Anda di halaman 1dari 4

VI. Hasil Percobaan 1.

Sayatan daun ditetesi air

Gambar sebelum ditetesi air Gambar setelah ditetesi air Pada dun Rhoe discolor, setelah ditetesi air, ternyata terjadi difusi dalam sel daun tersebut. Pigmen warna ungu menjadi lebih sedikit dan warnanya tidak terlalu pekat seperti sebelum ditetesi air. 2. Sayatan daun ditetesi larutan garam

sebelum ditetesi larutan garam setelah ditetesi larutan garam

Pada dun Rhoe discolor, setelah ditetesi larutan garam, ternyata mengalami osmosis. Sel kehilangan air dan juga tekanan turgor menyebabkan sel menjadi lemah. Kehilangan air lebih banyak mengakibatkan plasmolisis. Tekanan terus berkurang sampai di suatu titik dimana protoplasma sel akan terkelupas dari dinding sel. 3. Sayatan daun ditetesi air kembali setelah tetesan larutan garam dikeringkan. larutan garam dikeringkan

ditetesi kembali dengan air

Setelah ditetesi kembali dengan air, keadaan sel kembali seperti semula hanya saja pigmen warna ungu tidak terlalu pekat lagi warnanya. Peristiwa ini disebut deplasmolisis. VII. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan pada daun Rhoe discolor, disimpulkan : Sel daun berbentuk heksagonal, dan memiliki klorofil serta pigmen warna ungu. Sel daun mengalami plasmolisis saat ditetesi dengan larutan garam. Sel daun mengalami deplasmolisis setelah ditetesi kembali dengan air.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Yang melatarbelakangi saya untuk melakukan percobaan ini adalah menyelidiki penyebab pada sel tumbuhan, keluarnya air dari sitoplasma ke luar sel menyebabkan volume sitoplasma mengecil. Akibatnya, membrane plasma terlepas dari dinding sel. Peristiwa lepasnya membrane plasma dari dinding sel disebut plasmolisis. Di samping itu, praktikum ini juga dapat diketahui perbandingan prosentase glukosa yang berpengaruh pada lisisnya membran plasma. B. 1. 2. C. 1. 2. Tujuan Untuk mengamati mekanisme plasmolisis. Untuk mengetahui pengaruh glukosa pada Rhoe discolor. Rumusan Masalah Bagaimana mekanisme plasmolisis ? Bagaimana pengaruh glukosa pada Rhoe discolor ?

Tinjauan Pustaka Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membrane plasma dari dinding sel. Istamar Syamsuri, dkk, Biologi SMA kelas XI, Malang, 2004, hlm:26 Metodologi Penelitian Alat dan Bahan :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Silet / cutter Gelas benda Gelas penutup Mikroskop Air Gula Daun Rhoe discolor

Cara Kerja : 1. Menyayat permukaan bawah daun Rhoe discolor, kemudian meletakkan sayatan tersebut pada gelas benda, tetesi dengan air, kemudian tutup dengan gelas penutup. Mengamati dengan mikroskop kemudian gambar. 2. Menyayat permukaan bawah daun Rhoe discolor, kemudian meletakkan sayatan tersebut pada gelas benda, tetesi dengan larutan gula 20%, setelah 5 menit, tutup dengan gelas penutup, kemudian mengmati dengan mikroskop dan gambar. 3. Menyayat permukaan bawah daun Rhoe discolor, kemudian meletakkan sayatan tersebut pada gelas benda, tetesi dengan larutan gula 40%, setelah 5 menit, tutup dengan gelas penutup, kemudian mengmati dengan mikroskop dan gambar. Hasil dan pembahasan 1. Hasil

Glukosa 0 %

Glukosa 20 %

Glukosa 40 %

2. Pembahasan Berikut ini adalah pembahasan praktikum saya saat materi plasmolisis. Saya menggunakan Rhoe discolor karena kemudahan saat mengambil selnya. Bagian yang saya ambil untuk diamati yakni pada selaput tipis yang ada pada bagian bawah daun tersebut. Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan glukosa terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis runtuhnya seluruh dinding sel dapat terjadi. Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis,

seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal glukosa yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas. Semakin tinggi tingkat konsentrasi glukosa dan semakin lama waktu untuk mendiamkan maka semakin banyak pula membran plasma yang lisis. Berikut tampilan Rhoe discolor dengan 0 %, 20 %, 40 % glukosa dan stomata yang juga terlihat pada mikroskop : Konsentrasi 0 % Konsentrasi 40 % Kesimpulan 1. Larutan yang hipertonis menyebabkan peristiwa plasmolisis dan jika diencerkan kembali (hipotonis) akan menyebabkan peristiwa deplasmolisis. 2. Semakin tinggi tingkat konsentrasi glukosa dan semakin lama waktu untuk mendiamkan maka semakin banyak pula membran plasma yang lisis. 3. Sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipertonis, protoplasmanya akan menyusut dan lepas dari dinding selnya. Proses ini disebut plasmolisis. Plasmolisis dapat menyebabkan tumbuhan menjadi layu. Daftar Pustaka Samsuri, Istamar dkk. 2004. Biologi SMA kelas XI. Erlangga : Malang. Konsentrasi 20 % Tampilan stomata

Anda mungkin juga menyukai