Anda di halaman 1dari 18

Piwulang 11 (2) (2023)

Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/piwulang

STRATEGI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA JAWA PADA


ANAK TUNA RUNGU-WICARA
Astrid Wangasagirindra Pudjastawa1, Rina Kusweni2, Helmy Bastian3
1
SMAN 2 Malang
2,3
SLBN Seduri Mojokerto
Corresponding Author: a.w.pudiastawa@gmail.com

DOI: 10.15294/piwulang.v11i2.68442
Accepted: May 7th 2023 Approved: July 7th 2023 Published: November 28th 2023

Abstrak
Anak tuna rungu-wicara adalah anak berkebutuhan khusus yang memiliki hak yang sama untuk mendapatkan
pendidikan dan berkembang sesuai dengan potensinya. Dengan demikian mereka memerlukan strategi
pembelajaran yang berbeda untuk memaksimalkan prestasi mereka dalam Mata Pelajaran Bahasa Jawa. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan pada anak tuna rungu-wicara
dalam Mata Pelajaran Bahasa Jawa serta faktor penghambat dan faktor pendukung yang ada. Dalam penelitian
kualitatif lapangan ini yang bersumber dari observasi, wawancara, dan dokumen pendukung lalu diperkuat dengan
analisis isi dan trianggulasi ditemukan bahwa strategi pembelajaran yang efektif adalah yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu siswa, seperti strategi ekspositori, inkuiri, contextual teaching learning, dan individualisasi. Faktor
penghambat termasuk kurangnya dukungan orang tua dalam mengajarkan materi Bahasa Jawa serta keterbatasan
guru khusus dengan kualifikasi pengajaran Bahasa Jawa. Namun, faktor pendukung seperti lingkungan belajar yang
nyaman, siswa yang antusias, guru yang kreatif, dan kepala sekolah yang mendukung aktifitas KBM sangat
membantu mencapai kesuksesan dalam Mata Pelajaran Bahasa Jawa bagi anak tuna rungu-wicara. Oleh karena
itu, penelitian ini memiliki kontribusi penting bagi pengembangan pendidikan inklusif yang lebih efektif bagi anak-
anak berkebutuhan khusus.
Kata kunci: Strategi Pembelajaran, Bahasa Jawa, Anak Berkebutuhan Khusus, Tuna Rungu

Abstract
Children with hearing impairments are children with special needs who have the same right to get education and develop according
to their potential. Therefore they need different learning strategies to maximize their achievement in Javanese Subjects. This study
aims to describe learning strategies that can be applied to deaf-speech-deaf children in the Javanese Language Subject as well as
the existing inhibiting and supporting factors. In this field qualitative research which originated from observations, interviews,
and supporting documents which were then strengthened by content analysis and triangulation it was found that effective learning
strategies were those that were adapted to the individual needs of students, such as expository strategies, inquiry, contextual
learning, and individualization. The restraints include a lack of parental support in banning Javanese material as well as the
limited number of special teachers with Javanese teaching qualifications. However, supporting factors such as a comfortable
learning environment, enthusiastic students, creative teachers, and school principals who support teaching and learning activities
are very helpful in achieving success in Javanese Language Subjects for children who are deaf-mute. Therefore, this research has
an important contribution to the development of more effective inclusive education for children with special needs.
Keywords: Learning Strategies, Javanese Language, Children Needed, The Deaf Children

© 2023 Universitas Negeri Semarang


p-ISSN 2252-6307
e-ISSN 2714-867X

128
129

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

PENDAHULUAN menguasai materi dan berprestasi secara


maksimal. Strategi pembelajaran yang efektif
Pendidikan inklusif adalah upaya untuk
harus memperhatikan kebutuhan dan
memberikan kesetaraan hak dan kesempatan
karakteristik setiap anak tuna rungu-wicara
pendidikan bagi semua individu, termasuk anak
(Ariyanti, 2020). Selain itu, faktor-faktor seperti
berkebutuhan khusus (Herawati, 2016). Anak
peran orang tua, kualifikasi guru, dan lingkungan
tuna rungu-wicara adalah salah satu jenis anak
belajar yang nyaman juga mempengaruhi
berkebutuhan khusus yang memiliki kesulitan
efektivitas pembelajaran bagi anak tuna rungu-
dalam berkomunikasi dan memahami bahasa
wicara (Wahyuningsih & Umaeroh, 2021).
secara verbal (Ibrahim & Winarsih, 2013).
Dalam penelitian strategi pembelajaran Mata
Sebagai bagian dari pendidikan inklusif, anak
Pelajaran Bahasa Jawa yang efektif bagi anak
tuna rungu-wicara memiliki hak yang sama
tuna rungu-wicara, dapat diidentifikasi beberapa
untuk mendapatkan pendidikan dan berkembang
strategi pembelajaran yang dapat membantu
sesuai dengan potensinya. Namun, dalam
meningkatkan pemahaman dan kemampuan
praktiknya, pembelajaran bagi anak tuna rungu-
bahasa Jawa anak tuna rungu-wicara (Agustin,
wicara sering mengalami kendala karena
2019). Pertama, penggunaan media
perbedaan kebutuhan dan kemampuan mereka
pembelajaran yang dapat merangsang indra
dengan anak-anak normal pada umumnya.
pendengaran dan penglihatan anak, seperti
Mata Pelajaran Bahasa Jawa, sebagai salah
gambar, video, atau audio. Kedua, penggunaan
satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
metode pembelajaran visual yang dapat
sebagai muatan lokal (Wardhanika dkk, 2022),
membantu anak tuna rungu-wicara memahami
memiliki tantangan tersendiri dalam
konsep dengan lebih mudah, seperti diagram,
pembelajarannya bagi anak tuna rungu-wicara.
grafik, atau model 3D. Ketiga, pemanfaatan
Bahasa Jawa sebagai salah satu bahasa daerah
bahasa isyarat sebagai alat komunikasi dan
yang masih banyak digunakan oleh masyarakat
memahami bahasa Jawa.
Jawa, di Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman
Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Rois &
dan penggunaan bahasa Jawa sangat penting
Astina (2018) yang menyatakan bahwa salah satu
terutama bagi anak yang berasal dari daerah
strategi pembelajaran yang efektif bagi anak tuna
tersebut (Nadhiroh, 2021). Apalagi bagi anak
rungu-wicara adalah dengan menggunakan
tuna rungu-wicara, pembelajaran bahasa Jawa
metode komunikasi alternatif dan bantuan
dapat menjadi tantangan yang lebih besar
teknologi. Metode ini meliputi penggunaan
dibandingkan dengan anak-anak normal pada
bahasa isyarat, bantuan visual seperti gambar,
umumnya.
video atau animasi, dan teknologi bantu seperti
Pembelajaran Bahasa Jawa untuk anak tuna
komputer atau tablet. Dalam pembelajaran
rungu-wicara memerlukan strategi pembelajaran
bahasa Jawa, teknologi bantu dapat digunakan
yang tepat dan efektif agar mereka dapat
untuk memfasilitasi komunikasi dengan guru dan
130

