DAN 𝟑 × 𝟑
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas individu pada
mata kuliah “Kapita Selekta Matematika Sekolah Menengah”
Dosen Pengampu:
Dr. Kartini, M.Si
DISUSUN OLEH :
KELAS 5B
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau
2023
KATA PENGANTAR
Dengan segala puja serta puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah mencurahkan segala nikmat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang
tiada tara kepada kita semua sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Sifat-Sifat Determinan dan Invers Matriks Berordo 2x2 dan 3x3”
ini dengan penuh rasa bangga dan tepat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini dibuat demi menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca pada umumnya dan terkhusus bagi mahasiswa. Penulis menyadari bahwa
makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan moril dan materil dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada Ibu Dr. Kartini, M.Si selaku dosen pengampu
mata kuliah Kapita Selekta Matematika Sekolah Menengah. Penulis sangat
mengharapkan setiap kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini untuk ke depannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
BAB II ................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
A. Determinan Matriks dan Sifat-Sifatnya ....................................................... 2
C. Contoh Soal yang Berkaitan dengan Determinan dan Invers Matriks .......... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 1773, Lagrange (1736-1813) menulis tentang determinan dalam studi
mekanika. Dalam karya tersebut, untuk pertama kali penggunaan determinan
sebagai volum. Istilah “determinant” pertama kali digunakan oleh Carl F. Gauss
(1777-1855) dalam Disquisitiones arithmeticae (1801), tetapi dalam pembahasan
bentuk-bentuk kuadrat dengan menggunakan determinan. Eliminasi Gauss, yang
ditelah digunakan di Cina tahun 200 SM, ditemukan pada karyanya tentang studi
orbit asteroid Pallas. Adalah Cauchy (1789–1857) pada tahun 1812, yang pertama
kali menggunakan istilah “determinant” dalam konteks modern. Karya-karya
Cauchy hampir mewakili konsep determinan modern. Dia merintis konsep “minor”
dan “adjoints’, serta hasil kali matriks. Dalam karya tahun 1841, ia menggunakan
tanda dua garis vertikal untuk menunjukkan determinan. Pada tahun 1850, istilah
“matrix” (matriks) muncul dalam tulisan Sylvester (1814– 1897). Tahun 1853,
Cayley (1821–1895) yang dikenal di sekolah lewat “tabel Cayley” menulis tentang
invers matriks. Dan tahun 1858, ia menerbitkan Memoir on the theory of matrices
yang merupakan karya pertama yang membahas matriks secara abstrak.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat
determinan dan invers matriks?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Determinan Matriks dan Sifat-Sifatnya
1. Definisi Determinan Matriks
Misalkan 𝐴 adalah matriks bujur sangkar. Fungsi determinan dinotasikan
dengan 𝑑𝑒𝑡(A) atau |𝐴 | sebagai jumlah dari semua hasil kali elementer
bertanda dari A. Angka 𝑑𝑒𝑡(𝐴) disebut determinan dari A. (Howard Anton dan
Chris Rorres, 2004)
a. Determinan Matriks Berordo 2x2
Dengan menggunakan pendekatan permutasi, kita menggunakan beberapa
istilah berikut untuk mendapatkan hasil dari determinan matriks yang akan
dihitung.
1. Permutasi:
Permutasi adalah susunan yang dibuat dari bilangan-bilangan dengan urutan
berbeda tanpa pengulangan.
2. Inversi dalam permutasi:
Inversi dalam permutasi adalah jika dalam permutasi bilangan yang lebih
besar mendahului yang lebih kecil.
3. Ganjil/Genap:
Ini biasanya merujuk pada sifat dari suatu permutasi atau inversi. Sebuah
permutasi atau inversi dikatakan ganjil jika jumlah inversinya ganjil, dan genap
jika jumlah inversinya genap.
4. Hasil Kali Elementer:
Jika A adalah matriks n x n, maka hasil kali elementer dari matriks A adalah
perkalian dari unsur-unsur yang berasal dari baris dan kolom yang berbeda dari
matriks A.
5. Hasil Kali Elementer Bertanda:
Hasil kali elementer bertanda adalah hasil kali elementer di mana setiap
elemen hasil perkalian diambil dengan tanda yang sesuai. Misalnya, jika elemen
pada posisi inversi ganjil/genap bernilai genap maka tanda hasil kali elementer
adalah positif, jika bernilai ganjil maka tanda elemen tersebut negatif.
2
𝑎11 𝑎12
Jika kita memiliki A = [𝑎 𝑎22 ] maka, tentukan :
21
3
det (A) = 𝑎11 . 𝑎22 . 𝑎33 + 𝑎12 . 𝑎23 . 𝑎31 + 𝑎13 . 𝑎21 . 𝑎32 −(𝑎11 . 𝑎23 . 𝑎32 ) −
(𝑎12 . 𝑎21 . 𝑎33 ) −(𝑎13 . 𝑎22 . 𝑎31 )
Namun, selain menghitung dengan menggunakan pendekatan permutasi,
untuk menghitung determinan matriks berordo 2x2 dapat dihitung langsung
dengan pola khusus sebagai berikut :
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎11 𝑎12
A = [ 21 𝑎22 𝑎23 ] 𝑎21 𝑎22
𝑎
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎31 𝑎33
Jadi, det (A) = 𝑎11 . 𝑎22 . 𝑎33 + 𝑎12 . 𝑎23 . 𝑎31 + 𝑎13 . 𝑎21 . 𝑎32 −(𝑎11 . 𝑎23 . 𝑎32 ) −
(𝑎12 . 𝑎21 . 𝑎33 ) −(𝑎13 . 𝑎22 . 𝑎31 )
b. Sifat-Sifat Determinan Matriks
Sifat-sifat determinan matriks, akan diuraikan melalui teorema berikut ini:
a. Teorema 1
Jika A adalah sebarang matriks kuadrat di mana terdapat baris yang entri-
entri pada baris tersebut semuanya mengandung sebarang bilangan nol, maka
det(A) = 0.
Bukti :
Diketahui matriks A sebagai berikut.
𝑎 𝑏 𝑐 𝑎 𝑏 𝑐 𝑎 𝑏
A= [ 0 0 0] det(A)= [ 0 0 0] 0 0
𝑔 ℎ 𝑖 𝑔 ℎ 𝑖 𝑔 ℎ
det(A) = 0
Jadi, Teorema 1 terbukti.
b. Teorema 2
Jika A adalah matriks segitiga bawah atau matriks segitiga atas
berukuran n×n, maka det(A) adalah hasil kali entri-entri pada diagonal utama;
yakni, det(A) = 𝑎11 𝑥 𝑎22 𝑥 … . 𝑥 𝑎𝑛𝑛
Bukti :
Diketahui determinan matriks A sebagai berikut.
𝑎 𝑏 𝑐
(A)= [0 𝑒 𝑓 ]hasil kali entri diagonal utama dari(A)= 𝑎 . 𝑒. 𝑖 = aei
0 0 𝑖
4
𝑎 𝑏 𝑐 𝑎 𝑏
det(A)= [0 𝑒 𝑓] 0 𝑒
0 0 𝑖 0 0
c. Teorema 3
Jika A dan B adalah matriks kuadrat yang ukurannya sama, maka
det (AB) = det (A) · det (B)
Bukti :
Tinjaulah matriks-matriks
𝑎 𝑏] 𝑒 𝑓
A=[ B=[ ]
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ
det(A)= 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
det(B)= 𝑒ℎ − 𝑓𝑔
det (A) · det (B) = (𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ). (𝑒ℎ − 𝑓𝑔)
det (A) · det (B) = 𝑎𝑑𝑒ℎ − 𝑎𝑑𝑓𝑔 − 𝑏𝑐𝑒ℎ + 𝑏𝑐𝑓𝑔
(𝑎. 𝑒) + (𝑏. 𝑔) (𝑎. 𝑓) + (𝑏. ℎ)
AxB=[ ]
(𝑐. 𝑒) + (𝑑. 𝑔) (𝑐. 𝑓) + (𝑑. ℎ)
det(AB) = ((𝑎. 𝑒) + (𝑏. 𝑔)). ( (𝑐. 𝑓) + (𝑑. ℎ)) − ((𝑎. 𝑓) + (𝑏. ℎ)). ((𝑐. 𝑒) +
(𝑑. 𝑔))
det(AB) = 𝑎𝑒𝑐𝑓 + 𝑎𝑒𝑑ℎ + 𝑏𝑔𝑐𝑓 + 𝑏𝑔𝑑ℎ − 𝑎𝑓𝑐𝑒 − 𝑎𝑓𝑑𝑔 − 𝑏ℎ𝑐𝑒 − 𝑏ℎ𝑑𝑔
det(AB) = 𝑎𝑒𝑑ℎ + 𝑏𝑔𝑐𝑓 − 𝑎𝑓𝑑𝑔 − 𝑏ℎ𝑐𝑒
det(AB) = 𝑎𝑑𝑒ℎ − 𝑎𝑑𝑓𝑔 − 𝑏𝑐𝑒ℎ + 𝑏𝑐𝑓𝑔
Jadi, Teorema 3 terbukti.
d. Teorema 4
Jika A adalah sebarang matriks kuadrat, maka det(A) = det (𝐴𝑡 ). Transpose
adalah operator yang menukar setiap baris dan kolom pada suatu matriks.
𝑎 𝑏] 𝑎 𝑐
A=[ (𝐴𝑡 ) = [ ]
𝑐 𝑑 𝑏 𝑑
det(A) = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
det(𝐴𝑡 ) = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 Jadi, Teorema 4 terbukti.
5
c. Menghitung Determinan Matriks dengan Reduksi Baris
Metode reduksi baris adalah teknik yang digunakan dalam aljabar linier untuk
menyederhanakan suatu matriks menjadi bentuk yang lebih mudah, seperti bentuk
segitiga atas (upper triangular form) atau bentuk echelon baris tereduksi (row
echelon form). Proses ini melibatkan operasi baris elementer untuk mengubah
matriks menjadi bentuk yang lebih mudah untuk dianalisis. Operasi baris elementer
adalah serangkaian tiga jenis operasi yang dapat diterapkan pada baris-baris suatu
matriks dengan tujuan untuk mengubah matriks tersebut tanpa mengubah solusi
sistem persamaan linear yang terkait.
Bukti :
0 𝑎 5𝑎
A = [3𝑎 −6𝑎 9𝑎]
2𝑎 6𝑎 𝑎
0 𝑎 5𝑎
det (A) = [3𝑎 −6𝑎 9𝑎]
2𝑎 6𝑎 𝑎
3𝑎 −6𝑎 9𝑎
= −[ 0 𝑎 5𝑎] [B2 tukar dengan B1]
2𝑎 6𝑎 𝑎
3𝑎 −6𝑎 9𝑎
2
= −[ 0 𝑎 5𝑎 ] − 3 𝐵1 + 𝐵3
0 10𝑎 −5𝑎
3𝑎 −6𝑎 9𝑎
= −[ 0 𝑎 5𝑎 ] − 10𝐵2 + 𝐵3
0 0 −55𝑎
Jadi, det(A) = 165𝑎3 , hasilnya akan sama dengan menghitung matriks
menggunakan metode sarrus.
B. Invers Matriks
1. Definisi Invers Matriks
(Howard Anton, 2000) Jika 𝐴 adalah sebuah matriks bujur sangkar, dan jika
sebuah matriks yang berukuran sama bisa didapatkan sedemikian sehingga 𝐴𝐵 =
𝐵𝐴 = 𝐼, maka A disebut bisa dibalik 𝐵 dan disebut invers dari 𝐴. Simbol dari invers
matriks adalah pangkat -1 dan terletak di atas hurufnya.
