FAKULTAS SYARIAH
SKENARIO
Disusun Oleh:
Aldi 1913010179
Alvindo Praditya 1913010071
Desthia Irsa Savitri 1913010167
Dodi Candra 1913020021
Elmi Yunita Harahap 1913040015
Indah Permata Sari 1913030081
Nada Fazira 1913030104
Nia Putri Wulandari 1913030067
Nico S.R Fernanda 1813030160
Susi Afriyeni 1913010105
Suci Ilmi 1913040036
Suci Rakhmawati 1913040075
Dosen Pembimbing :
Dra. Surwati, M.Ag
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN
Skenario Praktik Peradilan Agama yang disusun oleh Kelompok Pratikum Peradilan
Agama pada Pengadilan Agama Pariaman telah memenuhi persyaratan dan diperbaiki
sebagaimana kritikan dan saran dari Tim Penguji Sidang Praktik Peradilan Agama.
Disahkan di :
Pada Tanggal:
………………………………………
NIP......................................
Penguji I / Pembimbing Mitra
………………………………………
NIP......................................
Penguji II / Pembimbing Adm Kepaniteraan
……………………………………….
NIP.....................................
Penguji III / Dosen Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
Dekan Fakultas Syari’ah UIN Imam Bonjol Padang
Dr.Ikhwan,S.H.,M.Ag.
NIP.197007181995031001
Pariaman, 24 Desember 2021
Perihal : Cerai Talak
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan
Agama Pariaman
Di Pariaman
Adam Bin Abdullah, tempat dan tanggal lahir Padang , 12 Mei 1995, umur
26 tahun, agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan
Karyawan Swasta, bertempat tinggal di Karan Aur,
Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman. Selanjutnya
disebut Pemohon;
Hawa Binti Abu, tempat dan tanggal lahir Bukittinggi, 23 April 1995, umur
26 tahun, agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan Ibu
Rumah Tangga, bertempat tinggal di Cimparuah,
Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman. Selanjutnya
disebut Termohon;
Primair :
1. Mengabulkan permohonan Pemohon;
2. Memberi izin kepada Pemohon (Adam Bin Abdullah) untuk menjatuhkan talak satu
Raj’i terhadap Termohon (Hawa Binti Abu) di depan sidang Pengadilan Agama
Pariaman;
3. Membebankan biaya perkara menurut hukum;
Subsidair :
Apabila Majelis hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono);
Demikian dan atas terkabulnya permohonan ini, Pemohon menyampaikan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Hormat Pemohon,
Ketua Pengadilan Agama Pariaman telah membaca surat Gugatan Penggugat yang
terdaftar dalam register 12/Pdt.G/2022/PA.Prm 01 Januari 2022 .
Menimbang bahwa untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut perlu ditetapkan
Majelis Hakim yang susunannnya tersebut di bawah ini;
Mengingat, Pasal 11 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
Tentang Kekuasaan Kehakiman jo. Pasal 93 dan 94 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2006 dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009.
MENETAPKAN
1. Aldi, S.H.M.H...............................................................................Sebagai Ketua Hakim
2. Nada Fazira, S.H, M.H..................................................................Sebagai Hakim Anggota
3. Elmi Yunita Harahap, S.H.I..........................................................Sebagai Hakim Anggota
Ditetapkan di Pengadilan
Agama Pariaman
Pada tanggal 01 Januari 2022
Ketua
Aldi, S.H.,M.H
SURAT PENUNJUKAN PANITERA PENGGANTI
Nomor: 12/Pdt.G/2022/PA.Prm.
MENUNJUK
Pertama: Membantu Majelis Hakim dengan menghadiri dan mencatat jalannya sidangserta
membuat Berita Acara Persidangan;
Kedua: Melakukan semua perintah Majelis Hakim dalam rangka penyelesaian perkara tersebut.
MENUNJUK
Saudara/i Nico S.R fernanda, S.H. sebagai Jurusita Pengganti dengan tugas:
Melaksankan perintah Ketua Majelis menyampaikan panggilan, pemberitahuan isi putusan
kepada pihak yang tidak hadir, mengumumkan melalui media massa dan melakukan tugas-
tugas sebagai Jurusita Pengganti lainnya atas perintah Ketua Majelis;
Pada Hari Kamis tanggal 06 Januari 2022 saya Nico S.R fernanda, S.H. Jurusita
Pengganti pada Pengadilan Agama Pariaman, atas perintah Ketua Majelis Hakim Pengadilan
Agama tersebut, dalam perkara perdata Nomor:12/Pdt.G/2022/PA.Prm
TELAH MEMANGGIL
Adam Bin Abdullah, tempat dan tanggal lahir Padang , 12 Mei 1995, umur
26 tahun, agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan
Karyawan Swasta, bertempat tinggal di Karan Aur,
Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman.
Selanjutnya disebut Pemohon;
Sehubungan dengan akan dilaksanakan sidang dalam perkara cerai talak tersebut
antara:
Adam bin Abdullah sebagai Penggugat dengan Hawa Binti Abu sebagai Tergugat.
Panggilan ini saya serahkan ditempat kediaman Penggugat sendiri dan di Karan Aur,
Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman.
Demikian panggilan ini saya laksanakan dengan mengingat sumpah jabatan saya.
Kemudian kepadanya saya minta untuk membubuhkan tanda tangannya pada relaas ini.
Selanjutnya setelah relaas ini ditandatangani, saya serahkan sehelai relass kepadanya.
Pada Hari Kamis tanggal 06 Januari 2022 saya Nico S.R Fernanda, S.H. Jurusita
Pengganti pada Pengadilan Agama Pariaman, atas perintah Ketua Majelis Hakim Pengadilan
Agama tersebut, dalam perkara perdata Nomor: 12/Pdt.G/2022/PA.Prm
TELAH MEMANGGIL
Hawa Binti Abu, tempat dan tanggal lahir Bukittinggi, 23 April 1995, umur
26 tahun, agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan Ibu Rumah
Tangga, bertempat tinggal di Cimparuah, Kecamatan Pariaman
Tengah, Kota Pariaman. Selanjutnya disebut Termohon
Sehubungan dengan akan dilaksanakan sidang dalam perkara cerai talak tersebut
antara:
Ali bin Abdullah sebagai Penggugat dengan Hawa binti Abu sebagai Tergugat.
Panggilan ini saya serahkan ditempat kediaman Tergugat sendiri di Cimparuah,
Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman.
Demikian panggilan ini saya laksanakan dengan mengingat sumpah jabatan saya.
Kemudian kepadanya saya minta untuk membubuhkan tanda tangannya pada relaas ini.
Selanjutnya setelah relaas ini ditandatangani, saya serahkan sehelai relass kepadanya.
Panitera : Majelis hakim akan memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri.
Ketua Majelis : Sebelum kita memulai persidangan, alangkah baiknya kita berserah
diri kepada Allah SWT dan berdo`a demi kelancaran persidangan kali
ini. (berdo‟a).
Ketua Majelis : Pada hari ini Senin tanggal 10 Januari 2022, sidang perkara cerai
talak tingkat pertama dengan No : 12/Pdt.G/2022/PA.Prm dengan
mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, sidang dibuka dan dinyatakan
terbuka untuk umum (ketuk palu 3x).
Ketua Majelis : Kepada panitera dipersilahkan untuk memanggil para pihak yang
berperkara
Ketua majelis : Apakah benar saudara Pemohon, Adam bin Abdullah, Umur 26 tahun,
agama Islam, Pendidikan S1, Pekerjaan Karyawan Swasta, Alamat Karan Aur,
Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. (tanya satu
persatu)
Ketua Majelis :Karena ini merupakan sidang pertama bagi Pemohon dan Termohon
maka kami akan memeriksa terlebih dahulu identitas dari para pihak.
Hakim Anggota 1 : Apakah betul pemohon bernama Abdullah, 26 tahun, Agama Islam,
pendidikan S1, Pekerjaan Karyawan Swasta, Alamat Karan Aur,
Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.
Ketua Majelis : Sesuai relaas panggilan kepada Termohon, maka di dalam relaas
tersebut Termohon sudah di panggil secara resmi dan patut, namun pada
sidang hari ini Termohon tidak hadir.
Pemohon : Tidak yang mulia, saya tidak pernah bertemu dengan Termohon.
Ketua Majelis : Apakah Termohon masih tinggal sesuai dengan alamat yang ada
pada surat permohonan ini?
Hakim Anggota 2 : Begini Pemohon, sebelum sidang di lanjutkan kami Majelis Hakim
berkewajiban memberikan nasehat kepada pemohon. Coba dipikir-pikir
dahululah untuk bercerai, ingat Saudara sudah mempunyai anak, pikirkan
konsidi psikologis anak, apalagi mereka masih terlalu kecil, masih
membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, apakah Saudara tidak
kasihan dengan anaknya? Bagaimana nasibnya setelah Saudara bercerai
dengan istri? Usahakan berdamai dengan kepala dingin, redakan dulu
emosi masing- masing demi kepentingan anak, temui istri saudara secara
baik-baik, bicara baik-baik dengan keluarga istri. Tidak ada salahnya kalau
mengalah demi kebaikan anak dan rumah tangga saudara kedepannya.
Bagaimana kalau di cabut saja permohonannya pemohon?
Pemohon : Tidak yang mulia, saya masih tetap pada pendirian saya. Saya sudah
tidak tahan hidup seperti ini, rasanya tidak mungkin lagi kalau saya
berdamai, selama 2 tahun saya sudah bersabar yang mulia, cukup sampai
disini saja, saya tidak sanggup lagi menjalani kehidupan ini bersama dia.
Hakim Anggota 1 : Bagaimana pemohon, apakah ada keinginan pemohon untuk mencabut
gugatannya?
Pemohon : Tidak ada yang mulia, saya masih tetap pada pendiriannya.
Ketua Majelis : Baiklah, karena Pemohon tetap ingin melanjutkan sidang dan berhubung
Termohon tidak hadir pada hari ini meski telah di panggil, maka untuk
kepentingan kedua belah pihak, Termohon akan di panggil lagi. Maka
persidangan ditunda selama satu minggu, dan akan dilanjutkan pada hari
Senin tanggal 17 Januari 2022 jam 09:00 WIB, diperintahkan kepada
pemohon untuk hadir pada waktu tersebut tanpa dipanggil kembali dan
memerintahkan kepada jurusita Pengadilan Agama Pariaman untuk
memanggil Termohon kembali secara resmi dan patut. (Ketuk palu
1X).
Sidang dinyatakan selesai dan ditutup dengan mengucapkan Hamdalah.
(ketuk palu
3X)
SKENARIO SIDANG KEDUA
(Pemeriksaan Para Pihak Dan Mediasi)
(Sidang II, Senin tanggal 17 Januari 2022 Panitera memasuki ruangan sidang)
Panitera Pengganti : Majelis hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri
Ketua Majelis : Apakah Pemohon siap melakukan persidangan pada hari ini ?
Ketua Majelis : Saudari Termohon, kenapa tidak hadir pada sidang minggu lalu ?
Termohon : Maaf sebelumnya Yang Mulia, pada saat itu saya tidak dapat hadir
dikarenakan ada kepentingan mendadak yang tidak bisa saya
tinggalkan
Hakim Anggota I : Baiklah, sebelum sidang kita lanjutkan maka kami akan memeriksa
identitas Termohon terlebih dahulu
Hakim Anggota I : Saudari Termohon, apakah benar bernama Hawa Binti Abu, umur
26 tahun, agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan Ibu Rumah Tangga,
bertempat tinggal Jl. Imam Bonjol, Cimparuh, Kecamatan Pariaman
Tengah, Kota Pariaman? (Tanyakan Satu Persatu)
(Para Majelis Hakim memberikan upaya damai kepada para pihak dari hakim
junior- senior)
Ketua Majelis : Pemohon dan Termohon sebelum sidang ini kita lanjutkan,
menurut kami sebaiknya permasalahan Pemohon dan Termohon ini
diselesaikan secara kekeluargaan saja, selagi masih bisa dibicarakan
berdua akan lebih baik dari pada permasalahan ini diselesaikan di
pengadilan. Bagaimana menurut Termohon ?
Termohon : Bagi saya tidak ada permasalahan Yang Mulia, kalau Pemohon
bersedia menyelesaikannya secara kekeluargaan, saya tidak keberatan
Yang Mulia.
Ketua Majelis : Seperti yang barusan kita dengar Termohon masih ingin
menyelesaikan masalah ini dengan kekeluargaan. Bagaimana Pemohon,
apakah gugatan ini tetap dilanjutkan atau lebih baik gugatannya
dicabut saja
Pemohon : Lanjutkan saja Yang Mulia, saya masih tetap pada kuputusan untuk
bercerai.
Ketua Majelis : Baik, karena Pemohon tetap dengan keinginannya tidak mau
berdamai, maka sidang akan kita lanjutkan ke mediasi. “Sesuai dengan
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016
tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan bahwa pada hari sidang yang
telah ditentukan dan dihadiri oleh para pihak, maka para pihak wajib
menempuh proses mediasi. Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa
melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak
dengan dibantu oleh Mediator.
Dalam proses mediasi, para pihak dapat memilih mediator hakim atau
mediator nonhakim. Jika memilih mediator nonhakim, maka biaya
ditanggung para pihak.
Ketua Majelis : Kepada Pemohon dan Termohon, ini ada daftar nama dari hakim
mediator (hakim menunjukan daftar nama mediator), Pemohon dan
Termohon, apakah akan memilih mediator sendiri atau diserahkan
kepada majelis hakim untuk menunjuk mediatornya ?
(Pemohon dan Termohon maju kedepan menandatangani surat bahwa telah mendapatkan
penjelasan tentang mediasi)
Ketua Majelis : Kepada Pemohon dan Termohon, karena mediatornya sudah ditunjuk
maka sidang ditunda untuk proses mediasi. Sidang akan dilanjutkan
setelah proses mediasi dilaksanakan dan dilaporkan oleh hakim
mediator, Maka persidangan ditunda selama dua minggu, dan akan
dilanjutkan pada hari Senin tanggal 31 Januari 2022 jam 09:00
WIB, diperintahkan kepada pemohon dan termohon untuk hadir pada
waktu tersebut tanpa dipanggil kembali (Palu diketuk 1x)
Ketua Majelis : Baik, karena tidak ada lagi perkara yang akan disidangkan maka
sidang untuk hari ini dinyatakan selesai dan ditutup dengan
mengucapkan Hamdalah. (ketuk palu 3X)
MEDIASI
Nomor Perkara: 12/Pdt.G/2022/PA.Prm
Dengan Hormat,
Bersama ini saya selaku Mediator dalam Perkara Nomor 12/Pdt.G/2022/PA.Prm
memberitahukan bahwa proses mediasi yang dilaksanakan tidak berhasil mencapai
kesepakatan.
Demikian laporan ini disampaikan atas perhatian Majelis, saya ucapkan terimakasih.
(Sidang ke III, Senin 31 Januari 2022 panitera pengganti memasuki ruangan sidang)
Ketua Majelis : Pada hari ini Senin tanggal 31 Januari 2022, sidang Pengadilan
Agama Pariaman dengan nomor Perkara 12/pdt.G/2022/PA.Prm
dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim sidang dibuka dan
dinyatakan terbuka untuk umum.(Ketuk palu 3 kali)
Ketua Majelis : Kepada Pemohon dan Termohon apakah sudah siap untuk
melanjutkan sidang hari ini?
Ketua Majelis : Sehubungan dengan Berita Acara Sidang 2 minggu lalu Senin 17 Januari
2022, Membacakan Laporan Mediasi.
Ketua Majelis : Jadi bagaimana Permohon dan Termohon, apakah sidang kita lanjutkan?
Ketua Majelis : Termohon dalam hal ini, juga memiliki hak untuk menjawab
permohonan dari pemohon. Termohon memiliki dua cara untuk
menjawab permohonan dari pemohon yaitu secara tertulis dan lisan.
Apakah saudari termohon akan menjawab permohonan pemohon secara
tertulis atau lisan?
Ketua Majelis : Jika termohon akan menjawab secara tertulis, maka termohon
harus menyediakan salinannya sebanyak 6 rangkap. Apakah termohon
siap dengan jawabannya sekarang?
Termohon : Belum yang mulia, jadi saya mohon kepada majelis hakim agar
memberi waktu dengan menunda persidangan untuk mempersiapkan
jawaban tersebut Yang Mulia.
Ketua Majelis : Sidang dinyatakan terbuka untuk umum. (Ketok palu 1X)
Ketua Majelis : Pada hari ini, senin tanggal 07 Februari 2022, sidang Pengadilan
Agama Pariaman dengan nomor perkara 12/pdt.g/2022/PA.Prm
dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, dibuka dan
dinyatakan terbuka untuk umum. ( Ketuk palu 3X)
DALAM KONVENSI ;
2. Bahwa poin 4 tidak benar, karena Termohon tidak melakukan perselingkuhan seperti
yang dikatakan oleh Pemohon. Dan Termohon tetap melaksanakan kewajiban sebagai
istri seperti menyiapkan kebutuhan dari pemohon;
3. Bahwa tidak benar Termohon tidak perduli dengan keadaan Pemohon, selama
Pemohon dengan Termohon tinggal bersama, Termohon tetap melayani kebutuhan
Pemohon dan sampai sekarang kalau Pemohon datang tetap disuguhi minuman;
4. Bahwa poin 6 tidak benar, karena pihak keluarga telah berulangkali berusaha
mendamaikan Pemohon dengan Termohon dengan mendatangi rumah ibu
Pemohon di Pariaman, baik itu oleh keluarga Termohon maupun oleh Termohon
sendiri, namun pihak keluarga hanya bertemu dengan ibu Pemohon, sedangkan
Pemohon tidak ada di rumah, keluarga Termohon juga telah pernah menjumpai
keluarga Pemohon (paman Pemohon) untuk mendamaikan Pemohon dengan
Termohon, namun tidak berhasil ;
5. Bahwa poin 8 tidak benar, rumah tangga Pemohon dengan Termohon sering terjadi
perselisihan dan pertengkaran, yang benar apapun masalah rumah tangga yang terjadi,
Termohon selalu menghadapinya dengan sabar demi mempertahankan rumah tangga
Pemohon dengan Termohon;
6. Bahwa, pada prinsipnya Termohon tidak bersedia bercerai dengan Pemohon, namun
jika Majelis Hakim mengabulkan permohonan Pemohon, Termohon menuntut hak-
hak Termohon (rekonvensi) sebagai berikut :
DALAM REKONVENSI ;
1. Bahwa Termohon dalam konvensi disebut sebagai Penggugat dalam Rekonvensi
dan Pemohon dalam Konvensi disebut sebagai Tergugat dalam Rekonvensi;
5. Berdasarkan hal tersebut diatas, Penggugat memohon kepada Majelis Hakim agar
memberikan putusan sebagai berikut :
PRIMAIR:
Ketua Majelis : Apakah ada perubahan atau tambahan dalam jawaban dan
rekovensi Termohon?
Pemohon : Saya menjawabnya secara tertulis yang mulia, dan tolong sidang
di tunda yang mulia
Ketua Majelis : Pada hari ini Senin tanggal 14 Februari 2022, sidang Pengadilan
Agama Pariaman perkara Nomor 12/Pdt.G/2022 PA.Prm dengan
mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim sidang dibuka dan dinyatakan
terbuka untuk umum. (ketuk palu 3x).
Panitera : Dipanggil para pihak perkara Nomor 12/Pdt.G/2022 PA.Prm atas nama
Adam Bin Abdullah melawan Hawa Binti Abu dipersilahkan
memasuki ruang sidang.
Ketua Majelis : Saudara Pemohon apakah sehat? dan siap untuk mengikuti
persidangan hari ini ?
( Upaya damai dari hakim majelis di awal sidang dari Hakim Junior-Seniorr)
Ketua Majelis : Bagaimana Pemohon, semenjak sidang ditunda pada minggu yang
lalu, apakah ada niatan bagi pemohon untuk damai kembali dengan
Termohon?
Pemohon : Tidak Yang Mulia, saya sudah tidak bisa lagi melanjutkan hubungan
pernikahan ini Yang Mulia, karena tidak ada lagi kecocokan diantara
mereka berdua.
Ketua Majelis : apakah masih tidak bisa diselesaikan secara kekeluargaan saja
Pemohon?
Pemohon : tidak bisa yang mulia
(upaya damai dari Hakim 2)
Termohon : Insya Allah saya juga yakin untuk melanjutkan persidangan ini Yang
Mulia.
Ketua Majelis : Karena upaya damai yang telah kami lakukan untuk
mendamaikan kembali kedua belah pihak tidak berhasil, maka sidang
dilanjutkan.
(Sidang tertutup untuk umum) ( ketuk palu 1x )
Ketua Majelis : Sesuai dengan berita acara persidangan pada minggu lalu, tanggal
07 Februari 2022 bahwa agenda hari ini adalah pembacaan replik
konvensi dan jawaban rekonvensi dari pihak pemohon, saudara sudah
siap dengan Replik dan jawabannya?
Nomor Perkara :
12/Pdt.G/2022/PA.Prm Perihal : Replik
Pemohon
Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh Yang bertanda tangan di bawah
ini :
Kewarganegaraan :
Indonesia Selanjutnya sebagai
Termohon.
Saya selaku Pemohon dalam kesempatan ini mengajukan dan menyampaikan Replik
atas jawaban pihak Termohon tertanggal 07 Februari 2022, yaitu sebagai berikut :
REPLIK KONVENSI :
2. Bahwa, tidak benar keluarga Termohon datang ke rumah pemohon untuk menemui
Pemohon dan keluarga Pemohon.
3. Bahwa, benar terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dangan Termohon
dikarenakan Pemohon sering melihat tindakan Termohon yang sering melakukan
telfonan, video call, dan bahkan tetangga sekitar melihat secara langsung Termohon
bertemu dengan laki-laki tersebut.
JAWABAN REKONVENSI :
Hormat
saya,
Pemohon
Ketua Majelis : Bagaimana saudari termohon apakah mengerti dengan replik dan
balasan rekonvensi yang telah dibacakan oleh pemohon ?
Ketua Majelis : Termohon akan memberikan dupliknya secara tertulis atau lisan
Termohon : Saya mohon diberi waktu untuk menyiapkan duplik ini secara
tertulis dan menunda sidang Yang Mulia.
