Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Praktikum merupakan salah satu kegiatan untuk mendukung belajar serta diharapkan dapat
memaksimalkan serta memberi pemahaman mengenai materi yang sudah diberikan saat teori.
Pada pemanfaatan nyata, praktikum membantu mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih konkrit atas teori yang telah merekan pelajari.
Untuk mahasiswa teknik elektro, praktikum instalasi listrik adalah salah satu pilar penting.
Praktikum instalasi listrik juga dapat melihat seberapa dalam mahasiswa dalam menangkap
materi yang telah diberikan saat teori.Pemanfaatan instalasi listrik pada kehidupan sehari-hari
akan dipraktikan pada praktikum instalasi listrik.
Mahasiswa jadi mampu memahami dan mempraktikan secara langsung bagaimana cara
memasang instalasi listrik yang baik dan benar, dikarenakan instalasi listrik merupakan pilar
utama padan mahasiswa teknik elektro

1.2. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan memahami teori pemasangan satu saklar ganda dengan dua buah
lampu.
2. Mahasiswa dapat menerapkan teori yang sudah dinerikan pada parktikum instalasi listrik.
3. Mahasiswa dapat menerapkann ilmu yang sudah didapat pada praktikuminstalasi listrik
kali ini.

1.3. Tinjauan pustaka


 KWH meter
Kehadiran KWH meter tidak terlepas dari penemuan energi listrik oleh para ilmuwan seperti
Benjamin Franklin, Michael Faraday, Thomas Edison, James Watt dan Nikola Tesla. Prinsip
pengoperasian meteran listrik juga mengacu pada temuan para ahli tersebut.
Kwh meter salah satu jenis biaya yang dikeluarkan secara rutin tiap bulan adalah biaya
tagihan listrik, setiap bulann kita menerima biaya tagihan listrik dari peralatan yang kita
gunakan. Ketika tagihan listrik tiba-tiba naik dibanding bulan sebelumnya, tentunya Anda
berpikir "Kenapa tagihan listrik saya bisa naik ? padahal peralatan listrik yang dipakai dirumah
tidak bertambah.Beberapa orang mungkin akan berpendapat bahwa masalahnya ada di KWH
Meter, dimana jenis KWH meter digital / elektronis berjalan lebih cepat dibanding KWH meter
analog / elektromekanis.
KWH Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur total energi listrik (atau listrik)
yang dikonsumsi oleh peralatan yang diambil dari energi listrik dari catu daya utama di rumah.
Angka-angka ini (bacaan pada meteran) memberi tahu kita telah berapa banyak unit listrik
(disebut sebagai kWh dalam meteran listrik) yang telah dikonsumsi sejauh ini. Dengan kata lain,
besarnya tagihan listrik akan bergantung sepenuhnya pada meteran ini.
Adapun pembacaan pada meteran pada KWH meter bersifat kumulatif, maksudnya adalah
untuk menentukan pembacaan konsumsi bulan tertentu, perbedaan antara pembacaan bulan ini
dan bulan sebelumnya dihitung, dimana nilai yang Anda dapatkan adalah konsumsi listrik bulan
ini.
Untuk lebih jelasnya, apabila bacaan pada meteran ini kecil, itu berarti konsumsi Anda
rendah dengan kata lain tagihan listrik Anda akan lebih rendah dan sebaliknya apabila
bacaannya besar, hal ini berarti konsumsi Anda tinggi dan akibatnya tagihan listrik Anda juga
akan tinggi.
 KWH mwter analog
KWH meter analog atau KWH meter elektromekanis adalah jenis kwh meter yang paling
banyak digunakan di Indonesia beberapa tahun yang lalu, umumnya penggunaan KWH meter
masih dapat ditemukan di daerah pedesaan. Cara kerja KWH meter sebenarnya cukup
sederhana. Ada piringan logam non-magnetik yang terpasang di dalam KWH meter yang akan
berputar tergantung pada daya yang melewatinya.
Jadi, jika daya yang melewatinya tinggi, maka cakram akan berputar lebih cepat dan apabila
daya yang melewatinya rendah, cakram akan berputar lebih lambat. Laju rotasi pada nantinya
akan menentukan pembacaan pada KWH meter, semakin tinggi jumlah rotasi, maka semakin
tinggi pula pembacaan meterannya dan sebaliknya. Untuk membuat cakram berputar maka
membutuhkan energi listrik tersendiri yang tidak terbaca di KWH meter, dibutuhkan daya
sekitar 2 Watt untuk membuat cakram berputar.

