Anda di halaman 1dari 11

Karya ilmiah

Banjir

Di Usulkan oleh

Widiaaprilia

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN(SMK) DARUL KAMAL NW KEMBANG KERANG


KECAMATAN AIKMEL KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN AJARAN 2024/2025

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.
Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari mana saja. Dan air
itu keluar dari sungai atau saluran karena sungai atau salurannya sudah melebihi
kapasitasnya. Kondisi inilah yang disebut banjir.

Banjir terbesar yang sudah menjadi tradisi ini biasaya terjadi setiap 5 tahun sekali.
Mengingat keadaan ini selalu terulang dan terulang, maka muncullah pertanyaan yang
menggelitik penulis. Pertama, apakah keadaan ini tidak ditanggulangi, atau tidak
tertanggulangi? Kedua, apakah karena sudah menjadi tradisi yang selalu berulang setiap
tahun maka kejadian ini dianggap sebagai hal biasa? Benarkah bahwa banjir fantastik yang
terjadi setiap lima tahun sekali itu sebuah kebiasaan alam (ritual) yang memang pasti
terjadi? Untuk mencoba menjawab pertanyaan di atas maka dibuatlah makalah ini.

B. Perumusan Masalah

a. Apa yang menyebabkan banjir terjadi ?

b. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat memicu terjadinya banjir ?

c. Bagaimana cara menngantisipasi banjir ?

d. Bagaimana cara menanggulangi banjir ?

e. Dampak terjadinya banjir ?

f. Benarkah siklus banjir tahunan dan dahsyatnya banjir lima tahunan memang sebuah
tradisi yang pasti terjadi ?

g. Usaha-usaha apa saja yang sudah dilakukan Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk
mengantisipasi dan mencegah banjir tahunan tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menyebabkan banjir
tahunan sering kali terjadi agar kita mengetahui cara-cara mengantisipasi dan
menanggulangi banjir tahunan tersebut.

Dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan masyarakat mampu mengantisipasi atau
mencegah agar banjir yang sering kali terjadi di kemudian hari.

BAB II

ISI

Banjir adalah sebuah bencana yang di akibatkan oleh air. Air yang menggenang atau
bahkan mengalir deras pada tidak tempatnya. Inilah yang sering terjadi pada akhir-akhir ini
sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Terutama pada beberpa tahun terakhir ini.
Banyak masyarakat yang kehilangan harta benda mereka. Bahkan, nyawa mereka akibat
banjir. Oleh karena itu alangkah bijaksananya jika kita mencari cara agar banjir itu tidak lagi
di alami oleh masyarakat Indonesia.

1. Jenis-jenis banjir yang terjadi di Indonesia:

a. Banjir karena sungainya meluap

Banjir ini biasanya terjadi akibat dari sungai tidak mampu lagi menampung aliran air yang
ada di sungai itu akibat debit airnya sudah melebihi kapasitas. Kalo sudah seperti ini, airnya
itu akan mencari tempat lain, tempat itu ada di kanan kiri sungai yang biasanya merupakan
daerah dataran banjir. air ini bisa juga terjadi akibat kiriman, bila curah hujan tinggi di hulu
sungai dan sistem DAS dari sungai itu rusak maka luapan airnya akan terjadi di hilir sungai.

b. Banjir lokal.

Banjir ini terjadi akibat air yang berlebihan di tempat itu dan meluap juga di tempat itu. Pada
saat curah hujan tinggi di lokasi setempat dimana kondisi tanah dilokasi itu sulit dalam
melakukan penyerapan air (bisa karena padat, bisa juga karena kondisinya lembab, dan
bisa juga karena daerah resapan airnya tinggal sedikit) maka kemungkinan terjadinya banjir
lokal akan sangat tinggi sekali.

c. Banjir akibat pasang surut air laut

Saat air laut pasang, ketinggian muka air laut akan meningkat, otomatis aliran air di bagian
muara sungai akan lebih lambat dibandingkan bila saat laut surut. Selain melambat, bila
aliran air sungai sudah melebihi kapasitasnya (ditempat yang datar atau cekungan) maka air
itupun akan menyebar kesegala arah dan terjadilah banjir.

2. Faktor-Faktor Penyebab Banjir

Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau
sungai. Bisa terjadi ditempat yang tinggi maupun tempat yang rendah. Pada saat air jatuh
kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ke tempat
yang lebih rendah melalui saluran-saluran atau sungai-sungai dalam bentuk aliran
permukaan (run off) sebagian akan masuk / meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan
sebagiannya lagi akan menguap ke udara (evapotranspirasi).

Sebenarnya banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir, mengapa
bisa alami? Karena dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir
merupakan daerah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir
terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah- tanah yang berasal dari hilir aliran
sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan- pertemuan sungai. Akibat
dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yang subur bagi pertanian,
mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan.
Itu faktor penyebab banjir yang alami, sekarang kita lihat yang tidak alami atau akibat dari
perubahan.

Ada dua faktor perubahan kenapa banjir terjadi. Pertama itu perubahan lingkungan dimana
di dalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan
perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri. Hujan
merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan iklim menyebabkan pola hujan
berubah dimana saat ini hujan yang terjdi mempunyai waktu yang pendek tetapi
intensitasnya tinggi. Akibat keadaan ini saluran-saluran yang ada tidak mampu lagi
menampung besarnya aliran permukaan dan tanah-tanah cepat mengalami penjenuhan.

Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan .
Penggunaan lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan, ladang dll. Sedangkan tutupan
lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas permukaan bumi menyebabkan semakin tingginya
aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju
infiltrasi tanah.

3. Cara Mengantisipasi Bencana Banjir

Kita tidak mengharapkan bencana banjir datang ke lingkungan ataupun rumah kita tetapi
sebagai manusiakita harus waspada dan sigap bila banjir ternyata datang menghampiri kita.
Cara mengantisipasi banjir antara lain :

a. Bila hujan deras turun cukup lama, pantau terus keadaan melalui media elektronik
seperti televisi dan terutama radio, sebab ada beberapa radio lokal yang akan terus
mengabarkan kondisi / banjir yang akan terjadi.

b. Siapkan barang-barang seperti: Handphone dengan charger, senter dan baterai


cadangan, makanan dan minuman (menggunakan kemasan anti air atau dibungkus plastik),
Surat-surat berharga atau dokumen penting seperti sertifikat rumah, tanah, ijasah, dll
(dibungkus plastik), Radio kecil, bila handphone anda tidak memiliki fasilitas Radio FM /
televisi, Obat-obatan untuk dalam darurat, termasuk obat-obatan untuk rawat jalan, Uang
tunai, Selimut dan sarung , Pakaian secukupnya agar tidak menjadi beban berat (bungkus
dengan plastik agar tidak basah).

c. Isi bak / drum / torn penampung air hingga penuh terutama untuk yang berada /
ditempatkan pada lantai atas / tinggi. Hal ini untuk mengantisipasi kekurangan air bersih di
saat sumber air milik anda tercemar oleh air banjir. Untuk yang praktis, anda dapat mengisi
air bersih pada kantung plastik, mengikatnya dengan kuat dan meletakkannya pada tmpat
yang aman.

d. Saat tanda-tanda banjir mulai muncul di rumah / lingkungan anda, siapkan barang
bawaan untuk mengungsi dan pantau terus ketinggian air.
e. Sebelum air mulai meninggi, pindahkan barang-barang ke tempat atau lantai yang lebih
tinggi. Untuk barang-barang yang kecil atau ringan sebaiknya di ikat terlebih dahulu pada
arang yang lebih bert / besar agar tidak hanyut terseret banjir.

f. Bila diperkirakan air akan menggenang lebih tinggi lagi, lakukan evakuasi selagi mudah
untuk dilakukan (sebelum air lebih tinggi), jangan menunggu air benar-benar tinggi.

g. Tutup keran utama air bersih (terutama jika menggunakan air ledeng / PDAM) bila
ketinggian air hendak mencapai keran air.

h. Matikan / putuskan aliran listrik rumah melalui saklar / sikring utama bila ketinggian air
hendak mndekati sikring utama atau bila terlihat mengkhawatirkan / dapat berbahaya.

i. Bila mengungsi, cobalah cari informasi mengenai tempat penampungan sementara /


posko banjir terdekat.

j. Bila tidak ada posko banjir, cari dan pergilah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi
tetapi lokasinya dekat dengan tempat yang lebih tinggi lagi bila dibandingkan dengan tempat
tersebut. Hal ini untuk mencegah bila ternyata airbanjir terus meluap / semakin tinggi.

