Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMOGRAMAN TERSTRUKTUR

DISUSUN OLEH:
Arifin Nurhidayah

PROGRAM STUDI REKAYASA PERANGKAT LUNAK


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
TAHUN AJARAN 2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

Pemrograman Terstruktur merupakan suatu tindakan untuk membuat


program yang berisi instruksi-instruksi dalam bahasa komputer yang disusun
secara logis dan sistematis supaya mudah dimengerti, mudah dites, dan mudah
dimodifikasi. Pemrograman terstruktur adalah bahasa pemrograman yang
mendukung pembuatan program sebagai kumpulan prosedur. Prosedur-
prosedur ini dapat saling memanggil dan dipanggil dari manapun dalam
program dan dapat mengunakan parameter yang berbeda-beda untuk setiap
pemanggilan. Bahasa pemrograman terstruktur adalah pemrograman yang
mendukung abstraksi data, pengkodean terstruktur dan kontrol program
terstruktur.

Sedangkan Prosedur adalah bagian dari program untuk melakukan


operasi-operasi yang sudah ditentukan dengan menggunakan parameter
tertentu. Sejarah Metodologi Pemrograman Pemrograman terstruktur
pertama kali diungkapkan oleh Prof Edsger Djikstra dari Universitas Eindhoven
sekitar tahun 1965. Dalam papernya, Djikstra mengusulkan peniadaan perintah
GOTO pada pemrograman terstruktur. Berbeda dengan pendapat HD Millis
yang mengungkapkan bahwa pemrograman terstruktur tidak tergantung pada
ada tidaknya GOTO tetapi lebih pada struktur program itu sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah maka diperlukan adanya analisis


Perbandingan penerapan Pemograman Terstruktur untuk menyelesaikan suatu
masalah dalam bentuk program.
1.3 PERTANYAAN PENELITIAN

1. Pengertian Pemograman Terstruktur.


2. Data Flow Diagram (DFD) Pemograman Terstruktur Beserta Simbolnya.
3. Kamus Data Pemograman Terstruktur.
4. Contoh pembuatan Data Flow Diagram (DFD) dari study kasus Sistem
Informasi Apotek.

1.4 Tujuan Masalah

Penelitian ini akan menganalisis penerapan dari Pemograman


Terstruktur. Merupakan suatu proses untuk mengimplementasikan urutan
langkah untuk menyelesaikan suatu masalah dalam bentuk program. Dengan
tujuan masalh sebagai berikut:

1. Meningkatkan kehandalam programan


2. Menyederhanakan Kerumitan programan
3. Meningkatkan Produktivitas pemograman
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemograman Terstruktur.

Pemrograman Terstruktur merupakan suatu tindakan untuk membuat


program yang berisi instruksi-instruksi dalam bahasa komputer yang disusun
secara logis dan sistematis supaya mudah dimengerti, mudah dites, dan mudah
dimodifikasi.
Pemrograman terstruktur adalah bahasa pemrograman yang
mendukung pembuatan program sebagai kumpulan prosedur. Prosedur-
prosedur ini dapat saling memanggil dan dipanggil dari manapun dalam
program dan dapat mengunakan parameter yang berbeda-beda untuk setiap
pemanggilan. Bahasa pemrograman terstruktur adalah pemrograman yang
mendukung abstraksi data, pengkodean terstruktur dan kontrol program
terstruktur. Sedangkan Prosedur adalah bagian dari program untuk melakukan
operasi-operasi yang sudah ditentukan dengan menggunakan parameter
tertentu.

2.2 Data Flow Diagram (DFD) Pemograman Struktur

DFD adalah suatu diagram yang menggambarkan aliran data dari sebuah
proses yang sering disebut dengan sistem informasi. Di dalam data flow
diagram juga menyediakan informasi mengenai input dan output dari tiap
entitas dan proses itu sendiri.

Dalam diagram alir data juga tidak mempunyai kontrol terhadap flow-
nya, sehingga tidak adanya aturan terkait keputusan atau pengulangan. Bentuk
penggambaran berupa data flowchart dengan skema yang lebih spesifik.
Menurut Kenneth Kozar, tujuan dari adanya DFD sendiri adalah sebagai
penyedia atau menjembatani antara pengguna dengan sistem.
Data flow diagram berbeda dengan UML (Unified Modelling Language),
dimana hal mendasar yang menjadi pembeda antara kedua skema tersebut
terletak pada flow dan objective penyampaian informasi di dalamnya.