6
Pembuktian :
𝑎 𝑏] 1 𝑑 −𝑏]
A=[ 𝐴−1 = 𝑎𝑑−𝑏𝑐 [
𝑐 𝑑 −𝑐 𝑎
𝑏] 𝑒 𝑓 1 0
[𝑎 .[ ]=[ ]
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ 0 1
𝑎𝑒 + 𝑏𝑔 𝑎𝑓 + 𝑏ℎ 1 0
[ ]=[ ]
𝑐𝑒 + 𝑑𝑔 𝑐𝑓 + 𝑑ℎ 0 1
𝑎𝑒 + 𝑏𝑔 = 1 𝑎𝑓 + 𝑏ℎ = 0
𝑐𝑒 + 𝑑𝑔 = 0 𝑐𝑓 + 𝑑ℎ = 1
Menyelesaikan persamaan linear 2 variabel dengan eleminasi dan substitusi
sehingga menghasilkan :
Eliminasikan
𝑎𝑒 + 𝑏𝑔 = 1 (× 𝑐)
𝑐𝑒 + 𝑑𝑔 = 0 (× 𝑎)
𝑎𝑐𝑒 + 𝑏𝑐𝑔 = 𝑐
𝑎𝑐𝑒 + 𝑎𝑑𝑔 = 0
𝑏𝑐𝑔 − 𝑎𝑑𝑔 = 𝑐
(𝑏𝑐 − 𝑎𝑑)𝑔 = 𝑐
𝑐
g = 𝑏𝑐−𝑎𝑑
𝑐
Substitusikan g = 𝑏𝑐−𝑎𝑑
𝑎𝑒 + 𝑏𝑔 = 1
𝑐
𝑎𝑒 + 𝑏 𝑏𝑐−𝑎𝑑 = 1
𝑐
ae = 1 −𝑏 𝑏𝑐−𝑎𝑑
−𝑑
e = 𝑏𝑐−𝑎𝑑
dengan Langkah yang sama, maka diperoleh :
𝑐 −𝑑 −𝑎 𝑏
g = 𝑏𝑐−𝑎𝑑 e = 𝑏𝑐−𝑎𝑑 h =𝑏𝑐−𝑎𝑑 f = 𝑏𝑐−𝑎𝑑
𝑒 𝑓
𝐴−1 = [ ]
𝑔 ℎ
7
−𝑑 𝑏
= [𝑏𝑐−𝑎𝑑
𝑐
𝑏𝑐−𝑎𝑑
−𝑎 ] (dikalikan negative)
𝑏𝑐−𝑎𝑑 𝑏𝑐−𝑎𝑑
𝑑 −𝑏
=[𝑎𝑑−𝑏𝑐
−𝑐
𝑎𝑑−𝑏𝑐
𝑎 ]
𝑎𝑑−𝑏𝑐 𝑎𝑑−𝑏𝑐
1 𝑑 −𝑏]
= 𝑎𝑑−𝑏𝑐 [
−𝑐 𝑎
Atau :
1
𝐴−1 = det(𝐴) 𝑎𝑑𝑗(𝐴)
Dibuktikan juga menghitung adjoin dengan minor dan kofaktor. Minor dari
suatu matriks adalah determinan dari submatriks yang diperoleh dengan menghapus
beberapa baris dan kolom dari matriks asli. Misalnya, jika A adalah matriks dan
kita ingin menemukan minor matriks A_ij, kita akan menghapus baris ke-i dan
kolom ke-j dari A dan menghitung determinan dari matriks yang tersisa.
Kofaktor dari suatu elemen matriks, yang diberi simbol Cij, adalah nilai
minor dari elemen tersebut dikalikan dengan faktor penyesuaian (−1)(𝑖+𝑗) di mana
i dan j adalah indeks baris dan kolom elemen tersebut. Sedangkan adjoin adalah
transpose dari suatu matriks.
Contoh:
𝑎 𝑏]
A=[
𝑐 𝑑
- Minor - Kofaktor
𝑀11 = 𝑑 𝐶11 = (−1)1+1 . 𝑀11 = 𝑑
𝑀12 = 𝑐 𝐶12 = (−1)1+2 . 𝑀12 = −𝑐
𝑀21 = 𝑏 𝐶21 = (−1)2+1 . 𝑀21 = −𝑏
𝑀22 = 𝑎 𝐶22 = (−1)2+2 . 𝑀22 = 𝑎
8
𝑑 −𝑐 ]𝑇
Adjoin (A) =[
−𝑏 𝑎
𝑑 −𝑏]
Adjoin (A) = [
−𝑐 𝑎
Menghitung adjoin dengan minor dan kofaktor terbukti. Perhitungan ini
juga dapat diaplikasikan pada matrik 3x3.
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Penyelesaian:
9
Oleh karena itu,
Jadi,
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12