Julrissani
(Pascasarjana PGMI, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia)
E-mail: julrissanij@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan siswa sekolah dasar di era modern
contohnya seperti salah satu problematika pendidikan di era modern ini adalah bahasa, dimana
bahasa dipengaruhi dari sosial media serta pembiasaan dari lingkungan, peserta didik yang
rentan umur masih anak-anak maka belum dapat menyaring secara penuh mana yang baik dan
tidak baik untuk diaplikasikan terkait dari apa yang mereka dapatkan. Subjek penelitian ini di
ambil dari sampel dua tahun berselang perkembangan yaitu kelas 2, 4 dan 6.Jenis penelitian
merupakan penelitian lapangan yang dideskripsikan dengan menganalisis dari data observasi,
wawancara serta dokumen terkait. Perkembangan bahasa pada anak semakin hari semakin
berkembang dan mereka belum dapat menyaring bahasa yang ia peroleh dari lingkungannya,
dari hal tersebut peran guru yang hadir untuk membenahi permasalahan dalam perkembangan
bahasa. Hasil yang diperoleh dari penelitian yang di teliti yaitu sebagai sumbangan pemikiran
penulis yang direkomendasikan baik dalam pengertian teori maupun praktis dan terbentuknya
siswa yang bertagung jawab terkait apa yang mereka ucapkan, sehingga menjadikan
pembelajaran bagi peserta didik dalam menyaring sesuatu sebelum di aplikasikan ke publik.
Abtract
The research purposes to view the development of primary School students in the modern era
as one of education’s problem in this modern era is language, where language is influenced by
social media and the respect of the enviromental. The students who are children so far from
being able to full of filter which is good and which is not good to be applied from what they are
getting. The subject of this research is taken by two years sample around the development
which are grade 2,4 and 6. The types of this research is a direct research which described by
analyzing observation data, interviews and related documents. The student’s language
developes more and more, they are unable to filter out the language that they acquired from
their environment, from that case, the role of the teacher is to correct the problem in language
development. The result of the research which researched is as contributions of thought that
may be recommended in a theoretical or practical sense as students responsibility of what they
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 73
(julrissani)
are saying, so that can be a learning for the students in filter something before applied to the
public.
sosial, dengan empat kompetensi ini paradigma, rugi saja sekolah bila bahasa
seorang pendidik dapat menjalankan proses yang dituturkan seperti orang yang tidak
pembelajaran yang sesuai dengan UU berpendidikan.Oleh karena itu deteksi sejak i i i i
nomor 20 tahun 2003. Dalam pelaksanaan dini mengenai masalah perkembangan pada
i i i i i
i dengan menyederhanakan makna dan i i i i anak sekolah tingkatan dasar yang terus
i i i i i
i penelitian yang dicapai sebagai sumbangsih i i i i i dimulai dari satu kalimat hingga seterusnya, i i i i i
i pemikiran penulis yang direkomendasikan i i i i untuk itu sangat perlu ditelusuri apa saja
i i i i i i
i sehingga menjadi pembelajaran dalam i i i i bahasa setiap peserta didiknya, aspek bahasa
i i i i i
A. Definisi Perkembangan Bahasa Anak i bentuk makna yang muncul karena proses
i i i i i
Kata perkembangan sangat sering i i i i interaksi sosial dari para pelaku bahasa yang i i i i i i
pertumbuhan
i lebih banyak i i 2018,89-99)
berkenaan dengan aspek jasmani (fisik),
i i i i i Bahasa secara umum dapat i i i
berkenaan
i dengan kualitas, yaitu i i i i merupakan lambang suatu sistem yang i i i i
peningkatan
i dan penyempurnaan i i i berbunyi, yang berupa lisan maupun tulisan i i i i i
56). Menurut para ahli perkembangan i i i dapat dipisahkan dari berkomunikasi antar
i i i i i
pendapat
i dan perasaan dengan i i i lainnya, karena manusia dianugrahi akal
i i i i i
dalam masyarakat.
