1. Data Administratif
Data administratif mencakup data demografi, keuangan (financial) disamping
tentang informasi lain yang berhubungan dengan pasien, seperti data yang terdapat pada
beragam izin (consent), pada lembaran hak kuasa (otorisasi) untuk kepentingan pelayanan
lcesehatan dan dalam penanganan informasi konfidensial pasien.
Alamat lengkap pasien (nama jalan/gang, nomor rumah, wilayah, kota yang
dihuni saat ini dan kode pos bila diketahui).
Tanggal lahir pasien (tanggal, bulan, tahun) dan kota tempat kelahiran.
Semua keluaran dari formulir pemeriksaan Tabel 6.1 menghasilkan data klinis,
kecuali tentang izin, otorisasi (pemberian hak kuasa) dan pernyaaan yang dikategorikan
sebagai data administratif. Setiap masukan data/informasi klinis wajib mencantumkan
nama lengkap tenaga kesehatan dan penuniang medis terkait serta tanggal pemberian
pelayanan kesehatan terhadap pasien.
Pada institusi pelayanan kesehatan yang besar, dapat dibentuk tim pembuatan
formulir yang terdiri dari beberapa perwakilan yang berasal dari unit keria MlK, unit
pelayanan terkait, pihak sistem informasi, pihak pengadaan barang/formulir,a anggota tim
mutu,s dan lainnya. sesuai kebutuhan. Tim ini membantu pekerjaan administrative dan
aplikasi informasi pasien serta terkait pula dalam pemilihan teknologi pengumpulan data.
Rekaman data atau informasi klinis untuk pasien rawat inap di sarana pelayanan
akut meliputi:
Permintaan data/informasi di atas tetap berlaku baik pada sistem rekaman yang
ditulis pada kertas maupun dalam bentuk media elektronik (RKE).
Pembedanya hanyalah pada cara pengumpulan, penyimpanan, pengesahan dan teknologi
sekuritasnya.
Data rekam kesehatan juga sering diisi oleh tenaga pelayanan kesehatan lainnya,
sesuai dengan kebijakan setempat, seperti oleh psikolog, ahli gizi ataupun peker.ia sosial'
Selain itu spesialisasi lain juga berperan serta dalam mengisi rekam kesehatan:
Berisi ringkasan latar belakang penyakit terdahulu yang perlu diketahui dokter dan
cenderung dijawab oleh pasien secara subjektif. Meliputi komponen :
Bila dalam 30 hari sesudah pasien pulang ternyata pasien kembali masuk rawat inap
dengan kondisi yang sama, pada instansi pelayanan kesehatan yang sama malka doker yang
menerima cukup memberikan catatan interval dalam rekam kesehatan Pasien sebagai
Pengganti catatan tentang riwayat. dan pemeriksaan fisik pasien. Dengan demikian, pasien
tidal< dianggap sebagai pasien awal.
Catatan interval tersebut di atas berisi informasi tentang keluhan pasien dan hal-hal
lain yang mempengaruhi kesehatan sekarang maupun tentang temuan pemeriksaan baru.
Namun, bila perawatan ulang yang teriadi dalam 30 hari tersebut diakibatkan oleh kondisi
yang berbeda dengan rawatan terakhir, maka riwayat dan laporanpemeril<saan fisik yang
lengkap harus segera dibuat. Berarti tidak menggunakan catatan riwayat interval.
c. Observasi Klinis
Hal yang Perlu di perhatikan yaitu bahwa setiap pengisi tidak boleh meninggalkan
celah kosong dalam baris penulisan. Hal ini untuk mencegah masuknya informasi asing
yang tidak dikehendaki dan tercatatnya informasi secara kronologis. Informasi yang
terdapat dalam Cp meliputi:
Pembuatan rekaman kesehatan oleh dokter residen dan tenaga kesehatan yang
sedang menempuh pendidikan yang lebih tinggi (pasca program atau lainnya) harus
tetap dalam Pengawasan dokter atau tenaga kesehatan senior yang ditunjuk dengan
kualifikasi keilmuan yang baik. Disamping itu tenaga rersebut juga harus mempunyai
keterikatan sebagai pembimbing pada fakultas yang dibimbingnya.
Alur berkas rekam medis
Dalam unit rekam medis ada beberapa proses untuk melancarkan pelayanan
terhadap kunjungan pasien maka diperlukan alur dan prosedur yang tetap, baik untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan maupun sekedar mendapat keterangan kasus.
Berikut ini alur dan prosedur rekam medis antara lain:
1. Saat pasien datang, petugas pendaftaran harus memastikan terlebih
dahulu apakah pasien sudah pernah datang berobat atau belum.
2. Apabila pasien sudah pernah datang berobat, pasien tersebut diminta
menunjukan Kartu Identitas Berobat (KIB). Kemudia catat nomor rekam
medis (No. RM) di tracer untuk mencari dokumen rekam medis di filling.
3. Untuk pasien yang tidak membawa KIB tetapi pernah berobat maka
ditanya nama,alamat, untuk mencari No. Rmnya di komputer. Apabila
sudah ketemu dicari dokumen Rmnya di bagian filling.
4. Apabila pasien belum pernah berobat maka dibuatkan Kartu Identitas
Berobat (KIB) dan Kartu Index Utama Pasien (KIUP) baru kemudian
dicatat di dalam buku.
5. Menyerahkan KIB kepada pasien dengan memberikan saran bahwa KIB
(kartu berobat) harus dibawah setiap kali datang berobat.
6. Setelah petugas mengetahui poli mana yang akan dituju, pasien
dipersilahkan membayar jasa pelayanan di kasir dan menunggu
panggilan di poli yang mereka maksud.
7. Menerima Dokumen Rekam Meidis (DRM) lama dari filling dengan
menggunakan buku ekspedisi.
8. Mendistribusikan DRM sesuai unit rawat jalan yang sesuai dengan tujuan
pasien berobat oleh petugas dengan menggunakan buku ekspedisi.
9. Identitas pasien dicatat dalm buku register Tempat Pendaftaran Pasien
Rawat Jalan (TPPRJ) untuk keperluan pengecekan jumlah pasien yang
terdaftar di TPPRJ setiap harinya.
10. Menyimpan KIUP dengan rapi sesuai dengan abjad.
11. Melayani pendaftaran pasien peserta ASKES dengan menggunakan
sistem yang telah ditetepkan oleh pihak perusahaan ASKES dimana
sistem dan prosedur mengikuti ketentuan perusahaan.
12. Mencocockan jumlah pasien dengan jumlah penerimaan pembayaran
bersama-sama kasir denganmenggunakan buku register pebdaftaran
rawat jalan.
13. Membuat laporan harian yang berisi berbagai informasi yang dihasilkan
di tempat pelayanan tersebut.
Ringkasan :
Alur rekam medis pasien rawat jalan dari mulai pendaftaran hingga
penyimpanan rekam medis secara garis besar adalah sebagai berikut: