SoalJawabKomprehensifdanPrediksiSoalOSNKimia Full
SoalJawabKomprehensifdanPrediksiSoalOSNKimia Full
net/publication/342977321
CITATIONS
READS
0
69,839
1 author:
Bayu Ardiansah
University of Indonesia
54 PUBLICATIONS 187 CITATIONS
All content following this page was uploaded by Bayu Ardiansah on 16 July 2020.
Diterbitkan oleh
Magnum Pustaka Utama
Beran RT 07, No. 56, Ds IX, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul,
DI Yogyakarta
Telp. 0858-6851-5323/0821-3540-1919
Email: penerbit.magnum@gmail.com
Website : www.penerbit.magnum.com
ISBN : 978-602-1217-65-8
B
uku ini ditulis dalam rangka membantu para siswa SMA/MA yang
dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi ilmiah/eksakta bidang kimia
seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN), baik di tingkat Kabupaten/Kota,
Provinsi, dan Nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat
Pembinaan SMA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Selain
itu, buku ini juga sangat representatif untuk dipelajari sebagai
persiapan menghadapi kompetisi kimia yang digelar beberapa perguruan
tinggi seperti OKINES
– Olimpiade Kimia Unnes (Universitas Negeri Semarang), Chemistry
Fair (Universitas Indonesia), Olimpiade Kimia Nasional (UGM), NCC –
National Chemistry Challenge (ITS Surabaya) dan OKTAN (Kimia ITB).
Buku ini berisi soal-soal latihan dan penyelesaiannya yang
disajikan secara terstruktur per kelompok topik. Tidak seperti buku lain
yang terbit di pasaran, di sini materi akan dibahas lebih detail dan
mendalam mengenai persoalan yang ada. Soal-soal yang disajikan
diambil dari pengalaman mengajar penulis sebagai dosen di
Departemen Kimia FMIPA UI, hasil modifikasi soal OSN dan IChO serta
soal-soal OSN dari tahun-tahun sebelumnya, baik yang diambil dari
dalam negeri maupun luar negeri (Australia, Kanada, Belarusia,
Inggris dam India). Buku ini juga dilengkapi dengan prediksi soal OSN
Kimia dari berbagai tingkatan, mulai dari Kabupaten/Kota hingga
tingkat Nasional. Semoga buku ini bermanfaat dan berguna bagi siswa-
siswi SMA/MA serta guru pengajar olimpiade kimia. Kritik dan saran
yang membangun sangat penulis hargai.
Penulis
Kata Pengantar........................................................................................... v
Daftar Isi.................................................................................................... vi
Daftar Pustaka...................................................................................191
Tentang Penulis................................................................................192
v1 v 2 Mr 2
Mr 1
Jumlah
Spesies
Proton Neutron Elektron
He
4
2
2 2 2
Ca2+ 20 20 18
1 1 1
H 12
Be2+ 4 5 2
H 11 1 0 1
6) Berapa banyak atom oksigen yang terdapat dalam 16,70 gram gas
NO2? (bilangan Avogadro = 6,02 x 1023)
Mol 1 mol
= 16,70 g x = 0,3629 mol
NO2
46,02 g
Mol atom O dalam NO2 = jumlah atom O x mol NO2 = 2 x 0,3629
mol = 0,7258 mol.
100 g 1 mol
Mol C 44,4% x x 3,6969 mol
100% 12,01 g
100 g 1 mol
Mol H 6,21% x x 6,1485 mol
100% 1,01 g
100 g 1 mol
Mol S 39,51% x x 1,2320 mol
100% 32,07 g
100 g 1 mol
Mol O 9,88% x x 0,6175 mol
100% 16 g
13) Bila Cu(CN)2 dipanaskan dihasilkan C2N2 dan CuCN. Berapa massa
Cu(CN)2 yang dibutuhkan untuk menghasilkan C2N2 sebanyak 5,00
g ? (Mr Cu(CN)2 = 115,6; Mr C2N2 = 52,04)
A. 20,2 g
B. 22,2 g
C. 24,2 g
D. 26,2 g
E. 28,2 g
Penyelesaian : B
Langkah pertama harus menuliskan reaksi setara untuk peruraian
Cu(CN)2 menjadi C2N2 dan CuCN.
2 Cu(CN) (s) C N (g) + 2CuCN (s)
2 2 1 mol
Mol C N yang dihasilkan = 5 g x = 0,0961 mol C N
2 2 2 2
52,04g
mol eksperimental
Yield reaksi = mol teoritis 0,0625 mol
x 100% = 0,0828 mol x 100%
= 75,48%
20) Konstituen aktif dari bahan pemutih pakaian adalah natrium
hipoklorit, NaOCl, yang mana konsentrasinya dapat ditentukan
melalui iodometri yang ditampilkan dengan persamaan –
persamaan berikut ini.
OCI– + 2H+ + 2I– I2 + CI– + H2O
I2 + 2S2O 2–
S 4O 2–
+ 2I–
3
12 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia
Seandainya sebanyak 1,356 g sampel bahan pemutih
membutuhkan 19,50 mL larutan Na2S2O3 0,100 M, berapakah
persen massa NaOCl dalam bahan pemutih tersebut ?
