Anda di halaman 1dari 16

Vol. 4 – No.

1, year (xxxx), page 72 -87


| ISSN 2548-8201 (Print) | 2580-0469) (Online) |

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN BAHASA DALAMBERKOMUNIKASISISWA


SEKOLAH DASARDI SDMUHAMMADIYAHKARANGBENDO YOGYAKARTA

Julrissani
(Pascasarjana PGMI, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia)
E-mail: julrissanij@gmail.com

Receive: 04/01/2020 Accepted: 18/02/2020 Published: 02/03/2020

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan siswa sekolah dasar di era modern
contohnya seperti salah satu problematika pendidikan di era modern ini adalah bahasa, dimana
bahasa dipengaruhi dari sosial media serta pembiasaan dari lingkungan, peserta didik yang
rentan umur masih anak-anak maka belum dapat menyaring secara penuh mana yang baik dan
tidak baik untuk diaplikasikan terkait dari apa yang mereka dapatkan. Subjek penelitian ini di
ambil dari sampel dua tahun berselang perkembangan yaitu kelas 2, 4 dan 6.Jenis penelitian
merupakan penelitian lapangan yang dideskripsikan dengan menganalisis dari data observasi,
wawancara serta dokumen terkait. Perkembangan bahasa pada anak semakin hari semakin
berkembang dan mereka belum dapat menyaring bahasa yang ia peroleh dari lingkungannya,
dari hal tersebut peran guru yang hadir untuk membenahi permasalahan dalam perkembangan
bahasa. Hasil yang diperoleh dari penelitian yang di teliti yaitu sebagai sumbangan pemikiran
penulis yang direkomendasikan baik dalam pengertian teori maupun praktis dan terbentuknya
siswa yang bertagung jawab terkait apa yang mereka ucapkan, sehingga menjadikan
pembelajaran bagi peserta didik dalam menyaring sesuatu sebelum di aplikasikan ke publik.

Kata Kunci : Karakteristik, perkembangan bahasa, komunikasi siswa, Sanksi

Abtract
The research purposes to view the development of primary School students in the modern era
as one of education’s problem in this modern era is language, where language is influenced by
social media and the respect of the enviromental. The students who are children so far from
being able to full of filter which is good and which is not good to be applied from what they are
getting. The subject of this research is taken by two years sample around the development
which are grade 2,4 and 6. The types of this research is a direct research which described by
analyzing observation data, interviews and related documents. The student’s language
developes more and more, they are unable to filter out the language that they acquired from
their environment, from that case, the role of the teacher is to correct the problem in language
development. The result of the research which researched is as contributions of thought that
may be recommended in a theoretical or practical sense as students responsibility of what they
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 73
(julrissani)

are saying, so that can be a learning for the students in filter something before applied to the
public.

Keywords: Characteristics, language development, students, communication, punishment

Pendahuluan sampai pada tahap sempurna. Keadaan


Interaksi sosial Pada kehidupan awal bahasa anak pada umumnya berisi
sehari - hari sangat dibutuhkan oleh penyederhanaan tururan orang dewasa,
manusia, dimana dengan berinteraksi dapat yang dapat berupa penyingkatan maupun
berjalannya suatu kehidupan di dunia ini, penyesuaian fonologis sesuai dengan
dalam berbaur dan berkomunikasi sesama perkembangan kemampuan
manusia pastinya akan menggunakan artikulatorisnya. (Helti 2012)
bahasa, baik itu berbentuk dalam penulisan, Dalam undang-undang nomor 20
percakapan, bahasa isyarat maupun dengan tahun 2003 dinyatakan dalam pasal 1
cara mengekspresikan wajah. Untuk bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
membina interaksi yang baik maka di terencana untuk mewujudkan suasan
butuhkan pendidikan yang baik pula dari belajar dalam proses pembelajaran agar
Paud hingga sekolah dasar. Karena dalam peserta didik secara aktif mampu
berkomunikasi secara aktif penting mengembangkan potensi dirinya untuk
memerhatikan nilai-nilai budaya yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
berlaku di masyarakat. Nilai tersebut harus pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
diperkenalkan sejak dini sampai sekolah akhlak mulia, serta keterampilam yang
dasar agar menjadikan suatu pondasi awal diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
dimana siswa atau anak tertanam hal-hal negara.(Septiyantono 2015,114-115).
mana yang baik dan mana yang tidak baik, Di dalam UU yang telah disebutkan
mana yang boleh dilakukan mana yang tidak diatas walau tidak terkandung pembahasan
boleh dilakukan. Bagaimana cara berucap kebahasaan tetapi dapat kita lihat dari
mengunakan tutur kata yang sopan semua proses pembelajaran hal yang paling
terhadap orang lain. Pembelajaran nilai-nilai penting yaitu bahasa untuk mewujudkan
tersebut harus di didik dengan acuan yang potensi diri peserta didik dengan
konkrit. menanamkan kekuatan yang telah
Kemampuan Berbahasa perserta disebutkan diatas. Tanpa adanya bahasa
didik pada dasarnya tidak diperoleh secara dan interaksi yang baik maka tidak akan
sempurna, melainkan berkembang secara berjalan dengan baik UU yang mengatur
bertahap, dimulai sejak masa kanak-kanak tentang pendidikan.
hingga dewasa. Menurut chomsky Menjadi seorang pendidikharus
mengambarkan perkembangan bahasa anak memiliki kompetensi pendidik yaitu adanya
itu melalui tahap-tahap yang akhirnya Pedagogik, Kepribadian, profesional dan
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 74
(julrissani)

sosial, dengan empat kompetensi ini paradigma, rugi saja sekolah bila bahasa
seorang pendidik dapat menjalankan proses yang dituturkan seperti orang yang tidak
pembelajaran yang sesuai dengan UU berpendidikan.Oleh karena itu deteksi sejak i i i i

nomor 20 tahun 2003. Dalam pelaksanaan dini mengenai masalah perkembangan pada
i i i i i

dilapangan peneliti melakukan observasi di anak,


i dapat menentukan
i i

sekolah SD muhammadiyah karangbendo keberhasilan seorang


i i pendidik dalam i i

yang mana guru telah membimbing siswa menangulangi


i penyimpangan i

dengan sebaik mungkin, sesuai dengan perkembangan bahasa anak.