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

teman sekelas, serta membantu anak tuna rungu- Selain itu, penggunaan bahasa isyarat atau
wicara dalam memahami dan menguasai materi bahasa tubuh juga tidak selalu mudah dipahami
pelajaran. oleh anak tuna rungu-wicara, terutama jika
Strategi pembelajaran merupakan sebuah mereka belum terbiasa menggunakan bahasa
kegiatan yang sudah dibuat dan direncanakan tersebut dalam komunikasi sehari-hari.
dengan baik serta dikemas secara menarik dan Selain itu, peran orang tua juga sangat penting
efektif yang bertujuan untuk mencapai dalam membantu anak tuna rungu-wicara dalam
keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. pembelajaran Bahasa Jawa. Orang tua dapat
Menurut (Azis, 2019) Strategi pembelajaran membantu memfasilitasi komunikasi dengan
adalah suatu konsep yang sudah dibuat dan anak melalui bahasa isyarat dan memberikan
digunakan untuk mencapai suatu tujuan dukungan serta motivasi dalam proses
pembelajaran, dan strategi pembelajaran pembelajaran (Nisa dkk., 2022). Selain itu,
meliputi pendekatan, metode, dan teknik kualifikasi guru juga mempengaruhi efektivitas
pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat pembelajaran bagi anak tuna rungu-wicara. Guru
diartikan sebagai pola umum kegiatan antara yang memiliki pengalaman dalam mengajar anak
guru dan peserta didik dalam suatu kegiatan berkebutuhan khusus dan memahami kebutuhan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang mereka akan lebih efektif dalam memberikan
sudah digariskan (Dalyono, 2016). Pada saat pembelajaran yang tepat dan efektif (Alamsyah
berlangsungnya proses pembelajaran, guru harus dkk., 2020).
sudah mempunyai strategi dan teknik tersendiri Lingkungan belajar yang nyaman dan
dalam mengajar. Guru juga harus menguasai mendukung juga sangat penting dalam
materi yang akan disampaikan kepada peserta pembelajaran anak tuna rungu-wicara.
didik, baik materi pokok atau materi penunjang Lingkungan belajar yang nyaman dapat
sebelum proses pembelajaran dimulai membantu anak merasa lebih terbuka dan mudah
(Syaparuddin dkk, 2020). Maka pentingnya belajar (Lestari, 2022). Selain itu, lingkungan
menggunakan strategi pembelajaran guna belajar yang mendukung juga dapat membantu
meningkatkan kreativitas dan kesiapan guru memfasilitasi penggunaan teknologi bantu dalam
pada saat proses pelaksanaan pembelajaran. pembelajaran dan memudahkan komunikasi
Pentingnya strategi pembelajaran yang tepat antara guru, anak, dan orang tua.
bagi anak tuna rungu-wicara dalam Mata Dalam melakukan penelitian mengenai
Pelajaran Bahasa Jawa juga dapat diidentifikasi strategi pembelajaran Bahasa Jawa yang efektif
melalui tantangan-tantangan yang dihadapi bagi anak tuna rungu-wicara, perlu dilakukan
dalam pembelajaran. Anak tuna rungu-wicara analisis mendalam terhadap kebutuhan dan
memiliki kesulitan dalam berkomunikasi secara karakteristik anak tuna rungu-wicara, serta
verbal, sehingga memahami bahasa Jawa secara faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
lisan akan menjadi tantangan yang lebih besar. efektivitas pembelajaran. Metodologi penelitian
131

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

yang tepat dan akurat juga diperlukan untuk dipertimbangkan agar dapat memberikan
menghasilkan data yang dapat diandalkan dan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana
dapat digunakan sebagai acuan dalam menghadapi tantangan dan menciptakan
mengembangkan strategi pembelajaran yang lingkungan belajar yang optimal bagi anak-anak
lebih baik bagi anak tuna rungu-wicara. tuna rungu-wicara dalam mencapai keberhasilan
Penelitian juga tidak lupa untuk meninjau dalam Mata Pelajaran Bahasa Jawa.
kembali beberapa penelitian terdahulu yang Penelitian ini memiliki kebaharuan yang
memungkinkan peneliti untuk menemukan hasil signifikan karena fokusnya pada strategi
yang sesuai, misalnya berdasarkan penelitian pembelajaran khusus untuk anak-anak dengan
yang dilakukan Portugal & Couto (2020) kita tuna rungu-wicara dalam Mata Pelajaran Bahasa
mengetahui bahwa strategi pembelajaran yang Jawa. Dalam kurun waktu dekat, penelitian
bisa mengajak anak-anak seperti bermain adalah semacam ini sangat relevan dan mendesak
yang paling efektif. Hal lain seperti penggunaan karena memperhatikan kebutuhan pendidikan
bahasa rekaan atau komunikasi alternatif juga inklusif yang lebih baik bagi anak-anak dengan
menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam berbagai tantangan komunikasi. Dengan
strategi pembelajaran anak Tuna Rungu mengidentifikasi strategi pembelajaran yang
(Meinzen-Derr et al., 2019). efektif dan tepat untuk kelompok ini, penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk ini berpotensi memberikan kontribusi penting
mendeskripsikan strategi pembelajaran yang dalam mengoptimalkan proses pembelajaran
efektif dan tepat dalam konteks anak tuna rungu- mereka, meningkatkan kemampuan
wicara pada Mata Pelajaran Bahasa Jawa, serta berkomunikasi, dan menciptakan lingkungan
mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan belajar yang inklusif dan responsif terhadap
pendukung yang mempengaruhi proses keberagaman kemampuan anak. Hasil penelitian
pembelajaran mereka. Dalam penelitian ini, akan ini dapat menjadi panduan berharga bagi
dijelaskan berbagai metode dan pendekatan yang pendidik, ahli pendidikan khusus, dan pihak
dapat diterapkan untuk memfasilitasi terkait lainnya dalam merancang program
pemahaman dan penggunaan Bahasa Jawa pada pembelajaran yang lebih efektif dan mendukung
anak-anak tuna rungu-wicara, memperkuat bagi anak-anak tuna rungu-wicara dalam
komunikasi dan interaksi mereka dalam mencapai kemajuan akademik dan sosial
lingkungan belajar. Selain itu, akan diidentifikasi mereka.
faktor-faktor yang mungkin menghambat
perkembangan mereka dalam mata pelajaran ini, METODE PENELITIAN
seperti kendala teknis, masalah komunikasi, dan
Metode penelitian yang digunakan dalam
ketersediaan sumber daya. Di sisi lain, faktor
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif
pendukung seperti dukungan keluarga, pendidik,
(Moleong, 2017). Metode ini dipilih karena
dan lingkungan sekolah yang inklusif juga akan
132