Cara pemasangan KWH meter:

1. Memasang KWH Meter 1 fasa, OKA, MCB pada papan hubung;

2. Potong kabel NYA sesuai kebutuhan;

3. Kupas kabel NYA pada bagian ujung kabel;

4. Hubungkan kabel sr fasa ke terminal nomor 1 pada KWH Meter.


 Sikring
Sekring adalah alat yang berfungsi untuk mengamankan instalasi jaringan listrik yang hampir
sama dengan MCB, yakni berguna untuk melindungi instalasi dari arus listrik berlebih ataupun
ketika terjadi korsleting listrik. Sekring listrik sering disebut juga dengan istilah fuse. Sekring
listrik merupakan komponen elektronika yang isinya adalah kawat halus dan pendek.berfungsi
pada saat beban listrik mengalami overload, sekring listrik akan terputus dan meledakkan diri
secara otomatis. Dalam kondisi tersebut, fuse juga akan meleleh dan putus. Akibatnya instalasi
listrik akan mengalami mati secara total.
Sekring biasanya dipasang diantara beban dengan MCB. sekring pada instalasi berfungsi
sebagai pelindung instalasi listrik dari beragam gejala abnormal yang mungkin terjadi karena
kondisi tertentu.Ketika terjadi indikasi adanya kerusakan pada instalasi, maka secara otomatis
sekring akan membuka. Lalu lapisan bagian dalamnya yang terdiri dari kawat-kawat halus akan
putus dan menyebabkan arus listrik terhenti saat itu juga.
Dengan putusnya sekring, maka ini akan mencegah agar komponen listrik lainnya tidak
mengalami kerusakan yang lebih parah. Dan tentu saja untuk instalasi jaringan listrik tetap bisa
aman.
Beberapa fungsi sekring adalah:
1. Sekring berfungsi untuk memberi perlindungan pada instalasi listrik;
2. Sekring berfungsi sebagai pemutus arus listrik pada saat terjadi korsleting listrik;
3. Fungsi sekring juga menjadi sensor ketika terjadi kondisi abnormal pada rangkaian.
 Sikring rumah
Sekring rumah adalah salah satu jenis sekring listrik yang paling populer bagi sebagain
banyak orang. Hal ini karena jenis sekring untuk instalasi listrik rumah terbilang paling umum
kita temui penggunaannya. Alat yang satu ini juga biasa dipasang bersama dengan MCB.
Fungsi dari sekring rumah adalah untuk menghubungkan MCB dengan instalasi listrik
rumah. Biasanya sekring rumah dipasang diantara MCB dengan beban. Jadi benda ini terhubung
ke jaringan listrik utama, dimana semua beban dan rangkaian kabel akan melewatinya.
 Saklar ganda
Saklar ganda merupakan alat elektronik yang memiliki tuas penghubung berjumlah dua
buah. Tuas ini merupakan media yang dapat dipakai untuk mengontrol tersambung dan
terputusnya muatan listrik pada sebuah rangkaian.
Sama seperti jenis saklar lainnya, saklar ganda berperan penting dalam proses pengaturan
aliran listrik. Namun bedanya, alat ini dapat dipakai untuk mengendalikan lebih dari satu beban
secara bersamaan.
Saklar ganda adalah sebuah alat listrik yang termasuk ke dalam golongan SPDT (Single Pole
Double Throw). Artinya saklar dipasang dengan mekanisme seri serta mempunyai kontak
penghubung berjumlah dua buah. Saklar ganda penggunaannya cukup familiar dan mudah
dijumpai. Saklar tersebut memiliki kontak penghubung ganda yang bisa dipakai secara bersama-
sama dalam kinerjanya. Seperti saklar lainnya, fungsi saklar ganda yaitu untuk menyambung
serta memutus aliran arus listrik. Benda ini juga yang membantu alat-alat elektronik untuk
menyala dan padam sesuai kebutuhan. Ketika bekerja, saklar ganda dapat digunakan bersama-
sama ataupun bergantian. Saklar ganda juga dapat digunakan untuk menghidupkan lebih dari
satu beban, sehingga penggunaanya dianggap lebih fleksibel dan praktis.
Saklar ganda disebut juga sebagai saklar pengubah. Fungsi saklar ganda adalah sebagai
komponen pengendali lebih dari satu beban. Selain itu, saklar ganda juga dapat dipakai untuk
menyalakan dan memadamkan lampu yang berasal dari dua ruangan berbeda.
 Cara memasang saklar ganda:
1. Pertama, persiapkan alat-alat yang dibutuhkan. Semisal saklar, tespen, kabel, dan lain-lain;
2. Matikan aliran arus listrik di rumah dengan menurunkan MCB;
3. Lubangi dinding sebagai tempat untuk memasang saklar;
4. Cari kabel fasa dan sambungkan pada terminal saklar;
5. Sambungkan juga kabel lain pada komponen beban, isalnya fitting lampu;
6. Satukan dari dua beban dan sambungkan pada sumber listrik;
7. Rapikan kabel pada saklar dan kencangkan baut agar saklar terpasang rapi;
8. Setelah itu, nyalakan aliran listrik dan cek apakah pemasangan sudah berhasil;
9. Apabila pemasangan sudah dilakukan dengan benar, maka saklar akan menyala.
BAB II
ALAT DAN BADAN