k. Sebelum air terlalu tinggi, ungsikan terlebih dahulu orang tua / lanjut usia, anak-anak,
wanita dan ibu hamil, dan sisakan dua atau tiga orang pria dewasa yang menjaga rumah
bila anda khawatir akan keselamatan harta benda.

l. Bila anda terlambat mengungsi dan ketinggian air sudah cukup tinggi, pergilah
mengungsi secara berkelompok, agar bila terjadi sesuatu dapat saling tolong-menolong.

m. Saat mengungsi, jauhi dari saluran air agar tidak terjatuh dan hanyut terseret arusbanjir
yang lebih deras.

n. Ketika berjalan menuju tempat pengungsian, pertimbangkan untuk menggunakan tali


tambang untuk mempermudah evakuasi.

o. Siapkan jerigen bekas yang kosong, gabus, perahu, atau alat pelampung lainnya
sehingga bila anda terjebak di atap rumah dengan air yang semakin meninggi, anda dapat
berusaha untuk menyelamatkan diri anda secara darurat.

4. Cara Menanggulangi Bencana Banjir

Cara-cara menanggulangi bencana banjir antara lain:

a. Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Karena sungai dan selokan
merupakan tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.

b. Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat
sungai adalah para pendatang yang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat.
Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian, akan
tetapi malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya pemerintah harus tegas,
melarang membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak
jelas datang ke kota.

c. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Karena pohon
adalah salah satu penopang kehidupan di suatu ktoa. Banyangkan, bila sebuah kota tidak
memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi
pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan melalui akar-akarnya.
Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba.

d. Larangan membuang sembarangan.

Sering kita lihat spanduk besar yang bergambarkan orang nomor 1 di DKI Jakarta yaitu Bp.
Fauzi Bowo yang sedang membuang sampah di tempat sampah dan ada kata yang
bertuliskan “inilah cara membebaskan Jakarta dari banjir”. Inilah salah satu jargon gubernur
kita dalam upayanya mensosialisasikan larangan untuk membuang sampah sembarangan.

Suatu kenyataan bahwa sampah yang menggunung merupakan salah satu penyebab
terjadinya banjir. Sampah yang di buang di jalanan biasanya akan berakhir di selokan jalan
yang mengakibatkan selokan tersumbat, dan tidak lanjar. Belum lagi jika di tambah dengan
sampah-sampah yang sengaja di buang ke selokan.

Kebanyakan orang berfikir kalau yang penting sampah itu tidak ada di kamar atau rumah
mereka. Karenanya banyak orang ambil cara yang mudah yaitu membuang samapah ke
selokan karena setelah itu sampah sudah tidak terlihat lagi.

Miris, tapi ini adalah fenomena yang terjadi di Ibu Kota. Misal, seorang ibu yang mencuci
piring, lalu membuang sampah non organiknya ke selokan, seorang pelajar yang membuang
plastik bekas jajanannya ke selokan dan masih banyak contoh kongkrit lainnya.

Begitu pula nasib sungai-sungai Akhir-akhir ini pemerintah pun bergerak secara langsung
untuk mengantisipasi fenomena tersebut dengan cara memfasilitasi pembuangan sampah
memberikan tempat sampah di tempat-tempat umum.

5. Adapun dampak akibat banjir:

Dengan melihat segala sesuatu dari dua sisi secara objektif, sekalipun banjir memiliki
dampak negatif yang besar, banjir juga memiliki dampak positif.

a. Dampak positif akibat banjir antara lain:

1) Banjir memberikan kesempatan kepada manusia

Bila banjir yang menimpa kita tidak terlalu parah, maka sebenarnya kita telah diberi
kesempatan oleh Tuhan untuk menjalani hidup kita lebih lanjut dan lebih baik.

2) Banjir membuat kita berpikir kreatif


Ketika dilanda banjir, otak kita akan berikir spontan dan kreatif untuk mencari jalan alternatif
untuk menyelamatkan alat, perlengkapan, harta benda dan terutama jiwa kita dan keluarga
atau orang terdekat kita.

3) Banjir membuat manusia untuk berpikir mengatasi banjir

Setelah mengalami banjir, kita akan sibuk untuk memikirkan antisipasi ataupun pencegahan
banjir.