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Hasil analisis data kemudian disajikan dalam
strategi pembelajaran yang efektif dalam bentuk deskripsi naratif yang disertai dengan
meningkatkan pemahaman dan kemampuan kutipan data yang relevan. Dalam hasil analisis,
bahasa Jawa pada anak tuna rungu-wicara, serta diidentifikasi strategi pembelajaran yang efektif
faktor-faktor yang dapat menghambat atau dalam meningkatkan pemahaman dan
mendukung pembelajaran tersebut. kemampuan bahasa Jawa pada anak tuna rungu-
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wicara, serta faktor-faktor yang dapat
observasi terhadap proses pembelajaran bahasa menghambat atau mendukung pembelajaran
Jawa pada anak tuna rungu-wicara di beberapa tersebut.
sekolah inklusif di daerah Kabupaten Mojokerto, Dalam penelitian ini, juga dilakukan uji coba
Provinsi Jawa Timur yaitu SLB Negeri Seduri strategi pembelajaran pada beberapa siswa tuna
Mojokerto, SLB PKK Gedeg, SLBS PGRI rungu-wicara. Hasil dari uji coba tersebut juga
Dlanggu, dan SLB BC YPPAC Kemlagi. menjadi bagian dari data yang dianalisis dan
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik disajikan dalam hasil penelitian.
wawancara dengan 5 guru yang memiliki
pengalaman mengajar Mata Pelajaran Bahasa HASIL DAN PEMBAHASAN
Jawa, 10 Orang Tua dari siswa tuna rungu- Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Jawa di
wicara yang memiliki anak yang sedang Sekolah Luar Biasa (SLB)
mengikuti pembelajaran Bahasa Jawa, dan 10 Pembelajaran Bahasa Jawa merupakan salah
anak siswa tuna-rungu wicara yang sedang satu mata pelajaran yang ada di sekolah umum
menempuh mata pelajaran Bahasa Jawa, serta maupun di Sekolah Luar Biasa (SLB). Melalui
observasi terhadap proses pembelajaran yang Pembelajaran Bahasa Jawa diharapkan dapat
dilakukan oleh guru dan interaksi antara siswa memberikan pemahaman kepada siswa terkait
dengan guru dan teman sekelasnya. budaya, tata krama, dan hal yang terkait dengan
Data yang terkumpul kemudian dianalisis kehidupan sosial mereka sebagai bagian
dengan menggunakan teknik analisis kualitatif, masyarakat. Di Sekolah Luar Biasa (SLB)
yaitu dengan melakukan reduksi data, display kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa sama
data, dan verifikasi data (Sugiyono, 2017). dengan di sekolah umum.
Reduksi data dilakukan dengan memilih data Pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah
yang relevan dan mengurangi data yang tidak berperan untuk memberikan pemahaman sosio-
relevan. Display data dilakukan dengan kultural kepada siswa sebagai bekal mereka kelak
menyajikan data secara terstruktur dan sistematis di masyarakat (Puspitasari, 2017). Tuntutan visi
agar dapat dianalisis lebih mudah. Verifikasi data ini mendorong dikembangkannya standar
dilakukan dengan memeriksa keabsahan dan kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan
keandalan data yang telah diperoleh. yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:
133

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

1. Lebih menekankan pencapaian ketrampilan wicara merupakan tantangan


kompetensi secara utuh selain tersendiri dikarenakan mereka memiliki kelainan
penguasaan materi. dan sulit dalam memahami pelajaran serta sulit
2. Mengkoordinir keragaman kebutuhan dalam menerima penjelasan dari guru yang
dan sumber daya pendidik yang tersedia. hanya berupa lisan.
3. Memberikan kebebasan yang lebih luas Berdasarkan obesrvasi dan wawancara
kepada pendidik (guru) sesuai dengan peneliti juga menemukan bahwa langkah-
kebutuhan dan ketersediaan sumber langkah-langkah dan kegiatan belajar mengajar
daya pendidikan baik sumber daya di SMALB dalam mata pelajaran Bahasa Jawa
manusianya (SDM) dalam hal ini sebenarnya sama dengan langkah-langkah yang
berkaitan dengan anak-anak umum yaitu:
berkebutuhan khusus dan layanan
khusus (Muas, 2016). Tabel 1. Proses Pembelajaran Bahasa Jawa di
Sekolah Luar Biasa

Dari ciri-ciri standar kompetensi diatas dapat Langkah- Jenis Kegiatan Belajar
No
:Langkah Mengajar
disimpulkan bahwa guru di Sekolah Luar Biasa
1 Pendahuluan Persiapan yang dilakukan
(SLB) diperbolehkan untuk mengembangkan guru difokuskan pada
menciptakan kondisi
perencaan pembelajaran seperti strategi, metode,
belajar senyaman
media pembelajaran yang disesuaikan dengan mungkin bagi siswa, agar
materi yang disampaikan
kemampuan dan kebutuhan siswa dan dalam
diserap semaksimal
penyampaian materi pembelajaran Bahasa Jawa mungkin. Guru biasanya
memulai bagian ini
boleh tidak berurutan untuk mencapai seluruh
dengan waktu yang lebih
kompetensi dasar. lama dibandingkan
pendahuluan pada anak
Materi yang disajikan Guru Bahasa Jawa saat
normal, mereka
peneliti melakukan pengamatan dikelas, tentang memulainya dengan
bercerita dan atau
membiasakan menggunakan undha ushuk
melakukan hal-hal kreatif
(tingkat tutur) Bahasa Jawa. Penyampaian untuk memancing
partisipasi siswa.
materi pelajaran, guru menggunakan suatu yang
2 Inti Pada tahapan ini guru
konkret, mudah dipahami, dengan menggunakan melakukan bahan
pelajaran (terkadang
contoh-contoh yang sederhana, bahasa yang
menggunakan metode
mudah dipahami serta dilengkapi dengan alat ceramah). Guru juga
memberikan kesempatan
peraga sebagai media. Dalam pembelajaran
yang banyak kepada
Bahasa Jawa kehadiran media sebagai sarana seluruh siswa tunarungu
untuk menghubungkan
penyalur informasi belajar (Nurcahyo &
dan membandingkan
Jadmiko, 2022). Terutama bagi siswa Tuna materi yang telah
diterimanya dengan tanya
Rungu-Wicara beberapa materi berupa
134

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

jawab. Pada akhir inti dan penutup misalnya apabila siswa


kegiatan guru tidak lupa
diketahui dalam kondisi yang kurang bergairah
mengecek pemahaman
siswa dengan memberikan untuk belajar maka guru akan mengisi
tugas kepada siswa untuk
pembelajaran dengan kegiatan yang lebih
maju satu persatu ke
depan kelas untuk mengarah ke bermain sambal belajar.
menyampaikan apa yang
Sebelum guru menjelaskan materi yang
diperoleh hari ini sesuai
dengan penjelasan guru. dipelajari, terlebih dahulu guru menyuruh siswa
3 Penutup Pada bagian ini guru
untuk membuka buku modul yang telah
mengadakan penilaian
terhadap pemahaman disediakan oleh guru. Hal yang menjadi
siswa dengan test tulis
keunikan tersendiri adalah modul pembelajaran
yang jumlahnya tidak
lebih dari lima pertanyaan, yang digunakan merupakan karya guru
pada tahap ini juga guru
sepenuhnya, tentang hal ini guru menyampaikan
lebih melakukan refleksi
dan penguatan siswa. alasannya seperti demikian:
Bagian ini dirancang
sedemikian rupa agar
siswa merasa nyaman dan Anak berkebutuhan khusus memiliki
senang sehingga pasca kebutuhan yang berbeda dengan anak
pembelajaran siswa
mampu mengikuti normal. Berangkat dari hal ini saya
pembelajaran berikutnya kemudian mencoba membuat modul khusus
dengan semangat belajar
yang serupa. untuk mereka, saya pernah memakai buku
paket yang disediakan sekolah yang berasal
dari Provinsi akan tetapi bagi saya
Banyak aktivitas yang dilakukan siswa dan materinya terlalu berat dan muluk-muluk.
guru saat berlangsungnya pembelajaran dikelas. Akhirnya saya putuskan untuk membuat
Terkadang dalam pembelajaran tidak sesuai modul saya sendiri walaupun saya bukan
dengan yang direncanakan, karena terdapat lulusan Pendidikan Bahasa Jawa,
berbagai hambatan, tertuama lembahnya alhamdullilah anak-anak tetap mampu
kemampuan siswa dalam menerima materi berkomunikasi Bahasa Jawa dengan baik
tertentu dan terbatasnya alokasi waktu. Diawal setelah menggunakan modul saya. Toh
pembelajran guru senantiasa mempersilahkan inikan tujuan Pembelaajran Bahasa Jawa
siswa untuk mengambil perlatan masing-masing sebentulnya?
yang diperlukan dalam proses belajar, seperti
buku dan alat tulis serta melakukan pre assessment Guru pengajar Bahasa Jawa juga sering
dan menanyakan materi sebelumnya serta menanyakan pertanyaan yang berkenaan dengan
melakukan apersepsi. Pada bagian pre assessment materi yang berkaitan untuk mengetahui
ini guru mengali informasi sedemikian rupa yang penerimaan siswa dalam pelajaran, dan
nantinya digunakan untuk bekal dalam kegiatan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
135

