Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/279503711

FULL EMPLOYMENT SEBAGAI SASARAN EKONOMI ISLAM

Article · June 2010

CITATIONS READS

0 2,348

1 author:

Bambang Setiaji
Universitas Muhammadiyah Surakarta
21 PUBLICATIONS 21 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Bambang Setiaji on 23 September 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


FULL EMPLOYMENT SEBAGAI SASARAN EKONOMI ISLAM

Bambang Setiaji
Guru Besar Ekonomi Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta

A BSTRACT
R educing unemployment by streaming revenue to the
community, can simultaneously reduce poverty, and social problems.
This is a concern of the Qur’an that is stated in many verses. Alleviation
of poverty in Islam, not to base on charity, but is based on the work.
The concept that developed in Islam about the alleviation of poverty
was so interesting to examine, so in this paper the authors concluded
that the charity (sedekah) and Zakat can be used to backup the bank
interest, so that entrepreneurs can enjoy the real interest rate in zero
percent (abolished riba) and encourage the emergence of many new
entrepreneurs who will help eliminate unemployment in Indonesia
amounted to 11 million and the underemployment rate which is to
switch to a better job reaching triple digit of open unemployment. To
absorb the 41 million labors required 5 to 10 million entrepreneurs in
variety of levels.
Key words: Poverty, full-employment, macroeconomic

Full Employment sebagai Sasaran Ekonomi Islam (Bambang Setiaji) 1


PENDAHULUAN suatu perusahaan akan berkembang
dengan pesat atau kebangkrutan.
Dalam Negara yang menganut
Oleh karena itu, Islam mengajarkan
sistem demokrasi, terdapat tiga
untuk memberikan upah kepada
hubungan harmonis, yakni (1)
mereka sebelum keringatnya kering.
pemerintah; (2) civil society; dan (3)
Ini mengandung maksud, bahwa
perusahaan. Sistem pemerintah
kesejahteraan pekerja harus men-
yang demokrasi akan menjamin atau
dapat prioritas, agar pekerja dapat
memberikan garansi suasana damai,
bekerja dengan tenang, senang, dan
sehingga membuat ketenangan bagi
produktif. Budaya dan ethos kerja
para investor domestik dan asing
yang ditanamkan oleh ajaran Islam
untuk menanamkan modalnya.
diyakini kebenarannya telah memo-
Kebijakan pemerintah harus dapat
tivasi pekerja muslim, bahwa bekerja
menjamin keselamatan para inves-
itu merupakan ibadah, yang tidak
tor dan produk-produknya. Begitu-
hanya berorientasi uang saja, me-
pun masyarakat atau civil society
lainkan ada orientasi lain, yakni
yang kuat akan berfungsi sebagai
pahala yang akan dipetik di akhirat
pengontrol terhadap pemerintah
kelak. Tepatlah kalau para pekerja
yang mengeluarkan kebijakan
juga sangat memperhatikan masa-
ekonomi dan perusahaan yang
lah halal dan haram dalam mencari
menerima kebijakan ekonomi. Selain
rezki. Hal ini berbeda dengan para
itu perusahaan yang baik adalah
pekerja yang tidak ada motivasi
perusahaan yang memberikan hak-
keagamaan dalam bekerja, sehingga
haknya kepada pekerja sesuai de-
dalam setiap usaha yang dilakukan
ngan hukum, peraturan dan un-
hanya berorientasi uang belaka.
dang-undang. Kinerja dan hubu-
ngan yang harmonis antara tiga
unsur ini menjadi kunci terciptanya
SASARAN EKONOMI MAKRO:
demokratisasi dalam kehidupan.
ANTARA PERTUMBUHAN DAN
Pekerja sebagai asset dari peru- PENGANGGURAN
sahaan, bukan sebagai alat atau
mesin yang diekploitasi oleh pemilik Sebagaimana diketahui bahwa
perusahaan untuk mengoptimalkan sasaran atau variabel yang menjadi
produksi, bahkan kadang di- perhatian dalam studi ekonomi
tempatkan sebagai skrup dari mesin makro bisa diperinci menjadi 6
yang dapat diganti kapan saja oleh variabel berikut, produk domestik
perusahaan. Pekerja adalah manu- riel, tingkat pengangguran, tingkat
sia bermartabat, terhormat dan inflasi, tingkat suku bunga, indeks
berbudaya yang memiliki potensi harga saham, dan tingkat kurs. Di
besar untuk dikembangkan. Islam antara variabel tersebut yang paling
menempatkan pekerja sebagai utama mengukur perkembangan
bagian integral dari sistem produksi, ekonomi adalah produk domestik
karena di tangan pekerja inilah riel, dan tingkat pengangguran.

2 Tajdida, Vol. 8, No. 1, Juni 2010: 1 - 11


Antara produk domestik riel kinan, serta mengurangi masalah
serta pertumbuhannya dan tingkat sosial. Hal ini menjadi concern Al
pengangguran tidak bertentangan, Qur’an dan dinyatakan dalam
bahkan tingkat pengangguran banyak ayat. Pengentasan kemis-
merupakan fungsi ikutan dari kinan dalam Islam, bukan didasar-
pertumbuhan produksi riel. Para kan kepada derma (charity), tetapi
ekonom berpendapat bahwa apabila didasarkan kepada bekerja (full em-
tingkat pertumbuhan produk ployment).
domestik riel tinggi, maka diperlukan Dan dari Abu Hurairah, ia
tenaga kerja sebagai salah satu berkata: Aku (pernah) men-
faktor produksi untuk merealisir dengar Rasulullah saw ber-
pertumbuhan tersebut. Namun, tidak sabda: “Sungguh seorang di
selamanya sasaran atau ukuran antara kamu pergi di waktu
pertumbuhan produk domestik rieal pagi, lalu ia membawa kayu
bermanfaat atau otomatis bekerja bakar di atas punggungnya,
mengurangi tingkat pengangguran. yang dengan itu ia bershadaqah,
Untuk negara dengan penduduk yang serta tidak membutuhkan
besar dan tingkat pengangguran yang bantuan orang lain, itu lebih
tinggi seperti Indonesia dan beberpa utama baginya daripada ia
negara muslim yang lain, seringkali meminta kepada seseorang,
produksi dan pekerjaan yang tersedia (baik) orang tersebut memberi
terlalu capital intensive yang menye- kepadanya atau menolak.” (HR
babkan tingkat penyerapan tenaga Ahmad, Bukhari, dan Muslim).
kerjanya rendah.
Hadist di atas menunjukkan
Karena terdapatnya perten- betapa pentingnya dan betapa muli-
tangan seperti itu, menjadi timbul anya lapangan pekerjaan, dan tentu
dua pilihan apakah menekankan saja para pengusaha dan pemerin-
pertumbuhan PDB atau mene- tah yang yang mementingkan
kankan pengurangan pengang- lapangan pekerjaan tersebut. Lapa-
guran. Ajaran Islam jelas memilih ngan pekerjaan harus menjadi uku-
pengurangan pengangguran dijadi- ran sukses sistem ekonomi yang
kan ukuran yang lebih penting. dianut dan bukan (hanya) perkem-
Pertumbuhan PDB riel bisa jadi bangan PDB riel.
hanya dinikmati oleh kelompok
yang sudah kaya, sedang pengu-
rungan tingkat pengangguran lebih EVALUASI TERHADAP SISTEM
merusapakan sasaran yang hu- EKONOMI SEKARANG
manistik.
Apabila kita sepakat bahwa
Pengurangan pengangguran lapangan kerja menjadi ukuran
menyebabkan atau inklusif sasaran keberhasilan ekonomi makro yang
ekonomi lain seperti adanya aliran lebih penting, maka ekonomi makro
pendapatan kepada masyarakat, kita selama ini telah GAGAL.
dan sekaligus mengurangi kemis-

