Anda di halaman 1dari 5

Zakat secara terminologi adalah mengeluarkan sebagian dari harta tertentu yang telah

mencapai nishab (takaran tertentu yang menjadi batas minimal harta tersebut
diwajibkan untuk mengeluarkan zakatnya), diberikan kepada mereka yang berhak
menerimanya (berdasarkan pengelompokkan yang terdapat dalam Al-Qur’an), dan
harta tersebut merupakan milik sempurna, dalam artian merupakan milik sendiri dan
tidak terdapat kepemilikan yang lain didalamnya serta telah genap usia pemilikannya
selama setahun, atau bisa disebut dengan istilah haul.

Dalam pertumbuhan ekonomi, zakat ini dapat menciptakan pertumbuhan bagi orang-
orang miskin. Zakat adalah cambuk ampuh yang membuat zakat tidak hanya
menciptakan pertumbuhan material dan spiritual bagi orang-orang miskin, tetapi juga
mengembangkan jiwa dan kekayaan orang-orang kaya. Secara filsafati, zakat ini
mempunyai beberapa arti penting, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh al-
Kasani yang dikutip oleh Qardhawi (1995), yaitu: Pertama, menunaikan zakat
merupakan upaya untuk menolong orang lemah dan memiliki keterbatasan. Kedua,
membayarkan zakat dapat membersihkan diri pelakunya dari berbagai dosa dan
menghaluskan budi pekertinya sehingga menjadi orang yang permurah dan
mempunyai tingkat kepekaan yang tinggi terhadap sosial. Ketiga, Allah Subhanahu
wa ta’ala telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kaum yang
berkecukupan dengan memberikan harta benda yang melebihi kebutuhan pokok
sehingga mereka harus mensyukuri atas kelebihan rizki yang telah mereka terima
yaitu dengan cara mengeluarkan zakat.

Zakat memiliki hubungan yang erat dengan pembangunan ekonomi. Zakat dapat
digunakan sebagai sumber dana dalam pembangunan ekonomi, sosial, pertahanan
keamanan, dan program-program pembangunan lainnya. Dalam lanskap ekonomi
umat Islam di Indonesia, zakat masuk menjadi salah satu pilar penting dalam rencana
strategis pembangunan ekonomi umat Islam. Zakat juga dapat digunakan sebagai
instrumen pemerataan pendapatan, sehingga dengan zakat yang dikelola dengan baik,
dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan.

Selain itu, zakat juga dapat digunakan sebagai sumber dana bagi pembangunan sarana
dan prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan,
kesehatan, sosial, dan ekonomi, dan sekaligus sarana pengembangan kualitas
sumberdaya manusia. Dengan demikian, zakat dapat memainkan peran penting dalam
membangun ekonomi nasional yang sejalan dengan tujuan dari syariah dan prioritas
pemerintah Indonesia.

Sumber referensi : BMP Ekonomi Pembangunan Islam EKSA4204 (Modul 7)


Management By Objectives (MBO) adalah sebuah pendekatan manajemen strategis
yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan menetapkan tujuan
secara jelas yang spesifik, terukur, dan dapat dicapai.

Dalam pandangan Drucker, menyatakan bahwa pendekatan MBO ini harus


memastikan adanya integrasi antara sasaran individu dan perusahaan. Selain itu,
pendekatan ini akan menghapuskan ketidakefektifan dan kesalahan arah yang disebut
sebagai manajemen berdasarkan krisis dan desakan.

Penerapan MBO pada sebuah organisasi dapat dilakukan dengan beberapa langkah
praktis, antara lain:
1. Menetapkan tujuan organisasi yang spesifik, terukur, dan dapat dicapai. Hal ini
membantu dalam menstimulasi rasa memiliki dan loyalitas karyawan pada perusahaan
2. Menerapkan MBO pada seluruh departemen atau divisi dalam sebuah organisasi.
Ini membantu dalam meningkatkan komunikasi yang baik, motivasi kerja, dan
membuat tujuan organisasi lebih jelas
3. Memberikan feedback kepada karyawan yang bersifat membangun dan membantu
memperbaiki kinerja serta mengembangkan kemampuan mereka. Feedback yang
diberikan harus adil, tidak diskriminatif, dan dapat memberikan pujian atas kinerja
yang baik
4. Memantau kemajuan karyawan, mengevaluasi, dan mengapresiasi kemajuan
karyawan. Hal ini membantu dalam meningkatkan produktivitas kerja dan membuat
individu lebih sadar akan tujuan organisasi

Penerapan MBO juga memiliki beberapa manfaat bagi perusahaan, antara lain
meningkatkan komunikasi yang baik, motivasi kerja, membuat tujuan organisasi lebih
jelas, serta menyoroti area pengembangan karir karyawan.

Dalam praktiknya, manajer perlu memiliki kemampuan dalam menerapkan MBO agar
konsep ini memberikan hasil yang maksimal. Namun, jika manajemen hanya
mengandalkan MBO untuk semua tanggung jawab manajemen, hal itu dapat
menimbulkan masalah bagi area yang tidak sesuai dengan MBO.

Dengan demikian, penerapan MBO pada sebuah organisasi dapat membantu dalam
meningkatkan kinerja, komunikasi, motivasi kerja, dan membuat tujuan organisasi
lebih jelas, asalkan dilakukan dengan baik dan sesuai dengan kondisi serta kebutuhan
perusahaan.

Sumber referensi: BMP Manajemen Kinerja EKMA4263 (Modul 7)


Ketidakpastian merupakan salah satu masalah utama yang sering dihadapi oleh pelaku
ekonomi. Ketidakpastian ini terjadi karena adanya perubahan-perubahan dalam
lingkungan ynag tidak dapat dikendalikan atau ketidakmampuan individu untuk
mengetahui sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang. Ketidakmampuan manusia
dalam mengendalikan ketidakpastian diakibatkan adanya keterbatasan manusia dalam
menyerap berbagai informasi. Informasi tersebut antara lain mencakup kesempatan,
produk baru, permintaan pasar, serta teknologi.