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

bertanya. Meskipun kebanyakan tidak ada reaksi diperolehnya lewat role playing dan atau
apa-apa dari siswa. mengamati siswa saat menggunakan Bahasa
Berdasarkan hasil observasi pada saat Jawa kepada orang tua mereka dan atau guru
pelajaran berlangsung masih ada siswa yang asik mereka. Hal ini mengingatkan pada penelitian
dengan pekerjaannya sendiri tanpa Filina (2013) yang menjelaskan kepada kita
memperhatikan guru yang ada di depan kelas. bahwa Metode Role Playing adalah metode
Disini sangat diperlukan kesabaran guru dalam terbaik untuk meningkatkan perolehan kosakata
menghadapi siswa dan berusaha menegurnya siswa. Tes dalam bentuk pilihan ganda dan esai
dengan lemah lembut. Pada saat penyampaian juga dilakukan untuk mengetahui dan mengukur
materi guru memang harus terus menerus kemampuan pemahaman siswa terhadap materi
memberdayakan metode sebagai salah satu yang diajarkan.
sarana strategi pembelajaran dikarenakan
kemenarikan suatu proses pembelajaran menjadi Strategi Pembelajaran Bahasa Jawa pada anak
kunci keberhasilan siswa berkebutuhan khusus. Tuna Rungu di Sekolah Luar Biasa (SLB)
Strategi pembelajaran merupakan perencanaan Strategi pembelajaran merupakan
awal sebelum melaksanakan kegiatan perencanaan awal sebelum melaksanakan
pembelajaran agar pembelajaran berjalan dengan kegiatan pembelajaran agar pembelajaran
sistematik tanpa asal-asalan, apalagi dalam berjalan dengan sistematik tanpa asal-asalan
mendidik siswa berkebutuhan khusus yang perlu (Sulistiyani dkk, 2021), apalagi dalam mendidik
dilayani secara khusus berbeda dengan anak siswa berkebutuhan khusus yang perlu dilayani
normal umumnya. secara khusus berbeda dengan anak normal
Proses pembelajaran evaluasi merupakan umumnya.
bagian terakhir dalam proses pembelajaran Untuk memilih strategi Pembelajaran Bahasa
Bahasa Jawa di SMA LB. Tujuan proses ini Jawa yang tepat seorang pendidik harus
adalah sebagai alat ukur bagi guru untuk memahami konsep tentang ketunarungunaan.
mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori
setelah kegiatan belajar-mengajar berlangsung. yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of
Dalam menentukan penilaian ada beberapa hearing) (Liza dkk., 2020). Tuli adalah mereka
bentuk/jenis dan prosedur penilaian seperti lisan yang indra pendengarannya mengalami
atau tertulis, pretest dan post test. kerusakan dalam taraf berat sehingga
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pendengaran tidak berfunngsi lagi. Sedangkan
dengan Guru Pengajar Bahasa Jawa mereka kurang dengar adalah mereka yang indra
sering melakukan tes dalam bentuk test pendengarannya mengalami kerusakan tetapi
perbuatan dan test tertulis contoh dalam materi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik
undha usuk (tingkat tutur) bahasa Jawa guru akan dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu
meminta siswa mempraktikan apa yang dengar (Jannati, 2020). Ketunarunguan yang
136

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

dialami oleh seorang anak akan menyebabkan inkuiri, contekstual teaching leraning, dan
konsekuensi yang kompleks bagi anak, terutama individualisasi. Pemeilihan strategi
perkembangan anak menjadi sangat terhambat. sebelumnya dipilih melihat kebutuhan
Rahmah (2018) menyatakan bahwa diakibatkan perorangan siswa karena tiap siswa daya
gangguan pendengaran yang dialami, anak akan tangkapnya berbeda-beda. Hal yang paling
mengalami berbagai hambatan dalam meniti menarik dalam memilih salah satu strategi
perkembangannya, terutama pada aspek bahasa, pembelajaran adalah setiap anak memiliki
kecerdasan dan penyesuaian sosial. kebutuhan yang berbeda sehingga cara
Mawardiningsih & Nur Wijayanti (2018) penyampaian materi haruslah memiliki
mengemukakan, ketidakmampuan persiapan yang matang. Hal ini yang
berbahasa/bicara disebabkan oleh tiga faktor menjadi tantangan untuk memilih strategi.
yang saling berkaitan yaitu:
1. Penerimaan bunyi Penerimaan bunyi Anak tuna rungu-wicara harus diterapkan
memalui pendengaran tidak cukup strategi pembelajaran ekspositori, inkuiri,
sebagai umpan balik untuk contextual teaching learning, dan individualisasi
menyuarakan bunyi. Sebagai akibat karena masing-masing strategi tersebut memiliki
gangguan pendengaran, maka bunyi manfaat khusus yang sesuai dengan kebutuhan
yang didengarnya tidak sempurna. pembelajaran anak tuna rungu-wicara.
2. Penerimaan bahasa/bicara dari orang Adapun secara rinci strategi pembelajaran
yang sengaja mengajak bicara, tidak yang diterapkan untuk anak tuna rungu-wicara
cukup untuk menunjang antara lain:
pendengarannya. 1. Penggunaan Bahasa Isyarat:
3. Anak tunarungu tidak mampu Menerapkan bahasa isyarat atau
mendengar contoh bahasa/bicara dari komunikasi visual untuk mengajarkan
orang yang mengajak bicara. kosakata, ungkapan, dan tata bahasa
perbendaharaan kata kata mereka yang Bahasa Jawa kepada anak tuna rungu-
kurang membuat anak tunarungu sulit wicara. Bahasa isyarat dapat membantu
menginterpretasikan gerak bicara orang mereka memahami dan berkomunikasi
lain. dengan lebih baik.
2. Penerapan Metode Multi Sensori:
Ibu Wati selaku guru kelas siswa Menggunakan metode pembelajaran
tunarungu di Sekolah Luar biasa (SLB) Negeri multi sensori, seperti menggabungkan
Seduri Mojokerto yang menjadi salah satu visual, auditori, dan gerakan fisik, untuk
narasumber penelitian mengatakan bahwa: memfasilitasi pemahaman bahasa dan
Strategi Pembelajaran Bahasa Jawa yang keterampilan komunikasi anak-anak
digunakan meliputi strategi ekspositori, tuna rungu-wicara.
137

