir

GAMBARAN POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI, PENGETAHUAN


DAN STATUS GIZI PADA SISWA DI SMPN 4 METRO

Penulis
Ni Ketut Ayu Dewanti R.P / NIM : 2113411055

Telah diperiksa dan di setujui Tim Pembimbing Tugas Akhir Program Diploma III Gizi
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Tajung karang

Bandar lampung, 25 November 2023

Tim Pembimbing Laporan Tugas Akhir

Pembimbing Utama

Mindo Lupiana,SKM,MKM
NIP. 198005142005011008

Pembimbing Pendamping

Yulia Novika. J.,SP.,M.KM


NIP. 198611152009122002

iv Poltekes TanjungKarang
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
berkat dan rahmatnya, serta memberikan kemudahan dalam menyusun dan dapat
menyelesaikan penyusunan “GAMBARAN POLA KONSUMSI MAKANAN
CEPAT SAJI, PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA DI
SMPN 4 METRO“ yang dapat diselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari kata
sempurna, yang terdapat kekurangan baik kesalahan maupun penulisan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak yang kami harapkan untuk lebih baik lagi ke depannya. Dalam
penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada
1. Ibu Dewi Purwaningsih,S.SiT.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang.
2. Bapak Arie Nugroho, S.Gz.,M.Gizi Selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang.
3. Ibu Mindo Lupiana,SKM,MKM selaku dosen Pembimbing I yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan , pemahaman dan segala
perhatian, waktu serta dorongan yang di berikan kepada penulis.
4. Ibu Yulia Novika.J.,SP.,M.KM selaku dosen pembimbing II yang telah
membantu dan membimbing proses penyelesaian proposal Tugas Akhir.
5. Kedua orang tua ku tercinta, Bapak I Wayan Suwiyarsa, Ibu Sherlly
Pollin serta kakak dan adik serta kembaran saya tercinta yang selalu
memberikan do’a dan dukungan baik secara moral maupun materi selama
menempuh pendidikan ini.
6. Sahabat ku dan Temen – teman seperjuangan GIZI 2021.
7. Kepada sahabat saya Cika, Putri Mega, Olak, Jakia, Nisa, Ardiesta,
Nabila terimakasih telah memberikan saya dukungan yang tulus selama
masa perkuliahan. Terima kasih telat menjadi rumah yang tidak hanya

v Poltekes TanjungKarang
berupa tanah dan bangunan.
8. Terakhir, terima kasih untuk diri sendiri, yang telah mampu berusaha
keras dan berjuang sampai sejauh ini. Mampu mengendalikan diri dari
berbagai tekanan di luar keadaan dan tak pernah memutuskan menyerah
sesulit apa pun proses penyusunan laporan tugas akhir ini dengan
menyelesaikan sebaik dan semaksimal mungkin, ini merupakan
pencapaian yang patut dibanggakan untuk diri sendiri.
Akhir kata penulis Berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini membawa
manfaat bagi penulis

vi Poltekes TanjungKarang
BIODATA PENULIS

Nama : Ni Ketut Ayu Dewanti R.P


NIM : 2113411055
Tempat/Tanggal Lahir : Metro , 16 Agustus 2003
Agama : Hindu
Jenis kelamin : Perempuan
Status Mahasiswa : Reguler 2
Alamat : Jl. Wana Bakti 4, Margorejo, Metro Selatan
Alamat e-mail : niketutdewanti@gmail.com

Riwayat Pendidikan
1. TK (2007 – 2009 ) : TK Pertiwi Kota Metro
2. SD (2009 – 2015) : SD 5 Metro Barat
3. SMP (2015 – 2018) : SMP 4 Metro
4. SMA (2018 – 2021) : SMA N 4 Metro Timur
5. DIII (2021 – 2024) : DIII Gizi Jurusan Gizi Poltekkes TanjungKarang

vii Poltekes TanjungKarang


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN GIZI
Tugas Akhir, November 2023

Ni Ketut Ayu Dewanti

Gambaran Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji, Pengetahuan Dan Status Gizi
Pada siswa Di Smp 4 Metro.

ABSTRAK

Fast food mengandung banyak garam, gula, kalori dan lemak jika tidak
diimbangi dengan makanan yang sehat akan merusak tubuh kita. Kalori yang
tinggi pada fast food jika tidak diimbangi dengan kegiatan aktif atau olahraga
akan membahayakan kesehatan karena dapat memicu obesitas. Obesitas sendiri
merupakan ciri dari berkembanganya berbagai penyakit seperti kanker dan
penyakit kardiovaskuler. Secara umum makanan cepat saji mengandung kalori
kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A,
asam akrobat. kalsium dan folat. Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat
multifaktorial. Peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya
aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial
ekonomi, program diet, usia, dan jenis kelamin merupakan faktor-faktor yang
berkontribusi pada perubahan keseimbangan energi dan berujung pada kejadian
obesitas (Kurdanti, Suryani 2015).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Gambaran pola konsumsi makanan siap saji (fast food) pengetahuan
dan status gizi pada siswa di SMPN 4 Metro tahun 2024.
jenis penelitian ini adalah Penelitian deskriptif untuk mengetahui
gambaran pola konsumsi makanan siap saji (Fast food), pengetahuan, dan status
gizi pada remaja di SMP N 22 Bandar Lampung 2022. Penelitian ini dilakukan di
SMPN 4 Metro pada bulan Maret Tahun 2024 dengan total populasi sebanyak dan
sampel sebanyakresponden. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara
dan angket. analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat.

Kata kunci : pola konsumsi, pengetahuan, status gizi


Daftar baca :

viii Poltekes TanjungKarang


HEALTH POLYTECHNIC OF TANJUNGKARANG
NUTRITION DEPARTMENT
Final Report, July 2017

Ni Ketut Ayu Dewanti R.P

Description of Fast Food Consumption Patterns, Knowledge and Nutritional


Status of Adolescents at SMPN 4 Metro.

xiii + 113 pages + 16 tables, 2 pictures, 9 attachments

ABSTRACT

Fast food contains a lot of salt, sugar, calories and fat. If it is not balanced
with healthy food, it will damage our bodies. The high calories in fast food, if not
balanced with active activities or exercise, will endanger health because it can
trigger obesity. Obesity itself is a characteristic of the development of various
diseases such as cancer and cardiovascular disease. In general, fast food contains
high levels of fat, sugar and sodium (Na) calories but is low in fiber, vitamin A
and acrobatic acid. calcium and folate. The factors causing obesity in adolescents
are multifactorial. Increased consumption of fast food, low physical activity,
genetic factors, the influence of advertising, psychological factors, socio-
economic status, diet programs, age and gender are factors that contribute to
changes in energy balance and lead to obesity. (Kurdanti, Suryani 2015). The aim
of this research is to determine the description of fast food consumption patterns,
knowledge and nutritional status of students at SMPN 4 Metro in 2024.
This type of research is descriptive research to describe patterns of fast
food consumption, knowledge, and nutritional status of adolescents at SMP N 22
Bandar Lampung 2022. This research was conducted at SMP N 22 Bandar
Lampung on 9- 15 May 2023 with a total population of 316 and a sample of 55
respondents. Data analysis performed was univariate analysis.