i i Lenneberg salah i i berbagai media sarana dan prasarana yang
i i i i i i
menyebutkan
i Perkembangan bahasa i i berupa bahasa secara utuh. Perkembangan
i i i i i
berkembang
i yang dapat membuat i i i
pemerolehan
i bahasa anak i i 1. Problematika Bahasa Anak
berkembang.(latifa, 2017, pp. 186–189)
i Anak yang bermasalah merupakan i i i
Dari pembahasan diatas maka dapat kelas saat ia melakukan interaksi dengan
i i i i i i
peserta didik yaitu suatu proses dimana muncul karena penyesuaian yang harus
i i i i i
melalui interaksi sosial dengan mengunakan dan kondisi lingkungan yang baru. Semakin
i i i i i i
simbol-simbol sesuai kaidah yang telah besar tuntutan dan perubahan semakin
i i i i i
disepakati bersama dan kematangan dalam besar pula masalah yang dihadapi anak
i i i i i i
peserta didik berasal dari lingkungan i saluran intrauterine, setiap kata dari ibunya
i i i i i
dimana ia sering berbaur baik dengan i maka secara biologis kata tersebut masuk ke
i i i i i i
teman sebaya maupun dengan yang lebih i dalam janin. Karena anak dari bayi mulai
i i i i i i
besar darinya. Peserta didik yang berada di i mengenali ibunya dari suara ibu, wajah
i i i i i
sekolah dasar pada umumnya mendengar i ibunya, aroma ibu, dan karena anak merasa
i i i i i i
dan meniru. Dan belum bisa menfilter apa i aman dan nyaman dalam pelukan ibu dari
i i i i i i
yang telah mereka ucapkan baik ataukah i pada ayahnya.(Dardjowidjojo 2003, 268)
i i
sementara agar tidak terkena teguran pada dikendalikan oleh lingkungan itu
i i i i
gurunya. Tetapi saat dirumah ia mulai tidak merupakan salah satu wujud dari perilaku
i i i i i i
karena lingkungan keluarga yang kurang b. Teori maturasional merupakan teori yang
i i i i
harmonis maka peran guru, keluarga dan lebih menekankan kepada kesiapan
i i i i
lingkungan sangat dibutuhkan bagi biologis individual. Menurut teori ini anak
i i i i i i
perkembangan bahasa anak, apabila hanya telah mempunyai rentan waktu untuk
i i i i i
guru yang berperan maka perkembangan dapat berbicara, secara bertahap bahasa
i i i i i
bahasanya tidak akan maksimal artinya anak berkembang sesuai dengan putaran
i i i i i
hanya terkontrol pada saat ia berada di jam, serta menyatu dengan konsep
i i i i i
baiksehingga perkembangan bahasa anak dalam otak, oleh karena itu pandangn
i i i i i i
proses
i pemerolehan tersebut, i i c. Teori preformasionis dikembangkan oleh
i i i
kehidupan
i disekitarnya, tampak i i mental dengan sebutan language
i i i i
kannya dari kebiasaan yang iya lihat dan ikebetuhannya di sia siakan maka ia akan i i i i i i
pemerolehan bahasa ini pada sekolah iyang dialami bayi akan diabawa pada
i i i i i
dasar, yaitu kelas rendah dan tinggi ia akan itahap perkembangan selanjutnya.
i i
mengalami proses seperti ini, hanya saja b. Otonomi vs malu-malu, ragu-ragu umur i i i i
dalam tahapan ini anak-anak atau siswa i(1-3) tahun, ada rasa kebangaan dalam
i i i i i
belum dapat menfilter dengan baik bahasa idiri anak karena ia sudah dapat berjalan,
i i i i i i
itu tidak baik tetapi masih saja ia ucapkan ilingkungan, tetapi apabila orang tua i i i i
untuk apa ia berbahasa yang baik, agar guru tidak bertindak dengan masalah dalam
disukai orang dan di terima di tengah- perkembangan anak, banyak yang sudah
tengah masyarakat. Pada umur 12 tahun guru lakukan untuk pembinaan peserta
masih ada transisi dari kelas 6 menuju didik yang ada di SD muhammadiyah
sekolah menengah pertama, saat anak karangbendo, hanya saja penulis ingin
mulai mengenal identitas dirinya maka menambahkan beberapa strategi agar lebih
seseorang anak akan mengerti mengapa ia komplek dari pembinaan guru sebelumnya.
dilarang gurunya untuk menjaga sopan Saat penulis melakukan wawancara dengan
santun dalam berbahasa dalam beberapa guru terkait tentang
kesehariannya, untuk selanjutnya akan di perkembangan bahasa anak maka dalam
bahas strategi apa saja yang dapat guru hal ini peneliti mendapatkan beberapa
berikan kepada beberapa peserta didik yang informasi terkait perkembangan bahasa,
belum bisa berbahasa dengan sopan dan peneliti mengambil inti sari dari wawancara
baik karena belum dapat menfilter apa yang beberapa guru, ada jawabannya yang sama
diperoleh dari lingkungannya, sehingga ada ada juga yang berbeda, berikut ulasannya.
perubahan dalam proses pembelajaran Perkembangan bahasa, para guru
dalam kehidupannya di dunia pendidikan. cermati yang cepat berubah dan
berkembang dalam hal perkembangan
sosial bahasa anak, seperti bagaimana
B. Strategi Pendidik Dalam Menangani mereka bermain dengan temannya, pada
Kasus Perkembangan Bahasa saat jajan bersama temannya obrolannya
Strategi yang dapat dilakukan oleh itu variatif, kelas 1 dan 2 tidak terlepas
pendidik dalam mendidikpeserta didik atau pembahasannya dari permainan, koleksi
siswa yang bermasalah dalam yang ia punya, game dan beranjak ke kelas
kebahasaannya yaitu seperti anak-anak 3 dan 4 iya masih masa transisi masih
yang terpengaruh bahasa yang mungkin seputar game tetapi sudah agak lebih yaitu
tidak bagus diucapkan oleh seorang siswa. timbul suka dengan lawan jenisnya,
Maka perlu pembinaan dini agar tidak kemudian tingkat kreasinya sangat tinggi,
menjadi kebiasaan, dengan memberikan maksudkannya yaitu mudah tersingung dan
hukuman seperti pembelajaran yang egoisnya lumayan tinggi dalam berbagai hal
mendidik, maka dalam sub judul ini penulis contohnya seperti saling mengejek satu
akan menganalisis apa saja yang dapat sama lainnya, mudah tersinggungnya.
dilakukan guru dalam problem bahasa yang Lanjut ke kelas 5 dan 6 itu lebih kepada
telah disebutkan diawal pada pendahuluan, hubungan atau menjalin hubungan asmara,
ada beberapa strategi yang membuat anak- itu kami para guru memahaminya seiring
anak mungkin jera dan juga ia dengan perkembangan biologisnya, mau
memdapatkan sebuah pendidikan dalam hal tidak mau kita harus mengakuinya bahwa
pembelajaran, bukan berarti sebelumnya usia mereka pada kelas 5 dan 6 itu
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 83
(julrissani)
perkembangan biologis pertama menuju Misal ada anak yang marah dengan
masa remaja, hal tersebut juga berkembang temannya ia berkata kasar atau kotor
dengan bahasa sosial peserta didik terkait kepada temannya, ada satu atau dua anak
dengan bahasa orang-orang mulai dewasa. dikelas bawah, selebihnya banyak terjadi
Mereka telah memahami istilah dari dikelas tinggi. Yang terjadi diluar sekolah
pacaran dan sudah memulai hal tersebut terkadang beberapa guru melihat bahwa
serta malu-malu saat di tanyakan gurunya, beberapa peserta didik sudah mempunyai
ada beberapa juga kami temukan sudah genk-genk yang mereka ingin
mulai chat-cahatan melalui media sosial dan menampakkan identitas mereka dengan
mengajak ketemuan, itu terjadi diluar jam mencoret-coret tembok. Dari genk tersebut
sekolah karena diluar jam siswa sudah tidak juga timbul bahasa-bahasa yang tidak layak.
terpantau oleh gurunya. Tetapi kalau saat Saat terjadi ejek mengejek baik itu nama
jam sekolah mereka masih ketemuan walau orang tua maupun kata-kata lainnya maka
sembunyi-sembunyi tetapi tetap kami awasi timbul perkelahian, semua itu juga karena
sebagai seorang guru. 3 tahun terakhir ini pengaruh perkembangan bahasa yang tidak
pada kelas 6 kami juga mencari informasi ke bagus yang diasumsikan oleh peserta didik.
peserta didik yang kami rasa dapat Pemaparan diatas, beberapa intisari
memberikan sebuah informasi, sampai ada wawancara peneliti dengan beberapa guru
yang mengirimkan foto selfie dan juga disekolah, maka dalam wawancara tersebut
mengajak ketemua dimana, tetapi ketemua ditambah dengan obsevasi lapangan, maka
peserta didik sekolah dasar masih malu- peneliti dapat menulis tentang
malu seperti makan bakso, walaupun perkembangan bahasa pada anak usia
mereka bersama teman-temannya yang sekolah dasar. Selanjutnya peneliti ingin
kami temukan tidak ada yang berdua, acara memberikan kontribusi terkait dengan
nonton ssb dan lain lain, tapi itu lebih permasalahan pada sekolah yang telah
kepada tumbuh kembangnya mereka disebutkan, karena peneliti melihat belum
menuju dewasa, yang kami lihat ada tindakan yang lebih bagi anak-anak
perkembangan bahasanya lebih kepada yang berbahasa kotor atau tidak wajar di
sosialnya. Dalam proses pembelajaranpun dalam lingkup pendidikan.
