Anda di halaman 1dari 5

NOTULENSI KELOMPOK 4

“SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT KHUSUS”

1. Pertanyaan
Nama : Fahsya Arifah Syabilla
NIM : 2211212017

Terdapat salah satu tantangan dan hambatan dalam kegiatan surveillance kesehatan
khusus yaitu sulit dalam mengidentifikasi kasus atau melacak pola penularan terutama
jika gejala tidak selalu tampak atau terdeteksi dengan mudah. Yang ingin saya tanyakan,
bagaimana solusi dari kelompok dalam menghadapi tantangan dan hambatan pada
kegiatan surveillance khusus ini?

Jawaban
Nama : Dianda Arza Nabila K
Nim : 2211211014

 Peningkatan Pelatihan Tenaga Kesehatan yaitu dengan memaastikan petugas


surveilans memiliki pelatihan yang memadai dalam mengenali gejala,
mengumpulkan data, dan menganalisis pola penularan.
 Memanfaatkan teknologi terkini seperti kecerdasan buatan dan analisis data besar
untuk memproses dan menganalisis data surveilans dengan lebih efektif.
 Meningkatkan Kerja Sama Antar instansi Kolaborasi yang erat antara lembaga
kesehatan, pemerintah, dan badan-badan terkait dapat meningkatkan pertukaran
informasi dan pemahaman yang lebih baik dalam mengidentifikasi kasus atau
melacak pola penularan penyakit
 Edukasi Masyarakat, meningkatkan kesadaran Masyarakat tentang pentingnya
pelaporan gejala penyakit dan partisipasi aktif dalam kegiatan surveilans.
 Pahami dan pantau perilaku masyarakat untuk mengidentifikasi potensi risiko
penularan, dan sesuaikan strategi surveilans sesuai dengan dinamika tersebut.

2. Pertanyaan
Nama : Husnul Hasanah
Nim : 2211213077

Bagaimana implentasi dari studi kasus kelompok terhadap langkah-langkah kesehatan


masyarakat khusus tepatnya pada diseminasi Informasi?
Jawaban
Nama : Nania Nonaya Azha
Nim : 2211213027

Diseminasi informasi disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Surabaya


dalam bentuk laporan ke Bidang Pengendalian Penyakit dan pertemuan lintas sektor
tingkat Kecamatan Simokerto, terdiri dari pihak kantor Kecamatan dan Kelurahan, Dinas
Pasar, Dinas Pendidikan, bidan wilayah dan Pustu yang dilakukan bersama dengan
program lain di puskemas sebanyak tiga kali setahun. Informasi epidemiologi yang
dihasilkan dari hasil analisis dan interpretasi dapat dimanfaatkan baik oleh institusi yang
melaksanakan surveilans maupun instansi lain di masyarakat (Hidajah dan Hargono,
2008). Diseminasi informasi dapat disampaikan kepada:
 Pengelola program penanggulangan untuk menentukan tindakan yang harus
dilakukan
 Pemberi (sumber) data. Ini disebut umpan balik. Bentuk umpan balik dapat
melalui bulletin, news letter, kunjungan atau surat untuk corrective action.
 Atasan. Informasi ini disebut laporan dan dapat dimanfaatkan untuk perencanaan,
melakukan tindakan dan evaluasi program penanggulangan
 Lintas program. Informasi ini dapat dimanfaatkan oleh program lain agar dalam
melakukan perencanaan, tindakan dan evaluasi program yang dilakukan selalu
memperhatikan dan mengacu hasil surveilans.
 Lintas sektor. Informasi kepada lintas sektor terkait dengan upaya peningkatan
kesehatan masyarakat akan meningkatkan wawasan sektor lain, sehingga
diharapkan adanya dukungan politis dan dana dari institusi terkait

3. Pertanyaan
Nama : Willa Nirmanda
NIM : 2211211005

Apa yang menjadi pembeda surveilans khusus dengan surveilans yang kita pelajari
sebelum "nya. munkin bisa teman teman klp menjelaskan melalui studi kasus tidak hanya
melalui pengertian aja, tapi bagaimana cara penerapan surveilans khusus ini trhdap kasus
tsb yg bisa memerinci pembeda surveilans khusus ini

Jawaban
Nama : Khori Rahmadhani
Nim :2211212061)

Surveilans khusus merupakan sistem surveilans sebagai alat untuk memantau dan
mengevaluasi banyak risiko dan intervensi kesehatan. Karena dibutuhkan banyak
informasi untuk suatu tindakan maka diperlukan suatu sistem yang dikembangkan secara
khusus untuk memenuhi kebutuhan tersebut berupa surveilans pada suatu permasalahan,
raktor risiko, kejadian, dan situasi khusus kesehatan lainnya.

Nama : Keisya Aurellia Arfian


NIM : 2211212053

Surveilans khusus memiliki beberapa perbedaan dengan surveilans umum yang mungkin
telah Anda pelajari sebelumnya. Mari kita lihat penerapan surveilans khusus melalui studi
kasus surveilans diare di Puskesmas Tambakrejo Kota Surabaya:

 Fokus pada Kasus Spesifik:


Surveilans Khusus: Dalam studi kasus di Puskesmas Tambakrejo, surveilans
difokuskan secara khusus pada kasus diare, termasuk analisis terperinci terkait
prevalensi, distribusi, dan dampaknya.
Surveilans Umum: Surveilans umum mungkin mencakup berbagai kondisi
kesehatan tanpa fokus khusus pada suatu penyakit tertentu.