Kata kunci : Fast Food Consumption Patterns, Knowledge, Nutritional Status


Reading list :

ix Poltekes TanjungKarang
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUANi
LEMBAR PENGESAHANiv
KATA PENGANTARv
LEMBAR BIODATAvi
ABSTRAKi
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABELxi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
E. Ruang Lingkup 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Status Gizi 7
B. Pengetahuan 9
C. Pola Konsumsi 12
D. Fast Food 16
E. Anak Remaja 19
F. Kerangka Teori 22
G. Kerangka Konsep 23
H. Definisi Oprasional 24
BAB III METODE PENELITIAN 26
A. Rancangan Penelitian 26
B. Subjek Penelitian 26
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 28
D. Pengumpulan Data 28
E. Pengolahan dan Analisis Data 29
DAFTAR PUSTAKA 31

x Poltekes TanjungKarang
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Definisi Oprasional 35

xi Poltekes TanjungKarang
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Kerangka Teori 33
Gamvar 2. Kerangka Konsep 34

xii Poltekes TanjungKarang


xiii Poltekes TanjungKarang
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Remaja merupakan kelompok usia 10 tahun sampai sebelum berusia 18


tahun. Upaya kesehatan remaja memiliki tujuan untuk mempersiapkan remaja
menjadi orang dewasa yang sehat, cerdas, berkualitas, dan produktif dan berperan
serta dalam menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dirinya.
Kesehatan remaja merupakan hal yang sangat penting diperhatikan karena pada
masa ini remaja mengalami perubahan fisik, psikologis, dan sosial yang
signifikan. Kementerian Kesehatan RI menekankan bahwa kesehatan remaja
sangat dipengaruhi oleh pola makan yang sehat, aktivitas fisik yang teratur.
Remaja yang sehat ditandai dengan berat badan, tinggi badan, dan indeks massa
tubuh yang sesuai dengan usianya (Kemenkes 2018).

Saat ini Indonesia mempunyai tiga beban masalah gizi yaitu stunting,
wasting dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro seperti anemia. Data
Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 25,7% remaja usia 13-15 tahun dan 26,9%
remaja usia 16-18 tahun dengan status gizi pendek dan sangat pendek. Selain itu
terdapat 8,7% remaja usia 13-15 tahun dan 8,1% remaja usia 16-18 tahun dengan
kondisi kurus dan sangat kurus. Sedangkan prevalensi berat badan lebih dan
obesitas sebesar 16,0% pada remaja usia 13-15 tahun dan 13,5% pada remaja usia
16-18 tahun. Data tersebut merepresentasikan kondisi gizi pada remaja di
Indonesia yang perlu diperbaiki. Berdasarkan baseline survey UNICEF pada
tahun 2017, ditemukan adanya perubahan pola makan dan aktivitas fisik pada
remaja.

Umumnya kelompok usia remaja merupakan periode rentan gizi karena di


usia tersebut akan mengalami peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan
yang pesat jika dibiarkan akan diteruskan ke generasi berikutnya
(intergenerational impact) Kebiasaan konsumsi makanan di usia remaja memiliki

1
Poltekes Tanjungkarang
tingkat konsumsi makanan yang padat energi, makanan tinggi gula, lemak jenuh,
garam, makanan

2
Poltekes Tanjungkarang
2

cepat saji (fast food) dan konsumsi buah dan sayuran yang kurang memadai
(Mokoginta, Budiarso, & Manampiring, 2016).

Fast food mengandung banyak garam, gula, kalori dan lemak jika tidak
diimbangi dengan makanan yang sehat akan merusak tubuh kita. Kalori yang
tinggi pada fast food jika tidak diimbangi dengan kegiatan aktif atau olahraga
akan membahayakan kesehatan karena dapat memicu obesitas. Obesitas sendiri
merupakan ciri dari berkembanganya berbagai penyakit seperti kanker dan
penyakit kardiovaskuler. Secara umum makanan cepat saji mengandung kalori
kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A,
asam akrobat. kalsium dan folat. Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat
multifaktorial. Peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya
aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial
ekonomi, program diet, usia, dan jenis kelamin merupakan faktor-faktor yang
berkontribusi pada perubahan keseimbangan energi dan berujung pada kejadian
obesitas (Kurdanti, Suryani 2015).

Makanan cepat saji maupun junk food menjadi populer karena penyajian
yang cepat, tersedia secara luas, mudah diperoleh, dan memiliki rasa yang enak.
Namun, kebiasaan makan dengan mengonsumsi makanan cepat saji ataupun junk
food berlebih akan berdampak buruk bagi kesehatan, baik pada anak, remaja,
maupun dewasa. Makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko beberapa
penyakit, seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan gangguan lemak darah atau
dislipidemia. Selain itu, makanan cepat saji dalam waktu yang lama juga akan
mempengaruhi kesehatan gigi. Makanan cepat saji yang memiliki kandungan gula
yang tinggi dapat menyebabkan karies gigi atau gigi berlubang (Pamelia, Icha
2018).

Makanan yang terjangkau dan cepat dalam penyajian, umumnya


memenuhi selera tetapi memiliki total energi, lemak, gula, natrium yang tinggi
dan rendah serat serta vitamin seperti fast fod modern (western fast food) adapun

Poltekes TanjungKarang
3

contoh produk fast food modern diantaranya hamburger, kentang goreng, ayam
goreng, pizza, sandwich dan minuman ringan. Traditional fast food juga makanan
yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. Contoh produk traditional
fast food misalnya nasi goreng, bakso, mie ayam, soto, dan sate ayam (Bonita, I.
A, & Fitranti, D. Y. 2017).

Penelitian ini dilakukan di Kota Semarang pada remaja sejumlah 65 orang


pola konsumsi fast food dan serat, status gizi Analisis data yang Hasilnya, 58, 5%
responden mengalami malnutrisi yang terdiri dari underweight, overweight,
obesitas I, dan obesitas II; sementara 41, 5% responden berstatus gizi normal.
Sehingga bisa dikatakan bahwa remaja bermasalah dengan status gizi. Konsumsi
fast food (p= 0, 21) dan serat (p= 0, 43) tidak berhubungan dengan overweight.
Sebagian besar responden sering mengkonsumsi fast food (95, 4%) dan kurang
mengkonsumsi serat (84, 6%) (Setyawati & Rimawati, 2016).

Fast food diartikan sebagai makanan sampah atau makanan tidak


bergizi. Istilah tersebut berarti menunjukkan makanan-makanan yang dianggap
tidak memiliki nilai nutrisi bagi tubuh. Makan makanan fast food tidak
hanya sia-sia, tetapi juga dapat merusak kesehatan. Gangguan kesehatan
akibat makan makanan fast food seperti obesitas atau kegemukan, diabetes,
hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, kanker, dan lain sebagainya
(Pamelia, Icha 2015).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, di Indonesia


menunjukan prevalensi status gizi lebih atau obesitas sentral akibat dari
mengkonsumsi fast food secara nasional pada remaja umur >15 tahun tahun
sebesar 31.0% mengalami obesitas sentral. Prevalensi obesitas sentral pada remaja
umur >15 tahun mengalami peningkatan yang signifikan dari 2007 sebesar 18.8%,
2013 sebesar 26.6% dan pada 2018 sebesar 31.0% (Kemenkes 2018).

Poltekes TanjungKarang
4

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Norlela (2015). konsumen


terbesar makanan cepat saji adalah kalangan remaja, termat 60% konsumen fast
food adalah mereka yang berusia 13 sampai 24 tahun. Terhadap mahasiswa
fakultas ekonomi dan bisnis universitas Lampung yang notabennya adalah remaja,
didapatkan 78,5% responden memiliki kebiasaan mengkonsumsi fast food.
Sepuluh besar fast food yang dikonsumsi oleh mahasiswa fakultas ekonomi dan
bisnis universitas Lampung adalah nasi goreng, mie instan, pempek, mie ayam,
baso, fried chicken, sosis, nasi padang. French fries, hamburger. Keadaan berat
badan berlebih yang dapat terjadi pada semua kelompok umur, yaitu obesitas pada
anak SMP merupakan permasalahan kesehatan yang prevalensinya terus
meningkat. Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2013 prevalensi kegemukan dan
obesitas pada anak usia 5-18 tahun meningkat dari 9,2% pada tahun 2010,
menjadi 18.8% pada tahun 2013.

