Anda di halaman 1dari 8

CERPEN DENGAN JUDUL MONYET YANG IRI PADA KUDA

(XI-IPA 3) Anggota Kelompok:


1. IBNU ARIEF WIGUNA 3. M. NASYIR
2. RADIT NUANSYAH 4. M. LUHUR
PUTRA PRAWIRA
MONYET YANG IRI PADA KUDA

UNSUR UNSUR INTRINSTIK CERPEN MONYET YANG IRI PADA KUDA

UNSUR INTRINSTIK JENIS ALASAN

Tema Cerpen Monyet yang Iri Pada Alasannya adalah karena


Kuda memiliki tema tentang permasalahan atau konflik
kehidupan dalam cerpen ini sering terjadi
dikehidupan sehari hari yaitu
“Iri terhadap apa yang dimiliki
orang lain dan kurang
bersyukur atas apa yang
dimiliki”
Alur Cerpen ini memiliki alur maju Alasannya adalah karena
cerpen ini menceritakan urutan
kejadian dari awal hingga akhir
tanpa adanya flashback ke masa
lalu.

Latar  Tempat: Gudang dan  Tempat dapat dibuktikan


Kantin didalam cerpen yaitu pada
 Waktu: Hari ini kalimat “Guna memastikan
barang-barang di dalam
gudang itu”; “Suatu hari
ketika di sebuah kantin”

 Waktu dapat dibuktikan


pada kalimat “Beberapa
hari ini Monyet merasa iri
dengan kehidupan Kuda,
sahabatnya.”; “Suatu hari
ketika di sebuah kantin”.
Tokoh dan Penokohan  Monyet: Antagonis  Monyet antagonis didalam
 Kuda: Protagonis cerpen yaitu pada kalimat
“Monyet merasa iri dengan
Kuda sahabatnya”.
 Kuda protagonis didalam
cerpen yaitu pada kalimat
“Kuda yang mulai
mengetahui penyebab
kemurungan sahabatnya
beberapa hari terakhir ini
mulai mencoba meluruskan
pemikiran sahabatnya”

Sudut pandang Cerpen ini bersudut pandang Alasannya karena disini penulis
orang ketiga tidak ada didalam cerita dan
hanya sebagai pencerita
Amanat Tersirat: Tersurat:
 Jangan iri kepada orang  “Kalau mau minta maaf
lain. jangan padaku. Minta
 Selalu bersyukur maaflah kepada Tuhan.
terhadap apa yang sebab kupikir kamu
dimiliki. telah lupa menyukuri
 Jangan menilai sesuatu nikmat yang telah
dari bagian enaknya saja diberikan oleh Tuhan.”
tetapi menilailah dari  “semua yang diberikan
bagian susahnya juga. oleh Tuhan adalah yang
terbaik bagi umatnya.”
Gaya bahasa Alasannya adalah karena
MajasPersonifikasi
Binatang seperti monyet dan
Majas personifikasi kuda dalam cerpen memiliki
memberikan sifat-sifat manusia sifat yang seolah-olah seperti
kepada objek atau makhluk manusia,contohnya: dapat
non-manusia. Ini membuat berbicara,memiliki sifat seperti
manusia yang iri,tidak
objek tersebut tampak hidup
bersyukur dan memiliki
atau memiliki karakteristik pekerjaan.
manusia.
NILAI NILAI KEHIDUPAN CERPEN MONYET YANG IRI PADA KUDA
KUTIPAN NILAI KEHIDUPAN ALASAN

 Moral  Moral, karena terdapat sifat


Beberapa hari ini Monyet merasa iri
 Sosial dan perilaku tidak
dengan kehidupan Kuda, sahabatnya. baik ,contohnya yaitu “iri”.

Ia mulai bosan dengan pekerjaannya.  Sosial, karena terdapat


Sebagai penjaga gudang yang permasalahan yang sering
terjadi dikehidupan sehari-
dikerjakan Monyet setiap hari adalah hari,contohnya yaitu
“pencurian”.
menjaga dan memastikan semua
barang di dalam gudang dalam
keadaan aman dari tindak pencurian
yang dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu. Guna memastikan barang-
barang di dalam gudang itu aman
Monyet harus selalu siap dan waspada
menghadapi segala kemungkinan-
kemungkinan yang tidak diinginkan.

Monyet merasa iri dengan Kuda  Moral  Moral, karena terdapat sifat
sahabatnya. Monyet beranggapan dan perilaku tidak
bahwa pekerjaan Kuda lebih baik ,contohnya yaitu “iri”.
menyenangkan daripada pekerjaannya.
 Moral  Moral, karena terdapat sifat
Suatu hari ketika di sebuah kantin,
 Sosial dan perilaku tidak
ketika Monyet dan Kuda sedang baik ,contohnya yaitu “iri”.

beristirahat untuk makan siang.  Sosial, karena adanya


interaksi antara monyet
dan kuda yang merupakan
kegiatan sosial.
Monyet bertanya kepada Kuda.

“Hai, Kuda bagaimana pekerjaanmu


sekarang?”

“Meski terasa lebih berat karena


semakin banyak barang yang harus
kuambil setiap harinya. Tetapi aku
tetap menyukai pekerjaanku karena
aku dapat mengunjungi tempat-tempat
yang dulu hanya kuketahui lewat
buku-buku pelajaran saja.”

“Begitu ya? Kok aku jadi iri dengan


kamu, ya?”

“Iri kenapa?”

“Pekerjaanmu itu loh yang


membuatku iri. Kedengarannya
pekerjaanmu itu menyenangkan sekali.
Jauh berbeda dengan pekerjaanku.”

“Memangnya kenapa dengan


pekerjaanmu?”
“Pekerjaanku sungguh membosankan.
Setiap hari yang kutahu cuma itu-itu
saja. Tidak seperti kamu yang setiap
hari bisa menemui hal-hal baru. Andai
aku bisa seperti kamu, pastinya aku
akan gembira sekali.”

 Moral  Moral, karena terdapat sifat


Kuda yang mulai mengetahui
 Sosial dan perilaku tidak
penyebab kemurungan sahabatnya baik ,contohnya yaitu “iri”.

beberapa hari terakhir ini mulai  Sosial, karena adanya


mencoba meluruskan pemikiran interaksi antara monyet
dan kuda yang merupakan
sahabatnya. kegiatan sosial.

“Kamu mungkin iri kepadaku. Tetapi


tidakkah kau tahu kalau sebenarnya
aku juga pernah iri denganmu?”

“Iri denganku? Apa yang membuatmu


iri?”

“Tentu saja pekerjaanmu. Coba kamu


pikir, selama bekerja kamu tidak
pernah kepanasan. Kamu juga tidak
perlu menarik beban seberat beban
yang kutarik. Setiap hari yang kamu
lakukan hanya duduk di ruangan yang
teduh dan sejuk.

Awalnya aku sempat merasa iri dan


ingin merasakan bagaimana rasanya
punya pekerjaan seperti pekerjaan
yang kamu miliki itu.

 Moral  Moral, karena terdapat sifat


Monyet lalu terdiam. Dia mencoba
 Sosial dan perilaku tidak
menjernihkan pikirannya. Setelah  Agama baik ,contohnya yaitu “iri”.

terdiam untuk sementara waktu.  Sosial, karena adanya


Akhirnya, monyet bersuara. interaksi antara monyet
dan kuda yang merupakan
kegiatan sosial.

“Kau benar temanku. Aku merasa iri  Agama, karena didalam


padamu karena hanya melihat kutipan cerpen terdapat
kalimat “menyukuri nikmat
pekerjaanmu dari sudut enaknya saja. yang diberikan oleh
Tuhan”.
Dan hal itulah yang membuatku lalai
pada bagian susahnya. Untuk itu aku
ingin minta maaf padamu.”

“Kalau mau minta maaf jangan


padaku. Minta maaflah kepada Tuhan.
sebab kupikir kamu telah lupa
menyukuri nikmat yang telah
diberikan oleh Tuhan.”
 Agama  Agama, karena terdapat
Sekali lagi Monyet terdiam. Namun
 Pendidikan kutipan kalimat dalam
didiamnya kali ini. Jauh di dalam cerpen yang
menyatakan bahwa
hatinya Monyet berdo’a sembari “monyet berdoa kepada
Tuhan atas
meminta maaf kepada Tuhan atas
kesalahannya”.
kesalahan yang telah dilakoninya.
 Pendidikan, karena
terdapat “perubahan
Semenjak saat itu dia tidak lagi merasa perilaku monyet
menjadi lebih baik,
iri lagi karena mulai hari itu Monyet yaitu monyet tidak
akan lagi merasa iri”.
tahu bahwa semua yang diberikan oleh
Tuhan adalah yang terbaik bagi
umatnya.

Anda mungkin juga menyukai