Full Employment sebagai Sasaran Ekonomi Islam (Bambang Setiaji) 3


Sistem ekonomi makro kita ini menonjol di antara concern Islam
merupakan sub sistem negara inti terhadap ekonomi yang diprak-
yang berpusat di negara-negara tekkan selama satu dekade terkahir.
pemilik modal. Dalam struktur Sebenarnya concern Islam terhadap
ekonomi dunia sekarang mereka ekonomi yang lebih penting adalah
adalah negara inti dan kita sebagai menghilangnya kemiskian dan
negara peserta atau pinggiran. sistem yang eksploitatif.
Mereka kota dan kita pedesaaanya. Bank syariah dewasa ini masih
Mereka memusatkan pada pengem- sangat terbatas operasinya kepada
bangan ilmu pengetahuan teknologi murabahah (leasing) ke sisi kredit
dan penanaman modal, kita adalah dan mudharabah (bagi hasil) ke sisi
petaninya dan buruhnya. Dalam penabung/deposan. Rujukan uta-
struktur desa kota tidak pernah ada ma bank Islam sebenarnya adalah
sejarah yang menunjukkan bahwa syirkah, para ulama sendiri banyak
desa lebih makmur dari kota. kurang puas dengan sistem mura-
Negara peserta tidak mungkin bahah (leasing)1. Dengan kata lain,
menyamai negara inti. Di negara inti kontribusi bank Islam sebagai solusi
sistem ekonomi pasar bebas saja masalah pengangguran melalui
sering terjadi masalah krisis, depresi aktifitas syirkah belum tampak.
dan pengangguran, lebih-lebih kita Namun, bank syariah yang ada
negara pinggiran. Kita sudah men- dapat dikategorikan sebagai bank
coba dan menunggu sistem ini sejak yang sangat mendorong sektor irel
orde baru yang mulai diperkenalkan dan pertumbuhan itu sendiri. Hal ini
dan diintesifkan sejak reformasi. Kita ditunjukkan oleh tingginya LDR
sudah menunggunya hampir 50 atau FDR bank Islam yang men-
tahun. Pengangguran yang disepa- dekati 100 persen, menunjukkan
kati sebagai masalah utama di bahwa semua dana yang terkumpul
negara-negara muslim besar tetap di bank Islam tersalur ke sektor riel.
tidak terselesaikan. Apabila sistem Sementara itu, bank-bank konven-
ini kita lanjutkan 50 tahun lagi ke sional banyak menempatkan uang-
depan, hasilnya tetap saja, tidak nya di Bank Indonesia dan menjadi
akan dapat menyelesaikan masalah beban BI untuk memberikan bunga.
pengangguran dan sasaran ekonomi Sistem konvensional terlihat berbasis
makro utama full employment. uang ke uang, sedangkan Bank
Syariah berhasil menggerakkan dari
uang ke sektor riel yang berbasis
EKONOMI ISLAM, BANK SYARI- produksi dan membuka lapangan
AH, DAN FULL EMPLOYEMNT kerja. Namun, dengan titik berat di
Fenomena bank syariah meru- bidang murabahah (jual beli-leas-
pakan salah satu aspek yang paling ing), maka peran Bank Islam belum

1
M. Umar Capra, 2001(terj). The Future of Economics.

4 Tajdida, Vol. 8, No. 1, Juni 2010: 1 - 11


begitu terasa, bank syariah masih Karena suku bunga dibedakan
bekerja secara mikro, sedangkan antara yang nominal dan riel, di
gagasan makro ekonomi yang dapat mana suku bunga riel adalah suku
berpengauruh luas dan langsung bunga nominal dikurangi inflasi,
sangat diperlukan.
ir = in – p&