Berdasarkan hasil penelitian Zaim Anshari (2019). Dari 69 responden


terdapat 43 orang (62, 3%) berjenis kelamin laki-laki dan 26 orang (37, 7%)
berjenis kelamin perempuan. Terdapat 69 responden berumur paling banyak 14
tahun sebanyak 26 responden (37, 7%), didapatkan hasil sebagian besar
responden memiliki pengetahuan baik tentang makanan cepat saji (Fast Food)
yaitu sebanyak 33 orang (47, 8%), sebagian besar responden memiliki sikap baik
terhadap makanan cepat saji (Fast Food) yaitu sebanyak 38 orang (55, 1%),
sebagian besar responden memiliki frekuensi konsumsi sering dalam
mengonsumsi makanan cepat saji (Fast Food) sebanyak 41 orang (59, 4%),
sebagian besar responden yaitu 33 orang (47, 8%) yang memiliki pengetahuan
baik, ada 20 orang (29, 0%) yang mempunyai frekuensi konsumsi makanan cepat
saji (fast food) sering. Kemudian dari 38 orang (55, 1%) yang memiliki sikap baik
terhadap makanan cepat saji (fast food), ada 25 orang (36, 2%) yang mempunyai
frekuensi konsumsi makanan cepat saji sering. Untuk mengurangi dampak
makanan cepat saji sebaiknya responden mengimbanginya dengan makanan tinggi
serat seperti sayuran dan buah-buahan, serta rajin berolahraga.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti gambaran pola

Poltekes TanjungKarang
5

konsumsi makanan siap saji (fast food), pengetahuan dan status gizi pada remaja
di SMPN 4 Metro. Penulis memilih SMPN 4 Metro sebagai tempat lokasi
penelitian karena SMP N4 Metro merupakan salah satu SMP Negeri yang terletak
di tengah kota, dan dekat dengan restaurant siap saji seperti KFC, MCD, Hokben,
Pizza Hut dan jajanan lain seperti seblak, donat, bakso aci, mie ayam dan
gorengan

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah "Bagaimana gambaran pola konsumsi makanan siap saji (fast food).
pengetahuan dan status gizi pada remaja di SMPN 4 Metro tahun 2023.

C. Tujuan Penelitian
1. tujuan umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola
konsumsi makanan siap saji (fast food). Pengetahuan dan status gizi pada
remaja di SMP N4 Metro tahun 2023.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui status gizi remaja di SMPN 4 Metro tahun 2023.
b. Mengetahui pengetahuan tentang makanan siap saji (fast food) pada
remaja di SMPN 4 Metro 2023.
c. Mengetahui pola konsumsi makanan siap saji (fast food) pada remaja di
SMPN 4 Metro tahun 2023
d. Mengetahui jenis makanan siap saji (fast food) pada remaja remaja di
SMPN 4 Metro tahun 2023.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya mahasiswa sebagai tambahan pengetahuan dan sebagai referensi
dalam memahami gambaran pola konsumsi fast food, pengetahuan dan status
gizi pada remaja di SMPN 4 Metro.

Poltekes TanjungKarang
6

2. Manfaat Aplikatif
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk sekolah dalam
upaya pencegahan masalah gizi pada remaja di SMPN 4 Metro.

E. Ruang Lingkup
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriftif,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola konsumsi makanan siap
saji (fast food), pengetahuan dan status gizi pada remaja di SMPN 4 Metro.
Penelitian ini dilakukan di SMPN 4 Metro, yang dilaksanakan pada Maret 2024.
Pemilihan sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas VII SMPN
4 Metro. Variabel yang peneliti ambil untuk dilakukan penelitian adalah pola
konsumsi makanan siap saji (fast food), pengetahuan dan status gizi. Instrument
yang digunakan yaitu kuisioner, dan FFQ

Poltekes TanjungKarang
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Status Gizi

1. Pengertian Status Gizi


Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu atau perwujudan nutriture dalam variabel tertentu, status gizi
optimal adalah keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi
(Merryana Adriani, 2016). Gizi merupakan subtansi organik yang di
butuhkan organisme untuk memulihkan fungsi normal tubuh seperti sistem
tubuh, daya tahan tubuh dari virus maupun bakteri serta berperan dalam
pertumbuhan. Gizi berasal dari kata berbahasa arab yaitu giza yang artinya
zat makanan. dalam bahasa inggris gizi di sebut juga dengan nutrisi yang
berarti bahan makanan atau suatu zat gizi atau pun dapat di artikan sebagai
ilmu gizi (WHO 2021).

2. Penilaian Status Gizi


Penilaian status gizi dibagi menjadi 2, secara langsung dan tidak
langsung. Penilaian status gizi secara langsung meliputi antropometri, klinis,
biokimia dan biofisik. Penilaian status gizi secara tidak langsung meliputi
survey konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi (Irianto, 2017).
a. Penilaian status gizi secara langsung
Pemeriksaan langsung dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu :
1) Antropometri
Pengukuran antropometri dilakukan dengan cara mengucur tinggi
badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak tubuh
Tujuannya adalah untuk mengetahui status gizi berdasarkan satu
ukuran menurut ukuran lainnya, misalnya berat badan dan tingui badan

7 Poltekes TanjungKarang
menurut umur (BB/U dan TB/U), berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB),

8 Poltekes TanjungKarang
8

lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U), maupun lingkar lengan


atas menurut tinggi badan (LLA/TB).
2) Biokimia
Pemeriksaan laboratorium atau biokimia dilakukan melalui
pemeriksaan specimen jaringan tubuh seperti darah, urine, tinja, hati..
dan otot. Ini diuji secara laboratoris terutama untuk mengetahui kadar
hemoglobin, ferritin, glukosa, dan kolesterol. Tujuannya adalah untuk
mengetahui kekurangan gizi spesifik.
3) Klinis
Pemeriksaan klinis dilakukan pada jaringan epitel (supervisial
epitel tissue) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral. Tujuannya
adalah untuk mengetahui status kekurangan gizi dengan melihat tanda-
tanda khusus.
4) Biofisik
Pemeriksaan biofisik dilakukan dengan melihat kemampuan,
fungsi, serta perubahan struktur jaringan tujuannya adalah untuk
mengetahui situasi tertentu, misalnya pada orang yang buta senja.

b. Penilaian status gizi secara tidak langsung


Pemeriksaan tidak langsung dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1) Survei konsumsi
Penilaian konsumsi makanan dengan wawancara kebiasaan makan
dan perhitungan konsumsi makanan sehari-hari. Tujuannya adalah
mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan gizi
2) Statistik vital
Pemeriksaan vital dilakukan dengan melakukan analisis data
kesehatan seperti angka kematian, orang sakit, dan kematian akibat
hal-hal yang berhubungan dengan gizi. Tujuannya adalah untuk
menemukan indikator yang tidak langsung yang berhubungan dengan
status gizi masyarakat.
3) Faktor Ekologi
Pengukuran status gizi didasarkan atas ketersediaan makanan yang

Poltekes TanjungKarang
9

di pengaruhi oleh fakot-faktor ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan


lain-lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui penyebab malnutrisi.

3. Indikator Antropometri
Indeks massa tubuh menurut umur merupakan salah satu indikator untuk
melihat status gizi pada anak sekolah dasar. Berdasarkan Permenkes Nomor 2
Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak untuk
anak umur 5-18 tahun, status gizi ditentukan berdasarkan nilai z-score
IMT/U. Kategori status gizi IMT/U meliputi gizi buruk, gizi kurang. gizi
baik, gizi lebih dan obesitas
Table 1.
Kategori dan ambang batas status gizi anak
Berdasarkan indeks IMT/U Anak umur 5-18 Tahun
Indeks Kategori status gizi Ambang batas (z-
score)
Indeks masa tubuh Gizi buruk (severely thinness) <-3 SD
menurut umur
(IMT/U) Anak usia Gizi kurang (thinness) -3 SD sd <-2 SD
5-18 Tahun
Gizi baik (normal) -2 SD sd + 1 SD
Gizi lebih (overweight) +1 SD sd +2 SD
Obesitas (obese) >+ 2 SD
Sumber : Pemenkes Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak

Cara penilaian status gizi pada anak sekolah dilaukan dengan melakukan
pengukuran antropometri terlebih dahulu yaitu dengan melakukan
pengukuran berat badan dan tinggi badan, kemudian dilihat dan dihitung
melalui z-score pada baku standar antropometri di indeks masa tubuh
menururt umur (IMT/U).

B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil kegiatan ingin tahu manusia tentang apa saja
melalui cara-cara dan dengan alat-alat tertentu. Pengetahuan ini bermacam-
macam jenis dan sifatnya, ada yang langsung dan ada yg tak langsung, ada yg

Poltekes TanjungKarang
10

bersifat tidak tetap (berubah-ubah), subyektif, dan khusus, dan ada pula yang
bersifat tetap. obyektif dan umum. Jenis dan sifat pengetahuan ini
pengetahuan tergantung kepada sumbernya dan dengan cara alat apa
pengetahuan itu diperoleh, serta ada pengetahuan yang benar dan ada
pengetahuan yang salah, tentu saja yang dikehendaki adalah pengetahuan
yang benar (Suwanti dan Aprilin, 2017)
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2014) Pengetahuan atau kognitif adalah domain
yg sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Tingkat
pengetahuan didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatannya:
a. Tahu (Know)
Tahu merupakan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Seperti mengingat kembali suatu spesifik dari seluruh bahan yang telah
dipelajari. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang
paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang telah diketahui dan menyimpulkan
objek yang telah dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya, seperti penggunaan
rumas, metode, dan sebagainya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan meletakkan atau
menghubungkan suatu bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru, seperti menyusun, merencanakan, meringkat dan
sebagainya.

Poltekes TanjungKarang
11

f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu meteri atau objek. Penilaian
penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut (Notoadmodjo, 2014). faktor yang mempengaruhi pengetahuan
antara lain:
a. Faktor Pendidikan
Tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan semakin mudah
untuk menerima informasi tentang obyek atau yang berkaitan dengan
pengetahuan, Pengetahuan umumnya dapat diperoleh dari informasi yang
disampaikan oleh orang tua, guru, dan media masa. Pendidikan besar
kaitannya dengan pengetahuan, Pendidikan merupakan salah satu dasar
manusia yang sangat diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin
tinggi tingkat Pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk
menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi.
b. Faktor pekerjaan
Pekerjaan seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin
banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal, maka akan semakin
bertambah pula pengetahuan seseorang akan hal tersebut. Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden.
c. Keyakinan
Keyakinan yang diperoleh oleh seseorang biasanya bisa didapat
secara turun temurun dan tidak dapat dibuktikan terlebih dahulu,
keyakinan positif dan keyakinan negative dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
d. Sosial Budaya
Kebudayaan beserta kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap seseorang terhadap

Poltekes TanjungKarang
12

sesuatu.
4. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau
angket menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas
(Subarkah, & Nursalam 2016).
Tingkat pengetahuan pola konsumsi makanan cepat saji pada remaja di
SMP N 4 Metro. pola konsumsi terkait dengan prilaku khas remaja yang
waktu makannya sering atau masih tidak teratur dan lebih menyukai makan
makanan cepat saji diluar rumah Bersama teman-temannya.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang pola konsumsi makanan
siap saji (fast food) pada remaja di SMPN 4 Metro, dapat menggunakan
pengukuran skala Guttman. Skala dalam penelitian ini, akan didapat jawaban
benar dan skor 0 jika jawaban salah, pada penelitian ini peneliti memberikan
20 pertanyaan pada setiap responden. Rumus yang digunakan untuk
mengukur presentase dari jawaban yang didapat dari kuesioner menurut
Budiman dan Riyanto (2013).
Presentase pengetahuan - Jumlah nilai yang benar X 100% =
Jumlah soal
Kategori tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yang
didasarkan pada nilai presentase yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika skornya ≥75%
b. Tingkat pengetahuan kategori cukup jika skorya 57-74%
c. Tingkat pengetahuan kategori kurang jika <55%
C. Pola Konsumsi
1. Definisi pola konsumsi
Pola konsumsi pangan atau kebiasaan makan adalah berbagai informasi
yang dapat memberikan informasi, gambaran mengenai frekeunsi, jenis, dan
jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang dan
merupakan ciri khas untuk satu kelompok masyarakat tertentu. Sebenarnya
pola konsumsi tidak dapat menentukan status gizi seseorang atau masyarakat

Poltekes TanjungKarang
13

secara langsung, namun hanya dapat digunakan sebagai bukti awal akan
kemungkinan terjadinya kekurangan gizi seseorang atau masyarakat
(supariasa 2002).
Adapun pola konsumsi yang baik adalah ketika seseorang melakukan
konsumsi yang tepat, yaitu yang memenuhi kriteria jumlah, jenis, dan
frekuensi bahan makanan. Sedangkan pola konsumsi yang kurang baik
apabila seseorang tidak melakukan salah satu atau lebih pola konsumsi yang
tepat (frekuensi, jenis, dan jumlah).
Pola konsumsi terdiri dari:
a. Frekuensi Bahan Makanan
Frekuensi bahan makanan adalah jumlah makan dalam sehari-hari
baik kualitatif dan kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam
tubuh melaluialat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama
makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika
dirata-rata, umumnya lambung kosong antara 3-4 jam. Adapun tolak
ukur frekuensi makanan menurut Kemenkes, 2011 yang dimodifikasi,
tepat apabila seseorang tidak mengkonsumsi makanan yang
mengandung Natrium, dan lemak yang tinggi seperti, daging-dagingan
yang diawetkan, makanan kaleng, jeroan kurang dari 1 kali per minggu.
Sedangkan tidak tepat apabila seseorang mengkonsumsi makanan yang
mengandung Natrium, dan lemak yang tinggi seperti, daging-dagingan
yang diawetkan, makanan kaleng, jeroan lebih dari 3 kali per minggu.
b. Jenis Bahan Makanan
Jenis bahan makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau
dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit
susunan menu sehat dan seimbang. Menyediakan variasi makanan
merupakan salah satucara untuk menghilangkan rasa bosan. Seseorang
akan merasa bosan apabila dihidangkan menu yang itu-itu saja,
sehingga mengurangi selera makan. Menyusun hidangan sehat
memerlukan keterampilan dan pengetahuan gizi dengan berorientasi
pada pedoman Gizi Seimbang sesuai dengan kebutuhan. Variasi menu
yang tersusun oleh kombinasi bahan makanan yang diperhitungkan

Poltekes TanjungKarang
14

dengan tepat akan memberikan hidangan sehat baik secara kualitas


maupun kuantitas.
Adapun jenis bahan makanan yang baik bagi penderita tekanan
darah tinggi atau hipertensi adalah makanan yang tinggi akan serat
seperti sayur dan buah karena serat dapat membantu meningkatkan
pengeluaran kolesterol melalui feses dengan jalan meningkatkan waktu
transit bahan makanan melalui usus. Mengkonsumsi serat juga sangat
menguntungkan karena dapat mengurangi pemasukan energi dan
obesitas yang pada akhirnya menurunkan risiko penyakit tekanan darah
tinggi. (Ratnaningrum, 2015).
c. Jumlah Zat Gizi Bahan Makanan
Jumlah bahan makanan adalah banyaknya makanan yang dimakan
dalam setiap orang atau setiap individu dalam kelompok yang akan
dihitung nilai gizinya. (Pangestu, 2017).
1) Lemak
Lemak adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut
dalam air. Lemak simpanan dalam tubuh terdiri dari trigliserida yang
disimpan dalam jaringan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Komposisi
asam lemak trigliserida ini tergantung pada susunan makanan.
Menurut anjuran pedoman gizi seimbang konsumsi lemak yang baik
adalah 25% dari kebutuhan energi total. Konsumsi lemak berlebih
berkaitan dengan peningkatan berat badan menjadi obesitas dan
beresiko terhadap terjadinya Penyakit Tidak Menular (PTM).
Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2012
konsumsi lemak dikatakan cukup jika asupan lemak 80% -110%
dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) menurut
kelompok usia, atau setara dengan 73 - 100 gram/hari untuk usia >18
Tahun. Sedangkan asupan kurang jika persentasenya <80% dari
AKG, dan lebih jika persentase asupan >110% dari AKG.

2) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi berupa senyawa organik yang
terdiri atom karbon, hidrogen, dan oksigen yang digunakan sebagai

Poltekes TanjungKarang
15

bahan pembentuk energi. Menurut anjuran pedoman gizi seimbang


konsumsi lemak yang baik adalah 55%- 60% dari kebutuhan energi
total, yaitu 300 gram/hari. Sedangkan menurut WHO asupan
karbohidrat sederhana, seperti gula sebaiknya <10% dari kebutuhan
energi total, yaitu 50gram/hari atau setara dengan 5-9 sendok teh
untuk dewasa.
Menurut Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
2012, asupan karbohidrat cukup jika konsumsi bahan makanan yang
mengandung karbohidrat baik dari makanan maupun minuman 80%-
110% dibandingkan dengan AKG menurut usia, yaitu 300-412
gram/hari untuk usia 18 tahun. Sedangkan asupan kurang jika
persentasenya -80% dari AKG, dan lebih jika persentase asupan
>110% dari AKG.
Mengonsumsi karbohidrat berlebih dapat menyebabkan kadar
trigliserida dalam darah meningkat sehingga menyebabkan
karbohidrat diubah menjadi lemak. Kadar lemak yang tinggi dapat
menyebabkan aterosklerosis yang akhirnya akan menyebabkan
terjadinya hipertensi (Katulistiwa, 2013 dalam Hermansyah 2017).

3) Natrium
Natrium adalah ion positif utama dalam cairan ekstraseluler yang
menimbulkan tekanan osmotik untuk menjaga agar air tidak keluar
dari darah dan masuk kedalam sel. American Heart Association
(AHA) merekomendasikan konsumsi Na bagi orang dewasa tidak
lebih dari 2.400 mg/hari, yaitu setara dengan 1 sendok teh garam
dapur sehari.
Banyak penelitian epidemiologis terdahulu menunjukkan bahwa
asupan garam diet brperan meningkatkan tekanan darah dan
meningkatkan prevalensi hipertensi. Pembatasan asupan Natrium
hingga 2 gram per hari dapat menurunkan tekanan sistolik rata-rata
sekitar 3,7-4,8 mmHg dan mengurangi tekanan diastol rata-rata
sekitar 0,9-2,5 mmHg, meskipun penurunan ini bervariasi antar
individu di luar rentang ini.

Poltekes TanjungKarang
16

Menurut Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)


2012. Asupan Natrium cukup jika konsumsi Natrium dibandingkan
dengan AKG disesuaikan dengan usia adalah 80%-110%, yaitu
1200-1650 mg untuk usia >18 tahun. Sedangkan asupan kurang jika
persentasenya <80% dari AKG, dan lebih jika persentase
asupan>110% dari AKG.

D. Fast Food
1. Pengertian Fast Food
Fast food merupakan makanan siap saji yang mengandung tinggi kalori
dan lemak namun rendah serat. Konsumsi yang tinggi terhadap fast food
dapat menyebabkan terjadinya kegemukan karena kandungan dari fast food
tersebut. Fast food atau junk food adalah istilah yang mendeskripsikan
makanan yang tidak sehat atau memiliki sedikit kandungan nutrisi.
Umumnya, Junk food menawarkan sedikit protein, vitamin, dan mineral dan
tinggi kalori yang berasal dari gula atau lemak. Konsumsi fast food
merupakan salah satu penyebab obesitas (Widyastuti, 2018).
Istilah fast food pertama kali dipernalkan di Amerika Serikat pada
tahun1950-an dan pelajar merupakan konsumen terbanyak yang memilih fast
food. Fast food dipilih karena keterbatasan waktu maupun fasilitas untuk
menyiapkan makanannya sendiri. Makanan cepat saji (fast food) adalah
makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan siap disantap, seperti fried
chiken, hamburger atau pizza. Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih
mudah dan cepat, cocok bagi mereka yang selalu sibuk. Menurut Wikipedia,
makanan cepat saji (fast food) adalah istilah untuk makanan yang disiapkan
dan dilayankan dengan cepat. Sementara makanan apapun yang dapat
disiapkan dengan segera dapat disebut makanan siap saji. Biasanya istilah ini
merujuk kepada makanan yang dijual di sebuah restoran atau toko dengan
persiapan baik dan dilayankan kepada pelanggan dalam sebuah bentuk paket
untuk dibawa pergi.
Contoh produk western fast food diantaranya hamburger, dan French
fries potato, fried chicken, pizza, sandwich soft drink. Traditional fast food
juga makanan yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. Contoh

Poltekes TanjungKarang
17

produk traditional fast food misalnya nasi goreng, bakso, mie ayam, soto, dan
sate ayam (Bonita,& Fitranti, (2017).

2. Jenis fast food


Makanan cepat saji dikelompokkan ke dalam dua jenis (Riadi, Muchlisin.
2021), yaitu :
a. Fast food western.
Beberapa fast food yang tergolong fast food modern adalah ayam
goreng (fried chicken), pizza, sosis, nugget, hamburger, sandwich, french
fries (kentan goreng), donat, ice cream, milk shake, dan soft drink.
b. Fast food local
Beberapa fast food yang tergolong fast food tradisional adalah bakso,
mie goreng, mie ayam, nasi goreng, soto, sate, batagor dan martabak.

3. Frekuensi Fast Food


Kategori frekuensi konsumsi fast food dibagi menjadi dua yaitu sering
22x minggu dan jarang 2x/minggu (Bonita & Fitranti 2017)

4. Factor Yang Mempengaruhi Konsumsi Fast Food


Beberapa faktor yg mempengaruhi konsumsi fast food menurut (Pamelia,
Icha 2018).
a. Pengaruh teman sebaya
Mayoritas remaja mendapatkan dukungan dari teman sebaya untuk
mengkonsumsi makanan cepat saji sebanyak 4-27 kali dalam satu bulan.
Pada penelitian tersebut, berdasarkan FGD yg dilakukan, ajakan teman
sebaya menjadi salah satu faktor yg mempengaruhi remaja untuk
memilih makanan cepat saji atau fast food dibandingkan dengan makanan
lainnya.
b. Tempat nyaman untuk berkumpul
Restoran makanan cepat saji ataupun junk food biasanya menjadi
tempat berkumpul Bersama keluarga ataupun teman. Tempat makan yang
santai dan nyaman, serta tata ruang yg menarik, ditambah dengan adanya
wifi gratis menjadi daya Tarik tersendiri bagi konsumen untuk makan

Poltekes TanjungKarang
18

direstoran cepat saji.


c. Cepat dan praktis
Pelayanan yang cepat dan penyajian yang praktis juga mempengaruhi
masyarakat untuk mengkosumsi makanan cepat saji, bagi mahasiswa,
mengkonsumsi makanan cepat saji menjadi pilihan karena keterbatatsan
waktu yang dimiliki.
d. Rasa yang enak
Salah satu alasan sering mengkonsumsi makanan cepat saji adalah
makanan yg memiliki rasa yang enak (Pratiwi, & sety 2018). Remaja
yang terbiasa mengkonsumsi makanan cepat saji menganggap bahwa
makanan cepat saji adalah makanan yang makan. memiliki rasa yang
enak, mudah didapat dan dapat mengunggah selera
e. Uang saku
Pendapatan pada suatu kelompok yang mengalami peningkatan juga
akan mempengaruhi perubahan gaya hidup, terutama pada pola makan,
pola makan

5. Dampak Mengonsumsi Makanan Cepat Saji Bagi Kesehatan


Dampak mengkonsumsi makanan cepat sajt bagi kesehatan Beberapa
dampak mengkonsumsi makanan siap sajt menurut (Pamelis, Icha 2018)
1. Obesitas atau kegemukan
Remaja yang mengkonsumsi makanan cepat saji diluar batas wajar
dapat beresiko mengalami obesitas atau kegemukan. Remaja yang
mengkonsumsi makanan siap saji dengan asupan energi total yg tinggi
memiliki resiko sebesar 2,27 kali lebih tinggi mengalami obesitas
daripada remaja yang mengkonsumsi asupan energi makanan siap saji
yang rendah, kebiasaan makan yang salah pada anak maupun remaja
akan meningkatkan kejadian obesitas, salah satunya adalah kebiasaan
makan makanan siap saji. Selain itu, konsumsi makanan siap saji dengan
frekuensi yang sering memiliki resiko 2,03 kali lebih besar mengalami
obesitas dibandingkan dengan remaja yang jarang mengkonsumsi
makanan siap saji.