4) Banjir memberikan pekerjaan

Saat banjir akan banyak muncul kuli angkut / ojeg perahu dadakan, yang siap membantu
anda dengan imbalan tentunya.

5) Banjir membuat manusia untuk bersahabat dengan lingkungan

Setelah mengetahui penyebab, akibat dan dampak banjir, manusia akan berpikir untuk
peduli, bersahabat dan menjaga alam sekitarnya.

6) Banjir membuat manusia untuk peduli kepada sesama

Pada saat terjadi banjir, manusia umumnya akan lebih peduli kepada sesamanya dan
berlomba-lomba untuk memberikan bantuan dan mendapatkan pahala.

7) Banjir membuat kita hemat energi

Bila banjir yang cukup parah, aliran listrik kadang perlu dimatikan PLN untuk mengantisipasi
bahaya tersengat / tersetrum listrik. Sebenarnya saat itulah kita menghemat energi listrik
walaupun terpaksa. Setidaknya tidak terlalu banyak menonton sinetron atau tayangan yang
tidak mendidik.

8) Banjir memutar roda perekonomian

Selain banjir dapat memberikan pekerjaan, sebenarnya banjir juga dapat memutar roda
perekonomian. Pembangunan, pembersihan, perawatan dan prasarana seperti rumah,
gedung, jalan dan jembatan yang rusak saat banjir akan menjadi proyek tersendiri bagi para
kontraktor. Selain itu, bahan makanan, minuman serta selimut akan lebih laris/ laku terjual .

9) Banjir bagaikan musim panen bagi para pemulung

Bila terjadi banjir, pemulung akan mendapat “panen” barang-barang yang rusak atau hanyut
terbawa banjir.

b. Dampak negatif akibat banjir:

a. Banjir dapat merusak sarana dan prasarana


Banjir dapat menghancurkan rumah, gedung, jembatan, jalan dan masih banyak lagi.

b. Banjir memutuskan jalur transportasi

Dampak paling umum dari banjir adalah memutuskan jalur transportasi darat. Akibat
genangan air pada jalan yang cukup tinggi, motor, mobil atau bahkan truk puso / container
tidak bisa melewati jalan tersebut. Selain motor dan mobil, lalu lintas kereta api pun dapat
terganggu.

c. Banjir merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda


lainnya atau bahkan jiwa manusia. Kerugian yang disebabkan banjir diantaranya adalah
kerusakan benda, alat elektronik, mesin, surat-surat berharga (sertifikat, ijazah, dll),
perlengkapan rumah tangga, rumah, gedung, dan yang paling berharga: jiwa manusia.

d. Banjir dapat mengakibatkan pemadaman listrik

Listrik sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Karena tingginya air / luapan banjir, listrik harus
kita padamkan atau bahkan dipadamkan oleh pihak PLN. Bayangkan betapa terbatasnya
aktifitas keseharian kita bila aliran listrik padam.

e. Banjir mengganggu aktivitas sehari-hari

Dengan adanya banjir, otomatis akan menganggu aktifitas sehari-hari. Sekolah terganggu,
kerja terganggu, bersantai pun terganggu. Karena air banjir, semua aktifitas pun terganggu
atau bahkan harus dihentikan untuk sementara waktu.

f. Banjir dapat mengganggu atau bahkan merusak perekonomian

Perekonomian terganggu karena banjir merendam sawah sehingga panen/ produksi padi
terganggu, karena transportasi terputus bahan makanan yang diangkut oleh truk dapat
membusuk atau mungkin membutuhkan biaya tambahan karena harus mencari jalan
alternatif walaupun lebih jauh.

g. Banjir dapat mencemari lingkungan sekitar kita

Saat banjir datang tidak hanya air, tetapi juga membawa serta sampah, kotoran, limbah
pabrik / kimia, minyak (oli, bensin, solar, minyak ), dan masih banyak lagi. Selain dapat
mencemari sumber air bersih, banjir juga akan mengotori, halaman atau bahkan rumah kita
sehingga menjadi tidak hiegienis.

h. Banjir dapat mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit)

Banjir menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak bersih, sehingga nyamuk dan
bibit kuman penyakit mudah berkembang biak. Selain itu umumnya makanan dan minuman
yang sehat akan lebih susah ditemukan (terjadi kerawanan pangan) dan juga karena terlalu
sering kena air maka dapat menyebabkan kondisi tubuh menurun.

i. Banjir dapat menyebabkan erosi atau bahkan longsor


Semakin deras air banjir, kemungkinan untuk mengiikis pinggiran aliran banjirakan semakin
tinggi sehingga erosi atau bahkan longsor akan semakin mungkin terjadi.

j. Banjir dapat merubah, mengganggu, atau bahkan menghapus / menghilangkan masa


depan.