i i i

kompetensi yang dimilikinya, mengajarkan


tutur bahasa yang baik dan benar menurut MetodePenelitian
KBBI. Tetapi dalam realisasinya peserta
didik ada yang terkontrol dalam kebahasaan JenispenelitianinimerupakanPeneliti
dan ada pula yang tidak. Yang dimaksud an kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan
tidak terkontrol yaitu siswa masih dengan tujuan untuk mampu memahami
mengucapkan kata-kata yang tidak baik fenomena-fenomena yang dialami oleh
contoh seperti kata: cok, anjing, peler, setan subjek penelitian dengan cara menganalisis
dan lain sebagainya yang ditujukan kepada dan kemudian dideskripsikan hasilnya
pesera didik yang lain maupun secara detail dalam bentuk kata-kata dalam
masyarakat.Apa yang mereka ucapkan tatanan bahasa.(Syaodih 2006, 60)Tempat
peserta didik dikelas rendah yaitu kelas 1-3 penelitian diambil di SD Muhammadiyah
mereka hanya mengikuti dalam pergaulan, Karangbendo, kelas yang diambil berselang
saat ditanyakan mengerti atau tidaknya dua tahun perkembangan yaitu kelas 2, 4
maka ia tidak dapat menjelaskan karena dan 6.
belum memahami baik dan buruknya kata,
Metodepenelitian yang
tetapi pada kelas tinggi 4-6 dia telah
digunakanbersifatdeskriptifuntukmemberik
memahami baik buruknya suatu kata dan
anpenjelasanhubunganantaraperistiwa
dapat menjelaskan tetapi ia juga
yang terjadi di lapangan.(Ghiny and
mengucapkan hal yang tidak semestinya
Almanshur 2016,29)Teknik pengumpulan
diucapkan oleh pelajar. Ini merupakan
data dalam penelitian ini adalah
bahasa yang tidak sesuai dengan lingkungan
analisis.analisisadalahsuatumetode yang
masyarakat. Dan juga ada yang mulai
digunakanuntukmemperolehinformasidarid
bergombal dengan bahasan percintaan,
okumenbaikberuparekaman, gambar,
sehingga timbulnya asmara diantara
suara, tulisan dan lain-lain secaraobjektif
peserta didik, maka dalam hal ini peneliti
dan sistematis.(Arikunto 2016, 172) untuk
menarik untuk meneliti secara mendalam
pengumpulan data dilakukan dengan cara
i i i i i

tentang perkembangan bahasa anak, agar


membaca, mencatat, mengutip serta
i i i i

citra guru di dunia pendidikan tidak


menyusun
i data-data yang diperoleh
i i i

tercemar di masyarakat agar hilangnya


menurut pokok pembahasan. Penggalian
i i i i
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 75
(julrissani)

i data dilakukan secara terperinci dan sedalam


i i i i i Chaplin di dalam kamus psikologi ia i i i i i

i mungkin (in depth) dari semua sumber data


i i i i i i i menjabarkan perkembangan sebagai i i

i yang ada. Di dalam menghimpun data


i i i i i i perubahan yang terjadi pada organisme dari i i i i i

i sebagai bahan kajian, penelitian ini juga


i i i i i i lahir sampai ia mati, adanya perubahan dan
i i i i i i

i menggunakan beberapa metode penelitian i i i i pertumbuhan integritas jasmani ke dalam i i i i

i diantaranya metode observasi, wawancara i i i i fungsi sehingga munculnya kedewasaan. i i i

i kepada perwakilan guru dan siswa, dan


i i i i i i (latifa 2017) Manusia merupakan makhluk i i i

i metode dokumentasi. Kemudian penyajian


i i i i sosial yang memerlukan bahasa untuk i i i i

i data dilakukan dengan pemaparan informasi


i i i i i berinteraksi dengan lingkungannya, seperti i i i

i dengan menyederhanakan makna dan i i i i anak sekolah tingkatan dasar yang terus
i i i i i

i menginterpretasikan informasi. Hasil i i i mengembangkan bahasa setiap harinya, i i i

i penelitian yang dicapai sebagai sumbangsih i i i i i dimulai dari satu kalimat hingga seterusnya, i i i i i

i pemikiran penulis yang direkomendasikan i i i i untuk itu sangat perlu ditelusuri apa saja
i i i i i i

i baik dalam pengertian teori maupun praktis


i i i i i i perkembangan bahasa yang dialami oleh i i i i

i dan terbentuknya siswa yang bertagung


i i i i i peserta didik, tentunya seorang guru sangat i i i i i

i jawab terkait apa yang mereka ucapkan,


i i i i i i perlu mengetahui bagaimana perkembangan
i i i

i sehingga menjadi pembelajaran dalam i i i i bahasa setiap peserta didiknya, aspek bahasa
i i i i i

i menyaring sesuatu sebelum di aplikasikan ke i i i i i i yang berkembang di sekolah dasar yaitu


i i i i i

i publik. i seperti penggunaan bahasa pada anak serta


i i i i i

i narasi percakapan yang dikeluarkan anak.


i i i i

Hasil Penelitian Dan Pembahasan i Bahasa sendiri mempunyai variasi i i i

A. Definisi Perkembangan Bahasa Anak i bentuk makna yang muncul karena proses
i i i i i

Kata perkembangan sangat sering i i i i interaksi sosial dari para pelaku bahasa yang i i i i i i

digandingkan dengan kata pertumbuhan dan


i i i i i i beragam, karena bahasa sendiri merupakan i i i i

kematangan, ketiganya memiliki hubungan


i i i i i salah satu alat bantu untuk berinteraksi
i i i i i

yang erat. Pertumbuhan dan perkembangan


i i i i i i dengan manusia lainnya. Semua gagasan, i i i i

pada dasarnya merupakan perubahan


i i i i i ide, pendapat maupun maksud pelaku
i i i i

menuju pada tahapan yang lebih baik,


i i i i i i i bahasa disampaikan melalui bahasa. (Sari i i i i

pertumbuhan
i lebih banyak i i 2018,89-99)
berkenaan dengan aspek jasmani (fisik),
i i i i i Bahasa secara umum dapat i i i

menunjukkan perubahan secara kuantitas,


i i i i i didefinisikan sabagai alat komunikasi secara i i i i

seperti penambahan dalam ukuran besar


i i i i i i verbal. Istilah kata verbal mengandung i i i i

ataupun tinggi. Sedangkan perkembangan


i i i i i makna bahwasanya bahasa dipergunakan i i i

kaitannya dengan aspek psikis (rohani),


i i i i i i seabagai alat komunikasi pada dasarnya i i i i

berkenaan
i dengan kualitas, yaitu i i i i merupakan lambang suatu sistem yang i i i i

peningkatan
i dan penyempurnaan i i i berbunyi, yang berupa lisan maupun tulisan i i i i i

fungsional. (Sagala 2003, 94)


i i untuk berinteraksi. (Tampubolon 2008,1) i i

i Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara i i i i


Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 76
(julrissani)

yang mengacu pada simbol verbal maupun


i i i i i i memilah mana bahasa yang baik untuknya
non verbal yaitu bentuk komunikasi yang
i i i i i i mana yang tidak baik. Kedewasaan bahasa
disampaikan dengan cara lisan maupun
i i i i i pada perkembangan peserta didik juga
tulisan, yang digunakan anak dalam
i i i i i dipengaruhi oleh lingukangan dan
berkomunikasi serta beradaptasi dengan
i i i i pertumbuhan serta pergaulannya dengan
lingkungannya dalam bertukar gagasan,
i i i i teman-temannya dalam kehidupan sehari-
pikiran dan emosional.(Kurniati 2017,47–
i i i hari. Sebagai makhluk sosial manusia tidak i i i i