Poltekes TanjungKarang
19

2. Meningkatkan faktor resiko tekanan darah tinggi (hipertensi)


Makanan siap saji, seperti kentang goreng memiliki rasa yg enak bagi
kebanyakan orang. Tanpa disadarai, makanan tersebut mengandung
garam yang tinggi yang dapat meningkatkan air liur dan sekresi enzim,
sehingga meningkatkan keinginan untuk terus makan makanan tersebut,
tinnginya kandungan lemak jahat dan natrium mengganggu
keseimbangan sodium dan potasium dalam tubuh, sehingga
menyebabkan hipertensi.

3. Meningkatkan faktor resiko diabetes


Sering mengkonsumsi makanan siap saji adalah salah satu penyebab
utama meningkatnya trend masalah kesehatan, termasuk kejadian
diabetes, Penelitian di singapura menunjukan bahwa orang yg
mengkonsumsi makanan siap saji khas negara barat dengan frekuensi
yang sering memiliki resiko lebih besar menderita diabetes melitus tipe 2.
Saat ini telah banyak terjadi bahwa orang-orang masa kini tidak dapat
melawan kebiasaan konsumsi makanan siap saji yang dapat memberikan
efek bagi kesehatan masyarakat. Sering mengkonsumsi makanan siap saji
memiliki efek yg menyebabkan peningkatan gangguan metabolisme,
termasuk kegemukan, rersistensi insulin, diabetes tipe 2, serta gangguan
kardiovaskuler.

E. Anak Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 Remaja,
adalah sebagian dari kelompok penduduk masyarakat yang berusia sekitar 10-
19 tahun (World Health Organization,2018). Masa remaja merupakan masa
perpindahan dari anak-anak menuju dewasa. Proses untuk mencapai
kedewasaan biasanya ditandai dengan pubertas yang berhubungan erat dengan
perubahan aspek fisik dan psikis. Perubahan aspek fisik adalah yang paling
penting karena berlangsung dengan cepat, drastis dan berada pada organ
reproduksi. Organ reproduksi memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan
perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam menjaga kesehatan

Poltekes TanjungKarang
20

reproduksi
Menurut Asrori dan Ali (2016), remaja adalah suatu usia diman individu
menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak
tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua
melainkan merasa sama , atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat
dewasa ini mengandung banyak aspek afektif , lebih atau kurang dari usia
pubertas. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa. Masa tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Menurut Wibowo (2021), remaja merupakan masa transisi anak-anak
hingga dewasa, fase remaja tersebut mencerminkan cara berfikir remaja masih
dalam koridor berfikir konkret, kondisi ini disebabkan pada masa ini terjadi
suatu proses pendewasaan pada diri remaja. Masa tersebut berlangsung dari
usia 12 sampai 21 tahun.
2. Tahap-tahap perkembangan dan Batasan remaja
Berdasarkan proses penyesuaian menuju kedewasaan, ada 3 tahap
perkembangan yaitu : Soetjiningsih (2010).
a. Masa remaja awal (Early adoles cent) umur 12-15 tahun.
Seorang remaja untuk tahap ini akan terjadi perubahan terjadi pada
tubuhnya sendiri dan yang akan menyertai perubahan itu, mereka
mengembangkan pikiran-pikiran baru sehingga, cepat tertarik pada lawan
jenis, mudah terangsang secara teoritis, dengan dipegang bahunya saja oleh
lawan jenis ia sudah akan berfantasi erotic.
b. Masa remaja pertengahan (middle adolescent) umur 15-18 tahun
Tahap ini remaja membutuhkan teman-teman, remaja senang jika
banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan mencintai pada diri
sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu
ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana
peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis,
idealitas atau materialitas, dan sebagainya.
c. Remaja terakhir (late adolescent) 12-21 tahun
Tahap ini merupakan tahap dimana masa konsulidasi menuju periode
dewasa dan ditandai dengan pencapaian fungsi intelek.

Poltekes TanjungKarang
21

1) Minat makin yang akan mantap terhadap fungsi intelek


2) Egonya akan mencari kesempatan untuk Bersatu dengan orang lain
dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi
4) Egosentrisme (terlalu mencari perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan dan kepentingan diri sendiri dengan orang
lain
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan pribadinya (prevatself).

Poltekes TanjungKarang
22

F. Kerangka Teori

Dasar penelitian ini adalah bahwa konsumsi makan siap saji (fast food)
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu pengaruh teman sebaya,
tempat nyaman untuk berkumpul, cepat dan praktis, rasa yang enak, uang
saku, harga yang murah, brand makanan cepat saji, kandungan gizi fast food.
Dan pengetahuan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu Pendidikan,
pekerjaan, keyakinan, sosial budaya.

Anak remaja

Status gizi Pola konsumsi fast food Pengetahuan

Indeks standar Faktor yang


Faktor yang mempengaruhi
antopometri mempengaruhi
konsumsi fast food
pengetahuan
- IMT/U
1. Pengaruh teman sebaya
1. Pendidikan
2. Tempat nyaman untuk
2. Pekerjaan
berkumpul
3. Keyakinan
3. Cepat dan praktis
4. Sosial budaya
4. Rasa yang enak
5. Uang saku
6. Harga yang murah
7. Brand makanan cepat
saji
8. Kandungan gizi fast
food

Gambar 1.
Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Pamelia, & Notoadmojo 2018

Poltekes TanjungKarang
23

G. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang di kembangkan dalam penelitian ini, didasarkan
pada kerangka teori yang dikumpulkan pada gambar di bawah ini.

Remaja SMPN 4 METRO

1. Status gizi IMT/U


2. Pengetahuan
remaja
3. Pola konsumsi fast
food
a. frekuensi
b. jenis

Gambar 2.
Kerangka Konsep

Poltekes TanjungKarang
24

H. Definisi Operasional

Tabel 2.
Definisi Operasional

N Variabel Definisi Cara ukur Alat Ukur Hasil Skala


O Operasion Ukur
al
1. Status gizi Keadaan Menimban 1. “0” gizi Ordin
gizi remaja g microtoise buruk = al
yang mengukur dengan <-3 SD
ditentukan BB dan ketelitian “1” gizi
melalui TB serta 0,1 cm kurang = -
pengukura melihat 2. 3 SD sd
n BB dan table timbangan <-2 SD
TB dan standar digital “2” gizi
dianalisa antropome dengan baik = -2
dengan tri status ketelitian SD sd + 1
indeks gizi remaja 0,1 kg SD
IMT/U 3. table “3” gizi
IMT/U usia lebih = +1
15-18 tahun SD sd +2
SD
“4”
obesitas =
> +2 SD
Sumber:
Pemenkes
No 02
Tahun
(2020).
2. Pengetahu Kemampu Angket Kuisioner “0” Ordin
an remaja an 20 kurang = al
seseorang pertanyaan total skor
untuk ≤ 55%
memjawab “1” cukup
pertanyaan = jika
tentang zat total skor
gizi, gizi 57-74%
seimbang “2” baik =
dan ≥ 75%
frekuensi
makan. Sumber:
Budiman
dan Riyanto
(2013).
3. Frekuensi Frekuensi Wawancar Formulir “0” sering Ordin
fast food konsumsi a FFQ (Food = al
makanan Frequency >2x/ming

Poltekes TanjungKarang
25

dalam Questionai gu
waktu 1 re) “1” jarang
bulan =
terakhir <2x/ming
gu

Sumber;
Bonita, Ika
(2017).
4. Jenis fast Macam- Wawancar Kuisioner “0” jika = Ordin
food macam a jenis fast al
fast food food
yang western
dikonsums “1” jika =
i dalam 1 jenis fast
bulan food local
terakhir “2” jika =
jenis fast
food
keduanya

Sumber:
Riadi,
Muchlisin
(2021).

Poltekes TanjungKarang
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriftif dengan


menggunakan instrument berupa kuisioner. Penelitian deskriftif ini ditunjukan
untuk menggambarkan pola konsumsi fast food pada remaja di SMPN 4 METRO
tahun 2023.

