Oleh
Pradito Bimantoro
22222004
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
JAWABAN
Estimasi nilai Minimum Misicble Pressure (MMP).
Fluida injeksi pertama = 100% CO2
Fluida injeksi kedua = 92.5 mol% CO2 dan 7.5 mol% C1.
Tabel I-1
Crude Oil Data
Parameter Nilai Satuan
Volatile 5 Mol%
Intermediates 7.5 Mol%
Ratio volatile to intermediate 0.667
C5+ molecular weight 185.8
0
Reservoir Temperature 130 F
Estimasi MMP menggunakan korelasi Holm and Josendal (1974), Yellig and Metcalfe (1980),
Alston et al, dan Sebastian et al (1985).
1. Untuk fluida injeksi = 100% CO2, korelasi yang digunakan adalah Holm and Josendal
(1974), Yellig and Metcalfe (1980) dan Alston et al (1985). Korelasi Sebastian et al
tidak dapat digunakan pada pure CO2 seperti pada kasus ini. Metode Holm and Josendal
(1974) mengkorelasikan MMP sebagai fungsi temperature dan densitas minyak.
Densitas minyak pada metode ini sendiri berfokus kepada kandungan kompenen C5+
pada minyak. Dengan menggunakan data temperature dan molecular weight komponen
C5+, didapatkan MMP sebesar 1880 psia seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 1. Plot MMP Holm and Josendal (1974)
Metode Yellig and Metcalfe (1980) mengkorelasikan MMP sebagai fungsi hanya dari
temperature. Namun, jika Pb < MMP yang dikorelasikan, maka Pb merupakan MMP.
Dengan Pb < MMP, maka didapatkan nilai MMP =1630 psia.
Dari pengujian slimtube , didapatkan nilai MMP = 1500 psia. Apabila dibandingkan
dengan korelasi lain yang digunakan, nilai error untuk
• Holm and Josendal (1974) = 25%,
• Yellig and Metcalfe (1980) = 8.7%,
• Alston et al (1985) = 5.4%
Korelasi Alston et al (1985) menunjukkan estimasi yang paling mendekati nilai MMP
test . Hal tersebut dpat disebabkan parameter pada korelasi yang digunakan lebih
banyak dibandingkan dengan korelasi lain.
2. Untuk fluida injeksi 92.5 mol% CO2 dan 7.5 mol% C1, korelasi yang digunakan adalah
Alston et al (1985) dan Sebastian et al (1985). Korelasi Holm and Josendal (1974) dan
Yellig and Metcalfe (1980) digunakan untuk fluida injeksi pure CO2.
0.925 x 44
CO2 = ( ) =97.1 wt%
0.925 x 44+0.075 x 16
C1 =100%-97.1%=2.9 wt%
Pseudocritical temperatures:
Correction Factor:
Pco2-imp
=1-2.13x10-2 (295.7-304.2)+2.51x10-4 x(295.7-304.2)2 -2.35x10-7 (295.7-304.2)3 =1.199
Pco2
Dengan nilai MMP Yellig and Metcalfe (1980) = 1630 psia dan nilai koreksi = 1.199,
maka didapatkan nilai MMP = 1954 psia.
Dari kedua korelasi, nilai MMP terbesar dihasilkan korelasi Sebastian et al. Diketahui
penambahan C1 pada fluida injeksi CO2 dapat meningkatkan nilai MMP. Hal tersebut
berbanding terbalik dengan penambahan intermediate hydrocarbons (C2, C3, etc.) dan
H2S yang dapat menurunkan nilai MMP.
Problem 2.9
Fig. 2.39 shows the phase behavior of mixtures of Chemicals A, B, and C. The diagram is on
a pound-mass basis and is for a fixed T and p. Mixtures of Components A, B, and C are
contained in three vessels as shown in Fig. 2.40. The contents of the three vessels are mixed
together in a fourth vessel, which is held at the p and T corresponding to the ternary diagram.
1. Describe the resulting mixture as follows: (a) Show the overall composition on the diagram;
(b) indicate whether the mixture is one phase or two phases at the specified p and T; and (c) if
the mixture is two phase, specify the composition and amount of each phase. 2. Assume that a
long porous-media bed is originally saturated with a liquid mixture which is 70% A, 25% B,
and 5% C. This mixture is displaced by pure C, which is a vapor. When the injected vapor first
breaks through at the end of the bed, what will be the composition of this effluent vapor phase?
Use the ternary diagram to show the basis for your answer.
Tabel 1 menunjukkan komposisi dari campuran bahan kimia A, B dan C yang memiliki phase
behaviour seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Ketiga campuran bahan kimia tersebut akan
dicampurkan pada suatu wadah.
Tabel II-1
Komposisi Campuran Bahan Kimia
Komponen A (lbm) B (lbm) C (lbm)
1 0.85 0.05 0.1
2 0.6 0.3 0.1
3 0 0 2
Total 1.45 0.35 2.2
V
A
b. Apakah campuran yang terbentuk satu /dua fasa pada tekanan dan temperatur tersebut?
Campuran yang dihasilkan merupakan campuran dua fasa dikarenakan titik A berada pada
zona dua fasa ternary diagram.
c. Jika campuran dua fasa, tentukan komposisi dan jumlah dari setiap fasa!
Jumlah fasa fluida ditentukan dari perbandingan jarak titik A ke titik L (liquid) dan V
(vapor) sebagai berikut.
AV 2,1
%Liquid= = x 100%=42%
LV 5
AL 2.9
%Vapor= = x 100%=58%
LV 5
Komposisi kimia dari masing-masing fasa ditunjukkan melalui komposisi pada titik L
(liquid) dan titik V (vapor).
Tabel II-2
Komposisi Liquid dan Vapor
2. Asumsikan long porous media bed disaturasikan dengan campuran 70% A, 25% B dan
5% C yang kemudian disapuh oleh pure C vapor. Ketika injeksi vapor breaks through
pada ujung bed, Tentukan komposisi fasa vapor tersebut dengan menggunakan ternary
diagram.
V
B
L A
Berdasarkan komposisi fluida saturasi yang diplot pada ternary diagram, didapatkan titik
A pada seperti pada gambar diatas. Garis C-A kemudian dipertemukan dengan garis L
(liquid)-V (vapor) yang didapatkan pada bagian sebelumnya sehingga menghasilkan titik
B. Karena titik B berada pada zona dua fasa, maka terdapat liquid dan vapor yang
terbentuk. Persentase vapor ditunjukkan sebagai berikut.
𝐵𝐴 3,2
%𝑉𝑎𝑝𝑜𝑟 = = 𝑥 100% = 64%
𝐶𝐴 5
Komposisi dari vapor phase ditunjukkan oleh titik potong garis CA pada garis batas dua
fasa zona vapor. Titik tersebut menunjukkan komposisi 6% A, 2% B, dan 92% C.