Anda di halaman 1dari 9

PERAN GAME BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BAHASA RESEPTIF ANAK TUNAGRAHITA

Riyadhus Shoffatul Ilmiah1 , Sisca Sriyanti2 , Toyibatun Qomariyah3 , Wahyu


Dwi Saputra4
Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Email: riyadhus.shoffatul.2001546@students.um.ac.id 1 ,
sisca.sriyanti.2001546@students.um.ac.id 2 ,
toyibatun.qomariyah.2001546@students.um.ac.id 3 ,
wahyu.dwi.2001546@students.um.ac.id 4

Abstract
This research explores the effectiveness of game based learning (GBL) Keywords:
in improving the receptive language skills of children with intellectual Game Based
disabilities. Through the literature study method, this research collects Learning;
and analyzes data from various relevant sources, including academic Repetitive
journals, empirical studies, and related articles. The primary focus is on Language;
how GBL can facilitate receptive language learning, and how this Mentally Retarded
interaction impacts the cognitive and social development of children Children
with intellectual disabilities. The research results show that GBL offers a
more interactive and interesting approach, which is important in the
learning context of children with intellectual disabilities. This study
provides new insights into the application of educational technology in
supporting special educational needs, while highlighting the important
role of inclusive education.

Abstrak
Penelitian ini mengeksplorasi efektivitas game based learning (GBL) Keywords:
dalam meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak tunagrahita. Game Based
Melalui metode studi literatur, penelitian ini mengumpulkan dan Learning; Bahasa
menganalisis data dari berbagai sumber yang relevan, termasuk jurnal Repetitif, Anak
akademik, studi empiris, dan artikel terkait. Fokus utama adalah pada Tunagrahita
bagaimana GBL dapat memfasilitasi pembelajaran bahasa reseptif, dan
bagaimana interaksi ini berdampak pada perkembangan kognitif dan
sosial anak tunagrahita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GBL
menawarkan pendekatan yang lebih interaktif dan menarik, yang penting
dalam konteks pembelajaran anak tunagrahita. Studi ini memberikan
wawasan baru tentang penerapan teknologi pendidikan dalam mendukung
kebutuhan pendidikan khusus, sekaligus menyoroti peran penting
pendidikan inklusif.
PENDAHULUAN Kemampuan anak untuk menguasai
bahasa yang kompleks dalam waktu
Semua orang tua pasti
singkat merupakan aspek yang
berkeinginan untuk memberikan
menakjubkan dari perkembangan
pendidikan terbaik bagi
mereka (Hasanah & Sugito, 2020).
perkembangan anak-anak mereka,
dan peranan mereka dalam proses ini Inti dari bahasa terletak pada
tidak bisa diabaikan. Gaya fungsinya sebagai sarana untuk
pengasuhan yang diterapkan oleh menyatakan pikiran dan emosi
orang tua melibatkan interaksi dengan manusia, menggunakan suara sebagai
anak-anak yang mencakup mediumnya. Bahasa berperan sebagai
pemenuhan kebutuhan dasar fisik instrumen utama dalam komunikasi,
seperti makan dan minum, serta berpikir, mengekspresikan perasaan
kebutuhan psikologis termasuk individu, dan memahami perasaan
memberikan rasa aman dan kasih orang lain (Lubis, 2018). Baik bahasa
sayang. Ini juga mencakup proses reseptif maupun ekspresif memiliki
sosialisasi anak ke dalam norma pengaruh signifikan terhadap