B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi
dari penelitian ini adalah seluruh remaja kelas 7 dan 8 di SMPN 4 Metro yang
berjumlah 494 orang remaja.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi penelitian (Notoamodjo 2018). Jumlah
sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
rumus (Lemeshow 1997). sebagai berikut:
Keterangan :
 n : Jumlah Sampel yang akan diteliti
 -N : Jumlah populasi
 z² 1-a² : Nilai kepercayaan ditetapkan sebesar 95% (1.96)
 P : proporsi kejadian dalam populasi 78,5% (0,78)
 d : derajat penyimpanan terhadap populasi yang diinginkan 10%
(0,1), 5% (0,05) atau 1% (0.1 ).
2
z 1−a . 2 p (1− p)
n=
2 2 a
d ( N−1 )+ z 1− (1− p)
2p

26
Poltekes TanjungKarang
(1 , 96 )2 . 0 ,78. ( 1−0 ,78 ) . 494
n= 2 2
0 ,1 . ( 494−1 ) + ( 1 ,96 ) . ( 0 , 78 ) .(1−0 ,78)

27
Poltekes TanjungKarang
27

( 3.8416 ) .0 , 78. ( 0 , 22 ) . 494


n=
( 0 ,01 ) . ( 494 ) + ( 3.8416 ) . ( 0 ,78 ) .( 0.22)
325 , 65
n= =217
1, 50
Jadi, dari 494 populasi, sampel penelitian yang dibutuhkan adalah sebanyak 217
remaja di SMPN 4 Metro tahun 2023, dengan mempertimbangkan kriteria inklusi
dan eksklusi menurut (Mokoginta, Farah 2016). yaitu:
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan karaktetristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi yg terjangkau untuk diteliti.
1) Remaja yang memiliki usia 12-14 tahun
2) Responden sedang tidak sakit

b. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi merupakan subjek penelitian yang tidak memenuhi syarat
sebagai sampel penelitian.
1) Memiliki Riwayat penyakit kronis dan penyakit infeksi
2) Responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian

3. Teknik pengambilan sampel


Setelah diperoleh jumlah sampel yang diinginkan,
kemudian pengambilan sampel dari setiap kelas ditentukan
secara stratified sampling dari masing-masing kelas
berdasarkan rumus dari Swarjana (2015) yaitu:

 nl = nxxNl

Keterangan:
 n1 = banyaknya sampel yang diambil tiap kelas
 N1 = jumlah sampel dalam tingkatan kelas
 n = jumlah sampel yang digunakan
 N = Jumlah seluruh populasi

Poltekes TanjungKarang
28

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik


acak sederhana (simple random sampli ng). Dalam pengambilan sampel secara
acak, semua unsur elemen yang terdapat dalam populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk terpilih sebagai sampel mewakili populasinya. Pengambilan
sampel dilakukan dengan cara diundi, Langkah-langkah pengambilan sampel
sebagai berikut:

a. Menulis nomor absen siswa dari nomor 1-32 (sesuai jumlah siswa perkelas)
dengan menggunakan kertas kecil
b. Kemudian digulung kertas menjadi kecil, lalu masukan kedalam wadah (botol
plastik)
c. Lakukan Teknik simple random sampling (Teknik acak sederhana) Dengan cara
diundi
d. Kertas yang keluar pertama itulah yg terpilih
e. Lakukan berulang kali sesuai dengan banyaknya jumlah sampel yg diambil.

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 4 METRO kecamatan metro
timur.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2024.

D. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden setelah
melakukan kunjungan ke lokasi penelitian, responden diwawancarai
sesuai dengan yang ada di kuisioner, kuisioner berupa pertanyaan untuk
mengetahui frekuensi makan siap saji (fast food) status gizi dan
pengetahuan remaja.

Poltekes TanjungKarang
29

2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yg diambil dengan cara observasi
langsung dan wawancara dengan guru-guru dan kepala sekolah. Data
tersebut meliputi profil sekolah, dan jumlah semua siswa-siswi di SMPN
4 Metro tahun 2023.

E. Pengolahan Data Dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
Pengolahan data dapat dilakukan secara manual ataupun dengan
komputer. Pada penelitian ini peneliti melakukan pengolahan data
dengan komputer. Adapun langkah-langkah dalam mengolah data
dengan menggunakan komputer, diantaranya (Notoadmojo, 2018).
a. Penyuntingan Data (Editing)
Yaitu merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan
isian formulir atau kuisioner apakah jawaban yg ada di kuisioner
sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten, dengan cara:
1) Mengecek jumlah pertanyaan
2) Mengecek kelengkapan identitas responden
3) Mengecek kembali kelengkapan jawaban, apakah semua
jawaban pada setiap pertanyaan sudah terisi.
b. Coding
Yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuisioner untuk
memudahkan pengolahan, maka jawaban-jawaban tersebut perlu
diberi kode. Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah pada
analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data.
a) Untuk codding variabel status gizi dilakukan setelah didapat data
IMT/U kemudian diberikan "0" untuk gizi buruk, "I" untuk gizi
kurang, "2" untuk gizi baik, "3" gizi lebih, dan "4" obesitas.
b) Untuk codding variabel pengetahuan didapat setelah dilakukan
pengisian kuisioner kemudian diberi kode "O" kurang, "1" cukup, dan
"2" baik.

Poltekes TanjungKarang
30

c) Untuk codding variabel frekuensi konsumsi fast food dilakukan setelah


mendapat data frekuensi konsumsi fast food kemudian diberikan
codding yaitu "0" untuk kategori sering dan "I" untuk kategori jarang.
d) Untuk codding variabel jenis fast food didapat setelah dilakukan
pengisian kuisioner kemudian diberi kode "0" untuk jenis wastern
food, "1" untuk jenis local food dan "2" jika jenis fast food keduanya.
e) Memasukan Data (Data Entry) atau Processing yaitu setelah semua
isian kuisioner terisi penuh dan benar serta sudah melewati
pengkodingan, selanjutnya memproses data agar dapat dianalisis.
Pemrosesan dapat dilakukan dengan cara mengentry data dari
kuisioner kedalam program computer.

2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
analisis univariat atau analisis deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan
atau mendeskripsikan karakteristik setiap variable penelitian
(Notoatmodjo, 2018). Analisis univariat ini digunakan untuk melihat
frekuensi konsumsi makan siap saji (fast food) pada remaja di SMPN 4
Metro.

Poltekes TanjungKarang
31

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Zaim. "Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pelajar Tentang


Makanan Cepat Saji (Fast Food) di Mts Al-Manar Medan." Best Journal
(Biology Education, Sains and Technology) 2.1 (2019): 46-52.

Budiman & Riyanto A. (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Bonita, I. A., & Fitranti, D. Y. (2017). Konsumsi fast food dan aktivitas fisik
sebagai faktor risiko kejadian overweight pada remaja stunting SMP.
Journal of Nutrition College, 6(1), 52-60.

Kurdanti, W., Suryani, I., Syamsiatun, N. H., Siwi, L. P., Adityanti, M.


M.Mustikaningsih, D., & Sholihah, K. L. (2015). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian obesitas pada remaja Jurnal Kink Indonesia,
17(4), 179-190,

Kementerian Kesehatan RI. (2014) Jakarta: Badan Litbang Kesehatan,


Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)


2018. Jakarta: Badan penelitian dan pengembangan kesehatan
kementrian

Lemesshow, S., David, WH, Janelle, K., Stephen K.L. (1997) Besar sampel da
Penelitian kesehatan. Pramono, D. (alih Bahasa). Yogyakarta Gajah
mad University press

LLP. 1 (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah Peraturan Kepala Lembaga m


Pengetahuan Indonesia Nomor, 4.

Mokoginta, Farah. S., Budiarso, F., & Manampiring. A. E. (2016), Gambaran pols
asupan makanan pada remaja di Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara, e Biomedik, 4(2).

Notoadmodjo, Soekidjo. (2018). Metedologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka


cipta.

Nurlela, Jihan. (2015). Hubungan pola konsumsi fast food dan soft drink dengan
status gizi pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis universitas
lampung. Skripsi. Bandar Lampung: universitas Lampung.

Poltekes TanjungKarang
32

Pamelia, 1. (2018). Perilaku konsumsi makanan cepat saji pada remaja dan
dampaknya bagi kesehatan. IKESMA, 14(2), 144-153.

Pratiwi, H., Sety, L., & Tina, L. (2018). Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit
Fibroadenoma Mammae (FAM) di Rumah Sakit Umum Daerah
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017, Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 3(2).

Pangestu, S. M. (2017). Pengaruh tingkat kedisiplinan belajar dan kemandirian


belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi sswa kelas XI IIS
SMA Negeri 1 Kepanjen/Silvia Martha Pangeu (Doctoral dissertation,
Universitas Negeri Malang).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Undang-undang Nomor


2 Tahun 2020 Tentang standar Antropometri Anak. Berita Negara RI
Tahun 2020 No.7. Menteri Kesehatan: Jakarta

Riadi, Muchlisin. (2021). Makanan Cepat Saji (Fast Food) Pengertian, Jenis,
Kandungan dan Dampaknya. Diakses dari
https://www.kajianpustaka.com/2011/09/makanan-cepat-all-fast
food.html

Ratnaningrum, Denny Putri S Y. (2015). Hubungan Asupan Serat Dan Status Gizi
Dengan Tekanan Darah Pada Wanita Menopause Di Desa Kuwiran
Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Skripsi. Surakarta
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Available at:

Setyawati, V. A., & Rimawati, E. (2016). Pola Konsumsi fast food dan serat
sebagai faktor gizi lebih pada remaja. Unnes Journal of public Health.

Soetjingningsih. (2010). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC

Subarkah, T., & Nursalam, R. P. (2016). Pola Pemberian Makan Terhadap


Peningkatan Status Gizi Pada Anak Usai 1-3 Tahun. Jurnal Injec, 1(2),
146-154.

Suwanti, 1., & Aprilin, H. (2017). Studi Korelasi Pengetahuan Keluarga Pasien
Tentang Penularan Hepatitis Dengan Perilaku Cuci Tangan. Jurnal
Keperawatan, 10(2), 13-13.

Widyastuti, D. A. (2018). Pengaruh Kebiasaan Konsumsi Junk Food Terhadap


Kejadian Obesitas Remaja. https://doi.org/10.31219/os./7d8ey

World Health Organization (WHO), 2018.

Poltekes TanjungKarang
33

LAMPIRAN

Poltekes TanjungKarang
34

Lampiran 1. Lembar persetujuan responden

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Menyatakan bersedia untuk menjadi subyek penelitian dari :
Nama : Ni Ketut Ayu Dewanti R.P
NIM : 2113411055
Jurusan : D-III Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

Setelah saya membaca penelitian yang terlampir, saya mengerti dan memahami
dengan benar prosedur penelitian dengan judul “GAMBARAN POLA
KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI, PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI
PADA SISWA DI SMPN 4 METRO” saya menyatakan sanggup menjadi subyek
penelitian beserta segala resikonya dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan dari
pihak manapun.

Peneliti

Poltekes TanjungKarang
35

(………)

Lampiran 2. Lembar kuisioner

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA KONSUMSI


MAKANAN CEPAT SAJI, PENGETAHUAN DAN
STATUS GIZI PADA SISWA DI SMPN 4 METRO
TAHUN 2024

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama responden :
2. Jenis kelamin :
3. Tempat tanggal lahir :
4. Usia responden :
5. Berat badan :
6. Tinggi badan :
7. Status gizi :
8. Alamat :
9. Nomor telepon :

B. DATA ANTROPOMETRI
1. TB (tinggi badan ) :
2. BB (berat badan) :
3. Status Gizi :
4. Z-score IMT/U :

Poltekes TanjungKarang
36

Lampiran 3. Lembar kuisioner FFQ

Kuisioner FFQ Kualitatif


Berilah tanda ceklist () pada kolom dibawah sesuai dengan
frekuensi yang dikonsumsi

NO Jenis makanan siap saji (fast Frekuensi makan


food) ≤2x/minggu >2x/minggu
1. Burger
2. KFC
3. MCD
4. Nuget
5. Cilok
6. Mie ayam
7. Bakso
8. Ice cream
9. Siomay
10. Mie instan
11. Martabak
12. Donat
13. Batagor
14. Pizza
15. Salad buah

Poltekes TanjungKarang
37

Lampiran 4. Lembar kuisioner pengetahuan remaja

Nama :
Umur :
Tanggal lahir : JAWABAN
Pewawancara :
Tgl wawancara :
1.berikut ini adalah kelompok zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh kita?
a. makanan siap saji
b. zat gizi
c. makanan dan minuman
d. karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral
2. apakah guna makan bagi tubuh kita?
a. Sebagai zat tenaga, zat pembangun, zat
pengatur
b. Sebagai zat natrium
c. Sebagai zat gizi
d. Untuk mengenyangkan perut

3. makanan manakah yang mengandung lemak


tinggi?
a. Coklat
b. Buah naga
c. Buah semangka
d. Keripik

4. berikut ini adalah susunan menu yang bergizi


seimbang yaitu:
a. Nasi, terlur, tempe, sayur capcay, buah
jeruk

Poltekes TanjungKarang
38

b. Roti dan susu


c. Nasi, perkedel kentang, cilok
d. Tidak tahu

5. makanan yang banyak mengandung serat?


a. Daging
b. Telur
c. Buah dan sayur
d. Tidak tahu

6. contoh pangan yang mengandung karbohidrat


adalah:
a. Ubi, kentang, ikan
b. Nasi, singkong, jagung, ubi, dan roti
c. Daging, telur, susu
d. Tidak tahu

7. buah-buahan dan sayuran merupakan bahan


makanan yang mengandung zat gizi:
a. Protein
b. Vitamin dan mineral
c. Lemak
d. Tidak tahu

8. susunan pangan sehari-hari yang


mengandung zat gizi lengkap dalam jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh
adalah pengertian dari
a. Gizi seimbang
b. Zat gizi
c. Gizi baik
d. Gizi buruk

9. makanan apa yang bisa menyebabkan


kegemukan?
a. Sayuran
b. Fast food ( MCD, KFC, French fries)
c. Buah buahan
d. Tahu dan tempe

10. penyebab seseorang menjadi gemuk yaitu

Poltekes TanjungKarang
39

karena kelebihan?
a. Protein dan vitamin
b. Karbohidrat dan lemak
c. Vitamin dan mineral
d. Serat (sayuran dan buah-buahan)

11. makanan manakah yang termasuk kedalam


jenis fast food modern?
a. Burger, KFC, MCD
b. Cilok
c. Somay
d. Cilor

12. makanan manakah yang termasuk kedalam


jenis fast food tradisional?
a. Burger
b. KFC
c. Somay, cilok, telur gulung
d. MCD

13. faktor penyebab terjadinya gizi lebih/


kegemukan adalah
a. Banyak minum obat-obatan
b. Olahraga
c. Konsumsi makanan yang berlebihan
d. Tidak tahu

14. akibat terlalu banyak mengkonsumsi


makanan siap saji yaitu?
a. Mengalami kegemukan dan badan tidak
sehat
b. Badan menjadi sehat
c. Badan menjadi bersemangat
d. Tidak tahu

15. apakah yang dimaksud makanan cepat saji


(fast food)?
a. Jenis makanan yang dikemas, mudah
disajikan, praktis, atau diolah dengan
cara sederhana
b. Makanan tidak enak
c. Makanan sehat

Poltekes TanjungKarang
40

d. Semua benar

16. apa dampak positif dari makanan siap saji?


a. Karena enak
b. Lebih cepat dan instan
c. Praktis mudah dibawa kemana saja
d. Semua benar

17. kenapa anak banyak memilih makanan siap


saji?
a. Karena enak
b. Karena praktis tidak ribet
c. Karena makanan siap saji tidak ribet
d. Semua benar
18. apa dampak negative dari makanan siap sji?
a. Menimbulkan penyakit
b. Membuat ketagihan
c. Meningkatkan berat badan
d. Semua benar

19. apa saja makanan yang dijual disekolah


a. Somay
b. Cilor
c. Cilok
d. Semua benar

20. kenapa makanan siap saji tidak boleh sering


dikonsumsi?
a. Karena tidak sehat dan tidak baik
b. Karena sehat
c. Karena enak
d. Karena tidak enak

Poltekes TanjungKarang

Anda mungkin juga menyukai