Ketua Majelis : Baiklah, karena sidang hari ini Termohon belum bisa
memberikan duplik nya, untuk memberi waktu kepada Termohon dalam
menyiapkan dupliknya secara tertulis, sidang ditunda dan akan
dilanjutkan pada hari Senin tanggal 21 Februari 2022 jam 09:00 WIB,
diperintahkan kepada Pemohon dan Termohon untuk hadir pada waktu
tersebut tanpa dipanggil kembali ( 1 x ketok palu )
Ketua Majelis : Baiklah karena tidak ada lagi perkara yang disidangkan, maka Sidang
dinyatakan selesai dan ditutup dengan membacakan Hamdallah ( 3 x
ketok palu
).
SKENARIO SIDANG KEENAM
(Duplik kovensi dan replik rekonvensi tertulis, duplik rekonvensi lisan)
(Sidang VII Senin, tanggal 21 Februari 2022, Panitera memasuki ruang sidang)
Ketua Majelis : Pada hari ini senin tanggal 21 Februari 2022, sidang pengadilan
agama Pariaman Nomor Perkara :12/Pdt.G/2022/PA.Prm dengan
mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim sidang dibuka dan dinyatakan
terbuka untuk umum (ketuk palu 3x)
Ketua Majelis : Bagaimana saudara Termohon, apakah sidang ini dapat dilanjutkan?
Ketua Majelis : Oleh karena pemohon dan termohon tetap pada pendiriannya
sidang dilanjutkan dan dinyatakan
(tertutup untuk umum) (ketok palu 1x)
Ketua Majelis : Persidangan hari ini untuk menerima duplik Termohon secara
tertulis dan replik rekovensi secara tertulis, apakah sudah disiapkan?
2. Bahwa, selain duplik diatas, Termohon tetap dengan jawaban Termohon dan
memberikan penambahan terhadap perlakuan Pemohon selama ini kepada
Termohon, yaitu Pemohon terlalu cemburu kepada Termohon dan sering marah-
marah;
3. Bahwa, anak Pemohon dan Termohon yang bernama Irfan Maulana
Abdullah mengalami ketakutan karena sering melihat Pemohon dan
Termohon bertengkar;
Ketua Majelis : Apakah saudara Pemohon mengerti dengan duplik Kovensi dan
replik rekovensi yang telah dibacakan?
Ketua Majelis : Oleh karena duplik konvensi dan replik rekonvensi Termohon
telah diterima, apakah Pemohon akan menyampaikan duplik
rekonvensinya secara tertulis atau lisan?
Pemohon : Belum siap Yang Mulia, Insyaallah pada sidang yang akan datang
pemohon siap. Saya mohon sidangnya ditunda untuk
mempersiapkan alat-alat bukti Yang Mulia.
Ketua Majelis : Sidang dinyatakan dibuka untuk umum (ketok palu 1x)
Ketua Majelis : Oleh karena Pemohon belum siap dengan alat-alat buktinya pada hari
ini, maka sidang ditunda dan akan dilanjutkan pada hari Senin 28
Februari 2022 jam 09.00 WIB untuk pembuktian, diperintahkan kepada
Pemohon dan Termohon untuk hadir pada waktu tersebut tanpa
dipanggil kembali. (ketuk palu 1x).
Sidang dinyatakan selesai dan ditutup dengan membacakan Hamdalah.
(ketok palu 3x).
SKENARIO SIDANG KETUJUH
( Pembuktian Secara Tertulis )
(Sidang VII Senin, tanggal 28 Februari 2022, Panitera memasuki ruang sidang)
Panitera Pengganti : Majelis hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri.
Ketua Majelis : Sebelum kita memulai persidangan, alangkah baiknya kita berserah
diri kepada Allah SWT dan berdo‟a demi kelancaran persidangan
kali ini. (berdo’a).
Ketua Majelis : Pada hari ini Senin tanggal 28 Februari 2022, sidang Pengadilan
Agama Pariaman dengan perkara No: 12/Pdt.G/2022/PA.Prm dengan
mengucapkan Bismillahirahmanirrahim, sidang dibuka dan
dinyatakan terbuka untuk umum (ketuk palu 3x).
Pemohon : Tidak Yang Mulia, sepertinya tidak bisa lagi melanjutkan hubungan
pernikahan ini, karena kalau saya melanjutkannya, dikhawatirkan
kami saling tersakiti Yang Mulia, dan hak dan kewajiban masing-
masing tidak bisa terpenuhi lagi Yang Mulia.
Ketua Majelis : Bagaimana saudari Hawa, apakah siap untuk melanjutkan sidang?
Ketua Majelis : karna upaya damai tidak berhasil sesuai berita acara sidang minggu
lalu, agenda kita hari ini yaitu pembuktian. (sidang tertutup untuk
umum) (ketok palu 1x)
Pemohon : Baik yang mulia, (lalu menyerahkan bukti surat berupa kutipan
akta nikah lalu diberi kode (P) dan bukti Foto)
Hakim Ketua : Apakah betul nama yang ada di buku nikah ini
nama saudari?
mulia Ketua Majelis : Sidang dinyatakan terbuka untuk umum (Ketuk Palu 1 X)
Hakim Ketua : Baiklah karena tidak ada lagi perkara yang disidangkan, maka
sidang dinyatakan selesai dan ditutup dengan membacakan
Hamdallah (3 x ketok palu)
SKENARIO SIDANG KEDELAPAN
(Pemeriksaan Saksi dari Pemohon)
(Sidang VIII, Senin 07 Maret 2022, panitera pengganti memasuki ruangan sidang)
Panitera pengganti : Majelis hakim akan memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri.
Ketua Majelis : Sebelum kita memulai persidangan, alangkah baiknya kita berserah
diri kepada Allah SWT dan berdo‟a demi kelancaran persidangan kali
ini. (berdo‟a).
Ketua Majelis : Pada hari Senin 07 Maret 2022, sidang Pengadilan Agama
Sawahlunto Nomor Perkara 12/Pdt.G/2022/PA.Prm dengan
mengucapkan Bismillahirahmanirrahim dibuka dan dinyatakan terbuka
untuk umum (ketuk palu 3x).
Ketua Majelis : Baiklah sesuai dengan berita acara persidangan pada minggu
lalu, bahwa agenda persidangan hari ini yaitu pembuktian dari
pihak pemohon.
Hakim Anggota I : silahkan duduk kembali, Baiklah saya akan memeriksa saksi I terlebih
dahulu, saksi II boleh keluar dulu
Saksi I : Kenal yang mulia, beliau istri dari kakak saya yang mulia
Hakim Anggota I : Apakah saudara tau berapa orang anak dari Pemohon dan Termohon?
Hakim Anggota I : Apakah benar anak Pemohon dan Termohon ini bernama Irfan?
Hakim Anggota 1 : Dimana Pemohon dan Termohon tinggal bersama setelah menikah?
Hakim Anggota 1 : Apa yang menyebabkan Pemohon dan Termohon pisah rumah ?
Saksi I : Pernah yang mulia, saya sesekali pergi kerumah Pemohon dan
Termohon lalu melihat mereka bertengkar karena Termohon tidak
menyiapkan makan malam disaat Pemohon pulang bekerja yang mulia.
Hakim Anggota 1 : Apakah ada usaha perdamaian yang dilakukan oleh keluarga kedua
belah pihak agar rumah tangga Pemohon dan Termohon berbaik
kembali?
Hakim Anggota I : Baiklah, Pemohon apakah ada yang ingin ditanyakan kepada saksi 1?
Saksi II : Dari tahun 2017 yang mulia, saya sudah tinggal lebih dulu
disana sebelum Pemohon dan Termohon tinggal bersama disana
Hakim Anggota II : Pemohon dan termohon sudah menikah pada tahun 2017, apakah
itu benar saudari?
Hakim Anggota II : Apakah saudari tau berapa orang anak dari Pemohon dan Termohon?
Hakim Anggota II : Apakah benar anak Pemohon dan Termohon ini bernama Irfan?
Hakim Anggota 1I : Dimana Pemohon dan Termohon tinggal bersama setelah menikah?
Hakim Anggota II : Apa Yang menyebabkan Pemohon dan Termohon pisah rumah ?
Hakim Anggota II : Apakah Saudari Pernah melihat atau mendengar Pemohon dan
Termohon bertengkar?
Saksi II : Saya tidak pernah melihat secara langsung, tapi saya pernah
mendengar terjadi keributan di rumah kediaman Pemohon dan
Termohon, namun saya tidak tau apakah mereka bertengkar atau
bagaimana yang Mulia
Hakim Anggota II : Setau saudari Apakah tidak ada usaha perdamaian yang dilakukan
oleh keluarga kedua belah pihak agar rumah tangga Pemohon dan
Termohon berbaik kembali?
Saksi II : Ada, keluarga Pemohon datang untuk menyelesaikan, namun
tidak berhasil yang mulia
Saksi II : Kalau masalah itu saya tidak terlalu mengetahui yang mulia
Pemohon : Tidak yang mulia, saya rasa sudah cukup yang mulia
Hakim Anggota II : Saudari Termohon, apakah ada yang akan ditanyakan kepada saksi?
Ketua Majelis : Oke, terimakasih atas persaksiannya kalau begitu saksi boleh keluar.
Termohon : Tidak, saya belum siap yang mulia. Mohon sidang ditunda
untuk pembuktian dari saya yang mulia
(Majelis Hakim Bermusyawarah)
Ketua Majelis : Karena pihak Termohon belum siap dengan alat bukti dan saksi-
saksinya, maka pemeriksaan pada hari ini di anggap cukup, sidang di
tunda dan akan dilanjutkan pada hari Senin 14 Maret 2022 diperintahkan
kepada pemohon dan Termohon untuk hadir pada waktu tersebut tanpa
dipangil kembali (1 X ketok Palu).
Sidang dinyatakan selesai dan ditutup dengan membacakan Hamdalah (3
X ketok Palu)
SKENARIO SIDANG KESEMBILAN
(Pemeriksaan Saksi dari Termohon)
Saksi 1 : Aldi
Ketua Majelis : Sebelum kita memulai persidangan, alangkah baiknya kita berserah
diri kepada Allah SWT dan berdo‟a demi kelancaran persidangan kali
ini. (berdo‟a).
Ketua Majelis : Pada hari ini, senin tanggal 14 Maret 2022, sidang Pengadilan
Agama Pariaman dengan nomor perkara: 12/Pdt.G/2022/PA.Prm
dengan mengucapkan Bismillahirahmanirrahim sidang dibuka dan
dinyatakan terbuka untuk umum (ketuk palu 3x).
Pemohon : Tidak Yang Mulia, sepertinya tidak bisa lagi melanjutkan hubungan
pernikahan ini, karena kalau saya melanjutkannya, dikhawatirkan
kami saling tersakiti Yang Mulia, dan hak dan kewajiban masing-
masing tidak bisa terpenuhi lagi Yang Mulia.
Ketua Majelis : Bagaimana Pemohon semenjak penundaan sidang minggu lalu, apakah
ada keinginan Pemohon untuk mencabut gugatannya dan kembali
membina rumah tangga dengan sang istrinya ?
Pemohon : Tidak ada yang mulia, saya tetap dengan pendirian dan tidak ingin lagi
melanjutkan pernikahan tersebut mulia.
Ketua Majelis : Apakah Termohon sudah siap dengan alat bukti pada hari ini ?
Ketua Majelis : Baik, Sesuai penundaan sidang minggu lalu maka sidang akan
kita lanjutkan dengan agenda pembuktian dari pihak Termohon.