sosial yang berlaku di masyarakat, berbagai aspek perkembangan
sehingga anak dapat hidup selaras manusia, termasuk psikologi,
dengan lingkungannya (Handayani, kepribadian, sosial, kecerdasan, dan
2021). Keterlibatan aktif orang tua ekonomi. Bahasa reseptif, khususnya,
sangat krusial untuk mencapai merujuk pada kemampuan
pembelajaran yang efektif selama memahami kata-kata dan bahasa,
masa perkembangan anak yang kritis yang mencakup proses menggali
(Rani et al., 2018). Sebagai penyedia informasi dan makna dari aktivitas
pendidikan pertama dan utama, orang sehari-hari, seperti interpretasi visual
tua memiliki tanggung jawab untuk (contohnya, melihat ibu memegang
memberikan stimulasi edukatif, kunci mobil mengindikasikan akan
arahan, dan perawatan kepada anak- pergi dengan mobil, atau lampu hijau
anak mereka, membantu mereka sebagai isyarat untuk melanjutkan
menjadi mandiri dan adaptif terhadap perjalanan), suara, dan kata-kata
lingkungan mereka, termasuk dalam (seperti memahami bahwa sirene
hal perkembangan bahasa. menandakan kedatangan mobil
pemadam kebakaran, atau mengenali kemandirian dalam lingkungan sosial
objek yang disebut "bola"), serta mereka. Oleh karena itu, peran orang
konsep-konsep seperti ukuran, tua dalam mendukung pengembangan
bentuk, warna, waktu, dan struktur bahasa reseptif pada anak tunagrahita
gramatikal (Khosibah & Dimyati, sangatlah krusial dan tidak boleh
2021). Oleh karena itu, kemampuan diabaikan.
bahasa reseptif sangat penting untuk
GBL muncul sebagai metode
memahami kalimat yang didengar
pendidikan yang menjanjikan,
dan dibaca, termasuk bagi anak-anak
terutama dalam konteks
tunagrahita.
pengembangan bahasa reseptif anak
World Health Organization tunagrahita (Komansilan, 2022). GBL
menjelaskan, anak tunagrahita mengintegrasikan elemen permainan
diidentifikasi memiliki dua ke dalam proses pembelajaran,
karakteristik utama. Pertama, fungsi memanfaatkan interaktivitas dan
intelektual mereka secara signifikan elemen visual yang menarik untuk
di bawah rata-rata, dan kedua, mereka memperkaya pengalaman belajar
menghadapi kesulitan dalam (Dhawo et al., 2022). Pendekatan ini
menyesuaikan diri dengan norma- sangat cocok untuk anak tunagrahita,
norma sosial yang berlaku (Hakim, karena menyediakan stimulus yang
2018). Anak-anak ini mengalami beragam dan menarik yang dapat
kendala dalam perkembangan mental membantu mereka dalam memahami
dan intelektual yang berimbas pada dan mengolah informasi bahasa.
pertumbuhan kognitif mereka serta Dengan GBL, anak-anak tunagrahita
kemampuan perilaku adaptif, dapat belajar dalam lingkungan yang
termasuk kesulitan dalam lebih menstimulasi dan
konsentrasi, emosi yang tidak stabil, menyenangkan, yang penting untuk
kecenderungan untuk menyendiri, mempertahankan perhatian dan
dan sensitivitas terhadap rangsangan motivasi mereka. Pendekatan ini juga
tertentu seperti cahaya. Komunikasi membuat anak tunagrahita untuk
memegang peranan penting dalam mempraktikkan dan mengembangkan
kehidupan anak tunagrahita, menjadi keterampilan bahasa reseptif mereka
kunci bagi mereka untuk mencapai dalam konteks yang lebih alami dan
interaktif, yang secara langsung HASIL DAN PEMBAHASAN
mendukung upaya orang tua dalam Peningkatan Kemampuan Bahasa
pendidikan dan pengembangan anak. Repetitif melalui GBL

METODE GBL telah muncul sebagai


alat yang inovatif dan efektif.
Metode yang digunakan yaitu
Penelitian ini secara khusus
peneliti mengkaji dan menganalisis
mengeksplorasi dampak GBL
berbagai sumber literatur yang
terhadap kemampuan bahasa reseptif
berkaitan langsung dengan topik
pada anak-anak ini, dengan fokus
penelitian. Sumber-sumber tersebut
pada bagaimana permainan interaktif
meliputi skripsi, buku, dan jurnal
dapat memfasilitasi pembelajaran dan
ilmiah yang fokus pada penggunaan
pemahaman bahasa (Tarsim, 2021).
game-based learning dalam konteks
GBL memiliki potensi signifikan
pendidikan, khususnya dalam
dalam meningkatkan kemampuan
meningkatkan kemampuan bahasa
bahasa reseptif anak tunagrahita.
reseptif pada anak tunagrahita.
Permainan yang dirancang dengan
Literatur review ini merupakan
elemen visual dan auditif yang
metode pengumpulan data utama, di
menarik dapat memperkaya
mana peneliti menelaah dan
pengalaman belajar anak, membuat
mengumpulkan informasi relevan
proses pembelajaran bahasa menjadi
dari sumber-sumber literatur yang
lebih menarik dan interaktif
ada, termasuk catatan dan laporan
(Dianawati, 2022). Dalam permainan
penelitian terdahulu. Metode ini
ini, anak-anak dihadapkan pada
memungkinkan peneliti untuk
berbagai tugas yang mengharuskan
memperoleh pemahaman yang
mereka untuk memahami instruksi,
mendalam tentang bagaimana GBL
mengenali kata-kata, dan
dapat diaplikasikan dan
menginterpretasikan konteks, yang
mempengaruhi pembelajaran bahasa
semuanya merupakan komponen
reseptif, khususnya pada anak
kunci dalam pengembangan bahasa
tunagrahita, dengan mengumpulkan
reseptif.
dan menganalisis bukti-bukti dan
temuan dari penelitian yang telah GBL memanfaatkan
dilakukan sebelumnya. pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada tindakan, di mana Anak-anak tunagrahita
anak-anak belajar melalui melakukan menunjukkan peningkatan minat dan
(Dipani, 2023). Anak tunagrahita keterlibatan ketika berinteraksi
tidak hanya mendengar atau dengan game yang dirancang khusus
membaca kata-kata, tetapi juga untuk kebutuhan pembelajaran
mengalami situasi yang mereka (Ahmad & Khasawneh,
mengharuskan mereka untuk 2023). Respons positif ini dapat
menerapkan pemahaman bahasa dikaitkan dengan pendekatan yang
dalam konteks yang praktis. Hal ini lebih visual dan interaktif yang
bertujuan untuk mengembangkan ditawarkan oleh GBL lebih efektif
keterampilan bahasa reseptif mereka dalam memotivasi anak tunagrahita
tidak hanya dalam hal memahami untuk berpartisipasi dalam proses
kata-kata, tetapi juga dalam belajar.
mengaplikasikan pemahaman
Pemilihan dan desain
tersebut dalam situasi yang bervariasi.
permainan yang sesuai memiliki
GBL sangat membantu anak peran penting dalam menentukan
tunagrahita dalam memproses efektivitas GBL untuk anak
informasi bahasa. Visual yang tunagrahita. Permainan yang
menarik dan suara yang jelas dapat dirancang untuk mengakomodasi
meningkatkan perhatian dan kebutuhan khusus mereka, seperti
konsentrasi, dua faktor penting dalam menghindari rangsangan sensorik
pembelajaran bahasa (Hendra et al., yang berlebihan dan menyediakan
2023). Dengan menggunakan instruksi yang jelas, sangat membantu
kombinasi gambar, teks, dan suara, dalam memfasilitasi pembelajaran
GBL menciptakan lingkungan belajar (De Turck et al., 2018). Permainan
yang kaya stimulus, yang sangat dengan navigasi sederhana, petunjuk
penting untuk anak tunagrahita yang yang mudah dimengerti, dan umpan
mungkin mengalami kesulitan dalam balik langsung lebih berhasil dalam
proses pembelajaran tradisional. meningkatkan keterlibatan anak-anak
ini.
Interaksi Anak Tunagrahita
dengan GBL Selain fokus pada aspek
individual pembelajaran, penelitian
ini juga mengamati bagaimana GBL Kolaborasi antara orang tua
memengaruhi interaksi sosial anak dan pendidik juga menjadi aspek
tunagrahita. Meskipun GBL penting dalam implementasi efektif
seringkali bersifat individual, GBL (Dimitra et al., 2020). Ketika
beberapa permainan menggabungkan orang tua bekerja sama dengan guru
elemen kolaboratif yang dan tenaga pendidik lainnya, hal ini
memungkinkan anak-anak untuk membantu menciptakan lingkungan
berinteraksi dengan teman sebaya pembelajaran yang konsisten dan
atau pendamping. Interaksi ini tidak mendukung, baik di rumah maupun di
hanya meningkatkan keterampilan sekolah. Sehingga, tercipta sinergi
sosial, tetapi juga memberikan antara metode pembelajaran di rumah
kesempatan bagi anak-anak untuk dan kurikulum sekolah, yang
berbagi pengalaman belajar dan memaksimalkan manfaat dari GBL.
mengembangkan keterampilan Lingkungan yang mendukung
komunikasi (Pinedo et al., 2022). terbukti sangat penting dalam
implementasi GBL. Ini termasuk
Dukungan Orang tua dan
penyediaan sumber daya teknologi
Lingkungan dalam Implementasi
yang memadai, seperti perangkat
GBL
elektronik dan akses internet, serta
Dukungan orang tua menjadi lingkungan belajar yang aman dan
faktor kritis, keterlibatan orang tua nyaman. Orang tua dan pendidik
dalam proses pembelajaran dengan perlu memastikan bahwa anak
menggunakan GBL dapat tunagrahita mendapat akses ke
mempengaruhi hasil belajar anak perangkat yang sesuai dan materi
(Putri et al., 2023). Orang tua, sebagai permainan yang dapat menunjang
pendidik utama dalam lingkungan pembelajaran mereka secara efektif.
keluarga, memegang peranan penting
Memberikan pelatihan kepada
dalam menyediakan dan mengatur
orang tua tentang cara menggunakan
penggunaan materi GBL, serta dalam
dan mengintegrasikan GBL dalam
memotivasi dan membimbing anak
kegiatan belajar anak dapat
selama proses belajar.
meningkatkan efektivitas penggunaan
permainan dalam pendidikan (Low et
al., 2023) . Sumber daya seperti dengan keberhasilan
panduan penggunaan, tips, dan implementasinya sangat bergantung
dukungan teknis dari sekolah atau pada desain game yang tepat dan
komunitas pendidikan dapat sangat dukungan yang kuat dari orang tua
membantu orang tua dalam proses ini. dan lingkungan pendidikan.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Dalam penelitian ini Ahmad, M., & Khasawneh, S.