TAHAP KEDUA EVOLUSI BANK di mana ir adalah suku bunga riel, in


ISLAM: DIHARAMKAN RIBA suku bunga nominal, dan adalah
DAN DISUBURKAN SEDEKAH tingkat inflasi.
Dengan mengangkat tema full Maka, jika peminjam membayar
employment sebagai sasaran suku bunga sebesar inflasi, pada
ekonomi makro, marilah kita mere- hakekatnya masih merupakan suku
nung apa yang sebenarnya dikehen- bunga yang nol. Dengan adanya
daki Allah SWT dengan memus- fenomena inflasi maka suku bunga
nahkan riba dan menyuburkan yang diperlukan untuk mengkover
sedekah? aktifitas perbankan, dalam sistem
Islam ditanggung bersama, yaitu
Allah memusnahkan riba dan sebesar inflasi ditanggung peminjam
menyuburkan sedekah. Dan Al- dan selebihnya disubsidi pemerin-
lah tidak menyukai setiap orang tah. Dengan sekema ini tentu saja
yang tetap dalam kekafiran, dan bisnis banyak akan menjadi feaseble,
selalu berbuat dosa. Q.S. 276 investasi akan mengalami boosting
p& Sedekah adalah kata lain dari dan penyerapan tenaga kerja dan
zakat, dana publik yang dalam masa full employment akan mungkin
pemerintahan Islam merupakan tercapai di dunia muslim yang de-
sumber penerimaan negara terpen- wasa ini umumnya menjadi negara
ting. Dengan demikian sedekah pinggiran atau peserta sistem eko-
semakna dengan APBN atau fiskal. nomi yang berpusat di negara inti.
Artinya bahwa sistem Ekonomi Is- Disiplin ekonomi pasar2 yang
lam mengijinkan mensubsidi bunga melarang pemerintah memasuki
dan meringankan pengusaha bebas ranah seperti tersebut di atas harus
tambahan. Akibatnya, investasi dipertanyakan. Disiplin tersebut
akan mengalami boosting. Semua terbukti kita tidak bisa menye-
usaha menjadi layak, lapangan lesaikan masalah pengangguran
pekerjaan akan terbuka seluas selama 50 tahun sejak diperkenalkan
mungkin, dan PDB riel pada akhi- dan 50 tahun ke depan. Sistem Is-
ranya juga akan meningkat, tax base lam berbasis manfaat yang dipikir-
akan meningkat juga dan keuangan kan. Kalau terdapat cara lain yang
negara akan meningkat. bermanfaat untuk membantu umat,
2
Lott, John R. 2007. Freedomnomics. Why the Free Market works and Other Half-
Baked Theories Don’t. Washintong: Regnery Pubsh.

Full Employment sebagai Sasaran Ekonomi Islam (Bambang Setiaji) 5


kenapa kita ikat diri kita dengan musnahkannya riba (tambahan)
ideologi ekonomi dan akhirnya dan disuburkan/ digantikan oleh
aturan main yang menjerat kita sedekah (dana publik-APBN), dan
sendiri? dampaknya terhadap ekonomi
Operasionalsiasi gagasan di- umum dan khususnya pengang-
guran digambarkan sebagai berikut,

Gambar 1. Efek subsidi bunga di loanble market, dan simulasi IS-LM


untuk menelusur efeknya terhadap ekonomi dan pengangguran.

Pada gambar 1 di atas pada Untuk mendorong investasi baru,


pasar bebas terlihat keseimbangan pemerintah memberikan subsidi
suku bunga dan tingkat investasi bunga, dengan demikian pengusaha
terjadi pada suku bunga r m dan tinggal menanggung suku bunga nol
tingkat investasi sebesar I m. Di persen atau secara nominal menang-
negara-negara muslim besar (Indo- gung sebesar inflasi. Suku bunga
nesia, Pakistan, Bangladesh, Nigeria, yang ditanggung pengusaha menu-
Turki, dan Mesir) ternyata menyi- run dibanding suku bunga pada
sakan pengangguran yang besar. ekonomi sistem pasar dari rm ke rI.