 Strategi Pengendalian Khusus:


Surveilans Khusus: Strategi pengendalian diare melibatkan langkah-langkah
spesifik, seperti pembuatan buku register, pembuatan grafik jumlah penderita, dan
pengamatan lingkungan.
Surveilans Umum: Strategi surveilans umum lebih bersifat umum dan mungkin
melibatkan pendekatan yang lebih luas terhadap kesehatan masyarakat.

 Melibatkan Berbagai Pihak Secara Spesifik:


Surveilans Khusus: Melibatkan petugas kesehatan lingkungan, petugas promosi
kesehatan, serta koordinasi dengan lintas sektor untuk mendapatkan gambaran
menyeluruh terkait penyebab dan penyebaran diare.
Surveilans Umum: Bisa melibatkan berbagai pihak, tetapi tidak selalu dengan
tingkat spesifik yang sama tergantung pada kondisi yang diamati.

 Pengumpulan dan Analisis Data yang Lebih Mendalam:


Surveilans Khusus: Pengumpulan data lebih terfokus pada kasus diare, termasuk
analisis mendalam terkait perubahan iklim, musim, dan faktor lingkungan lainnya.
Surveilans Umum: Data yang dikumpulkan mungkin lebih umum dan mencakup
berbagai aspek kesehatan masyarakat.

 Pemecahan Masalah Khusus:


Surveilans Khusus: Penerapan surveilans ini mencakup rekomendasi pemecahan
masalah yang spesifik untuk meningkatkan efektivitas program pengendalian
diare.
Surveilans Umum: Pemecahan masalah mungkin bersifat lebih umum dan dapat
berlaku untuk berbagai kondisi kesehatan.

Dengan demikian, surveilans khusus mencakup pemantauan dan analisis yang lebih
mendalam terhadap kasus tertentu, memungkinkan pendekatan yang lebih terarah dalam
pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan tertentu dalam suatu populasi.

4. Pertanyaan
Nama : Davin Saguna Diva
NIM : 2211213055

Bagaimana agar kegiatan surveilans khusus dapat mempertimbangkan dampak


psikososial pada individu yang menjadi subjek pengamatan, dan strategi apa yang dapat
digunakan untuk mengurangi stigmatasi dan mencegah orang yang menjadi subjek
surveilans khusus merasa merasa dipandang negatif oleh masyarakat?

Jawaban
Nama : Rahma Aulya
Nim : 2211211026

Untuk mempertimbangkan dampak psikososial pada individu yang menjadi subjek


pengamatan dalam kegiatan surveilans khusus, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

 Transparansi dan komunikasi: berkomunikasi secara terbuka dan jelas mengenai


tujuan, metode, dan dampak yang mungkin terjadi. memastikan individu memiliki
pemahaman yang jelas tentang proses yang terlibat dapat membantu mengurangi
kecemasan
 Perlindungan privasi dan kerahasiaan: menjaga kerahasiaan data dapat membantu
membangun kepercayaan dan mengurangi ketakutan akan penyebaran informasi
pribadi.
 Mendukung kesejahteraan psikologis: seperti konseling atau akses ke sumber
daya dukungan mental. penting dalam menjaga kesejahteraan psikologis individu.

Untuk mengurangi stigmatasi dan mencegah individu yang menjadi subjek surveilans
khusus merasa dipandang negatif oleh masyarakat, berikut adalah beberapa strategi yang
dapat digunakan:
 Edukasi masyarakat Menjelaskan dengan jelas bagaimana kegiatan tersebut
berkontribusi pada keamanan dan kesejahteraan masyarakat secara umum dapat
membantu mengurangi stigmatasi dan pemahaman yang salah.
 Kampanye kesadaran: untuk mengubah persepsi negatif terhadap individu yang
menjadi subjek surveilans khusus. dapat melibatkan media massa, platform
online, dan acara komunitas
 Perlindungan hukum dan kebijakan: Memastikan bahwa ada undang-undang dan
peraturan yang jelas yang melindungi privasi, menghormati martabat individu,
dan mencegah diskriminasi dapat membantu mengurangi stigmatasi dan
mempromosikan perlakuan yang adil.
 Partisipasi individu: memberikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi aktif
dalam pembentukan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan surveilans. Ini
dapat membantu mengurangi perasaan dipandang negatif dan memberikan mereka
rasa memiliki terhadap proses tersebut.

5. Pertanyaan
Nama : Hanum Salsabilah
Nim : 2211211022

kenapa studi kasus diare yg kelompok paparkan tersebut masuk kedalam surveilans
khusus ??

Jawaban
Nama : Nor Farah Ain
Nim : 2211223071

Puskesmas Tambakrejo adalah puskesmas dengan kasus diare cukup tinggi, pada balita
menempati peringkat kedua dan pada semua semua umur adalah peringkat keempat di
Surabaya dan kasus diare tersebut juga udah merujuk ke klb sehingga puskesmas tersebut
harus melalukan surveilans khusus untuk investigasi lebih lanjut serta intervensi
mendalam.

Anda mungkin juga menyukai