Anda di halaman 1dari 25

1

SPEKTROFOTOMETRI
UV – VIS
2

Analisis Komponen Tunggal dengan


Spektrofotometri UV-Vis
3
TAHAPAN MELAKUKAN ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETRI
UV-Vis
1. Apakah senyawa tersebut dapat dianalisis dengan spektrofotometri
Uv-vis
2. Membuat larutan standar
3. Menentukan larutan panjang gelombang maksimum
4. Membuat kurva baku antara Absorbansi versus konsentrasi sehingga
diperoleh persamaan regresi linier.
5. Menentukan kadar sampel.
4
Senyawa yang dapat dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis adalah
senyawa yang mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi (rangkap tidak rangkap/
ikatan rangkap berselang-seling).

Contoh
5
Contoh Soal
100 mg sampel yang mengandung Parasetamol dilarutkan dengan
etanol hingga 100 ml. Diambil 10 ml diencerkan hingga 100 ml.
dari larutan yang sudah dilarutkan diukur Absorbansinya ternyata
A = 0,465. Hitunglah kadar paresetamol dalam sampel tersebut ?
1. Terlebih dahulu membuat larutan standar parasetamol 100 ppm sebanyak 100
ml: ditimbang parasetamol murni 10 mg lalu ditambah etanol absolut sampai 100 6
ml (10mg/100ml=10000µg/100ml=100 µg/ml=100ppm)

2. Membuat seri larutan standar paracetamol misal 10 ppm, 20 ppm 30 ppm, 40


ppm dan 50 ppm.
Caranya: missal untuk konsentrasi (C2)= 10 ppm volume yang diambil dari lat
stok standar paracetamol 100 ppm yang dilarutkan dalam 10 ml
C1 x V1 = V2 x C2
100 ppm x V1=10 ml x 10 ppm
V1 = 1 ml
jadi volume larutan yg diambil dr lat stok satndar paracetamol untuk membuat lat
standar 10 ppm= 1 ml yg dilat dlm 10 ml pelarut
dst…

3. Mencari panjang gelombang maksimum

4. Membuat kurva kalibrasi Absobansi VS Konsentrasi

5. Membuat persamaan regrasi lininier Y = a + bx


Larutan Baku Paracetamol
7

No. Konsentrasi Absorbansi


Parasetamol
1 10 ppm 0,25
2 20 ppm 0,36
3 30 ppm 0,45
4 40 ppm 0,58
5 50 ppm 0,79
Cara mencari regresi linier dengan kalkulator casio fx-350
MS
1. Tekan tombol AC
2. Tekan Mode muncul comp 1, SD 2, REG 3
8
3. Pilih angka 3 (REG)
4. Pilih angka 1 (lin)
5. Memasukkan angka-angka X,Y kita dapat mengetikkan angka
pertama yaitu untuk variabel X (Konsentrasi) lalu tekan
tombol koma (,) letaknya di atas tombol DEL di bawah tombol cos,
kemudian kita masukkan angka kedua yaitu untuk variabel Y
(Absorbansi)
6. setelah melakukan langkah kelima di atas, kita harus men-save
datanya, yaitu dengan menekan tombol M+, letaknya di atas tombol
AC
7. masukkan semua data dengan cara ulangi langkah 5 dan langkah 6
8. jika semua data telah dimasukkan, kita perlu menampilkan hasil data
yang telah kita input dalam bentuk A, B, X rata-rata, korelasi (r), dst,
dengan cara menekan tombol SHIFT » tekan tombol 2, geser panah
kekanan sebanyak 2 kali sehingga muncul "A 1, B 2, r 3" pada layar.
9. hasil yang telah kita dapat di kalkulator bisa kita masukkan ke dalam
rumus yang telah tersedia.
9

Y = a + bx
Y = Absorbansi
a = intersep (titik potong garis regresi
terhadap sumbu y, a = + titik potong
di atas titik 0,0 , a = - titik potong
di bawah titik 0,0)
b = Slope (kemiringan garis / tg sudut )
x = Konsentrasi larutan standar/sampel
10

r=
11
Dari data absorbansi seri konsentrasi larutan baku yang dibuat di
atas diperoleh
a = 0,096
b = 0,013
r = 0,9852
sehingga diperoleh persamaan regresi linier
y = 0,096 + 0,013 x
jika y = 0,465 maka x = 28,38
Menghitung kadar sampel
12 kurva
Data pengukuran absorbansi sampel kemudian dimasukkan kedalam persamaan
baku (sebagai faktor y), maka akan didapat x yang merupakan kadar sampel. Apabila
sampel dalam bentuk serbuk, maka satuan kadar dijadikan b/b dengan perhitungan:
kadar xFp x volume larutan stok
Kadar sampel (dalam b/b)= x 100%
penimbangan sampel

Fp= 10 ml larutan stok sampel dilarutkan hingga 100 ml ; Fp= 100/10= 10 kali
jika Absorbansi (y) = 0,465 dengan memasukkan nilai y kedalam persamaan regresi linier y = 0,096
+ 0,013 x maka kadar (x) = 28,38 ppm= 0,02838 mg/ml
Kadar sampel = C.reg. x Fp x V lat stok sampel
NB:
berat sampel satuan C reg jika mg/ml
Maka berat sampel dlm mg
= 0,02838 mg/mlx 10 x 100 ml x 100 %
Dan vol sampel dl ml
100 mg Jika C reg mg/L maka berat sampel
Dalam mg dan vol sampel dalam L
= 28,38 % b/b
13

cara menganalisis campuran


dua senyawa obat
Two-Component Mixture 14

X+Y

X Y

Example of a two-component mixture with little spectral overlap


Two-Component Mixture 15

A B A+B

A
X+B
Y
A
X

YB

Example of a two-component mixture with significant spectral


overlap
16
Bila diinginkan pengukuran 2 buah senyawa yang berbeda secara bersama-sama 17
dilakukan pada 2 panjang gelombang yang mana masing-masing komponen tidak
saling mengganggu.
Pengukuran dilakukan pada masing-masing larutan pada tiap panjang gelombang
(menurut banyaknya komponen), sehingga diperoleh persamaan hubungan antara
absorbansi dengan konsentrasi pada panjang gelombang tersebut

 Dari hukum Lambert-Beer, dapat diketahui bahwa absorbansi (A)


berbanding lurus dengan absortivitas molar (ε), tebal kuvet (b), dan
konsentrasi (c).
 Absorbansi senyawa 1, A1= ε1.b1. c1
 Absorbansi senyawa 2, A2= ε2.b2. c2
Pengukuran campuran 2 senyawa dilakukan baik pada panjang gelombang 1 (λ1) maupun
18
(λ2), oleh karena itu absorbansi pada panjang gelombang tersebut merupakan jumlah dari
absorbansi senyawa 1 dan senyawa 2 yang menggambarkan spektra 2 buah senyawa, yang
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
A (pada λ1)= (ε1. c1) pada λ1 + (ε2. c2) pada λ1................pers.(1)
A (pada λ2)= (ε1. c1) pada λ2 + (ε2. c2) pada λ2.................pers.(2)

Yang mana:
C1: konsentrasi senyawa 1
C2: konsentrasi senyawa 2
ε1 pada λ1 : absorptivitas molar senyawa 1 pada panjang gelombang pertama
ε1 pada λ2 : absorptivitas molar senyawa 1 pada panjang gelombang kedua
ε2 pada λ1 : absorptivitas molar senyawa 2 pada panjang gelombang pertama
ε2 pada λ2 : absorptivitas molar senyawa 2 pada panjang gelombang kedua
A (pada λ1): Absorbansi senyawa campuran pada panjang gelombang pertama
A (pada λ2): Absorbansi senyawa campuran pada panjang gelombang kedua
19
Contoh perhitungan analisis 2 campuran
secara bersama-sama

Absorbansi obat A dengan konsentrasi 0,0001 M dalam kuvet 1 cm adalah


0,982 pada λ 420 nm, dan sebesar 0,216 pada λ 505 nm. Absorbansi obat
B dengan konsentrasi 0,0002 M adalah 0,362 pada λ 420 nm dan sebesar
1,262 pada λ 505 nm. Absorbansi campuran 2 obat adalah 0,820 pada λ
420 nm, dan sebesar 0,908 pada λ 505 nm. Berapakah konsentrasi
masing-masing obat A dan obat B?
jawab 20

 Pertama kali dicari nilai absoptivitas molar obat A dan obat B pada panjang gelombang 420 nm dan
505 nm.
0,982
 εA (420 nm)= =9820 M-1 cm-1
0,0001 𝑀 𝑥 1𝑐𝑚