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

3. Teknologi Bantu Komunikasi: Penggunaan bahasa isyarat dapat membantu


Memanfaatkan teknologi bantu anak tuna rungu-wicara memahami dan
komunikasi, seperti perangkat lunak berkomunikasi dalam Bahasa Jawa dengan lebih
atau perangkat keras yang dirancang baik. Bahasa isyarat dapat memfasilitasi proses
khusus untuk membantu anak tuna belajar-mengajar dengan menghubungkan
rungu-wicara berkomunikasi dengan kosakata dan ungkapan dengan gerakan tangan
lebih efektif. atau tubuh yang mudah dipahami oleh anak-
4. Penggunaan Media Interaktif: anak tersebut.
Menggunakan media interaktif, seperti Tantangan yang mungkin dihadapi adalah
video, audio, dan permainan edukatif, adanya variasi bahasa isyarat yang digunakan
yang dirancang khusus untuk membantu oleh setiap individu atau wilayah, sehingga
anak tuna rungu-wicara memahami dan penting untuk memastikan konsistensi dalam
belajar Bahasa Jawa dengan cara yang penggunaan bahasa isyarat di lingkungan
menarik dan menyenangkan. pembelajaran. Selain itu, guru dan siswa juga
5. Pendekatan Individualisasi: mungkin memerlukan waktu untuk memahami
Mengadopsi pendekatan individualisasi dan menguasai bahasa isyarat dengan baik.
dalam pembelajaran, dengan Oleh karena itu penting juga untuk
memperhatikan kebutuhan unik masing- memberikan pelatihan dan dukungan kepada
masing anak tuna rungu-wicara dalam guru dan keluarga dalam memahami dan
mengembangkan keterampilan bahasa mengimplementasikan bahasa isyarat yang
dan komunikasi. sesuai dalam pembelajaran. Sosialisasi dan
6. Kolaborasi dengan Guru Dukungan: pembinaan terhadap bahasa isyarat yang
Melibatkan guru dukungan atau digunakan juga perlu dilakukan agar penggunaan
spesialis pendidikan khusus dalam bahasa isyarat menjadi konsisten dan efektif
proses pembelajaran untuk memberikan dalam pembelajaran Bahasa Jawa.
bimbingan tambahan dan strategi yang Pendekatan multi sensori memanfaatkan
lebih sesuai dengan kebutuhan anak berbagai indera untuk mengenalkan dan
tuna rungu-wicara. memahami Bahasa Jawa. Dengan melibatkan
7. Penguatan Dukungan Keluarga: berbagai modalitas belajar, seperti visual,
Melibatkan keluarga sebagai mitra auditori, dan gerakan fisik, anak tuna rungu-
dalam pembelajaran dengan wicara dapat lebih mudah menyerap informasi
memberikan dukungan dan pelatihan dan mengembangkan keterampilan bahasa.
bagi anggota keluarga dalam Tantangan dalam menerapkan metode multi
memfasilitasi komunikasi dan sensori termasuk persiapan dan penyediaan
pembelajaran Bahasa Jawa anak tuna materi pembelajaran yang beragam, serta
rungu-wicara di lingkungan sehari-hari. memastikan bahwa semua anak mendapatkan
138

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

pengalaman belajar yang inklusif sesuai dengan Tantangan yang mungkin muncul termasuk
kebutuhan mereka. seleksi konten yang tepat dan memastikan bahwa
Guru perlu merencanakan dan media interaktif tersebut dapat diakses oleh
mempersiapkan bahan pembelajaran yang semua anak, termasuk mereka yang memiliki
beragam dan menarik sesuai dengan kebutuhan kebutuhan khusus.
dan kemampuan anak. Kolaborasi dengan ahli Mengetahui hal tersebut penting memilih
pendidikan khusus dan penggunaan teknologi media interaktif yang dapat diakses secara
yang tepat juga dapat meningkatkan efektivitas universal dan menghadirkan beragam
metode multi sensori dalam pembelajaran pengalaman pembelajaran. Pendekatan inklusif
Bahasa Jawa. dalam mengembangkan dan menyajikan media
Teknologi bantu komunikasi dapat ini dapat meningkatkan efektivitas dan
membantu anak tuna rungu-wicara keterlibatan anak tuna rungu-wicara.
berkomunikasi dengan lebih efektif dan mandiri Pendekatan individualisasi
dalam Bahasa Jawa. Perangkat lunak atau mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan
perangkat keras khusus memungkinkan mereka unik setiap anak tuna rungu-wicara, sehingga
untuk menyampaikan pikiran, bertanya, dan dapat membantu mereka mencapai potensi
berinteraksi dengan lingkungan pembelajaran belajar terbaiknya. Anak tuna rungu-wicara
secara lebih aktif. memiliki kebutuhan belajar yang berbeda-beda.
Tantangan yang kemudian muncul adalah Strategi pembelajaran individualisasi penting
melibatkan pemahaman dan pengoperasian untuk memperhatikan kebutuhan, kemampuan,
teknologi bantu komunikasi oleh guru dan dan minat unik setiap anak. Dengan
keluarga, serta ketersediaan dan biaya perangkat mengadaptasi metode, bahan, dan pendekatan
tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan pembelajaran secara individual, guru dapat
pelatihan untuk guru, keluarga, dan staf sekolah memberikan pengalaman belajar yang lebih
dalam penggunaan teknologi bantu komunikasi. efektif dan relevan bagi anak tuna rungu-wicara
Selain itu, memastikan aksesibilitas teknologi ini (Lathifah, 2018). Strategi individualisasi juga
dengan mencari pendanaan atau dukungan membantu dalam mengatasi hambatan belajar
tambahan untuk memenuhi kebutuhan anak tuna yang spesifik yang mungkin dihadapi oleh anak,
rungu-wicara. sehingga memaksimalkan potensi dan prestasi
Media interaktif, seperti video, audio, dan mereka dalam Mata Pelajaran Bahasa Jawa.
permainan edukatif, dapat meningkatkan daya Tantangan dalam menerapkan pendekatan
tarik dan keterlibatan anak tuna rungu-wicara ini adalah upaya yang lebih intensif dalam
dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Media ini perencanaan dan pengajaran yang disesuaikan
dapat membantu memvisualisasikan materi dan dengan setiap siswa, serta memastikan
memperkuat pemahaman mereka. ketersediaan sumber daya yang memadai untuk
menangani kebutuhan individual.
139

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

Mengadopsi pendekatan kolaboratif antara Ketepatan strategi pembelajaran perlu ditunjang