Bila banjir melanda cukup lama atau cukup besar, seiring dengan bertambahnya
pengalaman disaat banjir, roda kehidupan juga bisa dapat berubah dengan drastis.
Kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencaharian, hutang yang semakin menumpuk,
kesehatan yang terganggu, atau bahkan kehilangan jiwa.

6. Sekilas tentang tradisi banjir tahunan dan 5 tahunan

Di Jakarta tempat-tempat resapan air telah berubah fungsi menjadi bangunan bertingkat.
DAS kini tak berfungsi dengan baik karena tertimbun oleh limbah pabrik dan banyak pula
tangan-tangan jahil warrga yang dengan sadar membuang sampah ke Sungai. Kurangnya
daerah hijau (tempat resapan air) dan DAS yang kini tidak dapat berfungsi secara baik yang
menjadi sedikit penyebab terjadinya banjir tahunan di Jakarta. Belum lagi jika ada air kiriman
dari Bogor, karena tidak jarang, warga Jakarta mengalami banjir dadakan bahkan bukan
pada saat musim penghujan.

Banjir yang sudah menradisi, menjadi tamu yang dari tahun ke tahun selalu hadir. Tamu
tahunan yang tidak diundang dan tentunya sangat tidak diharapkan kehadirannya.

Konon, tamu tahunan itu berubah wajah menjadi lebih menyeramkan pada periode lima
tahunan. Banjir yang lebih parahpun terjadi pada lima tahun sekali itu. Pada Febuari 2007
lalu memang terjadi banjir bandang yang menggenangi sebagian besar ibu kota, bahkan
sempat memutus akses dan mengakibatkan kemacetan di mana-mana.

Kalau kita hitung maju 5 tahun dari tahun 2007 adalah tahun 2012 (tahun ini). Wajar saja jika
sebagian masyarakat mulai gelisah takut kalau-kalau bencana itu terulang kembali karena,
disebagian daerah mungkin masyarakatnya memiliki rasa trauamatik tersendiri.

Namun, menurut kepala badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (Kepala BMKG) Dr.
Sri Woro B Harijono. BMKG tidak mengenal banjir lima tahunan.

Banjir tidak mengenal siklus. Sebenarnya, salah satu faktor pemicu banjir dipengaruhi oleh
tiga hal, yakni penguapan, serta aktivitas di Samudra Pasifik dan di Samudra Hindia.

Suhu di Indonesia serta di Pasifik dan Hindia tidak selalu sama. Perbedaan suhu tersebut
akan berpengaruh pada pergerakan angin yang muaranya akan berpengaruh pada
kecepatan pembentukan massa uap air di udara, dan selanjutnya akan berdampak pada
meningkatnya curah hujan. Jika suhu di Indonesia lebih hangat, maka suhu di Pasifik lebih
dingin. Suhu yang lebih dingin membuat tekanan lebih tinggi. Angin akan bergerak ke
Indonesia, sesuai hukum bahwa udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke rendah. Angin
akan memicu pembentukan massa uap air di udara, meningkatkan potensi curah hujan.

Pada tahun 2007, aktivitas di Pasifik memang meningkat secara signifikan. Peningkatan
aktivitas itulah yang menyebabkan curah hujan lebih tinggi. Karena peningkatan cukup
signifikan, kenaikan curah hujan juga signifikan, mengakibatkan banjir lebih besar.

Suhu muka laut di Indonesia memang saat ini lebih hangat, sementara Pasifik lebih dingin.
Namun, perbedaan ini tidak terlalu besar sehingga tidak memicu peningkatan aktivitas
secara signifikan di Indonesia. Pada Desember 2011 hingga Maret 2012, pembentukan
massa uap air dan curah hujan memang meningkat. Puncak musim hujan terjadi pada
Desember 2011 dan Januari 2012. Namun, peningkatannya tidak signifikan.

Dari hal tersebut, bisa diketahui potensi banjir tahun 2012. Peningkatan aktivitas memang
terjadi, tetapi tidak sebesar tahun 2007. Jadi, secara meteorologi, potensi banjir tahun 2012
tidak akan sebesar tahun 2007.

Aktivitas Samudra Pasifik dan Hindia secara signifikan inilah yang tidak bisa dipastikan
apakah akan terjadi dalam periode tertentu, misalnya lima tahun. Karenanya, tidak bisa
dipastikan pula banjir besar akan terjadi di Indonesia, dalam hal ini Jakarta, sebagai wilayah
yang dipengaruhi tiap lima tahun.

7. Usaha-Usaha Pemerintah dalam Menanggulangi Banjir

Dewan Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui keterlibatan dalam proyek rehabilitasi
sejumlah kanal dan waduk untuk mendukung sistem manajemen banjir DKI Jakarta.

Studi menunjukkan bahwa langkah yang paling membawa manfaat bagi mitigasi banjir di
Jakarta adalah merehabilitasi sistem manajemen banjir kota, agar kembali pada kapasitas
semula. Selain pengerukan, perawatan rutin juga akan membantu mitigasi banjir. Proyek
Mitigasi Banjir Darurat Jakarta akan melakukan pengerukan pada sebelas saluran air
sepanjang 67,5 km serta empat waduk seluas 65 hektar, untuk membantu mengembalikan
kapasitas aliran air.

Rencana yang disebut juga " Jakarta Emergency Dredging Initiative " ini akan merehabilitasi
sekitar 42 km bantaran sungai dan semua kegiatan akan dilakukan pada titik-titik prioritas
sistem manajemen banjir Jakarta.

Proyek ini akan semaksimal mungkin mengurangi jumlah penduduk yang terkena dampak
banjir, sedangkan relokasi sebagai dampak kegiatan ini akan mengikuti Kerangka Kebijakan
Permukiman Kembali dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Kerangka Kebijakan ini
konsisten dengan praktik terbaik internasional untuk proses permukiman kembali dan
mereka yang akan direlokasi oleh proyek ini akan memperoleh akses perumahan yang
memadai.

Proyek Mitigasi Banjir Darurat Jakarta atau "Jakarta Urgent Flood Mitigation Project" akan
didanai melalui pinjaman sebesar 139,64 juta dolar AS dan pemerintah Pusat serta Pemda
DKI Jakarta akan memberikan kontribusi dana pendamping sebesar 49,71 juta dolar AS.
Saat ini, Jakarta telah menderita kerugian akibat banjir yang berulang terutama yang terjadi
pada bulan Januari 1996, Februari 2001, dan Februari 2007. Banjir pada 2007
menggenangi sekitar 36 persen kota, berdampak kepada lebih dari 2,6 juta penduduk dan
memaksa 340 ribu orang untuk mengungsi dari rumah. Saat itu, lebih dari 70 orang
meninggal dan penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh banjir berakibat kepada lebih
dari 200 ribu penduduk dengan total kerugian mencapai 900 juta dolar AS.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Banjir rutin tahunan yang menjadi tradisi warga kota jakarta bukanlah hal yang baru kita
alami. Sudah sejak bertahun-tahun lalu keadaan ini terjadi. Dan makin kini makin parah,
namun warga kota dapat bernapas lega karena ternyata, banjir 5 tahunan tidaklah benar-
benar ada. Karena banjir bukanlah sebuah siklus.

Banjir tersebut bukan karena tidak adanya tindakan antisipasi oleh warga juga tidak adanya
gerakan oleh pemerintah. Banyak cara sudah dilakukan warga dan pemerintah untuk dapat
mencagah datangnya bencana tahunan tersebut seperti, kerjabakti secara berkala dan di
buatnya gorong-gorong, namun semua itu tidak akan optimal karena semakin sedikitnya
daerah resapan air.

B. Saran

Sebagai warga yang baik maka hendaknya kita menjaga ligkungan sekitar seperti, tidak
membuang sampah ke kali atau selokan, menjaga kebersihan lingkungan dan tidak
menyemen halaman luar kita agar ada tempat untuk air meresap

Anda mungkin juga menyukai