Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI MASSA DALAM TEORI JARUM HIPORDEMIK,

TEORI AGENDA SETTING, USES AND GRATIFICATION

Mata Kuliah: Teori-Teori Komunikasi

Dosen Pengampu: Ahmad Kanzulfikar, M.Med.Kom.

Disusun Oleh Kelompok 07:

1. Anisa Sari Fitriyani : 2341010014


2. Akrom Muallip S : 2341010098
3. Dina Amala Dzurita : 2341010025
4. Farhan Satria N 2341010033
5. Indah Lutfiah N 2341010214

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023 M /1445 H
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia, rahmat dan ridho kepada
kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Ilmu
Dakwah yang berjudul “Komunikasi Massa Dalam Teori Jarum Hipordemik, Teori Agenda
Setting, Uses And Gratification”, yang mampu berjalan dengan lancar.

Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin. Untuk itu, kami menyampaikan
banyak ucapan terimakasih kepada Bapak Ahmad Kanzulfikar, M.Med.Kom. Selaku Dosen
mata kuliah yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Pada penulisan makalah kali ini kami menyadari, bahwa kami masih banyak
kekurangan dan kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau
penyusunan kata.

Akhir kata, semoga makalah yang kami buat dengan “Komunikasi Massa Dalam Teori
Jarum Hipordemik, Teori Agenda Setting, Uses And Gratification” dapat menjadi sumber
informasi dan bermanfaat terhadap pembacanya.

Bandar Lampung 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan Permasalahan....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2

A. Teori Jarum Hipodermik................................................................................. 2


B. Teori Agenda Setting......................................................................................... 4
C. Teori Uses And Gratification........................................................................... 6

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 9

A. Kesimpulan........................................................................................................ 9
B. Saran................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman komunikasi massa yang semula hanya dilakuka
dengan cara tradisional kini berubah menggunakan teknologi-teknologi yang praktis
dan dapat dengan mudah di akses oleh semua orang (public). Hal tersebut dipengaruhi
karena konteks ilmu pengetahuan yang terus mengalami perkembangan. Era arus
globalisasi yang tak dapat kita bendung menghasilkan banyak media komunikasi yang
saling berlomba dalam memberikan tayangan, berita ataupun informasi yang sedang
hangat diperbincangkan. Tentu hal ini menjadi focus bersama dalam menangani arus
informasi ataupun berita yang dapat merusak moral ataupun pola pikir masyarakat.
Teori komunkasi massa diperuntunkan untuk menjawab persoalan etik dalam
berita, hal ini dikarena banyak teori yang membahas tentang pengaruh yang terjadi
dimasyarakat dan media yang menyajikan informasi tersebut.
Untuk itu kami akan membahas beberapa teori yang berkaitan dengan teori
komunikasi massa yang meliputi teori jarum hipordemik, teori agenda setting dan
uses and gratification. Dalam hal ini kami memberi judul pada makalah kami yaitu
“Komunikasi Massa Dalam Teori Jarum Hipordemik, Teori Agenda Setting, Uses And
Gratification”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori jarum hipordemik?
2. Apa itu teori agenda setting?
3. Apa itu Uses And Gratification?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui teori jarum hipordemik
2. Untuk mengetahui teori jarum hipordemik
3. Untuk mengetahui Uses And Gratification.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Jarum Hipodermik


Teori jarum hipodermik merupakan teori pertama tentang pengaruh atau efek
komunikasi massa terhadap khalayaknya. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh
Wilbur Schramm. Teori jarum hipodermik ini diperkenalkan pada tahun 1950-an
setelah peristiwa penyiaran kaleidoskop stasiun radio CBS di Amerika yang berjudul
"The Iustion From Mart" Isi teori ini mengatakan bahwa rakyat benar-benar rentang
terhadap pesan-pesan komunikasi massa, la menyebarkan pula bahwa apabila pesan
tepat sasaran, ia akan medapatkan efek yang diinginkan
Dinamakan jarum hipodermik karena model komunikasi ini seakan- akan seperti
disuntikkan langsung ke dalam jiwa komunikan. Seperti halnya obat yang disebarkan
ke dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap fisik manusia.
Begitupun pesan-pesan yang terjadi pada model ini. Komunikasi yang dilakukan,
bahkan bisa mengubah sistem psikologis komunikan.
Model ini diasumsikan bahwa sumber-sumber komunikasi, baik komunikator,
pesan, maupun media yang digunakan amat perkasa dalam mempengaruhi
komunikan. Umumnya, komunikasi massa model ini bersifat linier dan satu arah.
Komponen media massa dijadikan alat komunikasi yang paling diandalkan.
Model ini juga kadang disebut dengan istilah peluru ajaib karena modelnya
seperti peluru yang ditembakkan pada target yang seolah-olah tak berdaya.
Komunikan menjadi pihak yang pasif dalam menerima pesan- pesan komunikasi yang
disampaikan. Jika komunikasi menggunakan komunikator yang kredible, pesan yang
dahsyat, dan media yang digunakan efektif. Komunikan dapat diarahkan sekehendak
kita.
Pada zaman selama dan pasca-Perang Dunia I, model komunikasi ini sering
digunakan untuk meneliti pengaruh propaganda sekutu dalam mengubah sikap dan
pandangan. Kalau saat ini, mungkin bisa untuk meneliti cara-cara kampanye saat
pemilihan umum. Menurut teori ini, media massa memang tidak dapat mempengaruhi
orang untuk merubah sikap, tetapi media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang
dipikirkan orang. Ini berarti media massa menipengarulil persepi khalayak rentang

2
apa yang dianggap penting. Bila media massa sering memuat nama seseorang, maka
orang itu akan cenderung dianggap tokoh yang penting.
Pada awal 1970-an, kampanye media massa terbukti mempunyai efek yang
penting terhadap sikap dan prilaku. Mendelsonn (1973) menunjukkan bagaimana
kampanye CBS perihal keselamatan pengemudi telah mendorong 35 ribu pemirsa
mendaftarkan diri pada kursus latihan mengemudi. Maccoby mengkampanyekan
kesehatan untuk mengurangi penderita sakit jantung.
Adapun ruang lingkup teori ini sebagai berikut:
1. Media Massa
Media massa dalam sejarahnya pernah memiliki kemampuan yang luar
biasa dalam mempengaruhi seseorang, mulai dari proses kognitif hingga
menuntun perilaku. Tapi hal ini terjadi pada zaman perang Dimana
penguasa menjadikan media massa sebagai alat propaganda untuk
menakuti musuh dan menciptakan loyalitas rakyat untuk mendukung
kebijakan penguasa. Model komunikasi massa yang berlaku pada saat itu
adalah model linear, yaitu komunikator menyebarluaskan pesan melalui
media massa kepada khalayak. Khalayak bisa menghukum media jika
informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan kebutuhan khalayak.
Caranya dengan beralih ke media yang lain. Inilah fase, dimana media
massa dan khalayak berada pada level yang sama. Walaupun demikian,
dalam interaksi media dan khalayak saat ini, model linear sebenarnya
tetap berlangsung, sehingga media massa terap bisa berpengaruh terhadap
kognitif hingga prilaku seseorang. Tapi untuk mengkaji pengaruh pesan
pada khalayak, diperlukan lebih banyak pariabel, antara lain jenis
informasi yang diikuti dari media, frekuensi dan intensitas mengikuti
informasi tersebut, dan juga variabel-variabel internal khalayak seperti,
tingkat pendidikan dan wawasan, jenis kelamin, tingkar usia, dan
kelompok sosial lainnya.
2. Manfaat dan Fungsi
a. Teori-Teori Peluru (Bullet Theory)
Berdasarkan teori ini, media massa seperti peluru yang
ditembakkan ke tengah masyarakat media massa dipandang
sebagai jarum suntik untuk mengalirkan obat ke dalam tubuh

3
manusia. Media berperan secara otomatis untuk memasukkan
pesan-pesan ke pribadi dan masyarakat umum.

b. Pendekatan Rangsangan-tanggapan (Stimulasi - Respons)


Berdasarkan teori ini media massa berperan untuk mendapatkan
dan melihat rangsangan (respons) yang menghasilkan reaksi dari
masy-arakat. Artinya, media massa dapat berperan sebagai
pemberi informasi kepada masyarakat, sehingga media ikut
menambah wawasan di tengah-tengah masyarakat.
3. Kelebihan dan Kekurangan Teori Jarum Hipodermik
Adapun kelebihannya sebagai berikut:
a. Audience dapat lebih mudah dipengaruhi
b. Pesanya lebih mudah dipahami
c. Sedikit kontrol karena masyarakat masih dalam kondisi homogen.

Dalam hal ini teori jarum hipodermik juga memiliki kekurangan


diantaranya:

a. Keberadaan masyarakat yang tak lagi homogen dapat mengikis


teori ini, dan tingkat pendidilean masyarakat yang semakin
meningkat.
b. Meningkatnya jumlah media massa sehingga masyarakat bisa
menentukan pilihan yang menarik bagi dirinya sendiri.
c. Adanya peran kelompok yang juga menjadi dasar audience untuk
menerima atau menolak pesan dari media tersebut.

B. Teori Agenda Setting


Teori Agenda Setting adalah teori komunikasi massa yang dikemukakan oleh
seorang Profesor Jurnalistik Maxwell McComb dan Donald Shaw, mereka
mengemukakan bahwa media massa mempunyai kemampuan untuk memindahkan
wacana dalam agenda pemberitaan kepada agenda publik. Kedua ahli tersebut percaya
bahwa ada dua sisi yang digunakan pada teori ini untuk mengkaji media, yaitu melihat
kekuatan dari media dan kebebasan khalayak untuk memilih.
1. Dasar Teori Agenda Setting

4
Maxwell McComb dan Donald Shaw mengemukakan bahwa media massa
memiliki kemampuan untuk memindahkan wacana dalam agenda
pemberitaan kepada agenda publik. Sesuatu yang dianggap penting oleh-
media maka hal tersebut akan menjadi penting untuk dipublikasikan.
Dalam konteks Amerika Serikat dicontohkan bahwa kekuatan pers di
Amerika cenderung primordial, mereka membuat agenda sendiri untuk
menjadi bahan diskusi public, mengalahkan semua kekuatan politik dan
tidak terbantahkan oleh semua hukum.
2. Khalayak Dan Agenda Publik
Menurut Maxwell McComb dan Donald Shaw, khalayak perlu
mendapatkan perhatatian dalam kajian agenda setting. Khalayak akan
memilih berita yang mereka anggap tidak membahayakan bagi ideologi
mereka. Teori Agenda Setting mencoba mengkaji ulang penelitian-
penelitian media yang selama dua dekade didominasi oleh hipotesa bahwa
khalayak adalah entitas yang pasif. Ada dua sisi yang digunakan teori
Agenda Setting ini untuk mengkaji media, yaitu melihat kekuatan dari
media dan kebebasan khalayak untuk memilih.
Dalam kajian aslinya, Maxwell McComb dan Donald Shaw mengakui
bahwa manusia bukanlah entitas yang hanya menunggu program yang
ditawarkan oleh media, sehingga penonton bisa menjadi lebih waspada
terhadap tayangan dibandingkan dengan penonton lainnya. Untuk
mengkaji hal ini, maka Maxwell McComb dan Donald Shaw
menggunakan teknik Uses and Grafication. Ada dua hal yang disebutkan
oleh Maxwell McComb dan Donald Shaw untuk menunjukkan sebab dari
penunjukkan agenda oleh publik, yaitu kebutuhan akan orientasi dan
indeks dari rasa ingin tahu, dan derajat ketidakpastian akan membuat.
3. Efek Perilaku Dari Agenda Media
Sebagian besar dari 50 hasil penelitian tentang agenda setting
menekankan pada pengukuran efek dari agenda media atau opini publik.
Dari sebagian penelitian, didapatkan hasil bahwa agenda media tidak
sekadar mempengaruhi opini, tetapi juga mempengaruhui perilaku
khalayak. Prediksi yang dilakukan bahwa efek yang ditimbulkan oleh
media cetak tradisional lebih efektif dibandingkan dengan jenis media
elektronik kontemporer.

5
Maxwell McComb dan Donald Shaw menyatakan bahwa agenda setting
dalam konsep tidak hanya dibatasi pada hubungan yang dibangun dengan
topik tertentu antara media dan khalayak. Mereka juga menambahkan
literatur terhadap kajian tentang efek media, mereka menunjukkan
beberapa penelitian yang menunjukkan pemilihan berita untuk digunakan
dalam menentukan isu apa yang dianggap paling penting. Teori agenda
setting juga menyediakan alat pengingat bahwa bagaimanapun cerita
media dan apapun bentuknya tetaplah sebuah cerita, karena pesan media
selalu membutuhkan pemaknaan.

C. Teori Uses And Gratification


Teori uses and gratification ini membahas apa yang dilakukan konsumen pada
media, yakni menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Konsumen
memiliki kuasa untuk menentukan media mana yang akan digunakan. Teori ini
mengatakan bahwa pengguna media memainkan peranan aktif untuk memilih dan
menggunakan media. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang
paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya (Nurudin, 2007: 181).
Model ini digambarkan oleh Swalon dalam Jalaluddin Rakhmat (2012: 65)
sebagai “a dramatic break with effects tradition of the past”, yaitu suatu loncatan
dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang
dilakukan oleh media pada diri orang. Tetapi tertarik pada apa yang dilakukan orang
terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhannya. Istilah uses and gratification, penggunaan dan pemenuhan
kebutuhan dari sini. Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi berguna;
bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif, bahwa perilaku media mencerminkan
kepentingan dan preferensi; dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (Blumber,
dalam Jalaluddin Rakhmat, 2012: 65). Karena penggunaan media hanyalah salah satu
cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi
ketika kebutuhan itu terpenuhi.
Konsep dasar model ini diringkas oleh para pendirinya (Karz, Blumber, dan
Gurevicth) Dengan model ini, yang diteliti lalah sumber sosial dan psikologis dari
kebutuhan, yang melahirkan harapan-harapan dari media massa atau sumber-sumber
yang lain, yang menyebabkan perbedaan pola terpaan media (atau keterlibatan dalam
kegiatan lain). Dan menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain,

6
bahkan seringkali akibat-akibat yang tidak dikehendaki (Jalaluddin Rakhmat.
2012:65).
Penggunaan media menurut Rosengren dalam Jalaluddin Raldimar (2012: 66)
terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media jenis, isi media yang
dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media
yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Efek media dapat
dioperasionalisasikan sebagai evaluasi media untuk memberikan kepuasan, misalnya
sejauhmana surat kabar membantu responden memperjelas suatu masalah, sebagai
dependensi media, misalnya kepada media mana atau isi yang bagaimana responden
amat bergantung untuk tujuan informasi dan sebagai pengetahuan, misalnya apa yang
diketahui.
Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media
untuk mendapatkan pemenuhan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Dalam hal
ini, sebagian besar perilaku audience akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan
(needs) dan kepentingan (interests) individu. Meskipun demikian perlu dipahami
bahwa ini adalah suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan dari media),
oleh karenanya pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses
komunikasi.
Denis McQuail (1981) menyebutkan adanya dua hal dibalik kebangkitan
pendekatan ini. Pertama adalah adanya oposisi terhadap asumsi yang deterministik
mengenai efek media, yang merupakan bagian dari dominannya peran individu yang
kita kenal dalam model komunikasi dua tahap. Kedua, adanya keinginan untuk lepas
dari perdebatan yang kering dan terasa steril mengenai penggunaan media massa yang
hanya didasarkan atas selera individu. Dalam hal ini, pendekatan uses and
gratifications memberikan suatu cara alternatif untuk memandang pada hubungan
antara isi media dan audience, dan pengkategorian isi media menurut fungsinya
daripada sekedar tingkat selera yang berbeda.
Media sangat menjaga loyalitas khalayak apalagi ditengah persaingan media yang
cukup ketat, itulah mengapa akhirnya khlayak atau publik menempati posisi yang
sangat penting.
Ada lima karakteristik khalayak menurut (Nurudin, 2007: 105), yaitu:
1. Khalayak cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi
pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka. Individu-

7
individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan
seleksi kesadaran.
2. Khalayak cenderung besar. Besar di sini berarti tersebar ke berbagai wilayah
jangkauan sasaran komunikasi massa. Namun besar itu sifatnya relatif karena
tak ada ukuran pasti tentang luasnya khalayak.
3. Khalayak cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan
kategori sosial. Walaupun beberapa yang memiliki sasaran, heterogenitas tetap
ada. Misalnya ada majalah yang di khususkan untuk kalangan dokter, secara
profesi mereka sama, namun tetap berbeda secara status ekonomi sosial,
agama, maupun umur.
4. Khalayak cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.
5. Khalayak secara fisik dipisahkan dari komunikator, bisa juga dikatakan
khalayak dan komunikator dipisahkan oleh ruang dan waktu.

Pendekatan uses and gratifications ditujukan untuk menggambarkan proses


penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu
atau agregasi individu.
Dalam suatu studi mengenai penggunaan televisi oleh anak, Brown (1976)
menemukan arti penting media tersebut yang bersifat multi fungsi dan memberikan
kepuasan bagi kebanyakan anak pada umumnya, seperti mengajarkan tentang
bagaimana orang lain menjalani hidupnya atau memberikan suatu bahan pembicaraan
dengan teman-temannya.
Dalam suatu studi mengenai reaksi audience selama terjadi pemogokan di surat
kabar, Berelson (1949) menemukan bahwa surat kabar harian dapat memenuhi
kebutuhan pembacanya akan fungsi-fungsi berikut: memberikan informasi dan
interpretasi mengenai hal-hal yang terjadi dalam masyarakat, sebagai alat bagi
kehidupan sehari-hari dan sumber relaksasi, memberikan prestise sosial, memberikan
kontak sosial, dan digunakan sebagai bagian dari ritual sehari-hari.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi massa merupakan salah satu cabang teori komunikasi yang memliki
beberapa teori diantaranya yang kami jabarkan mengenai teori jarum hipodermik,
agenda setting dan uses and gratification.
Teori jarum hipodermik merupakan teori pertama tentang pengaruh atau efek
komunikasi massa terhadap khalayaknya, Dinamakan jarum hipodermik karena model
komunikasi ini seakan- akan seperti disuntikkan langsung ke dalam jiwa komunikan.
Seperti halnya obat yang disebarkan ke dalam tubuh sehingga mengakibatkan
terjadinya perubahan terhadap fisik manusia. Begitupun pesan-pesan yang terjadi
pada model ini. Komunikasi yang dilakukan, bahkan bisa mengubah sistem psikologis
komunikan.
Pada teori agenda setting menyatakan bahwa media massa memiliki kemampuan
untuk memindahkan wacana dalam agenda pemberitaan kepada agenda publik.
Sesuatu yang dianggap penting oleh- media maka hal tersebut akan menjadi penting
untuk dipublikasikan. agenda setting dalam konsep tidak hanya dibatasi pada
hubungan yang dibangun dengan topik tertentu antara media dan khalayak. Mereka
juga menambahkan literatur terhadap kajian tentang efek media, mereka menunjukkan
beberapa penelitian yang menunjukkan pemilihan berita untuk digunakan dalam
menentukan isu apa yang dianggap paling penting.
Dalam teori uses and gratification sendiri menyatakan Konsumen memiliki kuasa
untuk menentukan media mana yang akan digunakan. Teori ini mengatakan bahwa
pengguna media memainkan peranan aktif untuk memilih dan menggunakan media.
Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam
usaha memenuhi kebutuhannya, diketahui.
Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media
untuk mendapatkan pemenuhan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Dalam hal
ini, sebagian besar perilaku audience akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan
(needs) dan kepentingan (interests) individu.

9
B. Saran
Dalam proses pembuatan makalah ini tentu kami belum sempurna dalam memaparkan
teori ataupun referensi yang ada, yang berkaitan dengan hubungan ilmu dakwah
dengan ilmu yang lainnya, tentu hal ini menjadi proses pembelajaran kami kedepan
dalam membuat makalah, tentu kami sangat menghargai pembaca dalam meberikan
saran atau pun kritikan sebab hal semacam inilah yang dapat menambang wawasan
dan referensi kami mengenai judul yang kami paparkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto Dan Raharjo Mulyo, “Teori Komunikasi” ( Cet;1 Yogyakarta: Penerbit Gava
Media, 2016)

Daulay Hamdan, “Jurnalistik Dan Kebebasan Pers” (Cet; 1 Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2016)

Romli Khomsahril,” Komunikasi Massa” (Cet;1 Jakarta: PT Grasindo, 2016)

11

Anda mungkin juga menyukai