Simbol Dalam DFD


Terdapat beberapa simbol utama untuk menyusun sebuah rangkaian
DFD yang tepat, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Data Store
Data store adalah file untuk menyimpan data yang digunakan untuk
proses selanjutnya. Dapat dikatakan juga, sama seperti basis data
(database). Pada umumnya, data store berupa tabel yang dapat diolah,
serta mampu terhubung dengan setidaknya satu masukan dan satu
keluaran. Penggambaran atau simbol data store berupa dua garis sejajar.
2. Data Flow
Data flow merupakan arus data yang mengalir antara terminator,
proses, dan data store. Data flow digambarkan dengan simbol tanda panah,
dan fungsi utamanya adalah untuk mengalirkan informasi dari satu sistem
ke sistem yang lain.

3. External Entity
External entity atau lebih sering disebut dengan terminator merupakan
pihak di luar sistem, dapat berupa individu, divisi, perusahaan, atau sistem
yang lainnya. Terminator dapat memberikan masukan atau keluaran
terhadap sistem. Simbol dari external entity dilambangkan dengan persegi
panjang atau kotak.

4. Process
Process dilakukan oleh mesin dengan mengubah input menjadi output
dengan format yang berbeda. Simbol proses digambarkan dalam bentuk
lingkaran, oval, atau persegi panjang dengan tambahan sudut bundar.

2.3 Kamus Data Pemograman Terstruktur

Kamus data (data dictionary) adalah suatu penjelasan tertulis tentang


suatu data yang berada di dalam database atau suatu daftar data elemen yang
terorganisir dengan definisi yang tetap dan sesuai dengan sistem, sehingga
user dan analis sistem mempunyai pengertian yang sama tentang input,
output, dan komponen data strore.

Kamus Data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan


informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data selain digunakan untuk
dokumentasi dan mengurangi redudansi, juga dapat digunakan untuk:

1. Memvalidasi diagram aliran data dalam hal kelengkapan dan keakuratan


2. Menyediakan suatu titik awal untuk mengembangkan layar dan laporan-
laporan
3. Menentukan muatan data yang disimpan dalam file-file
4. Mengembangkan logika untuk proses-proses diagram aliran data
Simbol Kamus Data

2.4 Contoh pembuatan Data Flow Diagram (DFD) dari study kasus
Sistem Informasi Apotek

Sistem informasi apotek merupakan aplikasi yang digunakan untuk


membantu dalam pengelolaan apotek baik dari segi penjualan obat-obatan
yang ada pada apotek.

Banyak obat dan segala kebutuhan farmasi dalam apotek membutuhkan


sebuah pengelolaan dan manajemen yang baik. Maka dari itu pengembangan
aplikasi ini sangat di perlukan, guna terkelolanya apotek yang lebih baik dan
dapat di pantau dari segi produk maupun penjualan yang dilakukan oleh
apoteker.
Pada ruang lingkup konteks diagram sistem apotek, terlihat 3 user
berinteraksi dengan sistem. User-user tersebut merupakan stakeholder yang
terkait dengan berjalannya sistem atau aplikasi apotek. Beberapa user tersebut
saling memasukkan data kedalam sistem dan juga menerima data dari sistem
apotek.

Beberapa uraian mengenai data-data yang masuk dan diterima di jelaskan


sebagai berikut:

Data masuk ke sistem apotek:

1. Admin, data yang di masukkan ke dalam sistem oleh user admin adalah
data admin dan data obat
2. Apoteker, data yang di masukkan ke dalam sistem oleh apoteker adalah
data apoteker dan data racikan. Data racikan merupakan data yang di
entri ketika pembeli membeli produk di apotek menggunakan resep
dokter yang berupa racikan atau campuran dari beberapa produk yang
di rekomendasikan oleh dokter.
3. Pembeli, Data yang masuk ke dalam sistem yang di lakukan oleh
pembeli, tentu data pembelian.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai