Anda di halaman 1dari 2

Kisah Cinta Frans Kaisiepo

Frans Kaisiepo adalah seorang politikus Papua dan nasionalis Indonesia. Ia


menjabat sebagai Gubernur Provinsi Papua keempat. Pada tahun 1993,
Frans secara anumerta dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia
atas usahanya seumur hidup untuk mempersatukan Irian Barat dengan
Indonesia. Sebagai wakil Provinsi Papua, ia terlibat dalam Konferensi
Malino, di mana pembentukan Republik Indonesia Serikat dibahas.

Frans Kaisiepo lahir di Pulau Biak pada 10 Oktober 1921 dari pasangan
Albert Kaisiepo dan Albertina Maker. Dia pernah mengenyam pendidikan di
sebuah sekolah guru agama Kristen di Manokwari dan Sekolah kursus
Pegawai Papua (Papua Bestuur School) di kota NICA, sekarang Kampung
Harapan, Distik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

Siapa yang tidak kenal dengan Frans Kaisiepo ? Frans Kaisiepo adalah
pahlawan Indonesia yang berasal dari papua dan salah satu pahlawan yang
gambar wajahnya terdapat pada mata uang sepuluh ribu rupiah / 10.000
yang berwarna dasar ungu gelap.

Frans Kaisiepo merupakan pahlawan yang gigih dalam memperjuangkan


kemerdekaan Indonesia terlebih khususnya ditanah Papua, Frans Kaisiepo
juga mempertaruhkan jiwa raganya untuk kemerdekaan Indonesia, Frans
Kaisiepo rela meninggalkan keluarga dan kekasihnya di kampung halaman
demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melawan penjajahan.

Frans Kaisiepo termasuk dalam pasukan yang memiliki keahlian tinggi dalam
bidang persenjataan, keahliannya dalam membidik senapan yang
membuatnya masuk dalam pasukan khusus ditanah papua untuk mengusir
penjajah, Frans Kaisiepo juga termasuk dalam pasukan inti dari pasukan
besar yang ada di Papua kala itu.

Frans Kaisiepo merupakan anak pertama dari 5 bersaudara, mereka tinggal


dirumah adat papua yang sederhana, dan masa kecil Frans Kaisiepo pun
diisi dengan membantu orang tuanya dan orang disekitarnya sampai dia
berumur 12 tahun dia gemar mengikuti latihan militer di barak militer
setempat yang membuatnya sudah memiliki fisik yang tangguh sejak kecil
karena rutin mengikuti latihan militer tersebut.
Frans Kaisiepo juga memiliki kekasih hati yang diidamkannya dari SD pada
saat SMA Frans Kaisiepo pun mengungkapkan cintanya terhadap pujaan
hatinya tersebut, dan Frans Kaisiepo diterima menjadi pacar dari pujaan
hati yang idam-idamkannya dari Sekolah Dasar tersebut.

Seiring berjalannya waktu dan usia, mereka berduapun semakin dewasa,


Frans Kaisiepo dewasa yang sibuk dengan pasukan dikemiliterannya dan
pujaan hatinya yang sibuk membantu orang tua dirumah.

Frans Kaisiepo dipanggil oleh komando barak militer tempat ia berlatih


untuk menghadapnya pada Sore hari, pada sore hari tersebut rupanya
komando ingin Frans Kaisiepo untuk latihan lebih giat lagi karena komando
telah mendengar isu isu bahwa kapal kapal belanda ingin bersandar di bibir
pantai Papua, setelah mendengar perintah komando, Frans Kaisiepo pun
semakin keras latihan militer, dimulai dari latihan fisik sampai membidik
dia lakukan.

Setelah 2bulan, isu yang didengar komando pun benar, penjajah belanda
telah sampai dibibir pantai papua dan siap menjarah papua, komando pun
memberi maklumat agar seluruh pasukan militer berkumpul dilapangan
barak militer, disitu komando memberi arahan bahwa pasukan akan dibagi
kedalam beberapa grup inti yang memiliki fungsi dan tugas masing masing,
Frans Kaisiepo pun diunjuk menjadi pasukan inti yang dimana Ia harus
meninggalkan rumah dan kekasihnya, setelah pembagian grup, komandopun
membubarkan barisan.

Frans Kaisiepo pun bimbang antara ikut melawan penjajah atau menetap
bersama pujaan hatinya, tetapi jiwa nasionalisma Frans Kaisiepo yang
tinggi membuatnya membulatkan tekad untuk ikut dalam pasukan inti
melawan penjajah.

Frans Kaisiepo pun meminta ijin kepada OrangTua dan Pujaan Hatinya
untuk pergi meninggalkan rumah dalam rangka mengikuti pasukan inti,
dengan berat hati dan perasaan sedih OrangTua dan Pujaan hati Frans
Kaisiepo merestukan permintaan Frans Kaisiepo. Dan Frans Kaisiepo pun
pergi mengikuti komando dan pasukan inti untuk melawan penjajah.

Anda mungkin juga menyukai