Ketua Majelis : Saudari Termohon alat bukti apa yang sudah disiapkan?
Termohon : Saya mempunyai alat bukti tertulis dan saksi yang mulia
Ketua Majelis : Pemohon silahkan maju kedepan untuk melihat alat bukti ini,
apakah benar kepemilikan disini dimiliki oleh Pemohon
Ketua Majelis : Baiklah, alat bukti yang diberikan oleh Termohon akan dijadikan
bahan pertimbangan oleh Majelis Hakim. Bagaimana Termohon
apakah masih ada alat bukti tertulis lainnya?
Termohon : Alat bukti tertulisnya cukup yang mulia. Untuk pembuktian lainnya
saya membawa 2 orang saksi.
Ketua Majelis : Baik, sebelum saudari diminta keterangannya, maka kami akan
menanyakan identitas terlebih dahulu?
Ketua Majelis : Tanggal lahir 2 November 1972, Agama Islam, apakah betul ?
Saksi I : Di Cimparuah
Ketua Majelis : Selanjutnya Saksi II, apa benar dengan ibu Indah?
Hakim Anggota I : Ibuk dan bapak silahkan berdiri (Saksi disumpah oleh Majelis Hakim).
Ikuti apa yang saya katakan. “Bismillahirrahmanirrahim, Wallahi,
Demi Allah saya bersumpah akan memberikan keterangan yang
sebenarnya tiada lain dari pada yang sebenarnya dipersidangan ini.”
Hakim Anggota I : Baiklah kita periksa saksi satu persatu dulu ya, saya akan memeriksa
saksi I terlebih dahulu, saksi 2 silahkan menunggu diluar.
Hakim Anggota 1 : Bapak aldi, apakah saudara benar bapak kandung dari termohon?
Hakim Anggota 1 : Apa benar anak bapak telah menikah dengan saudara Adam di Karan
Aur pada tanggal 09 maret 2017?
Hakim Anggota 1 : Apa penyebab anak bapak berpisah dengan menantu bapak?
Hakim Anggota I : Setau bapak apa penyebab pertengkaran secara terus menerus itu pak?
Saksi I : Awalnya menantu saya ini melihat ada foto anak saya dengan
temannya, karena foto itulah dia cemburu yang mulia, dia menuduh
anak saya berselingkuh sedangkan yang di foto itu hanya teman anak
saya
Hakim Anggota 1 : Oooh berarti awal mula pertengkaran anak bapak dengan menantu bapak
karena bertemu foto anak bapak dengan teman laki-lakinya?
Saksi 1 : Kenal yang mulia, dia itu sudah menjadi teman anak saya dari lama
Hakim Anggota I : Apakah bapak melihat langsung pertengkaran anak bapak dan
menantu bapak ?
Saksi I : Tidak yang mulia, anak saya yang menceritakannya ke saya yang mulia. Kalau
suaminya marah-marah
Hakim Anggota I : setau bapak siapa yang pergi meninggalkan kediaman?
Saksi 1 :Anak saya yang mulia, dia kembali kerumah karena dia tidak tahan dengan sikap
suaminya yang selalu cemburu, dan memaksa anak saya utuk memilih antara
mengaku berselingkuh atau keluar dari rumah kediaman bersama
Hakim Anggota 1 : Hmmm Selain permasalahan cemburu ini apakah ada permasalahan lain yang
membuat anak bapak dan menantunya bertengkar?
Saksi 1 : Tidak ada, cuma itu yang saya tau Yang Mulia
Hakim Anggota 1 : Apa ada upaya damai dari kedua belah pihak?
Saksi I :Sudah pernah dilakukan dulu Yang Mulia. Tapi dari pihak Pemohon tidak
ada itikad baik untuk berdamai Yang Mulia
Hakim Anggota I : Oh iya buk, Setau bapak Apa pekerjaan dari minantu bapak ini?
Saksi I : Karyawan Swasta Yang Mulia
Hakim Anggota I : Setau bapak, menantu bapak ini kan Karyawan Swasta, berapa gajinya
perbulan pak?
Saksi 1 : 5 jutaan yang mulia
Ketua Majelis :Kepada bapak Adam apakah ada pertanyaan yang ingin ditanyakan ke saksi?
Pemohon : Tidak ada mulia
Ketua Majelis : Baik, terima kasih pak atas keterangannya semoga bisa membantu. Silahkan
tunggu diluar dulu ya buk.
(Saksi I meninggalkan ruang sidang)
Ketua Majelis : Baiklah selanjutnya pemeriksaan saksi ke II
(panitera memanggil saksi ke 2)
Hakim Anggota II : Dengan ibu Indah, saudari siapanya termohon?
Saksi II : saya bibinya yang mulia
Hakim Anggota II : Apa ibuk mengenal Pemohon?
Saksi 2 : Kenal yang mulia, dia suami dari keponakan saya
Hakim Anggota II : Apa benar Termohon menikah dengan Pemohon pada tanggal 09
Maret 2017 di karan aur?
Saksi 2 : Benar yang mulia
Hakim Anggota II : Ketika menikah, apa status keduanya gadis dengan bujang buk?
Hakim Anggota II : Apa Yang menyebabkan Pemohon dan Termohon pisah rumah ?
Saksi II : Kalau penyebabnya saya tidak tau, saya hanya mendengar cerita
dari kakak dan keponakan saya saja
Hakim Anggota II : Setahu ibuk kapan rumah tangga mereka ini mulai tidak rukunnya?
Hakim Anggota II : Apakah tidak ada usaha perdamaian yang dilakukan oleh keluarga agar
rumah tangga Pemohon dan Termohon berbaik kembali?
Saksi II : Ada yang mulia, saya juga ikut waktu keluarga kami pergi ke rumah
keluarga Pemohon untuk membicarakan tentang rumah tangga mereka,
namun tidak ada sambutan yang baik dari keluarga Pemohon
Hakim Anggota II : Sepengetahuan Ibuk apa saja masalah yang terjadi dalam rumah tangga
keponakan ibuk?
Saksi II : Saya tidak terlalu mengetahui permasalahan mereka yang mulia, namun
Cuma dengar dari kakak saya kalau Saudara Adam ini terlalu cemburu
dengan ponakan saya.
Hakim Anggota II : Oh iya pak, Setau bapak Apa pekerjaan dari Adam ini?
Ketua Majelis : Baiklah karena 2 saksi telah kita periksa, dan agenda sidang kita pada hari
ini sudah selesai, maka pemeriksaan pada hari ini dianggap cukup, sidang
akan dilanjutkan pada hari Senin 21 Maret 2022 pada jam 09.00 WIB dan
diperintahkan kepada pemohon dan Termohon untuk hadir pada waktu
tersebut tanpa dipangil kembali (1 X ketok Palu).
Dengan membaca Alhamdulillahirabbil‟alamiin Sidang
dinyatakan selesai dan ditutup (3 X ketok Palu).
SKENARIO SIDANG KESEPULUH
(Kesimpulan Para Pihak)
Panitera pengganti : Majelis hakim akan memasuki ruang sidang , hadirin dimohon berdiri.
Ketua Majelis : Sebelum kita memulai persidangan, alangkah baiknya kita berserah
diri kepada Allah SWT dan berdo’a demi kelancaran persidangan kali
ini. (berdo‟a).
Ketua Majelis :Pada hari Senin 21 Maret 2022, sidang Pengadilan Agama
Pariaman No:12/Pdt.G/2022/PA.Prm dengan
mengucapkan
Bismillahirahmanirrahim sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk
umum (ketuk palu 3x).
Pemohon : Tidak Yang Mulia, saya tetap dengan pendiriannya dan tidak
ingin lagi melanjutkan hubungan pernikahan tersebut buk.
Ketua Majelis : Bagaimana saudari Hawa, apakah siap untuk sidang hari ini?
Ketua Majelis : Sesuai penundaan minggu yang lalu maka sidang akan kita
lanjutkan dengan agenda kesimpulan para pihak.
Kepada Yang
Terhormat Majelis
Hakim
Di
Pariaman
Dalam Perkara
antara
Melawan
Nama : Hawa Binti Abu
Usia : 26 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Cimparuah, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman,
Untuk selanjutnya mohon disebut sebagai TERMOHON
Untuk dan atas nama Termohon dengan menyampaikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa dalam fakta persidangan berdasarkan keterangan saksi I dan II atas nama Aldi dan Indah
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut;
1.1 Bahwa Pemohon dengan Termohon telah menikah di Karan Aur, Kecamatan
Pariaman Utara, Kota Pariaman , pada tanggal 09 Maret 2017, sesuai dengan
Kutipan Akta Nikah Nomor : 06/06/III/2017, yang dikeluarkan oleh Kepala KUA
Pariaman Utara, pada tanggal 02 April 2017;
1.2 Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon sepakat tinggal bersama untuk
membina rumah tangga di Karan Aur. Keduanya membina rumah tangga selama
4 tahun, bahwa Pemohon dengan Termohon berpisah pada tanggal 15 Maret
2021, yang mana Pemohon tetap bertempat tinggal di rumah semula dan
Termohon bertempat tinggal di rumah orang tuanya di Cimparuah, Kecamatan
Pariaman Tengah, Kota Pariaman;
1.3 Bahwa antara Pemohon dengan Termohon telah bergaul sebagaimana layaknya
suami isteri yang sah dan telah dikaruniai 1 (Satu) orang anak yang bernama Irfan,
lahir tanggal 14 Februari 2018;
2. Bahwa Termohon konvensi/ Penggugat rekonvensi secara tegas menyatakan
menolak atau tidak menerima seluruh alasan Pemohon konvensi/ Tergugat
rekonvensi, kecuali yang diakuinya secara tegas atau secara diam-diam oleh
Termohon Konvensi / Penggugat Rekonvensi;
3. Bahwa dalam fakta persidangan berdasarkan pernyataan saksi I atas nama Aldi dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
3.1 Bahwa telah terbukti dalil dari Termohon Konvensi/Pemohon Rekonvensi pada
jawabannya yang menyatakan jika sebelum terjadi pertengkaran antara Pemohon
Konvensi / Tergugat Rekonvensi pada Bulan Maret 2021, Pemohon Konvensi/
Tergugat Rekonvensi tidak ada memberikan nafkah iddah, Tergugat menyatakan
hanya sanggup memenuhi tuntutan Penggugat Rekonvensi sejumlah Rp
1.000.000,00 (Satu juta rupiah) karena tergugat Rekonvensi tidak memiliki uang
simpanan, selama ini Tergugat Rekonvensi yang menanggung seluruh biaya hidup
dan biaya pendidikan anak.
3.2 Bahwa terhadap tuntutan Penggugat Rekonvensi mengenai mut`ah
Tergugat Rekonvensi hanya sanggup memberikan uang sejumlah
Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah)
3.3 Bahwa terhadap tuntutan Penggugat Rekovensi mengenai nafkah anak,
Tergugat Rekovensi hanya sanggup memberikan uang sejumlah Rp500.000,00
(lima ratus ribu rupiah)
3.4 Bahwa mengenai keterangan saksi ini Pemohon Konvensi/ Tergugat Rekonvensi
juga membenarkan tidak ada penyangkalan. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas,
mohon kepada yang terhormat Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini berkenan
untuk menerima, memeriksa dan memutuskan Perkara ini dengan putusan sebagai
berikut :
PRIMER:
- Menetapkan sah secara hukum perkawinan antara Pemohon dan Termohon
- Menjatuhkan talak satu raj’I kepada Termohon
SUBSIDAIR:
- Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon Putusan yang seadil – adilnya
(Ex aequo et bono).
Demikian kesimpulan ini dapat kami sampaikan, besar harapan kami kesimpulan yang
kami sampaikan ini dapat membantu Majelis Hakim yang terhormat dalam memutus perkara
ini dengan putusan yang adil dan dapat dipertanggungjawabkan bagi semua pihak menurut
hukum yang berwawasan pada kebenaran dan keadilan.
Pariaman, 21 Maret
2022 Hormat Saya
Termohon
Hakim anggota 1 : apakah ada perubahan terhadap isi dari kesimpulannya Termohon?
Termohon : tidak yang mulia.
Hakim Anggota 1 : Apakah masih ada yang ingin ditanyakan?
Pemohon : Tidak yang Mulia
Ketua Majelis : Baiklah karena kesimpulan dari para pihak telah siap dibacakan, maka
sidang dilanjutkan dengan agenda Pembacaan Putusan pada hari Senin
28 Maret 2022 pada jam 09.00 WIB diperintahkan kepada pemohon dan
Termohon untuk hadir pada waktu tersebut tanpa dipangil kembali (1 X
ketok Palu).
Dengan membacakan Hamdalah sidang dinyatakan selesai dan ditutup (3
X ketok Palu).
SKENARIO SIDANG KESEBELAS
(PUTUSAN)
Ketua Majelis :Sebelum kita memulai persidangan, alangkah baiknya kita berserah diri
kepada Allah SWT dan berdo‟a demi kelancaran persidangan kali ini.
(berdo‟a).
Ketua Majelis : Pada hari ini Senin 28 Maret 2022, Sidang Pengadilan Agama
Pariaman No:12/Pdt.G/2022/PA.Prm dengan mengucapkan
Bismillahirahmanirrahim Sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk
umum. (ketuk palu 3x).
Ketua Majelis : Kepada panitera dipersilahkan untuk memanggil para pihak yang
berperkara.
Pemohon : Alhamdulillah sehat Yang Mulia, saya siap untuk melanjutkan sidang.
Ketua Majelis : Apa Pemohon mengerti dengan putusan yang dibacakan tadi?
Atau ada yang ingin saudara tanyakan?
(Setelah putusan dibacakan oleh ketua majelis, lalu ketua majelis memberikan penjelasan)
Ketua Majelis : Kepada Pemohon dan Termohon bahwa, bagi pihak yang tidak
menerima hasil putusan tersebut ada upaya hukum banding ke
Pengadilan Tinggi Agama Padang melalui Pengadilan Agama
Pariaman. Namun jika kedua belah pihak setuju dan menerima hasil
putusan ini, maka kedua belah pihak akan dipanggil untuk
pengucapan ikrar talak dari Pemohon. Setelah putusan tersebut
Berkekuatan Hukum Tetap (BHT) yakni 14 hari setelah putusan ini
dibacakan. Pemohon dan Termohon akan dipanggil kembali melalui
juru
sita.
Termohon : Kapan kami datang kepersidangan lagi Yang Mulia?
Ketua Majelis : Tunggu saja dirumah, nanti akan ada panggilan dari jurusita
kepada ibuk.
Termohon : Baik Yang Mulia
Hakim Ketua : Karena tidak ada lagi yang akan disidangkan maka sidang
dinyatakan ditutup dengan mengucapkan
Alhamdulillahirrabbil’alamin. (ketuk palu 3x)
SKENARIO KEDUA BELAS
(Pembacaan Ikrar Talak)
(Sidang XII, Senin, 18 April 2022, Panitera Pengganti memasuki ruang sidang)
Panitera Pengganti : Majelis Hakim memasuki ruang sidang hadirin di persilahkan berdiri
( Majelis hakim memasuki ruangan sidang dan duduk di kursinya masing-masing
) Panitera Pengganti : Hadirin disilahkan Duduk kembali
Hakim Ketua : Sebelum kita memulai persidangan, alangkah baiknya kita berserah
diri kepada Allah SWT dan berdo’a demi kelancaran persidangan hari ini.
(Berdo’a)
Hakim Ketua : Pada ini Senin 18 April 2022, Sidang Pengadilan Agama Pariaman
No:12/Pdt.G/2022/PA.Prmdengan mengucapkan
Bismillahirahmanirrahim Sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk
umum. (ketuk palu 3x).
Hakim Ketua :Kepada panitera pengganti dipersilahkan untuk memanggil para pihak
yang berperkara.
Panitera Pengganti :Dipanggil para pihak perkara Nomor 12/Pdt.G/2022/PA.Prm Atas nama
Adam Bin Abdullah (Pemohon) melawan Hawa Binti Abu (Termohon)
(Pemohon dan Termohon memasuki ruang
sidang) Hakim Ketua :Bagaimana keadaan Pemohon hari ini?
Pemohon :Alhamdulillah sehat Yang Mulia
Ketua Hakim :Termohon bagaimana keadaannya, sehat?
Termohon :Alhamdulillah sehat Yang Mulia
Ketua Hakim :Apakah Pemohon siap untuk membacakan ikrar talak hari ini?
Pemohon :Siap Yang Mulia
Hakim Ketua :Baiklah, sebelumnya Majelis Hakim akan memberikan sedikit nasehat
kepada Pemohon dan Termohon agar rukun kembali dan mengurungkan niat
untuk bercerai.
Pemohon : Saya tetap dengan keputusan saya yang Mulia. Saya dan termohon
sudah sama-sama ingin bercerai.
Hakim Ketua : Tampaknya perdamaian tidak berhasil dilakukan, maka dilanjutkan
dengan musyawarah Majelis, untuk putusan maka sidang dinyatakan
tertutup untuk umum. (Ketuk 1x)
(Kepada Pemohon dan Termohon dipersilahkan meninggalkan ruangan sidang.)
(Majelis Hakim Berdiskusi)
Hakim Ketua :Majelis Hakim selesai musyawarah, sidang dinyatakan terbuka untuk
umum. (Ketuk 1x)
(Panitera panggil Pemohon dan Termohon kepersidangan)
Panitera Pengganti: Pemohon atas nama adam Bin ABdullah, dan Termohon Hawa Binti Abu
dipersilahkan memasuki ruangan sidang.
Hakim Ketua : Bagaimana Termohon, apakah dalam keadaan suci?
Termohon : Iya yang Mulia.
Hakim Ketua : Baiklah Pemohon, sesuai dengan Amar Putusan sidang minggu lalu, bahwa
Pemohon harus membayar nafkah iddah sejumlah Rp1.500.000,00, (satu juta
lima ratus ribu rupiah) nafkah mut’ah sejumlah Rp1.500.000,00 (satu juta lima
ratus ribu rupiah) dan nafkah anak sejmlah Rp750.000,00 (tujuh ratus lima puluh
ribu rupiah) kepada Termohon. Dengan jumlah seluruhnya Rp3.750.000,00 (tiga
juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).
Apakah sudah dibawa uangnya Pemohon?
Pemohon : Sudah Yang Mulia.
Hakim Ketua : Pemohon silahkan berikan uang itu kepada Termohon, dan saling
memaafkan satu sama lain. Karena yang putus itu tali perkawinan, bukan tali
silaturrahmi.
Pemohon : Iya Yang Mulia.
Termohon : Iya Yang Mulia
Hakim Ketua : Baiklah, Majelis Hakim akan membacakan Putusan.
(Membacakan Putusan)
Hakim Ketua :Saudara Pemohon, apakah saudara menerima putusan tersebut?
Pemohon :Saya terima yang Mulia.
Hakim Ketua : Apakah saudara sudah siap untuk mengucapkan ikrak talak
kepada Termohon?
Pemohon : Sudah yang Mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, saudara Pemohon saya bimbing saudara. Mohon ikuti saya dan
pasang niat dalam hati untuk menceraikan istri Pemohon dengan Talak
Satu Raj’i
Pemohon : Baik yang Mulia, (Mengikuti apa yang disebutkan Hakim Ketua)
(Pembacaan Ikrar
Talak) Hakim Ketua:
Istighfar 3x
Pada hari ini saya Adam Bin Abdullah dihadapan sidang Pengadilan Agama
Pariaman menjatuhkan Talak 1 Raj’I terhadap istri saya Hawa Binti Abu.
Hakim Ketua : Baiklah Pemohon dan Termohon, simak penetapan yang akan dibacakan, dengan ini
Menetapkan :
1. Menyatakan perkawinan antara Pemohon Adam Bin abdullah dengan Termohon Hawa Binti
Abu putus karena perceraian, dengan Talak satu Raj’i
2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya yang ditimbulkan akibat penetapan ini sebesar
Rp260.000 ( dua ratus enam puluh ribu rupiah )
Hakim Ketua : Sidang dinyatakan terbuka untuk umum.(Ketuk 1x)
Hakim Ketua : Sidang Perkara Cerai Talak register 121/Pdt.G/2022/PA.Prm pada hari
ini Senin, tanggal 18 April 2022, dinyatakan ditutup dengan mengucapkan
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. ( Ketuk Palu 3x )
PUTUSAN
Nomor 12/Pdt.G/2022/PA.Prm
Pengadilan Agama Pariaman yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
tingkat pertama dalam sidang Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sebagai berikut
dalam perkara cerai talak antara:
Adam Bin Abdullah, tempat/tanggal lahir tempat dan tanggal lahir Padang , 12 Mei 1995,
umur 27 tahun, agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan Karyawan
Swasta, bertempat tinggal di Karan Aur, Kecamatan Pariaman
Tengah, Kota Pariaman. Selanjutnya disebut Pemohon;
MELAWAN
Hawa Binti Abu, tempat dan tanggal lahir Bukittinggi, 23 April 1995, umur 27 tahun, agama
Islam, pendidikan S1, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, bertempat
tinggal di Cimparuah, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman.