A. 2,68 %
B. 3,70 %
C. 5,35 %
D. 10,70 %
E. 12,10 %
Penyelesaian : C
Mol S2O32- = 19,50 mL x 0,100 M = 1,95 mmol
Mol I2 = ½ x m`ol S2O32- = ½ x 1,95 mmol = 0,975 mmol
Mol ClO- = mol I2 = 0,975 mmol
Massa NaOCl = mol NaOCl x Mr NaOCl = 0,975 mmol x 74,44 g/
mol = 72,58 mg = 0,07258 g
massa NaOCl
Persen massa NaOCl = 0,07258g x 100% =
x 100% =
5,35% massa sampel 1,356g
Penyelesaian : C
Pada kondisi P dan T konstan, maka sesuai rumus gas ideal PV =
nRT, volume gas akan sebanding dengan jumlah mol gas.
Peningkatan V akan menyebabkan peningkatan n, begitu pula
sebaliknya. Pada suatu kondisi reaksi volume naik dari 40 cm3
menjadi 60 cm3, maka secara logika terdapat penambahan jumlah
mol gas produk, relative terhadap reaktan ( ng> 0). Dari kelima
reaksi di atas yang memenuhi criteria tersebut adalah opsi c, dengan
nilai ng = 1.
6) Mengenai teori kinetik gas, pernyataan-pernyataan berikut ini
manakah yang benar?
i. Molekul melakukan tumbukan elastis dengan sesama molekul
gas dan dengan diding wadah
C. H O (l) H O (g)
2
Penyelesaian : B
Entalpi pembentukan didefinisikan sebaagai energi yang menyertai
pembentukan satu mol senyawa dari unsur-unsurnya dalam
keadaan standar. Maka jawaban yang tepat adalah B
17) Untuk reaksi: C(s) + O2(g) CO2(g) H° = -394 kJ/mol
Berapa banyak panas yang dibebaskan bila 350g karbon dibakar
dengan oksigen berlebih?(C=12,0g/mol , O=16,.0g/mol , CO 2=44,0g/
mol)
A. 394 kJ D. 4310 kJ
B. 3130 kJ E. 11490 kJ
C. 3940 kJ
Penyelesaian : E
Setiap 1 mol C yang dibakar akan menghasilkan energi sebesar
394 kJ.
Maka apabila 350 g C dibakar, berapa energi yang dikeluarkan?
Pertama harus dicari jumlah mol C yang ada dalam 350 g C.
Mol C = 350g / (12g/mol) = 29,167 mol
Maka energi yang dibebaskan adalah 29,167 mol x 394 kJ/mol =
11490 kJ
250,67 kkal
Jumlah C yang harus dibakar =
94 kkal/mol
1. Gas karbon dioksida (CO2) dikenal sebagai gas rumah kaca (GRK)
dan bertanggungjawab terhadap terjadinya pemanasan global. Di
laut banyak tumbuh berbagai jenis terumbu karang, yang sebagian
besar strukturnya terdiri dari mineral CaCO3. Eksistensi terumbu
karang ini mengalami ancaman, yang salah satunya disebabkan
oleh meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer karena makin
intensifnya pembakaran bahan bakar fosil (batubara, gas alam,
minyak bumi) dan kebakaran hutan.
Seiring dengan meningkatnya konsentrasi CO2 di udara,
kandungan CO2 terlarut dalam air juga akan meningkat karena gas
CO2 di atmosfer dan CO2 di laut berada dalam kesetimbangan.
Diperkirakan bahwa 50% CO2 yang diemisikan dari hasil aktivitas
manusia larut dalam air laut/ lautan. Dampaknya adalah penurunan
pH air laut sehingga dapat mengganggu kehidupan biota laut,
termasuk
b) Ketika gas CO2 larut dalam air maka akan membentuk reaksi
kesetimbangan sebagaimana pada jawaban poin (a). Semakin
banyak CO2 terlarut maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah pembentukan asam karbonat, H2CO3, yang mana
merupakan asam lemah yang dapat menyumbangkan ion H +.
Ion H+ yang dihasilkan akan menguraikan kalsium karbonat
dari terumbu karang menjadi ion kalsium, air dan gas
karbondioksida sehingga terumbu karang banyak yang hancur.
H2CO3 (aq) 2H+ (aq) + CO 2- (aq) K = Ka1 x Ka2
3
Oleh karena koefisien reaksi antara CO2 dan Li2CO3 adalah sama,
maka mol Li2CO3 yang terbentuk juga = 72,98 mol.
Maka, massa Li2CO3 = 72,98 mol x 73,89 g/mol = 5,4 x 103 g
Li2CO3
3. Senyawa hidrokarbon n-butana, C4H10, adalah gas yang sering
digunakan untuk bahan bakar. Entalpi pembakaran sempurna (H
0 c
) gas butana adalah – 2880 kJ/mol. Gunakan data ini untuk
menjawab pertanyaan berikut :
a. Tuliskan persamaan reaksi setara pembakaran sempurna gas
butana.
b. Tentukan nilai entalpi pembentukan standar ((H 0) gas n-butana
f
c. Berapa banyak volume udara (1 atm, 250C) yang dibutuhkan
untuk membakar 1 mol gas butana ? (kandungan O 2 di udara
21%)
d. Dalam tabung silinder yang volumenya 1 dm3 anda
mempunyai butana cair (d = 0,573 g/mL). Hitunglah berapa
banyak energi yang dapat dihasilkan bila semua butana di
dalam silinder habis terbakar sempurna.
VO2 = nRT/P = (6,5 mol x 0,082 L atm K-1 mol-1 x 298K) / 1 atm
= 158,834 L
Oleh karena di udara hanya mengandung 21% O2, maka volume
udara yang dibutuhkan adalah, Vudara = (100/21) x 158,834 L =
756,35 L udara
d. Massa butana = 1000 mL x 0,573 g/mL = 573 g
Mol gas butana = 573g / (58g/mol) = 9,88
mol
Energi total yang dihasilkan = 9,88 mol x 2880 kJ/mol = 28452,4
kJ
1 2 3 4
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. Tidak ada yang benar
Penyelesaian : D
Terdapat dua cara untuk menentukan keabsahan dari sebuah struktur
Lewis, pertama dengan menghitung total elektron yang ada pada
struktur, dan kedua dengan menentukan muatan formal setiap
atom. Dari cara pertma, kita menghitung jumlah elektron dalam
3
SO 2- yaitu sebanyak = 6 + (3x6) + 2e = 26 elektron. Kemudian
dicari dari struktur 1-4 yang memiliki 26 elektron. Apabila masih
ada lebih dari 1 struktur dengan jumlah elektron 26 maka dapat
menggunakan konsep muatan formal, yaitu dicari yang total
muatan formalnya adalah -2 (struktur 4), sesuai dengan muatan
total untuk ion sulfit yaitu minus dua.
7) Berikut ini manakah struktur Lewis yang tidak valid (tidak benar)
untuk dinitrogen oksida?
A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4
Penyelesaian : D
Tipe hibridisasi yang paling umum pada senyawa hidrokarbon dan
turunannya (senyawa organik) adalah sp3, sp2 dan sp. Setiap atom
di dalam molekul organic berikatan dengan ikatan kimia (kovalen)
sehingga sangat mungkin untuk menentukan tipe hibridisasi atom-
atom tersebut. Tipe hibridisasi suatu atom dalam molekul dapat
ditentukan dengan melihat jumlah kelompok ikatan dan pasangan
elektron bebas disekitar atom tersebut.
SO + H O H SO
2 2 2
CO + H O H CO
2 2 2
19. Dari senyawa berikut ini manakah titik didihnya paling rendah
A. CO2 D. H2CO3
B. NO E. NH3
C. N2
Penyelesaian : C
Tinggi atau rendahnya titik didih suatu senyawa berkaitan erat dengan
gaya antar molekul yang terjadi antara molekul-molekul senyawa
tersebut. Semakin kuat gaya antar molekul maka semakin tinggi titik
didih suatu senyawa. Berikut merupakan urutan kekuatan gaya
antar molekul : 1 < 2 < 3, dimana :
1 = gaya dipole terimbas (dispesi
London) 2 = gaya dipole permanen
3 = gaya ikatan hidrogen
Molekul NH3 dan H2CO3memiliki ikatan hydrogen, NO memiliki
gaya dipol permanen, sehingga titik didih opsi B, D dan E lebih
dari A dan C. Oleh karena molekul CO 2 dan N2 adalah nonpolar
yang hanya memiliki gaya dispersi London, maka perbandingan titik
didih
fraksionasi?
897,502g
3) Kelarutan gas nitrogen dalam air pada 25 0C dan 1 atm adalah 6,8 x
10-4 mol/L. Berapakah konsentrasi nitrogen terlarut (dalam air)
pada tekanan 0,78 atm?
A. 6,63 x 10-5 M
B. 1,33 x 10-4 M
C. 2,65 x 10-4 M
D. 5,30 x 10-4 M
E. 1,06 x 10-3 M
Penyelesaian : D
Kelarutan gas dapat dicari dengan menggunakan Hukum Henry
tentang kelarutan gas, dirumuskan sebagai c = kP. Dimana :
c = kelarutan gas (mol/mL)
k = konstanta hukum Henry
P = tekanan gas (atm)
Pertama kita harus menentukan nilai k terlebih dahulu, yaitu :
6,8 x 10-4 mol/L = k (1 atm) k = 6,8 x 10-4 mol/L.atm
Dengan demikian, kelarutan nitrogen dalam air pada saat tekanannya
0,78 atm dapat dihitung :
c = kP c = 6,8 x 10-4 mol/L.atm x 0,78 atm = 5,30 x 10-4 mol/L.
4) Larutan asam klorida pekat, HCl, adalah 36% (w/w) HCl dalam
pelarut air. Apabila densitas larutan ini 1,18 g/mL, maka konsentrasi
larutan tersebut adalah
A. 1,2 M
B. 12 M
Kelompo
k Topik
Ke-4
67
Langkah 2: menghitung jumlah mol glukosa dan jumlah mol gas
CO2 yang dihasilkan
Mol glukosa = 242,3g / (180g/mol) = 1,346 mol
Dari reaksi fermentasi : C H O 2C H OH + 2CO
6 12 6 2 5
Step 3 bimolekuler : N H +
+ OH N H + H O
-
2 5 2 4
laju = k[A].............................(persamaan 2)
Dari dua persamaan di atas digabung dan menghasilkan :
Kelompo
k Topik Ke-4
69
dA
kA
dt
Penataan ulang persamaan sehingga :
d A
kdt
A
Dengan mengintegralkan sisi kanan dari t = 0 hingga t = t, dan sisi kiri
dari [A]0 hingga [A]t maka didapatkan :
A t dA t
A
A 0
k dt
0
In A t In A 0 kt
atau
A t
In
A 0 kt
Dari hasil akhir tersebut disusun menjadi
ln [A]t = –kt + ln [A]0
A t
In
A
0
kt
10%
ln
100% = - k 45 min -2,303 = -k 45 min k = 5,1 x 10 min
-2 -1
14) Dekomposisi termal fosfin (PH3) menjadi fosforus (P4) dan hydrogen
merupakan reaksi orde satu sesuai persamaan berikut ini : 4PH3 (g)
P (g) + 6H2 (g)
4
Apabila waktu paruh reaksi ini adalah 35 detik pada temperatur
6800C, berapakah waktu yang diperlukan agar fosfin
terdekomposisi sebanyak 95%?
A. 50 detik
B. 75 detik
C. 151 detik
D. 302 detik
E. 200 detik
Penyelesaian : C
Pertanyaan ini dapat diselesaikan dengan 2 langkah, pertama mencari
nilai konstanta laju dari data waktu paruh orde pertama. Kemudian
mencari waktu (t) yang dibutuhkan agar fosfin terurai sebanyak 95%.
Dari rumus waktu paruh orde satu,
A t
In
A 0
kt
5%
ln = 100% = -1,98 x 10-2 det-1 x t -2,996 = -1,98 x 10-2 det-1 x t
t = 151 detik
15) Pada suhu 270C ternyata energi aktivasi suatu reaksi orde 1 adalah
100 kJ/mol. Untuk memperbesar nilai tetapan laju reaksi (k) menjadi
dua kali lipat, maka reaksi harus dilakukan pada suhu berapa ? (R
= 8,314 J K-1 mol-1)
A. 3050C
B. 305 K
C. 2950C
D. 295 K
E. 327 K
Penyelesaian : B
Soal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan
Arrhenius :
k = A e-Ea/RT
dengan menurunkan persamaan di atas maka didapat ;
Ea
ln k ln A
RT
Apabila ada dua nilai k (pada T1 dan T2), yaitu k1 dan k2, maka
dapat dituliskan
ln k ln Ea 1 1
k
1 R T2 T1
k E 1 1
ln 1 a
k2 R T2 T1
k E T T2
ln 1 a 1
k 2 R T T 1 2
300T2
8,314J / K.mol 300T2
A t dA t
dt k sehingga didapatkan :
A0
A 0
1 1
kt
A t A 0
Persamaan di atas menyerupai persamaan linier y = mx + b, yang
bertindak sebagai sumbu y adalah 1/[A]t dan sumbu x adalah
waktu (t).
18) Reaksi yang terjadi pada suasana asam dari kalium iodide dengan
hydrogen peroksida
2I- (aq) + H O (aq) + 2H+ (aq) I (aq) + 2H O (l)
2 2 2
b b b b
y = m x + b
Maka dengan melakukan plot ln k sebagai sumbu y dan 1/T
sebagai sumbu x akan didapatkan kemiringan garis (slope) dengan
nilai – Ea/R. Dengan demikian, nilai Ea:
Ea = - slope x R
20) “Catalytic converter” merupakan sebuah alat yang dipasang pada
mobil untuk mengurangi polusi udara yang diakibatkan emisi gas
buang dari mobil.
Beberapa reaksi berikut ini :
i. Oksidasi CO menjadi CO2
ii. Oksidasi hidrokarbon tak terbakar menjadi CO2
iii. Oksidasi N2 menjadi NO atau NO2
iv. Reduksi NO maupun NO2 menjadi gas-gas penyusunnya (N2 dan
O2 )
Dari reaksi-reaksi di atas, yang mencerminkan fungsi dari keberadaan
“catalytic converter” dalam piranti kendaraan bermotor adalah
A. Reaksi i dan ii
B. Reaksi i dan iii
C. Reaksi i, ii, dan iii
D. Reaksi i, ii, dan iv
E. Reaksi ii, iii dan iv
Penyelesaian : D
Prinsip dari katalitik converter adalah untuk mengubah gas-gas
yang berbahaya menjadi gas yang lebih ramah lingkungan (kurang
berbahaya). Dari pilihan i hingga iv diketahui bahwa hanya reaksi
iii yang menghasilkan gas yang lebih berbahaya, yaitu dari N2
menjadi NO dan NO2 sehingga hal ini tidak termasuk ke dalam
kegunaan dari
Dimana Xter
mol zat terlarut
= mol zat terlarut + mol pelarut
0,1 1000
∆T = 1,86 ∆T = 8,90 x 10-5 0C
f
13930 150 f
Pada temp. 450 oC nilai tetapan laju reaksi (k) orde pertama
sebesar 3,2×10−4 s−1.Reaksi ini dilakukan dalam wadah tertutup
dengan volume tetap. Asumsikan semua gas yang terlibat adalah gas
ideal.
a. Tentukanlah persamaan laju berkurangnya dimetil eter
berdasarkan hukum laju terintegrasi.
