Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI MELALUI PERAN SUMBER DAYA MANUSIA

Nurlela1

Dr. Muammar Khaddafi, S.E.,M.Si, Ak2

1
Mahasiswi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Malikussaleh

2
Dosen Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Malikussaleh

Email: nurlelaa2742@gmail.com dan khaddafi@unimal.ac.id

ABSTRACT

In a capitalist-based country there are many economic problems to be


found. This is because financial management, both in terms of income and
expenditure, is not in accordance with what is desired by the community, for
example, there are still many elements of fraud, corruption and others. Improper
financial management will result in an economic crisis and cause misery to the
community. Even though Islam has regulated everything that exists on this earth
including all aspects of human life in the economic field. Islam teaches people to
optimize all their potential in aspects of life including economic and financial
aspects. The failure of conventional accounting increases public awareness of the
need for Islamic-based accounting knowledge based on the principles of truth,
fairness and transparency for all parties. Islam through the Qur'an has stated
accounting concepts that must be followed by transaction actors and financial
report makers by emphasizing the concept of responsibility and accountability as
mentioned in the Qur'an surah al-Baqarah: 282. These standards are the key to the
success of the economic development of a country or organization.
Keywords: Islamic Financial Accounting, Islamic Economics, Human Resources

ABSTRAK

Di negara yang berbasis kapitalis ada banyak sekali permasalahan ekonomi


yang akan ditemukan. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan keuangan baik dari
segi pendapatan maupun pengeluaran belum sesuai dengan yang diinginkan oleh
masyarakat misalnya masih terdapat banyak unsur penipuan, korupsi dan lain-lain.
Pengelolaan keuangan yang tidak baik akan mengakibatkan terjadinya krisis
ekonomi dan menyebabkan kesengsaraan pada masyarakat. Padahal Islam sudah
mengatur segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini termasuk segala aspek
kehidupan manusia dalam bidang ekonomi. Islam mengajarkan masyarakat untuk
mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki dalam aspek kehidupan termasuk
aspek ekonomi dan keuangan. Kegagalan akuntansi konvensional meningkatkan
kesadaran masyarakat akan perlunya pengetahuan akuntansi yang berbasis Islami
yang berdasarkan pada prinsip kebenaran, keadilan dan transparasi bagi seluruh
pihak. Islam melalui al-Qur’an telah menyatakan konsep akuntansi yang harus
diikuti oleh para pelaku transaksi dan pembuat laporan keuangan dengan
menekankan pada konsep pertanggung jawaban dan accountability sebagaimana
yang disebutkan dalam al-Qur’an surah al-Baqarah: 282. Standar tersebut yang
menjadi kunci kesuksesan pembangunan ekonomi suatu negara atau organisasi.

Kata Kunci: Akuntansi Keuangan Syariah, Ekonomi Islam, Sumber Daya Manusia

PENDAHULUAN

Keadaan perekonomian suatu negara merupakan suatu alat ukur utama


untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Sebuah negara yang
sejahtera adalah negara yang memiliki sistem ekonomi yang memadai dan
pendapatan yang lebih dari cukup.
Agama Islam sudah mengatur segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini
termasuk aspek kehidupan manusia dalam bidang ekonomi. Islam mengajarkan
umatnya untuk mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki dalam aspek
kehidupan termasuk aspek dalam pembangunan ekonomi (Dimyati, 2017). Oleh
karena itu, konsep ekonomi harus berpedoman dengan al-Qur’an dan al-Sunnah.
Salah satu aspek yang paling utama dalam pembangunan ekonomi adalah sumber
daya manusia yang ada, keberhasilan suatu negara atau organisasi tergantung dari
sumber daya manusia yang dimiliki.

Sistem ekonomi Islam dimulai dengan konsep ekonomi dan bisnis


nonribawi. Sistem ekonomi Islam ini tidak bisa berdiri sendiri harus didukung oleh
perangkat lain agar dapat mencapai tujuannya. Salah satu pendukungnya adalah
sistem informasi, alat ukur dan alat pertanggung jawaban (accountability) atau yang
biasa dikenal sebagai Akuntansi atau “Hasabah”.

Akuntansi keuangan syariah muncul sejalan dengan munculnya sistem


ekonomi, perdagangan, dan perbankan Islami. Sistem kapitalis yang dibangun
dengan konsep dan filosopi yang berbeda dengan Islam akan menghasilkan
akuntansi kapitalis. Konsep akuntansi kapitalis ini diterapkan pada lembaga
ataupun transaksi yang berbeda secara filosofis dan konsepsional dengan konsep
filosofi Islam maka akan muncul inkonsistensi nilai yang akan menimbulkan
inkonsistensi persepsi dan perilaku. Maka dari itu muncullah pemikiran tentang
akuntansi keuangan syariah. Munculnya akuntansi keuangan syariah ini didukung
oleh berbagai macam hal seperti (Harahap 1997: 10) yaitu:
1) Meningkatnya religiousity (keagamaan) masyarakat.
2) Adanya peningkatan tuntutan terhadap etika dan tanggung jawab sosial yang
selama ini tampak diabaikan oleh akuntansi konvensional.
3) Akuntansi konvensional yang semakin lambat dalam mengatisipasi tuntutan
masyarakat khususnya dalam penekanan pada keadilan, kebenaran, dan
kejujuran.
4) Perkembangan umat Islam khususnya kaum terpelajar yang merasakan
kekurangan dalam kapitalisme barat.
5) Perkembangan atau anatomi disiplin akuntansi itu sendiri.
6) Sistem akuntansi yang dibutuhkan pada lembaga bisnis syariah seperti bank,
asuransi, pasar modal, trading, dan lain-lain.
7) Norma perhitungan zakat yang dibutuhkan semakin besar sehingga
menggunakan norma akuntansi yang sudah mapan sebagai dasar perhitungan.
8) Dibutuhkan pencatatan, pertanggung jawaban, dan pengawasan harta umat
misalnya dalam Baitul maal atau kekayaan milik umat Islam serta negara atau
organisasinya.

Di zaman modernisasi ini, sangat dibutuhkan lembaga yang turut andil


dalam mengembangkan sumber daya manusia, manusia sebagai pengguna sumber
daya alam berkewajiban untuk menjaga, mengembangkan dan memanfaatkan
sumber daya tersebut dengan baik. Namun yang terjadi adalah sebaliknya,
kebanyakan lembaga yang mengembangkan sumber daya manusia cenderung tidak
mengalami perkembangan dan terkadang mengalami kemunduran dikarenakan
tidak ada kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut sehingga berpengaruh
terhadap perkembangan sumber daya manusia dan keuangan suatu negara ataupun
organisasi.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan


masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana proses akuntansi keuangan syariah
yang terapkan pada suatu negara atau organisasi dapat meningkatkan pembangunan
perekonomian negara atau organisasi tersebut melalui peran sumber daya manusia
yang dapat memberikan informasi berdasarkan pada prinsip kebenaran, keadilan
dan transparasi bagi seluruh pihak.
TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


tujuannya adalah untuk mengetahui proses akuntansi keuangan syariah dalam
pembangunan ekonomi melalui peran sumber daya manusia.

LANDASAN TEORI

Akuntansi Dalam Islam

Akuntansi dalam Islam yaitu suatu proses yang memberikan informasi yang
tepat dari suatu entitas yang tidak terbatas pada data keuangan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan untuk memastikan entitas tersebut terus melaksanakan operasi
entitasnya dalam batasan syariat Islam untuk mencapai tujuan sosial ekonominya.

Pembangunan Ekonomi dalam Islam

Secara umum orang-orang beranggapan bahwa pembangunan adalah kata


benda netral yang maksudnya adalah suatu kata yang untuk menjelaskan proses dan
usaha untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, politik, budaya, infrastruktur
masyarakat, dan lain sebagainya (Purwana, 2013).

Dalam Islam, konsep pembangunan bersifat komprehensif dan sinergis


yaitu pembangunan yang meliputi perkembangan moral, spiritualitas dan
materialitas (Asmuni, 2003).

Ekonomi pembangunan Islam juga memiliki sebuah falsafah, konsep dan


teori yang berbeda dengan model dan teori pembangunan barat. Oleh sebab itu,
pembangunan ekonomi Islam menuntut manusia untuk menuju ke arah
keseimbangan kebahagian antara dunia dan akhirat, dengan keadilan bagi setiap
individu masyarakat, keharmonisan anatara sesama masyarakat, serta menjaga alam
sekitar dari kerusakan dan kezaliman (Syamsuri, 2018).
Sumber Daya Manusia dalam Islam

Manusia diciptakan sebagai penerima dan pelaksana syariah oleh Allah


sehingga posisi manusia berada pada kedudukan yang mulia dari makhuk lainnya.
Untuk mempertahankan kedudukan tersebut, Allah memberikan manusia akal dan
perasaan yang memungkinkannya untuk menerima dan mengembangkan ilmu
pengetahuan serta membudayakan ilmu yang dimilikinya.

Potensi yang diberikan oleh Allah pada dasarnya adalah petunjuk bagi
manusia untuk dapat menentukan sikap hidup yang sesuai dengan tujuan
penciptaannya (Jalaluddin, 1996). Manusia tidak akan bisa mengembankan amanah
yang diberikan jika tidak dilengkapi dengan potensi-potensi dan
mengembangkannya sebagai suatu kekuatan (Langgulung, 1995).

Pada awalnya sumber daya manusia merupakan bentuk terjemahan dari kata
“human resource” tetapi ada pula ahli yang menyamakan istilah ini dengan kata
“man power” atau tenaga kerja. Dan sebagian yang lain menyamakan pengertian
sumber daya manusia dengan kata personalia, kepegawaian, karyawan dan
sebagainya (Sutrisno, 2009).

Menurut Werther dan Davis, sumber daya manusia adalah pegawai yang
siap, mampu, serta selalu siaga untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Sedangkan sumber daya yang berkualitas adalah yaitu yang mampu menciptakan
bukan hanya nilai komparatif tetapi juga yang memiliki nilai kompetitif, generatif
serta inovatif dengan memanfaatkan energi tertinggi seperti intelligence, creativity,
dan imagination (Sutrisno, 2009).

METODE PENELITIAN

Penelitian dalam tulisan ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang


didasarkan pada data-data sekunder melalui buku-buku yang berkaitan dengan
penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang dilakukan dengan cara
riset kepustakaan (library reseacrh). Riset kepustakaan (library reseacrh) adalah
penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah, membaca, mencerna serta
menganalisis buku-buku, literatur-literatur, catatan, dan juga hasil jurnal-jurnal
serta hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
Oleh karena itu, penulis berpegang pada teori-teori yang ada pada buku-buku,
literatur, dan jurnal-jurnal untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang ada pada
tulisan ini.

PEMBAHASAN

Pengaturan mengenai pencatatan akuntansi keuangan merupakan suatu


kegiatan ekonomi yang harus diperhatikan dengan baik yang mengatur tentang
pendapatan dan pengeluaran yang diterima oleh suatu negara ataupun organisasi.
Jika keuangan suatu negara ataupun organisasi tidak dikelola atau diperhatikan
dengan baik maka akan menimbulkan dampak yang buruk terhadap perekonomian
tetapi jika dapat dikelola dengan baik maka akan memberikan dampak yang bagus
untuk negara ataupun suatu organisasi karena dapat meningkatkan kesejateraan dan
keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Pengolahan keuangan secara konvensional yang selama ini menjadi


pedoman dalam melakukan pencatatan transaksi keuangan sudah tidak bisa lagi
mempertahankan keadaan perekonomian masyarakat sehingga terjadinya krisis
global pada negara-negara di eropa dan juga amerika. Oleh karena itu, masyarakat
mulai mempertanyakan pengaturan pencatatan akuntansi yang dapat mengatasi
permasalahan tersebut, sehingga digunakanlah sistem ekonomi Islam untuk
menjadi pedoman pengolahan akuntansi keuangan tersebut.