Selanjutnya disebut Termohon;
DUDUK PERKARA
Primer :
Subsider :
Jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono);
Bahwa pada hari dan tanggal sidang yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon
telah datang menghadap ke muka sidang;
Bahwa Majelis Hakim telah mendamaikan Pemohon dan Termohon akan tetapi tidak
berhasil, kemudian Pemohon dan Termohon telah menempuh proses mediasi dengan mediator
Desthia Irsa Savitri, S.H., M.H sebagaimana laporan mediator tanggal 2 4 J a n u a r i 2022,
akan tetapi tidak berhasil;
2. Bahwa poin 4 tidak benar, karena Termohon tidak melakukan perselingkuhan seperti
yang dikatakan oleh pemohon. Dan termohon tetap melaksanakan kewajiban
sebagai
istri seperti menyiapkan kebutuhan dari pemohon;
3. Bahwa tidak benar Termohon tidak perduli dengan keadaan Pemohon, selama
Pemohon dengan Termohon tinggal bersama, Termohon tetap melayani kebutuhan
Pemohon dan sampai sekarang kalau Pemohon datang tetap disuguhi minuman;
4. Bahwa poin 6 tidak benar, karena pihak keluarga telah berulangkali berusaha
mendamaikan Pemohon dengan Termohon dengan mendatangi rumah ibu
Pemohon di Karan Aur, baik itu oleh keluarga Termohon maupun oleh Termohon
sendiri, namun pihak keluarga hanya bertemu dengan ibu Pemohon, sedangkan
Pemohon tidak ada di rumah;
5. Bahwa poin 8 tidak benar, rumah tangga Pemohon dengan Termohon sering terjadi
perselisihan dan pertengkaran, yang benar apapun masalah rumah tangga yang terjadi,
Termohon selalu menghadapinya dengan sabar demi mempertahankan rumah tangga
Pemohon dengan Termohon;
6. Bahwa, pada prinsipnya Termohon tidak bersedia bercerai dengan Pemohon, namun
jika Majelis Hakim mengabulkan permohonan Pemohon, Termohon menuntut hak-
hak Termohon (rekonvensi) sebagai berikut :
DALAM REKONVENSI
1. Bahwa Termohon dalam konvensi disebut sebagai Penggugat dalam Rekonvensi
dan Pemohon dalam Konvensi disebut sebagai Tergugat dalam Rekonvensi;
2. Bahwa Penggugat Rekonvensi menuntut nafkah iddah kepada Tergugat
Rekonvensi sejumlah Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah);
3. Bahwa Penggugat Rekonvensi menuntut nafkah muth‟ah kepada Tergugat
Rekonvensi sejumlah Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah)
4. Bahwa Penggugat Rekonvensi juga menuntut nafkah anak Penggugat Rekonvensi
dengan Tergugat Rekonvensi untuk masa yang akan datang minimal sejumlah
Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) perbulan sampai anak tersebut dewasa atau
mandiri; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Penggugat memohon kepada
Majelis
Hakim agar memberikan putusan sebagai berikut :
PRIMER:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menghukum Tergugat Rekonvensi agar membayar kepada Penggugat Rekonvensi berupa :
- Nafkah selama masa iddah sejumlah Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah)
- Nafkah mut‟ah sejumlah Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah)
- Nafkah 1 orang anak untuk masa yang akan datang minimal sebesar Rp. 2.000.000,- (dua
juta rupiah) perbulan sampai anak tersebut dewasa atau mandiri ;
4. Membebankan biaya perkara menurut hukum.
SUBSIDER:
Atau apabila Majelis berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya;
Bahwa, atas jawaban dari Termohon tersebut dalam konvensi dan gugatan dalam
rekovensi, Pemohon telah mengajukan replik dalam konvensi dan jawaban rekovensi secara
tertulis sebagai berikut:
DALAM KONVENSI
1. Bahwa, tidak benar Termohon tidak melakukan perselingkuhan karena pada
kenyantaannya pemohon melihat sendiri termohon melakukan perselingkuhan di
depan mata pemohon sendiri. Sepanjang yang pemohon tau, perselingkuhan termohon
telah berlangsung lebih kurang selama 1 tahun, dalam keseharian termohon tidak
melakukan kewajibannya sebagai seorang istri seperti nafkah lahir dan bathin. Anak
kami tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu dikarenakan termohon sibuk
mengurus diri pribadi dan selingkuhannya.
2. Bahwa, tidak benar keluarga termohon datang ke rumah pemohon untuk menemui
pemohon dan keluarga pemohon.
3. Bahwa, benar terjadi perselisihan dan pertengkaran antara pemohon dangan termohon
dikarenakan pemohon sering melihat tindakan termohon yang sering melakukan
telfonan, video call, dan bahkan tetangga sekitar melihat secara langsung termohon
bertemu dengan laki-laki tersebut.
DALAM REKONVENSI
1. Bahwa terhadap tuntutan Penggugat Rekonvensi mengenai nafkah iddah, Tergugat
menyatakan hanya sanggup memenuhi tuntutan Penggugat Rekonvensi sejumlah Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah) karena tergugat Rekonvensi tidak memiliki uang
simpanan, selama ini Tergugat Rekonvensi yang menanggung seluruh biaya hidup
dan biaya pendidikan anak-anak;
2. Bahwa, terhadap tuntutan Penggugat Rekonvensi mengenai muth‟ah, Tergugat
Rekonvensi hanya sanggup memberikan uang sebesar Rp. 1.500.000,00 (satu juta lima
ratus ribu rupiah);
3. Bahwa, terhadap tuntutan Penggugat Rekonvensi mengenai biaya anak Penggugat
Rekonvensi dengan Tergugat Rekonvensi, Tergugat Rekonvensi sanggup memenuhi
untutan Penggugat Rekovensi sejumlah Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) setiap
bulan dengan kenaikan 10 persen setiap tahunnya sampai anak tersebut dewasa atau
mandiri;
4. Maka berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini Pemohon mohon kiranya
Majelis yang mengadili perkara ini berkenan memutuskan, mengabulkan
permohonan
pemohon seluruhnya.
Bahwa, terhadap replik Pemohon dalam konvensi dan jawaban dalam rekobvensi,
Termohon telah mengajukan duplik dalam konvensi dan replik dalam rekovensi secara tertulis
pada pokoknya sebagai berikut:
DALAM KONVENSI
1. Bahwa, tidak benar Termohon selingkuh seperti tuduhan pemohon
2. Bahwa, selain duplik diatas, Termohon tetap dengan jawaban Termohon dan
memberikan penambahan terhadap perlakuan Pemohon selama ini kepada Termohon,
yaitu Pemohon terlalu cemburu kepada Termohon dan sering marah-marah;
3. Bahwa, anak Pemohon dan Termohon yang bernama Irfan mengalami ketakutan
karena sering melihat Pemohon dan Termohon bertengkar;
DALAM REKONVENSI
1. Bahwa replik rekonvensi Penggugat Rekonvensi yang pada pokoknya tetap seperti
dalil- dalil gugatan rekonvensi Penggugat Rekonvensisemula;
2. Bahwa terhadap tuntutan Rekonvensi, Tergugat Rekonvensi menyampaikan duplik
rekonvensinya secara tulisan yang pada pokoknya tetap dengan jawabansemula;
Bahwa, untuk membuktikan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan
alat-
alat bukti berupa:
A. Bukti Tertulis
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Nomor 13060842920004 atas nama
Pemohon yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pemerintah Kota Pariaman Propinsi Sumatera Barat pada tanggal 17 Juni 2010,
telah dinazegelen dan bermeterai cukup, lalu diberi tanda P.1 dan diparaf;
2. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 06/06/III/2015 atas nama Pemohon dan
Termohon yang dikeluarkan pada tanggal 09 Maret 2015 oleh Pegawai Pencatat
Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Pariaman Tengah, telah dinazegelen dan
bermeterai cukup serta telah dicocokkan dengan aslinya, lalu diberi tanda P.2 dan
diparaf;
3. Asli Surat Keterangan Nomor B.xxx/KUA.1306041/PW.01/01/2022 yang
dikeluarkan pada tanggal 04 Januari 2022 oleh Kepala Kantor Urusan Agama
Kecamatan Pariaman Tengah, telah dinazegelen dan bermeteraicukup serta telah
dicocokkan dengan aslinya, lalu diberi tanda P.3 dan diparaf;
4. Bukti Foto Termohon dan Pria lain sebagai informasi elektronik dan/atau
dokumen elektronik yang telah dicetak, lalu diberi tanda P.4 dan diparaf;
B. Saksi-Saksi
Saksi Pemohon
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah adik
kandung dari Pemohon;
- Bahwa saksi tahu antara Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang
menikah sekitar tahun 2015 dan mempunyai seorang anak bernama Irfan.
- Bahwa saksi tahu setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah
tangga di Karan Aur selama kurang lebih 5 tahun, karena Termohon
meninggalkan kediamam bersama yang bertempat di Dusun Sawahan tambak.
- Bahwa saksi mengetahui mengenai upaya damai sudah dilakukan oleh keluarga
agar Pemohon dan Termohon kembali rukun dan membina rumah tangga
bersama;
2. Saksi 2, umur 37 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan Pedagang
sayur, bertempat tinggal di Karan Aur, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman
telah memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah Tetangga
Pemohon;
- Bahwa saksi tahu antara Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang menikah
sekitar 5 tahun yang lalu dan sekarang mempunyai seorang anak;
- Bahwa saksi tahu setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah
tangga di sebuah kontrakan yang beralamat di Karan Aur;
- Bahwa saksi tahu antara Pemohon dan Termohon telah berpisah tempat tinggal
selama kurang lebih dari 10 bulan, namun saksi tidak mengetahui penyebabnya;
- Bahwa saksi tidak pernah bertanya langsung kepada Permohon perihal masalah
perginya Termohon dari kediaman bersama, hanya saja saksi pernah mendengar
terjadinya keributan di rumah kediaman Pemohon dan Termohon, namun saksi
tidak tahu apakah keributan itu pertengkaran atau tidak;
- Bahwa saksi tahu keluarga sudah pernah menasehati Pemohon untuk kembali
rukun dengan Termohon dan membina rumah tangga bersama, namun tidak berhasil;
- Bahwa Pemohon dan Termohon telah diberi kesempatan untuk bertanya kepada
saksi-saksi tersebut, namun keduanya menyatakan tidak akan mengajukan
pertanyaan kepada saksi-saksi Pemohon;
- Bahwa atas pertanyaan Majelis hakim, Termohon menyatakan akan mengajukan
alat bukti dipersidangan yang berupa fotocopy Sertifikat kepemilikanToko;
Saksi Termohon
1. Saksi 1, umur 50 tahun, agama Islam, pendidikan S 1, pekerjaan Karyawan Swasta,
bertempat tinggal di Cimparuah, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, telah
memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah Ayah
Kandung Termohon;
- Bahwa saksi tahu antara Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang menikah
sekitar tahun 2017 dan mempunyai seoranganak;
- Bahwa saksi tahu setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah
tangga di Karan Aur, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman;
- Bahwa saksi tahu antara Pemohon dan Termohon telah berpisah tempat tinggal
selama kurang lebih 1 tahun, karena Termohon meninggalkan kediamam bersama
yang bertempat di Karan Aur
- Bahwa saksi mengetahui permasalahan rumah tangga sebelum Pemohon dan
Termohon berpisah tempattinggal;
- Bahwa saksi juga pernah melihat dan mendengar pertengkaran
secaralangsung antara Pemohon dan Termohon;
- Bahwa saksi mengetahui mengenai upaya damai sudah dilakukan oleh keluarga
agar Pemohon dan Termohon kembali rukun dan membina rumah tangga
bersama;
- Bahwa, selanjutnya Pemohon dan Termohon
tidak menyampaikan sesuatu apapun lagi selain alat bukti tersebut di
atas;
- Bahwa, Pemohon telah menyampaikan kesimpulan secara Tertulis pada tanggal
15 Februari 2022 yang pada pokoknya tetap pada permohonannya dan
Termohon juga telah menyampaikan kesimpulan secara tulisan di persidangan
yang
pada isinya Termohon keberatan untuk bercerai dengan Pemohon akan tetapi jika
memang harus terjadi perceraian, maka permintaan Termohon mengenai tuntutan
rekonvensi mohon dikabulkan seluruhnya;
- Bahwa, untuk singkat dan lengkapnya uraian putusan ini ditunjuk pada berita
acara sidang yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini;
2. Saksi 2, umur 40 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan petani, bertempat
tinggal di Cimparuah, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, telah
memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah bibi
Termohon;
- Bahwa saksi tahu antara Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang menikah
sekitar tahun 2017 dan mempunyai seoranganak;
- Bahwa saksi tahu setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah
tangga di Karan Aur, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman;
- Bahwa saksi tahu antara Pemohon dan Termohon telah berpisah tempat tinggal
selama kurang lebih 1 tahun, karena Termohon meninggalkan kediaman bersama yang
bertempat di Karan Aur
- Bahwa saksi tidak begitu tahu permasalahan rumah tangga kedua belah pihak, namun
Cuma mendengar bahwa Pemohon terlalu cemburu;
PERTIMBANGAN HUKUM
DALAM KONVENSI
Menimbang, bahwa permohonan Pemohon pada pokoknya mohon agar diberi ijin
menjatuhkan talak kepada Termohon dengan alasan rumah tangga Pemohon dan Termohon
semenjak tahun 2021 sudah mulai tidak rukun dan harmonis karena Termohon tidak peduli
dan tidak memperhatikan kebutuhan Pemohon sebagai suami, dan Termohon tidak mau
dinasehati Pemohon untuk berbicara dengan sopan kepada Pemohon dan keluarga Pemohon,
serta orang tua Termohon selalu ikut campur dengan urusan rumah tangga Pemohon dan
Termohon yang kemudian puncaknya pada bulan Maret tahun 2021 yang disebabkan
pertengkaran yang sering terjadi sehingga menyebabkan antara Pemohon dan Termohon telah
terjadi pisah tempat tinggal hingga sekarang kurang lebih selama 1 Tahun lamanya;
Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil Pemohon, Termohon dalam jawabannya
hanya mengakui terhadap dalil Pemohon pada posita angka 1, 2, 3, dan 4 serta angka 8
dimana sejak bulan Maret 2021, antara Pemohon dan Termohon sudahpisah tempat tinggal;
Menimbang, bahwa Termohon membantah dalil-dalil posita angka 5, 6, dan 7 yakni
mengenai :
- Pada tahun 2020 rumah tangga Pemohon dan Termohon masih rukun dan
harmonis, namun sejak Maret 2021 itulah mulai tidak rukunnya dimana Temohon
pergi dari rumah kediaman bersama.