Koperasi dapat mengatasi risiko dan ketidakpastian dalam operasionalnya dengan


menerapkan manajemen risiko yang berkualitas. Risiko yang dihadapi oleh koperasi,
seperti risiko likuiditas dan risiko operasional, dapat diminimalisir melalui penerapan
prinsip kehati-hatian, memiliki pekerja yang profesional, menerapkan manajemen
operasional, dan melakukan pengendalian internal.

Contoh konkret dari penerapan manajemen risiko dalam koperasi adalah dengan
meminimalisir dampak risiko pembiayaan yang dapat menghambat kelancaran
pengembalian pembiayaan. Selain itu, risiko operasional yang bersumber dari
masalah internal perusahaan dapat diatasi dengan pengendalian risiko yang mencakup
risiko sumber daya manusia, risiko sistem, dan risiko internal. Dengan demikian,
manajemen risiko menjadi kunci penting bagi koperasi dalam menghadapi risiko dan
ketidakpastian dalam operasionalnya.

Sumber referensi : BMP Ekonomi Koperasi ESPA4323 (Modul 5)


Berikut disajikan sebuah paragraf:

Sistem ekonomi Islam bukanlah sistem ekonomi alternatif ataupun sistem ekonomi
pertengahan, melainkan merupakan sistem ekonomi solutif atas berbagai
permasalahan yang selama ini muncul. Sistem ekonomi Islam dan perkembangannya
di tengah masyarakat, maka untuk dapat mencapai keseimbangan pembangunan dan
kesejahteraan umat, diperlukan adanya masyarakat yang harmoni (madani), di mana
hal tersebut dapat terwujud ketika adanya suatu paradigma. Paradigma masyarakat
madani akan dapat dikatakan islami ketika diwujudkan melalui prinsip-prinsip dan
nilai-nilai Islam ditujukan untuk mendapatkan falah.

Berdasarkan paragraf di atas, silahkan mahasiswa diskusikan mengenai “hubungan


antara keseimbangan pembangunan dan kesejahteraan umat” kemudian “jelaskan
bagaimana konsep keseimbangan ekonomi dilihat dari sudut pandang ekonomi
Islam”. Selamat Berdiskusi.

Gagasan dasar keseimbangan dalam ekonomi adalah kesetaraan antar jumlah yang
disediakan dan dituntut di pasar tertentu. Setiap ekonom mengetahui bahwa
keseimbangan pasar diwakili oleh titik perpotongan kurva penawaran dan permintaan
masing-masing.

Bagaimana hubungan antara keseimbangan pembangunan dan kesejahteraan


umat?
Sistem ekonomi Islam dianggap sebagai penopang keseimbangan dalam
pembangunan dan kesejahteraan umat. Sistem ekonomi Islam memiliki prinsip yang
bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits, dan mencakup kesatuan mekanisme dan
lembaga yang dipergunakan untuk menjalankan ide-ide dan teori ekonomi Islam
dalam hal produksi, distribusi, dan konsumsi. Tujuan ekonomi Islam adalah untuk
mensyukuri nikmat Allah, mencapai kesejahteraan umat manusia, dan sebagai sarana
peribadatan. Dalam sistem ekonomi Islam, terdapat kesadaran tentang pembangunan
yang berdasarkan ilmu, setiap pembangunan memiliki unsur estetika, dan setiap
individu akan termotivasi untuk bekerja keras. Sistem ekonomi Islam juga
menentukan keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sistem ekonomi Islam
berhubungan erat dengan keseimbangan pembangunan dan kesejahteraan umat.

Bagaimana konsep keseimbangan ekonomi dilihat dari sudut pandang ekonomi


Islam?
Sistem ekonomi Islam merupakan ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktik
(penerapan ilmu ekonomi) sehari-harinya bagi individu, keluarga, kelompok
masyarakat, ataupun pemerintah/ penguasa dalam rangka mengorganisasi faktor
produksi, distribusi, dan pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan tunduk dalam
peraturan/ perundangundangan Islam (Sunnatullah) yang mandiri dan terlepas dari
sistem ekonomi lainnya. Sistem ekonomi Islam bukanlah sistem ekonomi alternatif
ataupun sistem ekonomi pertengahan, melainkan merupakan sistem ekonomi solutif
atas berbagai permsalahan yang selama ini muncul [M. Nur Rianto Al- Arif (2015:
69)].
Adapun konsep keseimbangan ekonomi dilihat dari sudut pandang ekonomi Islam,
yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah
sebagaimana diungkapkan oleh Suroso Imam Zadjuli dalam Achmad Ramzy
Tadjoeddin (1992: 39), diantaranya sebagai berikut:
1) Asumsi dasar/ norma pokok ataupun aturan main dalam proses dan interaksi
kegiatan ekonomi yang diberlakukan.
2) Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan manfaat dengan tetap
menjaga kelestarian alam.
3) Motif ekonomi Islam adalah mencari “keberuntungan” di dunia dan di akhirat
selaku khalifatullah dengan jalan beribadah dalam arti yang luas.

Sumber referensi:
BMP Teori Ekonomi Makro Islam EKSA4203 (Modul 7)
Susanto, Bagus Pratama. Manara, Ajeng Sonial. Sistem Ekonomi Islam:
Keseimbangan Dalam Pembangunan dan Kesejahteraan Umat. Universitas Airlangga,
Surabaya. Diakses pada 19 November 2023.

Anda mungkin juga menyukai