 Dengan cara yang sama maka diperoleh nilai εA (505 nm)= 2160 M-1 cm-1 ;
 Nilai εB (420 nm)= 1310 M-1 cm-1 dan nilai εB (505 nm)= 6310 M-1 cm-1
Jika Absorbansi campuran 2 obat : A (420 nm)= 0,820; A (505 nm)= 0,908 dengan memasukkan nilai
tersebut ke persamaan berikut:
A (420 nm)= (εA. cA) pada 420 nm + (εB. cB) pada 420 nm maka 0,820=9820 cA + 1310 cB ………..(i)
A (505 nm)= (εA. cA) pada 505 nm + (εB. cB) pada 505 nm maka 0908=2160 cA + 6310 cB ………..(ii)
Persamaan (i) dan (ii) dapat diselesaikan secara substitusi atau eliminasi
21

 Dengan cara substitusi

0,820−1310cB
 Persamaan (i) dapat diubah menjadi: cA = ke persamaan (ii) maka
9820

0,820−1310cB
0,908=2160( )+ 6310 cB
9820

 Sehingga diperoleh konsentrasi obat B (cB)= 0,0001208 M

 Untuk memperoleh konsentrasi obat A dapat dilakukan dengan cara yang sama
memasukkan nilai cB tersebut ke persamaan (i) atau (ii) sehingga diperoleh nilai
konsentrasi obat A(cA)= 0,0000674 M
22
Soal
 Sebanyak 5 seri larutan senyawa standar poldin metilsulfat diukur absorbansinya
pada kuvet setebal 1 cm dan panjang gelombang 257 nm
C (mg/mL) A pada 257 nm
0,1 0,105
0,2 0,207
0,3 0,318
0,4 0,420
0,5 0,529

 Hitunglah persamaan kurva baku poldin metilsulfat dari data yang diperoleh!
 Hitunglah kemurnian suatu sampel poldin metil sulfat seberat 500 mg dilarutkan
dalam methanol hingga 1 liter. Absorbansi larutan yang diperoleh pada panjang
gelombang 257 nm sebesar 0,473!
jawab 23

Diperoleh
 a = -0,0025
 b = 1,061
 r = 0,999
 sehingga diperoleh persamaan regresi linier
 y = -0,0025+ 1,061x
 Jika Absorbansi sampel (y)=0,473 dengan memasukkan nilai tsb ke persamaan regresi
linier maka x= 0,448 mg/mL
 Kemurnian sampel= C.reg. x Fp x V lat stok sampel
 berat sampel
 = 0,448mg/mlx 1 x 1000 ml x 100 %
 500 mg
 = 89.6 % b/b
24
Soal

1. Pada panjang gelombang 284 nm, asam p-aminosalisilat dalam metanol memiliki
absorptivitasmolar 1,6 x 104 M-1 cm-1, sementara asam ftalat mempunyai absorptivitas
molar 6,3 x 102 M-1 cm-1. Hitunglah absorbansi larutan yang mengandung asam p-
aminosalisilat 1 x 10-5 M dan asam ftalat 4 x 10-4 M pada panjang gelombang 284 nm dan
kuvet 2 cm.
25
Soal. Perhitungan analisis kuantitatif senyawa tunggal dg
spektrofotometri UV-Vis menggunakan Nilai 𝐸1𝑐𝑚1%

2. Sebanyak 20 tablet ditimbang satu persatu untuk megetahui keseragaman berat tablet. Sebanyak
20 tablet furosemid ditimbang sekaligus, dan mempunyai berat 1,656 g. Serbuk dengan berat 519,5
mg digojog dengan 300 ml NaOH 0,1 N untuk mengekstraksi furosemid yang bersifat asam, lalu
diencerkan sampai 500 mL dengan NaOH 0,1 M. Sejumlah ekstrak disaring dan diambil 5,0 ml
filtrate lalu diencerkan dengan NaOH 0,1 M sampai 250 mL. Absorbansi dibaca pada panjang
gelombang 271 nm terhadap blanko NaOH 0,1 N dan absorbansi sebesar 0,596. (Nilai
1%
𝐸1𝑐𝑚 Furosemid dalam basa pada panjang gelombang 271 nm= 580). Hitung kandungan furosemid
tiap tabletnya!

Anda mungkin juga menyukai