2.1. Alat

Table 2.1 alat yang digunakan pada praktikum


No Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tes pen obeng obeng 1
2. papan trener elektrikal 1
3. voltmeter digital 1
4. Ampermeter digital 1
5. Frekuensi meter Analog 1

2.2. Bahan

Table 2.2 bahan yang digunakan pada ptaktikum


No Alat Spesifikasi Jumlah
1. MCB 1 phase 1
2. Kabel jumper Banana 20
3. Saklar Ganda 1
4. fitting lampu Tempel 2
5. KWH Analog 1
6. Sikring cartridge 1
7. 5 watt 2
lampu bohlam 10 watt 2
15 watt 2
100 watt 2
BAB III
PROSEDUR KERJA

1. Siapkan alat dan bahan.


2. Pasang komponen pada elektronik control trener.
3. Sambungkan jalur rangkaian menggunakan kabel jumper banana sesuai dengan rangkaian
yang diminta.

Gambar 3.1 rangkain saklar ganda dengan dua buah lampu


4. Cek sumber daya antara fasa dan netral menggunakan tes pen.
5. Pasangkan sumber daya pada KWh meter.
6. Pasangkan lampu 5watt pada fiting 1, pasangkan lampu 5watt pada fiting 2
7. Ngalakan saklar pada kedua lampu
8. Lihat hasil lalu catat
9. Lakukan langkan 6-8 berulang sesuai prosedur yang disuruh
BAB IV
HASL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 rangkain saklar ganda dengan dua buah lampu


Rangkaian diatas merupakan rangkaian 1phase menggunakan 1 buah saklar ganda dan
menggunakan 2 buah lampu sebagai beban, pada percobaan kali ini dibuat beberapa variasi lampun.
Dimana daya AC dipasangkan pada KWH meter kemudian kabel fasa disambungkan ke
MCB lalu ke sikring kemudian disambungkan secara pararel ke voltmeter dan frekuensi meter,
kemudian disambungkan ke ampermeter secara seri, setelah itu fasa dipasangkan ke saklar ganda
kemudian dari saklar disambungkan ke lampu 1dan 2. Dikarenakan voltmeter dan ampermeter
menggunakan digital maka harus diberikan daya untuk menghidupkannya, maka disambungkan ke
daya. Piringan KWH akan berputar secara pelan apabila diberikan beban rendah dan putaran akan
semakin cepat apabila beban yang diberikan semakin besar.
Pada rangkaian 1 saklar ganda ini menggunakan 2 buah lampu dinama pada 1 saklar terdapat
dua tombol dan setiap tombol mengatur satu buah lampu dan tidak mempengaruhi satu sama lain.
Berikut ini adalah gambar dari percobaan yang kami lakukan:

Gambar 4.2 percobaan lampu 100watt dan 100watt Gambar 4.3 percobaan lampu 5watt dan 100watt
Gambat 4.4 percobaan lampu 15watt dan15watt Gambar 4.5 percobaan lampu 10watt dan 100wat

Gambar 4.6 percobaan lampu 10watt dan 15watt Gambar 4.7 percobaan lampu 10watt dan 10watt

Gambar 4.8 percobaan lampu 5watt dan 100watt Gambar 4.9 percobaan lampu 5watt dan 15watt
Gambar 4.10 percobaan lampu 5watt dan 10watt Gambar 4.11 percobaan lampu 5watt dan 5watt
Dari percobaan-percobaan tersebut kami mendapatkan beberapa hasilpengukuran, berikut ini
adalah hasil pengukuran yang kami dapat:
Tabel 4.1 tabel hasil percobaan
No Beban 1 Beban 2 Tegangan Arus Frekuensi Putaran KWH Jenis lampu
1. 5watt 5watt 237,5 V 0,133 A 50 Hz Berputar Bohlam
2. 5watt 10watt 237,6 V 0,150 A 50 Hz Berputar Bohlam
3. 5watt 15watt 237,4 V 0,146 A 50 Hz Berputar Bohlam
4. 5watt 100watt 236,7 V 0,499 A 50 Hz Berputar Bohlam
5. 10watt 10watt 237,3 V 0,153 A 50 Hz Berputar Bohlam
6. 10watt 15watt 237,3 V 0,167 A 50 Hz Berputar Bohlam
7. 10watt 100watt 236,7 V 0,159 A 50 Hz Berputar Bohlam
8. 15watt 15watt 237,2 V 0,165 A 50 Hz Berputar Bohlam
9. 15watt 100watt 236,5 V 0,515 A 50 Hz Berputar Bohlam
10. 100watt 100watt 235,8 V 0,867 A 50 Hz Berputar Bohlam

Dapat dilihat pada tabel apabila daya beban semakin besrs makaka semakin kecil voltasenya,
ini dikarenakan beban yang besar akan mengurangi tegangan yang ada dikatenakan digunakan untuk
menghidupkan beban, berbeda dengan arus semakin besar daya beban yang dibutuhkan semakin
besar pula arus yang akan mengalir, ini dikarenakan arus yang mengakir untuk menyakakan beban
aka semakin besar. Frekuensi nya akan selalu sama karena 50Hz adalah frekuensi yang digunakan
pada listrik indonesia. Kwh meter akan semakin cepat putarannya apabila beban yang digunakan
semakin besar.
Sedangkan perhitungan arus pada rangkaian diperoleh dari rumus atau persamaan berikut:
P = V x I x cos(θ)
dimana,
P = Daya (watt)
V = Tegangan (V)
I = Arus (A)
cos(θ) = faktor daya (power factor).

1. Beban 5 watt, Beban 5 Watt


P1 5W
I1 = ¿ = 0.0210 A
V . cos (θ ) 237 ,5 V . 1.0
P2 5W
I2 = ¿ = 0.0210 A
V . cos (θ ) 237 ,5 V . 1.0
I total = I1 +I2
= 0.0210 A+ 0.0210 A = 0.0420 A

2. Beban 5 watt, Beban 10 Watt


P1 5W
I1 = ¿ = 0.0210 A
V . cos (θ ) 237 , 6V . 1.0
P2 10 W
I2 = ¿ = 0.0426 A
V . cos (θ ) 234 , 3V . 1.0
I total = I1 +I2
= 0.0210 A+ 0.0426 A = 0,0636 A

3. Beban 5 watt, Beban 15 Watt


P1 5W
I1 = ¿ = 0.0210 A
V . cos (θ ) 237 , 4 V . 1.0
P2 10 W
I2 = ¿ = 0,0631 A
V . cos (θ ) 234 , 3V . 1.0
I total = I1 + I2
= 0.0210 A+ 0,0631 A = 0,0841 A

4. Beban 5 watt, Beban 100 Watt


P1 5W
I1 = ¿ = 0.0211 A
V . cos (θ ) 236 ,7 V . 1.0
P2 100 W
I2 = ¿ = 0,4224 A
V . cos (θ ) 236 ,7 V . 1.0
I total = I1 + I2
= 0.0211 A+ 0,4224 A = 0,4435 A

5. Beban 10 watt, Beban 10 Watt


P1 10W
I1 = ¿ = 0,0421 A
V . cos (θ ) 237 ,3 V . 1.0
P2 10W
I2 = ¿ = 0,0421 A
V . cos (θ ) 237 ,3 V . 1.0
I total = I1 + I2
= 0,0421 A+ 0,0421 A = 0,0842 A

6. Beban 10 watt, Beban 15 Watt


P1 10W
I1 = ¿ = 0,0421 A
V . cos (θ ) 237 ,3 V . 1.0
P2 15W
I2 = ¿ = 0,0632 A
V . cos (θ ) 237 ,3 V . 1.0
I total = I1 +I2
= 0,0421 A+ 0,0634 A = 0,1053 A

7. Beban 10 watt, Beban 100 Watt


P1 10 W
I1 = ¿ = 0,0422 A
V . cos (θ ) 236 ,7 V . 1.0
P2 100 W
I2 = ¿ = 0,422 A
V . cos (θ ) 236 ,7 V . 1.0
I total = I1 + I2
= 0,0422 A+ 0,422 A = 0,4642 A

8. Beban 15 watt, Beban 15 Watt


P1 15W
I1 = ¿ = 0.021 A
V . cos (θ ) 237 , 2V . 1.0
P2 15 W
I2 = ¿ = 0.021A
V . cos (θ ) 234 , 4 V . 1.0
I total = I1 + I2
= 0.021 A+ 0.021 A = 0.042 A

9. Beban 15 watt, Beban 100 Watt


P1 15W
I1 = ¿ = 0.063 A
V . cos (θ ) 236 ,5 V . 1.0
P2 100W
I2 = ¿ = 0.422 A
V . cos (θ ) 236 ,5 V . 1.0
I total = I1 + I2
= 0.064 A+ 0.422 A = 0.485 A

10. Beban 100 watt, Beban 100 Watt


P1 100W
I1 = ¿ = 0.424 A
V . cos (θ ) 235 ,8 V . 1.0
P2 100W
I2 = ¿ = 0.424 A
V . cos (θ ) 235 ,8 V . 1.0
I total = I1 + I2
= 0.424 A+ 0.424 A = 0.848 A
Pada perhitungan dan pengukuran nilai arus berbeda ini dipengaruhi oleh faktor lain seperti
tegangan yang tidak terap, pegukuran yang kurang akurat, ataupun terdapat kebocoran arus pada
rangkaian.

BAB V

KESIMPULAN

Seteleh melakukan percobaan dapat disimpulkan, saklar ganda adalah jenis sakalar seri akan
tetapi lampu yang dipasang akan tetap pararel, lampu akan menyala bersamaan apabila kedua saklar
dihidupkan bersamaan, dan bisa menyala salah satu apabila saklar yang dinyalakan juga salah
satunya. Arus yang mengalir akan semakin besar apabila beban yang digunakan besar pula, berbeda
denagn tegangan yang akan semakin kecil apabila beban yang digunakan besar. pemasangan KWM
meter sangat berguna untuk mengukur dan memantau energi listrik yang digunakan secara
keseluruhan, dan digunakan untuk menentukan biaya listrik yang harus dibayar.
DAFTAR PUSTAKA

Islahudin, S.Pd., M.PFis, 2022, Bahan ajar alat-alat ukur listrik, Deepublish.

Saryanto, S.Pd.T., M.Pd., Gr., 2021, pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan, Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Valentinus Galih Putra, Endah Purnomosari, ngadiyono, 2019, Pengantar praktikum mekatronika
teknis, CV. Mulia jaya.
LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK

Disusun oleh :

1. Nama : Iwan Setyawan


2. NPM : 2220501075
3. Kelompok : 01
4. Kelas/ Rombel : 04

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TIDAR

2023
JUDUL PRAKTIKUM

“RANGKAIAN SATU SAKLAR DENGAN DUA BUAH LAMPU LENGKAP

DENGAN KWH METER”

Praktikum ke : 02

Tgl Praktikum : 31 Agustus 2023

Dosen Pengampu : Ibrahim Nawawi, S.T., M.T.

Dikoreksi oleh:

Laporan diterima tanggal :

Laporan disetujui tanggal :

Nama Asisten Praktikum 1 :Muhali Alex Hartono

Tanda Tangan ………………..

Anda mungkin juga menyukai