6 Tajdida, Vol. 8, No. 1, Juni 2010: 1 - 11


Pemerintah menanggung sisanya Islam, pengeluaran investasi dilak-
dengan pengeluaran subsidi atau sanakan bersama antara pemeritah
sedekah sebsar rI - rs. Dengan sistem dan swasta, keduanya secara sadar
ini, permintaan investasi meningkat memiliki tanggung jawab mengu-
menjadi Inew, jumlah investasi yang rangi pengangguran dan melakukan
dilakukan pengusaha meningikat kerja sama ( taawun) 3atau koor-
dari Im menjadi II. Pengusaha baru dinasi. Atas pengeluaran peme-
diharapkan bermunculan. rintah untuk subsidi bunga maka
Di sisi lain, tambahan investasi crowding out tidak terjadi, karena
menggeser kurva IS yang meng- suku bunga riel yang dihadapi
gambarkan keseimbangan di sektor swasta turun ke titik nol (hanya
riel meningkat menjadi dari IS 0 sebesar inflasi). Apabila tingkat ter-
menjadi IS I . Produksi nasional sebut terlalu berat bagi pemerintah
meningkat dari Y m menjadi Y I atau menyebabkan munculnya
singkatan dari GDP di ekonomi mar- banyak pengusaha baru, dengan
ket dan ekonomi Islam. Pekerjaan prinsip tolong menolong (taawun),
akan mengalami boosting sebagai pemerintah dan swasta dapat
permintaan input untuk merealisir melakukan syirkah atau kerja sama
tambahan produksi. Full employmeny untuk membiayai operasi bank
akan terdekati di negara muslim. syariah.4 Dengan sistem ini yang
dapat ditolong akan semakin besar
dengan subsidi tertentu dari
CROWDING OUT DAN MORAL pemerintah.
∪ É>$s)HAZARD
Ïèø9$# ߉ƒÏ‰x© ©!$# ¨βÎ) ( ©!$# (#θà)¨?$#ρu 4 Èβ≡uρô‰ãèø9$#ρu ÉΟøOM}$# ’n?tã (#θçΡρu $yès? Ÿωuρ ( 3“Umumnya
θu ø)−G9$#ρu ÎhÉ9ø9$# ’n?tã (#θçsubsidi
Ρρu $yès?ρu ¢ pemerintah
Dalam analisis IS-LM standar menyebabkan moral hazard yaitu
bergesernya kurva IS yang dipicu berupa kredit macet. Dalam pro-
oleh pengeluaran pemerintah akan posal ini, moral hazard tidak terjadi
mendorong suku bunga meningkat karena yang melaksanakan subsidi
dan pada akhirnya mengurangi adalah bank biasa yang bekerja
investasi swasta. Akibatnya kurva IS berdasar prinsip kehati-hatian, dan
bergeser kembali mendekati posisi manajemen risiko yang diperhi-
semula, pertambahan produksi tungkan dengan baik. Kebaikan-
nasional dan penyerapan tenaga kebaikan pasar dan sistemnya masih
kerja tidk terjadi. Dalam ekonomi digunakan dalam sistem ini. Islam

3
Q.S.al-Maidah/5: 2

“…dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada
Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.
4
Syirkah bisa dilakukan dua sisi yaitu bank (kuasa modal) ke perusahaan (mudharib),
tetapi karena bank itu sendiri juga perusahaan, maka bisa juga melakukan syirkah
membiayai operasi bank.

Full Employment sebagai Sasaran Ekonomi Islam (Bambang Setiaji) 7


sangat menghargai pasar, pengu- gram welfare state lebih cepat dan
saha, insentif laba, untuk tujuan mengadopsinya menjadi kewajiban
yang lebih besar yaitu pertum buhan negara yang penting. Program wel-
ekonomi, atau kemakmuran dan fare state 6 dalam negara modern
lapangan pekerjaa. kurang lebih sama dengan penyan-
Ibnu Taimiyah misalnya memi- tunan 8 asnaf dalam Islam. Dengan
kirkan agar pasar bekerja dengan memberi perhatian kepada 8 asnaf
baik dan pengusaha mendapat maka ekonomi Islam akan semakin
insentif keuntungan yang menye- mensejahterakan rakyat dan akan
babkan mereka bergairah. Peran sangat dinantikan oleh rakyat.
pengusaha sebagai penyedia barang
dan jasa serta memberi lapangan
pekerjaan yang sangat diperlukan MUHAMMADIYAH: FATWA
sangat disadari. Tokoh sufi Al BUNGA BANK HARAM
Ghozali juga menulis mengenai Muhammadiyah secara kelem-
pentingnya bekerja, karena dunia bagaan sampai saat ini masih
adalah ladang akherat, tanpa be- berpegang pada keputusan Majlis
kerja tujuan akherat akan tidak Tarjih dalam Muktamar Khususi di
tercapai. Ghozali yang terkenal sufi, Sidoarjo tahun 1968, yang berisi
menaruh perhatian kepada pasar empat point yaitu; (1) riba hukum-
dan insentif keuntungan yang secara nya haram, dengan nash sharih
mengejutkan sesuai dengan apa Quran dan Sunnah; (2) Bank de-
yang disebut sebagai spirit cap- ngan sistem riba hukumnya haram
talism.5 dan Bank tanpa riba hukumnya
Dengan tugas melakukan subsi- halal; (3) Bunga yang diberikan oleh
di atau menyalurkan sedekah, pe- Bank-bank milik Negara kepada
merintah dunia Islam sebaiknya para nasabahnya atau sebaliknya
menyatukan kembali antara zakat yang selama ini berlaku, termasuk
dan pajak yang semula memang perkara “musytabihat”; dan (4)
menjadi satu atap. Pemerintah Menyarankan kepada PP Muham-
hendaknya menggunakan sistem full madiyah untuk mengusahakan
deductible dengan menjadikan terwujudnya konsepsi sistem
pungutan zakat menjadi satu SPPT. perekonomian khususnya lembaga
perbankan yang sesuai dengan
Masyarakata ditanya apakah qa’idah Islam.
akan membayar zakat melalui peme-
rintah, dengan memberikan tugas Dari keputusan Sidoarjo 1968 itu
baru pemerintah melaksanakan pro- memunculkan pertanyaan, apakah