guru, ahli pendidikan khusus, keluarga, dan oleh peran orang tua. Alasan orang tua dikatakan
tenaga pendidikan lainnya untuk merencanakan sangat berperan dalam perkembangan
dan melaksanakan pembelajaran yang ketrampilan berbicara anak adalah imitasi
disesuaikan dengan kebutuhan anak tuna rungu- (Agustina, 2022). Hakikatnya manusia belajar
wicara penting untuk dititikberatkan dalam dengan melihat, mendengar dan kemudian
penerapan strategi pembelajaran ini. Komunikasi mengimitasi. Dengan melihat manusia tahu,
yang baik dan pengelolaan sumber daya yang dengan mendengar manusia mengerti, dengan
efektif dapat membantu mengatasi tantangan mengimitasi dan terlibat maka manusia akan
dalam pendekatan individualisasi. memahami.
Kolaborasi dengan guru dukungan atau Orang yang pertama dan selalu berada
spesialis pendidikan khusus dapat memberikan disekitar anak adalah orang tua. Orang pertama
panduan dan bantuan tambahan dalam mengajar yang dipercaya oleh anak adalah orang tua.
dan mendukung anak tuna rungu-wicara dalam Orang pertama yang ingin diimitasi oleh anak
pembelajaran Bahasa Jawa. adalah orang tua (Sari dkk., 2022). Orang
Tantangan yang muncul termasuk koordinasi pertama yang ingin dibuat bangga oleh anak
antara guru-guru dan tim dukungan, serta adalah orang tua. Oleh sebab itu orang tua yang
komunikasi yang efektif untuk memastikan hebat akan mendorong anak untuk bisa menjadi
rencana pembelajaran yang terkoordinasi dan seperti mereka bahkan melampaui mereka.
konsisten. Seperti halnya keterampilan berbicara anak
Hal ini dapat diatasi dengan memperkuat tunarungu yang dikuasai dengan cara imitasi,
komunikasi dan kolaborasi antara guru kelas dan peniruan terjadi apabila ada motivasi dari anak,
guru dukungan melalui rapat atau pertemuan dan motivasi muncul apabila ada interaksi antara
reguler. Tim dukungan dapat memberikan anak dan orang tua. Itulah kenapa orang tua
pelatihan kepada guru kelas dalam strategi harus dapat membimbing anak mereka dengan
pembelajaran khusus untuk anak tuna rungu- sering mengadakan komunikasi guna
wicara dan memberikan saran tentang tindakan merangsang motivasi anak untuk berbicara
yang tepat jika menghadapi kesulitan. sebagai imbal balik umpan yang diberikan oleh
Dukungan keluarga memiliki peran penting orang tua. Hal tersebut dapat memberikan
dalam membantu anak tuna rungu-wicara dalam pengaruh terhadap keterampilan berbicara anak,
belajar Bahasa Jawa di lingkungan sehari-hari. secara konsisten orang tua melakukan
Melibatkan keluarga dalam proses pembelajaran percakapan dirumah bersama dengan anak,
dapat meningkatkan keterlibatan anak dan sehingga keterampilan berbicara anak akan
memperkuat praktik bahasa di luar lingkungan terasah.
sekolah. Pada pembelajaran yang bertujuan Adi Chandra (2019) mencatat bahwa
untuk mengajarkan keterampilan berbicara. keterlambatan perkembangan bahasa dan bicara
140

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

anak tunarungu cenderung disebabkan meliputi perkembangan pribadi siswa, interaksi


ketidakmampuan orangtua dan orangorang lain sosial, serta penanaman sikap dan nilai pada diri
yang signifikan dengan anak tunarungu untuk siswa. Proses belajar yang bermakna akan
berfungsi sebagai partner komunikasi yang baik. terwujud dalam kondisi, suasana kelas yang
Itulah pengaruh orang tua terhadap anak, serta kondusif, efektif, kreatif, produktif dan
alasan mengapa orang tua sangat perlu untuk menyenangkan. Selain itu terbina hubungan
membimbing anak mereka menghadapi interpersonal yang sehat dan mendorong
keterbatasan yang dimiliki, membimbing anak munculnya perubahan perilaku belajar siswa
menemukan jalan yang sesuai untuk mencapai yang diharapkan. Untuk mencapai suasana kelas
apa yang seharusnya bisa dicapai oleh anak. Oleh tersebut maka diperlukan pengelolaan yang
sebab itu perlu adanya bimbingan dari orang tua dilakukan guru di dalam kelas lewat strategi
untuk membantu dan mengarahkan anak mereka pembelajaran yang tepat.
dalam tujuan membantu penguasaan
keterampilan berbicara anak. Bantuan tersebut Faktor Penghambat Pembelajaran Bahasa Jawa
diwujudkan dalam bentuk pemberian program Bagi Anak Tuna Rungu
bimbingan orang tua dengan materi komponen- Dalam setiap pembelajaran tentunya ada
komponen dalam keterampilan berbicara berbagai hambatan yang dihadapi, apalagi
meliputi fonologi, kosakata, struktur dan dengan adanya anak-anak berkebutuhan khusus
kecepatan kelancaran umum. sudah merupakan kendala tersendiri dalam
Tantangan yang muncul termasuk proses pembelajaran. Faktor penghambat yang
mendapatkan keterlibatan aktif dari keluarga dan dihadapi dalam pmbelajaran Bahasa Jawa bagi
memberikan pemahaman yang cukup mengenai tuna rungu yaitu:
strategi pembelajaran yang dapat diterapkan di
rumah. 1. Kurikulum pembelajaran Bahasa Jawa
Hal tersebut dapat diminimalisir dengan sekolah luar biasa (SLB) yang sama
menyediakan pelatihan dan pendampingan dengan kurikulum umum dan tidak
kepada keluarga dalam memahami dan adanya kurikulum tersendiri yang
mendukung pembelajaran anak tuna rungu- dikhususkan untuk anak-anak
wicara. Membuat panduan sederhana dan praktis berkebutuhan khusus, sehingga
tentang cara mendukung pembelajaran di rumah membuat guru harus mengajar tanpa
juga bisa membantu keluarga mengintegrasikan mengacu dengan materi yang telah
strategi pembelajaran dalam rutinitas sehari-hari. ditentukan dan memilih materi yang
Dengan demikian pembelajaran yang mudah untuk diajarkan ke siswa
bermakna dan efektif dapat terjadi pada anak berkebutuhan khusus.
tuna rungu, mengajar bukan saja hanya mengajar 2. Tidak adanya guru khusus mata
dan menyampaikan informasi/pesan tetapi juga pelajaran Bahasa Jawa membuat guru
141

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

sulit menyampaikan materi secara luas sibuk jadi tidak mengantarkan anaknya
karena guru rata-rata merangkap sebagai ke sekolah.
guru kelas sehingga materi yang
disampaikan seadanya sesuai dengan Faktor Pendukung Pembelajaran Bahasa Jawa
kemampuan guru tersebut. Bagi Anak Tuna Rungu
3. Keterbatasan fasilitas dalam menunjang Dalam melaksanakan pembelajaran terdapat
pembelajaran Bahasa Jawa misalnya faktor pendukung dalam menerapkan strategi
ruang kelas yang kurang, serta masih pembelajaran Bahasa Jawa, sehingga dapat
kurangnya media pembelajaran yang terlaksana dengan baik dalam penerapannya.
dibuat oleh sekolah karena keterbatasan Berdasarkan observasi yang dilakukan terdapat
dana. beberapa faktor pendukung dalam strategi
4. Tidak mudahnya menanamkan pembelajaran Bahasa Jawa bagi anak tuna rungu
pendidikan karakter yang merupakan yaitu :
ciri pembelajaran Bahasa Jawa kepada 1. Siswa ketika didalam kelas semangat
anak berkebutuhan khusus karena untuk belajar, siswa dekat dengan guru
keterbatasan mereka dan pemahaman kelasnya sehingga siswa senang
mereka yang tidak seperti anak normal menerima pelajaran dari guru tersebut,
lainnya. Pembelajaran yang harus serta siswa menunjukkan perilaku yang
dilakukan berulang-ulang untuk baik ketika di dalam lingkungan sekolah.
mengingatkan kepada mereka 2. Guru memiliki kecakapan dalam
membutuhkan proses yang lama dan memahami karakteristik siswa dan
tidak bisa hanya sebentar. kebutuhan siswa serta membuat inovasi
5. Orang tua yang belum antusias sendiri dalam membuat media-media
memberikan pemahaman tentang pembelajaran agar mempermudah siswa
Pembelajaran Bahasa Jawa kepada dalam memahami materi dan agar siswa
anaknya yang berkebutuhan khusus tidak bosan belajar. Guru yang memiliki
sehingga membuat anak kurang paham kesabaran dan memerikan pelayanan
dalam Pembelajaran Bahasa Jawa. yang baik secara ikhlas untuk anak-anak
Kemudian orang tua yang tidak yang memiliki keterbatasan walau
mendampingi anaknya belajar kertika di mereka bukan guru kelulusan sarjana
rumah karena orang tua hanya pendidikan Bahasa Jawa.
menyerahkan semua pembelajaran di 3. Kepala sekolah yang sangat mendukung
sekolah. dalam pelaksanaan pembelajaran agar
6. Adanya anak yang terkadang tidak siswa bisa mendapatkan pelajaran yang
berangkat ke sekolah karena memiliki layak yang sama dengan anak umum
pekerjaan tertentu atau orang tua yang lainnya
142

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

dalam mengajarkan pembelajaran Bahasa Jawa


Dalam melaksanakan pembelajaran untuk pada anak tuna rungu menggunakan strategi
mencapai hasil yang optimal sesuai visi, misi, ekspositori, inkuiri, contextual teaching learning
dan tujuan sekolah dibutuhkan adanya dan individualisasi. Sebelum menggunakan
perencanaan dalam setiap awal pembelajaran. strategi tersebut guru SLB Negeri di Kabupaten
Pemilihan perencanaan yang tepat dalam Mojokerto memilih strategi dengan pendekatan
pelaksanaan pembelajaran dapat memudahkan yang dilihat dari lingkungan sekolah dan rumah,
guru untuk menyampaikan materi dan siswa juga daya tangkap siswa dan dari hasil assessment
bisa memahami dengan baik. Dalam siswa.
perencanaan itu nantinya termasuk materi,
metode, media dan evaluasi yang mendukung SIMPULAN
terlaksananya pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran mata pelajaran
Bahasa Jawa pada anak tuna rungu-wicara
memerlukan strategi pembelajaran yang tepat
dan efektif agar mereka dapat menguasai materi
dan berprestasi secara maksimal. Strategi
pembelajaran yang efektif harus memperhatikan
Gambar 1. Grafik Lingkungan yang Nyaman kebutuhan dan karakteristik setiap anak tuna
merupakan pendukung keberhasilan rungu-wicara. Dalam penelitian ini,
pembelajaran diidentifikasi beberapa strategi pembelajaran
yang dapat membantu meningkatkan
Mendidik anak tuna rungu dalam pemahaman dan kemampuan bahasa Jawa anak
pelaksanaannya berbeda dengan anak normal di tuna rungu-wicara misalnya seperti penggunaan
sekolah umum. Dari hasil penelitian di Sekolah media pembelajaran yang tepat seperti gambar,
Luar Biasa (SLB) di Kabupaten Mojokerto dalam video, atau alat bantu pendengaran yang dapat
memilih strategi pembelajaran Bahasa Jawa membantu anak tuna rungu-wicara memahami
sebelumnya guru mempersiapkan pemilihan materi pembelajaran.
strategi dengan melihat kebutuhan siswa Penerapan metode pembelajaran yang
perorangan, sehingga nantinya siswa tidak terfokus pada pengembangan keterampilan
kesulitan dalam memahami penyampaian guru berkomunikasi anak tuna rungu-wicara, seperti
dalam menjelaskan materi pembelajaran. metode belajar terpadu (integrated learning) dan
Sesuai hasil wawancara di sekolah Luar Biasa metode belajar berdasarkan proyek (project-
(SLB) Negeri di Kabupaten Mojokerto guru
143

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

based learning) juga dapat menajdi strategi yang (2022). Manajemen Strategi Pengelolaan
Kelas Dalam Meningkatkan Kualitas
dapat digunakan.
Layanan Pendidikan. Jurnal Simki
Strategi lain yang juga dapat diteapkan Pedagogia, 5(2).
Https://Doi.Org/10.29407/Jsp.V5i2.149
adalah penerapan metode pembelajaran yang
fleksibel dan dapat disesuaikan dengan Adi Chandra, A. (2019). Peranan Pola
kebutuhan dan kemampuan masing-masing Pengasuhan Terhadap Pemerolehan
Bahasa Pada Anak. Literasi: Jurnal Ilmiah
anak, seperti pendekatan individual, pendekatan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia Dan
kelompok kecil, atau pembelajaran dengan Daerah.
Https://Doi.Org/10.23969/Literasi.V8i2.
metode one-to-one. 1288
Selain itu, faktor-faktor seperti peran orang
Agustin, I. (2019). Penerapan Identifikasi,
tua, kualifikasi guru, dan lingkungan belajar yang
Asesmen, Dan Pembelajaran Bagi Anak
nyaman juga mempengaruhi efektivitas Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi.
pembelajaran bagi anak tuna rungu-wicara.
Jurnal Pendidikan Dasar, Iii(November).
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa
peran orang tua sangat penting dalam Agustina, R. E. (2022). Complete Parents Dan
Keberlanjutan Sekolah Penduduk Usia 7-
mendukung pembelajaran Bahasa Jawa anak 18 Tahun Di Indonesia. Jurnal Litbang Kota
tuna rungu-wicara di rumah. Orang tua dapat Pekalongan, 20(2).
Https://Doi.Org/10.54911/Litbang.V20i2
membantu anak belajar Bahasa Jawa dengan .212
membaca cerita atau lagu daerah, atau
Alamsyah, M., Ahmad, S., & Harris, H. (2020).
melakukan kegiatan komunikasi sehari-hari
Pengaruh Kualifikasi Akademik Dan
dengan Bahasa Jawa. Pengalaman Mengajar Terhadap
Profesionalisme Guru. Journal Of Education
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
Research, 1(3).
memberikan kontribusi penting bagi Https://Doi.Org/10.37985/Joe.V1i3.19
pengembangan kurikulum dan strategi
Ardiansyah, D. N., & Rochmawati, R. (2022).
pembelajaran yang lebih efektif untuk Pengaruh Strategi Pembelajaran
meningkatkan kualitas pendidikan inklusif bagi Contextual Teaching And Learning, Media
Pembelajaran Dan Motivasi Belajar
anak berkebutuhan khusus, terutama anak tuna Terhadap Hasil Belajar Siswa. Edukatif :
rungu-wicara. Hal ini dapat membantu para Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2).
Https://Doi.Org/10.31004/Edukatif.V4i2
pengajar, orang tua, dan pihak terkait dalam .2404
memberikan pembelajaran yang tepat dan
Ariyanti, I. (2020). Stuf Ex Dalam Napking
mendukung bagi anak tuna rungu-wicara pada
Folding Bagi Peserta Didik Berkebutuhan
mata pelajaran Bahasa Jawa. Khusus. Jurnal Terapung : Ilmu - Ilmu Sosial,
2(1).
Https://Doi.Org/10.31602/Jt.V2i1.2927
REFERENSI
Azis, T. N. (2019). Strategi Pembelajaran Era
Abdulah, M. K., Fauzi, I. K. A., & Sudrajat, A. Digital. Annual Conference On Islamic
144