Pada saat awal reaksi hanya terdapat dimetil eter yang tekanannya
0,35 atm. Setelah reaksi berlangsung selama 8 menit,
b. Hitung tekanan parsial dimetil eter setelah 8 menit.
c. Hitunglah tekanan di dalam wadah tersebut setelah 8 menit.
Awal 0,35 0 0 0
Reaksi -0,05 0,05 0,05 0,05
Akhir 0,30 0,05 0,05 0,05
Jadi, tekanan total di dalam wadah adalah tekanan semua gas
di akhir reaksi, yaitu 0,30 + 3(0,05) atm = 0,45 atm.
d. Pada 5000C, waktu paruh, t ½ = 25 menit = 1500 s, maka nilai
k adalah
k = 0,693 / t ½ = 0,693 / 1500 s = 4,62 x 10-4 s-1.
e. Tentukan nilai Ea
Nilai Ea dapat dicari apabila diketahui minimal dua nilai
konstanta laju (k), pada dua temperatur yang berbeda. Pada
kasus ini kita mempunyai dua data, yaitu pada 450 0C atau 723 K,
k1 = 3,2×10−4 s−1 dan pada 5000C atau 773 K, k2 = 4,62 x 10-4 s-
1
.
y = m x + b
B.
Kc = 4x
2
1
(a x)(b 3x) 4V
s 2
4x
2
2
C. Kc = 4V
(a x)(b2 3x) 2
s
4x V
D. Kc = s
(a x)(b 3x) 4
4x
2
2
E. Kc = 0,4V
(a x)(b 3x)
s
Awal a b -
Reaksi -x -3x 2x
Setimbang (a-x) (b-3x) 2x
N (a x)
H (b
NH = (2x)
2
= 2V 2 = 3x) 2
2V
2V 4x2
2
(2x)
2V
Kc = NH / N H
2 3
Kc = Kc = 4V2
(a x)(b 3x)s
3 2
2 (a2 x) (b 3x)
2V 2V
Asam Nilai Ka
HF 7,2 x 10-4
HCl 1 x 106
HBr 1 x 109
HI 3 x 109
Asam Bronsted manakah yang mempunyai basa konjugasi paling
lemah ?
A. HF
B. HCl
C. HBr
D. HI
E. Tidak ada perbedaan
Penyelesaian : D
Suatu asam kuat HX dengan Ka yang besar, akan memiliki basa
konjugasi, X- yang lemah, dengan nilai Kb kecil. Hal ini berdasarkan
kecenderungan suatu spesi apakah lebih cenderung untuk
menerima proton (H+) atau melepas proton. Misalnya adalah asam
kuat HBr. HBr cenderung untuk mudah melepaskan H+ menjadi
spesi H+ dan Br-. Akan tetapi, Br- akan susah untuk kembali
menangkap H+ menjadi HBr. Hal ini disebabkan antara nilai Ka dan
Kb adalah bertolak belakang. Dari hubungan Kw = Ka x Kb, kalau
nilai Ka besar maka akan nilai Kb akan kecil, begitu pula
sebaliknya. Nilai Kb yang kecil merepresentasikan bahwa spesi
tersebut tidak dapat menangkap H+
A. pH = 4,27
B. pH = 4,86
C. pH = 9,14
D. pH = 10,10
E. pH = 11,31
Penyelesaian : C
Mol piridin = 1,25 g / (79g/mol) = 0,0158
mol [piridin] = 0,0158 mol / 0,125 L =
0,1266 M
H PO -
+ OH- HPO 2-
+ HO (reaksi 2)
2 4 4
Bagian II : Essay
HC O (aq) H (aq) + C O
- + 2-
(aq) Ka
2 4 2 4
Awal 0,10 0 0
Reaksi -x x x
Setimbang 0,10-x x x
Berdasarkan rumus Ka = [H+] [HC2O -] / [H C O ]
4 2 2
x2
6,5 x 10-2
= 0,10 x
Untuk mempermudah perhitungan, menghindari penyelesaian
dengan persamaan kuadrat, kita mencoba mengasumsikan bahwa
nilai x jauh lebih kecil daripada 0,10, sehingga 0,10-x akan
dianggap sama dengan 0,10, dan kita peroleh :
6,5 x 10-2 = x2
x2 x2 = 6,5 x 10-3 x = 0,081
0,10 0,10
x
Oleh karena nilai x = 0,081 adalah tidak dapat dianggap jauh lebih
kecil dari 0,10, maka asumsi di atas tidak valid. Sehingga kita
harus menggunakan persamaan kuadrat untuk mendapatkan nilai x
:
6,5 = 2
x 2 + 6,5 x
10 x x - 6,5 x 10 -3 = 0
-2 -2
x 10
0,10 x
Dengan diselesaikan rumus berikut sesuai bentuk ax2 + bx + c = 0
x , x = -b ± b2 4ac
1 2 2a
0,054 y y
6,1 x 10-5
= 0,054 y
Pada tahap ini kita membuat asumsi bahwa nilai y sangat kecil
sehingga 0,054 + y = 0,054 dan 0,054 – y = 0,054.
Sehingga bila dimasukkan ke rumus perhitungan di atas menjadi :
0,054y . Dengan demikian nilai y = Ka
6,1 x 10-5 = 6,1 x 10-5
=
0,054
2
Kemudian kita perlu mengecek asumsi yang telah kita buat, yaitu,
apakah benar nilai y (atau 6,1 x 10 -5) memang <<<< 0,054 atau tidak.
Caranya dengan :
(6,1 x 10-5 / 0,054) x 100% = 0,11%
Oleh karena itu asumsi kita di atas adalah valid.
Sehingga pada kesetimbangan terdapat spesi-spesi dengan
konsentrasi:
[H2C2O4] = 0,046 M;
[HC2O -] = 0,054 – 6,1 x10-5 = 0,054 M
4
[C2O 2-] = 6,1 x 10-5
4
[H+] = 0,054 + 6,1 x10-5 = 0,054 M
[OH-] = Kw / [H+] = 1 x 10-14 / 0,054 = 1,9 x 10-13 M
Kondisi
Jawaban
Wadah (b) Wadah (c) Wadah (d)
A Tepat jenuh Lewat jenuh Belum jenuh
B Lewat jenuh Tepat jenuh Belum jenuh
C Lewat jenuh Belum jenuh Tepat jenuh
D Lewat jenuh Belum jenuh Lewat jenuh
E Belum jenuh Tepat jenuh Lewat jenuh
Penyelesaian : C
Dalam volume larutan yang sama, semakin banyak jumlah partikel
menyebabkan konsentrasi ion-ion tersebut semakin besar. Hal
ini juga sejalan dengan pengertian bahwa jumlah partikel dan
besarnya konsentrasi berada pada perbandingan yang proporsional
(berbanding lurus). Sehingga pada soal ini nilai Ksp untuk AgCl
Maka, Ksp NiCO3 = [Ni2+] [CO 2-] = 3,79 x 10-4 M x 3,79 x 10-4 M =
3
1,44 x 10-7
PadakesetimbangandiatasterdapationX-(aq)dalambentukbebasnya.
Keberadaan asam kuat (penyumbang H+) akan mempengaruhi
posisi kesetimbangan karena ion X- (aq) dapat bertindak sebagai
penangkap H+. Pada pokok bahasan kimia asam-basa, kita telah
mengetahui bersama bahwa HF merupakan asam terlemah apabila
dibandingkan dengan HX lain pada satu golongan. Sesuai dengan
prinsip asam- basa Bronsted-Lowry, apabila HF merupakan asam
terlemah maka F- adalah basa konjugasi terkuat daripada Cl-, Br- atau
I-. basa konjugasi paling kuat ini memberikan pengertian bahwa F-
akan cenderung lebih mudah untuk menerima H+ yang disediakan
oleh lingkungan (untuk membentuk kesetimbangan baru dengan
HF) sehingga jumlah F- berkurang.
PbF (s) Pb2+ (aq) + 2F- (aq)
2
Penyelesaian : D
Untuk menjawab soal ini, kita harus mencermati perubahan fasa
reaktan-reaktan dan fasa produk reaksi. Dari pengetahuan umum
bahwa nilai entropi menurun sesuai urutan S 0 gas (g) > S0 cairan (l) >
S0 padat (s), maka penurunan entropi dalam suatu reaksi kimia
dapat diprediksi dengan adanya beberapa kriteria berikut :
– Penurunan jumlah mol fasa gas (mol gas produk < reaktan)
– Perubahan fasa gas dari reaktan menjadi fasa cair atau padat pada
produk
– Perubahan fasa cair dari reaktan menjadi fasa padat pada produk
Nilai entropi :
∆S0 = S0 SO (g) – {S0 SO (g) + ½ S0 O (g)}
rxn 3 2
∆S 0
= 0,257 – 0,248 – ½ (0,205) ∆S0 = - 0,0935 kJ/mol.K
rxn
A. Hanya I
B. Hanya II
C. II dan III
D. I dan II
E. I, II dan III
Jawaban : D
Pada kasus ini kita harus membandingkan kereaktifan ataupun
potensial reduksi antara Zn dan Cu. Berdasarkan deret keaktifan
logam, Zn lebih reaktif daripada Cu, sehingga Zn lebih cenderung
untuk membentuk ion positif Zn2+ dibandingkan dengan
pembentukan Cu menjadi Cu2+. Hal ini juga didukung oleh data
Berdasarkan data tersebut yang dapat dioksidasi oleh Br2 (l) adalah..
A. Pb2+ (aq) menjadi PbO2 (s)
B. Cl- (aq) menjadi Cl2 (g)
C. Mn2+ (aq) menjadi MnO2 (s)
A. 0,20 V
B. 0,40 V
C. 0,45 V
D. 0,64 V
E. 1,28 V
4
8,314298 11
5
E 0,743 E 0, 20 V
2,310 110 110
5
5964 2 4 8
ln
8
Bagian II : Essay
Oleh karena Ka1 >>> Ka2 maka H+ penentu sifat asam dianggap
semuanya berasal dari ionisasi pertama asam oksalat :
-2 x2
5,36 x 10
= 0,02 x
Untuk mempermudah perhitungan, menghindari penyelesaian
dengan persamaan kuadrat, kita mencoba mengasumsikan bahwa
nilai x jauh lebih kecil daripada 0,02, sehingga 0,02-x akan dianggap
sama dengan 0,02, dan kita peroleh :
2
5,36 x 10-2 = x x2 x2 = 5,36 x 10-3 x = 0,073
0,02 x 0,02
Oleh karena nilai x = 0,073 tidak dapat dianggap jauh lebih kecil
dari 0,02 maka asumsi di atas tidak valid. Sehingga kita harus
menggunakan persamaan kuadrat untuk mendapatkan nilai x :
5,36
10 x
-2
x
2
x2 + 5,36 x 10 -2x – 1,07 x 10-3 = 0
=
0,02
x
Dengan diselesaikan rumus berikut sesuai bentuk ax2 + bx + c = 0
b2 4ac
x1, x2 = -b ±
2a
(0,00624 y)(y)
5,30 x 10-5 = (0,00624 y)
Pada tahap ini kita membuat asumsi bahwa nilai y sangat kecil sehingga
0,00624 + y = 0,00624 dan 0,00624 – y = 0,00624.
Sehingga bila dimasukkan ke rumus perhitungan di atas menjadi :
(0,00624)(y)
5,30 x 10-5 = . Dengan demikian nilai y = Ka
2 = 5,30 x 10-5
(0,00624)
Kemudian kita perlu mengecek asumsi yang telah kita buat, yaitu, apakah
benar nilai y (atau 5,30 x 10 -5) memang <<<< 0,00624 atau tidak. Caranya
dengan :
(5,30 x 10-5 / 0,00624) x 100% = 0,85%
Oleh karena itu asumsi kita di atas adalah valid.
Sehingga pada kesetimbangan terdapat spesi-spesi dengan konsentrasi :
[H2C2O4] = 0,01376 M;
[HC2O -] = 6,24 x 10-3 – 5,3 x10-5 = 6,24 x 10-3 M
4
[C2O 2-] = 5,30 x 10-5M
4
[H ] = 6,24 x 10-3 + 5,3 x10-5 = 6,24 x 10-3 M
+
Dari reaksi 2 ini, nilai ∆H0r = 873 kJ/mol dan ∆S0r = 3 J/K.mol
Tabel berikut merupakan data-data termodinamika yang
berkaitan
Pertanyaan :
a. Di bawah kondisi standar, berapa perubahan entropi
pembentukan asam asetat dari unsur – unsur nya ?
b. Berapa nilai konstanta kesetimbangan termodinamika untuk
reaksi 1 pada 298 K?
c. Berapa nilai ∆G0 untuk H O (l) ?
f
d. Apakah proses dekomposisi H2O (l) menjadi unsur – unsurnya
dapat berlangsung secara spontan pada kondisi standar ?
e. Tentukan besaran nilai ∆G0 untuk reaksi 2, apakah reaksi 2
r
berlangsung spontan atau non-spontan? Jika tidak spontan,
bagaimana kondisi (temperatur berapa) yang harus dipenuhi
supaya Reaksi 2 dapat berlangsung spontan ? (catatan : anggap
entalpi dan entropi tidak bergantung suhu)
Penyelesaian :
a. Nilai perubahan entropi standar asam asetat dapat dihitung
menggunakan data entalpi pembentukan dan energi Gibbs
pembentukan asam asetat yang terdapat pada tabel.
∆G0 = ∆H0 – T ∆S0 ∆S0 = (∆H0 – ∆G0 ) / T
f f f f f
B. 1
8 O
C. 20
F
9
20
D N
10
K0 40 + Ar
40
e 19 1 18
Nt /N0 1 Nt N0 Nt 1 5 22 atom
2 2 2 10
Nt = 4,88 x 1019 atom
17) Konstanta laju untuk peluruhan radioaktif C-11adalah 0,0341
/menit. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sampel C-11
sehingga aktivitasnya menjadi ¼ aktivitas mula-mula?
A. 20,3 menit
B. 29,3 menit
C. 40,6 menit
D. 58,6 menit
E. 10,15 menit
Penyelesaian : C
Peluruhan radioaktif selalu mengikuti hukum laju orde satu. Sehingga
dapat digunakan rumus berikut :
ln A – ln = -kt ln ¼ = - 0,0341 t t = 40,6 menit
A
t 0
1
t1/2
m /m0 1
2 menit
2 m0 mt /
t
0
2 2
m0 = 16,8 gram
2
2
Nt = 1,37 x 1019 atom
20) Terdapat banyak bahasan mengenai isotop-isotop berumur pendek
yang digunakan pada bidang kesehatan. Technetium – T99m
merupakan salah satu dari isotop yang digunakan untuk aplikasi
medis karena memiliki waktu paruh yang relative pendek dan
memiliki efek radiasi yang lebih lemah dibandingkan isotop-isotop
lainnya. dari data berikut ini tentukan waktu paruh dari peluruhan
Tc-99m :
1 5 10 atom
22
Nt 2 N0 Nt 2
2
Nt = 4,88 x 1019 atom
Jadi, Tl-206 yang tersisa setelah 42,0 menit adalah sebanyak 4,88 x
1019 atom
BIDANG KIMIA
Petunjuk :
– Soal Seleksi Kabupaten/Kota ini terdiri dari 2
Bagian Bagian 1: Pilihan Ganda 25 Soal (50
Poin)
Bagian 2: Essay 5 Soal (73 poin)
Total 123 Poin
– Estimasi waktu pengerjaan 120 menit
– Diperkenankan menggunakan kalkulator
AB + C AC +
16) Besi (III) dapat terhidrasi dalam larutan akua dan mengalami
hidrolisis seperti ditunjukkan pada persamaan berikut (nilai entalpi
dalam kJ/mol):
Fe3+ (aq) + 6 H O (l) Fe(H O) 3+
(aq)
2 2
ini :
Berapakah persentasi AE untuk reaksi ini?