5
Adiwarman Karim. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008.
6
Cohrane, Clarke and Gewirtz, 2001. Comparing Welfare State. London: SAGE Pubh.

8 Tajdida, Vol. 8, No. 1, Juni 2010: 1 - 11


untuk sekarang ini keputusan itu sambutan yang cukup baik dari
masih relevan?, mengingat sudah umat Islam. karena selain sesuai
bermunculan bank pemerintah yang dengan Syari’ah Islam, jauh dari
menggunakan sistem syariah, begitu unsur riba juga telah diakui kebe-
juga bank milik swasta. Bahkan radaannya dalam Undang-Undang
perkembangan perbanklan syari’ah No.10 tahun 1998 tentang Perban-
cukup menggembirkan, lima tahun kan, 8 sehingga pertumbuhannya
yang lalu yakni tahun 2005 saja, terus merangkak ke arah positif.
jumlah kantor Bank Syariah sudah Perbankan Syariah Yogya saja pada
mencapai 596 buah. Pertumbuhan tiga tahun terakhir ini (2007-2009)
yang pesat ini dapat dilihat misalnya mengalami pertumbuhan 40 %,
Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagaimana yang dinyatakan oleh
telah berkembang dengan membuka Johandi Darmoatmodjo, Pengawas
kantor cabangnya di beberapa kota Senior Perbankan Kantor Bank In-
besar, begitu juga Bank Mandiri juga donesia Yogyakarta.9
telah membuka Bank Syari’ah Majlis Tarjih yang salah satu
Mandiri (BSM), lantas disusul Bank tugas pokoknya adalah memberikan
BNI Syari’ah, BRI Syari’ah yang telah ketetapan hukum terhadap berbagai
tersebar di hampir seluruh Indone- problem sosial, menangkap perkem-
sia. Di lingkungan swasta tidak mau bangan keuangan syariah dengan
ketinggalan, Bank IFI telah meme- sigap, sehingga pada halaqah di
lopori sebagai Bank Swasta yang Jakarta antara Majlis Tarjih dan
sesuai dengan syari’ah Islam. Selain Majlis Ekonomi Pimpinan Pusat
itu menjamur berdirinya BPR (Bank Muhammadiyah membahas tentang
Perkreditan Rakyat) Syari’ah, yang bunga bank. Halaqah ini melahirkan
jumlahnya tidak kurang dari 100 fatwa bahwa bunga bank hukum-
bank. Di tingkat pedesaan, kini telah nya haram. Fatwa ini diperkuat oleh
berkembang lebih dari 300 lembaga hasil Musyawarah Nasional Majlis
keuangan Syari’ah (LKS) dalam Tarjih Pimpinan Pusat Muhamma-
bentuk Bait al-Mal wa at-Tamwil diyah di Malang pada awal April
(BMT), belum lagi bentuk-bentuk 2010, yang menetapkan bahwa
yang lain dari LKS, misalnya asu- bunga bank hukumnya haram. Agar
ransi, pasar modal dan perusahaan memiliki kekuatan hukum tetap dan
pembiayaan.7 Keberadaan lembaga bersifat mengikat warga Muham-
keuangan ini, sekali lagi mendapat

7
Lihat “Menanti Embrio Keuangan Syari’ah”, dalam Republika, Senin 4 Januari 2010,
hlm. 20. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kini muncul wacana untuk menyusun arsitektur
keuangan syariah yang akan menjadi embrio acuan pengembangan keuangan non-ribawi
di Indonesia. Namun penyusunan ini masih dalam taraf brainstorming dan masih terus
didiskusikan dengan sejumlah lembaga, misalnya dengan Bappenas, Kementerian Negara
Koperasi dan UKM, Departemen Keuangan, BI, BAZ Nasional dan Badan Wakaf Nasional.
8
Profil Perhimpunan BMT Indonesia (BMT Center), (Jakarta: BMT Center, 2005), hlm. 9.
9
Lihat Republika, Jumat 8 Januari 2010, hlm. 20.