(2023). Interactive Multimedia
ditemukan bahwa GBL sangat efektif
to Improve Reading Skill of
dalam meningkatkan kemampuan Students with Special Needs. 34,
437–456.
bahasa reseptif anak tunagrahita,
De Turck, F., De Backere, F.,
terutama melalui desain yang menarik
Ongenae, F., Van, S., Master,
dan interaktif yang meningkatkan P., Technology, I., & Dhoedt, B.
(2018). Using a serious game to
keterlibatan dan motivasi belajar.
reduce stress and anxiety in
Anak-anak menunjukkan respons children with autism spectrum
disorder Stéphanie Carlier.
positif terhadap GBL, yang
452–461.
memanfaatkan elemen visual, auditif,
Dhawo, M. S., Chrismilasari, L. A.,
dan gamifikasi, mendukung & Tutpai, G. (2022).
pengembangan keterampilan bahasa PENGEMBANGAN GAME
BASED LEARNING(GBL)
reseptif serta interaksi sosial. PADA MATA KULIAH
Sementara itu, dukungan aktif dari FALSAFAH DAN TEORI
KEPERAWATAN. 1(3), 31–37.
orang tua dan lingkungan
Dianawati, E. P. (2022). PROJECT
pembelajaran yang kondusif terbukti BASED LEARNING (PjBL):
krusial dalam implementasi efektif Solusi Ampuh Pembelajaran
Masa Kini (M. Hidayat,
GBL, dengan kolaborasi antara orang Miskadi, & Y. Setiawan (eds.)).
tua dan pendidik, serta penyediaan Penerbit P4I, 2022.
https://books.google.co.id/books
sumber daya yang memadai, menjadi ?id=Fe98EAAAQBAJ&dq=Ga
faktor penting dalam kesuksesan me+Based+Learning+dirancang
+dengan+elemen+visual+dan+a
metode ini. Kesimpulannya, GBL uditif+&lr=&source=gbs_navlin
muncul sebagai alat pembelajaran ks_s