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

Education And Social Sains (Aciedss 2019), (2018). Miskomunikasi Diadik Dengan
1(2). Kaum Tuli. Translitera : Jurnal Kajian
Komunikasi Dan Studi Media, 6(1).
Dalyono, B. (2016). Strategi Pembelajaran Https://Doi.Org/10.35457/Translitera.V6
Inovatif Untuk Mencapai Kompetensi i1.583
Pembelajaran. Prosiding Temu Ilmiah
Nasional Guru (Ting) Viii Strategi. Upbjj-Ut Meinzen-Derr, J., Sheldon, R. M., Henry, S.,
Semarang, November. Grether, S. M., Smith, L. E., Mays, L.,
Riddle, I., Altaye, M., & Wiley, S. (2019).
Filina, Z. (2013). Efektifitas Metode Role Playing Enhancing Language In Children Who Are
Untuk Meningkatkan Kosakata Kosakata Deaf/Hard-Of-Hearing Using
Anak Tunarungu. E-Jupekhu (Jurnal Ilmiah Augmentative And Alternative
Pendidikan Khusus), 1(1). Communication Technology Strategies.
International Journal Of Pediatric
Otorhinolaryngology, 125.
Herawati, N. I. (2016). Pendidikan Inklusif.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Ijporl.2019.0
Eduhumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar
6.015
Kampus Cibiru, 2(1).
Https://Doi.Org/10.17509/Eh.V2i1.2755
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian
Kualitatif (Edisi Revisi). In Pt. Remaja
Ibrahim, A. S., & Winarsih, S. (2013). Disorder
Rosda Karya.
Pragmatik Anak Tuna Rungu Dalam
Interaksi Pembelajaran Di Kelas. Litera,
11(2). Muas, R. (2016). Pelaksanaan Pendidikan
Https://Doi.Org/10.21831/Ltr.V11i2.105 Agama Islam Di Smplb Negeri Balikpapan.
8 Al-Qalam, 19(2).
Https://Doi.Org/10.31969/Alq.V19i2.16
4
Jannati, M. S. (2020). Dukungan Sosial Gerakan
Untuk Kesejahteraan Tunarungu
Indonesia (Gerkatin) Terhadap Mutiaramses, M., S, N., & Murni, I. (2021).
Penyandang Tuli. Empati: Jurnal Ilmu Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas
Kesejahteraan Sosial, 8(1). Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah
Https://Doi.Org/10.15408/Empati.V8i1. Dasar. Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan
14688 Dasar, 6(1).
Https://Doi.Org/10.23969/Jp.V6i1.4050
Lathifah, I. (2018). Strategi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Pada Anak Nadhiroh, U. (2021). Peranan Pembelajaran
Tunarungu. Al-Bahtsu, 3(1). Bahasa Jawa Dalam Melestarikan Budaya
Jawa. Jisabda: Jurnal Ilmiah Sastra Dan
Bahasa Daerah, Serta Pengajarannya, 3(1).
Lestari, S. (2022). Pentingnya Lingkungan
Https://Doi.Org/10.26877/Jisabda.V3i1.
Belajar Yang Kondusif Bagi Peserta Didik
9223
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan
Konseling, 4(6).
Nisa, I. K., Astuti, N., & Tias, I. W. U. (2022).
Analisis Peran Orang Tua Dalam
Liza, N., Kuntarto, E., & Kusmana, A. (2020).
Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi
Pemerolehan Bahasa Anak Berkebutuhan
Covid-19 Pada Peserta Didik Sekolah
Khusus (Tunarungu) Dalam Memahami
Dasar. Jurnal Basicedu, 6(1).
Bahasa. Jermal, 1(2).
Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V6i1
Https://Doi.Org/10.31629/Jermal.V1i2.2
.1924
214

Nurcahyo, S. F., & Jadmiko, R. S. (2022).


Mawardiningsih, W., & Nur Wijayanti, C.
Kelayakan Konten Tiktok Berbahasa Jawa
145

Astrid Wangasagirindra Pudjastawa, Rina Kusweni, & Helmy Bastian / Piwulang 11 (2) (2023)

Untuk Media Pembelajaran Bahasa Jawa Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif
Di Sekolah Dasar. Sultra Educational Kualitatif Dan R&D. Alfabeta.
Journal, 2(2).
Https://Doi.Org/10.54297/Seduj.V2i2.29 Syaparuddin, S., Meldianus, M., & Elihami, E.
0 (2020). Strategi Pembelajaran Aktif Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn
Portugal, C., & Couto, R. M. De S. (2020). Peserta Didik. Mahaguru: Jurnal Pendidikan
Designing A Learning Game For The Deaf Guru Sekolah Dasar , 1(1).
Children As An Educational Technology. Https://Doi.Org/10.33487/Mgr.V1i1.326
Contemporary Educational Technology, 3(1).
Https://Doi.Org/10.30935/Cedtech/6068 Tune Sumar, W. (2020). Pengelolaan Kelas
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Purnomo, B., & Aulia, F. (2018). Pelaksanaan Siswa. Jambura Journal Of Educational
Pengelolaan Kelas Di Sekolah Dasar. Management.
Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 3(1). Https://Doi.Org/10.37411/Jjem.V1i1.10
Https://Doi.Org/10.22437/Gentala.V3i1. 5
6765
Wahyuningsih, S., & Umaeroh, S. (2021).
Puspitasari, F. D. A. (2017). Faktor Kesulitan Penanaman Karakter Kemandirian Pada
Belajar Bahasa Jawa Ragam Krama Siswa Anak Disabilitas Grahita Melalui
Smp Negeri 40 Semarang. Piwulang: Journal Pembelajaran Tematik Di Sdlb Kaliwungu
Of Javanese Learning And Teaching, 5(1). Kudus. Lectura : Jurnal Pendidikan, 12(2).
Https://Doi.Org/10.31849/Lectura.V12i2
Rahmah, F. N. (2018). Problematika Anak .6323
Tunarungu Dan Cara Mengatasinya.
Quality, 6(1). Wardhanika, E., Tryanasari, D., & Hs, A. K.
Https://Doi.Org/10.21043/Quality.V6i1. (2022). Pembelajaran Bahasa Jawa Sebagai
5744 Muatan Lokal Di Sekolah Dasar. Seminar
Nasional Sosial Sains, Pendidikan, Humaniora
Rois, A., & Astina, C. (2018). Implementasi (Senassdra), 1(1).
Metode Maternal Reflektif Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Anak Wenno, I. H., Esomar, K., & Sopacua, V. (2016).
Tuna Rungu Di Slb Purwosari Kudus. Analisis Kesulitan Belajar Dan Pencapaian
Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi
Masyarakat Unsiq, 5(3). Pembelajaran Inkuiri. Jurnal Cakrawala
Https://Doi.Org/10.32699/Ppkm.V5i3.48 Pendidikan, 35(3).
6 Https://Doi.Org/10.21831/Cp.V35i3.107
06
Salsabilla Sulistiyani, P., Magdalena, I.,
Anggraeni, S., & Selvia, N. (2021). Wulan, E. P. S. (2021). Strategi Pembelajaran
Impelementasi Rencana Pelaksanaan Ekspositori Terhadap Kemampuan
Pembelajaran (Rpp) Dalam Sekolah Dasar. Menulis Karangan Narasi. Jurnal Ilmu
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(2). Pendidikan, 2(1).
Https://Doi.Org/10.36418/Cerdika.V1i2.
18 Zahroh, L. (2021). Pendekatan Dalam
Pengelolaan Kelas. Jurnal Keislaman, 1(2).
Sari, P. Jenirian Brahmawido, Kusuma Negara, Https://Doi.Org/10.54298/Jk.V1i2.3364
I. M. K. N., & Endra Susanta, I. P. A.
(2022). Kemandirian Personal Hygiene
Pada Disabilitas Di Slb D Ypac Bali. Jurnal
Riset Kesehatan Nasional, 6(1).
Https://Doi.Org/10.37294/Jrkn.V6i1.345

Anda mungkin juga menyukai