Full Employment sebagai Sasaran Ekonomi Islam (Bambang Setiaji) 9


madiyah, hendaknya secepatnya fikih Zakat Yusuf Qar-dhawi, tarif
dikeluarkan tanfidznya, sehingga pengeluaran zakat adalah anatara
menghapus keputusan Sidoarjo 5 dan 10 persen dari pendapatan
1968. kotor. Atau 2,5 persen dari nilai aset.
Tarif 2,5 persen dari nilai aset ini
setara dengan 15 sampai 25 persen
PENUTUP aliran pendapatan. Pengeluaran
Operasionalisasi ekonomi makro zakat yang tertib sangat besar oleh
Islam sangat tergantung dari peme- sebab itu menjadi urgent me-
rintah. Dimulai dari perubahan nyatukan zakat dan pajak supaya
undang undang zakat yang bertu- tidak terjadi double beban.
juan mengintegrasikan kembali Dalam makalah ini sudah ditun-
zakat kedalam keuangan negara, jukkan bahwa sedekah atau bagian
dengan menempatkan dirjen zakat dari zakat yang dikelola negara
di bawah menteri keuangan. Tujuan tersebut dapat digunakan untuk
dari penyatuan ini adalah supaya membackup bunga bank, sehingga
tidak terjadi dua pembebanan, dan pengusaha dapat menikmati bunga
supaya pemerintah bersedia menja- riel nol persen (dihapuskan riba) dan
lankan full deductible tax, karena mendorong munculnya banyak
pemerintah dapat mengontrol pengusaha baru yang akan me-
dengan baik berapa zakat yang nolong menghilangkan angka pe-
benar-benar disalurkan. Dengan ngangguran yang di Indonesia
sistem ini dalam APBN terdapat sebesar 11 juta dan angka setengah
dana suci yang harus disalurkan pengangguran yang sedang ingin
kepada 8 golongan masyarakat yang beralih ke pekerjaan yang lebih baik
kurang diuntungkan seperti fakir, mencapai tiga kali lipat angka pe-
miskin, anak terlatar, suku terasing, ngangguran terbuka. Untuk menye-
budak atau perburuhan, perta- rap 41 juta tenaga kerja diperlukan
hanan alutista, memback up bank 5 sampai 10 juta pengusaha berbagai
dan pengusaha yang bangkrut level. Proposal yang bersumber dari
sepanjang tidak ditemukan kesenga- petunjuk Allah SWT ini diduga
jaan, dan amil zakat yang dalam hal dapat menyelesaikan masalah pe-
ini adalah organisasi-organisasi Is- ngangguran dan setengah pengang-
lam yang selama ini membiayai guran yang begitu besar di negara-
aktifitasnya dengan mengumpulkan negara muslim.
zakat dari masyarakat. Merujuk

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya. 2001. Jakarta: Departemen Agama RI.


Capra, M. Umar. 2001. The Future of Economics.

10 Tajdida, Vol. 8, No. 1, Juni 2010: 1 - 11


Cohrane, Clarke and Gewirtz, 2001. Comparing Welfare State. London: SAGE
Pubh.
Karim, Adiwarman. 2008. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Lott, John R. 2007. Freedomnomics. Why the Free Market works and Other
Half-Baked Theories Don’t. Washintong: Regnery Pubsh.
Profil Perhimpunan BMT Indonesia (BMT Center). 2005. (Jakarta: BMT Cen-
ter.
Republika, Senin 4 Januari 2010.
Republika, Jumat 8 Januari 2010.

Full Employment sebagai Sasaran Ekonomi Islam (Bambang Setiaji) 11


View publication stats

Anda mungkin juga menyukai