Anda di halaman 1dari 4

PENUGASAN 5

dr. Henry Prawira Mangiri

Studi Kasus
Kasus-1
(Gangguan Ginjal Akut karena kecelakaan lalu lintas, edema paru akut yang tidak berhasil
dengan pemberian diuretik)
Seorang pasien dirujuk ke Rumah Sakit karena mengalami multiple fracture akibat
kecelakaan lalu lintas. Pasien telah menjalani operasi debridement serta mendapat transfusi
PRC 6 kantong karena perdarahan akibat trauma dan debridement-nya. Saat in pasien
mengalami edema paru akut dalam 24 jam terakhir. Telah diberikan furosemide bolus
intravena 40 mg (2 ampul), tetapi jumlah urin dalam 24 jam hanya 30 cc. Sesak tidak
berkurang bahkan dilaporkan kesadaran mulai turun dengan saturasi oksigen menurun. Pasien
GCS E3M4V4 dengan Tekanan Darah 124/57 mmH, nadi 100x/menit regular, kuat angkat,
pernapasan 32x/ menit, saturasi oksigen 92%. Pada pemeriksaan fisis didapatkan Rhonchi
basah halus di seluruh lapang paru, edema tungkai ke dua kaki. Pemeriksaan penunjang
didapatkan Ureum 198 mg/dL, kreatinin serum 7,3 mg/dL, hasil pemeriksaan laboratorium
lain dalam batas normal.
Resep hemodialisis dari dokter adalah :
Berdasarkan kasus, pasien akan dilakukan HD inisiasi. Peresepan HD pasien ini adalah :
- Td 2 jam
- Dialiser high flux, high efficiency
- UFG 500ml
- Qb 150
- Qd 300
- Heparin free
- Suhu 36.8 C
Indikasi dilakukan hemodialisis pada pasien ini adalah adanya overload cairan yang tidak
teratasi setelah pemberian diuretik. Pasien baru akan menjalani terapi HD sehingga dilakukan
preskripsi HD inisiasi. Pasien dalam kondisi kesadaran menurun, namun hemodinamik masih
cukup baik (TD 124/57 mmHg, HR 100x/menit regular, kuat angkat). Hasil laboratorium
menggambarkan adanya peningkatan toksin uremic dan kreatinin sehingga merupakan
indikasi lain dilakukannya HD inisiasi, dengan kadar kreatinin serum 7.3 mg/dL (lebih dari
4mg/dL) dapat dinilai sebagai kondisi AKI tahap tiga. Dosis heparin yang diberikan adalah
free karena kondisi pasien pasca operasi dan riwayat perdarahan sebelumnya.

Kasus-2
(Gangguan Ginjal Akut)
Seorang pasien dengan riwayat DM dengan sindroma koroner akut. Pasien sadar penuh,
tekanan darah 132/67 mmH, nadi 84x/menit, pernapasan 32x/menit cepat dan dalam, suhu
aksiler 36.6 oC. Pemeriksaan fisik lain tidak ditemukan kelainan. Hasil pemeriksaan
laboratoris normal kecuali gula darah sewaktu 215 mg/dl, Ureum 201 mg/di, kreatinin serum
9,15 mg/dL, analisis gas darah dengan kesimpulan asidosis metabolik. Pasien tidak mendapat
diuretic, antikoagulan atau obat fibrinolitik. Pasien telah diberikan Natrium Bicarbonat
namun tidak membaik. Selanjutnya pasien setuju untuk dilakukan hemodialisis.
Resep hemodialisis dari dokter adalah :
Berdasarkan kasus, pasien akan dilakukan HD inisiasi. Peresepan HD pasien ini adalah :
- Td 2 jam
- Dialiser high flux, high efficiency
- UFG 500ml
- Qb 150
- Qd 300
- Heparin standar
- Suhu 36.8 C
Indikasi dilakukan hemodialisis pada pasien ini adalah adanya peningkatan toksin uremic dan
kreatinin serum 9.15 mg/dl (lebih dari 4mg/dl) serta asidosis metabolic yang tidak dapat
dikoreksi setelah pemberian natrium bikarbonat. Pasien baru akan menjalani terapi HD
sehingga dilakukan preskripsi HD inisiasi. Hemodinamik masih cukup baik (TD 132/67
mmHg, HR 84x/menit regular). Peningkatan kadar kreatinin serum hingga mencapai 9.15
mg/dL (lebih dari 4mg/dL) dapat dinilai sebagai kondisi AKI tahap tiga. Dosis heparin yang
diberikan adalah standar. Tidak ada data mengenai riwayat perdarahan sebelumnya maupun
kontraindikasi lainnya dalam pemberian heparin.