yang sangat berpotensi dalam Dimitra, K., Konstantinos, K.,


Christina, Z., & Katerina, T.
mendukung perkembangan bahasa (2020). Types of Game-Based
reseptif pada anak tunagrahita, Learning in Education: A brief
state of the art and the https://books.google.co.id/books
implementation in Greece. The ?id=luKwEAAAQBAJ&dq=GB
European Educational L+Visual+yang+menarik+dan+
Researcher, 3(2), 87–100. suara+yang+jelas+dapat+menin
https://doi.org/10.31757/euer.32 gkatkan+perhatian+dan+konsen
4 trasi,&lr=&source=gbs_navlink
s_s
Dipani, M. A. (2023). Inovasi
Metode Pembelajaran Khosibah, S. A., & Dimyati, D.
menggunakan Game- (2021). Bahasa Reseptif Anak
BasedLearning (GBL) untuk Usia 3-6 Tahun di Indonesia.
Memotivasi Pelajar. Prosiding Jurnal Obsesi : Jurnal
SAINTEK: Sains Dan Pendidikan Anak Usia Dini,
Teknologi, 2(1), 197–204. 5(2), 1860–1869.
https://doi.org/10.31004/obsesi.
Hakim, A. R. (2018). Mendorong v5i2.1015
Perkembangan Kognitif Anak
Tunagrahita Melalui Permainan Komansilan, B. (2022). The Effect of
Edukatif. JURNAL ILMIAH Different Scripting Methods on
PENJAS (Penelitian, the Process and Outcomes of
Pendidikan Dan Pengajaran), Game-based Collaborative
4(3), 11–20. Language Learning. 89.
http://www.nber.org/papers/w16
Handayani, R. (2021). Karakteristik
019
Pola-pola Pengasuhan Anak
Usia Dini dalam Keluarga. Low, J. Y., Balakrishnan, B., &
Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Yaacob, M. I. H. (2023). Game-
Anak Usia Dini, 2(2), 159–168. Based Learning: Current
https://doi.org/10.19105/kiddo.v Practices and Perceptions of
2i2.4797 Secondary School Physics
Teachers in Malaysia.
Hasanah, N., & Sugito, S. (2020). International Journal of
Analisis Pola Asuh Orang Tua
Science, Mathematics and
terhadap Keterlambatan Bicara Technology Learning, 31(1), 1–
pada Anak Usia Dini. Jurnal 22.
Obsesi : Jurnal Pendidikan https://doi.org/10.18848/2327-
Anak Usia Dini, 4(2), 913. 7971/CGP/v31i01/1-21
https://doi.org/10.31004/obsesi.
v4i2.456 Lubis, H. Z. (2018). Metode
Pengembangan Bahasa Anak
Hendra, Afriyadi, H., Tanwir, Pra Sekolah. Jurnal Raudhah,
Hayati, N., Supardi, Laila, S. 06(02), 1–26.
N., Prakasa, Y. F., Hasibuan, R.
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/
P. A., & Asyhar, A. D. A. index.php/raudhah/article/view/
(2023). MEDIA
277
PEMBELAJARAN BERBASIS
DIGITAL (Teori & Praktik) Pinedo, R., García-Martín, N.,
(Efitra, Sepriano, & A. Juansa Rascón, D., Caballero-San José,
(eds.)). PT. Sonpedia Publishing C., & Cañas, M. (2022).
Indonesia. Reasoning and learning with
board game-based learning: A https://doi.org/10.53621/ijocer.v
case study. Current Psychology, 2i1.194
41(3), 1603–1617.
Rani, K., Rafikayati, A., & Jauhari,
https://doi.org/10.1007/s12144-
M. N. (2018). Keterlibatan
021-01744-1
orangtua dalam penanganan
Putri, Y. N., Lutfi, A., & Nasrudin, anak. Abadimas, 2(1), 55–64.
H. (2023). Role of
Tarsim. (2021). IMPLEMENTASI
Digitalization: Why Game-
Based Learning Important EDUGAME DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA
During the COVID-19
JAWA DI MI MA’ARIF NU
Pandemic? International
Journal of Current Educational TELUK BANYUMAS. 3(2), 6.
Research, 2(1), 48–65.

Anda mungkin juga menyukai