Menimbang, berdasarkan jawab-menjawab Pemohon dan Termohon, Majelis
berkesimpulan bahwa sebagian dalil Pemohon diakui oleh Termohon dan sebagian diakui
dengan kualifikasi;
Menimbang, bahwa oleh karena sebagian dalil Pemohon diakui dengan kualifikasi,
oleh karena itu, sesuai dengan ketentuan pasal 283 RBg, Pemohon harus membuktikan dalil
permohonannya dan Termohon harus membuktikan dalil bantahannya, maka kepada kedua
belah pihak dibebani wajib bukti secara berimbang;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil–dalil permohonannya, Pemohon telah
mengajukan alat bukti surat P.1, P.2, dan P.3 serta 2 (dua) orang saksi;
Menimbang, bahwa bukti P.1 berupa fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang
merupakan akta otentik dan telah bermeterai cukup serta cocok dengan aslinya, isi bukti
tersebut menjelaskan mengenai tempat tinggal Pemohon, bukti tersebut tidak dibantah oleh
Termohon, sehingga berdasarkan pasal 285 RBg. dan Undang- Undang Nomor 10 Tahun
2020 tentang Bea Meterai, bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan materiil serta
mempunyai kekuatan yang sempurna dan mengikat;
Menimbang, bahwa bukti P.2 berupa Fotokopi Kutipan Akta Nikah yang merupakan
akta otentik dan telah bermeterai cukup serta cocok dengan aslinya, isi bukti tersebut
menjelaskan bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang pernikahannya benar-
benar dilangsungkan pada tahun 2017 di hadapan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan
Agama Kecamatan Pariaman Tengah dan tercatat di Kantor Urusan Agama tersebut, bukti
tersebut tidak dibantah oleh Termohon, sehingga berdasarkan pasal 285 RBg. dan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai, bukti tersebut telah memenuhi syarat
formil dan materiil serta mempunyai kekuatan yang sempurna dan mengikat;Menimbang, bahwa
saksi 1 dan saksi 2 Pemohon yang masing-masing bernama Saksi 1 Pemohon dan Saksi 2
Pemohon, keduanya sudah dewasa dan sudah disumpah, sehingga memenuhi syarat formal
sebagaimana diatur dalam Pasal 172 RBg, dimana saksi- saksi tersebut memberikan
keterangan yang diketahui sendiri yang pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa antara Pemohon dan Termohon telah berpisah tempat tinggal selama kurang
lebih 10 Bulan;
- Bahwa keluarga sudah pernah menasehati Pemohon untuk kembali rukun dengan
Termohon dan membina rumah tangga bersama, namun tidak berhasil;
- Bahwa oleh karena itu sesuai dengan ketentuan pasal 308 dan 309 RBg.
keterangan saksi yang demikian adalah telah memenuhi syarat formil dan materiil
atas suatu kesaksian dan oleh sebab itu dapat diterima dan dinilai sebagai alat bukti
yang sah menuruthukum;
Menimbang bahwa bukti P3 adalah Foto yang merupakan barang bukti
elektronik yang berisakan foto Tergugat dengan seorang laki-laki yang tidak dikenal oleh
Pemohon;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dipersidangan yang
menyatakan bahwa antara Pemohon dan Termohon telah pisah rumah selama kurang lebih
1 Tahun dan juga telah ada upaya pihak keluarga untuk merukunkan kembali rumah tangga
baik melalui nasehat kepada Pemohon maupun kepada Termohon dimana tidak berhasil, serta
kemudian dikaitkan dengan jawab-menjawab antara Pemohon dan Termohon, oleh karena itu
Majelis Hakim berpendapat rumah tangga antara Pemohon dan Termohon sudah tidak
harmonis lagi dan sudah terjadi perselisihan dan pertengkaran;
Menimbang, bahwa dalil Pemohon perihal penyebab terjadinya perselisihan dan
pertengkaran antara Pemohon dan Termohon ternyata tidak didukung dengan bukti yang
cukup, maka majelis berpendapat mengenai penyebab terjadinya perselisihan dan
pertengkaran antara Pemohon dan Termohon seperti yang didalilkan oleh Pemohon
dinyatakan tidak terbukti;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon dan Termohon lalu dikuatkan
dengan bukti surat P.1, P.2 dan P.3 serta saksi-saksi dari Pemohon , maka ditemukan fakta
sebagai berikut :
- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri sah yang menikah pada tanggal
09 Maret 2017 di Karan Aur, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman;
- Bahwa setelah menikah Pemohon dengan Termohon membina rumah tangga di Karan
Aur
- Bahwa selama pernikahan Pemohon dengan Termohon telah bergaul sebagai suami
istri dan dikaruniai 1 anak;
- Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak rukun dan harmonis lagi
yang kemudian puncaknya pada bulan Maret tahun 2021 yang dimana terjadi
perselisihan antara Pemohon dan Termohon akibat Pemohon terlalu cemburu kepada
teman laki-lakinya termohon, karena tidak terima akan tuduhan tersebut, maka
Termohon pergi dari rumah kediaman bersama dan kembali ke rumah orang tuanya;
- Bahwa selama terjadinya pisah tempat tinggal telah diupayakan oleh pihak keluarga
agar Pemohon dan Termohon kembali rukun, namun tidak berhasil;
Menimbang, bahwa Pemohon dalam petitum angka 2 menuntut agar diberi izin untuk
menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon, akan dipertimbangkan lebihlanjut;
Menimbang, bahwa menurut Pasal 39 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974
tentang Perkawinan menentukan bahwa untuk melakukan suatu perceraian harus ada cukup
alasan dimana suami istri tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri dan pengadilan
telah berusaha serta tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Selanjutnya dalam pasal
19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo pasal 116 huruf (f) Kompilasi
Hukum Islam menegaskan salah satu alasan perceraian yaitu adanya perselisihan dan
pertengkaran yang terus menerus antara suami istri dan tidak ada harapan lagi untuk rukun
kembali dalam rumah tangga;
Menimbang, bahwa dari ketentuan pasal-pasal tersebut terdapat beberapa unsur yang
harus dipenuhi untuk terjadinya perceraian, baik cerai talak maupun cerai gugat yaitu:
1. Adanya alasan telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus;
2. Perselisihan dan pertengkaran tersebut menyebabkan suami istri sudah tidak ada
harapan untuk rukun kembali;
3. Pengadilan telah berusaha mendamaikan suami istri, tapi tidak berhasil;
Menimbang, bahwa unsur-unsur tersebut akan dipertimbangkan satu persatu dengan mengaitkan
fakta- fakta yang terjadi dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon sehingga antara Pemohon dan
Termohon dipandang telah memenuhi unsur-unsur terjadinya suatu perceraian;
Menimbang, bahwa telah terbukti antara Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan dan
pertengkaran dimana puncaknya pada Maret 2021 antara Pemohon dan Termohon telah terjadi pisah tempat
tinggal hingga sekarang dan tidak terjalin komunikasi dengan baik, dengan demikian unsur pertama
tersebut telahterpenuhi;
Menimbang, bahwa selanjutnya terbukti pula bahwa akibat dari perselisihan yang terjadi antara
Pemohon dengan Termohon telah terjadi pisah tempat tinggal sejak Maret 2021 hingga sekarang dan telah
diupayakan oleh pihak keluarga dengan kedua belah pihak agar dapat rukun kembali, tapi upaya tersebut
tidak berhasil, dengan demikian unsur kedua juga telah terpenuhi;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan Pemohon dan Termohon setiap
persidangan sesuai ketentuan pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo pasal 82 Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, bahkan
Majelis Hakim telah mengoptimalkan upaya damai melalui mediasi sesuai Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 1 Tahun 2016, namun upaya tersebut tidak berhasil, dengan demikian maka unsur ketiga juga
telah terpenuhi;
Menimbang, bahwa secara sosiologis suatu perkawinan yang di dalamnya sering terjadi
perselisihan dan pertengkaran akan sulit mewujudkan rumah tangga bahagia yang penuh rahmah dan
kasih sayang seperti yang diharapkan oleh pasangan suami isteri, justru sebaliknya akan menimbulkan
kemadharatan dan perselisihan yang berkepanjangan salah satu pihak atau kedua belah pihak. Hal tersebut
sejalan dengan pakar Hukum Islam dalam Kitab Madza Hurriyatuz Zaujaeni fii ath athalaq yang diambil
alih menjadi pertimbangan Majelis hakim dalam memutus perkara ini yang menyatakan “Islam memilih
perceraian ketika rumah tangga sudah dianggap guncang / tidak harmonis dan tidak bermanfaat lagi
nasihat perdamaian dan hubungan suami isteri sudah hilang (tanpa ruh), sebab dengan meneruskan
perkawinan berarti menghukum salah satu istri atau suami dalam penjara yang berkepanjangan, hal
tersebut adalah suatu bentuk penganiayaan yang bertentangan dengan semangat keadilan”;
Menimbang, bahwa mempertahankan perkawinan / rumah tangga Pemohon dengan
Termohon yang sudah sedemikian rapuh adalah suatu hal yang sia-sia, karena akan lebih banyak
mafsadatnya dari pada maslahatnya bagi kedua belah pihak, oleh karenanya Majelis Hakim
berpendapat bahwa perceraian merupakan jalan terbaik bagi Pemohon dan Termohon agar
keduanya terlepas dari penderitaan lahir dan batin yang berkepanjangan, sebagaimana petunjuk
Syar‟i di dalam Kitab Al-Fiqhiyatul Islamiyah wa Adillatuhu Juz VII halaman 527 :
Artinya : “Perceraian didasarkan atas adanya pertengkaran yang tajam atau adanya
madharat sebagai pemecahan atas terjadinya persengketaan, sehingga dengan
perceraian tersebut kehidupan perkawinan tidak akan merupakan neraka dan bencana”
Menimbang, bahwa di samping itu, rumah tangga Pemohon dengan Termohon yang
demikian sudah tidak sejalan lagi dengan tujuan perkawinan yang suci yakni untuk
membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah sebagaimana dikehendaki
dalam rumusan pasal 3 Kompilasi hukum Islam Jo. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974, tidak lagi dapat terwujud, dengan demikian Majelis Hakim
berpendapat bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah dalam suasana yang
tidak tentram, tidak terbina dengan baik, oleh karena itu untuk menghindari madlarat yang
lebih besar dalam hubungan keluarga, maka perceraian merupakan pilihan yang dianggap
lebih ringan madlaratnya. Hal ini sejalan dengan qaidah fiqhiyah yaitu:
Artinya: “Apabila ada dua hal yang sama-sama mengandung madlorot, maka harus
dipilih satu diantaranya yang lebih kecil madlorotnya”
Menimbang, bahwa memperhatikan pula keadaan rumah tangga Pemohon dengan
DALAM REKONVENSI
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan balik (rekonvensi) adalah
sebagaimana telah terurai di atas;
Menimbang, bahwa pada gugatan rekonvensi, majelis hakim juga telah
mengupayakan perdamaian secara cukup, agar Penggugat dan Tergugat menyelesaikan
pokok sengketa secara kekeluargaan, akan tetapi tidakberhasil;
Menimbang, bahwa pada jawabannya, Penggugat Rekonvensi juga mengajukan
gugatan balik dan oleh karena gugatan rekonvensi yang diajukan terdapat hubungan yang erat
(Innerlijkesamen Hangen) dengan materi pokok perkara, maka berdasarkan Pasal 158 RBg.
secara formil dapat diterima untukdipertimbangkan;
Menimbang, bahwa pokok gugatan rekovensi Penggugat adalah Penggugat menuntut
akibat perceraian sebagai berikut:
1. Nafkah iddah selama 3 bulan sejumlah Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah);
3. Nafkah untuk dua orang anak untuk masa yang akan datang sejumlah Rp2.000.000,00
(dua juta rupiah) sampai anak dewasa.
1. Nafkah Iddah
Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi menuntut nafkah iddah terhadap Tergugat
Rekonvensi sejumlah Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah), akan tetapi Tergugat Rekonvensi
keberatan dengan menyatakan bahwasannya tergugat rekonvensi tidak sanggup membayar dengan
nilai tersebut dan hanya sanggup membayar Rp1.000.000 (satu juta rupiah) karena tergugat
rekonvensi tidak punya uang simpanan, selama ini tergugat rekonvensi yang menganggung biaya
hidup selama ini;
Menimbang, bahwa pada materi pokok perkara yang telah dipertimbangkan ditemukan
fakta bahwa tidak benar Penggugat Rekonvensi melalaikan kewajibannya sebagai seorang istri
dan seorang ibu;
Menimbang, bahwa tidak benar Penggugat Rekonvensi berselingkuh dengan pria lain
seperti yang dituduhkan oleh Tergugat Rekonvensi;
Menimbang bahwa tidak benar Penggugat Rekonvensi serta pihak keluarga tidak
berupaya untuk memperbaiki rumah tangga Pengguat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat Rekonvensi dan pengakuan
dari Tergugat Rekonvensi serta bukti-bukti dipersidangan, maka ditemukan fakta
bahwasannya Penggugat Rekonvensi memang bertengkar dengan Tergugat Rekonvensi yang
mengakibatkan Penggugat Rekonvensi pergi dari rumah kediaman bersama dan kembali ke
rumah orang tuanya, sedangkan Tergugat Rekonvensi tetap tinggal di rumah kediaman
bersama sampai sekarang, hal tersebut dikarenakan Tergugat Rekonvensi terus menuduh
Penggugat Rekonvensi melakukan perselingkuhan dan Penggugat Rekonvensi terus
membantah tuduhan
tersebut, selain daripada itu dalam persidangan juga Penggugat Rekonvensi menyatakan
keberatan untuk bercerai dengan Tergugat Rekonvensi yang kemudian ada niatan untuk
berbaikan dengan Tergugat Rekonvensi namun Tergugat Rekonvensi bersikeras ingin
menceraikan Penggugat Rekonvensi selaku istrinya;
Menimbang, bahwa dari pertimbangan-pertimbangan di atas Majelis Hakim
berpendapat bahwa kepergian yang dilakukan oleh Penggugat Rekonvensi tersebut
dikarenakan sebelumnya telah terjadi perselisihan dan/atau pertengkaran yang terjadi karena
kecurigaan Tergugat Rekonvensi terhadap Penggugat Rekonvensi melakukan
perselingkuhan, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat belum terdapat alasan yang
cukup untuk menyatakan bahwa Penggugat Rekonvensi adalah seorang istri yang nusyuz,
maka berdasarkan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 jo pasal 77 ayat (5)
Kompilasi Hukum Islam tuntutan Penggugat Rekonvensi perihal nafkah Iddah dapat
dinyatakan telah sesuai dengan ketentuan hukum;
Menimbang, bahwa terhadap penetapan nominal tuntutan nafkah Iddah, maka Majelis
Hakim akan menetapkan dengan mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi dan rasa
keadilan bagi para pihak sebagaimana terurai di bawah ini;
Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi menuntut nafkah iddah sejumlah
Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah) selama 3 bulan, sedangkan telah terbukti bahwa
pekerjaan Tergugat Rekonvensi adalah sebagai karyawan swasta dengan perkiraan
pendapatan Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) setiap bulannya, sehingga Majelis Hakim
berpendapat nominal tuntutan nafkah iddah tersebut terlalumemberatkan Tergugat
Rekonvensi;
Menimbang, bahwa terkait dengan tuntutan nafkah iddah tersebut, Tergugat
Rekonvensi hanya sanggup membayar sejumlah Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah),
sedangkan daerah Kota setidaknya untuk kebutuhan hidup sehari-hari membutuhkan
Rp25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah), oleh karena itu, Majelis Hakim berpendapat
kesanggupan nominal nafkah iddah Tergugat Rekonvensi tersebut tidaklah cukup memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari Penggugat Rekonvensi;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka wajar dan
patut bila Majelis Hakim menetapkan nafkah iddah yang harus dibayarkan Tergugat
Rekonvensi sejumlah Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) kepada Penggugat
Rekonvensi selama menjalani masa iddahnya (3 bulan);
3. Nafkah Mut’ah
Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi menuntut juga agar Tergugat
Rekonvensi membayar mut’ah sejumlah Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) namun terhadap
tuntutan tersebut Tergugat Rekonvensi merasa keberatan dan hanya sanggup membayarnya
sejumlah Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) maka dari itu oleh Majelis akan dipertimbangkan
sebagaimana terurai dibawah ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 149 huruf a Kompilasi Hukum Islam
dinyatakan bahwa bilamana perkawinan putus karena talak maka bekas suami wajib
memberikan mut’ah yang layak kepada bekas isterinya dan penetapan mana dengan
tetap mendasarkan pada persyaratan sebagaimana perolehan atas hak isteri dimaksud yaitu
isteri ba‟da dukhul dan perceraian atas kehendak suami;
Menimbang, bahwa dalam persidangan telah ditemukan fakta selama pernikahan
antara Tergugat Rekonvensi dengan Penggugat Rekonvensi telah melakukan hubungan
suami isteri (ba’da dukhul), dan perceraian ini atas kehendak Tergugat Rekonvensi selaku
suami sehingga Penggugat Rekonvensi berhak atas mut’ah dari suami (Pemohon konvensi/
Tergugat Rekonvensi). Hal tersebut juga didasarkan pada Al-Qur‟an surah Al-Baqarah ayat
241 yang Artinya : “Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh
suaminya) mut’ah menurut yang ma’ruf, sebagai kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa”;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka majelis
menilai tuntutan Penggugat Rekonvensi mengenai mut’ah tersebut telah sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku, oleh sebab itu Penggugat Rekonvensi berhak atas
mut’ahnya sebagai seorang istri;
Menimbang, bahwa terhadap penetapan nominal tuntutan mut’ah, Majelis akan
menetapkan dengan mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi dan rasa keadilan bagi para
pihak sebagaimana terurai di bawah ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta dipersidangan, telah terbukti bahwa pekerjaan
Tergugat Rekonvensi sebagai sebagai karywan swasta dengan perkiraan pendapatan
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) untuk setiap bulannya;
Menimbang, bahwa secara sosial dan ekonomi, dengan memperhatikan Pasal 160
Kompilasi Hukum Islam dikaitkan dengan penghasilan Tergugat rekonvensi serta lamanya
masa berumah tangga Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi yakni sejak tahun
2017 hingga kurang lebih sekitar 5 tahun, maka wajar dan patut bila Majelis menghukum
Tergugat Rekonvensi untuk membayar mut’ah kepada Penggugat Rekonvensi berupa uang
sejumlah Rp1.500.000,00 (satu lima ratus ribu rupiah);
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat Rekonvensi tidak dikabulkan
sepenuhnya, maka gugatan Penggugat Rekonvensi selebihnya harus dinyatakan ditolak;
Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 1
Tahun 2017 Tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung
Tahun 2017 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Di Pengadilan huruf C poin 1 yang
menentukan bahwa untuk memberikan hak-hak perempuan pasca perceraian maka
pembayaran kewajiban akibat perceraian dapat dicantumkan dalam amar putusan dengan
kalimat dibayar sebelum pengucapan ikrar talak. Oleh karena itu, Majelis Hakim menghukum
kepada Tergugat
Rekonvensi untuk memberikan kepada Penggugat Rekonvensi sebelum pengucapan ikrar talak
dilaksanakan berupa Nafkah iddah dan mut’ah dan nafkah anak sebagaimana tercantum
dalam amar putusan;
MENGADILI
DALAM KONVENSI :
1. Mengabulkan permohonan Pemohon;
2. Memberi izin kepada Pemohon (Adam Bin Abdullah) untuk menjatuhkan talak satu raj’i
terhadap Termohon (Hawa Binti Abu) di depan sidang Pengadilan
Agama Pariaman;
DALAM REKONVENSI
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis yaang dilangsungkan pada hari
Jumat tanggal 18 Maret 2022 Masehi, bertepatan dengan tanggal 1444 Hijriah oleh kami Aldi S.H.,
M.H. sebagai Ketua Majelis, dan Nada Fazira S.H., M.H serta Elmi Yunita Harahap, S.H.
masing- masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari Senin tanggal 21 Maret 2022 Masehi, bertepatan dengan tanggal 1444 Hijriah,
oleh Ketua Majelis tersebut di dampingi oleh Hakim Anggota yang sama dan dibantu oleh Suci
Rakhmawati S.H sebagai Panitera serta dihadiri oleh Pemohon Konvensi/Tergugat Konvensi dan
Termohon Konvensi/Penggugat Rekovensi.
Hakim Anggota,
Panitera,