56). Menurut para ahli perkembangan i i i dapat dipisahkan dari berkomunikasi antar
i i i i i

bahasa merupakan suatu media komuniasi


i i i i i manusia, bentuk komunikasi manusia
i i i i

yang dipergunakan untuk menyampaikan


i i i i merupakan paling sempurna dari makhluk
i i i i i

pendapat
i dan perasaan dengan i i i lainnya, karena manusia dianugrahi akal
i i i i i

digunakannya simbol yang beradat di


i i i i i sehingga dapat mensingkronisasikan melalui
i i i i

dalam masyarakat.
i i Lenneberg salah i i berbagai media sarana dan prasarana yang
i i i i i i

seoarang ahli teori belajar pada anak


i i i i i i ada sehingga menjadikan alat komunikasi
i i i i i

menyebutkan
i Perkembangan bahasa i i berupa bahasa secara utuh. Perkembangan
i i i i i

bergantung pada pematangan otak secara


i i i i i bahasa peserta didik bertahap dari yang
i i i i i i

biologis, hal tersebut memungkinkan ide


i i i i i dasar hingga yang tinggi atau lebih baik.
i i i i i i i i

berkembang
i yang dapat membuat i i i

pemerolehan
i bahasa anak i i 1. Problematika Bahasa Anak
berkembang.(latifa, 2017, pp. 186–189)
i Anak yang bermasalah merupakan i i i

Bahasa di dalam pengertian lainnya i i i i persoalan yang harus menjadi perhatian


i i i i i

juga merupakat suatu alat berkomunikasi


i i i i i semua kalangan/pihak. Bukan semata-mata
i i i i

dengan orang lain, mencakup semua cara


i i i i i i perilaku itu menganggu proses dalam
i i i i i

dalam berkomunikasi, dimana bentuk


i i i i pembelajaran, melainkan suatu bentuk
i i i i

lambang dinyatakan dalam pikiran dan


i i i i i perilaku pasif maupun agresif yang dapat
i i i i i i

perasaan untuk mengungkapkan suatu


i i i i menimbulkan kesulitan dalam hal kerjasama
i i i i i

pengertian, misalnya dengan menggunakan


i i i i dengan temannya. Keluarga/pendidik perlu
i i i i

tulisan, lisan, isyarat, nilangan, mimik muka


i i i i i i memahami perilaku yang timbul dari “anak
i i i i i i

yang terakhir tulisan. (Helti 2012)


i i i i yang bermasalah”. Biasanya tampak didalam
i i i i i

Dari pembahasan diatas maka dapat kelas saat ia melakukan interaksi dengan
i i i i i i

penulis simpulkan. Perkembangan bahasa lingkungannya. Masalah-masalah tersebut


i i i

peserta didik yaitu suatu proses dimana muncul karena penyesuaian yang harus
i i i i i

peserta didik mulai mengespresikan dirinya dilakukan


i anak terhadap tuntutan i i i

melalui interaksi sosial dengan mengunakan dan kondisi lingkungan yang baru. Semakin
i i i i i i

simbol-simbol sesuai kaidah yang telah besar tuntutan dan perubahan semakin
i i i i i

disepakati bersama dan kematangan dalam besar pula masalah yang dihadapi anak
i i i i i i

berinteraksi tergantung pada pematangan tersebut.(Marisa 2012)


i

otak secara biologis, sehingga dapat


Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 77
(julrissani)

Penyebab gangguan perkembangan 2. Faktor yang mempengaruhi


bahasa sangat banyak dan luas, semua Perkembangan bahasa
gangguan mulai dari proses pendengaran,
proses berbicara dan meniru. Seorang anak sudah mulai berbahasa i i i i

Penyimpangan bahasa yang diperoleh i sebelum ia dilahirkan kedunia, melalui


i i i i

peserta didik berasal dari lingkungan i saluran intrauterine, setiap kata dari ibunya
i i i i i

dimana ia sering berbaur baik dengan i maka secara biologis kata tersebut masuk ke
i i i i i i

teman sebaya maupun dengan yang lebih i dalam janin. Karena anak dari bayi mulai
i i i i i i

besar darinya. Peserta didik yang berada di i mengenali ibunya dari suara ibu, wajah
i i i i i

sekolah dasar pada umumnya mendengar i ibunya, aroma ibu, dan karena anak merasa
i i i i i i

dan meniru. Dan belum bisa menfilter apa i aman dan nyaman dalam pelukan ibu dari
i i i i i i

yang telah mereka ucapkan baik ataukah i pada ayahnya.(Dardjowidjojo 2003, 268)
i i

tidak, tetapi kebanyakan peserta didik


Maka dalam hal ini bila kita kaitkan
dikelas tinggi yaitu kelas 4, 5, dan 6 mereka
dengan norma agama, dalam islam ibu yang
ada yang sudah mengetahui apa yang
mengandung lebih dianjurkan mendegarkan
mereka ucapkan baik atau tidak, apabila dia
al-qur’an agar anaknya terbiasa dan tidak
saling ngejek mengejek sesama temannya
asing saat diajarkan tentang agama
ada yang mulai tersadar bahwa dengan
nantinya, dan patuh terhadap seruan orang
ucapannya itu dapat membuat temannya
tuanya dalam hal beragama, berakhlak dan
marah atau membuat temannya sedih.
lain sebagainya. Tetapi apabila apa yang di
Deteksi dini terhadap gangguan
dengar oleh seorang ibu hal-hal yang tidak
perkembangan bahasa atau problem
baik maka apa yang di dengar oleh calon
bahasa sangat diperlukan agar peserta didik
bayi pun hal yang tidak baik, karena peka
terbiasa dalam menfilter kata-kata yang
terhadap rangsangan. Maka saat ia menjadi
baik yang sesuai kaidah bahasa yang
seorang anak maka iya menjadi susah untuk
berkembang dimasyarakat. Kebanyakan
di didik dalam hal keagamaan, karena yang
bahasa yang diperoleh sekarang dari
di dengarkan hal-hal yang buruk dan
menonton video yang ada di media sosial
bahasanya pun cendrung kepada yang ia
maupun you tube. Banyak yang membuat
dengarkan. Karena seorang ibu merupakan
konten yang bahasanya belum lulus sensor
madrasatulula artinya adalah guru pertama
sehingga saat anak-anak menonton dan ia
bagi anaknya, maka sudah sewajarnya
meniru apa yang diucapkannya, guru dan
seorang ibu mengajarkan hal yang baik-baik
orang tua harus berperan aktif agar peserta
dan mendegarkan yang baik-baik pula untuk
didik dapat menjaga perilaku dalam
perkembangan si anak, dalam dunia
berbahasa yang baik sehingga tidak
medispun fisik seorang anak lebih cendrung
merusak citra pendidikan ditengah
kepada bapak, perilaku dan kecerdasarn
masyarakat.
lebih cenderung kepada seorang
ibu.Selanjutnya pembahasan faktor menurut i i i
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 78
(julrissani)