Islam adalah suatu agama yang mengandung tentang usaha, perjuangan


serta gerakan menuju perubahan sosial (Nur Chamid, 2010). Unsur-unsur
pembangunan dalam Islam menuju perubahan sosial yang baik sesuai yang
diinginkan oleh Islam yaitu yang mencakup unsur kepemimpinan, ekonomi
intelektual dan politik Islam yang tinggi. Tujuan dari semua itu adalah untuk
merumuskan arahan serta strategi untuk mencapainya. Ada beberapa cara dalam
proses pembangunan sumber daya manusia, yaitu sebagai berikut (Nawawi, 1997):
1) Mendesain kebutuhan sumber daya manusia untuk masa yang akan datang.
2) Membangun persediaan sumber daya manusia untuk masa yang akan datang.
3) Merencanakan kebijakan dan program unttuk memenuhi semua kebutuhan
sumber daya manusia.
4) Menilai keefektifan pembangunan sumber daya manusia.

Pengembangan sumber daya manusia mengenai aturan tentang akuntansi


keuangan syariah dapat ditempuh dengan berbagai cara salah satu diantaranya
adalah melalui kegiatan pelatihan. Melalui kegiatan pelatihan tersebut, sumber daya
manusia dapat didayagunakan oleh negara atau organisasi semaksimal mungkin.

Adapun dasar dalam filosofi ekonomi Islam menyatakan bahwa sumber


daya manusia yang baik dalam konteks individu ataupun anggota masyarakat
adalah sebagai khalifah Allah di muka bumi (Nurul Huda, et al., 2015). Inilah yang
menjadi kelebihan konsep pembangunan Islam dari pada konsep-konsep lainnya
dengan menempatkan peran manusia pada tempat yang paling tinggi dan terhormat
tetapi juga memiliki tanggung jawab pada setiap hal yang dilakukan.

Sumber daya manusia pada aspek kualitas maupun kuantitas sangat


diperlukan untuk menentukan kinerja seseorang, produktifitas dan keberhasilan
suatu negara atau organisasi. Dalam hal mencapai sumber daya manusia yang
berkualitas dibutuhkan lima kriteria utama, yaitu (Ghozali, 2018):
1) Shidiq, yaitu memiliki sifat yang jujur, selalu menyakini ucapan keyakinan serta
menjaga perbuatan sesuai ajaran Islam
2) Istiqomah, yaitu konsisten dalam iman dan nilai-nilai baik meskipun
menghadapi godaan untuk berbuat kecurangan.
3) Fatanah, yaitu mengerti, memahami, dan menghayati secara mendalam tentang
segala tugas dan kewajiban.
4) Amanah, yaitu tanggung jawab terhadap kewajiban yang dijalankan.
5) Tabligh, yaitu mengajak sekaligus menjadi uswah.

KESIMPULAN
Konsep keuangan syariah dapat dijadikan referensi untuk mengelola
keuangan di suatu negara atau pun organisasi melalui sumber daya manusia yang
baik dan berkualitas sehingga akan meningkatkan kondisi perekonomian suatu
negara ataupun organisasi tersebut. Islam sangat memperhatikan segala aspek
kehidupan manusia, semua yang dilakukan harus sesuai dengan berlandaskan al-
Qur’an dan al-Sunnah. Hal tersebut akan menjadikan manusia takut untuk berbuat
kesalahan dan akan mengutamakan kejujuran serta bertanggung jawab terhadap
kewajiban yang dijalankannya. Sehingga segala kendala yang dihadapi oleh sumber
daya manusia dapat dihilangkan dengan berpegang teguh pada nilai-nilai agama
sehingga mampu menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA
Dimyati. 2017. Paradigma Baru Ekonomi Islam. La Riba Jurnal Ekonomi Islam,
(1) 2, Desember.
Harahap, Sofyan Syafri. 1997. Akuntansi Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwana, Agung, Eko. (2013). Pembangunan Dalam Perspektif Ekonomi Islam,
Justitia Islamica, (10), Januari-Juni.
Asmuni. 2003. Konsep Pembangunan Ekonomi Islam. Jurnal Al-Mawaridi, Edisi
X.
Syamsuri. 2018. Ekonomi Pembangunan Islam. Ponorogo: Unida Gontor Press.
Jalaluddin. 1996. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Langgulung, Hasan. 1995. Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi dan
Pendidikan. Jakarta. Pustaka al-Husna.
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Nawawi, Hadari. 1997. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Ghozali, Mohammad. 2018. Kewirausahaan Syariah. Ponorogo: Unida Gontor
Press.

Anda mungkin juga menyukai