Kasus-3
(Gangguan Ginjal Akut dengan luka bakar luas, kemungkinan dehidrasi)
Pasien perawatan ICU menderita luka bakar dan telah menjalani HD. Pasien ini telah
menjalani 3x hemodialisis sejak dirawat di ICU. Dalam catatan, produksi urin pasien ini
sehari-hari sekitar 700-800 cc warna kuning pekat, dengan jumlah cairan masuk sekitar 300-
500 cc tiap hari. Sehari yang lalu pasien mengalami diare sebanyak 3x cair sekitar 2 gelas
tiap kalinya. Pasien ini dengan tekanan darah 128/81 mmHg, nadi 112x/menit, RR 24x/menit,
suhu aksiler 38,1 °C saturasi oksigen 99%. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak lemah,
sadar penuh. Pasien tampak kurus dan anemis dengan luka bakar seluruh tubuh. Hasil lab 2
hari yang lalu Hb 8,7 g/dL, WBC 13.000, Ureum 154 mg/dL, Kreatinin serum 7,5 g/dl.
Resep hemodialisis dari dokter adalah :
Berdasarkan kasus, pasien telah menjalani HD sehingga peresepan HD saat ini adalah :
- Td 4 jam
- Dialiser high flux, high efficiency
- UFG 500ml
- Qb 150
- Qd 300
- Heparin free
- Suhu 36.5 C
Indikasi dilakukan hemodialisis pada pasien ini adalah adanya peningkatan toksin uremic dan
kreatinin serum 7.5 mg/dl (lebih dari 4mg/dl). UFG diset minimal akibat kondisi dehidrasi
yang berat mungkin sudah dialami oleh pasien akibat luka bakar seluruh tubuh dan intake
cairan yang lebih sedikit disbanding volume urin, sehingga menimbulkan kondisi AKI
prerenal tahap tiga. Hemodinamik masih cukup baik (TD 128/81 mmHg, HR 112x/menit
regular). Pasien dalam kondisi anemis dan luka bakar seluruh tubuh sehingga rentan terjadi
perdarahan, sehingga pasien ini diberi dosis heparin free. Qb tetap diset ke mesin HD sebesar
150 ml/menit karena akses temporer yang masih baru digunakan pasien.

Kasus-4
(Gangguan Ginjal Akut paska operasi)
Seorang pasien dengan riwayat hipertensi lama telah menjalani operasi urologis untuk
pengangkatan batu ginjal. Pasien ini telah menjalani HD 2 kali sebelum operasi. Dalam
perawatan paska operasi, kondisi pasien menurun, produksi urin 150 cc/hari, keluhan mual
muntah pasien memberat. Pasien sadar, tekanan darah 153/93 mmHg, nadi 84×/menit teratur
dan kuat angkat, pernapasan 18x/menit, suhu aksiler 38°C, saturasi 99%. Pasien tampak
anemis, terpasang drain kiri-kanan, urin keluar dan masih bercampur darah. Hasil
laboratorium Hb 9 g/dI, Ureum 108 mg/di menjadi 187 mg/dI, kreatinin serum dari 5 menjadi
11,1 mg/di, lain- lain normal.
Resep hemodialisis dari dokter adalah :
Berdasarkan kasus, pasien telah menjalani HD sehingga peresepan HD saat ini adalah :
- Td 4 jam
- Dialiser high flux, high efficiency
- UFG 1000-1500ml
- Qb 180
- Qd 500
- Heparin free
- Suhu 36.5 C
Indikasi dilakukan hemodialisis pada pasien ini adalah adanya peningkatan toksin uremic dan
peningkatan kreatinin serum lebih dari dua kali level kreatinin serum awal. Pasien mungkin
telah rutin menjalani HD akibat batu ginjal. Qb masih diset tidak tinggi karena akses HD
yang digunakan pasien masih bersifat temporer. Hemodinamik masih cukup baik (TD 153/93
mmHg, HR 84x/menit regular). Pasien dalam kondisi anemis dan gross hematuria sehingga
dinilai masih terjadi perdarahan dan pasien ini diberi dosis heparin free.

Anda mungkin juga menyukai