Yusuf yang dapat mempengaruhi bahasa


i i i i i Beberapa dari faktor pembahasan
anak, berikut ini akan di ulas beberapa faktor
i i i i i i i i diatas ada dua poin penting, karena penulis
yang dapat mempengaruhi perkembangan
i i i i membahas tentang usia sekolah dasar,
bahasa pada anak, yaitu: (Adriana 2008, 1–
i i i i maka kita fokus kepada poin nomor empat
15) dan lima, pada kedua poin ini cenderung
1) Faktor kesehatan, faktor ini berperan i i i i lebih sering terjadi dilapangan, yang
sangat penting dalam perkembangan bahasa
i i i i i pertama yaitu tentang kedewasaan berfikir,
anak, apabila dua tahun pertama seorang
i i i i i i maka lebih condong kepada perempuan
anak sering mengalami gangguan, maka
i i i i i dari pada laki-laki, karena perkembangan
berdampak
i pada perkembangan i i laki-laki lebih lambat dari pada perempuan.
bahasanya akan terhambat. 2) intelegensi,
i i i i i Kebanyakan dilapangan kita temukan anak-
faktor ini juga berpengaruh apabila seorang
i i i i i i anak yang tidak sopan baik dalam perilaku
anak memiliki tingkat intelegensi yang
i i i i i maupun bahasanya mayoritasnya laki-laki
normal atau tinggi, biasanya cukup cepat dan
i i i i i i i dari pada perempuan. Pada poin kedua
pesat mengalami perkembangan bahasa. 3)
i i i i i yaitu tentang hubungan keluarga, peran
Status Sosial Ekonomi Keluarga, beberapa
i i i i i keluarga sangat besar ketimbang peran
penelitian berkaitan antara status sosial
i i i i i seorang guru dari waktu saja orang tua
ekonomi keluarga yang berasal dari dari
i i i i i i lebih banyak bersama anaknya ketimbang
keluarga yang kurang mampu menyatakan
i i i i i guru dengan peserta didiknya, maka apabila
bahwa cenderung mengalami keterlambatan
i i i i seorang anak mengalami hal yang buruk
dalam perkembangan bahasanya. 4) Jenis
i i i i i ditengah-tengah keluarga seperti kurangnya
Kelamin (Sex), faktor perbedaan jenis
i i i i i kasih sayang dan teguran dari orang tua dan
kelamin juga salah satunya yaitu anak
i i i i i i tidak terarah apa yang ia lakukan maka
perempuan sejak usia dua tahun ke atas
i i i i i i i perilaku dan kebahasaan peserta didik
mempunyai perkembangan bahasa yang
i i i i tergantung pada linmgkungannya, apabila
lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. 5)
i i i i i i lingkungannya tidak baik maka ia menjadi
Hubungan keluarga, anak yang menjalin
i i i i i seseorang yang tidak sopan dalam
keluarga yang harmonis maka cenderung
i i i i i berbahasa karena mengikuti dari lingkungan
perekembangan
i bahasanya dapat i i saat ia bawakan ketengah-tengah keluarga
terfasilitasi karena penuhnya kasih sayang
i i i i i dan keluarganya pun tidak mengubris apa
dan perhatian dari keluarganya, namun
i i i i i yang ia ucapkan maka mindset berpikir anak
sebaliknya apabila berbalik dari yang telah di
i i i i i i i apa yang ia lakukan dan yang ia ucapkan
sebutkan sebelumnya misalkan broken home
i i i i i adalah benar karena tidak ada yang
maka anak cenderung perkembangan
i i i i mengarahkannya.
bahasanya mengalami stagnasi (kelainan),
i i i i Saat diamembawa kebiasaan itu
misalnya terjadi gagap, kata-katanya tidak
i i i i i kesekolah hanya guru yang mengarahkan,
jelas, tutur kata yang tidak sopan, serta terasa
i i i i i i i i maka saat peserta didik disekolah dia akan
takut saat ia mengutarakan pendapatnya.
i i i i i menjaga bahasanya, tetapi hanya bersifat
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 79
(julrissani)

sementara agar tidak terkena teguran pada dikendalikan oleh lingkungan itu
i i i i

gurunya. Tetapi saat dirumah ia mulai tidak merupakan salah satu wujud dari perilaku
i i i i i i

terkontrol kembali dalam kebahasaannya manusia.


i

karena lingkungan keluarga yang kurang b. Teori maturasional merupakan teori yang
i i i i

harmonis maka peran guru, keluarga dan lebih menekankan kepada kesiapan
i i i i

lingkungan sangat dibutuhkan bagi biologis individual. Menurut teori ini anak
i i i i i i

perkembangan bahasa anak, apabila hanya telah mempunyai rentan waktu untuk
i i i i i

guru yang berperan maka perkembangan dapat berbicara, secara bertahap bahasa
i i i i i

bahasanya tidak akan maksimal artinya anak berkembang sesuai dengan putaran
i i i i i

hanya terkontrol pada saat ia berada di jam, serta menyatu dengan konsep
i i i i i

lingkungan sekolah, maka dibutuhkan maturasi ini adalah periodinasi otak.


i i i i i

koneksi antara sekolah dan lingkungan Periodinasi otak sejalan dengan


i i i i

keluarga akan tersingkronisasi dengan perkembangan yang ada di syaraf


i i i i i

baiksehingga perkembangan bahasa anak dalam otak, oleh karena itu pandangn
i i i i i i

lebih sopan dan pastinya lebih baik. teori


i ini menyatakan bahwa i i i

3. Tahapan Pemerolehan Bahasa Peserta perkembangan bahasa yang diperoleh


i i i i

Didik anak tidak hanya dipengaruhi oleh


i i i i i

Pemerolehan bahasa merupakan i i perkembangan neurologinya, tetapi juga


i i i i

suatu proses dimana tidak seorangpun


i i i i i didukung
i oleh perkembangan i i

diantara manusia mengetahui secara pasti


i i i i i biologisnya.
i

proses
i pemerolehan tersebut, i i c. Teori preformasionis dikembangkan oleh
i i i

hingga seorang anak mampu berbahasa.


i i i i i chomsky, penganut teori ini sangat
i i i i i

secara alamiah anak menyatu dengan


i i i i i percaya dengan teori tentang proses
i i i i i

kehidupan
i disekitarnya, tampak i i mental dengan sebutan language
i i i i

pemerolehan bahasa karena penyatuan


i i i i aquisition device (LAD). Dengan
i i i i

tersebut. Kajian tentang pemerolehan


i i i i kepercayaan itu diyakini bahwa anak-
i i i i i

bahasa anak telah berkembang sebagai teori


i i i i i i anak belajar bahasa dengan apa yang ia
i i i i i i

pemerolehan bahasa. Teori tersebut lahir


i i i i i dengar dari pergaulan lingkungannya.
i i i i

pada teori perkembangan anak, seperti yang


i i i i i i d. Teori perkembangan kognitif teori ini
i i i i

akan diuraikan sebagai berikut.(Zubaidah


i i i i awalnya dikembangkan oleh dua orang
i i i i i i

2019) yaitu piaget dan vigotsky, selanjutnya


i i i i i

a. Teori behavorial adalah teori ini i i i i


teori ini dikembangkan kembali oleh
i i i i i

menekankan kebiasaan, teori yang


i i i i
bates, snyder tahun 1985, namara tahun
i i i i i i

dikembangkan oleh ahli psikologi yaitu


i i i i i
1972 yang terakhir oleh gleason 1998.
i i i i i i

Skinner, ia mengutarakan bahwa


i i i i
Secara keseluruhan mereka sepakat
i i i i

pemerolehan bahas anak dikendalikan


i i i i
bahwa
i cara belajar seseorang i i i

oleh lingkungannya. Yang berarti


i i i i
merupakan suatu proses beradaptasi
i i i i

rangsangan anak untuk berbahasa yang


i i i i i
dengan lingkungannya. Dalam teori
i i i i
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 80
(julrissani)