seorang guru harus menjelaskan dengan Sebelum peneliti sebutkan alangkah
i i i
bahasa yang sesuai dengan perkembangan baiknya kita mengetahui dulu apa itu sanksi
i i i i i i i
tetapi mereka ucapkan, setelah kami penderitaan secara sadar, sengaja dan
i i i i i
membawa bahasa yang kurang terdidik itu kepada anak, agar tidak mengulangi
i i i i i
dekat dengan masjid. Ataupun bisa juga peneliti, berikut inti dari jurnal terkait. Dalam
i i i i i i i
dengan toilet sekolah, sanksi seperti ini jurnal yang di tulis oleh Yuberti tentang
i i i i i i i
dapat membuat mereka jera terkait apa hukuman edukasi untuk anak MI dan SD
i i i i i i i
yang telah mereka ucapkan, dan mengajari menurutnya, Pada anak usia kelas 4 sampai
i i i i i i i
anak terkait dengan kebersihan pula. dengan 6 SD/MI, beberapa perilaku yang
i i i i i i
sudah
i mengetahui maka diberikan
i i i pelanggaran jenis ini, tentu hukuman yang
peringatan, hal tersebut bertujuan agar
i i i i i diberikan haruslah lebih berat. Misalnya,
tertanam dalam mindset anak bahwa ia telah
i i i i i i i dengan diberikan hukuman berupa
melalukan kesalahan sehingga anak tidak
i i i i i pekerjaan rumah (PR) ditambah hukuman
akan mengulangi lagi kesalahan yang sama
i i i i i i lainnya, seperti mengepel lantai atau yang
karena adanya peringatan yang tegas dari
i i i i i i lainnya. Tujuan dari hukuman semacam ini,
seorang pendidik. Sesudah diberikan teguran
i i i i i selain untuk menyadarkan anak, juga agar si
dan peringatan masih terulang kembali maka
i i i i i i anak jera untuk melakukan kesalahan-
barulah
i sebaiknya sanksi diatas i i i kesalahan serupa di masa depan.
diberlakukan, karena sanksi fisik atau badan
i i i i i i
Berdasarkan pembahasan
semacam ini tidak dilakukan karena dapat
i i i i i i
dukung dengan akhlak dan bahasa yang yang telah di sebutkan dapat dilakukan oleh
baik maka akan sia-sia suatu pendidikan pendidik untuk memberikan kesadaran
yang ditempuhnya. Peserta didik sebagai kepada peserta didik agar dapat menyaring
makhluk sosial sangat membutuhkan bahasa yang ia peroleh dari lingkungannya.
interaksi serta berkomunikasi karena Pemberian hukuman atau sanksi yang
manusia tidak dapat hidup sendiri oleh sedang atau relevan, yang seacara fisik
karena itu, interaksi dibangun dengan maupun psikologis tidak membahayakan
bahasa, kedewasaan perkembangan bahasa peserta didik, Dengan hukuman yang
pada peserta didik sangat banyak relevan, anak pada akhirnya tidak akan
dipengaruhi oleh kebiasaan yang di terpuruk dengan hukuman yang berikan.
dengarkan, serta dari pergaulan yang Justru sebaliknya, ia akan termotivasi untuk
peserta didik dapatkan dari lingkungan memperbaiki diri dan tindakannya di
sekitarnya. Anak yang berbahasa kasar, kemudian hari. Selain itu, dengan hukuman
kotor dan tidak sopan maka harus di yang relevan, seorang anak akan merasa
tangani sejak dini dengan bijak oleh guru, bahwa dirinya tidak diperlakukan secara
agar tidak merambat lebih luas karena hal tidak adil oleh pendidik sehingga terhindar
tersebut salah satu hal yang urgent. Oleh dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dari
karena itu guru harus memahami psikologi pemberian sanksi diatas merupakan
perkembangan anak dan memantau hukuman yang menjadi suatu pembinaan
perkembangan bahasanya. Karena deteksi yang mendidik yang diberikan guru untuk
dini terhadap gangguan perkembangan siswa, dan setelah pemberian hukuman
bahasa atau problem bahasa sangat maka pendidik mengajarkan siswa
diperlukan agar peserta didik terbiasa mengambil hikmah dari suatu hukuman
dalam menfilter kata-kata yang baik yang yang mereka terima baik disekolah maupun
sesuai kaidah bahasa yang berkembang di lingkungan keluarga.
dimasyarakat.
Penanganan peserta didik yang Daftar Pustaka
bermasalah dalam perkembangan Adriana, Iswah. 2008. “MEMAHAMI POLA
PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
bahasa,strategi dalam pemberian sanksi DALAM KONTEKS PENDIDIKAN.” Jurnal
Tadris 3 (1): hlm. 1-15.
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 87
(julrissani)