A. 46,1% B. 36,3% C. 56,4% D. 67,4% E. 20,6%
18) Reaksi 2A + B 2AB adalah berorde pertama terhadap [B ] dan
2
orde nol terhadap [A]. waktu paruh untuk semua reaksi ini adalah
2 menit. Seandainya 0,1 mol A dan 0,03 mol B2 dilarutkan dalam
100 mL pelarut, berapakah konsentrasi [A] setelah reaksi berlangsung
selama 6 menit?
A. 0,100 M
B. 0,925 M
C. 0,825 M
D. 0,725 M
E. 0,475 M
19) Sebuah sel Galvani dibentuk dari reaksi berikut:
25) Kurva berikut ini merupakan plot hasil titrasi antara asam lemah
dengan basa kuat. Berapakah [H3O+] pada saat titik ekivalen?
A. 1,6 x 10-9 M
B. 8,8 x 10-8 M
C. 1,0 x 10-7 M
D. 1,0 x 10-2 M
E. 0,94 M
Laju awal
[NO] awal [O2] awal
Eksperimen pembentukan
(10-2 M) (10-2 M)
NO2 (10-4 M s-
1
)
1 1,0 1,0 0,70
2 2,0 1,0 2,80
3 1,0 2,0 1,40
4 3,0 2,0 12,6
Petunjuk :
– Soal Seleksi Tingkat Provinsi ini terdiri dari 2
Bagian Bagian 1: Pilihan Ganda 25 Soal (50 Poin)
Bagian 2: Essay 7 Soal (178 Poin)
Total 228 Poin
– Estimasi waktu pengerjaan 150 menit
– Diperkenankan menggunakan kalkulator
– Tabel periodik unsur diberikan
Pilihan jawaban X Y
A KOH CH3COOH
B NaHCO3 HBr
C CH3COOH NaHCO3
D KOH HBr
E HBr NaHCO3
4) Yang manakah dari senyawa-senyawa di bawah ini yang tidak dapat
diperoleh dengan jalan oksidasi fosforus triklorida, PF3?
A. Na4P2O7.10H2O
B. H4P2O6
C. KPF6
D. (NH4)2HPO3.H2O
E. Ca5(PO4)3F
A B C
D E
A. Ha B. Hb C. Hc D. Hd E. sama semua
Petunjuk :
– Soal Seleksi Tingkat Nasional ini terdiri 8 Soal Essay
Total 229
Poin
– Estimasi waktu pengerjaan 3,5 Jam
– Diperkenankan menggunakan kalkulator
– Tabel periodik unsur diberikan
Atom H O F Na
Rcov, PM 42 74 72 167
d. Perkirakan polaritas ikatan O-H di dalam molekul air relatif
terhadap NaF dengan mengasumsikan bahwa :
• Polaritas ikatan bersifat proporsional terhadap perbedaan
keelektronegatifan dari atom-atom yang berikatan
• Elektron valensi atom Na dalam NaF secara total sudah
ditransfer ke atom F.
e. Estimasikan momen dipol molekul air relatif terhadap momen
dipol NaF. Momen dipol molekul adalah jumlah vector dari
momen dipole setiap ikatan. Momen dipol, µ, dari ikatan
adalah
µikatan = likatanq.dimana likatan adalah panjang ikatan serta q adalah
polaritas relatif dari ikatan. Sudut H-O-H sebesar 1050. Momen
dipol relatif NaF adalah 7,20.
2. Sifat Koligatif Larutan dan Entalpi Fusi(31 Poin)
Titik beku sebuah larutan didefinisikan sebagai temperature
dimana kristal pertama dari pelarut mulai terbentuk. Titik beku untuk
pelarut murni akan sama dengan titik lelehnya. Telah diketahui
bahwa titik beku sebuah larutan lebih rendah dibandingkan pelarut
murninya. Penurunan titik beku, ∆T, berhubungan dengan
molalitas larutan, m, sesuai persamaan :
∆T = m K (persamaan 1)
dimana K merupakan konstanta krioskopik.
a. Ketika suatu pelarut murni membeku, bagaimana perubahan
temperatur untuk proses ini? T naik, turun atau tetap?
b. Ketika sebuah larutan membeku, bagaimana perubahan
temperatur untuk untuk proses ini?
c. Titik beku suatu larutan NaCl adalah – 0,5000C. hitunglah persen
massa NaCl dalam larutan tersebut