iperkembangan kognitif ini beranggapan i i i dilingkungannya, jangankan dikelas tinggi


ibahwasanya bahasa dibuat dan i i i orang dewasapun yang telah ia dapat
idikendalian oleh nalar/pikiran, yang i i i meinfiltersebuah kata dalam bahasa ia pun
iberarti sangat bergantung i i keseringan mengucapkan walau itu tidak
ipada kematangan kognitifnya serta
i i i baik dan ia juga mengerti dengan baik apa
iketerlibatan aktif di lingkungannya. i i i yang ia ucapkan, maka dari itu didikan dasar
e. Teori psikososiolinguistik, teori ini
i i i pada sekolah dasar sangat penting agar ia
imemberikan motivasi kepada anak dalam i i i i tumbuh dan berkembang dengan bahasa
iberbahasa dengan menekankan pada i i i yang telah di didik sehingga tidak menjadi
iinteraksi aktivitas sosial dan aktivitas
i i i i kebiasaan yang terus menerus dari anak-
iintelektual dalam berbahasa. dengan i i i anak remaja hingga dewasa, dengan bahasa
ipenekanan tersebut maka anak akan i i i i yang baik seorang anak atau peserta didik
imampu berbahasa dengan lancar malalui
i i i i akan terlihat sopan, santun dan berakhlak.
iketerampilan bicaranya karena terjadi i i i Sedangkan dalam perkembangan i i

iproses interaksi dalam konteks sosial


i i i i afeksi, di dalam bahasa Inggris dinamakan
i i i i i i

iyang nyata, walaupun tidak semua oranf


i i i i i Affection secara harfiah adalah semacam
i i i i i

idewasa memahami bahasa anak tetapi


i i i i status kejiwaan yang disebabkan oleh
i i i i i

idengan kebiasaan interaksi yang i i i pengaruh eksternal.(“Afeksi” 2019) Erikson


i i i

idilakukan terus menerus yang menjadi


i i i i menyusun menjadi delapan tahap sebagai
i i i i i

isuatu kebiasaan dalam berbahasa.


i i i berikut: (Adriana 2008)
i i

Berdasarkan pemaparan di atas a. Bersahabat vs menolak umur (0-1) tahun, i i i i i

dapat dipahami bahwa tahapan iseoarang bayi yang selalu dipenuhin i i i i

pemerolehan bahasa anak melalui ikebutuhannya dengan kasih sayang dan i i i i

lingkungan, selanjutnya berkembang sesuai ilainnya ia cenderung akan i i i

dengan biologisnya dari apa yang ia imerasa bersahabat karenai bayi i i

dengarkan dari lingkungan sekitarnya, lalu imempunyi perasa dengan orang-orang i i i

ia komunikasikan apa yang telah didapat isekitarnya. Sebaliknya apabila i i

kannya dari kebiasaan yang iya lihat dan ikebetuhannya di sia siakan maka ia akan i i i i i i

dengarkan setiap harinya, dari proses imenentang lingkungannya. Perasaan i i

pemerolehan bahasa ini pada sekolah iyang dialami bayi akan diabawa pada
i i i i i

dasar, yaitu kelas rendah dan tinggi ia akan itahap perkembangan selanjutnya.
i i

mengalami proses seperti ini, hanya saja b. Otonomi vs malu-malu, ragu-ragu umur i i i i

dalam tahapan ini anak-anak atau siswa i(1-3) tahun, ada rasa kebangaan dalam
i i i i i

belum dapat menfilter dengan baik bahasa idiri anak karena ia sudah dapat berjalan,
i i i i i i

yang ia peroleh baik ataukah tidak, imemanjat, membuka, mendorong dan i i i

walaupun dikelas tinggi ia telah memahami isebagainya, mengendalikan diri dari i i i

itu tidak baik tetapi masih saja ia ucapkan ilingkungan, tetapi apabila orang tua i i i i

karena tren yang berkembang iterlalu mamanjakan seorang anak maka


i i i i
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 81
(julrissani)

akan timbul efek malu-malu dan


i i i i i i permasalahan terkait hal-hal yang ada
i i i i

keraguan terhadap kemampuannya, hal


i i i i i disekelilingnya.
inipun akan berpengaruh pada tahapan
i i i i i Berdasarkan uraian diatas anak
selanjutnya.
i sekolah dasar pada umumnya rentan umur
c. Inisiatif vs perasaan bersalah umur (3-5)
i i i i i dari 7 sampai dengan 12 tahun, maka kita
tahun, pada umur ini anak-anak banyak
i i i i i i dapat melihat dari poin c dan d yang rentan
memiliki inisitif sendiri, orang tua sangat
i i i i i i umurnya berkisar diantara sekolah dasar.
perlu memberi ruang kebebasan,
i i i i Peserta didik umur 6 sampai dengan 11
kesempatan dan menjawab semuaa
i i i i tahun kurang lebih kisaran dari kelas 1 - 6
pertanyaannya.
i Apabila tidak i i SD, peserta didik sudah sedikit mengetahui
diperlakukan seperti itu maka akan
i i i i i tentang cinta walau tidak komplek seperti
timbul rasa bersalah (guilted) yang timbul
i i i i i i orang dewasa pada umumnya baik cinta
dari anak itu sendiri.
i i i i kepada orang tuanya, lawan jenis dan juga
d. Perasaan produktif vs rendah diri umur i i i i i timbul persaingan diantara teman yang satu
(16-11
i tahun), anak-anak pada i i i dengan teman lainnya. Maka seorang
rentan usia ini sudah dapat berfikir
i i i i i i pendidik harus memahami perkembangan
deduktif dengan mengetahui arti kata
i i i i i ini karena apa yang di tanamkan pada umur
cinta, baik cinta pada orang tuanya
i i i i i i 6 sampai 11 tahun, apa yang mereka alami
maupun
i berlawanan jenis. Dan i i i itu membuat mereka ingat selalu akan apa
terdorong ingin cepat melakukan sesuatu
i i i i i yang terjadi pada tahapan
yang abstrak dengan hal yang nyata. Jika
i i i i i i i perkembangannya, maka seorang pendidik
mereka dihargai dan diberikan hadiah
i i i i i harus memberikan stimulus dan respon
maka akan membuat peran produktifnya
i i i i i yang lebih dalam mengoreksi dan
berkembang, tetapi anak-anak yang
i i i i memperbaiki suatu bahasa yang tidak
bodoh keterblakangan mental maka
i i i i sesuai dengan kaidah yang berkembang di
cenderung mempunyai prasaan rendah
i i i i masyarakat baik itu dalam hal bahasa
diri.
i percintaan, bahasa dalam bercerita, bahasa
e. Identitas diri vs kebigungan umur (12-18) i i i i i keseharian yang lebih baik, guru harus
tahun, rentan umur ini anak remaja sudah
i i i i i i i selalu senantiasa menasehati peserta didik,
dapat mengidentifikasi dirinya dari
i i i i agar peserta didik kelas rendah maupun
pengalaman-pengalaman yang telah ia
i i i i pada kelas tinggi tumbuh dan berkembang
lalui. Ia sudah dapat membedakan sebgai
i i i i i i dengan didikan yang baik terutama dalam
remaja, sebagai anggota pramuka,
i i i i hal kebahasaan. Saat peserta didik
sebagai teman yang baik dan lain
i i i i i i meranjak dari umur 12-18 tahun ini masa
sebagainya, keinginan serta perasaan
i i i i mengenal identitas dirinya, dari
baru mulai tumbuh, dan juga sudah
i i i i i i i pengalaman lapau yang ia sudah lewati dari
mencoba
i berfikir jernih terkait i i i kelas rendah dan kelas tinggi di sertai
bimbingan gurunya, dia sudah mengerti
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 82
(julrissani)

untuk apa ia berbahasa yang baik, agar guru tidak bertindak dengan masalah dalam
disukai orang dan di terima di tengah- perkembangan anak, banyak yang sudah
tengah masyarakat. Pada umur 12 tahun guru lakukan untuk pembinaan peserta
masih ada transisi dari kelas 6 menuju didik yang ada di SD muhammadiyah
sekolah menengah pertama, saat anak karangbendo, hanya saja penulis ingin
mulai mengenal identitas dirinya maka menambahkan beberapa strategi agar lebih
seseorang anak akan mengerti mengapa ia komplek dari pembinaan guru sebelumnya.
dilarang gurunya untuk menjaga sopan Saat penulis melakukan wawancara dengan
santun dalam berbahasa dalam beberapa guru terkait tentang
kesehariannya, untuk selanjutnya akan di perkembangan bahasa anak maka dalam
bahas strategi apa saja yang dapat guru hal ini peneliti mendapatkan beberapa
berikan kepada beberapa peserta didik yang informasi terkait perkembangan bahasa,
belum bisa berbahasa dengan sopan dan peneliti mengambil inti sari dari wawancara
baik karena belum dapat menfilter apa yang beberapa guru, ada jawabannya yang sama
diperoleh dari lingkungannya, sehingga ada ada juga yang berbeda, berikut ulasannya.
perubahan dalam proses pembelajaran Perkembangan bahasa, para guru
dalam kehidupannya di dunia pendidikan. cermati yang cepat berubah dan
berkembang dalam hal perkembangan
sosial bahasa anak, seperti bagaimana
B. Strategi Pendidik Dalam Menangani mereka bermain dengan temannya, pada
Kasus Perkembangan Bahasa saat jajan bersama temannya obrolannya
Strategi yang dapat dilakukan oleh itu variatif, kelas 1 dan 2 tidak terlepas
pendidik dalam mendidikpeserta didik atau pembahasannya dari permainan, koleksi
siswa yang bermasalah dalam yang ia punya, game dan beranjak ke kelas
kebahasaannya yaitu seperti anak-anak 3 dan 4 iya masih masa transisi masih
yang terpengaruh bahasa yang mungkin seputar game tetapi sudah agak lebih yaitu
tidak bagus diucapkan oleh seorang siswa. timbul suka dengan lawan jenisnya,
Maka perlu pembinaan dini agar tidak kemudian tingkat kreasinya sangat tinggi,
menjadi kebiasaan, dengan memberikan maksudkannya yaitu mudah tersingung dan
hukuman seperti pembelajaran yang egoisnya lumayan tinggi dalam berbagai hal
mendidik, maka dalam sub judul ini penulis contohnya seperti saling mengejek satu
akan menganalisis apa saja yang dapat sama lainnya, mudah tersinggungnya.
dilakukan guru dalam problem bahasa yang Lanjut ke kelas 5 dan 6 itu lebih kepada
telah disebutkan diawal pada pendahuluan, hubungan atau menjalin hubungan asmara,
ada beberapa strategi yang membuat anak- itu kami para guru memahaminya seiring
anak mungkin jera dan juga ia dengan perkembangan biologisnya, mau
memdapatkan sebuah pendidikan dalam hal tidak mau kita harus mengakuinya bahwa
pembelajaran, bukan berarti sebelumnya usia mereka pada kelas 5 dan 6 itu
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 83
(julrissani)

perkembangan biologis pertama menuju Misal ada anak yang marah dengan
masa remaja, hal tersebut juga berkembang temannya ia berkata kasar atau kotor
dengan bahasa sosial peserta didik terkait kepada temannya, ada satu atau dua anak
dengan bahasa orang-orang mulai dewasa. dikelas bawah, selebihnya banyak terjadi
Mereka telah memahami istilah dari dikelas tinggi. Yang terjadi diluar sekolah
pacaran dan sudah memulai hal tersebut terkadang beberapa guru melihat bahwa
serta malu-malu saat di tanyakan gurunya, beberapa peserta didik sudah mempunyai
ada beberapa juga kami temukan sudah genk-genk yang mereka ingin
mulai chat-cahatan melalui media sosial dan menampakkan identitas mereka dengan
mengajak ketemuan, itu terjadi diluar jam mencoret-coret tembok. Dari genk tersebut
sekolah karena diluar jam siswa sudah tidak juga timbul bahasa-bahasa yang tidak layak.
terpantau oleh gurunya. Tetapi kalau saat Saat terjadi ejek mengejek baik itu nama
jam sekolah mereka masih ketemuan walau orang tua maupun kata-kata lainnya maka
sembunyi-sembunyi tetapi tetap kami awasi timbul perkelahian, semua itu juga karena
sebagai seorang guru. 3 tahun terakhir ini pengaruh perkembangan bahasa yang tidak
pada kelas 6 kami juga mencari informasi ke bagus yang diasumsikan oleh peserta didik.
peserta didik yang kami rasa dapat Pemaparan diatas, beberapa intisari
memberikan sebuah informasi, sampai ada wawancara peneliti dengan beberapa guru
yang mengirimkan foto selfie dan juga disekolah, maka dalam wawancara tersebut
mengajak ketemua dimana, tetapi ketemua ditambah dengan obsevasi lapangan, maka
peserta didik sekolah dasar masih malu- peneliti dapat menulis tentang
malu seperti makan bakso, walaupun perkembangan bahasa pada anak usia
mereka bersama teman-temannya yang sekolah dasar. Selanjutnya peneliti ingin
kami temukan tidak ada yang berdua, acara memberikan kontribusi terkait dengan
nonton ssb dan lain lain, tapi itu lebih permasalahan pada sekolah yang telah
kepada tumbuh kembangnya mereka disebutkan, karena peneliti melihat belum
menuju dewasa, yang kami lihat ada tindakan yang lebih bagi anak-anak
perkembangan bahasanya lebih kepada yang berbahasa kotor atau tidak wajar di
sosialnya. Dalam proses pembelajaranpun dalam lingkup pendidikan.
seorang guru harus menjelaskan dengan Sebelum peneliti sebutkan alangkah
i i i

bahasa yang sesuai dengan perkembangan baiknya kita mengetahui dulu apa itu sanksi
i i i i i i i

peserta didik. atau


i sering idisebut hukuman, i i

Banyak juga perkataan-perkataan hukuman Merupakan suatu tindakan yang


i i i i i

yang tidak sewajarnya mereka ucapkan tidak menyenangkan, berupa suatu


i i i i

tetapi mereka ucapkan, setelah kami penderitaan secara sadar, sengaja dan
i i i i i

telusuri kebanyakan peserta didik terukur, agar dapat memberikan peringatan


i i i i i

membawa bahasa yang kurang terdidik itu kepada anak, agar tidak mengulangi
i i i i i

kebanyakan dari rumah dan lingkungannya. kesalahannya kembali dilain waktu,


i i i i
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 84
(julrissani)

i hukuman yang diberikan dapat diukur


i i i i kepada umur dan mencegah terjadi hal
i sewajarnya sehingga tidak merusak i i i yang melampaui batas. Maka pada saat
i kreativitas anak.(Fauzan 2003,55) Padai i meranjak kelas 6 umur peserta didik kisaran
i esensinya, hukuman dalam bahasa i i i 11 sampai dengan 12 tahun. kedua,
i inggrisnya punishment adalah suatu alat atau
i i i i i hukuman yang dapat diberikan yaitu
i metode pendidikan yang dipergunakan oleh
i i i i dengan memberikan hafalan surat yang
i seorang pendidik untuk memotivasi peserta
i i i i ditentukan oleh guru berserta
i didiknya agar dapat menyadari perbuatan
i i i i terjemahannya juga, maksudnya yaitu surat
i kesalahan yang telah ia lakukan, sehingga
i i i i i al-qur’an dimana anak tersebut belum
i tidak mengulangi perbuatan yang sama
i i i i menghafalnya. Dengan begitu dia tidak
i seperti yang telah diberikan sanksi. (Yuberti
i i i i i akan mengangap remeh terkait hukuman
2014) yang diberikan oleh gurunya. Dan dalam hal
Berikut beberapa analisis peneliti ini juga dapat melatih anak-anak dalam
terkait sanksi yang dapat diberikan kepada menghafal al qur’an berserta
perserta didik, sanksi dimana mereka terjemahannya. Walaupun mereka
mendapatkan pendidikan dari hukuman menghafal karena keterpaksaan
yang diberikan yaitu: terkaithukuman yang berlaku. Dalam
Pertama, tentang permasalahan penerapan hukuman ini pasatinya bagi anak
dikelas 6 terkait hubungan asmara antar yang sudah bisa membaca al-qur’an, bagi
peserta didik dalam hal ini, para guru dan yang belum bisa maka memberikan
kepala sekolah sudah mengambil kebijakan hukuman seperti membaca iqra’ secara
dengan memisahkan antara laki-laki dan cepat dan tampa terbata-bata. Sanksi ini
perempuan di kelas yang berbeda. Peneliti juga didukung dengan ancaman pemberian
mengapresiasikan kebijakan tersebut nilai agar sanksi ini terealisasikan dengan
dikarenakan sesuai dengan hadis nabi yang baik dan dapat memberikan efek
artinya yaitu: jera.Ketiga,menumbuhkan literasi yaitu
“Perintahkanlah anak-anak kalian dengan menyuruh membaca sebuah buku
salat ketika usia mereka tujuh tahun; dan mencerikatan isinya dan guru bertanya
pukullah mereka karena (meninggalkan)- terkait apa yang telah di bacanya, guru yang
nya saat berusia sepuluh tahun; dan membatasi pembahasannya. Selanjutnya
pisahkan mereka di tempat tidur.”(HR Abu guru membuat beberapa pertanyaan terkait
Dawud) dengan pembahasan yang dibaca oleh
Didalam hadis ini tidak disebutkan peserta didik. Untuk mengetahui apakah dia
untuk melakukan pemisahan pada saat sudah memahami ataukah belum dari
menduduki bangku sekolah, tetapi banyak bacaannya.Keempat, menumbuhkan rasa
mayoritas ulama yang menqiyaskannya ke tangung jawab yaitu membersihkan toilet
dunia pendidikan baik pasantren maupun masjid bila sebuah SD tersebut dekat
bidang agama lainnya, karena lebih melihat dengan masjid, SD yang penulis teliti berada
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 85
(julrissani)

dekat dengan masjid. Ataupun bisa juga peneliti, berikut inti dari jurnal terkait. Dalam
i i i i i i i

dengan toilet sekolah, sanksi seperti ini jurnal yang di tulis oleh Yuberti tentang
i i i i i i i

dapat membuat mereka jera terkait apa hukuman edukasi untuk anak MI dan SD
i i i i i i i

yang telah mereka ucapkan, dan mengajari menurutnya, Pada anak usia kelas 4 sampai
i i i i i i i

anak terkait dengan kebersihan pula. dengan 6 SD/MI, beberapa perilaku yang
i i i i i i

Berdasarkan sanksi diatas sebelum i i i ditunjukkan mulai bervariasi, tidak seperti


i i i i i

dijalankan alangkah baiknya bila ada


i i i i i pada anak kelas 1-3 yang relatif masih baik
i i i i i i i i

terguran dan peringat terlebih dahulu


i i i i i dan dapat ditoleransi, dalam artian sesuai
i i i i i i

sebelum penerapan sanksi tersebut.


i i i i dengan tahapan perkembangan usianya.
i i i i

Menurut Indrakusuma Teguran merupakan


i i i i Dengan demikian, jenis kesalahan yang
i i i i i

Pemberitahuan diberikan kepada siswa yang


i i i i i sering dilakukan oleh anak usia kelas 4-6
i i i i i i i

mungkin belum mengetahui tentang


i i i i SD/MI pun bervariasi. Tak jarang, banyak
i i i i i i

perbuatan yang ia lakukan, seorang peserta


i i i i i i ditemukan anak usia kelas 4-6 SD/MI sudah
i i i i i i i

didik diharapkan menyadari bahwa apa yang


i i i i i i mulai berani memalak anak lain, membentuk
i i i i i i

telah ia lakukan adalah suatu kesalahan yang


i i i i i i i geng-geng di sekolahnya untuk mengelkan
i i i i i

bertentangan dengan aturan yang berlaku,


i i i i i idensitasnya, maupun menonton yang tak
i i i i i

setelah adanya pemberitahuan maka bila ia


i i i i i i sewajarnya untuk seusianya. Untuk
i i i i

sudah
i mengetahui maka diberikan
i i i pelanggaran jenis ini, tentu hukuman yang
peringatan, hal tersebut bertujuan agar
i i i i i diberikan haruslah lebih berat. Misalnya,
tertanam dalam mindset anak bahwa ia telah
i i i i i i i dengan diberikan hukuman berupa
melalukan kesalahan sehingga anak tidak
i i i i i pekerjaan rumah (PR) ditambah hukuman
akan mengulangi lagi kesalahan yang sama
i i i i i i lainnya, seperti mengepel lantai atau yang
karena adanya peringatan yang tegas dari
i i i i i i lainnya. Tujuan dari hukuman semacam ini,
seorang pendidik. Sesudah diberikan teguran
i i i i i selain untuk menyadarkan anak, juga agar si
dan peringatan masih terulang kembali maka
i i i i i i anak jera untuk melakukan kesalahan-
barulah
i sebaiknya sanksi diatas i i i kesalahan serupa di masa depan.
diberlakukan, karena sanksi fisik atau badan
i i i i i i

misalnya dengan memukul, mencubit dan hal


i i i i i i
Kesimpulan
lain yang menyakiti fisik, sebagainya hal
i i i i i i

Berdasarkan pembahasan
semacam ini tidak dilakukan karena dapat
i i i i i i

merugikan banyak pihak dan bertentangan


i i i i i diatasperan guru dalam pengembangan
dengan UU serta HAM. Karena sanksi seperti
i i i i i i i
bahasa anak suatu keharusan yang harus
ini banyak berdampak negatif terhadap
i i i i i

diupayakan untuk mendapatkan sumber


kondisi psikologis anak serta dapat
i i i i i

membunuh kreativitas anak.


i i i
daya manusia (SDM) yang bermutu, yaitu
Adapun jurnal terkait tentang i i i
peserta didik yang sopan, berakhlak. Karena
Punishment hampir sama hukuman yang
i i i i i

prinsip dalam agama islam, ilmu tanpa di


diberikan dengan solusi yang diberikan oleh
i i i i i i
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 86
(julrissani)

dukung dengan akhlak dan bahasa yang yang telah di sebutkan dapat dilakukan oleh
baik maka akan sia-sia suatu pendidikan pendidik untuk memberikan kesadaran
yang ditempuhnya. Peserta didik sebagai kepada peserta didik agar dapat menyaring
makhluk sosial sangat membutuhkan bahasa yang ia peroleh dari lingkungannya.
interaksi serta berkomunikasi karena Pemberian hukuman atau sanksi yang
manusia tidak dapat hidup sendiri oleh sedang atau relevan, yang seacara fisik
karena itu, interaksi dibangun dengan maupun psikologis tidak membahayakan
bahasa, kedewasaan perkembangan bahasa peserta didik, Dengan hukuman yang
pada peserta didik sangat banyak relevan, anak pada akhirnya tidak akan
dipengaruhi oleh kebiasaan yang di terpuruk dengan hukuman yang berikan.
dengarkan, serta dari pergaulan yang Justru sebaliknya, ia akan termotivasi untuk
peserta didik dapatkan dari lingkungan memperbaiki diri dan tindakannya di
sekitarnya. Anak yang berbahasa kasar, kemudian hari. Selain itu, dengan hukuman
kotor dan tidak sopan maka harus di yang relevan, seorang anak akan merasa
tangani sejak dini dengan bijak oleh guru, bahwa dirinya tidak diperlakukan secara
agar tidak merambat lebih luas karena hal tidak adil oleh pendidik sehingga terhindar
tersebut salah satu hal yang urgent. Oleh dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dari
karena itu guru harus memahami psikologi pemberian sanksi diatas merupakan
perkembangan anak dan memantau hukuman yang menjadi suatu pembinaan
perkembangan bahasanya. Karena deteksi yang mendidik yang diberikan guru untuk
dini terhadap gangguan perkembangan siswa, dan setelah pemberian hukuman
bahasa atau problem bahasa sangat maka pendidik mengajarkan siswa
diperlukan agar peserta didik terbiasa mengambil hikmah dari suatu hukuman
dalam menfilter kata-kata yang baik yang yang mereka terima baik disekolah maupun
sesuai kaidah bahasa yang berkembang di lingkungan keluarga.
dimasyarakat.
Penanganan peserta didik yang Daftar Pustaka
bermasalah dalam perkembangan Adriana, Iswah. 2008. “MEMAHAMI POLA
PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
bahasa,strategi dalam pemberian sanksi DALAM KONTEKS PENDIDIKAN.” Jurnal
Tadris 3 (1): hlm. 1-15.
Jurnal Edumaspul, 4 (1), 2020 - 87
(julrissani)

“Afeksi.” 2019. In Wikipedia bahasa Indonesia, https://doi.org/10.14421/al-


ensiklopedia bebas. bidayah.v10i1.131.
https://id.wikipedia.org/w/index.php?ti Septiyantono, Tri. 2015. Literasi Informasi.
tle=Afeksi&oldid=14813843. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian Suwito, and Fauzan. 2003. Sejarah Pemikiran
Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Para Tokoh Pendidikan. Bandung:
Ar-Ruzz Media. Angkasa.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2003. Psikolinguistik: Syaodih, Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian
Pengantar Pemahaman Bahasa Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda
Manusia. jakarta: Yayasan Obor Karya.
Indonesia. Tampubolon. 2008. Kemampuan Membaca,
Ghiny, M. Djunaidi, and Fauzan Almanshur. Teknik Membaca Efektif Dan Efisien. II.
2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Angkasa.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. yuberti. 2014. “Hukuman Edukatif Untuk Anak
Helti, Yulia. 2012. “KARAKTERISTIK MI/SD.” Jurnal Pendidikan Dan
PERKEMBANGAN BAHASA ANAK SD Pembelajaran Dasar 1 (2): hlm. 208-
DALAM BERKOMUNIKASI.” Jurnal 233.
pendidikan bahsa dan Sastra Indonesia Zubaidah, Enny. 2019. “Produk Bahan
1 (1): hlm. 1-30. Ajar_Pengembangan Bahasa Anak Usia
Kurniati, Erisa. 2017. “PERKEMBANGAN BAHASA Dini.Pdf - Draft Buku PENGEMBANGAN
PADA ANAK DALAM PSIKOLOGI SERTA BAHASA ANAK USIA DINI Oleh Dr Enny
IMPLIKASINYA DALAM Zubaidah M Pd PENDIDIKAN DASAR
PEMBELAJARAN.” Jurnal Ilmiah DAN | Course Hero.” 2019.
Universitas Batanghari Jambi 17 (3): https://www.coursehero.com/file/3961
47–56. 5330/Produk-Bahan-Ajar-
latifa, umi. 2017. “Aspek Perkembangan Pada Pengembangan-Bahasa-Anak-Usia-
Anak Sekolah Dasar: Masalah Dan Dinipdf/.
Perkembangannya.” Jurnal of
Profil Penulis
Multiciplenary Studies 1 (2): hlm. 185-
196. Julrissani lahir di Kabupaten Aceh
Marisa, Riandi. 2012. “Permasalahan Utara pada tanggal 01 Desember 1995.
Perkembangan Bahasa Dan Komunikasi Pendidikan terakhir S1 Prodi Pendidikan
Anak.” Jurnal FKIP Universitas Al Muslim Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas
1 (1): hlm. 1-9.
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep Dan Makna
Lhokseumawe. Lulus pada tahun 2018.
Pembelajaran: Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar Dan Aktivitas saat ini sedang melanjutkan
Mengajar. Bandung: CV Alfabeta. pendidikan S2 Prodi Pendidikan Guru
Sari, Ika Fadilah Ratna. 2018. “Konsep Dasar Madrasah Ibtidaiyah, Fakultan Ilmu
Gerakan Literasi Sekolah Pada Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019
Tentang Penumbuhan Budi Pekerti.” Al- Semester Genap.
Bidayah: Jurnal Pendidikan Dasar Islam
10 (1): 89–100.

Anda mungkin juga menyukai